Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SKRINING PRAKONSEPSI

OLEH :

DARNIYANTI I SANGAJI (A1A222034)


ASMIATI (A1A222035)
NUR RAHMA (A1A222036)
ASNIAR AS (A1A222037)

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

PRODI S1 KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia – Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami
dengan tepat waktu yang berjudul : “SKIRINING PRAKONSEPSI”.

Harapan kami dari kelompok 8 yaitu agar pembaca dapat memahami


tentang Humaniora,social,budaya spiritual konteks, dan perubahan dinamika,
budaya dalam kebidanan. Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kami
kepada dosen kami yang dan teman-teman yang telah membimbing kami
dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan, baik dalam sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah ilmu wawasan kita, Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Makassar, 10 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................

A. Pengertian Skrining Prakonsepsi.................................................3


B. Tahapan Skrining Prakonsepsi....................................................4

BAB III PENUTUP...............................................................................8

A. Kesimpulan .................................................................................8
B. Saran ...........................................................................................8

TUPOKSI...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI ) di Indonesia merupakan yang
tertinggi di ASEAN yaitu 359 per100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) 35 per 1000 kelahiran hidup. AKI dan AKB
merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Data AKI dan
AKB jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya memang telah
mulai menurun, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan bila
dibandingkan salah satu target Millennium Development Goals (MDGs)
yang lalu yaitu untuk menurunkan AKI sampai 102 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000 kelahiran pada tahun 2015.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
menurunkan AKI dan AKB, namun demikian tetap diperlukan upaya
akselerasi pencapaian target Kesehatan Ibu dan Anak.(Yulivantina et
al., 2022)
Angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh komplikasi pada
kehamilan dan persalinan sebagai akibat dari tidak ada perencanaan
kehamilan yang baik. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal
perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini,
bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan
prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko komplikasi dalam
kehamilan dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan
kehamilan sehat (WHO, 2013). (Yulivantina et al., 2022)
Pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan skrining pra
konsepsi pada wanita usia subur untuk mempersiapkan perempuan dalam

iv
menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Skrining pra
konsepsi yang dapat dilakukan pada calon pengantin minimal adalah
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi. (Yulivantina et al.,
2022)
Skrining prakonsepsi merupakan hal yang penting untuk dilakukan
sebelum hamil. Tetapi masyarakat belum memandang skrining pra
konsepsi sebagai hal yang penting sehingga angka keikutsertaan
masyarakat dalam skrining prakonsepsi masih sedikit.(Yulivantina et al.,
2022)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skrining prakonsepsi ?
2. Apa saja tahapan dalam skrining prakonsepsi ?

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Skrining Prakonsepsi


Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah
serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi
risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan
wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi dilakukan
sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta
calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.
(CDC,2006) Yang termasuk dalam Perawatan masa prakonsepsi yaitu
pada masa sebelum konsepsi dan masa anatara konsepsi yang dapat
dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi. (WHO, 2013).
(Yulivantina et al., 2021)
Manfaat skrining pra konsepsi :

1. Bagi seorang wanita. skriining para nikah tidak hanya


sekedar untuk merencanakan kehamilan, tetapi untuk
menjaga dan memilih kebiasaaan untuk hidup sehat

2. Bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk


memilih untuk menjaga tetap sehat dan membantu orang
lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai mitra
wanita berarti mendorong dan mendukung kesehatan
pasangannya dan jika menjadi seorang ayah, ia akan
melindungi anak-anaknya. Jadi kesehatan prakonsepsi
adalah tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang
Anda cintai dengan masa depan yang cerah dan sehat.

3. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua


melaksankan hidup sehat sebelum dan selama kehamilan

vi
sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau keadaaan
yang tidak normal lainnya dan memeberi kesempatan
pada bayi terhadap bayi untuk memulai kehidupannya
dnegan sehat.

4. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan


keluarga yang sehat dan akan menciptakan kualitas
keluarga yang lebig baik dimasa yang akan datang.
(Yulivantina et al., 2021)
B. Tahapan Skrining Prakonsepsi
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis
yang aktif antara dokter dan tenaga medis dengan pasien, sehingga
komunikasi yang aktif tersebut adalah bentuk komunikasi yang
bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang empati.
Anamnesa dapat membantu tenaga medis mediagnosa dan
menyusun perencanaan yang baik untuk pasien dalam melakukan
rencana prakonsepsi.
Tujuan anamnesa adalah mendapatkan data atau informasi
tentang keluhan yang sedang dialami atau diderita oleh pasien.
Anamnesa yang tepat dapat membantu penegakan assesment dan
diagnosa dan membangun komunikasi yang baik antara seorang
petugas medis dengan pasiennya. Anamnesa yang tepat dapat
membuka hubungan dan kerjasama yang baik yang bermanfaat
untuk pemeriksaan selanjutnya.
Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
Autoanamnesa, ialah anamnesa yang dilakukan secara langsung
kepada pasien. Pasien sendirilah yang menjawab semua
pertanyaan dan menceritakan kondisinya. Allonamnesa, ialah
anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti keluarga
pasien atau sahabat pasien guna memperoleh informasi yang
tepat tentang keadaan pasien. Biasanya pada pasien yang tidak

vii
sadarkan diri, bayi, anak- anak. Pada anamnesa jenis ini petugas
medis harus memastikan bahwa sumber informasi berasal dari
orang yang tepat.(Prakonsepsi, 2019)
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kesehatan selama masa prakonsepsi
perlu dilakukan. Dengan alasan pemeriksaan ini bisa
mendeteksi gangguan yang mengancam selama dalam
tahap prakonsepsi. Ha tersebut guna untuk mempersiapkan
kesehatan saat hamil. Yang perlu diperiksa di masa prakonsepsi
seperti riwayat penyakit dan genetik (jika usia calon ibu di atas 36
tahun) siklus haid, dan alat kontrasepsi.
Pemeriksaan fisik ini meliputi analisis urine, pemeriksaan
tekanan darah, dan analisis darah. Pemeriksaan urin diperlukan
untuk melihat apakah terdapat sel-sel normal atau abnormal yang
terkandung dalam tubuh yang dapat mempengaruhi keturunan.
Pemeriksaan tekanan darah sama pentingnya. Menurut Mayo
Clinic, risiko gangguan kehamilan dan melahirkan akan lebih
tinggi pada wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, salah
satunya pre-eklampsia. Selain itu akan ada tes golongan darah
(ABO-RH) untuk mengetahui apakah calon istri memiliki Rh-
negatif. Jika ada, dokter akan memberitahu mereka tentang risiko
dalam kehamilan istri dengan Rh-Negatif
3. Pemeriksaan Laboratorium Pada Suami Istri
Pemerikaaan laboratorium penting dilakukan pada
suami istri yang sedang dalam prakonsepsi. Pemeriksaan
tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada virus atau
penyakit-penyakit yang pada suami istri tersebut yang akan
mempengaruhi kesehatan calon janin. Seperti penyakit hepatitis,
HIV, urinalisa, dan virus-virus lainnya (Sutriyanto, 2019).
Pemeriksaan ini mempunyai banyak sekali manfaat,
diantaranya untuk mengetahui kesehatan reproduksi dari suami

viii
istri, mengetahui kesiapan masing-masing untuk memiliki anak (
baik secara fisik, psikologis, maupun bekal pengetahuan terkait).
Banyak kelainan atau penyakit yang dapat di deteksi melalui
pemeriksaan laboratoriu antara lain penyakit hereditas atau yang
diturunkan orang tua ( thalassemia, hemophilia, sickle cell
disease), penyakit menular (hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS,
penyakit menular seksual, infeksi TORCH, dan penyakit
menahun.
4. Konseling Persiapan Kehamilan
Konseling merupakan bentuk cara penyampaian
informasi yang dilakukan dengan berusaha menggali
permasalahan seseorang secara individual dan mendalam.
Informasi yang diberikan melalui konseling tidak bersifat instruktif
atau memaksakan seseorang untuk melakuakan apa yang di
informasikan kepadanya, karena hal tersebut tidak akan
merubah perilaku seseorang bahkan lebih kepada memaksakan
Bandiyah (2009)
Dalam praktik petugas kesehatan, peran konseling begitu
banyak ditawarkan dalam konteks hubungan dan fokus
utamanya untuk pemecahan masalah. Dalam konseling klien
dapat mengemukakan pikirannya, perasaan, sikap, harapan dan
keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada
seorang bidan, maka klien akan membicarakan segala
masalahnya, baik yang disadari maupun yang tidak disadarinya
(Pieter, 2012).
Tari (2015) mengatakan pasangan subur yang
mendambakan kehamilan sangan dianjurkan untuk dapat
mengikuti konseling prakehamilan. Pasangan bisa menghubungi
dokter atau tenaga medis lainnya untuk berkonsultasi. Banyak
informasi dan hal-hal penting yang harus pasangan suami istri
ketahui sebagai persiapan untuk mendapatkan kehamilan yang

ix
sehat. Perencanaan yang matang menjadi modal utama untuk
keberhasilan kehamilan yang sehat. Informasi yang diperlukan dan
konseling pra kehamilan yaitu data biografi secara lengkap,
riwayat kesehatan, riwayat genetika, perilaku hidup, dan beberapa
pertanyaan lainnya.
5. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami
pentingnya kondisi-kondisi pada masa- masa sebelum terjadinya
proses konsepsi, sehingga para calon bapak dan ibu
hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan
persalinan saja. Hal ini dapat dimengerti karena pengetahuan
yang kurang tentang kondisi-kondisi prakonsepsi disebabkan
tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap mereka (Sujiono,
2004).
Pengetahuan, kesadaran, dan keyakinan tentang
perawatan prakonsepsi tidak mendorong wanita untuk datang
pada pada praktik kesehatan prakonsepsi. Wanita prakonsepsi
muda dan wanita yang sudah mempunyai anak kurang terlibat
dalam perilaku kesehatan prakonsepsi.
Evidance based yang terdapat dalam asuhan prakonsepsi yaitu
berguna untuk pasien, suami dan dokter atau petugas kesehatan
lainnya dalam merencanakan program kesehatan reproduksi dan
mempersiapkannya dengan baik sesuai kebutuhan dan keadaan
masing- masing individu. Ibu yang ingin hamil dievaluasi
kesehatan alat reproduksi dan pendukungnya, sementara ibu yang
belum ingin hamil tetap harus dijaga kesehatan reproduksinya dan
ditawari metode keluarga berencana yang sesuai.(Yulivantina et
al., 2021).

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan
suami istri setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang
tidak mempersiapkan kesehatan diri dalam kesehatan reproduksinya.
Mereka mengagap kehamilan dan mempunyai anak adalah hal yang
alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara khusus. Kesehatan
prakonsepsi dapat berubah dan meningkat maka membutuhkan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, tenaga kesehatan
dan pembuat kebijakan. Padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai
pada saat masa prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini
merupakan kegiatan yang terus dikembangkan untuk
meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan
sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu
dan bayi.(Prakonsepsi, 2019)
Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi
adalah serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan
memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan
dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining
prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan
kesehatan calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum
proses pembuahan terjadi.(Prakonsepsi, 2019)
B. Saran
Diharapakan petugas kesehatan bersama kader-kader posyandu
untuk memberikan promosi kesehatan tentang skrining prakonsepsi dan
diperlukan optimalisasi pelayanan untuk memaksimalkan pelayanan
skrining prakonsepsi.(Gmbh, 2016)

xi
DAFTAR PUSTAKA

Gmbh, S. B. H. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 13(1), 1–23.

Prakonsepsi, S. (2019). Tugas akseb pranikah.

Yulivantina, E. V., -, G., & Maimunah, S. (2022). Studi Kualitatif : Persepsi


Calon Pengantin Perempuan Terhadap Skrining Prakonsepsi Di Kota
Yogyakarta. Jurnal Stethoscope, 2(2), 75–80.
https://doi.org/10.54877/stethoscope.v2i2.847

Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan


Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1), 47. https://doi.org/10.22146/jkr.55481

xii
TUPOKSI

1. Darniyanti I Sangaji (A1A222034) = Buat Makalah


2. Asmiati (A1A222035) = Mencari materi dan merapikan makalah
3. Nur Rahma (A1A222036) = Mencari materi dan merapikan
makalah
4. Asniar AS (A1A222037) = Membuat PPT

xiii

Anda mungkin juga menyukai