Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN

“Perencanaan Peningkatan Derajat Kesehatan Angka Kematian Ibu (AKI)


dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Denpasar”

OL EH

/SARTINI

KELAS D

J1A1 15 207

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan


Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Tugas ini saya susun berdasarkan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan

Saya sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini tidaklah


sempurna, oleh karena itu jika terdapat kesalahan – kesalahan di dalamnya saya
mohon maaf sebesar – besarnya.

Semoga tugas ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kendari, Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian angka kematian ibu dan bayi............................................4


B. Faktor penyebab kematian ibu dan bayi.............................................5
C. Pengukuran Pencapaian Sasaran Kualitas Pelayanan
Kesehatan Masyarakat pada Ibu dan Bayi.........................................7
D. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi...........................................10
E. Strategi Mencegah Kenaikan Angka Kematian ibu dan bayi............12
F. Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu dan bayi........................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu hamil , bayi, anak,
lanjut usia dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) Upaya
Kesehatan, 2) Pembiayaan Kesehatan, 3) Sumber daya manusia, 4) Kesediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan,5) Manajemen dan Informasi
kesehatan , dan 6) Pemberdayaan masyarakat . Upaya tersebut dilakukan
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemologi penyakit,
perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat
kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada
peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan
preventi. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan public selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Beberapa indicator pembangunan kesehatan adalah Angka Kematian Bayi,
Angka Kematian Ibu dan Umur Harapan Hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara – negara
ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara pencegahannya
telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap
tinggi (Depkes RI, 2001).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 (2008, dalam Depkes
RI), AKI Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002,
sedangkan AKB di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah
perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi
yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa
66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan.
Salah satu upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam
mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan
kepada setiap ibu yang membutuhkannya. Penempatan bidan di desa adalah
upaya untuk menurunkan AKI, bayi dan anak balita. Masih tingginya AKB
dan AKI menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan masih belum memadai
dan belum menjangkau masyarakat banyak, khususnya dipedesaan. Namun
bidan di desa yang sudah ditempatkan belum didayagunakan secara optimal
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB (Palutturi, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi?
2. Apa saja Faktor Penyebab Kematian Ibu Dan Bayi?
3. Bagaimana Pengukuran Pencapaian Sasaran Kualitas Pelayanan
Kesehatan Masyarakat pada Ibu dan Bayi?
4. Upaya apa yang dilakukan untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi demi
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi?
5. Apa Langkah Strategis untuk Mencegah Kenaikan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan AKB?
6. Kebijakan apa yang dilakukan dalam Penurunan Angka Kematian Ibu
Dan Angka Kematian Anak?

C. Tujuan

2
1. Untuk mengetahui dan memahami maksud dari angka kematian ibu dan
angka kematian bayi.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab kematian ibu dan
bayi.
3. Untuk mengetahui dan memahami Pengukuran Pencapaian Sasaran
Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Ibu dan Bayi.
4. Untuk mengetahui dan memahami upaya penurunan kematian ibu dan
bayi demi meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.
5. Untuk mengetahui dan memahami strategis untuk mencegah kenaikan
angka kematian ibu (AKI) dan AKB.
6. Untuk mengetahui dan memahami kebijakan yang dilakukan dalam
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian anak.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi


Kematian ibu adalah kematian dari setiap wanita waktu hamil,
persalinan, dan dalam 90 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab
apapun, tanpa memperhitungkan tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (WHO). Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya
kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan perseribu kelahiran
hidup). Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk
mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat, karen bayi
yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua
si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si
bayi. kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan
berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan
menurunnya tingkat angka kematian bayi (AKB). Dengan demikian angka
kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya dibidang kesehatan.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang

4
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya
kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi
endigen atau umum yang disebut dengan kematian neonatal adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh
dari orangtuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal adalah
kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian denan pengaruh
lingkungan luar.

B. Faktor Penyebab Kematian Ibu Dan Anak


Menurut WHO dan Kementerian Kesehatan ada beberapa faktor yang
menyebabkan kematian ibu dan bayi, antara lain: anemia, kurang gizi, infeksi
dan eklamsia (keracunan kehamilan), faktor budaya, ekonomi, pendidikan,
dan kekerasan. Selain itu ibu yang menderita penyakit seperti malaria,
hipertensi, tuberkulosis (TB) maupun HIV/AIDS dapat menyebabkan
kematian ibu. Kemudian terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu tua
(usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil (jarak antara kelahiran kurang
dari 2 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 3 orang), terlambat mengenali
tanda bahaya dalam memutuskan dirujuk ke fasilitas kesehatan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan,
Komplikasi selama kehamilan.
Pada dasarnya kematian ibu dapat disebabkan oleh 2 faktor, yakni
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
1) Penyebab langsung
Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan dengan
medis, berhubungan dengan komplikasi obstetric selama masa kehamilan,
persalinan dan masa nifas (post partum). Berbagai hasil penelitian
diketemukan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak akibat dari

5
pendarahan. Beberapa penyebab kematian ibu adalah Pendarahan,
Eklamsia, Partus lama, Komplikasi aborsi, dan Infeksi.

2) Penyebab tidak langsung


Faktor penyebab tidak langsung kematian ibu diakibatkan oleh
penyakit yang diderita oleh si ibu, atau penyakit yang timbul selama
kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetric,
tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik kehamilan. Beberapa
penyebab kematian ibu tidak langsung adalah:
(1) Status perempuan dalam keluarga.
Perempuan pada status orang ke dua biasanya tidak akan sanggup
mengeluarkan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan timbulnya rasa
sakit/kelainan yang ada di dalam diri sehubungan dengan
kehamilannya, yang akan menyebabkan terhadap keterlambatan dalam
penangan medis.
(2) Keberadaan anak.
Keberadaan anak yang satu dengan yang lain terlalu dekat akan
menimbulkan perawatan/perhatian anak tidak maksimal, yang hal ini
akan mengurangi perhatian terhadap diri seorang ibu dengan
kehamilannya.
(3) Social budaya.
Social budaya yang memarginalkan perempuan akan mempersulit
perempuan (ibu) dalam mengambil inisiatif untuk melakukan
tindakan, yang akan berakibat pada keterlambatan penangan medis.
(4) Pendidikan.
Pendidikan yang rendah berdampak terhadap pengetahuan yang
rendah terhadap hal ikhwal kehamilan dan persalinan.
(5) Social ekonomi. Penghasilan yang rendah tentu akan berakibat pada
banyak hal, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, perawatan ibu hamil
dan persalinan dll.
(6) Geografis daerah.

6
Letak klinik yang jauh dan sulit terjangkau akan berakibat terhadap
keterlambat pertolongan pelayanan kesehatan ibu hamil/bersalin.

3) Faktor Dasar
(a) Keterbatasan Pengetahuan
1. Pengetahuan dan Budaya Kesehatan Reproduksi Pengetahuan dan
Budaya Kesehatan Reproduksi
2. Pendidikan kesehatan reproduksi
3. Pendidik, Metode, dan Pendekatan dalam Pendidikan Kesehatan
Reproduksi
(b) Status Perempuan
1. Taraf Pendidikan Perempuan
2. Status Sosial Ekonomi Perempuan
3. Pengambilan Keputusan di Tingkat Rumah Tangga
(c) Kelembagaan
1. Kelembagaan KB dan Pemberdayaan Perempuan
2. Posyandu
3. Institusi Pendidikan dan Keagamaan

C. Pengukuran Pencapaian Sasaran Kualitas Pelayanan Kesehatan


Masyarakat pada Ibu dan Bayi
Target dan Realisasi Sasaran Peningkatan Peranserta Masyarakat di Bidang
Kesehatan Tahun 2009

7
Indikator hasil akhir pembangunan kesehatan adalah indikator
mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indikator-indikator morbiditas
( kesakitan ) dan indikator-indikator status gizi. Indikator mortalitas terdiri
dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI)
dan Umur Harapan Hidup.

Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan salah satu indikator yang


sensitif terhadap kesediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal.
Disamping itu AKB juga mempunyai asosiasi dengan angka GNP per-kapita,
pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan
gizi keluarga. Angka Kematian Bayi di Kota Denpasar tahun 2009 sebesar
11,32 per 1.000 Kelahiran Hidup. Target AKB tahun 2009 di Propinsi Bali

8
diharapkan AKB tidak melampaui 30 per 1.000 Kelahiran Hidup. Bila
dibandingkan dengan tahun 2008 terjadi sedikit peningkatan Angka
Kematian dari 11,0 per 1.000 KH menjadi 11,32 per 1.000 KH. Namun bila
dibandingkan dengan target nasional diharapkan Angka Kematian Bayi
maksimal 35 per 1.000 KH, hal ini menandakan bahwa Angka Kematian
Bayi di Kota Denpasar tahun 2009 sudah lebih rendah dari 30 per 1.000 KH,
itu berarti target Nasional dan target propinsi sudah tercapai namun demikian
untuk tahun-tahun mendatang minimal tetap dipertahankan dan bila mungkin
ada penurunan Angka Kematian Bayi.
Angka Kematian Ibu Melahirkan ( AKI ) berguna untuk
menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama
untuk ibu hamil ( bumil ), pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa
nifas. AKI di Kota Denpasar tahun 2009 sebesar 25,34 per 100.000
Kelahiran Hidup. Target AKI tahun 2009 diharapkan tidak melampaui 100
per 100.000 KH. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 terjadi penurunan
Angka Kematian Ibu dari 42,03 per 100.000 KH menjadi 25,34 per 100.000
KH hal ini berarti ada peningkatan kinerja dari kinerja Bila dibandingkan
dengan target Nasional, AKI diharapkan tidak melampaui 100 per 100.000
KH, ini menandakan bahwa Angka Kematian Ibu melahirkan tahun 2009 di
Kota Denpasar sudah lebih rendah dari 100 per 100.000 KH, itu berarti target
sudah tercapai namun demikian untuk tahun-tahun mendatang bila mungkin
ada penurunan Angka Kematian Ibu.
Secara umum derajat kesehatan masyarakat di Kota Denpasar telah
menunjukkan perbaikan seperti dilihat dari angka kematian bayi dan angka
kematian ibu melahirkan. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat selain
ditunjukkan oleh menurunnya angka kesakitan dan kematian juga ditentukan
oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup waktu lahir. Dari estimasi hasil
penelitian yang dilakukan oleh BPS, Umur Harapan Hidup waktu lahir
penduduk Kota Denpasar untuk tahun 2009 sebesar 72,11 tahun. Prevalensi
gizi kurang pada balita sedikit mengalami penurunan dari 1,73 % pada tahun

9
2008 menjadi 1,58 % pada tahun 2009. Bila dibandingkan dengan target
prevalensi gizi kurang menurut MDG’s 2015 dan RPJMN 2009 masing-
masing 19% dan 20%, kondisi Kota Denpasar jauh berada di bawah target
nasional, sehingga untuk tahun selanjutnya hasil ini perlu dipertahankan
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi antara
lain masih tingginya anemia ibu hamil dan anak mengalami gizi kurang,
kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu antar wilayah, gender dan kelompok pendapatan; belum
memadainya jumlah, penyebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan;
serta terbatasnya sumber pembiayaan dan belum optimalnya alokasi
pembiayaan kesehatan.

D. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi


Sejak otonomi daerah, dukungan pemerintah daerah pada program KB
memang jauh menurun. Oleh sebab itu wajar saja, jika angka kematian ibu
melonjak. “Pemakaian metode KB (Keluarga Berencana) jangka panjang
hanya sebesar 10,6 persen.
Upaya ditempuh melalui MPS (Making Pregnancy Safer). Ada tiga
pesan kunci dalam MPS yang perlu diperhatikan:
1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
2) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat (memadai).
3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Untuk menekan angka kematian ibu yang disebabkan secara langsung


(medis), pemerintah berupaya untuk mendekatkan pelayanan ibu yang
berkualitas kepada masyarakat. Adapun upaya yang telah dan sedang
ditempuh adalah:

10
1) Penerapan kebijakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara
lain berupa penyediaan fasilitas pertolonga persalinan pada polindes,
poliklinik kesehatan desa, puskesmas pembantu serta meningkatkan
kemitraan bidan dan dukun bayi.
2) Pelatihan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
ketrampilan dan kualitas pelayanan kesehatan bekerjasama dengan LSM
antara lain Organisasi Profesi IBI, PKBI, IDI P2KS, dan P2KP.
3) Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang berkualitas,
sesuai standart dan kompetensinya, antara lain di Polikilinik Kesehatan
Desa oleh Bidan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas PONED (Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar) dan rumah sakit PONEK
(Pelayanan Obstertrik Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.
4) Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan melalui pelayanan
keluarga berencana (KB) dan penanganan komplikasi keguguran serta
memberikan pelayanan aborsi yang aman sesuai peraturan yang berlaku.

Dari sisi si ibu, maka upaya menghindari kematian ibu adalah dengan
komitmen yang tinggi untuk dapat menghindari kematian ibu yaitu:
1) Terlalu muda melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan dibawah
usia 20 th.
2) Terlalu Tua usia melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan di atas
usia 35 th.
3) Terlalu dekat jarak kelahiran, yakni menghindari jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lain di bawah 3 th.
4) Terlalu banyak melahirkan, yakni menghindari melahirkan lebih dari 3
anak.
Bagi para ibu beserta keluarga dapat mengantisipasi jangan sampai
terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan kematian ibu dalam melahirkan
yaitu :
1) Terlambat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dimana
tempat pelayanan persalinan akan dilakukan.

11
2) Terlambat mengantar ke tempat persalinan.
3) Terlambat mendapat penanganan persalinan.

Dapat disimpulkan bahwa untuk menekan angka kematian ibu (AKI)


perlu adanya upaya yang serius dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah,
tenaga medis dan masyarakat. Semua pihak agar dapat memahami berbagai
penyebab kematian ibu. Berpedoman kepada 4 terlalu dan 3 terlambat akan
sangat berarti dalam menghindari kematian ibu dalam melahirkan.

E. Strategi Masyarakat Mencegah Kenaikan Angka Kematian Ibu (AKI)


dan Angka Kematian Bayi
1. Mapping Strategy
Yang dimaksud dengan mapping strategy disini adalah suatu strategi
pemetaan dengan melakukan pendataan secara akurat yang bertujuan
untuk memperoleh data mengenai ibu hamil dan pasangan usia subur di
suatu wilayah. Dengan melakukan mapping strategy tersebut maka dapat
diperoleh suatu peta sasaran yang dapat membantu memberikan informasi
mengenai jumlah ibu dan pasangan usia subur yang ada dalam suatu
wilayah. Dari hasil mapping strategy, akan diperoleh data jumlah ibu
hamil dan pasangan usia subur. Dari data jumlah ibu hamil dan pasangan
usia subur tersebut kemudian dikelompokan atau diklasifikasikan
berdasarkan variable kelompok umur.
Mapping strategi dilakukan dengan tahap pengumpulan data baik
primer maupun sekunder, kemudian pengolahan data dan analisis data,
setelah itu mengidentifikasi dimana letak masalah yang ada dengan
menggunakan diagram fishbone untuk menjadi bahan dalam langkah
selanjutnya.
2. Penyuluhan Intensif
Langkah selanjutnya adalah mengadakan kegiatan penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan yang intensif ini dilakukan dengan berpedoman
pada peta sasaran yang telah dibuat pada tahap mapping strategi. Kegiatan

12
penyuluhan bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat terutama dalam hal ini sasarannya adalah ibu dan pasangan
usia subur sehingga pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi,
upaya pemeliharaan kesehatan saat hamil dan tindakan yang harus
dilakukan pada saat hamil dan melahirkan akan meningkat.
Penyuluhan ini juga bertujuan untuk membuat mereka menjadi lebih
berdaya dan mandiri sehingga dengan pengetahuan yang telah mereka
peroleh mereka dapat memelihara kesehatan secara mendiri. Dalam upaya
ini perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat, dengan tujuan untuk
menarik dan memudahkan mengorganisir masyarakat untuk dapat ikut
penyuluhan pendidikan kesehatan yang intensif.
Dalam upaya ini perlu adanya pendekatan terhadap masyarakat,
dengan tujuan untuk menarik dan memudahkan mengorganisir
masyarakat untuk dapat ikut penyuluhan pendidikan kesehatan yang
intensif.
3. Pemberdayaan Dukun Bersalin
Melihat banyaknya kasus angka kematian ibu ketika bersalin akibat
pertolongan oleh tenaga non profesional atau dukun bayi yang kurang
terlatih, oleh karena itu pelaksanaan pemberdayaan dukun bayi dalam
pendampingan persalinan sangat penting dilakukan untuk menekan angka
kematian ibu dan bayi selama dan setelah masa persalinan. Aplikasi dari
pemberdayaan tersebut adalah menempatkan dukun bayi yang
sebelumnya sebagai penolong persalinan kini beralih fungsi sebagai mitra
dengan bidan dalam melakukan asuhan dan pendampingan selama ibu
hamil, bersalin sampai masa nifas dengan pendekatan kekeluargaan dan
kasih sayang.
Pemberdayaan dukun bayi tersebut juga bermaksud untuk mengubah
pandangan sebagian kecil masyarakat yang masih percaya kepada dukun
bayi, sehingga ibu hamil yang ingin melahirkan dapat beralih ke bidan
dengan daya tarik dukun bayi sebagai pendampingan dalam proses
persalinan. Dalam pelaksanaan pemberdayaan tersebut, dukun bayi

13
membutuhkan bantuan teknis dari tenaga profesional berupa pengetahuan,
pelatihan, keterampilan mengenai proses persalinan.
Pemberdayaan dukun bayi, dilakukan dengan cara :
(1) Mengadakan pertemuan dengan dukun bayi. Hal ini dilakukan untuk
pendekatan sebagai awal dalam pelaksanaan pemberdayaan dukun
bayi dalam pendampingan persalinan. Pertemuan ini mencakup
diskusi terkait proses persalinan yang tepat dan baik untuk menekan
angka kematian ibu dan bayi.
(2) Pendidikan dan pembinaan dukun bersalin. Dalam program ini, dukun
bayi diberikan pemahaman tentang konsep pendampingan persalinan
dengan pendekatan- pendekatan atau teknik yang akan dibimbing oleh
bidan desa dan tenaga kesehatan yang terlatih. Bentuk nyata dari
program ini adalah berupa pelatihan kepada dukun bayi oleh bidan
atau tenaga kesehatan yang terlatih. Diharapkan agar bidan dan dukun
bersalin dapat bekerjasama untuk membantu proses persalinan,
sehingga tidak ada lagi persalinan yang dilakukan oleh tenaga tidak
terlatih untuk mencegah adanya kematian ibu.

F. Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian


Bayi
1. Aksesibilitas Dan Kualitas Cakupan Pelayanan

14
2. Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga

3. Kemitraan Lintas Sektor

15
4. Pendekatan Budaya

16
5. Kelembagaan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan ibu merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
mendukung program pembangunan kesehatan di Indonesia. Kesehatan ibu
juga merupakan target dalam Millenium Development Goals (MDGs). Angka
kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat.
Program penanggulangan masalah kesehatan ibu dan bayi ini
membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga diperlukan peran lintas
sektor baik dari pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memudahkan

17
terlaksananya program ini. Masalah kesehatan ibu dan bayi terjadi secara
berkesinambungan karena setiap waktu kegiatan reproduksi terus berlangsung
dan tidak dapat dihentikan oleh karena itu program penanggulangan masalah
kesehatan ibu dan bayi juga harus berkesinambungan.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap sekiranya pembaca
dapat memberikan saran atau kritikan yang membangun demi perbaikan
makalah ini. Apabila ada kesalahan penulisan ataupun terdapat pembahasan
yang belum tepat dalam makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari
khilaf dan dosa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas. Rancang Bangun Percepatan


Penurunan Angka Kematian Ibu untuk Mencapai Sasaran Millenium
Development Goals.

Helmizar. 2014. Evaluasi Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) Dalam


Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Indonesia. Universitas
Negeri Semarang

Rangkuti, Saddiyah. 2015. Upaya Menekan Angka Kematian Ibu Melahirkan.


Jurnal ilmiah Research Sains Vol.1 No.3.

Rogo, Sukmo, dkk. 2014. ICE (Intensive Community Empowerment) sebagai


Solusi Upaya Mencegah Kenaikan Angka Kematian Ibu (AKI) Sebagai
Program Percontohan di Wilayah Kelurahan Bangetayu Wetan
Kecematan Genuk Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 4
No.1.

Turniani, Laksmiarti. 2007. Kebijakan Dalam Upaya Menurunkan Angka


Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi Dl 5 Kabupaten/Kota
Provinsi Kalimantan Selatan. Vol.10 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai