Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Ketrampilan Dasar Pra
Konsepsi, KB, dan Ginekologi”. ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita
pada zaman yang penuh berkah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini, baik dari segi material maupun
spiritual, sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini berisi tentang informasi-informasi tentang ketrampilan dasar pra konsepsi,
KB dan ginekologi dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami sadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan
bimbingan dari dosen pembibing Ibu Dheska Arthyka Palifiana, S.ST, M.Kes dan teman-teman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini. Dan kami mohon kritik dan
saran untuk kami yang membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
utama derajat kesehatan masyarakat. Tahun 2015 Indonesia mempunyai target untuk
menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namun tercatat
pada tahun 2019 AKI di Indonesia masih tinggi sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
harus menjadi salah satu bahan evaluasi pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan
Kesehatan ibu dan anak. (Riskesdas, 2019)

Angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan
sebagai akibat dari tidak ada perencanaan kehamilan yang baik. Kesehatan reproduksi menjadi
titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan
sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian
dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya.
Perawatan kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko komplikasi dalam kehamilan
dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat (WHO, 2013).

Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang mengacu pada intervensi


biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi
yang sehat. Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining
prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan
ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat
efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan
untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat secara fisik,
psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk menjadi orang tua (WHO, 2013).

Pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan skrining pra konsepsi pada wanita
usia subur untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang
sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 97
Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual. Skrining pra konsepsi yang dapat dilakukan pada calon pengantin minimal adalah
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi (Kemenkes,2014).

Skrining prakonsepsi merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebelum hamil. Tetapi
masyarakat belum memandang skrining pra konsepsi sebagai hal yang penting sehingga angka
keikutsertaan masyarakat dalam skrining prakonsepsi masih sedikit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa usia, tempat tinggal, profesi dan sikap berhubungan dengan keputusan
melakukan skrining pra konsepsi (Wang, et al.2013).

Azeem, et al (2011) mengatakan bahwa perempuan memiliki sikap yang lebih baik
daripada laki-laki terhadap pelayanan prakonsepsi pada calon pengantin. perempuan sangat
sensitif untuk setiap masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mereka. Perempuan
akan menjadi ibu di masa depan dan memiliki harapan untuk melahirkan bayi yang sehat dan
melewati kehamilan tanpa masalah. sikap positif pada responden perempuan ditunjukkan dengan
meningkatnya rasa ingin tahu responden terhadap pelayanan prakonsepsi. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan, didapatkan informasi bahwa calon pengantin perempuan mengakses layanan
pada calon pengantin dikarenakan syarat dari KUA saat mendaftar pernikahan harus
menyertakan kartu TT, 5 calon pengantin mengatakan tidak begitu familiar dengan skrining
prakonsepsi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan skrining prakonsepsi?
2. Apa saja manfaat dan tujuan skrining prakonsepsi?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Pra Konsepsi.
2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari Pra Konsepsi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian Skrining Prakonsepsi

Skrining adalah upaya mendeteksi atau mencari penderita dengan penyakit


tertentu, dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang
ada atau pemeriksaan laoboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan (Swarjana, 2016)

Skrining didalam ruang lingkup kesehatan banyak sekali dan bermacam-macam,


apalagi dilakukan sesuai dengan pendekatan siklus kehidupan perempuan, yaitu mulai
pra konsepsi samapai senium. Pada masa reproduksi didalam nya termasuk masa
prakonsepsi merupakan masa terpenting bagi wanita. Pada masa ini seorang wanita telah
mampu mencetak generasi baru dengan hamil, melahirkan dan menyusui (Pulungan, 2021).

Pada pelayanan kesehatan prakonsespsi terdapat tiga poin yang harus dilakukan
secara komprehensif antara lain mengunjungi tempat pelayan kesehatan secara teratur,
pemberian pendidikan kesehatan prakonsespsi dan kehamilan, dn pemberian konseling
terkait modifikasi kebiasaan individu (Wirenviona et al., 2021)

Petugas kesehatan memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan


edukasi terkait kesehatan reproduksi khusunya edukasi tentang skrining prakonsepsi, dimana
kesiapan seorang wanita pada awal kehamilannya menentukan kesehatan dirinya dan
kesejahteraan bayinya. Promosi kesehatan sebagai upaya-upaya pendidikan, kebijakan,
peraturan dan organisasi untuk menduking kegiata-kegiatan dan kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok dan komunitas. Salah satu komponen promosi
kesehatan yaitu pendidikan kesehatan (health education) yang merupakan kombinasi dari
pengalaman belajar dirancang untuk mempengaruhi, mengaktifkan dan memperkuat
perilaku sukarela yang kondusif bagi kesehatan individu, kelompok, keluarga dan
kelompok membuat keputusan yang terinformasi dengan baik tentang praktik kesehatan
(Pakpahan et al., 2021). Pendidikan kesehatan juga merupakan aktifitas-aktifias yang
meningkatkan kesadaran individu, memberikan individu pengetahuan kesehatan yang
dibutuhkannya

2.2 Manfaat dan Tujuan Skrining Prakonsepsi

Premarital screening check up atau tes pranikah merupakan serangkaian tes yang harus
dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara negara lain, premarital skrining sudah menjadi
persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Hal tersebut dikarenakan tidak semua
orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik. Seseorang yang tampak sehat dapat
dimungkinkan memiliki sifat pembawa penyakit. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan genetik, penyakit menular dan infeksi melalui darah (Kemenkes, 2018).

Pemeriksaan bertujuan untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak menurun pada
keturunannya di kemudian hari sehingga hidup sehat bersama keluarga bisa tercapai. Waktu
pelaksanaan premarital skrining yang disarankan adalah 6 bulan sebelum calon mempelai
menikah. Pemeriksaan premarital yang terdiri atas pemeriksaan umum, yakni uji pemeriksaan
fisik secara lengkap. Hal ini dilakukan karena umumnya status kesehatan dapat dilihat lewat
tekanan darah. Umumnya, tekanan darah tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sebab membuat
tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat (Kemenkes, 2018).

Selain itu, pemeriksaan premarital juga dapat mengetahui apakah pasangan tersebut
mempunyai beberapa riwayat penyakit ataukah tidak, misalnya diabetes. Selanjutnya,
Pemeriksaan premarital penyakit hereditas, Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua
orang tua, misalnya gangguan kelainan darah yang membuat penderitanya tidak bisa
memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal. Pemeriksaan premarital penyakit
menular harus dilakukan oleh calon pengantin, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis C, dan
HIV-AIDS. Pemeriksaan tersebut penting sekali dilakukan, mengingat penyakit-penyakit
menular tersebut sangat berbahaya dan mengancam jiwa. Pemeriksaan premarital organ
reproduksi juga sangat penting, Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ
reproduksi untuk pria maupun wanita. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi
kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan (Kemenkes, 2018).

Dalam prioritas kesehatan dunia sangat perlu diperhatikan porsentase angka kematian dan
angka kesakitan reproduksi pada wanita. Salah satu prioritas kesehatan dunia adalah angka
kematian dan kesakitan ibu. Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat
masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di
negaranegara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu
kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan
51 negara persemakmuran (Puspitaningrum, 2015).
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah
kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran
mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah
infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi
ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin.

Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan untuk remaja, baik
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial,
terlepas dari rencana mereka untuk menjadi orang tua.1

2.3 Jenis-Jenis Pemeriksaan Skrining Prakonsepsi


a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, penimbangan berat badan dan
pengukuran lingkar lengan atas untuk mengetahui status gizi calon pegantin. Pemeriksaan berat
badan dan pengukuran status gizi sangat diperlukan karena berat badan dan status gizi
mempengaruhi kehamilan bila tidak disiapkan dari masa prakonsepi. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Dean, et al (2014) bahwa berat badan ibu hamil sebelum hamil adalah faktor
signifikan yang berkontribusi terhadap komplikasi dalam kehamilan dan persalinan. Perempuan
yang underweight pada periode prakonsepsi berkontribusi 32% lebih tinggi terhadap risiko
kelahiran prematur 32%, perempuan dengan obesitas beresiko dua kali lipat mengalami
preeklampsia dan diabetes gestasional. Perempuan dengan obesitas dan obesitas lebih dari dua
kali lipat risiko preeklamsia.3 Status gizi pada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo diperiksa
agar dapat dilakukan rencana tindak lanjut asuhan pada calon pengantin yang memiliki masalah
gizi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Prendergast dan Humphrey (2014) bahwa status
gizi dan kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan mempengaruhi pertumbuhan awal
anak dan perkembangannya sejak dalam kandungan. Kehamilan dengan kekurangan energi
kronis menyebabkan kejadian stunting pada anakanak sebesar 20%. Penyebab lain dari sisi ibu
antara lain ibu yang memiliki perawakan pendek, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
kehamilan remaja.4
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Maksud dari Pra Konsepsi adalah asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi
konsepsi. Tujuan dari Pra Konsepsi tersebut adalah untuk memfasilitasi perempuan agar
menjadi sehat sebelum dia hamil, dan supaya bayi yang dilahirkannya dalam keadaan
sehat yang optimal.
2. Program keluarga berencana (KB) adalah suatu program nasional  yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan
populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. KB dalam
pengertian pertama ini diistilahkan dengan pembatasan kelahiran. Sedangkan dalam
agama membatasi kelahiran itu tidak diperbolehkan, yang diperbolehkan  adalah
pengaturan kelahiran.
3. Ginekologi  adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-
penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium). Tujuan Pemeriksaan
Ginekologi antara lain agar dapat mengantarkan persalinan secara normal, dan dalam
situasi yang sangat gawat dapat dipertimbangkan untuk mengorbankan janin sehingga
keselamatan ibu dapat dipertahankan.
4.
DAFTAR PUSTAKA

PP IBI, 2004

http://data.tp.ac.id/dokumen/kompetensi+bidan+dalam+pra+konsepsi

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/

http://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/ini-pentingnya-pemeriksaan-ginekologi.html

https://hamil.co.id/kehamilan/pengertian-obstetri-dan-ginekologi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ MENKES/ SK/ III/ 2007. Standar


Profesi Bidan. Diakses

Anda mungkin juga menyukai