Anda di halaman 1dari 26

Makalah

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Ketidaknyaman Umum Pada Kehamilan Dan Perilaku Serta


Perubahannya

Disusun Oleh

Destiwi Putri Malti (2207222)

Program Studi Sarjana Kebidanan


Stikes Syedza Santika Padang
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ketidaknyamanan Umum
Pada Kehamilan Dan Perilaku Serta Perubahannya”. Makalah
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Asuhan Pada Kebidanan Kehamilan yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan
referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun
sebagai manusia biasa kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan
baik dari segi penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian kami telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya.
Kami mengharapkan kritik serta saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun.

Padang, Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan.....................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................7

A. Nausea dan Vomiting.............................................................................................7

B. Nosebleeds (Epistaxis).........................................................................................11

C. Perspiration Increation..........................................................................................13

D. Pica.......................................................................................................................17

E. Herpes Saliva........................................................................................................19

BAB III PENUTUP.........................................................................................................21

A. Kesimpulan...........................................................................................................21

B. Saran.....................................................................................................................22

ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan dan pengalaman bersalin merupakan salah satu

peristiwa terbesar dalam kehidupan seorang perempuan. Kehamilan

adalah suatu peristiwa yang alami dan fisiologis (Azward et al.,

2021). Kehamilan merupakan transisi kehidupan perempuan yang

matur secara reproduksi dan akan menjadi seorang ibu. Kehamilan

dapat memberikan pengalaman yang bahagia bagi ibu, tetapi pada

kasus-kasus tertentu kehamilan dapat mengalami gangguan,

komplikasi bahkan meningkatkan risiko Angka Kematian Ibu (AKI)

(Alita, 2020).

Proses kehamilan merupakan mata rantai satu kesatuan mulai

dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,

pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan

menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan untuk

memelihara bayi. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk

perubahan jasmani dan rohani (Bandiyah, 2019).

Masa kehamilan normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari

di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

trimester yaitu trimester pertama di mulai sejak konsepsi sampai 3

1
2

bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan

trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2020).

Semakin bertambahnya usia kehamilan dan membesamya

perut, akan timbul rasa tidak nyaman, baik dari segi fisik maupun

penampilan. Pada kondisi ini, wanita dianjurkan untuk tetap merawat

dan menjaga kesehatan pribadi. Walaupun rasa malas

Selama masa kehamilan terjadi perubahan yang dramatis,

baik perubahan fisiologis, psikologis, maupun adaptasi yang

memengaruhi wanita hamil. Perubahan yang dialami selama masa

kehamilan dapat memengaruhi wanita hamil sehingga dapat

menyebabkan timbulnya berbagai keluhan (Azward et al., 2021).

Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluh bahwa ia

mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah

ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan

yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan (Pusdiknakes, 2017).

Menurut Rahayu (2021), dari keluhan-keluhan tersebut ada

yang belum jelas penyebabnya. Keluhan tersebut ada yang dapat

diatasi oleh sebagian ibu hamil, tetapi ada yang memerlukan

pertolongan tenaga kesehatan dengan obat-obatan, bahkan ada yang

memerlukan perawatan secara intensif.

Walaupun demikian menurut Varney (2018), tidak semua

wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang muncul selama


3

kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan

hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan

tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita

memandang pengalaman kehamilannya.

Keluhan selama hamil tersebut mungkin sudah diketahui dan

bahkan dialami sendiri oleh ibu hamil, tetapi mungkin sebagian dari

ibu hamil tersebut belum mengetahui penyebab serta cara

perawatannya. Sehingga sebaiknya ibu hamil perlu memiliki

pengetahuan dan sikap mengenai penyebab terjadinya keluhan

tersebut serta perawatan, pencegahan dan mengatasinya. Hal ini

dapat diperoleh dengan membaca maupun dengan berkonsultasi

dengan tenaga kesehatan (Rahayu, 2021).

Menurut Myles (2016), panting bagi bidan untuk memiliki

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai gangguan kehamilan

agar dapat memberikan saran kepada ibu, membantunya mengatasi

kondisi tersebut dan meminimalkan efek yang dialami. jika gangguan

tersebut menjadi gangguan medis mengharuskan merujuk ibu ke

praktisi medis yang tepat Semakin dini kontak pertama dilakukan

dengan bidan, semakin tepat dan bermanfaat saran yang diberikan

oleh bidan, terutama yang menghubungkan antara nutrisi dan asuhan

terhadap organ janin yang 3 sedang berkembang, yang hampir

sepenuhnya terbentuk pada usia gestasi 12 minggu (Myles, 2019).


4

Menurut MENKES (2017), bidan mempunyai tugas penting

dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya perempuan

tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus

mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua

serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual

atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu nausea dan vomiting ?

2. Apa itu nosebleeds (epistaxis) ?

3. Apa itu perspiration increation ?

4. Apa itu pica ?

5. Apa itu hiper saliva ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu nausea dan vomiting

2. Untuk mengetahui apa itu nosebleeds (epistaxis)

3. Untuk mengetahui apa itu perspiration increation

4. Untuk mengetahui apa itu pica

5. Untuk mengetahui apa itu herpes saliva


5
BAB II PEMBAHASAN

A. Nausea dan Vomiting

1. Definisi Mual Muntah

Mual atau nausea adalah perasaan ingin muntah, biasanya mendahului atau

menyertai muntah (Martini, Welch & Kathleen, 2021). Nausea merupakan

kumpulan dari gangguan cerna atau gangguan sistem saraf pusat. Muntah atau

vomiting didefinisikan sebagai pengeluaran involunter, dan ekspulasi yang kuat

semua isi lambung dari mulut. Muntah dapat menimbulkan berbagai akibat yang

serius seperti perdarahan lambung, dehidrasi, serta terganggunya ingesti

(masuknya makanan didalam lambung). Muntah adalah proses refleks yang sangat

berkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur dan dimulai

dengan muntah-muntah secara tidak sengaja (Siswandi, 2018).

2. Mekanisme Mual Muntah

Muntah (emesis / vomiting) adalah suatu gerakan ekspulsi yang kuat dari isi

lambung dan gastrointestinal melalui mulut. Muntah merupakan hasil dari sebuah

refleks yang kompleks dan kombinasi dari sistem saraf otonom (simpatis dan

parasimpatis) dan sistem saraf motorik dengan eferen berasal dari pusat muntah

yang diteruskan ke nervus vagus dan neuron motorik yang mempersarafi otot-

otot intraabdominal. Proses muntah dimulai dengan inspirasi dalam dan terjadi

gerakan retroperistaltik yang mendorong isi usus kecil ke bagian atas ke dalam

gaster dan terjadi peningkatan salivasi. Glottis menutup untuk memproteksi jalan

6
7

nafas, terjadi tahan nafas serta sfinkter gaster dan esophagus akan berelaksasi.

Otot-otot dinding abdomen dan toraks berkontraksi dan diafragma akan turun

dengan cepat sehingga meningkatkan tekanan intraabdominal serta isi gaster akan

diejeksikan ke dalam esophagus dan akhirnya keluar melalui mulut (Tiran, 2019).

Muntah dimulai dengan penurunan diafragma yang hebat dan kontraksi pada

otot-otot perut dengan relaksasi dibagian kardik lambung, mekanisme tersebut

secara aktif mendesak isi lambung ke esofagus. Proses ini dikoordinasi oleh pusat

muntah di dalam medula yang dipengaruhi oleh inervasi serabut aferen dan secara

tidak langsung daerah kemoreseptor dan pusat-pusat sistem saraf pusat (SSP)

yang lebih tinggi.

Proses muntah dapat terjadi melalui tiga tahapan, walaupun demikian muntah

dapat terjadi langsung dan tidak langsung dalam bentuk ekspulasi. Tahapan

muntah adalah sebagai berikut :

a. Nausea

Tahap ini akan disertai dengan keringat dingin, salivasi, pucat, takikardi,

napas dalam, pilorus membuka, kontraksi duodenum (jejenum), dan saat ini

bisa terjadi regurtasi dari usus halus ke lambung. Secara klinis terlihat pucat,

berkeringat dingin. Akan tetapi hal ini harus dibedakan dengan gejala klinis

dehidrasi yang muncul akibat muntah berulang tanpa pemasukan yang cukup

(intake inadekuat), regurtrasi dari usus halus ke lambung yang terjadi

menerangkan bahwa muntah yang bercampur empedu tidak selalu diakibatkan

oleh obstruksi usus.


8

b. Retching

Pada tahap ini lambung berkontraksi, sfingter esofagus bagian bawah

membuka akan tetapi bagian atas masih menutup, dan inspirasi dalam dengan

kontraksi diafragma di ikuti dengan relaksasi otot dinding perut dan lambung,

sehingga kimus yang pada awalnya masuk ke esofagus kembali lagi ke

lambung, hal ini dapat berlangsung beberapa siklus.

c. Ekspulasi

Tahap ini dicirikan oleh inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma, otot

dinding perut berkontraksi, kontraksi otot faring menutup glotis dan nares

posterior, antiperistaltik pada lambung, pilorus menutup dan sfingter esofagus

membuka.

3. Penatalaksanaan Mual Muntah

Penatalaksaan atau penanganan mual dan muntah dapat dibagi menjadi dua

yaitu terapi farmakologi dengan obat antiemetik dan non farmakologi (Utomo,

Sudirman & Syafi’i, 2015).

a. Terapi Farmakologi

Menurut Qudsi dan Jatmiko (2015) obat antiemetik yang dapat digunakan

untuk mengatasi mual muntah antara lain :

1) Antagonis reseptor 5-hydroxy tryptamine (5-HT3) bekerja dengan cara

menghambat reseptor serotonin dalam sistem saraf pusat dan saluran 13

gastrointestinal yang dapat mencegah terjadinya mual muntah pasca operasi.


9

Golongan antagonis reseptor 5-HT3 adalah dolasetron, granisetron,

ondansetron, palonosetron, ramosetron dan tropisetron.

2) Anti dopaminergik untuk mengobati mual dan muntah yang berhubungan

dengan penyakit keganasan, radiasi, opioid, sitostatik dan anestesi umum,

yaitu : domperidon, droperidol, haloperidol, klorpromazin, prometazin dan

proklorperazin, metoclopramide dan alisaprid.

3) Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1) antara lain : siklisin,

diphenhydramine, dimenhidrinat, meslizine, prometasin dan hidroxisin.

4) Cannabinoids digunakan pada pasien-pasien dengan mual dan muntah

akibat sitotoksik yang tidak berespon dengan obat yang lain. Contoh

cannabinoids yaitu : cannabis (Marijuana), dronabinol (Marinol) yang

digunakan pada pasien kanker, AIDS, nyeri, Multiple Sklerosis dan

penyakit Alzheimer's dan nabilone (Cesamet).

5) Benzodiazepin yaitu : midazolam dan lorazepam.

6) Antikolinergik : hiosine (skopolamin)

7) Deksametason adalah glukokortikoid yang dalam dosis rendah efektif

sebagai antiemetik pada operasi dengan anestesi umum.

8) Antagonis reseptor NK-l, contohnya : aprepitant dan asopitant merupakan

antagonis reseptor NK-1. 9) Opioid : morfin, tramadol, meptazinol, kodein,

buprenorfin dan heroin.


10

b. Terapi Non Farmakologis

Menurut Islam dan Jain (2017) teknik non farmakologi yang memiliki

kemampuan mencegah mual muntah antara lain active listening, akupresur,

animal-assisted, aroma terapi, bioefeedback, healing touch, tertawa (humor),

imagery, jounaling, pijatan, meditasi, musik, spiritual, presence, relaksasi otot

progresif, reiki, storytelling, tai chi, sentuhan terapeutik, dan lain-lain.

B. Nosebleeds (Epistaxis)

1. Defenisi

Mimisan atau epistaksis adalah perdarahan yang terjadi di hidung.

Kondisi ini bisa tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi gejala dari suatu

penyakit. Meski penanganan awalnya dapat dilakukan secara mandiri,

mimisan yang terjadi berulang perlu diperiksa oleh dokter.

Epistaksis diklasifikasikan menjadi epistaksis anterior dan posterior

berdasarkan lokasi anatomis dari sumber perdarahan. Identifikasi sumber

perdarahan pada epistaksis sangat penting, karena akan berpengaruh

terhadap pemilihan tata laksana.

a. Epistaksis anterior

Mimisan anterior terjadi karena pembuluh darah pada bagian depan

hidung mengalami kerusakan atau robek. Umumnya, tanda bahwa kamu

mengalami mimisan anterior jika mimisan hanya terjadi pada satu lubang

hidung saja.
11

b. Epistaksis posterior

Mimisan posterior terjadi akibat adanya kerusakan pembuluh darah

pada bagian belakang sehingga menyebabkan perdarahan yang lebih

hebat dibandingkan mimisan anterior.

2. Penyebab Mimisan Saat Hamil

Mimisan lebih rentan terjadi pada ibu hamil pengidap pilek, sinus, atau alergi.

Pemicu lainnya adalah cuaca dingin yang bikin selaput hidup mengering dan

kondisi medis tertentu, seperti penyakit hipertensi dan gangguan pembekuan

darah yang dialami saat hamil. Selain itu, dua kondisi ini memicu terjadinya

mimisan saat hamil.

 Pembuluh darah ibu hamil cenderung membesar. Akibatnya, suplai darah

meningkat dan menambah tekanan pembuluh darah halus. Saluran hidung dan

saluran napas membengkak, lalu pembuluh darah menjadi lebih rentan pecah

dan menyebabkan mimisan.

 Tingginya kadar hormon estrogen dan progesteron pada selaput bagian dalam

hidung ibu hamil. Kondisi ini membuat selaput lendir membengkak dan

melembutkan aliran hidung yang tersumbat. Akibatnya, pembuluh darah dalam

hidung menjadi tertekan dan rentan pecah hingga menyebabkan mimisan.


12

3. Cara Menghentikan Mimisan Saat Hamil

Hal pertama yang perlu dilakukan saat mimisan terjadi adalah bersikap tenang.

Setelah itu, segera lakukan hal di bawah ini sebagai tindakan penanganan pertama,

yaitu:

 Duduk tegak dan tundukkan kepala. Hindari posisi tidur atau menengadahkan

kepala ke atas karena hal itu membuat darah menetes ke bawah bagian

belakang tenggorokan, bukannya menghentikan aliran darah.

 Cubit bagian tengah atas lubang hidung dengan ibu jari dan telunjuk, lalu tahan

selama 10 menit. Jika mimisan masih terjadi setelahnya, tutup lagi lubang

hidung selama 10 menit. Mimisan biasanya akan berhenti setelah 10 - 20 menit

upaya ini dilakukan. Cara lainnya adalah kompres hidung dengan es selama

beberapa waktu.

Setelah mimisan berhenti, hindari beberapa aktivitas yang bisa memicu

kekambuhan. Antara lain membuang ingus terlalu keras, membungkukan badan,

melakukan aktivitas berat, tidur telentang, dan mengorek hidung terlalu dalam.

Hindari pula minum alkohol atau minuman panas karena bisa melebarkan

pembuluh darah dalam hidung.

C. Perspiration Increation

Keringat berlebih merupakan salah satu kondisi yang kerap dikeluhkan oleh

sebagian besar ibu hamil. Keringat bahkan dapat muncul meski bumil tidak banyak

beraktivitas atau saat berada di ruangan yang sejuk.


13

Pada dasarnya, berkeringat merupakan upaya tubuh untuk mendinginkan suhu

badan ketika tubuh merasa kepanasan. Cairan keringat tersebut dihasilkan

oleh kelenjar keringat pada kulit.

Berikut ini adalah beberapa penyebab mengapa ibu hamil banyak berkeringat:

1. Peningkatan aliran darah dan metabolisme

Saat hamil, volume darah akan meningkat hingga sekitar 40% atau lebih.

Peningkatan jumlah darah ini terjadi karena tubuh Bumil berusaha untuk

mencukupi kebutuhan darah dan nutrisi janin.

Terpompanya darah dalam jumlah banyak ke seluruh tubuh ini, bisa membuat

suhu tubuh meningkat, sehingga Bumil lebih banyak berkeringat.

2. Peningkatan berat badan

Setiap ibu hamil rata-rata mengalami peningkatan berat badan sekitar 11–15

kg. Beban ekstra tersebut membuat tubuh Bumil berkeringat lebih banyak,

terutama saat sedang menjalani aktivitas sehari-hari.

3. Perubahan hormon

Saat hamil, hormon di dalam tubuh Bumil akan meningkat.

Peningkatan hormon kehamilan, seperti estrogen dan progesteron, dapat membuat

metabolisme tubuh Bumil meningkat sekaligus memicu kelenjar keringat lebih

aktif. Hal inilah yang membuat Bumil lebih sering berkeringat.


14

Tips agar Ibu Hamil Tidak Banyak Berkeringat :

Merasa kepanasan, terutama pada malam hari, merupakan hal yang normal

dialami ibu hamil. Namun, Bumil dapat melakukan beberapa tips berikut ini agar

tetap merasa nyaman dan mengurangi keringat berlebih:

a. Pilih pakaian yang dapat menyerap keringat

Ketika berkeringat, Bumil dapat mengenakan pakaian berbahan katun

atau linen. Bahan pakaian ini dapat menyerap keringat dengan baik dan

membuat tubuh Bumil terasa lebih sejuk. Selain itu, Bumil juga disarankan

untuk memilih pakaian yang nyaman dan tidak terlalu sempit. Hindari pula

mengenakan pakaian hingga berlapis-lapis karena bisa membuat tubuh Bumil

semakin banyak mengeluarkan keringat.

b. Jaga agar ruangan tetap sejuk

Gunakan kipas angin atau pendingin ruangan (AC) untuk membuat

ruangan lebih sejuk. Hindari berada di luar ruangan terlalu lama saat hari terasa

panas. Meski demikian, Bumil juga tetap perlu aktif bergerak dan berolahraga

agar tetap sehat. Untuk membantu menyejukkan tubuh, Bumil bisa memilih

olahraga yang tidak banyak mengeluarkan keringat, misalnya berenang.

c. Mandi dengan air hangat

Bumil mungkin berpikir bahwa mandi dengan air dingin dapat

menyejukkan badan. Faktanya, hal tersebut tidaklah benar. Mandi air dingin
15

justru membuat tubuh tetap kepanasan dan banyak berkeringat. Jika ingin

membuat tubuh terasa sejuk, Bumil dapat mandi dengan air biasa atau air yang

suhunya hangat.

d. Segera lap keringat yang muncul

Bawalah selalu handuk kecil atau tisu basah setiap beraktivitas atau

bahkan saat tidur. Dengan demikian, Bumil bisa langsung mengelap keringat

sehingga tubuh tetap kering.

e. Hindari makanan tertentu

Hindari atau batasi mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat

meningkatkan suhu tubuh dan produksi keringat, seperti makanan pedas serta

minuman yang mengandung kafein dan alkohol. Untuk membuat tubuh Bumil

tetap sejuk, cobalah untuk mengonsumsi buah dan sayuran yang banyak

mengandung air, seperti semangka, jeruk, melon, dan mentimun.

f. Cukupi kebutuhan cairan tubuh

Untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh sekaligus menyejukkan

tubuh, Bumil perlu cukup minum air putih. Bumil disarankan untuk minum

minimal 8 gelas air putih sehari. Bumil juga perlu perbanyak minum air putih

ketika banyak berkeringat agar cairan tubuh yang hilang lewat keringat segera

tergantikan. Hal ini penting dilakukan agar Bumil tidak mengalami dehidrasi.

Banyak berkeringat saat hamil merupakan kondisi yang normal terjadi pada ibu
16

hamil. Kendati demikian, Bumil tetap harus waspada. Terkadang, banyak

berkeringat saat hamil juga disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti

gangguan tiroid, infeksi, penurunan gula darah, efek samping obat-obatan,

hingga cemas dan stres berlebihan.

D. Pica

Sindrom pica adalah kelainan pada seseorang yang ngidam benda-benda selain

makanan (tidak lazim dimakan). Hal ini biasa dikaitkan dengan gangguan pola

makan atau eating disorder.

Ngidam yang tidak lazim ini dapat terjadi pada ibu hamil, meski anak-anak juga

bisa mengalaminya. Gejala utamanya adalah memakan benda-benda seperti:

1. Es batu

2. Tanah liat

3. Pasir

4. Rambut

5. Sabun mandi

6. Uang koin

7. Beras, dll

Beberapa ahli meyakini bahwa terdapat kelompok yang berisiko tinggi

mengidap sindrom pica, diantaranya:


17

1. Penyintas autisme

2. Wanita hamil

3. Penyintas kondisi kesehatan mental tertentu, seperti skizofrenia

4. Penduduk suatu negara yang memiliki budaya memakan benda-benda tertentu

5. Kekurangan nutrisi (defisiensi zat besi)

Sindrom Pica pada Wanita Hamil

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengidap

sindrom pica. Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa faktor yang

memungkinkan seseorang mengidap sindrom ini, yaitu faktor kelaparan,

kekurangan nutrisi, gangguan pencernaan dan terpapar oleh bahan-bahan toksin.

Mengurangi risiko terjadinya sindrom pica dengan beberapa cara, yaitu:

1. Menahan Godaan untuk Memakan Benda yang Tidak Lazim

Memakan benda yang tidak lazim dapat membahayakan janin, Ma. Selain itu, Mama

berisiko mengalami patah gigi, gangguan pencernaan, keracunan timbal, dan

meningkatkan potensi kerusakan otak.

2. Mengalihkan Perhatian

Jika Mama mengalami gejala sindrom ini, hal yang perlu Mama lakukan adalah

mencari makanan dengan tekstur yang mirip untuk dimakan. Selain itu, Mama

bisa mengalihkan perhatian dengan mencari kegiatan lain yang lebih

menenangkan seperti yoga.


18

3. Mengonsumsi Makanan yang Bernutrisi

Selama hamil, konsumsi makanan yang mengandung zat besi sangat penting untuk

diri Mama dan janin. Mama dapat mengonsumsi daging sapi tanpa lemak, ikan

salmon, ayam, brokoli, bayam, dan sayuran hijau sumber zat besi lainnya.

4. Menghindari Produk Berbahan Toksin

Mama dapat mencegah terjadinya sindrom pica dengan menghindari produk yang

mengandung paraben, SLS, triclosan, alkohol, amonia, dan bahan-bahan toksin

lainnya. Gunakan produk dengan kandungan yang aman, halal, dan natural

seperti rangkaian perawatan ibu hamil.

E. Herpes Saliva

Penyakit herpes pada ibu hamil adalah salah satu masalah kehamilan yang perlu

diwaspadai Penyakit ini sangat menular dan rentan menyebar dari ibu hamil kepada

bayinya selama proses persalinan. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan,

infeksi herpes pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran dan bayi lahir

prematur.

Gejala Herpas Pada Ibu Hamil

Gejala herpes pada ibu hamil umumnya muncul selang dua sampai 10 hari

setelah virus herpes simpleks (HSV) menginfeksi tubuh. Banyak ibu hamil yang

tidak menyadari dirinya terinfeksi virus herpes. Ada yang mengira herpes mirip

jerawat atau ruam biasa. Tapi ada juga yang merasakan gejala herpes seperti flu dan

gatal-gatal biasa, antara lain:


19

• Badan

• menggigil

• Kelelahan

• Demam

• Sakit Kepala

• Pegal

• Tidak enak badan

• Alat kelamin terasa nyeri

• Gatal Vagina sakit saat buang air kecil

• Keluar cairan dari vagina dan uretra

• Selangkangan nyeri saat ditekan

• Muncul luka lepuh berupa luka kecil berisi cairan dan terasa nyeri

Serangan herpes pada ibu hamil dapat berlangsung selama dua sampai empat

minggu. Dalam rentang waktu itu, penyakit masih menular. Seminggu setelah itu,

penyakit biasanya sudah tidak parah dan gejalanya tidak terlalu menyakitkan karena

sistem daya tahan tubu sudah mengembangkan antibody.

Penyebab Herpes Pada Ibu Hamil

Herpes adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh satu dari dua jenis

virus herpes simpleks (HSV). Virus penyebab herpes pada ibu hamil yakni:

 HSV-1 yang menyebabkan herpes di sekitar mulut

 HSV-2 yang menyebabkan herpes di sekitar alat kelamin


20

Kedua jenis virus ini menular lewat kontak dari kulit ke kulit. Penularannya

terkadang samar karena luka atau lecet herpes sangat kecil dan tak terlihat.

Cara Mengatasi Herpes Pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan herpes perlu intens berkonsultasi dengan dokter agar kehamilan

dan persalinannya lancar. Melansir Pregnancy Birth Baby, cara mengobati herpes

pada ibu hamil biasanya oleh dokter diresepkan obat antivirus khusus yang aman

untuk wanita yang sedang mengandung. Ibu hamil tidak boleh sembarangan

mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk dari dokter. Selain itu, dokter biasanya

menyarankan persalinan dengan operasi caesar untuk kasus herpes pada ibu hamil

yang menyerang area kelamin. Operasi ini dapat mencegah berpindahnya virus dari

ibu ke bayi selama proses persalinan via vagina.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan atau keluhan yang tidak

menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. Kehamilan

merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai perubahan

dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan kondisi yang normal pada

wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh hal-hal yang membuat kehamilannya

tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu. Kehamilan bisa menjadi sesuatu keadaan

yang dapat menimbulkan stress akibat berbagai perubahan fisik selama kehamilan.

Ibu hamil harus menyiapkan diri untuk memberi perawatan secara focus untuk

tubuhnya serta tanggung jawab kepada bayinya. Seiring kemajuan kehamilan ibu

hamil semakin terbuka tentang kondisi fisik yang dialami selama kehamilan.

Ibu hamil tidak perlu khawatir mengenai ketidaknyamanan yang dirasakannya

karena banyak para bidan, dokter dan tim medis lainnya yang dapat membantu dan

menangani ketidaknyamanan yang dirasakannya.

B. Saran

Tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan serta konseling upaya

kesehatan bagi pasangan pranikah agar lebih mengerti kesehatan dan bila ada

masalah kesehatan bias dapat teratasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Benson RC, Pernoll ML. Obstetri & ginekologi. ed. Jakarta: EGC; 2018. 143.

Tsai SYT, Lin JW, Kuo LT, Thomas KA. Dally sleep and fatique in the third trimester

of pregnancy 2017; 35

Benson RC, Pernoll ML. Obstetri & ginekologi. ed. Jakarta: EGC; 2021. 140.

Fonseca TMVD, Cesar JA, Sassi RAM, Schimdl EB. Obstet gynecol. Pathological

vaginal discharge among pregnant women: pattern of occurrence and association

inpopulation- based survey. 2019

IDAI. 2015. Mimisan : Kapan berbahaya? diakses 30 Oktober 2022

dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/mimisan-kapan-berbahaya

Soto-Galindo GA, Trevi-o JL. Epistaxis diagnosis and treatment update: A

review. Ann Otolaryngol Rhinol. 2017;4(4):1176.

National Health of Service UK (2021). Health A to Z. Nosebleed.

22

Anda mungkin juga menyukai