Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PERSALINAN CONTINUITY OF CARE

PADA Ny “S” G1P0A0 UK 38-39 MINGGU I/T/H PRESKEP PUNGGUNG KANAN


KEADAAN JALAN LAHIR NORMAL INPARTU KALA 1 FASE AKTIF
DILATASI MAKSIMAL DI PUSKESMAS ARJASA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Praktik Klinik Stase Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan BBL

Dosen Pembimbing :
Sugijati., SST., M.Kes

Disusun Oleh :

Iftita Rinda Yunani

(P17312235140)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
BIDAN TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan Laporan Komprehensif pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir TM
III Continuity Of Care

Judul Kegiatan : Asuhan Kebidanan Komprehensif Persalinan dan Bayi


Baru Lahir Continuity Of Care Pada Ny. “S” G1P0A0
Usia Kehamilan 38-39 Minggu I/T/H Preskep Punggung
Kanan Keadaan Jalan lahir Normal Inpartu Kala I Fase
Aktif Dilatasi Maksimal di Puskesmas Arjasa

Pelaksanaan Kegiatan : 2 Januari 2024

Tempat Kegiatan : Puskesmas Arjasa

Mahasiswa

Iftita Rinda Yunani


NIM. P17312235140

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Klinik


Pembimbing

Siti Khasanah, S.Tr.Keb., Bd


Sugijati., SST., M.Kes NIP. 197002151990012001
NIP. 1963062319830320009
1
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan Continuity Of
Care Pada Ny. “E” G1P0A0 Usia Kehamilan 38-39 Minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif
Dilatasi Maksimal di Puskesmas Arjasa, yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi
Tugas Praktik Klinik Stase Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Persalinan dan Bayi
Baru Lahir.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Komprehensif
Persalinan dan Bayi Baru Lahir Continuity Of Care ini, diantaranya :

1. Bapak Bapak Dr. Moh. Wildan, A.Per.Pen, M.Pd selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.
2. Ibu Rita Yulifah, S.Kp., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Malang.
3. Ibu Didien Ika Setyarini, S.SiT., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang.
4. Ibu Sugijati SST,.M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah menyediakan waktu,
tenaga dan pikirannya untuk membimbing Praktik Klinik Stase 3 Asuhan Kebidanan
Holistik Fisiologis Kehamilan.
5. Ibu Siti Khasanah S.Tr.Keb.Bd selaku pembimbing praktik yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan Praktik Klinik Stase 3 Asuhan Kebidanan
Holistik Fisiologis Kehamilan.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan selama penyusunan laporan kegiatan
edukasi ini.
Penulis berusaha dengan semaksimal mungkin, demi kesempurnaan penyusunan
laporan ini, baik dari hasil kegiatan, maupun dalam melaksanakan praktiklapang. Saran
dan kritik yang sifatnya membangun, begitu diharapkan oleh penulis, demi
kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

2
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
sertadapat membantu bagi kemajuan pengetahuan kesehatan di Puskesmas Arjasa. Kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan.

Jember, 2 Januari 2024

Penulis

3
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

A. VISI

Mencetak Lulusan Profesi Bidan yang Beradab, Berdaya Saing Global, serta Unggul
dalam Pemberdayaan Perempuan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak diKeluarga dan
Masyarakat.

B. MISI
1. Menyelenggarakan program pendidikan dan pembelajaran Profesi Bidan yang
berkualitas untuk mengembangkan potensi dan kepribadian mahasiswapendidikan
profesi bidan yang beradab dan berdaya saing global
2. Menyelenggarakan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat
bertema pemberdayaan perempuan dalam bidang kesehatan ibu dan anak
yangberkualitas dan inovatif
3. Melaksanakan tata kelola organisasi yang baik dan berbasis teknologi
informasi

4. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam maupun luar


negeri

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ 1

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN .............................


4

DAFTAR ISI .................................................................................................. 5

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 6

BAB 2 TINJAUAN TEORI ......................................................................... 10

BAB 3 TINJAUAN KASUS ........................................................................ 16

BAB 4 PEMBAHASAN .............................................................................. 28

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 32

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus


merupakan faktor penting yang mempengaruhi AKI dan AKB. Angka Kematian
ibu dan bayi dapat terjadi karena komplikasi kebidanan selama masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Kehamilan yang fisiologis jika tidak
dipantau dengan baik dapat mengarah pada keadaan patologis yang dapat
mengancam nyawa ibu dan bayi. Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar perlu
dilakukan untuk menilai derajat kesehatan masyarakat pada suatu negara dan
mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB (Kemenkes RI, 2018). Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indicator
derajat kesehatan disuatu wilayah dan menjadi salah satu komponen indeks
pembangunan maupun indeks kualitas hidup. Menurut WHO. (2019) hasil
pencapaian AKI sebesar 23,88 per 1000 kelahiran hidup sedangkan AKB sebesar
12,41 per 1000 kelahiran hidup. Mengurangi AKI dan AKB merupakan salah satu
indikator dalam Goals ketiga dari program SDGs yang merupakan kelanjutan
MDGs. Salah satu sasaran SDGs adalah AKI diturunkan sampai 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030 dan menurunkan AKB menjadi 16 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2024. Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dan anak
dapat dilihat dari AKI dan AKB yang merupakan hal mendasar dalam
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan anak. (Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemkes RI, 2020).
Hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000
Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000
KH di tahun 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita
selamatkan dari kematian.(Kemkes, 2023). Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Jawa Timur, jumlah kematian ibu di Jawa Timur pada tahun 2022 sebanyak 499
kasus. Angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 1.279 kasus.
Dari data kasus kematian ibu pada bulan Januari s/d Juni 2022 terdapat 30 kasus
kematian ibu dan setelah divalidasi menjadi 28 kasus karena 1 kasus akibat

6
kecelakaan lalulintas dan 1 pendatang bukan KTP Jember, sedangkan pada bulan
yang sama pada tahun 2021 sebesar 32 kasus. Sedangkan untuk kasus kematian
bayi dan balita januari s/d Juni 2022 sebasar 151 kasus, pada bulan yang sama
tahun 2021, sebesar 230 kasus.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan AKI dan AKB yaitu dengan
terlaksananya pemeriksaan Continuity of Care (COC). Asuhan Continuity of Care
(COC) merupakan asuhan secara berkesinambungan dari hamil sampai dengan
keluarga berencana sebagai upaya penurunan AKI dan AKB (Maryunani, 2011).
Pelayanan yang dicapai dalam Asuhan Continuity of Care (COC) adalah ketika
terjalin hubungan dengan terus menerus antara seorang ibu dan bidan. Asuhan
berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan
kebidanan dilakukan mulai dari prakonsepsi, awal kehamilan, selama trimester I
hingga trimester III, dan melahirkan sampai 6 minggu pertama postpastum.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam
menurunkan AKI dan AKB sekaligus memberikan asuhan kebidanan pada siklus
kehidupan wanita. Bidan melakukan asuhan sesuai tugas dan wewenang bidan
yang tercantum dalam UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam
menyelenggarakan Praktik Kebidanan sesuai standar Asuhan Kebidanan. Bidan
bertugas memberikan pelayanan, meliputi : pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan
pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanan,
bidan memberikan asuhan kebidanan yang bersifat holistic, humanistik
berdasarkan evidence based dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan
dan memperhatikan aspek fisik, psikologi, emosional, sosial budaya, spiritual,
ekonomi dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi
perempuan. Selain itu, berdasarkan kriteria penilaian Skor Poedji Rochjati
mengenai deteksi dini kehamilan, seorang bidan berwenang memberikan asuhan
kebidanan secara fisiologis (Kepmenkes RI, 2020).
Penulis sebagai kandidat bidan sangat penting untuk memiliki pengalaman
memberikan asuhan berkesinambungan dan komprehensif, penulis diberikan
kesempatan memberikan asuhan kebidanan pada Ibu dari kehamilan 35-36
minggu sampai 42 hari masa nifas.

7
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan
dengan pendekatan manajemen kebidanan secara nyata sesuai tugas
dan wewenang bidan serta untuk memberikan asuhan kebidanan yang
nyata pada persalinan fisiologis dan perawatan Bayi Baru Lahir.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data Subjektif Pada Ny. S ibu inpartu
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data Objektif Pada Ny. S ibu inpartu
3. Mahasiswa mampu mengeakkan diagnose kebidanan pada Ny. S
ibu inpartu
4. Mahasiswa mampu merencakanan Asuhan kebidanan pada Ny. S
ibu inpartu
5. Mahasiswa mampu melakukan renncana asuhan kebidanan pada Ny.
S ibu inpartu
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada
Ny. S ibu inpartu

1.3 Metode Pengumpulan Data


Melakukan asuhan kebidanan dengan metode asuhan kebidanan
berkelanjutan

(COC) dengan teknik wawancara dan observasi


1.3.1 Wawancara
Metode ini dilakukan melalui anamnessa dengan klien maupun
keluargaklien untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
permasalahan klien yang akan dijadikan sebagai bahan laporan.
Sehingga akan diperoleh data yang akurat. Wawancara pada asuhan
kebidanan komprehensif ini yaitu dengan melakukan anamnesa pada
ibu inpartu.

8
1.3.2 Obseravasi
Melakukan observasi pada klien dengan cara pemeriksaan
fisik maupun laboratorium jika diperlukan. Observasi dalam asuhan
kebidanan komprehensif ini yaitu dengan melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu.

1.3.3 Studi Kepustakaan


Membaca dan mempelajari buku – buku sumber, makalah
ataupun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan
dengan kasus yang diambil.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan yang digunakan dalam pembuatan asuhan
kebidanan komprehensif ini dibagi menjadi 5 Bab sebagai berikut :
1.4.1 BAB 1 Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan,,
metodepengumpulan data dan sistematika penulisan.
1.4.2 BAB 2 Tinjauan Teori
Tinjauan teori menjelaskan tentang konsep teori kehamilan dan
managemen kebidanan.
1.4.3 BAB 3 Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus berisi tentang pengkajian/ pengumpulan
data,identifikasi masalah, penatalaksanaan, evaluasi.
1.4.4 BAB 4 Pembahasan
Pembahasan berisi tentang pemaparan dari kasus yang didapat sesuai
dengan tinjauan kasus serta pemaparan mengenai kesenjangan antara
teori dan praktek.
1.4.5 BAB 5 Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

9
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Pengertian
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian
pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :
a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan
lahir.
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam.
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar.
d. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
2.1.2 Macam – Macam Persalinan
a. Persalinan Spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin.

10
2.1.3 Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gr.
b. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
c. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
d. Partus maturus atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi
dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
e. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.
2.1.4 Sebab – Sebab Mulainya Persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak
faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.
Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori
oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa
teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,
dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan,
sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim
mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

11
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di
akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah
dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya
kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya
teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada
kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu
sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa,
karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat
menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya) persalinan.

5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua
diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara
intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.
Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini
juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau
selama persalinan.

12
2.2 Asuhan Persalinan
2.2.1 Definisi
Asuhan persalinan normal adalah tindakan mengeluarkan janin yang sudah cukup
usia kehamilan, dan berlangsung spontan tanpa intervensi alat. Persalinan dikatakan
normal jika janin cukup bulan (37–42 minggu), terjadi spontan, presentasi belakang
kepala janin, dan tidak terdapat komplikasi pada ibu maupun janin.
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan
persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
2.2.2 Tanda – Tanda Persalinan
a. Ibu ingin mengejan
b. Perineum menonjol
c. Vulva dan anus membuka
d. Terjadinya his persalinan yang bersifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.
2) Sifat teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks.
4) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.
5) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
e. Terjadi perubahan serviks yang menimbulkan :
6) Pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
7) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas.
8) Terjadinya perdarahan karena pembuluh darah kapiler pecah karena
pergeseran serviks.
2.2.3 Tahapan Persalinan
Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang disertai darah (bloody show). Lendir yang disertai darah ini
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.
Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar
kanalis servikalis itu pecah karena pergeseranpergeseran ketika serviks membuka
(Wiknjosastro dkk, 2005).

13
a. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan
diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung
kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan
pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Rata-rata durasi total kala I persalinan pada primigravida berkisar dari 3,3
jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam. Ibu akan
dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh
sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan.
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase,
yaitu:
1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai
timbulnya kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan
serviks.
2) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
o Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm.
o Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
o Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2
jam, pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut
dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian
akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek.
b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II,
his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat
kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air
besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his.

14
Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan
dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
anggota badan bayi. Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang
tepat dan batas waktu yang dianggap normal.
Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda tergantung
paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat blok
epidural dan menyebabkan hilangnya refleks mengedan. Pada Primigravida,
waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah 25-57 menit. Rata-rata durasi
kala II yaitu 50 menit. Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut
dan cemas, maka ibu akan mengalami persalinan yang lebih lama
dibandingkan dengan jika ibu merasa percaya diri dan tenang.
c. Kala III (Kala Uri)
Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan
cara Crede untuk membantu pengeluaran plasenta. Plasenta diperhatikan
kelengkapannya secara cermat, sehingga tidak menyebabkan gangguan
kontraksi rahim atau terjadi perdarahan sekunder.
d. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan)
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah
plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera
jika homeostasis berlangsung dengan baik.
Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh
darah terjepit untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan
observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan
perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka
episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan
bersama bayinya.
2.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan antara lain:

15
a. Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan normal.
Pada faktor passenger, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni
ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta
juga harus melalui jalan lahir, maka ia dianggap sebagai penumpang yang
menyertai janin.
b. Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak
khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,
tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
c. Power
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul. Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara
bersamaan.
d. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi
tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih
hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaki sirkulasi. Posisi tegak
meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.
e. Psychologic Respons
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang dan cemas mungkin
mengakibatkan proses kelahiran berlangsung lambat. Pada kebanyakan
wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi uterus pertama dan
dilanjutkan dengan kerja keras selama jamjam dilatasi dan melahirkan
kemudian berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan
dengan bayi.
Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam
melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang
terlibat. Wanita yang bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai

16
kekhawatiran jika ditanya, tetapi mereka jarang dengan spontan
menceritakannya .
2.2.5 Mekanisme Persalinan
a. Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. engagement
adalah peristiwa ketika diameter biparetal (Jarak antara dua paretal) melewati
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan
lahir dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami ksulitan bila saat
masuk ke dalam panggu dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior. Jika
kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang
di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini
disebut sinklitismus.
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam
keadaan dimana sutura sgaitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis
maka hal ini disebut asinklitismus.
b. Penurunan kepala.
Dimulai sebelum persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung yaitu:
1) Tekanan cairan amnion
2) Tekanan langsung fundus ada bokong
3) Kontraksi otot-otot abdomen
4) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin
c. Fleksi
1) Gerakan fleksi di sebabkan karena janin terus didorong maju tetapi
kepala janin terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul
2) Kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12
cm berubah menjadi suboksipito bregmatika 9 cm
3) Posisi dagu bergeser kearah dada janin
4) Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada
ubun-ubun besar.
d. Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
1) Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah
janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis.

17
Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah
ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai
berada di bawah simpisis.Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk
menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya
kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati Hodge III (setinggi
spina) atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun
kecil mengarah ke jam 12.
2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu: · Bagian terendah kepala
adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi. · Bagian belakang
kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang disebelah depan yaitu
hiatus genitalis.
e. Ekstensi.
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala bekerja
dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan
tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan
pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas
bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut- turut
pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan
akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat
pemutaran disebut hypomochlion.
f. Rotasi luar (putaran paksi luar)
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh
faktor-faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam.
1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung janin,
bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan
atau kiri, sedangkan muka janin menghadap salah satu paha ibu. Bila
ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil
akan berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah
kanan maka ubun-ubun kecil berputar ke kanan.

18
2) Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter
biakromial janain searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah
panggul, dimana satu bahu di anterior di belakang simpisis dan bahu
yang satunya di bagian posterior dibelakang perineum.
3) Sutura sagitalis kembali melintang.

g. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu
lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin
seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang dan seluruhnya.

Gambar 1.1
Mekanisme Persalinan
2.2.6 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Kebutuhan fisiologis ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan dasar pada ibu
bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Kebutuhan dasar ibu bersalin yang harus diperhatikan bidan untuk dipenuhi yaitu
kebutuhan oksigen, cairan dan nutrisi, eliminasi, hygiene (kebersihan personal), istirahat,
posisi dan ambulasi, pengurangan rasa nyeri, penjahitan perineum (jika diperlukan), serta

19
kebutuhan akan pertolongan persalinan yang terstandar. Pemenuhan kebutuhan dasar ini
berbeda-beda, tergantung pada tahapan persalinan, kala I, II, III atau IV.
a. Kebutuhan Oksigen
Pemenuhan kebutuhan oksigen selama proses persalinan perlu diperhatikan
oleh bidan, terutama pada kala I dan kala II, dimana oksigen yang ibu hirup
sangat penting artinya untuk oksigenasi janin melalui plasenta. Suplai oksigen
yang tidak adekuat, dapat menghambat kemajuan persalinan dan dapat
mengganggu kesejahteraan janin. Oksigen yang adekuat dapat diupayakan
dengan pengaturan sirkulasi udara yang baik selama persalinan. Ventilasi udara
perlu diperhatikan, apabila ruangan tertutup karena menggunakan AC, maka
pastikan bahwa dalam ruangan tersebut tidak terdapat banyak orang. Hindari
menggunakan pakaian yang ketat, sebaiknya penopang payudara/BH dapat
dilepas/dikurangi kekencangannya. Indikasi pemenuhan kebutuhan oksigen
adekuat adalah Denyut Jantung Janin (DJJ) baik dan stabil.
b. Kebutuhan Cairan Dan Nutrisi
Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan
bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu
mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan makanan yang
cukup (makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari
glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar
gula darah yang rendah akan mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan
cairan yang kurang, akan mengakibatkan dehidrasi pada ibi bersalin. Pada ibu
bersalin, hipoglikemia dapat mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu
maupun janin. Pada ibu, akan mempengaruhi kontraksi/his, sehingga akan
menghambat kemajuan persalinan dan meningkatkan insiden persalinan dengan
tindakan, serta dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum. Pada janin,
akan mempengaruhi kesejahteraan janin, sehingga dapat mengakibatkan
komplikasi persalinan seperti asfiksia. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat
mengakibatkan melambatnya kontraksi/his, dan mengakibatkan kontraksi
menjadi tidak teratur. Ibu yang mengalami dehidrasi dapat diamati dari bibir yang
kering, peningkatan suhu tubuh, dan eliminasi yang sedikit.
Dalam memberikan asuhan, bidan dapat dibantu oleh anggota keluarga
yang mendampingi ibu. Selama kala I, anjurkan ibu untuk cukup makan dan

20
minum, untuk mendukung kemajuan persalinan. Pada kala II, ibu bersalin mudah
sekali mengalami dehidrasi, karena terjadi peningkatan suhu tubuh dan terjadinya
kelelahan karena proses mengejan. Untuk itu disela-sela kontraksi, pastikan ibu
mencukupi kebutuhan cairannya (minum). Pada kala III dan IV, setelah ibu
berjuang melahirkan bayi, maka bidan juga harus memastikan bahwa ibu
mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairannya, untuk mencegah hilangnya energi
setelah mengeluarkan banyak tenaga selama kelahiran bayi (pada kala II).
c. Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi oleh
bidan, untuk membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan
pasien. Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin atau
minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan.
Kandung kemih yang penuh, dapat mengakibatkan :
1) Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga
panggul, terutama apabila berada di atas spina isciadika
2) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
3) Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama
dengan munculnya kontraksi uterus
4) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5) Memperlambat kelahiran plasenta
6) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung kemih yang
penuh menghambat kontraksi uterus.
Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih di kamar
mandi, namun apabila sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu
untuk berkemih dengan wadah penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk
melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum ataupun setelah
kelahiran bayi dan placenta.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi retensi urin,
dan ibu tidak mampu untukberkemih secara mandiri. Kateterisasi akan
meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
Sebelum memasuki proses persalinan, sebaiknya pastikan bahwa ibu sudah BAB.
Rektum yang penuh dapat mengganggu dalam proses kelahiran janin. Namun
apabila pada kala I fase aktif ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus
memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala kala II. Apabila diperlukan

21
sesuai indikasi, dapat dilakukan lavement pada saat ibu masih berada pada kala I
fase laten.
d. Kebutuhan Hygiene (Kebersihan Personal)
Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu diperhatikan bidan
dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin, karena personal hygiene yang baik
dapat membuat ibu merasa aman dan relax, mengurangi kelelahan, mencegah
infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada
jaringan dan memelihara kesejahteraan fisik dan psikis. Tindakan personal
hygiene pada ibu bersalin yang dapat dilakukan bidan diantaranya: membersihkan
daerah genetalia (vulva-vagina, anus), dan memfasilitasi ibu untuk menjaga
kebersihan badan dengan mandi.
Pada kala I fase aktif, dimana terjadi peningkatan bloodyshow dan ibu
sudah tidak mampu untuk mobilisasi, maka bidan harus membantu ibu untuk
menjaga kebersihan genetalianya untuk menghindari terjadinya infeksi
intrapartum dan untuk meningkatkan kenyamanan ibu bersalin. Membersihkan
daerah genetalia dapat dilakukan dengan melakukan vulva hygiene menggunakan
kapas bersih yang telah dibasahi dengan air Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT),
hindari penggunaan air yang bercampur antiseptik maupun lisol. Bersihkan dari
atas (vestibulum), ke bawah (arah anus). Tindakan ini dilakukan apabila
diperlukan, misalnya setelah ibu BAK, setelah ibu BAB, maupun setelah ketuban
pecah spontan.
Pada kala II dan kala III, untuk membantu menjaga kebersihan diri ibu
bersalin, maka ibu dapat diberikan alas bersalin (under pad) yang dapat menyerap
cairan tubuh (lendir darah, darah, air ketuban) dengan baik. Apabila saat
mengejan diikuti dengan faeses, maka bidan harus segera membersihkannya, dan
meletakkannya di wadah yang seharusnya. Sebaiknya hindari menutupi bagian
tinja dengan tisyu atau kapas ataupun melipat undarpad.
Pada kala IV setelah janin dan placenta dilahirkan, selama 2 jam observasi,
maka pastikan keadaan ibu sudah bersih. Ibu dapat dimandikan atau dibersihkan
di atas tempat tidur. Pastikan bahwa ibu sudah mengenakan pakaian bersih dan
penampung (pembalut bersalin, underpad) dengan baik. Hindari menggunakan
pot kala, karena hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu bersalin. Untuk
memudahkan bidan dalam melakukan observasi, maka celana dalam sebaiknya

22
tidak digunakan terlebih dahulu, pembalut ataupun underpad dapat dilipat disela-
sela paha.
e. Kebutuhan Istirahat
Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu bersalin
tetap harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV)
yang dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba
relaks tanpa adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak
ada his (disela-sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat
his, makan atau minum, atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk
melepas lelah, atau apabila memungkinkan ibu dapat tidur. Namun pada kala II,
sebaiknya ibu diusahakan untuk tidak mengantuk. Setelah proses persalinan
selesai (pada kala IV), sambil melakukan observasi, bidan dapat mengizinkan ibu
untuk tidur apabila sangat kelelahan. Namun sebagai bidan, memotivasi ibu untuk
memberikan ASI dini harus tetap dilakukan. Istirahat yang cukup setelah proses
persalinan dapat membantu ibu untuk memulihkan fungsi alat-alat reproduksi dan
meminimalisasi trauma pada saat persalinan.
f. Posisi dan Ambulasi
Posisi persalinan yang akan dibahas adalah posisi persalinan pada kala I dan
posisi meneran pada kala II. Ambulasi yang dimaksud adalah mobilisasi ibu yang
dilakukan pada kala I. Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa
disadari dan terus berlangsung/progresif. Bidan dapat membantu ibu agar tetap
tenang dan rileks, maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi persalinan dan
posisi meneran ibu. Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi
persalinan dan posisi meneran, serta menjelaskan alternatif-alternatif posisi
persalinan dan posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif. Bidan
harus memahami posisi-posisi melahirkan, bertujuan untuk menjaga agar proses
kelahiran bayi dapat berjalan senormal mungkin.
Dengan memahami posisi persalinan yang tepat, maka diharapkan dapat
menghindari intervensi yang tidak perlu, sehingga meningkatkan persalinan
normal. Semakin normal proses kelahiran, semakin aman kelahiran bayi itu
sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan posisi melahirkan:

23
1) Klien/ibu bebas memilih, hal ini dapat meningkatkan kepuasan,
menimbulkan perasaan sejahtera secara emosional, dan ibu dapat
mengendalikan persalinannya secara alamiah.
2) Peran bidan adalah membantu/memfasilitasi ibu agar merasa nyaman.
3) Secara umum, pilihan posisi melahirkan secara alami/naluri bukanlah posisi
berbaring. Menurut sejarah, posisi berbaring diciptakan agar penolong lebih
nyaman dalam bekerja. Sedangkan posisi tegak, merupakan cara yang
umum digunakan dari sejarah penciptaan manusia sampai abad ke-18.
Pada awal persalinan, sambil menunggu pembukaan lengkap, ibu masih
diperbolehkan untuk melakukan mobilisasi/aktivitas. Hal ini tentunya disesuaikan
dengan kesanggupan ibu. Mobilisasi yang tepat dapat membantu dalam
meningkatkan kemajuan persalinan, dapat juga mengurangi rasa jenuh dan
kecemasan yang dihadapi ibu menjelang kelahiran janin.
Pada kala I, posisi persalinan dimaksudkan untuk membantu mengurangi
rasa sakit akibat his dan membantu dalam meningkatkan kemajuan persalinan
(penipisan cerviks, pembukaan cerviks dan penurunan bagian terendah). Ibu
dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman dan aman. Peran suami/anggota
keluarga sangat bermakna, karena perubahan posisi yang aman dan nyaman
selama persalinan dan kelahiran tidak bisa dilakukan sendiri olah bidan. Pada kala
I ini, ibu diperbolehkan untuk berjalan, berdiri, posisi berdansa, duduk, berbaring
miring ataupun merangkak. Hindari posisi jongkok, ataupun dorsal recumbent
maupun lithotomi, hal ini akan merangsang kekuatan meneran. Posisi terlentang
selama persalinan (kala I dan II) juga sebaiknya dihindari, sebab saat ibu
berbaring telentang maka berat uterus, janin, cairan ketuban, dan placenta akan
menekan vena cava inferior. Penekanan ini akan menyebabkan turunnya suplai
oksigen utero-placenta. Hal ini akan menyebabkan hipoksia. Posisi telentang juga
dapat menghambat kemajuan persalinan.
g. Pengurangan Rasa Nyeri
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik
yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta
penurunan janin selama persalinan. Respons fisiologis terhadap nyeri meliputi:
peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil, dan
ketegangan otot. Rasa nyeri ini apabila tidak diatasi dengan tepat, dapat
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres, yang pada akhirnya dapat

24
menyebabkan terjadinya persalinan lama. Rasa nyeri selama persalinan akan
berbeda antara satu dengan lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
rasa nyeri, diantaranya: jumlah kelahiran sebelumnya (pengalaman persalinan),
budaya melahirkan, emosi, dukungan keluarga, persiapanpersalinan, posisi saat
melahirkan, presentasi janin, tingkat beta-endorphin, kontraksi rahim yang intens
selama persalinan dan ambang nyeri alami. Beberapa ibu melaporkan sensasi
nyeri sebagai sesuatu yang menyakitkan. Meskipun tingkat nyeri bervariasi bagi
setiap ibu bersalin, diperlukan teknik yang dapat membuat ibu merasa nyaman
saat melahirkan.
Menurut Peny Simpkin, beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan
adalah: mengurangi rasa sakit dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif
yang kuat, serta mengurangi reaksi mental/emosional yang negatif dan reaksi
fisik ibu terhadap rasa sakit. Adapun pendekatan-pendekatan yang dilakukan
bidan untuk mengurangi rasa sakit pada persalinan menurut Hellen Varney
adalah: pendamping persalinan, pengaturan posisi, relaksasi dan latihan
pernafasan, istirahat dan privasi, penjelasan tentang kemajuan persalinan, asuhan
diri, dan sentuhan.
h. Penjahitan Perineum (Jika Diperlukan)
Proses kelahiran bayi dan placenta dapat menyebabkan berubahnya bentuk
jalan lahir, terutama adalah perineum. Pada ibu yang memiliki perineum yang
tidak elastis, maka robekan perineum seringkali terjadi. Robekan perineum yang
tidak diperbaiki, akan mempengaruhi fungsi dan estetika. Oleh karena itu,
penjahitan perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu bersalin.
Dalam melakukan penjahitan perineum, bidan perlu memperhatikan prinsip
sterilitas dan asuhan sayang ibu. Berikanlah selalu anastesi sebelum dilakukan
penjahitan. Perhatikan juga posisi bidan saat melakukan penjahitan perineum.
Posisikan badan ibu dengan posisi litotomi/dorsal recumbent, tepat berada di
depan bidan. Hindari posisi bidan yang berada di sisi ibu saat menjahit, karena
hal ini dapat mengganggu kelancaran dan kenyamanan tindakan.
i. Kebutuhan Akan Proses Persalinan Yang Terstandar
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan yang terstandar
merupakan hak setiap ibu. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu
bersalin, karena dengan pertolongan persalinan yang terstandar dapat
meningkatkan proses persalinan yang alami/normal.

25
Hal yang perlu disiapkan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan
terstandar dimulai dari penerapan upaya pencegahan infeksi. Cuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan dengan menggunakan sabun dan air mengalir
dapat mengurangi risiko penularan infeksi pada ibu maupun bayi. Dilanjutkan
dengan penggunaan APD (alat perlindungan diri) yang telah disepakati. Tempat
persalinan perlu disiapkan dengan baik dan sesuai standar, dilengkapi dengan alat
dan bahan yang telah direkomendasikan Kemenkes dan IBI. Ruang persalinan
harus memiliki sistem pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
Dalam melakukan pertolongan persalinan, bidan sebaiknya tetap menerapkan
APN (asuhan persalinan normal) pada setiap kasus yang dihadapi ibu. Lakukan
penapisan awal sebelum melakukan APN agar asuhan yang diberikan sesuai.
Segera lakukan rujukan apabila ditemukan ketidaknormalan.
2.3 Telaah Jurnal
Pada artikel yang ditulis oleh Nurasih dan Endang tahun 2017 dengan judul
“Analisis Alasan Mmeilih Bersalin di Rumah di Wilayah Kerja Puskesmas Sitopeng
Kota Cirebon Tahun 2016” dipublikasi pada tahun 2017pada jurnal “Jurnal Care”.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui
wawancara mendalam. secara snowball sampling dan didapatkan sebanyak 14 orang
informan (ibu melahirkan) dan 2 orang informan (Bidan). Pengumpulan data dengan
tehnik wawancara mendalam menggunakan panduan yang disusun oleh peneliti
sendiri. Selanjutnya agar hasil wawancara terdokumentasikan dengan baik maka
diperlukan alat-alat sebagai berikut : buku catatan, tape recorder dan camera. Analisis
data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan 349 Jurnal Care
Vol .5, No.3,Tahun 2017 data, memuat 3 kegiatan besar yaitu, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian pada artikel ini disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian
diperjelas dengan adanya narasi. Hasil penelitian juga sudah sesuai dengan tujuan
penelitian. Pada hasil penelitian dijelaskan bahwa ibu bersalin menyukai persalinan di
rumah dengan alasan kepraktisan dan kenyamanan. Masih terdapat pengaruh budaya
terhadap keputusan ibu memilih persalinan di rumah.
Pada bagian pembahasan, peneliti menyajikan teori terlebih dahulu yang
kemudian dilanjutkan dengan opini peneliti. Opini yang disajikan peneliti cukup jelas
dan tidak menimbulkan ambigu pada pembaca sehingga pembaca dapat dengan jelas
mendapatkan informasi mengenai hasil penelitian ini. Kemudian peneliti membuat

26
kesimpulan pada penelitian ini yang juga dalam bentuk narasi, kesimpulan sudah
disajikan dengan singkat, padat, dan jelas sehingga dapat menggambarkan isi dari
penelitian ini. Pada akhir artikel, penulis juga mencantumkan saran yang ditujukan
kepada pihak Puskesmas. Selain itu, referensi yang digunakan peneliti beragam mulai
dari buku sampai dengan artikel penelitian.

27
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
Pada Ny. S G1P0A0 UK 38-39 Minggu I/T/H Punggung Kanan
Jalan Lahir Normal Keadaan Umum Baik Inpartu kala 1 Fase Aktif Dilatasi Maksimal

Tanggal MRS : 2-1-2024


Tanggal/Waktu Pengkaji : 2-1-2024/ 18.30 WIB
Tempat Pengkaji : PKM ARJASA
Pengkaji : Iftita Rinda Yunani
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. M
Umur : 17 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Kemuning Lor - Arjasa
Gol. Darah :O
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 2-1-
2023 jam 08.00 WIB dan keluar lendir darah pukul 08.00 wib (2-1-2024)
3. Riwayat Pasien
Ibu datang ke PKM Arjasa dengan G1P0A0 usia kehamilan 38-39 Minggu . Ibu
mengatakan hamil 9 bulan merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 2-1-2024
jam 08.00 WIB dan keluar lendir darah pukul 08.00 wib (2-1-2024). Ibu
didampingi suami datang ke PKM Arjasa pada pukul 12.00 WIB (2-1-2024)
dengan hasil pemeriksaan pembukaan 2 cm.
4. Riwayat Kesehatan Ibu sekarang dan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular
(HIV/AIDS, hepatitis), penyakit menahun (ginjal, jantung), dan ibu mengatakan
tidak memiliki penyakit hipertensi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

28
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
menular (HIV/AIDS, hepatitis), penyakit menahun (ginjal, jantung), dan penyakit
menurun (DM, hipertensi)

6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Lama Menstruasi : 6-7 hari
Siklus Haid : 30 hari
HPHT : 1-4-2023
HPL : 8-1-2024
UK : 38-39minggu

7. Riwayat Perkawinan :
Perkawinan ke :1
Lama : 1 tahun

8. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak
Ke UK Ko Jns Pnlg Tmp K J BB/PB T/G Umu
mp o K H/ r
m M
p
H AM IL INI

9. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun

10. Riwayat Kehamilan


Ibu melakukan ANC pertama kali uk 11-12 minggu
TM I : frek : 2 kali
Keluhan : mual, muntah
Tx : fe, vit.c, kalk
KIE : - ANC rutin

29
- makan sedikit tapi sering
- minum vitamin secara rutin
TM II : frek : 3 kali
Keluhan : mual muntah
Tx : fe, vit.c, kalk
KIE : - ANC rutin
- makan sedikit tapi sering
- minum vitamin secara rutin
TM III : frek : 3 kali
Keluhan : sering kencing
Tx : fe, vit.c
KIE : - tanda bahaya kehamilan
- tanda-tanda persalinan
- persiapan persalinan
- istirahat cukup
- minum vitamin secara rutin
B. Data Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
TTV : TD : (110/80 mmHg)
N : (80 /menit)
Rr : (20 x/menit)
S : (36,5oC)
BB : 57 kg
TB :151 cm
Lila : 24 cm
IMT : 25
Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak oedema, tidak pucat,
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Gigi dan Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
Payudara : simetris, puting menonjol, Kolostrum sudah keluar, tidak ada
benjolan/masa

30
Abdomen : tidak ada bekas operasi, ada striegravidarum
Leopod I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat,lunak tidak melenting
(bokong)
Leopod II : teraba keras memanjang di sebelah kanan (puka), teraba
bagian kecil-kecil sebelah kiri (ekstremitas)
LeopodIII : teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah masuk PAP
Leopod IV : divergen, 3/5
TFU : 29cm.
TBJ : (29-11)x155 =2790 gr
DJJ : 133 x/menit, reguler
HIS : 4x10x40’
Genetalia : edema (-), varises (-), keputihan (-) , terdapat lender darah
VT : v/v taa, portio lunak eff 75%, Pembukaan 8cm, ketuban (+), prekep, H2, molase
0, UUK Jam 11 tidak ada bagian kecil disamping bagian terendah
Ekstremitas : atas : edema (-)
bawah : edema (-), varises (-)
Pemeriksaan Penunjang Tanggal 7-9-2023
1. Hb : 9,6 gr/dl
2. HbsAg : NR
3. SH : NR
4. SS : NR
5. Proterin urine : (-)
C. Assesement
Analisis
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 2-1-
2023 jam 08.00 WIB dan keluar lendir darah pukul 08.00 wib (2-1-2024)
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
TTV : TD : (110/80 mmHg)
N : (80 /menit)
Rr : (20 x/menit)
S : (36,5oC)
Abdomen : tidak ada bekas operasi, ada striegravidarum

31
Leopod I : TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat,lunak tidak melenting
(bokong)
Leopod II : teraba keras memanjang di sebelah kanan (puka), teraba
bagian kecil-kecil sebelah kiri (ekstremitas)
LeopodIII : teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah masuk PAP
Leopod IV : divergen, 3/5
DJJ : 133 x/menit, reguler
HIS : 4x10x40’
Genetalia : edema (-), varises (-), keputihan (-) , terdapat lender darah
VT : v/v taa, portio lunak eff 75%, Pembukaan 8cm, ketuban (+), prekep, H2, molase
0, UUK Jam 11 tidak ada bagian kecil disamping bagian terendah
Sintesis
Ny. S G1P0A0 UK 40-41 minggu Minggu I/T/H Preskep Punggung Kanan Jalan
Lahir Normal Keadaan Umum Baik Inpartu kala 1 fase Aktif Dilatasi Maksimal
D. Plan
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/pemberian informasi kepada ibu membuat ibu menjadi lebih kooperatif
2. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
R/pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
3. Atur posisi ibu miring kiri atau jalan-jalan
R/melancarkan aliran darah yang membawa oksigen untuk janin
4. Beritahu teknik relaksasi pada ibu
R/mengurangi rasa sakit selama proses persalinan
5. Observasi pembukaan, CHPB
R/pemantauan keadaan janin dan kemajuan persalinan

Lampiran
Implementasi
Tanggal/Waktu Tindakan Paraf
2-1-2024 1. Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu ꝭ
18.30 wib dalan keadaan sehat TD : (110/80 mmHg),
N: (80 /menit) ,Rr : (20 x/menit), S: (36,5oC)
dan keadaan janin dalam keadaan baik

32
13.02 wib 2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. ꝭ
13.05 wib 3. Mengatur posisi ibu untuk miring ke kiri ꝭ
atau jalan-jalan
13.07 wib 4. Memberitahu ibu teknik relaksasi dengan ꝭ
ambil nafas dari hidung dang hembuskan
melalui mulut.
13.10 wib 5. Melakukan observasi CHPB

Evaluasi
Ny. E mengerti bahwa ia dalam keadaan baik, Ibu bersedia untuk minum air
putih dan makan nasi, posisi ibu sekarang adalah miring kiri. Ibu menarik nafas yang
panjang saat merasa kesakitan.Djj133x/menit dan His 4x10x40’.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Waktu SOAP Paraf


2-1-2024 19.00 S : Ibu mengatakan air ketuban sudah pecah dan ingin ꝭ
WIB meneran
O : keadaan umum : baik
kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 82x/menit
RR : 24x/meni
HIS : 4x10x40’’
DJJ : 152x/menit, reguler
VT : v/v taa, portio lunak Pembukaan 10cm, eff
100%, ketuban (-) jernih, prekep, H3, molase 0, tidak ada
bagian kecil yang menumbung
A : Ny. S G1P0A0 UK 38-39 minggu Minggu I/T/H
Punggung Kanan Jalan Lahir Normal Keadaan Umum
Baik Inpartu kala 2
P : Pimpin persalinan

33
1. Menyiapkan peralatan persalinan dan
perlindungan diri
2. Memakai celemek plastik.
3. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan,
mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
4. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan
kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
5. Menyiapkan oksitosin
6. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas
basah yang telah dibasahi oleh air matang (DTT),
dengan gerakan vulva ke perineum.
7. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.
8. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
9. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal
(120 – 160 x/menit).
Hasil : terdengar jelas ,kuat dikuadran kanan
bawah perut ibu dengan frekuensi 142 x/mnt
secara teratur.
10. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran
saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.
11. Meminta ibu untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman. Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

34
12. Meletakan underpad (untuk mengeringkan bayi)
di perut ibu
13. Membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan
Hasil : Alat dan bahan sudah lengkap
14. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan
Hasil:sarung tangan steril telah dipakai
15. Melakukan pertolongan persalinan:
a. Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm di
vulva pasang underpad bersih dibawah
bokong ibu,
b. Lahirkan kepala bayi dengan tangan kanan
menahan perineum dan tangan kiri
melindungi oksiput agar tidak defleksi
maksimal
c. Kepala bayi lahir, cek ada lilitan, tidak ada
lilitan
d. Tunggu kepala putar paksi, kepala sudah
putar paksi, lakukan biparietal dengan
mengayunkan kebawah untuk melahirkan
bahu depan, mengayunkan keatas untuk
melahirkan bahu belakang, kedua bahu
sudah lahir
e. Lakukan sangga susur dengan tangan
kanan menyangga kepala dan bahu dan
tangan kiri menyusuri dada hingga kaki,
bayi lahir.
Hasil : Bayi lahir tanggal 2 Januari 2024
jam 19.50
16. Melakukan penilaian selintas
Hasil : bayi segera menangis, gerakan bayi aktif.
17. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks.

35
18. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada lagi bayi dalam uterus.
Hasil : bayi tunggal
19. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin
agar uterus berkontraksi baik.
20. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan
oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
21. Melakukan jepit potong tali pusat. Pegang tali
pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
22. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.

S: Ibu merasa lega karena bayinya telah lahir dan masih


19.52 merasa mules
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Inspeksi : Uterus Globuler, tali pusat
bertambah panjang dan uterus
berkontraksi dengan baik
Genetalia : Semburah darah tiba-tiba
A : Ny S P1A0 inpartu kala III
P : Melakukan tindakan kala III
1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5 -10 cm dari vulva Meletakan satu
tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
meregangkan tali pusat.
2. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali
pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri

36
menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso
kranial.
3. Letakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di
tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
meregangkan tali pusat.
4. Melakukan peregangan dan dorongan
dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso-kranial).
5. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan
kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum
jam
Hasil: plasenta lahir jam 19.50 wib.
6. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase
pada fundus uteri
7. Melakukan evaluasi kemungkinan adanya laserasi
Hasil : terdapat laserasi derajad 2, lakukan
heacting dengan anastesi

20.15 S : Ibu merasa lega karena persalinannya sudah selesai


O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 °C
Rr : 20x/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Perdarahan : ±150 cc
Kandung kemih : 200 cc

37
Perineum : tidak tedapat bekas laserasi
A : Ny E P3A0 inpartu kala IV
20.30 P : Melakukan tindakan kala IV
1. Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
2. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan
perdarahan pervaginam
3. Mengajari ibu untuk melakukan massase uterus
selama 15x selama 15 detik setiap 15 menit.
4. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
5. Mencuci semua alat bekas pakai.
6. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
7. Membersihkan ibu dengan washlap.
Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah. Membantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
8. Memastikan ibu merasa nyaman
9. Membersihkan sarung tangan kemudian buang
ditempat sampah
10. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun, kemudian keringkan.
11. Melakukan pendokumentasian partograf.
12. Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.

21.50 S : ibu merasa sedikit lelah


O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 °C

38
Rr : 20x/menit
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Perdarahan : ±20 cc
Kandung kemih : kosong
Perineum : tidak ada laserasi pernineum
A : Ny. S P3A0 post partum hari ke 0
P : melakukan observasi post partum hari ke 0
1. Memberikan ibu nutrisi setelah melakukan
persalinan
2. Memberi tahu dan membantu ibu untuk
mobilisasi, mulai dari miring kanan kiri lalu
duduk.
3. Memberi tahu ibu untuk menjaga kemaluannya,
sering ganti pembalut dan mandi 2x sehari.

BAB 4
PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian pada Ny.S, didapatkan data bahwa ibu telah melahirkan
anaknya secara spontan di PKM Arjasa dengan didampingi oleh suami dan penolong

39
persalinan adalah bidan. Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan mengurangi
angka kematian ibu. Di samping adanya pengecualian pada kondisi tertentu dapat dilakukan
di luar Fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, pada Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3)
menjelaskan adanya 5 aspek dasar dalam persalinan yang merupakan bagian dari standar
Asuhan Persalinan Normal (APN), yakni, membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan
sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan, dan rujukan
pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Semua aspek tersebut hanya dapat dilakukan
di Fasilitas pelayanan kesehatan. (Permenkes, 2014). Berdasarkan sumber tersebut Ny. S
sudah mengikuti ketentuan yang sudah di tetapkan oleh kementrian kesehatan yaitu
melakukan persalinan di fasilitan pelayanan kesehatan yaitu di Puskesmas. Hal ini erat
hunungannya dengan pencegahan terjadi angka kematian ibu dan bayi.
Hasil pengkajian data subjektif pada Ny.S didapatkan bahwa Ibu mengatakan hamil 9
bulan merasakan kenceng-kenceng sejak tanggal 2-1-2023 jam 08.00 WIB dan keluar lendir
darah pukul 08.00 wib (2-1-2024). Persalinan umumnya terjadi ketika usia kehamilan 36-40
minggu. Orang tua bisa mengetahui hari perkiraan lahir bayi dengan bertanya kepada dokter.
Namun tidak ada yang bisa memastikan betul kapan seorang ibu akan melahirkan. Untuk itu,
demi persiapan melahirkan yang matang, orang tua perlu memahami tanda-tanda ibu akan
melahirkan. Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terbitan Kementerian Kesehatan
tahun 2020, berikut ini tanda-tanda awal persalinan Perut terasa mulas secara teratur. Makin
lama rasa mulas makin sering timbul, Dari jalan lahir keluar lendir yang tercampur dengan
darah, Cairan ketuban keluar dari jalan lahir. Berdasarkan dari teori tersebut, ibu mengalami
2 tanda persalinan yaitu adanya kontraksi dan pengeluaran lender darah.
Dari hasil pengkajian data objektif didapatkan Keadaan Umum Baik, Kesadaran
CM, TD (110/80 mmHg), N (80 /menit), Rr (20 x/menit), S (36,5oC) Abdomen : tidak ada
bekas operasi, ada striegravidarum, Leopod I TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat,lunak tidak
melenting (bokong), Leopod II teraba keras memanjang di sebelah kanan (puka), teraba
bagian kecil-kecil sebelah kiri (ekstremitas), LeopodIII teraba bulat, keras dan melenting
(kepala), Leopod IV : divergen, 3/5, TFU 29cm., TBJ (29-11)x155 =2790 gr, DJJ 133
x/menit, regular, HIS 4x10x40’, Genetalia edema (-), varises (-), keputihan (-) , terdapat
lender darah, VT : v/v taa, portio lunak Pembukaan 8cm, eff 75%, ketuban (+), prekep, H2,
molase 0, tidak ada bagian kecil yang menumbung. Kala I ialah waktu untuk pembukaan
serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm) atau dimulai sejak kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat yaitu frekuensi serta kekuatannya 6 hingga terjadinya pembukaan

40
lengkap atau pembukaan 10 cm. Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap Pembukaan kurang dari 4 cm, Biasanya berlangsung antara 6 - 8 jam dan Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat / 3 kali atau
lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), Serviks membuka dari 4
ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10), Terjadi
penurunan bagian terbawah janin, Berlangsung selama 6 jam (Indrayani, 2016). 2)
Manajemen Asuhan Kala Satu a) Identifikasi Masalah Identifikasi dilakukan terhadap
permasalahan yang mungkin ditemukan pada persalinan kala satu. Riwayat kesehatan Dalam
hubungannya dengan diagnosis persalinan, perlu menilai kapan mulai adanya his/kontraksi,
berapa lama dan berapa sering kontraksi timbul, adanya perdarahan pervaginam atau air
ketuban jika sudah pecah. Menanyakan 7 mengenai kesehatannya secara umum dan
kesejahteraannya selama kehamilan. Pengkajian fisik maternal Pemeriksaan fisik pada ibu
meliputi keadaan umum, tanda vital, dan pemeriksaan head to toe. Pada abdomen diperiksa
pola kontraksi, tinggi fundus uteri, pengukuran lingkar abdomen jika dicurigai kehamilan
kembar atau polihidramnion. Pemeriksaan pelviks diperlukan untuk mengetahui penipisan
dan pembukaan serviks, posisi serviks, dan penurunan kepala berdasarkan hodge. Pada
ekstremitas diperiksa adanya edema dan reflek patella. Pengkajian fisik janin Dalam
mengkaji status janin dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin, normalnya 120-160 kali
per menit. Taksiran berat janin dapat dihitung dari Tinggi Fundus Uteri (TFU). Letak dan
presentasi janin dapat diketahui dari hasil pemeriksaan palpasi abdomen maupun
pemeriksaan dalam, sedangkan untuk posisi janin dapat diketahui dari hasil pemeriksaan
dalam. Berdasarkan teori diatas terdapat kesesuaian dari pemeriksaan objektif pada Ny. S
masuk inpartu kala 1.
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat diambil diagnose
adalah Ny. S G1P0A0 UK 38-39 Minggu I/T/H Punggung Kanan Jalan Lahir Normal
Keadaan Umum Baik Inpartu kala 1 Fase Aktif Dilatasi Maksimal.
Rencana Asuhan dalam kasus ini adalah Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu,
Anjurkan ibu untuk makan dan minum, Atur posisi ibu miring kiri atau jalan-jalan, Beritahu
teknik relaksasi pada ibu, mengurangi rasa sakit selama proses persalinan dan Observasi
pembukaan, CHPB. Asuhan kala I dapat direnanakan berdasarkan analisis masalah. Rencana
dan penatalaksanaan dibuat agar dapat memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan
apakah persalinan dalam kemajuan yang normal, memeriksa perasaan ibu dan respons fisik
terhadap persalinan, memeriksa bagaimana janin bereaksi saat persalinan, membantu

41
memahami apa yang sedang terjadi sehingga ibu dapat berperan serta aktif dalam
menentukan asuhan, membantu keluarga dalam merawat ibu selama proses persalinan,
mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan yang tepat. Pemanatauan
kesejahteraan ibu dan janin (partograf), Dukungan emosional Asuhan yang sifatnya
mendukung selama persalinan merupakan ciri dari asuhan kebidanan. Pengendalian nyeri
Salah satu kebutuhan ibu dalam proses persalinan adalah pengurangan rasa sakit. Cara untuk
mengurangi rasa sakit pada proses persalinan adalah mengurangi rasa sakit langsung dari
sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat, mengurangi reaksi fisik dan mental
negatif, serta emosional ibu terhadap rasa sakit. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu
merasa lebih rileks, segar dan nyaman selama persalinan. Posisi dan Mobilitas Anjurkan ibu
untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan anjurkan pendamping untuk
membantu ibu bergant posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring
atau merangkak. Pencegahan infeksi Kepatuhan dalam menjalankan praktik pencegahan
infeksi yang baik akan melindungi ibu, penolong, dan keluarga dari infeksi. (Bidan dan
Dosen Kebidanan Indonesia, 2017). Rencana Asuhan yang dibuat telah sesuai berdasarkan
terori yang ada.
Berdasarkan rencana asuhan yang telah dibuat, semua dilakukan dengan baik. Sampai
pada pertolongan persalinan sesuai dengan APN. Kala dua persalinan dimulai dari
pembukaan lengkap dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin
hingga keluar dan berakhir dengan lahirnya bayi (Kurniarum, 2016) Pada kala II ini memiliki
ciri khas His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali, Kepala janin
telah turun masuk ruang panggul dan menimbulkan rasa ingin mengejan , Meningkatnya
pengeluaran lendir bercampur darah , ) Tekanan pada rectum atau vagina seperti ibu merasa
ingin BAB. Perineum menonjol , Vulva dan sfingter ani membuka Ny. S mengalami semua
tanda-tanda diatas pada pukul 19.00 (2-1-2024) sehingga langsung dipinpin persalinan dan
bayi lahi pada pukul 19.50 WIB (2-1-2023) Kala uri atau kala pengeluaran plasenta yaitu
waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta)/dimulai setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti
sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian
timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 – 5 menit plasenta terlepas
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan. Dan pada
pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira – kira 100-200cc. Pada
kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah bayi lahir. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

42
perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda
– tanda pelepasan plasenta Perubahan tinggi dan bentuk fundus Tali pusat memanjang,
Semburan darah mendadak dan singkat . Manajemen aktif kala III Tujuan Manajemen Aktif
Kala III ialah membuat uterus berkontraksi lebih efektif sehingga dapat mempersingkat
waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah selama kala III persalinan.
Manajemen Aktif Kala III terdiri dari Pemberian suntikkan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir, Melakukan PTT/ penegangan tali pusat terkendali , Masase fundus uteri.
Pada Ny. S telah memalui kala III dengan baik, plasenta lahir pada jam 19.55 WIB (2-1-
2024). Kala pengawasan Kala IV yaitu waktu setelah bayi lahir dan uri selama 1-2 jam dan
waktu dimana untuk mengetahui keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Pengawasan kala 4 ini dilakukan setelah ibu merasa nyaman. Observasi yang
dilakukan adalah Tingkat kesadaran penderita , Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah,
nadi, dan pernapasan , Kontraksi uterus , dan Terjadi perdarahan. Hasil pemeriksaan kala IV
pada Ny. S tertuang pada partograf.
Sedangkan hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi Ny. S adalah bayi lahir
normal dan spontan pada tanggal 2 Januari 2021, pukul 19.50 Wib. Bayi menangis kuat,
warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif. Jenis kelamin Perempuan, berat badan 3000
gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepada 35 cm, ekstremitas lengkap, anus (+) dan tidak
ada cacat bawaan. Hal ini sesuai dengan teori dimana bayi baru lahir normal dan sehat
apabila warna kulit merah, denyut jantung >100 x/menit, menangis kuat, tonus otot bergerak
aktif, pernafasan baik dan tidak ada komplikasi pada bayi tersebut (Tando, 2016). Bayi Ny.
juga telah diberi salep mata tetrasiklin 1%, vitamin K1 di paha kiri bayi dan 1 jam setelahnya
diberi imunisasi HB0 di paha kanan bayi.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

43
Asuhan kebidanan persalinan pada Ny.S P 1A0 pada 04 Desember 2023 dapat
disimpulkan :
a. Pada pengkajian data subjektif diketahui Ny.S telah melahirkan anaknya di Puskesmas
Arjasa
b. Data Objektif dari Ny. S diperoleh keadaan umum cukup, kontrasksi uterus baik,
terdapat laserasi derajat II, BB bayi 3000 gr, PB 50 cm dan LK 35 cm..
c. Asessment yang diperoleh pada Ny.S P1A0 dengan inpartu kala IV .
d. Plan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu berupa heacting perinium, KIE nutrisi,
tanda bahaya post partum, observasi post partum 2 jam dan asuhan pada bayi baru lahir

5.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan dan bayi
baru lahir sesuai dengan diagnosa dan masalah yang dialami oleh ibu dengan tepat dan
cermat.

44

Anda mungkin juga menyukai