PADA Ny.”S”
DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN
Oleh :
IFA RUSDIANAH
NIM : 2021080658
IFA RUSDIANAH
NIM 2021080658
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan
Ketua STIKES Husada Jombang Profesi Bidan
Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat
dan anugerah-Nya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan Pra Nikah dan Pra Konsepsi di
Puskesmas Kembangbahu dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama
menyelesaikan Laporan ini, tidak akan mungkin dapat penulis selesaikan dengan baik. Dalam
penyusunan Laporan ini, penyusun banyak mendapat bimbingan dan dukungan serta arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM. selaku Ketua STIKES Husada Jombang, yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.PH selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES
Husada Jombang.
3. Murtiningsih, Amd,Keb selaku CI di ruang Bersalin Puskesmas TURI
4. Elis Fatmawati, SST., M.Tr.Keb,C.Birth., selaku pembimbing akademik dalam penyusunan
laporan stase I ini.
5. Ibu, Ayah, suami tercinta serta putra - putraku yang senantiasa memberikan motivasi serta
bantuan materiil dan spiritual yang tiada henti.
6. Teman-teman sejawat khususnya di Puskesmas TURI yang telah membantu dan selalu
memberikan motivasi dalam penyelesaian laporan studi kasus ini.
Semoga Alloh SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam penyelesaian laporan stase I ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Kebidanan dan pelayanan gynekologi.
IFA RUSDIANAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan pada ibu bersalin Ny.”L” dengan memberikan
asuhan kebidanan ibu bersalin melalui pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian data dasar secara subyektif atau anamnesa pada
asuhan kebidanan ibu bersalin
2. Mampu melakukan pemeriksaan secara objektif pada asuhan kebidanan ibu
bersalin.
3. Mampu melakukan penegakan diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian pada ibu bersalin
4. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu bersalin.
5. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
bersalin
6. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanann yang telah dilakukan pada ibu
bersalin
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas suhan kebidanan
stase I di program profesi bidan STIKES Husada Jombang
1.3.2 Manfaat bagi penyusun
Dapat menerapkan pola fikir asuhan kebidanan sesuai dengan SOAP dan
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin secara komprehensif dan sesuai standart
operasional prosedur sehingga lebih profesional dalam memberikan asuhan
kebidanan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plesenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu), tanpa di sertai penyulit. Persalinan
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pasa serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
(JNPK-KR, 2014).
Persalinan adalah proses proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 –42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Icesmil dan Margareth, 2013).
b. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan
28 – 36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur, berat janin antara 1.000 –
2.500 gram.
c. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan 37 –
40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2.500 gram.
d. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
e. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin dikamar
mandi, di atas kendaraan dan sebagainya.
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo Pelvix Disproportion
(CPD).
d. Braxton hicks Braxton hicks diawal kehamilan telah ada, namun semakin usia
kehamilan matur intensitas braxton hicks semakin kuat dan tidak
menimbulakan nyeri. Kondisi ini dipengaruhi karena adanya penekanan kepala
janin di daerah lumbal dan thorakal pada saat kepala janin memasuki rongga
panggul.
Faktor lain yakni pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang berkurang
di akhir kehamilan. Sehingga memicu sekresi oksitosin dari posterior hopofisis.
Dengan demikian kontraksi uterus akan muncul yang diawali dengan braxton
hicks. Sehingga braxton hicks sering disebut dengan gejala false labor.
Faktor yang mempengaruhi persalinan preterm adalah usia ibu pada saat
hamil, secara fisik pada usia kurang dari 20 tahun belum terbentuk sempurna alat
reproduksi pada rahim karena masih relatif kecil pembentukan belum sempurna
dan pertumbuhan tulang panggul belum cukup lebar sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan janin. Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16 Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun dapat menimbulkan resiko terjadinya
komplikasi dan mortalitas dan mordibitas bayi yang akan dilahirkan. (Rini
Wahyuni, Siti Rohani 2017).
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
1) Passage
b) Bagian lunak (otot – otot, jaringan dan ligament –ligamen pintu panggu)
2) Sumbu panggul Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik- titik
tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus).
a) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simpisi
dan promontorium.
b. Power
Power merupakan kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot – otot rahim.
1) His (kontraksi otot rahim Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih
kecil serta mendorong janin dan kantung amneon kearah segmen bawah rahim
dan serviks.
c. Passanger
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
2) Plasenta
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membrane yang kuat dan
ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua
kekuatan regang membrane janin dengan demikian pembentukan komponen
amnion yang menceggah rupture atau robekan sangatlah penting bagi
keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati
panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan
dari cairan amnion dan juga saat terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran muara
dan saluran serviks yang terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan
amnion selama ketuban masih utuh.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah – olah pada saat itulah benar
– benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seoalah – olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula diaggap sebagai suatu “keadaan yang
belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan (Shofa, 2015).
Ada lima aspek dasar/lima benang merah, yang penting dan saling terkait
dalam persalinan yang bersih dan aman yaitu membuat keputusan klinik, asuhan
sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan/rekam medis, dan
rujukan.
c. Pencegahan infeksi
3) Permukaan benda disekitar kita, peralatan atau benda –benda lainnya yang
akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput
mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi, sehingga harus diproses
secara benar.
4) Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi.
5) Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan – tindakan pencegahan infeksi
secara benar dan konsisten.
3) Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan.
4) Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan
dapat dibaca.
e. Rujukan
a. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus
yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien
b. Engagement
Fiksasi (engagement meruapakan tahap penurunan pada waktu diameter
bipariental dari kepala janin telah masuk panggul ibu.
c. Fleksi
Fleksi disebabkan karena janin didorong maju, dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar
panggul. Akibat dari kekuatan dorongan dan tahanan ini terjadilah fleksi.
d. Putaran paksi dalam
Pemutaran dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang kepala
bagian yang terendah ialah daerah daerah ubun – ubun kecil dan bagian
inilah yang akan memutar kedepan kebawah simpisis. Hal ini untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
e. Ekstensi
Terjadi karena adanya gaya tahanan dari dasar panggul dimana gaya
tersebut membentuk lengkungan Carrus, yang mengarahkan kepala ke atas
menuju lubang vulva sehingga kepala harus ekstensi untuk melaluinya.
Bagian leher belakang dibawah occiptnya akan bergeser di bawah simpisis
pubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi kemuadian
memberi tekanan tambahan atas kepala yang menyebabkan ekstensi kepala
yang lebih lanjut.
f. Putaran paksi luar
Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu mengalami perputaran
dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam diameter
yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada lubang
vulva-vagina, dimana ia akan bergeser di bawah simpisi pubis.
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah sympisis dan
menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu
depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan bayi lahir searah dengan
paksi jalan lahir mengikuti lengkung carrus (kurva jalan lahir)
(Walyani&Purwoastuti,2016).
a. Kala I (Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mecapai pembukaan lengkap. Lama kala I: Primigravida 12 jam dengan
kemajuan pembukaan 1 cm setiap 1 jam dan multigravida 8 jam dengan kemajuan
pembukaan 2 cm setiap 1 jam (Hidayat dan Sujiyatini, 2012).
2) Fase aktif berlangsung 6 jam dimana serviks memuka dari 4cm sampai 10
cm. Fase aktif di bagi menjadi 3 yaitu :
d) Membuat hati ibu merasa tentram selama kala II persalinan dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu
e) Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan untuk
meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada
his.
Kala III yaitu dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Hidayat dan Sujiyatini, 2013).
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus . setelah bayi lahir dan sebelum
meometrium mulai berkontraksi , uterus berbentuk bulat penuh dan
tinggi fundus uteri biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta kedorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau eperti
buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat.
Kala IV adalah kala pengawasan 1 – 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir
untuk memantau kondisi ibu (Shofa, 2015). Kala IV merupakan kala pengawasan
yang dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum
(Hidayat dan Sujiyatini, 2013).
a) Vital sign: tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan Tinggi fundus uteri.
Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek, TFU normal sejajar dengan
pusat atau dibawah pusat, uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu
beriksn injeksi oksitosin atau methergin).
b) Perdarahan. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir,
kontraksi atau kandung kencing).
c) Kandung kencing. Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik
(Shofia, 2015).
a) Robekan mukosa
b) Komisura posterior
c) Kulit perineum
a) Robekan mukosa
b) Komisura posterior
c) Kulit perineum
d) Otot perineum
3) Robekan derajat 3, dapat mempunyai akibat yang lebih serius dan dimana
pun bila memungkinkan harus dijahit oleh ahli obstetri, di rumah sakit
dengan peralatan yang lengkap, dengan tujuan mencegah inkontinensia
vekal dan atau fistula fekal
a) Robekan mukosa
b) Komisura posteriorerior
c) Kulit perineum
d) Otot perineum
4) Robekan derajat 4, harus dijahit oleh ahli obstetri, dirumah sakit dengan
peralatan yang lengkap, dengan tujuan mencegah inkontinensia vekal dan
atau fistula fekal.
a) Robekan mukosa
b) Komisura posterior
c) Kulit perineum
d) Otot perineum
a. Mencatat kemajuanpersalinan.
2.1.13. Pelaksanaan
c. Perineum menonjol.
5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam.
12. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
13. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran.
(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman).
14. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran :
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau
60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu
tidak mempunyai keinginan untuk meneran
j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
15. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
16. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut bawah ibu,
jika kepala bayi membuka 5-6 cm.
17. Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
19. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya kelapa
20. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan
yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-
lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas
cepat saat kepala lahir.
21. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya
22. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahir bahu
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan
kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk
melahirkan bahu posterior
24. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu
dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian
bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan
tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
25. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-
hati membantu kelahiran kaki.
26. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
27. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian pusat.
28. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal)
31. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
33. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Selimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian
kepala.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Tangan lain menegangkan tali pusat.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan
lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
3) Masalah yang sering berkaitan dengan hal hal yang sedang dialami
oleh wani
5) Kebutuhan
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering, rasa ingin BAB dan mulas tak
tertahankan.
Ibu mengatakan bahwa sejak pukul 10.00 WIB perutnya mules dan kenceng-kenceng.
Rasa sakit menjalar sampai punggung. Ibu juga mengatakan nyeri dirasakan tidak hilang
di buat istirahat dan bertambah nyeri jika dibuat beraktivitas dan nyeri berkurang bila
punggung di gosok-gosok.
4. Riwayat Mentruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : Teratur
Lama : 7 hari
HPHT : 17-11-2021
Disminorhe: tidak
4. Riwayat Obstetri
Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan sampai sekarang
tanpa disertai nyeri
b. Riwayat ANC
trimester II : 4 kali
- Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan masyarakat sangat baik
- Ibu mengatakan tanggapan keluarga terhadap kehamilan ini baik dan mendukung
a. Pola nutrisi
- Makan : 3x/hr 1 porsi habis terdiri dari sepiring nasi, lauk, ikan, sayur kadang-kadang
ditambah buah
b.Pola Eliminasi
c. Pola Istirahat
d. Pesonal Hygiene
- Mandi 2 kali/hari , gosok gigi 2x/hari, keramas 3x/ seminggu, ganti CD ketika
lembab/basah
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda vital : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/m
RR : 20x/m
Suhu : 36,50C .
TB : 157 cm
BB sebelum hamil : 59 Kg
BB sekarang : 70 kg
LILA : 25 cm
HPL : 24-07-2022
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut bersih, warna hitam, distribusi merata, tidak ada Oedema
Muka : simetris, bentuk bulat, tidak ada closma grsvidarum, tidak pucat,
tidak ada odema
Mata : simetris, , conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : pernafasan spontan, tidak ada secret,tidak ada nyeri tekan dan
bejolan
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis , tidak ada karies gigi, bibir lembab
Telinga : bersih tidak ada serumen, membrane tympani utuh putih
mengkilat
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak ada benjolan , Bentuk simetris Aerola mammae
hiperpigmentasi, Putting susu menonjol Kolostrum : ada
Genetalia : tidak ada ordema dan varises, tidak ada kondiloma
akuminata,tidak ada luka bekas jahitan, terdapat lender
Perineum : tidak ada luka bekas jaringan parut
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas :
atas : simetris , tidak ada odema, kuku cembung,kuku tidak pucat dan tidak ada
sianosis
Bawah : simetris , tidak ada odema, kuku cembung,kuku tidak pucat dan tidak ada
sianosis, pergerakan bebas , reflek patella positif
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, ada strie livide, terdapat
linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
b. Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan prosesus xyphoideus sampai pusat
(31cm), teraba lunak, kurang bulat, dan tidak mudah
dilentingkan
Leopold II : Kanan : teraba bagian kecil janin
Kiri : teraba keras, memanjang, dan datar
Leopold III : teraba bulat,keras, dan sulit di goyangkan
Leopold IV : sebagian kepala sudah masuk PAP
c. Auskultasi
DJJ : 136 x/m, irama teratur , kuat
d. Pemeriksaan Dalam
Jam 04.00 WIB
VT : pembukaan 6 cm, eff 50%,ket(+), molase(0), H2,pre skep, UUK ka dep,
tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat disamping presentasi, keadaan
jalan lahir DBN, STLD (+)
3.3 ANALISA DATA
Dx : G1 P0000/A/T/H/IU/Preskep/pu.ki/keadaan panggul DBN/ KU Ibu dan janin
baik/ Inpartu kala I Fase aktif
4. Pemeriksaan Khusus
e. Inspeksi
Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, ada strie livide, terdapat
linea nigra, tidak ada luka bekas operasi
f. Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan prosesus xyphoideus sampai pusat
(33cm), teraba lunak, kurang bulat, dan tidak mudah
dilentingkan
Leopold II : Kanan : teraba bagian kecil janin
Kiri : teraba keras, memanjang, dan datar
Leopold III : teraba bulat,keras, dan sulit di goyangkan
Leopold IV : sebagian kepala sudah masuk PAP
g. Auskultasi
DJJ : 136 x/m, irama teratur , kuat
h. Pemeriksaan Dalam
Jam 09.50 WIB
VT : pembukaan 6 cm, eff 50%,ket(+), molase(0), H2,pre skep, UUK ka dep,
tidakteraba bagian kecil janin atau tali pusat disamping presentasi, keadaan
jalan lahir DBN, STLD (+)
3.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 26 Juli 2022 Jam : 04.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah dalam waktu persalinan yaitu sudah
pembukaan 6cm, TD: 90/80 mmHg, N: 89x/m R: 20x/m, S: 36,6 0C DJJ 136x/m, dan secara
keseluruhan kondisi ibu dan janin dalam batas normal.
Evaluasi : ibu mengerti dan sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menganjurkan kepada suami atau keluarga untuk memberi dukungan dan support mental
kepada ibu agar semangat dalam menjalani proses persalinan.
Evaluasi : suami atau keluarga bersedia untuk memberikan dukungan dan support mental
kepada ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk makan atau minum di sela-sela kontraksi agar menambah energi
saat mengejan.
Evaluasi : ibu bersedia untuk makan atau minum
4. Melakukan masase atau pijatan lembut dengan sedikit ditekan atau seperti mengusap-usap
pada titik nyeri (bagian punggung) ibu untuk mengurangi nyeri karena kontraksi.
Evaluasi : masase sudah dilakukan dan ibu merasa nyeri kontraksi berkurang.
5. Mengajari ibu untuk melakukan relaksasi dengan cara menarik nafas panjang melalui hidung
dan di hembuskan melalui mulut, bermanfaat mengurangi nyeri saat ada kontraksi.
Evaluasi : ibu mengerti dan dapat melakuka relaksasi dengan benar.
6. Mengobservasi keadaan ibu dan janin tiap 1 jam serta mencatat pada lembarobservasi.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan dan telah dicatat pada lembar patrograf.
7. Melakukan asuhan sayang ibu dengan memberikan perhatian dan menyemangati ibu dalam
menghadapi proses persalinan.
Evaluasi : asuhan sayang ibu sudah dilakukan dan ibu tampak relaks.
8. Menyiapkan partus set, resusitasi set, heating set, obat-obatan esensil (oksitosin, metil
ergometrin dan lidocain), tempat yang nyaman, serta perlengkapan ibu dan bayi.
Evaluasi : peralatan, obat-obatan esensial, serta perlengkapan ibu dan bayi sudah di siapkan.
9. Mendokumentasikan semua tindakan
Evaluasi : dokumentasi tindakan sudah dilakukan
Data Subyektif :
Ibu mengatakan mules dan kenceng-kenceng semakin sering dan ingin mengejan seperti ingin
BAB
Data Obyektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan Dalam (Genetalia)
VT : 10 cm, portio tidak teraba, penipisan 100% ketuban sudah pecah, jernih, sutura sagitalis
terpisah, tidak ada molase atau penyusupan, penurunan kepala di Hodge IV, POD teraba UUK,
presentase belakang kepala, tidak ada penumbungan atau lilitan tali pusat, tidak teraba bagian
terkecil janin, terdapat dan tanda gejala kala II : perenium menonjol, vulva membuka, tekanan
pada anus.
Analisa :
Ny. S umur 23 tahun G1P0000 usia kehamilan 39 minggu dengan persalinan kala II
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap (10 cm), ketuban
sudah pecah.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia dipimpin untuk mengejan
2. Memastikan partus set lengkap, APD, resusitasi set, oksitosin, metil ergometrin, dan obat-
obatan esnsial lainya, memakai APD, persiapan menolong persalinan.
Evaluasi : alat sudah lengkap dan penolong persalinan sudah siap.
3. Memposisikan ibu dorsal recumbent dan mengajari ibu cara mengejan yang benar, yaitu
apabila ada kontraksi ibu silahkan menarik nafas panjang dari hidung, ditahan kemudian
mengejan, amat tidak boleh tertutup, menundukan kepala melihat ke perut, dagu
menempel pada dada, tidak boleh bersuara saat mengejan, kedua tangan bera pada
selengkangan paha dan ditarik kearah dada.
Evaluasi : ibu nyaman dengan posisi dorsal recumbent dan bisa mengejan dengan benar
4. Meminta suami atau keluarga untuk memberi support, makan atau minum saat tidak ada
kontraksi
Evaluasi : suami atau keluarga bersedia memberi support serta makan atau minum pada ibu
5. Melakukan pertolongan persalinan yaitu meletakkan handuk atau kain bersih di perut ibu,
saat kepala bayi terlihat 5-6 cm didepan vulva, menyiapkan kain 1/3 bagian di bokong ibu
untuk stenen, membuka partus set, memakai sarung tangan steril, membantu ibu
melahirkan kepala, menganjurkan ibu untuk bernafas pendek, tidak ada lilitan tali pusat,
menunggu bayi putaran paksi luar, posisi tangan biparietal, membantu ibu melahirkan bahu
anterior dan superior, melakukan sanggah susur, bayi lahir spontan (pukul 14.20 WIB) bayi
menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan.
Evaluasi : pertolongan persalinan sudah dilakukan, bayi lahir spontan pukul (14.20 WIB).
6. Mendokumentasikan semua tindakan
Evaluasi : dokumentasi sudah dilakukan
Tanggal : 26 Juli 2022 Jam 06.00 WIB
Data Subyektif :
Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya dan perut bagian bawah masih terasa mules
Data Obyektif :
1. Keadaan umum: Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras, dan tidak ada janin kedua, terdapat tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu semburan darah secara tiba-tiba, tali pusat bertambah panjang
dan perubahan uterus menjadi globuler
Analisa :
Ny. S umur 23 tahun P1001 persalinan kala III dengan keadaan normal.
Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa tidak ada janin kedua dan akan
disuntikkan oksitosin 10 IU (1 cc) pada paha kanan bagian luar untuk membantu melahirkan
plasenta
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia disuntik oksitosin
2. Menyuntikkan oksitosin menggunakan spuit 3 cc, dosis 1 cc, (10 IU), secara IM pada paha
kanan bagian luar.
Evaluasi : oksitosin sudah disuntikkan
3. Melakukan jepit potong tali pusat, memegang tali pusat sekitar 5 cm, mengklem tali pusat
kearah ibu 3cm, dan ke arah bayi 2 cm, menggunting dengan tangan kiri melindungi perut
bayi, kemudian mengikat tali pusat menggunakan benang tali pusat, setelah itu bayi
diletakkan di perut ibu untuk IMD selama 1 jam.
Evaluasi : jepit potong tali pusat sudah dilakukan
4. Melakukan PTT (peregangan tali pusat terkendali), memajukan klem 5-10 cm didepan vulva,
tangan dorsokranial, terdapat tanda-tanda pelepasan tali pusat seperti: semburan darah
tiba-tiba, tali pusat memanjang, perubahan uterus menjadi globuler.
Evaluasi : pelepasan plasenta sudah dilakukan dengan teknik PTT
5. Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15 detik, dengan cara
masase lembut pada perut bagian bawah searah jarum jam, (kontraksi keras)
Evaluasi : masase uterus sudah di lakukan (kontraksi keras)
6. Melakukan pengecekan plasenta dengan kassa, sisi maternal lengkap (20 kotiledon), sisi
vetal lengkap ( 1 pembuluh darah vena dan 2 pembuluh darah arteri.
Evaluasi : pengecekan plasenta sudah dilakukan (plasenta lengkap)
7. Mengecek pelebaran atau laserasi jalan lahir dengan menggunakan kassa
Evaluasi : terdapat laserasi jalan lahir derajat 2
8. Memberitahu ibu bahwa terdapat laserasi jalan lahir derajat 2 dan akan dilakukan
penjahitan perenium.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan penjahitan luka perenium
9. Menjahit luka perenium derajat II yaitu (mukosa vagina, kulit dan jaringan perinium),
menggunakan benang cromic, menjahit dengan teknik satu-satu (2 kali jahitan) dari bagian
dalam hingga ke permukaan perenium dan menjahit dengan anestesi dengan lidokain.
Evaluasi : Menjahit luka perenium sudah dilakukan.
10. Mendokumentasikan semua tindakan
Evaluasi : dokumentasi sudah dilakukan
Data Subyektif :
ibu mengatakan masih merasa lelah dan mules karena selesai bersalin, dan luka jahitan terasa
perih
Data Obyektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5 0C
4. Kontraksi uterus teraba keras
5. TFU 1 jari di bawah pusat
6. Kandung kemih kosong
7. Perdarahan 50 cc
Analisa :
Ny. A umur 28 tahun P1001 persalinan kala IV dengan keadaan normal.
Penatalaksanaan :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa TTV, TD: 110/70 mmHg, N: 80x/m, R:
20x/m, S: 36,5 0C, TFU 2 jari di bawa pusat, kontraksi keras, perdarahan 15 cc.
Evaluasi : ibu mengerti dan sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Membersihkan tubuh ibu dari sisa darah dan cairan ketuban dengan air dtt, membantu ibu
menggunakan pembalut di celana, memakai baju bersih dan menggunakan jarik.
Evaluasi : ibu sudah merasa nyaman karena telah dibersihkan dan sudah menggunakan
pakaian bersih
3. Memastikan kontraksi uterus dan mengajari ibu atau keluarga cara melakukan masase
uterus, yaitu, tangan ibu atau keluarga di letakkan pada perut bagian bawa ibu kemudian
mengusap (pijatan lembut) searah jarum jam selama 15 detik.
Evaluasi : kontraksi keras, ibu mengerti dan dapat melakukan masase uterus dengan benar
4. Dekontaminasi alat-alat yang telah digunakan kedalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
dan memuang sampah pada tempatnya
Evaluasi : dekontaminasi alat sudah dilakukan dan sampah telah di buang pada tempatnya
5. Mengecek apakah terjadi perdarahan atau tidak
Evaluasi : tidak terjadi perdarahan
6. Cuci tangan 6 langkah
Evaluasi : cuci tangan 6 langkah telah dilakukan
7. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam post partum yaitu, setiap 15 menit pada satu
jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam ke dua
Evaluasi : pemantauan dua jam post partum telah dilakukan.
8. Medokumentasi tindakan dan melengkapi partograf
Evaluasi : dokumentasi telah dilakukan dan partograf sudah di lengkapi.
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada asuhan kebidanan yang dilakukan kepada Ny.”S” dan di dapat data melalui
anamnesa bahwa Ibu mengatakan bahwa sejak pukul 01.00 WIB perutnya mules dan
kenceng-kenceng. Rasa sakit menjalar sampai punggung. Ibu juga mengatakan nyeri
dirasakan tidak hilang di buat istirahat dan bertambah nyeri jika dibuat beraktivitas dan
nyeri berkurang bila punggung di gosok-gosok. Menurut (Shofa,2015) nyeri yang
dirasakan ibu merupakan tanda persalinan, karena kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks,
1.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan persalinan normal pada Ny. “S”
dengan mengacuh pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnose
kebidanan yaitu : G1 P0000/A/T/H/IU/Preskep/pu.ki/keadaan panggul DBN/ KU
Ibu dan janin baik/ Inpartu kala I Fase aktif
5.2 Saran
a. untuk tenaga kesehatan
Mendengarkan keluhan pasien dengan baik
Menggunakan komunikasi terapeutik dalam memberikan konseling
Jaga privasi pasien
Berikan motivasi dan dukungan pada pasien
b. untuk pasien
Hendaknya melakukan atau menerapkan setiap anjuran yang diberikan
bidan agar persalinan dapat berjalan dengan lancar.