Judul Penelitian
Halaman Pengesahan dan Pendanaan (disesuaikan dengan format
institusi peneliti)
Ringkasan Penelitian :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Target Luaran
6. Desain Penelitian
7. Lokasi dan Waktu Penelitian
8. Populasi, Sampel, Sampling
9. Instrumen Penelitian
10. Prosedur Pengumpulan data
11. Rencana Analisa Data
12. Etika Penelitian
OLEH
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Penelitian dengan judul “Hubungan Keikutsertaan Ibu Hamil Trimester III
Dalam Kelas Ibu Hamil Dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan di Puskesmas
Kintamani IV”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk diajukan dalam ujian
proposal penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Proposal Penelitian dengan judul “Hubungan Keikutsertaan Ibu Hamil Trimester III
Dalam Kelas Ibu Hamil Dengan Kesiapan Menghadapi Persalinan di Puskesmas
Kintamani IV”, telah mendapat persetujuan pembimbing dan Rektor ITEKES Bali
untuk dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian yang tertuang dalam proposal
penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui
Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali
Rektor
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Proses persalinan bisa jadi momok yang menakutkan bagi ibu hamil,
sehingga jangan sampai proses tersebut diperburuk oleh kurangnya pemahaman
mengenai tanda awal persalinan. Mengetahui tanda-tanda awal persalinan
merupakan modal penting yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil. Hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi yang beresiko pada saat persalinan
nanti, sehingga akan tercipta persalinan normal, aman bagi ibu dan bayinya
(Abdilla, 2018). Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua didalam safe
motherhood yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan.
Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor penyebab
tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Kementerian
Kesehatan RI, 2019).
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut World Health
Organization (WHO) kematian ibu adalah beban yang cukup besar di banyak
negara berkembang secara global, lebih dari 40% dari wanita hamil mungkin
mengalami masalah obstetri akut. WHO memperkirakan bahwa jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal
setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Masalah Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi (AKB) yang ada di
Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di
ASEAN. Jumlah kematian ibu tiap tahun 2019 mencapai 305/100.000 kelahiran
hidup (KH) yang jauh diatas angka kematian ibu di Singapura yang mencapai
7/100.000 KH, Malaysia 24/100.000 KH. Setiap tahun terjadi kecenderungan
penurunan angka kematian ibu, namun belum mencapai Sustainable Development
Goals (SDGs) yang harus dicapai yaitu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Dinas Kesehatan Provinsi Bali
menyatakan bahwa AKI di Provinsi Bali dalam 5 tahun terakhir yaitu dari tahun
2015-2020 berada di bawah angka nasional dan dibawah target yang ditetapkan
yaitu 90 per 100.000 KH, namun setiap tahun belum bisa diturunkan secara
signifikan. Pada tahun 2019 AKI di Provinsi Bali sebesar 54,03% dari target
sasaran sebesar 90/100.000 KH (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak
5 kematian, tahun 2020 meningkat menjadi 6 kematian dan tahun 2021 menurun
menjadi 5 kematian dan belum mencapai target yang ditetapkan yaitu di bawah 90
per 100.000 KH. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Kintamani tahun 2019
tercatat 1 kematian ibu, tahun 2020 sebanyak 2 kematian dan tahun 2021 terdapat 1
kematian ibu. Angka kematian ibu tahun 2019 sebanyak 1 orang dan tahun 2020
sebanyak 1 orang berasal dari wilayah kerja Puskesmas Kintamani IV. Penyebab
kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Kintamani IV disebabkan oleh penyebab
non obstetri dan obstetri yaitu karena edema paru dan perdarahan pasca melahirkan,
oleh sebab itu sangat penting mengimplementasikan pelayanan antenatal secara
terpadu perlu ditingkatkan dalam upaya pencegahan komplikasi obstetri lebih awal
sehingga dapat menekan penurunan AKI dan AKB (Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangli, 2020).
Penyebab kematian ibu terkait faktor penyebab langsung dan penyebab
tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia didominasi oleh
perdarahan, eklampsi dan infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu
masih banyaknya kasus 3 terlambat yaitu terlambat menegenali bahaya persalinan
dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk dan terlambat ditangani, hal ini
diakibatkan ibu hamil tidak siap menghadapi persalinannya (Kementerian
Kesehatan RI, 2019).
Kesiapan Persalinan dan Kesiapan Komplikasi atau Birth Preparedness and
Complication Readiness (BPCR) merupakan suatu program safe motherhood The
Maternal and Neonatal Health (MNH) yang direkomendasikan oleh World Health
Organization (2017). Persiapan persalinan bertujuan untuk menyiapkan semua
kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan. Persiapan persalinan
adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut kelahiran anak oleh ibu
hamil. Persiapan persalinan meliputi faktor resiko ibu dan janin, perubahan
psikologi dan fisiologi, tanda-tanda bahaya dan bagaimana meresponnya, perasaan
mengenai melahirkan dan perkembangan bayi, tanda-tanda saat hendak melahirkan,
respon terhadap kelahiran, rencana tempat persalinan, memilih tenaga kesehatan,
pendamping saat persalinan, pembuat keputusan, transport, dan calon donor serta
perawatan yang terpusat pada keluarga (Matterson, 2018).
Upaya dilakukan untuk mempersiapkan trimester III menghadapi
persalinan adalah melalui program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan
sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk
tatap muka yang bertujuan menigkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,
melalui praktik dengan menggunakan Buku KIA. Program kelas ibu hamil adalah
salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu
hamil agar terjadi perubahan sikap dan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan
kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan, yang pada akhirnya akan
menurunkan angka kematian ibu dan anak (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Pelaksanaan kelas ibu bermanfaat dalam hal persiapan baik secara fisik maupun
psikologis ibu dalam menghadapi persalinan. Dalam segi psikologis kegiatan ibu
dapat meningkatkan kepercayaan diri yang cukup dalam menghadapi persalinan.
Hal ini terutama diakibatkan karena selama mengikuti kelas hamil peserta diberikan
penyuluhan mengenai persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir
sehingga melalui kegiatan kelas ibu hamil peserta dapat lebih siap dalam
menghadapi persalinan (Kristianingsih, 2019). Penelitian Wijayanti (2018) di Desa
Karang Mangu, Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang tentang keikutsertaan ibu
hamil dalam kelas hamil dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
pada ibu hamil TW III menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara keikutsertaan ibu hamil dalam kelas hamil dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan pada ibu hamil TW III. Peneltian Rante (2018) di wilayah
kerja Puskesmas Toari Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka menemukan terdapat
hubungan yang signifikan antara keikutsertaan ibu primigravida dalam kelas ibu
hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan.
Program kelas ibu hamil dicanangkan oleh pemerintah pusat sejak
Nopember tahun 2006 lalu, sedangkan Provinsi Bali melalui kepala dinas provinsi
telah mencanangkan pelaksanakan program kelas ibu hamil sejak tahun 2009.
Kenyataannya, saat ini program kelas ibu hamil tidak berjalan dengan baik.
Menurut survey kesehatan ibu tahun 2019 ditemukan bahwa secara nasional, ibu
hamil yang mengikuti kelas hamil hanya 55% dari total ibu hamil di Indonesia. Di
Provinsi Bali sendiri juga tergolong masih rendah. Hal itu bisa dilihat dari data
Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang disebutkan pada tahun 2019, cakupan kelas
ibu hanya mencapai 62% diseluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali. Angka tersebut
masih berada di bawah target nasional yakni sebesar 80% ibu hamil yang
mendapatkan pelatihan melalui kelas ibu. Kabupaten dengan cakupan kelas ibu
hamil teritinggi adalah Kabupaten Gianyar sebesar 68,4% sedangkan Kabupaten
Bangli merupakan kabupaten dengan cakupan kelas ibu hamil terendah hanya 52
% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020).
Kelas ibu hamil merupakan program edukasi prenatal, di Puskesmas
Kintamani IV di mulai sejak tahun 2015, program ini dilakukan empat kali selama
kehamilan termasuk trimester III, materi edukasi yang diberikan saat kelas ibu
hamil terkait persalinan meliputi pengenalan tanda bahaya kehamilan, persiapan
persalinan dan cara mengatasi rasa nyeri persalinan. Jumlah ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kintamani IV tahun 2019 sebanyak 101
orang (45,2%) dari total 223 ibu hamil, tahun 2020 sebanyak 83 orang (38%) dari
total 218 ibu hamil dan tahun 2021 sebanyak 81 (35%) dari total 231 ibu hamil, hal
ini menunjukkan pelaksanaan kelas ibu hamil belum berjalan optimal karena
kurangnya kesadaran ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil. Kurangnya partisipasi
ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil menyebabkan ibu hamil dan pasangan
kurang terpapar informasi terkait persiapan persalinan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu dan pasangan tentang persalinan sehingga efek sampingnya adalah
ibu tidak mengetahui bahaya persalinan, tidak bisa mengambil keputusan, terlambat
dirujuk dan terlambat ditangani.
Adanya program kelas ibu hamil diharapkan ibu akan lebih siap dalam
menghadapi persalinan di Puskesmas Kintamani IV untuk kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan dapat tergambar dari masih adanya ibu-ibu yang terlambat
datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan persalinan sehingga
terjadi kesulitan dalam persalinan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan keikutsertaan ibu hamil trimester
III dalam kelas ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan di Puskesmas
Kintamani IV
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: apakah ada hubungan keikutsertaan ibu hamil trimester III
dalam kelas ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan di Puskesmas
Kintamani IV?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan keikutsertaan ibu hamil trimester III dalam kelas
ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan di Puskesmas Kintmani IV
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik (umur, pendidikan dan pekerjaan) ibu hamil di
Puskesmas Kintamani IV
b. Mengidentifikasi keikutsertaan ibu hamil trimester III dalam kelas ibu hamil
di Puskesmas Kintamani IV
c. Mengidentifikasi kesiapan menghadapi persalinan di Puskesmas Kintamani
IV
d. Menganalisis hubungan keikutsertaan ibu hamil trimester III dalam kelas ibu
hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan di Puskesmas Kintamani IV.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan
memperkaya sumber bacaan tentang hubungan keikutsertaan ibu hamil
trimester III dalam kelas ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan
b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk data dasar dalam melaksanakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan keikutsertaan ibu
hamil trimester III dalam kelas ibu hamil dengan kesiapan menghadapi
persalinan dengan variabel yang berbeda.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai usaha untuk menambah
informasi yang dapat menjadi acuan upaya mempersiapkan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan. Serta memberikan pengertian dan pemahaman pada
ibu hamil tentang proses persalinan, sehingga dapat mempersiapkan diri saat
proses persalinan berlangsung dengan perasaan nyaman dan tenang.
b. Memberikan informasi tentang hubungan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas
ibu hamil dengan kesiapan menghadapi persalinan, sehingga dapat
memberikan masukan bagi tempat penelitian untuk menentukan kebijakan di
masa akan datang tentang kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
E. Target Luaran
Rencana publikasi hasil penelitian yaitu jurnal nasional.
F. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik Korelasi,
pendekatan yang digunakan adalah cross-sectional
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kintamani IV.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan November – Desember 2022
L. Etika Penelitain
1. Informed consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian dilakukan
dengan tujuan agar responden mengerti maksud, tujuan penelitian dan
mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia diteliti maka responden harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka peneliti
harus menghormati hak klien. Pada tahap ini peneliti akan memberikan lembar
persetujuan agar responden mengerti maksud, tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya. Responden yang dijadikan sampel menandatangani lembar
persetujuan.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Memberikan jaminan mengenai kerahasiaan identitas responden
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang disajikan. Peneliti akan memberikan jaminan
mengenai kerahasiaan identitas responden penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang disajikan
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan pada hasil riset.
4. Self determination
Responden diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela tanpa ada unsure
paksaan atau pengaruh dari orang lain. Kesediaan klien ini dibuktikan dengan
kesediaan menanda tangani surat persetujuan sebagai responden. Peneliti tidak
akan memaksa responden untuk bersedia mengikuti kegiatan penelitian.
Responden pada penelitian ini bersedia secara sukarela mengikuti penelitian dan
sudah dibuktikan dengan kesediaan menanda tangani surat persetujuan sebagai
responden.
5. Protection from discomfort and harm
Responden bebas dari rasa tidak nyaman, intervensi dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan responden sehingga responden bisa
merasa bebas menentukan waktu pertemuan dan tempat pertemuan dengan
peneliti. Peneliti akan memaksimalkan hasil penelitian agar bermanfaat
(beneficence) dan meminimalkan hal yang merugikan (maleficience) bagi
responden.
DAFTAR PUSTAKA