BAB 1
PENDAHULUAN
Antenatal Care merupakan satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan
khusus Menurut (Depkes RI, 2018). Antenatal care merupakan cara untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan dan
dapat menurunkan angka kematian ibu serta memantau keadaan janin (Hardiani,
2018).
global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama
kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2019) Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah
AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2019). WHO memperkirakan lebih dari
585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia selatan,
dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah ( Saifudin 2018).
AKI di negara-negara Asean sudah menempati posisi 40-60 per 100 ribu
kelahiran hidup. Hanya lima negara yang memiliki AKI per 100.000 kelahiran
hidup, yakni Brunei Darussalam (24 per 100.000 kelahiran hidup), Filipina (99
per 100.000 kelahiran hidup), Malaysia (29 per 100.000 kelahiran hidup),
Vietnam (59 per 100.000 kelahiran hidup), dan Thailand (48 per 100.000
kelahiran hidup). AKI di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 305 kasus
(Kemenkes RI, 2019). Target AKI menurut SDGs pada tahun 2019 yaitu sebesar
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 juga dapat
Provinsi Sumatera Utara masih rendah karena target nasional untuk K4 sebesar
yakni sebesar 89,6%. Target untuk K1 dan K4 adalah 100% (Dinas Kesehatan
di Puskesmas Tukka pada Tahun 2019 sebesar 70,18% dan turun menjadi 51,3%
pada Tahun 2020 dan tahun 2021 sebesar 40,5 % (Profil Puskesmas Tukka
masih kurang, sehingga masih ditemukan ibu hamil yang tidak patuh melakukan
baik, yaitu faktor internal, status ekonomi yang kurang cukup, paritas yang kurang
baik, jarak rumah yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan atau petugas
kesehatan yang kurang dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai (Indriyani,
2017).
seperti rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi pemeriksaan ANC yang
tidak teratur, tingkat sosial ekonomi yang rendah kurangnya tingkat kesadaran dan
ketaatan ibu hamil dalam memeriksakan kandungannya, pengaruh status gizi ibu,
kesibukan dalam aktivitas, dukungan dari pihak keluarga dan suami yang kurang,
pelayanan maternal yang belum optimal, dan belum tersedianya tenaga kesehatan
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung
kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap
faktor risiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani Kurangnya dukungan
Dukungan suami penting untuk kehamilan istri karena suami adalah orang
yang paling dekat dan terkadang istri dihadapkan pada situasi ketakutan dan
4
ibu hamil, selain itu dukungan yang diberikan suami selama istri hamil juga dapat
mengalami proses kehamilannya (kusmiyati, 2018). Hal ini sesuai dengan konsep
suami “siaga” yaitu siap, antar, dan jaga bahwa kewaspadaan suami mengenali
lahir. Mungkin mereka tidak mengetahui bahwa masa kehamilan ada kecemasan
yang dirasakan oleh istri, seperti membutuhkan dukungan suami lebih dari
dukungan siapapun, reaksi dan perilaku suami terhadap kehamilannya, serta sikap
ketersediaan suami untuk ikut bersama istrinya ke klinik sebelum persalinan dan
hadir pada saat istrinya melahirkan benar-benar ikut merasakan akan sangat
melakukan ANC sesuai standar 2,42 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
untuk ibu melakukan ANC. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat
baik. Sedangkan dukungan suami yaitu dari 50 ibu hamil, 35 orang (70 %)
Tukka terdapat 40 orang jumlah ibu hamil trimester III, selain mengumpulkan
mengatakan tidak pernah mendapat dukungan dari suami untuk melakukan ANC.
tentang faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC bagi ibu hamil trimester III
Tahun 2022.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor
yang mempengaruhi kunjungan ANC bagi ibu hamil trimester III Di UPTD
dukungan suami dengan keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu hamil trimester
III.
Penelitian ini dapat menjadi sumber tambahan informasi bagi peneliti lain