PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pembangunan kesehatan dengan investasi utama pembangunan
sumber daya manusia Indonesia akan memberikan manfaat jangka panjang
dan berkelanjutan. Salah satu komponen terpenting dalam pembangunan
kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat (Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI, 2019). Untuk mengukur status gizi
masyarakat, salah satu indikatornya adalah status gizi ibu hamil(Syukur,
2016). Salah satudampak yang dapat dialami ibu hamil jika asupan zat gizi
kurang yaitu akan mengalami kekurangan energy kronik(KEK) (Petrika et
al., 2016).
Menurut World Health Organization (WHO)secara global jumlah
ibu hamil yang mengalami KEK pada tahun 2017 sebanyak (35-75%).
Kejadian kekurangan energy kronik di negara-negara berkembang seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand
adalah (15-47%) yaitu dengan BMI <18,5. Adapun negara yang
mengalami kejadian yang tertinggi adalah Bangladesh yaitu (47%) dan
yang paling rendah adalah Thailand dengan (15-25%).Sedangkan
Indonesia merupakan urutan keempat terbesar setelah India dengan
(35,5%) (Fatimah & Fatmasanti, 2019). Data riset kesehatan dasar
(Rikesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi KEK pada ibu hamil
sebesar 17,3% Hasil ini menunjukkan penurunan dari Rikesdas
sebelumnya yaitu sebesar 24,2%.UntukProvinsi Riau, prevalensi ibu hamil
yang menderita KEK di Provinsi Riau tahun 2018 sampai dengan tahun
2019 mengalami peningkatan. Prevalensi ibu hamil KEK pada tahun 2018
adalah 8,32% dan meningkat pada tahun 2019 sebesar8,74% (Kemenkes
RI, 2019).
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu wilayah di
Provinsi Riau.Dari data ibu hamil KEK di Kabupaten Indragiri Hilir dalam
dua tahun terakhir mengalami peningkatan.Prevalensi ibu hamil KEK di
Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun 2018-2019 berturut-turut yaitu 5,1%,
dan 8,74%. Untuk tahun 2020 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
Hilir bulan Januari-Maret 2020 terdapat 30 puskesmas di Kabupaten
Indragiri Hilir.Diantara 30 Puskesmas tersebut dengan jumlah Ibu Hamil
terbanyak yaitu Puskesmas Tembilahan Hulu yaitu dari 249 ibu hamil dan
dilakukan pemeriksaan LiLA terdapat 23 orang (9,24%) ibu hamil
mengalami KEK, sementara pada tahun 2019 dengan jumlah ibu hamil
sebanyak 999 orang dengan 73 ibu hamil yang mengalami KEK (7,31%)
(Dinkes Provinsi Riau, 2020). Dari data ini terlihat bahwa terjadi
peningkatan angka KEK pada ibu hamil, sehingga hal tersebut masih
menjadi permasalahan kesehatan di Puskesmas Tembilahan Hulu yang
menjadi salah satufocus perhatian untuk ditanggulangi.
KEK adalah masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan
asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun
(Kementerian Kesehatan, 2018)yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan, sehingga peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan
tidak dapat terpenuhi(Kementerian Kesehatan RI, 2015). Kurangnya
asupan energi yang berasal dari zat gizi makro maupun zat gizi mikro serta
zat gizi mikro lain yang ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam
jangka waktu cukup lama yang diukur dengan lingkar lengan atas (LiLA)
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Ibu hamil berisiko mengalami KEK
bila memiliki lingkar lengan atas (LiLA) <23,5cm (Infodatin, 2016).
Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang
membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan pasca persalinan,bahkan kematian ibu. Risiko
pada bayi dapat mengakibatkan terjadi keguguran, prematur, lahircacat,
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi(Ernawati, 2018).
KEK pada Ibu hamil disebabkan dua factor penyebab, yaitu penyebab
langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK
adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit. Faktor penyebab
tidak langsung adalah persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang
tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang
tidak memadai(Simbolon et al., 2018).
Hasil penelitian Fatimah & Fatmasanti (2019), diketahui bahwa
terdapat pengaruh umur ibu dan usia kehamilan dengan kejadian KEK. Ibu
hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak
(83,3%) adalah usia kurang dari 20 tahun. Sedangkan untuk usia
kehamilan, ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK)
sebanyak (55,6%) adalah ibu hamil pada trimester I. Dari hasil penelitian
Muslimah & Hidayati (2017), diketahui bahwa terdapat hubungan antara
indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian KEK pada ibu hamil trimester
I dengan nilai p value sebesar 0,001.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Tembilahan HuluProvinsi Riau dengan cara telaah dokumen (Rekapan
Kohort dan rekam medik ibu hamil tahun 2019) dengan jumlah ibu hamil
KEK dari bulan Januari hingga Desember 2019 sebanyak 76 orang.
Analisa dilakukan pada data ibu hamil KEK dari bulan Januari – Maret
2020 sebanyak 23 orang dengan data yang didapatkan yaitu umur ibu, usia
kehamilan, berat badan, tinggi badan dan ukuran LiLA Ibu. Dengan data
berat badan dan tinggi badan ibu hamil dapat diukur IMT ibu hamil. Dari
data yang peneliti dapatkan, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Perbedaan, Umur Ibu,Usia Kehamilan dan IMT dengan
Kejadian KEK Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan
Hulu Kabupaten Indragiri HilirProvinsi RiauTahun2020.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan disesuaikan dengan data
yang diperoleh untuk penelitian ini dengan menggunakan data sekunder
yang berasal dari rekapan kohort Ibu dan rekam medik, masih terjadi
peningkatan Ibu Hamil yang mengalami KEK yaitu dari 7,31% menjadi
9,24%, sehingga hal tersebut masih menjadi permasalahan kesehatan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau Tahun 2020.
1.3 PertanyaanPenelitian
1.3.1 Berapa presentase umur ibu, usia kehamilan, IMT dan Kejadian KEK pada
ibu hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten
Indragiri HilirTahun 2020?
1.3.2 Apakah ada perbedaan umur ibu dengan Kejadian KEK pada ibu hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020?
1.3.3 Apakah ada perbedaan usia kehamilan dengan Kejadian KEK pada ibu
hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri
Hilir Tahun 2020?
1.3.4 Apakah ada perbedaan IMT dengan Kejadian KEK pada ibu hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020?
1.4 TujuanPenelitian
1.4.1 TujuanUmum
Mengetahui perbedaan umur ibu, usia kehamilan dan IMT ibu hamil
dengan Kejadian KEK pada ibu hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020.
1.4.2 TujuanKhusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi umur ibu hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi usia kehamilan ibu hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2020.
3. Diketahuinya distribusi frekuensi IMT ibu hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2020.
4. Diketahuinya distribusi frekuensi ukuran LilA ibu hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Tahun
2020.
5. Diketahuinya perbedaan umur ibu hamil dengan Kejadian KEK Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020.
6. Diketahuinya perbedaan usia kehamilan ibu hamil dengan Kejadian
KEK Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten
Indragiri Hilir Tahun 2020.
7. Diketahuinya perbedaan IMT ibu hamil dengan Kejadian KEK Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020.
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan menurutKementerian Kesehatan RI (2014), merupakan
suatu masa dimana didalam rahim seorangperempuan terdapat janin yang
terjadi karena adanya proses pembuahansetelah bertemunya sel sperma
dan sel telur.
Kehamilan ialah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum yangdilanjutkan dengan nidasi atau inplantasi. Kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014).
Tabel 2.1
Angka Kecukupan Gizi Sebelum Dan Selama Kehamilan
Kebutuhan ibu sebelum Tambahan Kebutuhan selama
Jenis Zat Gizi hamil hamil
19-29 tahun 30-49 tahun TM I TM II TM III
Protein (g) 2250 2150 180 300 300
Lemak total (g) 56 57 20 20 20
Lemak n-6 (g) 75 60 62 10 10
Lemak n-3 (g) 12,0 12,0 0,3 2 2
Karbohidrat (g) 1,1 1,1 25 0,3 0,3
Serat (g) 309 323 3 25 25
Air (ml) 32 30 300 3 3
Vitamin A (mcg) 2300 2300 300 300 300
Vitamain D (mcg) 500 500 00 300 350
Vitamin E (mcg) 15 15 0,3 00 00
Vitamin B1 (mg) 15 15 0,3 0,3 0,3
Vitamin B2 (mg) 1,1 1,1 41 0,3 0,3
Vitamin B3 (mg) 1,4 1,3 0,4 41 41
VitB5 Panthotenat 12 12 200 0,4 0,4
Vitamin B6 (mg) 5 5 0,2 200 200
Folat (mcg) 1,3 1,3 0 0,2 0,2
VitaminB12 (mcg) 400 400 25 0 0
Biotin (mcg) 2,4 2,4 10 25 25
Kolin (mg) 30 30 200 10 10
Vitamin C (mg) 425 425 0 200 200
Kalsium(mg) 75 75 40 0 0
Fosfor (mg) 1100 1000 00 40 40
Magnesium (mg) 700 700 0,2 00 00
Natrium (mg) 310 320 100 0,2 0,2
Kalium (mg) 1500 1500 50 100 100
Mangan (mg) 4700 4700 70 59 5
Tembaga (mcg) 1,8 1,8 250 70 13
Kromium (mcg) 900 900 180 450 70
Besi (mg) 25 25 20 300 10
Iodium (mcg) 26 26 62 20 50
Seng (mg) 150 150 0,3 10 300
Selenium (mcg) 10 10 25 2 20
Fluor (mg) 30 30 3 0,3 10
(Sumber: Simbolon et al., 2018)
Gambar 2.1
Penyebab Ibu hamil KEK
1. Pelayanan gizi pada Ibu hamil KEK bertujuan untuk meningkatkan berat
badan melalui konseling gizi tentang makanan dengan gizi seimbang dan
car pemilihan makanan yang tepat menggunakan Daftar Bahan Makanan
Penukar sertata menerapkan PHBS. Pantau berat badan tiap bulan, bila
dalam 1 bulan tidak ada peningkatan berat badan segera rujuk.
2. Perhitungan kenaikan berat badan ibu hamil KEK pada TM 1 adalah berat
badan actual saat pertama kali ditimbang minimal mengalami kenaikan BB
1 kg/bulan.
3. Ibu hamil KEK harus mendapatkan penanganan sesuai dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi.
4. Kasus-kasus yang tidak ditangani dirujuk sesuai dengan system rujukan
dengan mengikuti tahapan proses Asuhan Gizi Terstandar yang meliputi
gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi (Simbolon et
al., 2018)
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2017), makanan tambahan
yangdiberikan untuk mencukupi kebutuhan gizi pada ibu hamil
dengankategori KEK berupa biskuit lapis yang dibuat dengan
formulasikhusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral.
Karakteristikproduk makanan tambahan untuk ibu hamil KEK
adalahberbentuk biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atasbiskuit
tercantum tulisan “MT Ibu Hamil”, tekstur biskuit renyahberisi krim/selai
padat dan lembut, berat rata-rata 20 mg/biscuit lapis, warna sesuai dengan
hasil proses pengolahan yang normal(tidak gosong), berasa manis dan
memenuhi persyaratan mutu dankeamanan yang sesuai untuk ibu hamil.
Syarat mutu untukmakanan tambahan ibu hamil ini harus memenuhi zat
gizi yang dihitung dalam 100 gram produk (per saji).
Tabel 2.3
Rumus Tinggi Fundus Uteri
Keterangan :
IMT : Indeks Masa Tubuh
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
Tabel 2.3
Kategori Ambang Batas Indeks Massa Tubuh (IMT)
Untuk Indonesia
Tabel 2.4
Distribusi Komponen Jaringan dalam Kenaikan BB Ibu
Sesuai Umur Kehamilan
3. Status Gizi
Status gizi ibu hamil adalah keadaan kesehatan ibu hamil yang
dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman pada beberapa waktu
sebelum hamil.Status gizi dapat diketahui melalui perhitungan IMT dan
pengukuran lingkar lengan atas.
Penambahan berat badan yang tidak optimal bisa terjadi karena
beberapa faktor, diantaranya yaitu (Rahmah, 2016):
1. Asupan makanan tidak adekuat
Asupan makanan yang tidak adekuat (kurang/berlebih) dapat
menyebabkan penambahan berat badan ibu hamil menjadi tidak
optimal.Asupan makan yang kurang bisa terjadi karena kondisi mual
muntah yang dialami ibu hamil. Asupan makanan yang berlebih, terutama
makanan dan minuman yang manis dapat menyebabkan penambahan berat
badan melebihi anjuran.
2. Status gizi sebelum hamil
Ibu yang memiliki status gizi sebelum hamil berat badan berlebih
(overweight) dan obesitas berisiko tinggi memiliki penambahan berat
badan di atas rekomendasi Institute of Medicine (2009).Hal ini terjadi
karena sejak awal status berat badan ibu sudah berlebih, sehingga saat
hamil berat badannya terus meningkat di atas rekomendasi.
3. Dukungan sekitar yang kurang
Dukungan sosial dapat mempengaruhi motivasi ibu hamil dalam
menjaga kesehatan selama kehamilan. Motivasi ibu hamil yang tinggi
dapat menimbulkan keinginan dan kesadaran ibu untuk menjaga kesehatan
selama kehamilan yang diaplikasikannya dalam bentuk perilaku menjaga
kesehatan seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang
cukup, menghindari segala hal yang dapat membahayakan ibu dan janin
serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya, sehingga
penambahan berat badan ibu hamil dapat tercapai secara optimal.
4. Tingkat pengetahuan
Informasi tentang gizi selama kehamilan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu. Apabila informasi tentang gizi selama kehamilan
yang diperoleh ibu kurang, maka tingkat pengetahuan ibu hamil akan
rendah. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang terhadap gizi
ibu hamil, akan mempengaruhi penambahan berat badan selama kehamilan
tidak optimal (Rahmah, 2016).
Faktor Resiko
Keadaan social
ekonomi:
- Tingkat pendidikan
- Jenis Pekerjaan
- Pendapatan
Kejadian KEK pada Ibu
Hamil (LiLA < 23,5 cm)
Faktor Ibu:
- Umur Ibu
- Umur kehamilan
- Jumlah anak
- Pemeriksaan kadar
Hb
- Pola makan
Status
Gizi:DILIHAT DARI
Keterangan: IMT
diteliti - Berat Badan
- Tinggi Badan
tidak diteliti
Sumber :
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL &
HIPOTESA
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Umur ibu
IMT
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data
dan menghindarkan perbedaan intervensi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah
variabel kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat
dipertanggung jawabkan (referensi harus jelas)(Notoatmodjo, 2018).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Independen
Variabel Dependen
3.3 Hipotesa
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.
Ha:
3.3.1 Terdapat perbedaan umur ibu dengan Kejadian KEK pada ibu hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020.
3.3.2 Terdapat perbedaan usia kehamilan dengan Kejadian KEK pada ibu hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020.
3.3.3 Terdapat perbedaan IMT ibu dengan Kejadian KEK pada ibu hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir
Tahun 2020.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
N 249
n= 2 = 2 = 71,35= 71 orang
N ( d ) +1 249 ( 0,1 ) +1
Keterangan :
n : Sampel
N : Populasi
d : determinasi (0,1)
𝑝=𝑓×100%
n
Keterangan:
P = Proporsi
f = Frekuensi Kategori
n = Jumlah Sampel
𝑋2=Σ(0−𝐸)2
𝐸
Dimana :
X = Kai kuadrat
0 = Frekuensi Observasi
E = Frekuensi Harapan
DAFTAR PUSTAKA
Misal:
1. (Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 2019)
2. Arisman. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi.
EGC.
3. Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. (2011). 2011. Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas. Salemba Medika.
Dinkes Provinsi Riau. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Riau 2018-1-2019.
Ernawati, A. (2018). Hubungan Usia Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan Dan IPTEK, 14(1), 27–37.
https://doi.org/10.33658/jl.v14i1.106
Etika, N. M. (2020). Bahayanya Kekurangan Energi Kronis Saat Hamil. Hello
Sehat. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/kek-gangguan-gizi-
saat-hamil/
Fatimah, S., & Fatmasanti, A. U. (2019). Hubungan Antara Umur, Gravida, Dan
Status Bekerja Terhadap Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Dan
Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 14 Nomor 3.
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/download/248/252
Goni, A., Laoh, J., & Pangemanan, D. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Hamil Dengan Status Gizi Selama Kehamilan Di Puskesmas Bahu
Kota Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 1(1), 112179.
Hidayati, R. W. (2017). Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Lingkar Lengan
Atas Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta
Juni 2017. Jurnal Keperawatan Intan Husada, 5 No.1.
https://akperinsada.ac.id/e-jurnal/index.php/insada/article/view/77/48
Infodatin. (2016). Situasi dan Analisis Gizi.
Joseph, N. (2020). Perkembangan Trimester Kehamilan Pertama, Kedua, dan
Ketiga. Hello Sehat.
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/perkembangan-trimester-
kehamilan/
Kemenkes RI. (2019). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS) 2018.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
__________, (2014). Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA.
__________, (2015). Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK)
Pada Ibu Hamil. Direktorat Bina Gizi.