LITERATUR REVIEW
Oleh :
RIFQI ZUHRI
NIM : 1101701066
NIM : 1101701066
Telah diperiksa dan disetujui Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan ketentuan dan
Menyetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Prodi D-3 Rekam Medis
Mengetahui,
Ka.Prodi Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Literatur Review Aplikasi Coding ICD
Program D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKes Dharma Landbouw
Padang.
Tim Penguji
Mengetahui
Ka.Prodi
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul "Literatur Review Aplikasi Coding ICD
10". Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan
Landbouw Padang.
Penulis menyadari bahwa proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak
akan selesai tanpa pembimbing dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
Landbouw Padang.
3. Ibu Oktamianiza, SKM., M.Kes sebagai Ka. Prodi D-3 Rekam Medis dan
ke Penulis.
5. Teristimewa untuk orang tua dan keluarga tercinta, terima kasih atas kasih
sayang, nasehat, pengorbanan baik moril maupun materil serta do’a yang
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, terutama bagi penulis dan semoga segala bantuan yang telah diberikan
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBARAN PERSETUJUAN PENGUJI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................................3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Hal
No Tabel Hal
No. Lampiran
1. Gant Chart Kegiatan Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
2. Lembaran Konsultasi
3. Jurnal Literatur Review
BAB I
PENDAHULUAN
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
kepada pasien selama pasien mendapatkan pelayanan di rumah sakit, baik di unit
rawat jalan, rawat inap, serta gawat darurat (Ismainar, 2015). Rekam medis
dilakukan oleh seorang perekam medis. Salah satu kewenangan seorang perekam
medis yaitu melaksanakan sistem klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan
dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis yang benar
menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam
1
medis harus diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan
Health Organitation (WHO). Struktur isi ICD-10 terdiri dari 3 (tiga) volume yaitu
volume 1 berisi tabular list, volume 2 berisi buku petunjuk dan volume 3 berisi
rekam medis, dan dalam cara pendokumentasian dijumpai dokumen tidak terdapat
nama dokter, masih ditemukan adanya coretan serta tippex, tulisan diagnosis dan
25,33%. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan Nuryati (2017) diketahui
hasil bahwa masih ada masalah dalam melakukan koding yaitu 66% mahasiswa
2
Masih banyak terdapat ketidaktepatan pengodean diagnosa penyakit pada
berkas rekam medis pasien dengan aplikasi Koding ICD-10. Kondisi ini terjadi
karena SOP yang tidak spesifik, petugas yang tidak melakukan pengodean sesuai
Dari latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis dalam karya tulis
ilmiah ini yang akan dijadikan pokok permasalahan adalah bagaimana literature
3
3. Melakukan literature review keefektifan dan ketetapan aplikasi koding
ICD 10.
berhubungan dengan Aplikasi ICD 10. Sumber data diperoleh dari 3 (tiga) artikel
kunci yang digunakan untuk pencarian yaitu “Jurnal Aplikasi coding ICD 10”
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mendefinisikan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan
kepada pasien. Catatan merupakan tulisan – tulisan yang dibuat oleh dokter atau
dokter gigi mengenai tindakan – tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam
gigi, dan tenaga kesehatan tertentu. Laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan
observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi,
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,
(Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Gawat Darurat) serta catatan yang harus dijaga
berobat ke rumah sakit, rekam medis juga sebagai sumber kepastian yang harus
5
2.1.2 Tujuan Rekam Medis
Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib
rekam medis mempunyai beberapa aspek antara lain dalam abreviasi ALFRED
yaitu :
kesehatan.
6
3. Aspek Hukum (Legal)
hukum baru yang lebih baik serta penyedian bahan tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.
5. Aspek Penelitian
6. Aspek Pendidikan
7
7. Aspek Dokumentasi (Documentation)
sebagai berikut :
3. Tabulasi (indexing).
2.2 Koding
penetapan kode dengan menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara
huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan yang dilakukan dalam
8
koding meliputi kegiatan pengkodean diagnosis penyakit dan pengkodean
tindakan medis.
Koding merupakan salah satu bagian dari unit rekam medis yang
fungsinya memberi kode pada diagnosa utama yang sesuai dengan aturan ICD 10.
diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10 serta memberikan kode prosedur sesuai
Rumah Sakit.
yang diberikan. Sistem pembayaran yang ada saat ini sangat bergantung pada data
9
Adapun tujuan koding dalam Dewi Ayu (2012), antara lain:
diperlukan.
a. Riset
b. Edukasi
bawah ini:
komprehensif dan detail tentang kondisi pasien dan juga untuk merangkum
10
sehingga koder akan dapat menentukan kode yang paling tepat bagi
sesuai. Tata cara penetapan kode ditentukan oleh perangkat koding yang
digunakan ICD-10 versi th. 2010 untuk kode diagnosis penyakit sedangkan
1. Tenaga Medis
11
2. Petugas Koding
diikuti.
12
tangannya pada lembar tersebut sebagai bukti
keadaan pasien.
f. Resume telah ditulis pada saat pasien pulang. Resume harus berisi
pengobatan selanjutnya.
13
menggambarkan masalah dan pengelolaan pasien pada episode rawat
dalam ICD-10.
sakit.
4. Kebijakan
14
Kebijakan rumah sakit yang dituangkan dalam bentuk SK
berlaku.
5. Sarana/Prasarana
a. Peraturan
b. ATK
f. Buku ICD
15
demikian, CAC ini tidak dapat menggantikan fungsi koder dalam
2.3 ICD 10
tanda, gejala, temuan temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial, dan
Dalam lingkungan RS, data tentang penyakit dan operasi digunakan oleh
kepentingan ini dibutuhkan suatu sistem klasifikasi yang sangat rinci, karena bila
16
terlalu banyak penyakit yang dikelompokkan dalam satu nomor kode, maka
penggolongan yang terlalu rinci karena akan menjadi terlalu banyak kasus untuk
Disease (ICD) adalah sebagai klasifikasi penyakit, cedera, dan sebab kematian
dapat merekam data kesehatannya dengan cara yang sama dan komparabel.ICD-
10 telah banyak berevolusi sejak pertama kali disusun pada tahun 1900-an.
Penggunaan kode ICD telah makin luas dari sekedar mengelompokkan informasi
kesehatan. Hal ini mencakup pula analisis dari berbagai status kesehatan umum
dari kelompok populasi serta untuk monitoring insidensi dan prevalensi penyakit
atau masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan variabel lain seperti
dimaksudkan atau tidak sesuai untuk menyusun daftar (index) satuan klinis yang
17
berbeda. Dan juga ada keterbatasan dalam penggunaan ICD untuk penelitian pada
mengenasi nomenklatur.
yang ada didaftar tabulasi (volume 1), dafar sebab gangguan luar (External
Cause), abel neoplasma, serta petunjuk memilih kode yang sesuai untuk
berbagai kondisi yang tidak ditampilkan di dalam tabular list (volume 1).
18
a. Bab I : A00-B99 Infeksi.
19
u. Bab XXI : Z00-Z99 Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan
Menurut Kasim dalam Hatta (2008), pengkodean yang sesuai dengan ICD-
10 adalah:
1. Tentukan tipe pernyataan yang akan dikode, dan buka volume 3 Alfabetical
Indeks (Kamus). Bila pernyataan adalah istilah penyakit atau cidera atau
kondisi lain yang terdapat pada Bab I-XIX dan XXI (Z00-Z99), lalu
menelusuri istilah yang dicari pada seksi 1 indeks (Volume 3). Bila
pernyataan adalah penyebab luar (external cause) dari cedera (bukan nama
penyakit) yang ada di Bab XX (Volume1), lihat dan cari kodenya pada
jangan menggunakan istilah kata benda anatomi, kata sifat atau kata
3. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah
4. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “() ” sesudah Lead Term
(kata dalam tanda kurung, tidak akan mempengaruhi kode). Istilah lain
20
yang ada di bawah lead term (dengan tanda (-) minus = idem = indent)
harus diperhitungkan).
5. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang dan perintah See dan See also
6. Lihat daftar tabulasi (Volume 1) untuk mencari nomor kode yang paling
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi
keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat itu ada di dalam
volume 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam indek
dan mortalitas.
7. Ikuti pedoman Inclusion dan Exclusion pada kode yang dipilih atau bagian
ICD-10 merupakan edisi revisi dari ICD-9 yang terbit sebelumnya. WHO
dalam sidang World Health Assembly ke-43 telah menetapkan ICD-10 sebagai
21
No.50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik
satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data,
teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara
22
sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan
pengkodean dalam suatu aplikasi”. Mulyadi, 2006 dalam (Surya Bakti, 2016)
mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi
salah satu teknik pemrosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah
diharapkan. Pengertian aplikasi secara umum adalah alat terapan yang difungsikan
merupakan suatu perangkat komputer yang siap pakai bagi user (Hasan
Abdurahman, 2014).
yang digunakan untuk memanipulasi data. Pengelolaan database fisik tidak dapat
dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat
lunak yang khusus. Perangkat inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan
23
2.7 Flow Chart
dievaluasi lebih lanjut. Berikut ini merupakan notasi atau symbol-simbol yang
lainnya. Simbol ini juga disebut connecting line, simbol tersebut adalah :
Tabel 2.1
Gambar Simbol - Simbol Flowchart Flow Direction Symbol
24
2. Processing Symbols (Simbol Proses) Simbol yang menunjukkan jenis
tersebut adalah :
Tabel 2.2
Gambar Simbol - Simbol Flowchart Processing Symbol
25
3. Input/Output Symbols (Simbol Input–output) Symbol yang
Tabel 2.3
Gambar Simbol-Simbol Flowchart Input & Output
data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan
kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa
yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan
Sukamto dan Shalahuddin (2014), “Data Flow Diagram atau dalam bahasa
Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah refresentasi grafik yang
26
sebagai data yang mengatur dari masukan (input) dan keluaran (output). DFD
berorientasi objek.” Adapun notasi – notasi pada DFD adalah sebagai berikut:
NOTASI KETERANGAN
Tabel 2.4
Gambar Simbol-Simbol Data Flow Diagram
27
2.9 Metode Unified Modeling Technique (UML)
dibuat. Diagram use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih
actor dengan sistem yang akan dibuat. Berikut adalah symbol-simbol yang ada
Simbol Keterangan
28
>
Generalisasi : menunjukkan spesialisasi actor untuk
dapat berpartisipasi dengan use case.
<<include>>
Menunjukkan bahwa suatu use case seluruhnya
merupakan fungsionalitas dari use case lainnya.
<<extend>>
Menunjukkan bahwa suatu use case merupakan
tambahan fungsional dari use case lainnya jika suatu
kondisi terpenuhi
Tabel 2.5
Gambar Simbol-Simbol Use Case Diagram
atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas
menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang perlu dilakukan actor. Jadi
sebagai berikut:
Simbol Keterangan
Start Point
End Point
Fork (Percabangan)
29
Join (Penggabungan)
Decision
Tabel 2.6
Gambar Simbol-Simbol Activity Diagram
Tabel 2.7
Artikel Dalam Literature Review
Nama Tempat dan
No Judul Penelitian Publikasi
Peneliti Tahun Penelitian
30
Rahmah Padang
3 Irmawati dan Keakuratan Kode Oktober Puskesmas Kagok
Nadelia Diagnosis Penyakit 2019 Kota Semarang
Nazillahtunnis Berdasarkan ICD-10 Tahun 2019
pada Rekam Medis
Rawat Jalan Di
Puskesmas
31
BAB III
KERANGKA TEORITIS
32
Gambar 3.1
Kerangka Teoritis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Koding
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi literatur. Studi literatur adalah cara
berhubungan dengan topik yang diangkat dalam penelitian. Sumber pustaka yang
digunakan dalam penelitian ini melibatkan 3 pustaka yang berasal dari jurnal.
data sekunder. Data sekunder merupakan data pendukung yang bersumber dari
sumber pustaka dalam artikel ini diambil dan diakses melalui google scholar, cara
Data sekunder yang telah diperoleh dari literatur dan referensi yang ada
33
ketidaksamaan (contrast), beri pandangan (critize), bandingkan (synthesize), dan
ringkasan (summarize).
34
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1
Hasil Penelitian
Telaah Jurnal
No Tujuan Peneliti Judul Jurnal Penulis Sumber Hasil Peneliti
Kelebihan Kekurangan
1 Untuk Perancangan Oktamianiza Google Hasil identifikasi Penelitian ini Penelitian ini tidak
mengembangka sistem dan Ani Schoolar kebutuhan data memperlihatkan menunjukkan
n aplikasi computer Pusvita Sari MENARA mendapatkan cara tahap uji coba waktu pelaksanaan
mobile berbasis assisted Ilmu Vol. pelaksanaan prototy yang penelitian
android untuk coding ICD 10 XI Jilid 1 klasifikasi dan menunjukkan sehingga
klasifikasi dan Volume 3 No.78 kodefikasi penyakit. faktor kemanfaatan memungkinkan
kodefikasi klinis Menggunakan November pengguna adalah dan kemudahan terdapat aplikasi
pada Poliklinik Perangkat 2017 petugas klasifikasi dari penerapan terbaru pada saat
Jantung RSUP Mobile dan kodefikasi prototy dan sekarang.
Dr. M.Djamil Berbasis penyakit di aplikasi ini sudah
Padang Android Pada Poliklinik dapat di instal dari
35
Poliklinik Jantung dan Kepala playstore sehingga
Jantung Di Instalasi Rekam memudahkan
RSUP Dr. Medis. Pembuatan rumah sakit/
M.Djamil prototype puskesmas/ UKM
Padang. menghasilkan untuk langsung
aplikasi pengkodean menggunakannya
diagnosa perangkat
mobile berbasis
Android dan
database dari
aplikasi. Proses uji
coba dilakukan
menggunakan
aplikasi ini untuk
pengkodean
diagnosa.
2 Untuk Analisis Dewi Google Hasil penelitian Penelitian ini Hasil penelitian ini
mengeksplorasi Pelaksanaan Mardiawati Schoolar menunjukkan sudah sesuai lebih mefokuskan
permasalahan Pengodean dan Devid Jurnal yang menghambat dengan tujuan pada ICD-9
36
pelaksanaan Tindakan Leonard Endurance kelancaran penelitiannya sementara pada
pengodean Medis 3(3) pelaksanaan hasil wawancara
tindakan medis Pasien JKN Di Oktober pengodean informan
dengan RSI Siti 2018 (624- tindakan medis menyebuttkan
menganalisis Rahmah 634) adalah ketidak bahwa SOP untuk
faktor input, Padang jelasan tulisan pengodean
proses dan dokter sebagai diagnose ICD 10
output penegak diagnosa sudah ada, namun
dan tindakan tidak dibahas
medis secara detail oleh
serta ketidak peneliti.
lengkapan
pengisian resume.
Pengodean
disistem
komputerisasi
belum maksimal
karena
petugas koding
37
masih baru
3 Untuk Keakuratan Irmawati dan Google Hasil penelitian Pemaparan hasil Penelitian ini
mengetahui Kode Nadelia Scholar menunjukkan penelitian dalam menggunakan
keakuratan kode Diagnosis Nazillahtunnis Jurnal bahwa rekam bentuk tabel yang kuesioner,
diagnosis Penyakit Rekam medis yang tertulis sehingga dapat tetapi hasil dari
penyakit Berdasarkan Medis dan diagnosisnya membaca dengan kuesioner tidak
berdasarkan ICD-10 pada Informasi sebanyak 57 rekam jelas hasil ditampilkan.
ICD-10 pada Rekam Medis Kesehatan medis (58%) penelitian dan
rekam medis Rawat Jalan Di Volume 2 sedangkan yang penyebab ketidak
rawat jalan di Puskesmas No 2 tidak tertulis akuratan
Puskesmas (Oktober, diagnosisnya disebutkan secara
Kagok Kota 2019) sebanyak 41 rekam rinci
Semarang. medis (42%). Dari
57 rekam medis
yang tertulis
diagnosisnya,
hanya terdapat 18
rekam medis (32%)
dengan kode akurat
38
dan 39 rekam
medis (68%)
dengan kode tidak
akurat.
39
5.2 Pembahasan Metode analisa Data
jurnal yang diteliti dengan judul, Perancangan sistem computer assisted coding
Poliklinik Jantung Di RSUP Dr. M.Djamil Padang yang diteliti oleh Oktamianiza
dan Ani Pusvita Sari, Analisis Pelaksanaan Pengodean Tindakan Medis Pasien
JKN Di RSI Siti Rahmah Padang yang diteliti oleh Dewi Mardiawati dan Devid
Rekam Medis Rawat Jalan Di Puskesmas yang diteliti oleh Irmawati dan Nadelia
koding diagnosis dan tindakan yang dilakukan oleh Petugas Rekam Medis
memiliki latar belakang D3 Rekam Medis, sudah pernah mengikuti pelatihan dan
Beberapa jurnal tersebut juga ditemukan ketidaksamaan antara satu sama lain
yaitu pada rekam medis yang dijadikan subjek penelitian antara lain pada jurnal
pada rekam medis pasien JKN di RSI Siti Rahmah Padang dan dan jurnal
Irmawati dan Nadelia Nazillahtunnis dilakukan pada rekam medis rawat jalan di
Hasil analisis yang di telaah dari beberapa jurnal, aplikasi Koding ICD-10
namun penggunaan aplikasi koding ICD-10 oleh petugas rekam medik harus
diberikan pelatihan agar tidak terjadi kesalahan penginputan data, seperti pada
Ketiga jurnal yang telah dianalisis, dalam penelitian yang dilakukan oleh
Oktamianiza dan Ani Pusvita Sari (2017), Dewi Mardiawati dan Devid Leonard
pada pemberian pengodean tindakan medis secara komputerisasi dimana tidak ada
yang menampil SOP pelaksanaan, namun pada Dewi Mardiawati dan Devid
Leonard (2018) hanya disebutkan pada hasil wawancara saja tetapi tidak pada ada
41
5.2.5 Ringkasan (summerize)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktamianiza dan Ani Pusvita Sari
(2017), Dewi Mardiawati dan Devid Leonard (2018) dan Irmawati dan Nadelia
aplikasi ICD-10 belum berjalan dengan lancar, dan masih terdapat ketidak
medis seperti hasil penelitian Dewi Mardiawati dan Devid Leonard (2018).
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah dari jurnal yang peneliti lakukan serta bandingkan
berikut:
2. Hasil analisis literatur terkait kendala aplikasi koding ICD 10 yaitu pada
rekam medis dan user dalam pencarian kode diagnosa lebih mudah, cepat
6.2 Saran
43
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
44
DAFTAR PUSTAKA
Permenkes No.269 Tahun. 2008. Tentang Rekam Medis. Pemerintah RI. Jakarta.
STIKES Dharma Landbouw Padang, 2019. Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Padang
: STIKES DL
Talib Haer. 2014. Panduan Lengkap MS Access 2013. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Maimun, Nur, Jihan Natassa, Wen Via Trisna, and Yeye Supriatin. 2018.
“Pengaruh Kompetensi Coder Terhadap Keakuratan Dan Ketepatan
Pengkodean Menggunakan ICD 10 Di Rumah Sakit X Pekanbaru Tahun
2016.” KESMARS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Manajemen dan
Administrasi Rumah Sakit 1(1): 31–43.
Sari, febria syafyu. 2017. “MENARA Ilmu Vol. XI Jilid 2 No.77 Oktober 2017.”
MENARA Ilmu XI(77): 243–55.
Lampiran 1
II
III
IV