Anda di halaman 1dari 90

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,

dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk

menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat

kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. (Kementerian

Kesehatan, 2019 Hal: 97)

Di seluruh dunia tingkat kematian ibu sangat tinggi, sekitar 810 wanita

meninngal setiap hari karena komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan

atau masalah akibat persalinan pada tahun 2017. Itu artinya sekitar 295.000

kasus kematian wanita selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada

tahun tersebut. Antara tahun 2000 dan 2017 kematian ibu di seluruh dunia

turun sekitar 38%. Penyebab angka kematian ibu (AKI) di dunia sekitar 80%

disebabkan oleh perdarahan parah (sebagian besar perdarahan setelah

persalinan seperti atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa plasenta, dan inversio

uteri), infeksi (biasanya setelah persalinan), tekanan darah tinggi selama

kehamilan (preeklamsia dan eklamsia), aborsi yang tidak aman. Selebihnya


2

dapat disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain seperti malaria, diabetes, atau

penyakit jantung. (WHO, 2019)

Sedangkan rata-rata AKI di ASEAN sekitar 235 ibu per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2016. AKI tertinggi di ASEAN yaitu Negara

Indonesia dengan 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan AKI

paling rendah di ASEAN adalah Negara Brunei Darussalam dan Singapura

dengan kurang dari 5 per 100.000 kelahiran hidup. Lao PDR dan Myanmar

keduanya mencatat sekitar 200 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup,

sementara di Kamboja adalah 170 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand dan

Malaysia mencatat sekitar 27 dan 29 per 100.000 kelahiran hidup. (ASEAN

Sustainable Development Goals Indikator, 2020: hal 30)

Secara umum terjadi penurunan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia

selama periode 1991- 2015 yaitu dari 390 kematian per 100.000 kelahiran

hidup menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi

kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil mencapai

target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015. (Kementerian Kesehatan, 2019 Hal: 97)

Kasus kematian ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2019 yaitu sebanyak

111 kasus dari 150.245 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan AKI pada tahun 2018 yaitu 102 kasus dari 152.816

kelahiran hidup. Bila dilihat berdasarkan kasus kematian ibu di Provinsi

Lampung pada tahun 2019, penyebab kasus kematian ibu diantaranya

disebabkan oleh perdarahan sebanyak 29 kasus, hipertensi sebanyak 31 kasus,


3

infeksi sebanyak 3 kasus, gangguan sistem peredaran darah sebanyak 4 kasus,

gangguan metabolik sebanyak 1 kasus dan lain-lain sebanyak 43 kasus. (Profil

Kesehatan Indonesia, 2019)

Jumlah kasus kematian ibu melahirkan di Kota Metro pada tahun 2015

terdapat 0 kematian, tahun 2016 tejadi kematian 2 dari 2740 kelahiran hidup

(diperkirakan 73 per 100.000 KH), sedangkan tahun 2017 terdapat 3 kematian

dari 2786 kelahiran hidup (diperkirakan 107, 7 per 100.000 KH), tahun 2018

terdapat 3 kematian dari 2654 kelahiran hidup (diperkirakan 113 per 100.000

KH) tahun 2019 terdapat 3 kematian dari 2620 kelahiran hidup

(diperkirakan115 per 100.000 KH). (Profil Kesehatan Kota Metro, 2019 Hal :

24)

Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative,

sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan

yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan

persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan program Gerakan Sayang

Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Progam ini melibatkan

sektor lain diluar kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan untuk

mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa

secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang juga telah

ddilakukan yaitu strategi Making Pregnancy Safer yang dicanangkan pada

tahun 2000. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015 Hal: 104-105)


4

Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%, program ini

berupaya menurunkan AKI dan AKB melalui peningkatan kualitas pelayanan

emergensi obstetric dan bayi baru lahir minimal 150 rumah sakit PONEK dan

300 puskesmas PONED serta memperkuat sistem rujukan yang efisien antar

puskesmas dan rumah sakit. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015 Hal : 105)

Berdasarkan angka kematian ibu tersebut, bidan memiliki peran untuk

menjamin kualitas pelayanan agar setiap ibu mampu mampu mengakses

pealayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu

hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas

pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan oleh ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan

mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana.

(Profil Kesehatan Indonesia, 2019 Hal : 99)

Berdasarkan dari jumlah angka kematian ibu, dapat disimpulkan bahwa

sebagia besar terjadi pada saat pertolongan, penyebab langsung dan tidak

langsung sehingga kematian ibu masih dapat dicegah. Oleh karena itu penulis

tertarik untuk mengkaji dan membuat asuhan kebidanan dengan judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. Di BPM Ponirah, SST.

Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat, Kota Metro, Provinsi Lampung Tahun

2021”.
5

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan kebidanan komprehensif pada ibu Di

BPM Ponirah, SST. Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat, Kota Metro,

Provinsi Lampung Tahun 2021.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil Di

BPM Ponirah, SST. Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat, Kota Metro,

Provinsi Lampung Tahun 2021

2. Untuk melakukan pngkajian data objektif pada ibu hamil Di BPM

Ponirah, SST. Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat, Kota Metro,

Provinsi Lampung Tahun 2021

3. Untuk menegakkan assesment pada ibu hamil Di BPM Ponirah,

SST. Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat, Kota Metro Provinsi

Lampung Tahun 2021

4. Untuk melakukan rencana, penatalaksanaan, dan evaluasi pada ibu

hamil Di BPM Ponirah, SST. Mulyojati 16c, Kec. Metro Barat,

Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2021

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi ibu

Untuk mengetahui mengenai kondisi ibu dan janin dengan

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil.


6

1.3.2 Bagi klinik

Sebagai bahan masukan/informasi untuk mempertahankan

kualitas tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil.

1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan

bagi peserta didik.

1.3.4 Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan masukan/informasi untuk menambah pengalaman

dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada

ibu hamil
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dandilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau

diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui

jalan lahir. (Fatimah Dan Nuryaningsih, 2017)

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan

terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pda uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampa aterm. (Manuba,

2010: Hal 75)

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Lusiana Gultom, dkk,

2020, Hal: 3)
8

2.1.2 Proses Terjadinya Kehamilan

Kehamilan merupakan sebuah proses matarantai yang

berkseninambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm.

a. Ovulasi

Ovulasi adalah sebuah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi

oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang

berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat

mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses

pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal →

oogonium → folikel primer → proses pematangan pertama.

Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan

menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium

disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de graaf

kepermukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai

devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf,

ovarim mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi

gerak dari tuba falopi yang makin mendekati ovarium, gerak sel

rambut lumen tuba makin tinggi. Peristaltik tuba makin aktif.

Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin

deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar


9

dan fluktuasi mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang

disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai

(fimbriae) maka ovum yang telah di lepaskan segera ditangkap

oleh frimbriae tuba. Pross penangkapan ini disebut ovum pick up

mechanism. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba

menuju uterus. Dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah

siap untuk dibuahi. (Ida Ayu Chandranita Manuaba dkk, 2010; hal

75)

b. Spermatozoa

Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang

kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis, dan sel

insterstial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami

proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3

cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa

setiap cc. (Ida Ayu Chandranita Manuaba dkk, 2010; hal 77).

c. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi

atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat

berlangsung seperti uraian dibawah ini. Keseluruhan proses

tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi.

1. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh

korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.


10

2. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah

sitoplasma yang disebut vitelus.

3. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona

pelusida. Nutrisi dialihkan ke dalam vitelus, melalui saluran

pada zona pelusida.

4. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling

luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang

mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama

didalam ampula tuba.

Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dam hidup selama 48 jam.

Spermatozoa menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan

kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi, yaitu

pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan

fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba

fallopi. Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genitalia

interna. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap

dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan

proses enzimatik: hialuranidase. Melalui “stomata”, spermatozoa

memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam

ovum, ekornya lepass dan tertinggal diluar. Kedua inti ovum dan

inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.(Ida Ayu

Chandranita Manuaba dkk, 2010; hal 79).


11

d. Nidasi atau Implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma,

“vitelus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum

yang dalam keadaan “ metafase”. Setelah pertemuan kedua inti

ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam

telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.

Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan

menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan

dalam ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut

stadium morula.

Pembelahan berjalan terus dan didalam morula terbentuk

ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili

korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

mengadakan nidasi. Sementara itu, pada fase sekresi, endometrium

telah makin tebal dan makin banyak mengandung glikogen yang

disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis”

melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat

menanamkan diri didalam endometrium. Proses penanaman

blastula yang disebut nidasi atau implanasi terjadi pada hari ke 6

sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula kedalam

endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda

hartman. (Ida Ayu Chandranita Manuaba dkk, 2010; hal 82).


12

e. Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri

didinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel

trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan

inner cell masss akan tertanam kedalam endometrium. Sel

trofoblas menghancurkan endometrum sampai terjadi

pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis.

Selanjutnya vili korealis menghancurkan pembuluh darah

arteri sehingga terjadilah aliran darah pertama reptroplasenter pada

hari ke 14 sampai 15 setelah konsepsi. Bagian desidua yang tidak

dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20

kotiledon maternal. Pada janin plasenta akan dibagi menjadi

sekitar 200 kotiledon fetus. Setiap kotiledon fetus terus bercabang

dan mengambang ditengah aliran darah untuk menunaikan

fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan

janin dalam rahim ibu. Darah ibu dan darah janin tidak

berhubungan langsung dan dipisahkan oleh lapisan trofoblas,

dinding pembuluh darah janin. Fungsinya dilakukan berdasarkan

sistem osmosis dan enzimatik serta pinositosis. Situasi plasenta

demikian disebutkan sistem plasenta-hemokorial.

Sebagian dari vili korealis tetap berhubungan langsung

dengan pars basalis desidua, tetapi tidak sampai menembusnya.

Hubungan vili korealis dangan lapisan desidua tersebut dibatasi


13

oleh jaringan fibrotik yang disebut lapisan Nitabusch. Melalui

lapisan nitabusch plasenta dilepaskan pada saat persalinan kala ke

tiga (kala uri). Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi

menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan korion

frondusum yang berkembang menjadi plasenta; desidua kapsularis

yang menutupi hasil konsepsi; desidua yang berlawanan dengan

desidua kapsularis disebut desidua parietalis; kelanjutan antara

desidua kapsularis dan desidua parietalis disebut desidua reflexa.

Vili korealis yang tumbuhnya tidak subur disebut korion leaf.(Ida

Ayu Chandranita Manuaba dkk, 2010; hal 85).

2.1.3 Perubahan Fisologis Pada Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

1. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena

karena pengaruh estrogen dan progesteron yang meningkat.

Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar. Miggu pertama

istnus rahim bertamah panjangdan hipertropi sehingga terasa

lebih lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5 bulan kehamilan

rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim tipis

sehingga bagaian-bagian anak dapat diraba melalui dinding

perut terbentuk segmen atas rahim dan segmen bawah rahim.


14

Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan abte atau

retrofleksi, akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari diatas

simpisis pubis. Uterus sering berkontraksi tanpa terasa nyeri,

berkontraksi lunak, kontraksi ini disebut braxton hiks.

Kontraksi ini merupakan tanda kemungkinan hamil dan

kontraksi sampai akhir kehamilan menjadi his. (Dartiwen,

2019:Hal 57-58

2. Serviks uteri

Vaskularisasi ke serviks meningkat selamakehamilan

sehingga serviks menjadi lunak dan berwarna biru.

Perubahan serviks terutama terdiri dari jaringan fibrosa.

Glandula serviks mensekresikan lebih banyak plak mucus

yang akan menutupi kanalis serviks. Fungsi utama dari plak

mucus ini adalah untuk menutup kanalis serviks dan untuk

memperkecil resiko infeksi genital yang meluas keatas.

Menjelang akhir kehamilan kadar hormon relaksin

memberikan pengaruh perlunakan kandugan kolagen pada

serviks. (Dartiwen, 2019:Hal 58)

3. Segmen bawah uterus

Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis

servikalis setinggi ostium intera bersama-sama isthmus uteri.

Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atgas dan

menjadi lunak seperti berdilestasi selama seminggu terakhir


15

kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut

bmenampung presenting part janin. Serviks bagian bawwah

baru menipis dan menegang setelah persalinan. (Dartiwen,

2019:Hal 58)

4. Vagina dan Vulva

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva

tampak lebih merah dan agak kebiruan (livide) disebut tanda

chadwick. Vagina membiru karena pelebaran pembuluh

darah, pH, 3,5-6 merupakan akibat meningkatkan produksi

asam laktat karena kerja laktobaci acidophlisus, keputihan,

selaout lendir vagina mengalami edematus, hypertrophy,

lebih sensitif meningkat seksual terutama triwulan III, warna

kebiruan disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat

kerja hormon progesteron.

Kehamilan dengan kadar estrogen dan glukosa yang tinggi

dalam sirkulasi darah merupakan kondisi yang mendukung

pertumbuhan candida dan peningkatan pertumbuhan jamur.

Hal ini menyebabkan iritasi lokal, produksi sedikit sekret

yang berwarna kuning. (Dartiwen, 2019:Hal 59)

5. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih didapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16

minggu. Ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxing-


16

immunoreaktif inhibin dalam sirkulasi maternal. Relaxin

mempunyai pengaruh menengkan hingga pertumbuhan janin

lebih baik hingga aterm. (Dartiwen, 2019:59

6. Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomatropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak

sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami

hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari

puting susu dapat keluar cairan berwarna putih dan jernih

disebut colostrum. (Dartiwen, 2019: 59)

7. Sistem Endokrim

Korpus luteum dalam ovarium pada minggu pertama

menghasilkan estrogen dan progesteron, yang dalam stadium

ini memiliki fungsi utama untuk mempertahankan

pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta

pembesaran desidua tersebut. Estrogen merupakan faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan fetus, pertumbuhan

payudara, retensi air dan natrium, pelepasan himon hipofise.

sementara itu, progesteron mempengaruhi tubuh iu melalui

relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan suhu,

pengembangan duktus laktiferus dan alveovi, perubahan

sekretorik dalam payudara. (Dartiwen, 2019:Hal 60)


17

8. Sistem kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu cara prefentif untuk mencegah

penyakit melaluipemberian kekebalan tubuh yang harus

diberikan secara terus menerus, menyeluh, dan dilaksanakan

sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan

kesehatan dan memutus mata rantai penularan. Pada

hakikatnya, kekebalan tubuh dapat memiliki secara aktif

maupun pasif. Keduanya dapat diperolrj secara alami maupun

buatan. Kekebalan pasif yang dapat didapatkan secara alami

adalah kekebalan yang didapatkan secara trnsplasenta, yaitu

anti bodi diberikan ibu kandungnya secara pasif melalui

plasenta kepada janin yang di kandungannya. Kekebalan

pasif buatan adalah pemberian antibodi yang sudah disiapkan

dan dimasukan ke dalam tubuh anak. Seperti pada bayibaru

lahir dari ibu yang mempunyai HbsAg. (Dartiwen, 2019:Hal

60-61)

9. Sistem Perkemihan

Progesteron dengan efek relaksan pada serabut otot-otot

polos menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan dan

pembekuan ureter. Penumpukan urine terjadi ureter bagian

bawah dan penurunan tonus kandung kemih dapat

menimbulkan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas

sehingga sering pielonefritis. Pada akhir kehamilan, bila


18

kepala janin mulai turun PAP, kekluhan seringkencing akan

timbul kembali karena kandung kemih mulai tertekan.

Disamping sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliura

disebabkan oleh adanya npeningkatan sirkulasi darah di

ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi di glomerulus juga

meningkat sampai 69%. (Dartiwen, 2019:Hal 61)

10. Sistem pencernaan

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enak

(nause) sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan

penaikan kadar HCG dalam darah, tonus otot traktus

digestivus menurun sehingga motilitas juga berkurang yang

merupakan akibat jumlah dari progesteron yang besar dan

menurunnya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang

diketauhi mempunyai efek perangsang otot-otot polos.Pada

bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan

membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena

pengaruh dari kadar estrogen yang meningkat yang

menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan

proliferasi jaringan ikat. (Dartiwen, 2019:Hal 60-62)

11. Sistem Muskuloskeletal

Lordosisprogresif merupakan gambaran karakteristik pada

kehamilan normal.Untuk mengkompensasi anterior

uterusyang membesar,lordosis menggeser pusat gravitasi


19

kebelakang pada tungkai bawah .Mobilitas sendi sakroliliaka,

sakro coksigeal dan sendi pubis bertambah besar dan karena

itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada punggung bagian

bawah, khususnya pada akhir kehamilan. (Dartiwen,2019:Hal

63)

12. Kulit

Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-

bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan

pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting

susu, sedangkan diperut bagian bawah bagian tengah

biasanya tampak garis gelap yaitu spider angioma

( pembuluh darah kecil yang gambaran seperti laba-laba)

biasanya muncul di kulit, dan biasanya di atas pinggang.

Pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering

kali tampah di tungkai bawah. Pembesaran rahim

menimbulkan peregangan dan menyebabkan robek nya

selaput elastis di bawah kuli, sehingga menimbulkan

striegravidarum/strie lividae.Bila terjadi oeregangan hebat,

misalnya pada hidramniaon dan gemeli, dapat terjadi

diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba

bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. Adanya

vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat.

(Dartiwen, 2019:Hal 65)


20

13. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan ini dipengaruhi oleh

adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan

pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan

alat yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan.

Volume plasma maternal mulai meningkat pada saat usia

kehamilan 10 minggu. Perubahan rata-rata maternal berkisar

antara 20-100%, selain itu pada minggu ke-5 kardiac output

akan meningkat dan perubahan ini terjadi penigkatan preload.

Pada trimester I terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran

serta bertambahnya cardiac output. Pada usia 16 minggu,

mulai terjadi proses hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan

darah sedikit demi sedikit naik kembali sebelum aterm.

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat, yaitu

berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada

saat persalinan dan massa nifas berkisar 14000-

16000.Penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respons

yang sama diketahui selama dan setelah melakukan latihan

yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami

perubahan. Pada trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah

granulosit limfosit dan secara bersamaan limfosit dan

monisit. (Dartiwen, 2019:Hal 63-64)


21

14. Sistem Metabolisme

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500

mg dinutuhkan untuk meningkatan massa sel darah merah

dan 300 mg dan 300 mg untuktransaportasi ke fetus ketka

kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk

menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil

membutuhkan zat beri rata-rata 3,5 mg/hari. Pada

metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolestrol

sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormonsomatotropin

mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada

payudara. Deposit lemak lainya tersimpan di badan, perut,

paha, dan lengan.

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut

aKalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan

untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir

dibutuhkan 30-40 gram.

a) Fosfor dibutuhkan rata-rata 2gr/hari.

b) Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi berat

badan. (Sulistyawati, 2019:Hal 63-64)

15. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut

tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks massa


22

tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan

pangkat Contoh,wanita dengan berat badan sebelum hamil 51

kg dan tinggi badan 1,57 meter, Maka IMT-nya adalah

51/(1,57) = 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang sebagai

berikut:

19,8-26,6 : normal

<19,8 : underweight

26,6-29,0 : overweight

>29,0 : obese

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status

gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan.

Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu,

ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-

Uterin Growth Retardation). Disarankan pada ibu

primigravida untuk tidak menaikkan berat badannya lebih

dari 1kg/bulan .Perkiraan peningkatan berat badan yang di

anjurkan adalah :

a) 4 kg padakehamilan trimester I

b) 0,5 kg/minggupadakehamilan trimester II sampai III

c) Totalnyasekitar 15-16kg

(Sulistyawati, 2019:Hal 68-69)


23

16. Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya

ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron

menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari

biasanya. Wanita hamil ber afas lebih cepat dan lebih dalam

karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan

untuk dirinya. Lingkar dada hamil agak membesar. Lapisan

saluran pernapasan akan menerima lebih banyak darah dan

menjadi agak tersumbat oleh penmpukan dara (kongesti).

Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan

parsial akibat kongesti. Tekanan dan suara hamil agak

sedikit berubah. (Sulistyawati, 2011:Hal 69)

2.1.4 Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan

a. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester I

Trimester pertama sering sering dianggap sebagai periode

penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan ibu adalah terhadap

kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan

ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting.

Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang

kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami

kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.

Hingga kini, masih diragukan bahwa seorang wanita lajang dan


24

bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau

telah berusaha keras untuk tidak hamil. (Dartiwen dkk, 2019; hal

68)

Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan

kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, mereka suka cita

dan tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti

kehamilan pada setiap perubahannya. Trimester pertama sering

menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah

kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Hasrat seksual

pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu

dengan yang lain. Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa

senang dan sedih. Biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual

dan sering kencing. Perubahan yang terjadi tersebut sering kali

menampakan episode penuh dengan air mata dan menjadi sangat

peka. Untuk itu, wanita yang sebelumnya memiliki cara pandang

terhadap dirinya atau jika ada beberapa masalah yang muncul pada

awal kehamilan, maka masa ini adalah masa yang mencemaskan.

(Dartiwen dkk, 2019; hal 69)

b. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang

baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan yang dialami saat hamil. Namun, trimester

kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusuri ke dalam dan


25

paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua terbagi

atas dua fase yaitu pra quickening (sebelum adanya gerakan janin

yang dirasakan ibu) dan pasca quickening (setelah adanya gerakan

janin yang dirasakan ibu). Quickening menunjukan kenyataan

adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi

wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada

trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi

dirinya sendiri. Dengan timbulnya quickening, muncul sejumlah

perubahan karena kehamilan telah menjadi jelas dalam pikirannya.

Kontak sosialnya berubah, ia lebih banyak bersosialisasi dengan

wanita hamil atau ibu baru lainnya dan minat serta aktifitasnya

berfokus pada kehamilan, serta cara membesarkan anak dan

persiapan untuk menerima peran yang baru. Duka cita tersebut

timbul karena ia harus merelakan hubungan, kedekatan dan

peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran

sebelumnya yang akan terpengaruhi dengan hadirnya bayi dan

peran baru. (Dartiwen dkk, 2019; hal 70)

Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester

kedua. Kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata

dalam hubungan seksual mereka dibanding padaa trimester

pertama dan sebelum hamil. Konsep abstrak kehamilan menjadi

identifikasi nyata, perut membesar, gerakan janin terasa – gerakan

ini merupakan peristiwa penting karena merupakan kehidupan


26

terjadi dalam rahim. Wanita sudah dapat menyesuaikan diri

dengan kenyataan. Ia mulai memikirkan janin merupakan bagian

dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung padanya,

sekarang ia mengatakan “saya akan mempunyai bayi”. (Dartiwen

dkk, 2019; hal 71)

c. Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak

sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan cemas

mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya

berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda

dan gejala persalinan muncul. Persiapan yang aktif terlihat dalam

menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara

perhatian wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan.

Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal

yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi.

Orang-orang disekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi

yang dinantikan. Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap

bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apapun

yang ia anggap berbahaya. Memilih nama untuk bayinya

merupakan persiapan menanti kelahiran bayi. Ia menghadiri kelas-

kelas sebagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian bayi mulai


27

dibuat atau dibeli, kamar disusun atau dirapikan, sebagian besar

pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. (Dartiwen dkk, 2019;

hal 71)

Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa

canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang

sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan

trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada

trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang

semakin besar menjadi halangan. Alternatif posisi dalam

berhubungan seksual dan metodenya untuk mencapai kepuasan

dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia

merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut dan berbagi

perasaan secara jujur dengan pasangan. Rasa ceman dan takut

akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi

perhatian yaitu rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan

bayinya, kemampuan jadi ibu yang bertanggung jawab dan

bagaimana perubahan hubungan dengan suami, ada gangguan

tidur, harus dijelaskan tentang proses persalinan dan kelahiran

agar timbul kepercayaan diri pada ibu bahwa ia dapat melalui

proses persalinan dengan baik. (Dartiwen dkk, 2019; hal 72)


28

2.1.5 Tanda – Tanda Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti ( Presumtif)

1. Amenorhea (Terlambat Datang Bulan).

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus

(endometrium) tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau

tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda kehamilan.

Namun, hal ini tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti

kehamilan karena amenorhea dapat juga terjadi pada

beberapa penyakit kronik, tumor-hipofise, perubahan faktor-

faktor lingkungan, malnutrisi dan yang paling sering

gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin

hamil atau mereka yang ingin sekali hamil (pseudocyesis atau

hamil semu). (Dartiwen dkk, 2019; hal 72)

2. Mual dan Muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa

tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan, dalam

kedokteran sering dikenal dengan morning sickness karena

munculnya sering kali pagi hari. Mual dan muntah diperberat

oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi

penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya,perlu diberi

makanan yang ringan, mudah dicerna dan menginformasikan

bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil.


29

Apabila berlebihan dapat juga diberikan obat-obatan anti

mutah. (Dartiwen dkk, 2019; hal 74)

3. Sering Buang Air Kecil

Frekuensi kencing bertambah dan biasanya pada malam hari

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan

tarikan oleh uterus ke cranial. Hal ini terjadi pada trimester

kedua, keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, gejala

timbul kembali karena janin mulai masuk ke ruang panggul

dan menekan kembali kandung kemih. (Dartiwen dkk, 2019;

hal 75)

4. Perubahan Berat Badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat

badan karena napsu makan menurun serta mual muntah.

Padabulan selanjutnya, berat badan akan selalu meningkat

sampai stabil menjelang aterm. (Dartiwen dkk, 2019; hal 75)

5. Perubahan Warna Kulit

Perubahan ini antara lain cloasma, yakni warna kulit yang

kehitam-hitaman pada pipi, biasanya muncul setelah

kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting susu

warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan ini disebabkan

stimulasi melanocyte stimulating hormone (MSH). Pada kulit

daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan


30

yang disebut striae gravidaru, yaitu perubahan warna seperti

jaringan parut. (Dartiwen dkk, 2019; hal 75)

6. Perubahan Payudara

Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya

kehamilan, akan tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk

pasti karena kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna

kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau ovarium,

pengguna rutin obat penenang dan penderita hamil semu

(psedocyesis) sebagai akibat stimulasi prolaktin dan HPL.

Payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan

lebih dari 16 minggu. (Dartiwen dkk, 2019; hal 75)

7. Lelah (Fatique)

Kondisi lelah disebabkan oleh menurunya Bala Metabolik

Rate (BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan

meningkatnya aktivitas metabolik produk kehamilan (janin)

sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah

yang terjadi selama trimester pertama akan berangsur-angsur

menghilang dan kondisi ibu hamil akan menjadi lebih segar.

(Dartiwen dkk, 2019; hal 76)


31

b. Tanda – Tanda Kemungkinan Kehamilan (Dugaan Hamil)

1. Perubahan pada Uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan

konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak bentuknya

globuler. Teraba balotemen, tanda ini muncul pada minggu

ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan

cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada

benda terapung atau melayang dalam cairan. (Dartiwen dkk,

2019; hal 77)

2. Tanda Piskacek’s

Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh

(setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian

yang lebih besar tersebut terdapat pada tempat melekatnya

(implantasi) tempat kehamilan. Sejalan dengan bertambahnya

usia kehamilan, pembesaran uterus menjadi semakin simetris.

Tanda piskacek’s, yaitu dimana uterus membesar kesalah

satu jurusan hingga menonjol kejurusan pembesaran tersebut.

(Dartiwen dkk, 2019; hal 77)

3. Suhu Basal

Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara

37,2C-37,8C adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.

(Dartiwen dkk, 2019; hal 77)


32

4. Perubahan – Perubahan pada Serviks

a) Tanda Hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah istmus uteri

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai

kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat

diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini

mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada

minggu ke 7-8. (Dartiwen dkk, 2019; hal 77)

b) Tanda Chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (lividea).

Tanda-tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsio

tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia

interna akan membesar, hal ini karena oksigenisasi dan

nutrisi meningkat.

c) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan

satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan itshmus.

d) Pembesaran Abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16,

karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis
33

dan menjadi organ rongga perut. (Dartiwen dkk, 2019;

hal 78)

e) Kontraksi Uterus

Tanda ini mencul belakangan dan ibu mengeluh perutnya

kencang tetapi tidak disertai rasa sakit. (Dartiwen dkk,

2019; hal 78)

f) Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif. (Dartiwen dkk,

2019; hal 78)

c. Tanda Pasti Kehamilan

1. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoscope leanec pada minggu 17-18.

Dengan doopler DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi,

sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa

juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising

tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

2. Gerakan Janin Dalam Rahim

Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan mencapai

12 minggu, akan tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada

usia kehamilan 16-20 minggu. Pasalnya, pada usia kehamilan

tersebut ibu dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan

kaki bayi. Gerakan pertama bayi yang dapat dirasakan ibu


34

disebut quickening atau yang sering disebut dengan kesan

kehidupan. Walaupun gerakan awal ini dapat dikategorikan

tanda pasti kehamilan dan estimasi usia kehamilan, akan

tetapi hal ini sering keliru dengan gerakan usus akibat

perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna. Bagian-

bagian janin dapat dipalpasi dengan mudah mulai usia

kehamilan 20 minggu. (Dartiwen dkk, 2019; hal 79)

3. Terlihat Bagian-Bagian Janin pada Pemeriksaan USG

Pada ibu yang diyakni dalam kondisi hamil, maka dalam

pemeriksaan USG terlihat adanya gambaran janin.USG

memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan

(gestasional sac) pada minggu ke-5 hingga ke-7. Pergerakan

jantung biasanya bisa terlihat pada 42 hari setelah konsepsi

yang normal atau sekitar minggu ke-8. Melalui pemeriksaan

USG dapat diketahui juga panjang, kepala dan bokong janin

serta merupakan metode yang akurat dalam menentukan usia

kehamilan. (Dartiwen dkk, 2019; hal 79)


35

2.1.6 Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

Tabel 2.1

Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
1. Sering buang air a. Penjelasan mengenai sebab
kecil. Trimester I terjadinya yaitu pada trimester I
dan III lebih dari ukuran uterus mengalami
40% wanita hamil peningkatan, sehingga uterus
berkemih lebih dari membesar kearah luar pintu atas
10 kali perhari panggul menuju rongga abdomen,
sedangkan pada trimester ke III
dikarenakan tertekannya kandung
kemih oleh uterus yang semakin
membesar. (Bayu Irianti, dkk. 2015)
b. Kosongkan saat ada dorongan untuk
kencing
c. Perbanyak minum untuk mencegah
nokturia, kecuali jika nokturia
sangat mengganggu tidur dimalam
hari. (Sulistyawati, 2009)
Menurut Bayu Irianti, dkk (2015)
anjurkan ibu untuk mengurangi
asupan cairan 2 jam sebelum tidur
agar istirahat ibu tidak terganggu
d. Batasi minum kopi, teh, soda
e. Menyarankan ibu untuk latihan
kegel untuk melatih otot-otot dasar
panggul, vagina, dan perut dengan
36

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
tujuan meningkatkan pengendalian
atas urine (Bayu irianti, dkk. 2015)
f. Menyarankan ibu untuk
menghindari menggunakan pakaian
ketat karena dapat meningkatkan
resiko terjadinya infeksi kandung
kemih. (Bayu Irianti, dkk. 2015)
g. Jelaskan tentang bahaya infeksi
saluran kemih dengan menjaga
posisi tidur, yaitu dengan berbaring
miring kiri dan kaki ditinggikan
untuk mencegah dieresis
2. Striae gravidarum a. Gunakan emolien topical atau
tampak jelas pada antipruritik jika ada indikasinya
bulan ke 6-7 b. Gunakan baju longgar yang dapat
menopang payudara dan
abdomen
3. Hemoroid timbul a. Hindari konstipasi
trimester II dan III b. Makan makanan yang berserat
dan banyak minum
c. Gunakan kompres es dan air
hangat
d. Dengan perlahan masukkan
kembali anus setiap selesai BAB
4. Kelelahan/fatigue a. Yakinkan bahwa ini normal pada
pada trimester I awal kehamilan
b. Dorong ibu untuk sering
beristirahat
c. Hindari istirahat yang berlebihan
5. Keputihan terjadi a. Tingkatkan kebersihan dengan
37

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
di Trimester I, II, mandi tiap hari
atau III b. Memakai pakaian dalam dari
bahan katun dan mudah
menyerap
c. Tingkatkan daya tahan tubuh
dengan makan buah dan sayur
6. Keringat bertahan a. Pakailah pakaian tipis dan
secara perlahan longgar
terus meningkat b. Tingkatkan asupan cairan
sampai akhir c. Mandi secara teratur
kehamilan
7. Sembelit trimester a. Tingkatkan diet asupan cairan
II dan III b. Buah prem atau jus prem
c. Minum cairan dingin atau
hangat, terutama saat perut
kosong
d. Istirahat cukup
e. Senam hamil
f. Membiasakan buang air besar
secara teratur
g. Buang air besar segera setelah
ada dorongan
8. Kram pada kaki a. Kurangi konsumsi susu
setelah usia (kandungan fosfornya tinggi)
kehamilan 24 b. Latihan dorsofleksi pada kaki
minggu dan meregangkan otot yang
terkena
c. Gunakan penghangat untuk otot
9. Mengidam (pica) a. Tidak perlu dikhawatirkan
trimester I selama diet memenuhi
38

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
kebutuhannya
b. Jelaskan tentang bahaya makanan
yang tidak bisa diterima,
mencakup gizi yang diperlukan
serta memuaskan rasa mengidam
atau menurut kultur
10. Nafas sesak a. Jelaskan penyebab fisiologisnya
trimester II dan III b. Dorong agar secara sengaja
mengatur laju dan dalamnya
pernapasan pada kecepatan
normal yang terjadi
c. Merentangkan tangan di atas
kepala serta menarik napas
panjang
d. Mendorong postur tubuh yang
baik, melakukan pernapasan
interkostal
11. Nyeri ligamentum a. Berikan penjelasan mengenai
rotudum trimester penyebab nyeri
II dan III b. Tekuk lutut kearah abdomen
c. Mandi air hangat
d. Gunakan bantalan pemanas pada
area yang sakit hanya jika tidak
terdapat kontraindikasi
e. Gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal
lainnya letakkan diantara lutut
sewaktu dalam posisi berbaring
miring
12. Berdebar-debar Jelaskan bahwa hal ini normal pada
39

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
(palpitasi jantung) kehamilan
mulai akhir
Trimester I
13. Panas perut. Mulai a. Makan sedikit-sedikit tetapi
bertambah sejak sering
trimester II dan b. Hindari makan berlemak dan
bertambah semakin berbumbu tajam
lamanya c. Hindari rokok, asap rokok,
kehamilan. Hilang alkohol dan cokelat
pada waktu d. Hindari berbaring setelah makan
persalinan e. Hindari minum air putih saat
makan
f. Kunyah permen karet
g. Tidur dengan kaki ditinggikan
14. Perut kembung a. Hindari makan yang
trimester II dan III mengandung gas
b. Mengunyah makanan secara
sempurna
c. Lakukan senam secara teratur
d. Pertahankan saat buang air besar
yang teratur
15. Pusing/sinkop a. Bangun secara perlahan dari
trimester II dan III posisi istirahat
b. Hindari berdiri terlalu lama
dalam lingkungan yang hangat
dan sesak
c. Hindari berbaring dalam posisi
telentang
16. Mual dan muntah a. Hindari bau atau faktor
trimester I penyebabnya
40

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
b. Makan biskuit kering atau roti
bakar sesaat sebelum bangun dari
tempat tidur di pagi hari
c. Makan sedikit tapi sering
d. Duduk tegak setiap kali selesai
makan
e. Hindari makanan yang
berminyak atau berbumbu
f. Makan makanan kering diantara
waktu makan
g. Minum minuman berkarbonat
h. Bangun dari tidur secara perlahan
i. Hindari menggosok gigi setelah
makan
j. Minum teh herbal
k. Istirahat sesuai kebutuhan
17. Sakit punggung a. Gunakan posisi tubuh yang baik
atas dan bawah b. Gunakan bra yang menompang
trimester II dan III dengan ukuran yang tepat
c. Gunakan kasur yang keras
d. Gunakan bantal ketika tidur
untuk meluruskan punggung
18. Varises pada kaki a. Tinggikan kaki sewaktu
trimester II dan III berbaring
b. Jaga agar kaki tidak bersilangan
c. Hindari berdiri atau duduk terlalu
lama
d. Senam untuk melancarkan
peredaran darah
41

No Ketidaknyamanan Cara Mengatasi

.
e. Hindari pakaian atau korset yang
ketat
(Sulistyawati, 2009 :123-127)

2.1.7 Asuhan Antenatal Care

a. Definisi ANC

Antenatal care adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum

persalinan atau prenatal care (Enny Fitriahadi, 2017 : hal 17)

b. Tujuan ANC

Menurut Yuni Kusniati dkk, (2010) ANC memiliki tujuan yaitu:

1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu

dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses

kelahiran bayi.

2. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah

atau obstetri selama kehamilan

3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan

menghadapi komplikasi

4. Membantu menyiapkan ibu da menyusui dengan sukses,

menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,

psikologis dan sosial

c. Standar dan fokus tujuan ANC

1. Standar asuhan kehamilan

1) Ukur tinggi badan dan berat badan


42

Menurut Kemenkes RI (2010), mengukur tinggi badan

adalah salah satu deteksi dini kehamilan dengan faktor

resiko, dimana bila tinggi badan ibu hamil kurang dari 145

cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang

belakang (Nasrudin,2020: Hal 24)

Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status

gizi selama hamil oleh karena itu perlu dipantau setiap

bulan.Jika terdapat keterlambatan dalam penambahan berat

badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi

sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin

intra-uteri. Perkiraan peningkatan berat badan yang

dianjurkan:

1) 4 kg pada kehamilan trimester I.

2) 0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai III.

3) Totalnya sekitar 15-16 kg.

(Sulistyawati, 2009 :68)

Berat badan pada ibu hamil terjadi peningkatan lebih cepat

mulai usia kehamilan 20 minggu. Rata-rata peningkatan

berat badan optimal selama kehamilan adalah 12,5 kg.

Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
43

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
(Bayu Irianti, 2014; hal 258).

2) Pengukuran tekanan darah (tensi)

Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami

peningkatan dari normal, yaitu >90 mmHg untuk diastole dan

>140 mmHg untuk sistol. Setelah melakukan pemeriksaan ulang

setidaknya 2 pemeriksaan dengan jeda 6 jam atau lebih.

Peningkatan tekanan darah sistol lebih dari 30 mmHg dan

diastole > 10 mmHg dipertimbangkan untuk dilakukan

observasi. Peningkatan tekanan darah dalam kehamilan dibagi

menjadi :

(1) Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional merupakan peningkatan tekanan

darah yang terjadi akibat dari proses kehamilan tanpa

disertai protein urine. Hipertensi ini biasanya terjadi saat

terjadinya haemodiolusi yaitu pada akhir trimester II atau

pada usia kehamilan >20 minggu.

(2) Hipertensi kronis

Hipertensi kronis merupakan gangguan pada sistem

peredaran darah, dimana tekanan darah mengalami

peningkatan dari keadaan normal yang terjadi sebelum

kehamilan mencapai usia 20 minggu (ibu telah memiliki

gangguan tersebut selama hamil) dan berlanjut hingga 6


44

minggu post partum atau menetap serta memiliki kadar

protein urine <300 mg atau < +1. Kadar protein urin

tersebut merupakan keadaan normal, akibat dari

peningkatan volume glomerolus yang menyebabkan

premebilitas ginjal menurun.

(3) Superimposed preeklamsia – eklamsia merupakan keadaan

dimana seorang ibu memiliki riwayat hipertensi

sebelumnya dan pada saat memasuki trimester II

kehamilan, kenaikan tekanan darah tersebut disertai dengan

protein dalam urine.

(4) Preeklamsia – eklamsia

Preeklamsia merupakan keadaan dimana tekanan darah

>140/90 mmHg disertai dengan protein dalam urine pada

usia kehamilan diatas 20 minggu, pada wanita yang tidak

memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Tidak semua

kasus preeklamsia ditemukan bersamaan dengan gejala

oedema, sehingga diagnosa preeklamsia ditentukan dari

peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan protein

urine (Alladin, 2012). (Irianti, 2014. Hal : 116 - 117)

3) Pengukuran LILA

Standar minimal untuk ukuran Lingkar Lengan Atas pada

wanita dewasa usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran


45

LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang

Energi Kronis (KEK) ( Yuni, 2010:Hal 88).

Kekurangan energi kronik pada ibu hamil dapat menyebabkan

resiko komplikasiseperti anemia, pendarahan dan rentan

penyakit infeksi, kekurangan energi kronik pada ibu beresiko

untuk melahirkan bayi baru rendah lahir rendah (Irianti, 2014:

Hal 268)

4) Pengukuran tinggi rahim

Tinggi fundus uteri, dengan dibandingkan terhadap

berbagai titik patokan, diukur pada setiap kali kunjungan.

Pertumbuhan uterus akan terus uteri merupakan pedoman yang

baik untuk menentukan usia kehamilan.

Mengukur tinggi fundus juga dapat dilakukan dengan

metode lain yaitu: menurut spiegelberg: dengan mengukur tinggi

fundus uteri dari simfisis; menurut Mac donald: adalah jarak

fundus dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan

dalam bulan, menurut Ahfeld “ukur kepala-bokong” = dalam 0,5

panjang sebenarnya bila diukur jarak kapala-bokong adalah 20

cm, rumus Johnson-tausuk : menentukan taksiran berat janin

adalah ; BB = (Mac Donald-12)x155

Menentukan umur kehamilan dilihatan dari tinggi fundus

uteri (TFU) menurut spiegelberg:

22-28 minggu : 24-25 cm diatas simfisis


46

28 minggu : 26,7 cm diatas simfisis

30 minggu : 29,5-30 cm diatas simfisis

32 minggu : 29,5-30 cm diatas simfisis

34 minggu : 31 cm di atas simfisis

36 minggu : 32 cm diatas simfisis

38 minggu : 33 cm diatas simfisis

40 minggu : 37,7 cm diatas simfisis

(Yulianti, 2009:Hal 32-33)

TFU menurtu penambahan per Tiga Jari

Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Kehamilan

(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber:Hanifa,Prawirodihardjo,2002 di dalam buku

Sulistiyawati, 2011; hal 60

5) Penentuan letak janin dan DJJ

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala

atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan

letak atau ada masalah lain.


47

Untuk mengetahui letak dan presentasi janin dapat

digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang paling sering

digunakan adalah menurut Leopold.

Leopold I :

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan mengetahui bagian

yang teraba di fundus. Sifat kepala ialah keras, bulat, melenting,

pada letak lintang fundus uteri kosong.

Leopold II :

Untuk menentukan batas samping rahim kanan dan kiri.

Menentukan punggung janin dan bagian-bagian kecil

(ekstremitas).

Leopold III :

Untuk menetukan bagian terbawah janin dan bagian bawah janin

apakah sudah masuk PAP atau belum.

Leopold IV :

Untuk menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP.

Dengan cara sistem palpasi.

(Dartiwen, 2019:Hal 166-167)

Denyut jantung janin, normal denyut jantung janin 120-160 kali

permenit. Apabila kurang dari 120x/menit disebut bradikardi,

sedangkan lebih dari 160x/menit disebut tathicardi. Waspadai

adanya gawat janin (yuni, 2010: Hal 139)


48

6) Penentuan (skrining) status imunisasi TT

Imunisasi TT adalah untuk mengurangi tingginya angka

kejadian bayi yang meninggal karena pertusis. Vaksin ini untuk

ibu hamil diberikan pada trimester III atau akhir trimester II

(setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu). Apabila tidak

diberikan selama kehamilan dianjurkan agar tetap diberikan

segera setelah persalinan. Untuk memastikan perlindungan

terhadap ibu dan bayi. (Bayu Irianti,2014; hal 256)

Upaya prncegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan

melakukan imunisasi TT pada ibu hamil. Sehingga ibu hamil

perlu dikaji status imunisasi TT nya. Konsep imunisasi TT

adalah life long, yaitu konsep imunisasi TT 1 sampai dengan 5.

Skema life long imunization adalah sebagai berikut :

(1) TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi

(2) TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi

(3) TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi

(4) TT 3, dilakukan pada saat BIAS (Bulan imunisasi anak

sekolah) pada kelas 1.

(5) TT 4, dilakukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak

sekolah) pada kelas 2

(6) TT 5, dilakukan pada saat BIAS (bulann imunisasi anak

sekolah) pada saat anak kelas 3


49

Ketika melakukan asuhan pada ibu hamil, harus melakukan

pengkajian status imunisasi. Kajian status imunisasi ibu hamil

meliputi:

(1) Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan

pengkajian data ibu hamil.

(2) Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT Skrining

status imunisasi TT pada calon pengantin (Yuni,2010: Hal

187).

Pemberian Imunisasi TT

Lama
Imunisasi Interval Perlindungan
perlindungan
Pada kunjungan ANC
TT 1 - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80%
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95%
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
Seumur
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99%
hidup

7) Pemberian tablet tambah darah

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi

secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel

darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet

selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya


50

perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel darah

merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%.

(Yuni,2009)

Tablet sulfat ferosus yang dikeringkan merupakan preparat

yang sering diberikan pada ibu hamil. Suplemen zat besi

sebaiknya dikonsumsi tidak berbarengan dengan teh, kopi,

suplemen kalsium dan produk susu karena menurunkan absorbsi

zat besi tersebut. Sebaliknya, suplemen besi sebaiknya

dikonsumsi berbarengan dengan daging,ikan, vitamin C atau jus

jeruk yang dapat menstimulasi asam lambung.

Efek konsumsi zat besi yaitu terjadi perubahan warna pada

feses dan urine. Oleh karena itu ibu hamil yang mengkonsumsi

zat ini perlu diberikan pendidikan kesehatan bahwa tinjanya

dapat menjadi hitam selama mengkonsumsi zat besi. Irianti,

2014;hal 176).

8) Tes laboratorium

1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

urine.hamil bila diperlukan

2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (anemia). Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana yakni

dengan cara Talquis dan dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb

dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu

periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah


51

salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil

Hasil pemeriksaan Hb sahli dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Hb >11 gr % : tidak anemia

Hb 9-10 gr % : anemia ringan

Hb 7-8 gr % : anemia sedang

Hb <7 gr % : anemia berat

Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan hb

dengan sahli :

(a) Peralatan :

Hb sahli set (tabung, standar, pengaduk, pipet 20

mm+selang, pipet biasa), blood lanset, bengkok.

(b) Bahan :

darah, alkohol 70 %, Hd 1% atau 0,1N, aquabidest,

kapas

(c) Perlengkapan :

sarung tangan

(Bayu Irianti dkk, 2014).

3) Urine

(a) Protein

Pemeriksaan urine untuk mengetahui apakah ada

protein urin didalam urine ibu hamil


52

Negatif: urine jernih

Positif 1 (+) : ada kekeruhan

Positif 2 (++) : kekeruhan mudah dilihat dan ada

endapan

Positif 3 (+++) : urine lebih keruh dan endapan

yang lebih jelas

Positif 4 (++++) : urine sangat keruh dan disertai

endapan yang menggumpal

Cara pemanasan dengan Asam Asetat

(1) Masukan urine yang akan diperiksa ke dalam

tabung reaksi sampai 3 ml.

(2) Dengan memegang tabung reaksi tersebut pada

ujung bawah, panaskan lapisan atas urin itu di

atas nyala api sampai mendidih

(3) Perhatikan terjadinya kekeruhan dilapisan atas

urin tersebut dengan membandingkan jernihnya

dengan bagian bawah yang tidak dipanasi. Jika

terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh

protein.

(4) Teteskan kedalam yang masih panas itu 2-3 tetes

larutan asam asetat 6%. Jika kekeruhan itu

tetap/bertambah keruh berarti tes protein positif


53

(5) Pasas sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih

lalu baca hasilnya. (Bayu Irianti dkk, 2014; hal

240)

(b) glukosa

Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel

urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada

urine dan merupakan skrining terhadap diabetas

gestational.

Cara melakukan pemeriksaan dengan cara benedik:

(1) Siapkan alat dan bahan

(2) Masukan larutan benedict ke dalam tabung reaksi

sebanyak 5 cc

(3) Campurkan urine patologis 5-8 tetes ke dalam

tabung yang telah berisi benedict

(4) Panaskan tabung di atas spiritus/bunsen dan sambil

dikocok perlahan sampai mendidih

(5) Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau

tidak.

Cara menilai hasil

(1) Negatif : berwarna Biru/Hijau

(2) Positif 1 : berwarna Hijau/Kuning

Hijau

(3) Positif 2 : berwarna Kuning Kehijauan


54

(4) Positif 3 : Jingga

(5) Positif 4 : Merah Bata

(Bayu Irianti, 2014; hal 247-248).

4) Tes pemeriksaan darah lainnya, Tes pemeriksaan darah

lainnya

(a) Tes Sifilis

Infeksi janin akibatbtreponema pallidum dapat terjadi

setiap saat selama masa hamil dan pada tiap tahap

penyakit maternal. Skrining pada wanita hamil

merupakan faktor yang paling penting untuk

mengidentifikasi bayi yang beresiko sifilis kongenital.

(b) Tes Hepatitis B

Kehamilan jarang mengganggu perjalanan infeksi

hepatitis B. Masalah yang harus diperhatikan pada

wanita hamil yang mengidap penyakit ini adalah bahwa

bayi akan terinfeksi pada saat lahir dan akan menjadi

carrnier kronis yang menularkan penyakit ini ke individu

lain atau bayi akan meninggal akibat karsinoma

hepatoseluler, serios atau keduanya. Kurang dari 5 %

orang dewasa di Amerika Serikat yang terinfeksi akut

menjadi carrier kronis dibandingkan dengan mereka

yang terinfeksi parinatal sebanyak 25-90%.


55

(c) Tes Human Imunodeficiciency (HIV)

Sekarang diketahui bahwa virus dapat ditularkan ibu ke

bayinya. Selama ini penularan perinatal diketahui

mencapai angka 50%, sementarapenelitian terakhir

menunjukan angka sebesar 15-30%. Identifikasi dalam

HIV (+) pada wanita hamil kesempatan untuk

memutuskan kelanjutan kehamilan dan ketika keputusan

ini dibuat terapi ZDV dapat diberikan untuk mengurangi

infeksi pada janin

(Dartiwen, 2019H:Hal 157-158)

9) Konseling atau penjelasan

Penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan

kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),

nifas, perawatan bayi baru lahir, asi eksklusif, KB dan imunisasi

pada bayi.

10) Tata laksana

Diberikan jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada ibu

hamil.

2. Fokus Kunjungan Antenatal


56

Informasi yang diberikan ketika memberikan asuhan kebidanan

(Ari Sulistiawati, 2009) yaitu:

a) Trimester 1

1) Menjalin hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya antar pasien dan bidan

mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan

penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan dapat selalu

sesuai dengan data yang disampaikan pasien secara jujur.

2) Deteksi masalah

Bidan melakukan deteksi kemungkinan masalah atau

komplikasi yang muncul dengan melakukan penapisan-

penapisan yaitu penapisan kelainan bentuk panggul,

mencegah masalah imunisasi TT dan anemia, persiapan

persalinan dan komplikasi dan prilaku sehat.

b) Trimester 2

Bidan memberikan informasi mengenai preeklamsi

ringan. Bidan mengajak pasien dan keluarga untuk aktif

dalam memantau kemungkinan gejala pre eklamsi ringan

dalam kehamilan sehingga timbul tanggung jawab bagi

pasien dan keluarga untuk mempertahankan kesehatannya.

c) Trimester 3

a) Gemeli (Usia kehamilan 28-36 minggu)


57

Informasi yang perlu disampaikan adalah hasil

pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan salah

satunya janin tunggal atau ganda.

b) Letak janin (Usia kehamilan >36 minggu)

Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan

mengurangi kecemasan pasien, ibu akan lebih siap jika

diberi gambaran mengenai proses persalinan secara

lengkap.

2.1.8 Standar Minimal Kunjungan Kehamilan

Kebijakan program WHO :

a. Trimester I : 1 kali kunjungan

b. Trimester II : 1 kali kunjungan

c. Trimester III : kali kunjungan

(Dartiwen dan Yati Nurhayati, 2019 : hal 9)

2.1.9 Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan

a. Tanda-Tanda Bahaya Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Muda

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan

oleh abortus, kehamilan ektopik terganggu dan mola

hidatidosa.

2. Abortus
58

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan berusia 22 minggu

atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan.

3. Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar

Rahim, misalnya dalam tuba,ovarium, rongga perut, serviks,

parts interstisialis.Kehamilan ektopik dikatakan terganggu

apabila berakhir dengan abortus atau rupture tuba. Kejadian

kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba.

4. Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa dalah suatu kehamilan imana setelah

fertilisasi, hasil konsespsi tidak berkembang menjadi embrio

tertapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan

degenerasi hidrofik.Uterus melunak dan adayanya janin,

cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah

anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian tidak

berkembang tidak wajar terbentuk gelembung-gelembung

seperti anggur.(Dartiwen,2019:Hal 171-177)

5. Hipertensi Gravidarum

Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang menetap oleh sebab

apap pun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan

kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah

6 minggu pascapersalinan.
59

Dasar Diagnosis :

a) Anamnesis : nyeri kepala, dan gangguan penglihatan

b) Pemeriksaan fisik : tekanan distploik >90 mmHg

c) Pemeriksaan penunjang : protein urine (+), superimposed

Pre- eklampsi.

Dasar diagnosis:

a) Anamnesis: nyeri kepala. Dan gangguan penglihatan.

b) Pemerikaan fisik : tekanan distolik 90-110 mmHg

c) Pemeriksaan penunjang : protein urine <+ +.

d) Nyeri Perut Bagian Bawah

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu tau kurang.Hal ini

mungkin gejala \utama kehamilan ektopik terganggu.

6. Kista Ovarium

Dasar Diagnosa : nyeri perut, perdarahan ringan.

Apaemeriksaan fisik : teraba massa tumor

7. Apendiksitis

Dasar Diagnosa: nyeri perut bagian bawah, demam, nyeri

lepas, mual muntah, aneroksi

8. Sistis

Dasar Diagnosa : dysuria, sering berkemih, dan nyeri perut.

Pemeriksaan fisik : nyeri suprapubik

9. Pielonefritis akut
60

Dasar Diagnosa : disuria, demam tinggi/ menggigil, sering

berkemih dan nyeri perut.(Dartiwen,2019:Hal 178-179)

b. Tanda-TandaBahaya Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum atau haemorrahagia amtepartum

(HAP) adalah perdarahan dari jalan lahir, dengan btas

perdarahan yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu.

Batasan waktu menurut berbagai refrensi bervariasi. Ada

junga yang menyebutkan perdarahan pada usia kehamilan di

atas 28 minggu, Karenadisebut perdarahan antepartum terjadi

pada usia 22 minggu, maka sering disebut sebagai perdarahan

pada trimester III atau perdarahan pada kehamilan lanjut.


61

2. Sakit Kepala yang Hebat

a) Masalah: wanita hamil mengeluh nyeri kepala hebat.

Sakit kepala sering kali menjadi ketidaknyamanan yang

normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang menetap dan

tidak hilang dengan beristirahat.Sakit kepala yang hebat

dalam kehamilan dalah gejala preeklamsia.

b) Deteksi Dini

Pengumpulan data : Tanyakan pada ibu apakah ia

mengalani oedema pada muka/tangan atau masalah

visual. Pemeriksaan yang dilakukan :

1) Periksa TD, protein urine, reflex dan edema/

bengkak.

2) Periksa suhu, jika tinggi, pikirkan untuk melakukan

pemeriksaan darah untuk mngetahui adanya parasit

malaria.

3. Penglihatan Kabur

Penglihatan kabur, yaitu masalah visual yang

mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa, adanya

perubahan (penglihatan) yang mendadak, misalnya

pandangan kabur atau ada bayangan.

Penyebabnya dalah pengaruh hormonal yang dapat

mempengaruhi ketajaman penglihatan ibu selama masa

kehamilan.Perubahan ringan adalan normal.Perubahan


62

penglihatan ini disertai dengan sakit kepala yang hebat dan

suatu tanda preeklampsi.

4. Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan

Oedema dalah peninmbunan cairan secara umum dan

berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapa

diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakakn

kaki, jari tangan dan muka.

Hal ini disebabkan adanya pertanda anemia,gagal jantung

dan preeklampsi.

5. Keluar Cairan Pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester

III.Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila

tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban meupun

lokhorea yang patologis.

Penybabny adalah serviks inkompeten, ketegangan rahim

berlebih (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan

dari selapit ketuban, infeksi.

6. Gerakan Janin Tidak Terasa

Ibu hamil muda dapat merasakan gerakan bayinya pada

usia 16-18 minggu, untuk multigravida dan 18-20 minggu

untuk primigravida. Jika bayi tidur, greakannya akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam


63

periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi

akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat.

Gerakan janin berkurang disebabkan oleh aksivitas ibu yang

berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian

janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun

kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.

7. Nyeri Perut yang hebat

Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa

adalah nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan

perdarahan lewat jalan lahir.

Hal ini bisa disebabkan karena apendiksitis, kehamilan

ektopik, abortus, penyakit radang panggul, persalinan

preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solution

plasenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih

atau infeksi lain.(Dartiwen,2019:Hal 179-192)

2.1.10 Kunjungan ulang

a. Pengertian

Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan

antenatal pertama sampai memasuki persalinan. (Menurtu Varney,

1997 di dalam buku Yuni Kusmiyati dkk, 2010; hal 137)


64

b. Tujuan

1. Pendeteksian komplikasi-komplikasi.

2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.

3. Pemeriksaan fisik yang terfokus. (Yuni Kusmiyati dkk, 2010;

hal 137).

c. Mengevaluasi penemuan masalah

1. Meninjau data kunjungan pertama

Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau

kembali data pasien pada kunjungan pertama, untuk

mendapatkan informasi tentang:

a) Biodata ibu

b) Usia kehamilan

c) Temuan data yang bermakna:

1) Riwayat obstetri.

2) Riwayat perawatan medis.

3) Riwayat keluarga.

4) Riwayat kehamilan.

5) Pemeriksaan fisik awal.

6) Pemeriksaan panggul awal.(Yuni Kusmiyati dkk,

2010; hal 137).

Tujuan dari peninjauan data Kunjungan Pertama adalah agar

bidan dapat menemukan masalah, persoalan dan aspek

khusus yang berhubungan dengan ibu hamil tersebut.


65

a) Evaluasi data dasar.

b) Evaluasi efektivitas manajemen terdahulu.(Yuni

Kusmiyati dkk, 2010; hal 138)

2. Pemeriksaan pada kunjungan ulang

a. Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk

mendeteksi tiap gejala atau indikasi keluhan atau

ketidaknyamanan yang mungkin dialami ibu hamil sejak

kunjungan terakhirnya. Ibu hamil ditanya tentang hal

berikut:

1) Gerakan janin.

2) Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya.

(a) Perdarahan

(b) Nyeri kepala

(c) Gangguan penglihatan

(d) Bengkak pada muka dan tangan

(e) Gerakan janin yang berkurang

(f) Nyeri perut yang sangat hebat

3) Keluhan-keluhan yang lazim dalam kehamilan

(a) Mual dan muntah

(b) Sakit punggung

(c) Kram kaki

(d) Konstipasi
66

(e) Dan lain-lain

4) Kekhawatiran-kekhawatiran lainnya, yakini:

(a) Cemas menghadapi persalinan.

(b) Rasa khawatir akan kondisi kandungan / janinnya.

(Yuni Kusmiyati dkk, 2010; hal139).

b. Pemeriksaan Fisik

Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik

berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda

keluhan ibu dan evaluasi keadaan janin:

c. Janin

1) Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali

permenit.

2) Ukiran janin

3) Dengan menggunakan cara Mc Donald untuk

mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian

dilakukan penghianatan tafsiran berat janin dengan

rumus.

4) (TFU dalam cm)- n x 155 gr. Bila kepala diatas atau

pada spina ishiadica maka n = 12. Bila kepala

dibawah spina iskiadica maka n = 11.

5) Letak dan presentasi janin


67

Untuk mengetahui letak dan presentasi janin dapat

digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering

digunakan adalah menurut leopold.

a) Leopold 1: untuk mengetahui tinggi fundus uteri

dan bagian yang berada pada bagian fundus.

b) Leopold 2: untuk mengetahui letak janin

memanjang atau melintang dan bagain yang

teraba disebelah kiri atau kanan.

c) Leopold 3: untuk menentukan bagian janin yang

ada dibawah (presentasi).

d) Leopold 4: untuk menentukan apakah bagian

bawah janin sudah masuk panggul atau belum.

(Yuni Kusmiyati dkk, 2010; hal 140).

6) Aktifitas / Gerakan Janin

Dikenal adanya gerakan 10, yanga artinya dalam

waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.

d. Ibu

1) Tekanan darah

2) Berat badan

3) Tanda – tanda bahaya

4) TFU

5) Umur kehamilan

6) Pemeriksaan vagina
68

e. Pemeriksaan laboratorium

a) Darah : Hb

b) Urine : Protein dan glukosa. (Yuni Kusmiyati dkk,

2010; hal 140).

2.1.11 Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh bakteri didalam

saluran kemih. Bakteri biasanya berasal dari usus besar dan organisme

penyebaba yang paling sering adalah Escherichia Coli, yang

merupakan 80-90% penyebab pada semua ISK akut. (S. Elizabeth

Robson dan Jason Waugh. 2008 : 102)

Infeksi ssaluran kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan umum

yang terjadi pada wanita hamil. Masalah mulai dirasakan pada minggu

ke-6 kehamilan dan puncaknya pada usia kehamilan 22 sampai 24

minggu. Namun kejadian ISK lebih cenderung tercermin pada

trimeser ke III kehamilan yaitu sebesar 78,46% dibandingkan pada

trimester yang lain. Sebesar 9,23% ibu hamil TM I mengalami ISK

dan 12,30% pada TM II. ISK disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya dilatasi uretra, meningkatnya volume kandung kemih dan

penurunan tonus otot kandung kemih, bersama dengan menurunnya

tonus saluran uretra yang memberi kontribusi peningkatan keadaan

yang statis pada perkemihan dan refluks saluran kemih, dan sekitar

70% dari ibu hamil mengalami glikosuria, hal ini mendorong


69

pertumbuhan bakteri di dalam urine. (Bayu Irianti, dkk. 2015: 155-

156)

Pada kehamilan, ISK dapat dimanifestasikan sebagai berikut :

a. Sebagai sindrom uretra yang sering berkemih dan disuria, hal ini

dapay disebabkan oleh infeksi genetalia yang ditularkan secara

seksual seperti Chlamydia Trachomatis

b. Sistisis akut yaitu sering berkemih disuria dan terdesak untuk

berkemih, urin berbau busuk, hematuria, dan ketidaknyamanan

suprapubik

c. Pielonefritis akut dengan tanda gejala pireksia, kaku, nyeri

abdomen/panggul, mual dan muntah

Penatalaksanaan dan asuhan medis ISK pada kehamilan

a. Pencegahan primer dilakukan dengan cara menjaga kebersihan,

kecukupan asupan cairan minum 2 liter perhari dan keteraturan

frekuensi berkemih, kekuatan arus air kemih yang dikeluarkan akan

membantu pengenceran serta pengeluaran orgenism penyakit

infeksi. Dengan cara ini gejala kan berkurang sekitar 60%.

b. Pengobatan bakteriuria dengaan penisilin dan sefalosporin akan

mencegah 80% kejadian pielonefritis

c. Beberapa antimikroba yang diperkirakan aman pada kehamilan

adalah nitrofurantoin, antibiotik β lactam termasuk didalamnya

penisilin dan cefalosporin, fosfomycin tromentamol,

cotrimoxazole, pivmecillinam dan cefoperazone-sulbactam. (Bayu

Irianti, dkk. 2015 : 158)


70

BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

A. DATA SUBJEKTIF (S)

Tanggal/Jam Masuk : 10-12-2020/10:15 WIB

Tempat : BPM Ponirah, SST

1. Identitas Klien

Istri Suami

Nama : Ny.Y Nama : Tn. H

Umur : 21 Th Umur : 22 Th

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Lampung Suku : Lampung

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Srigading Dusun 3

2. Anamnesa

a. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

b. Keluhan saat ini

Ibu mengatakan sering BAK 10-11 kali dalam sehari, disertai

nyeri dan keluar sedikit-sedikit


71

c. Riwayat haid

Menarch umur : 13 tahun

Siklus : 28 hari, Teratur

Lama : 8 hari

Sifat darah : encer

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

Bau : Khas

Flour albus : tidak

Disminorroe : tidak

HPHT : 01-06-2020

HPL : 08-03-2021

Umur kehamilan : 38 minggu + 3 hari

d. Riwayat Kehamilan Ini

1) Riwayat ANC

ANC sejak umur kehamilan 8 minggu, ANC di BPM

a) Trimester I

Frekuensi ANC : 2 kali

Keluhan : Mual, dan Pusing

Terapi/Obat : Vitamin B6 2x1, Folaxin 1x1,

Paracetamol 500 gram 3x1,

Licokalk 1x1
72

Penkes : Menyarankan ibu untuk membaca

buku KIA, menyarankan ibu untuk

makan sedikit tetapi sering

b) Trimester II

Frekuensi ANC : 2 kali

Keluhan : Mual

Terapi/Obat : Vitamin B6 2x1, Folaxin 1x1,

Licokalk 1x1

Penkes : Menyarankan ibu untuk makan

sedikit tetapi sering

c) Trimester III

Frekuensi ANC : 1 kali

Keluhan : Tidak ada

Terapi/Obat : Licokalk 1x1, Tablet Tambah Darh

(FE) 2x1

2) Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16

minggu

3) Status imunisasi TT

Frekuensi imunisasi TT : 4 kali

TT 1 : BIAS (SD) TT 4 : hamil 1

TT 2 : BIAS (SD) TT 5 : -

TT 3 : catin
73

e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (G1P0A0)

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah

keguguran

f. Riwayat keluarga berencana (KB)

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

g. Riwayat kesehatan

1) Penyakit yang pernah/sedang diderita (Hepatitis, HIV. TBC,

Anemia, Malaria, Asma, Jantung, Hipertensi, Diabetes, IMS)

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit hepatitis, HIV,

TBC, anemia, malaria, asma, jantung. Hipertensi, diabetes

dan IMS

2) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Ibu mengatakan keluarganya tidak ada riwayat penyakit

keluarga sperti penyakit menurun, menular daan menahun

3) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar

4) Riwayat alergi

Makanan : tidak ada

Obat : tidak ada

Zat lain : tidak ada

5) Kebiasaan-kebiasaan

Merokok : tidak ada

Minum jamu : tidak ada


74

Minuman beralkohol : tidak ada

Makanan/minuman pantangan : tidak ada

h. Pola Pemenuhan Kebutuhan

1) Makan dan minum

a) Sebelum Hamil:

Frekuensi Makan : 2-3 kali/hari

Macam : nasi, sayur,dan lauk pauk

Porsi : 1 piring penuh

Keluhan : tidak ada

Frekuensi Minum : 3-4 kali/hari

Macam : air mineral

Jumlah : 6-7 gelas

Keluhan : tidak ada

b) Selama Hamil:

Frekuensi Makan : 3 kali/hari

Macam : nasi, sayur, dan lauk pauk

Porsi : 1 piring penih

Keluhan : tidak ada

Frekuensi Minum : 3-4 kali/hari

Macam : air mineral

Jumlah : 6-7 gelas

Keluhan : tidak ada


75

2) Personal Hygiene

a) Kebiasaan mandi : 2 kali

b) Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Ibu mengatakan

setelah mandi, BAK dan BAK

c) Kebiasaan mengganti pakaian dalam : Ibu mengatakan

setelah mandi, dan ketika lembab

d) Jenis pakaian yang digunakan : Ibu mengatakan bahan

kaos

3) Eliminasi

Frekuensi BAK : 10-11 kali/hari

Warna : Jernih

Konsistensi : Cair

Keluhan : keluar sedikit-sedikit disertai

dengan nyeri

Frekuensi BAB : 1 kali/hari

Warna : Kuning

Konsistensi : Padat

Keluhan : Tidak ada

4) Pola Aktivitas

a) Kegiatan sehari-hari

Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah

b) Istirahat/tidur

Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam, tidur malam 6-8 jam
76

5) Seksualitas

Frekuensi : 2 kali/mimggu

Keluhan : Tidak ada

i. Kondisi Psikososial Spiritual

1) Kehamilan ini diinginkan/ tidak diinginkan

Ibu mengatakan kehamilan ini diinginkan

2) Pengetahuan ibu tentang kehamilan

Ibu mengatakan kehamilan pada wanaita adalah hal wajar,

jadi ibu tidak perlu khawatir

3) Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami

sekarang

Ibu mengatakan belum mengetahui keadaannya saat ini

4) Penerimaan ibu terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilannya

5) Tanggapan keluarga terhadap kehamilan

Ibu mengatakan keluarga sangat bahagia dengan

kehamilannya

6) Persiapan/rencana persalinan

Ibu mengatakan ingin melahirkan di BPM

7) Pengambil keputusan dalam keluarga

Ibu mengatakan suami


77

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

TTV : TD : 115/70 mmHg Nadi : 80 kali/menit

Suhu : 37º C RR : 20 kali/menit

Tinggi Badan : 150 cm

BB sebelum hamil : 42 kg

BB saat ini : 55 kg

Lila : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala dan wajah

Kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, wajah

simetsris, tidak ada odema, tidak ada bekas luka

b. Mata

Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

c. Hidung

Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret

d. Telinga

Simetris, tidak secret dan cairan

e. Mulut

Simetris, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada gigi berlubang dan

karies
78

f. Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan limfa, tidak ada

pembengkakan pada vena jugularis

g. Payudara

Bentuk : simetris

Areola mamae : berwarna coklat kehitaman

Puting susu : menonjol

Colostrum : sudah keluar

h. Abdomen

Bentuk : simestris

Bekas luka : tidak ada

Striae gravidarum : tidak ada

Linea alba : tidak ada

Palpasi

TFU Mc Donal : 32 cm

TFU Leopold : TFU 2 jari dibawah pusat

Leopold I : Teraba satu bagian bulat, lunak tidak

melenting yaitu bokong

Leopold II : Kuadran kanan teraba keras,

memanjang seperti papan yaitu

punggung. Kuadran kiri teraba bagian

kecil-kecil yaitu ekstermitas


79

Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras tidak

melenting yaitu kepala (sudah masuk

panggul)

Leopold IV : Divergen 1/5 bagian

Auskultasi DJJ : 146 kali/menit

TBJ : 3255 gram

i. Ektermitas atas dan bawah

Ekstermitas atas simetris, tidak ada odema, kuku bersih,

berwarna merah muda.

Ekstermitas bawah simetris, tidak ada odema, tidak ada varises,

kuku bersih, berwarna merah muda dan refleks patella positif

3. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

PP Test : Positif

1) Laboratorium Khusus :

a) HbsAg : Negatif

b) HIV/AIDS : Negatif

c) Golongan darah : AB (+)

2) Laboratorium Rutin

a) Hemoglobin : 11,5 gr/dl

b) Protein urine : Negatif

c) Reduksi : Negatif

b. USG : Tidak dilakukan


80

C. ANALISA

Ny. Y usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu + 3 hari janin

tunggal hidup intra uteri, presentasi kepala dengan infeksi saluran kemih

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal : 25-02-2021

1. Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan kepada ibu

TTV : TD : 115/70 mmHg Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37º C RR : 20 x/menit

BB : 55 kg Lila : 28 cm

TFU : 32 cm DJJ : 146 x/menit

TBJ : 3255 gram HB : 11,5 gr/dl

Presentasi : Kepala

Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti tentang hasil

pemeriksaan

2. Memberitahu ibu penyebab ketidaknyamanan yang ibu rasakan

dikarenakan kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan

kandung kemih sehingga kandung kemih terus penuh dan ibu sering

BAK serta ibu mengalami infeksi saluran kemih dapat dikarenakan

oleh bakteri yang ada dalam saluran kemih ibu

Evaluasi : ibu mengerti penyebab ketidaknyaman yang dirasakan

3. Memberitahu ibu cara meringankan BAK

a) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing


81

b) Menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum

tidur agar istrirahat ibu tidak terganggu

c) Batasi minum kopi teh dan soda

d) Menyarankan untuk latihan kegel

e) Menyarankan ibu untuk menghindari menggunakan pakaian

ketat karena dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi

kandung kemih

Evaluasi: ibu mengerti cara meringankan BAK

4. Konseling personal hygiene untuk tetap menjaga kebersiahan diri

khususnya daerah genetalia agar tetap bersih dan kering setiap kali

BAK, memperhatikan kecukupan asupan cairan minum 2 liter air

perhari dan memperhatikan keteraturan frekuensi berkemih

Evaluasi : ibu mnegerti konseling yang diberikan

5. Memberitahu ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu :

a) Perdarahan pervaginam

b) Sakit kepala yang hebat

c) Penglihatan kabur

d) Bengkak diwajah, tangan dan kaki

e) Keluar cairan pervaginam

f) Gerakan janin tidak terasa

g) Nyeri perut yang hebat

Evaluasi : ibu mengerti tanda bahaya trimester ke III


82

6. Memberikan ibu terapi obat

a) FE Etabion (mengandung fero glukonat, vitamin C, vitamin 12,

vitamin D, cupri sulfat, dan mangan sulfa) untuk menaikkan

kadar hemoglobin dalam darah, dikonsumsi 1x1 60 mg

b) Tablet Kalsium (Calcifar yang mengandung calcium hydrogen

phospate dehydrate 500mg) untuk mencegah atau mengobati

kadar kalsium rendah dalam tubuh, dikonsumsi 1x1 500 mg

c) Penicilin 2x1 250 mg sebagai antibiotik infeksi saluran kemih

ibu

Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi terapi obat yang diberikan

7. Memberitahu ibu cara mengkonsumsi tablet FE yaitu hindari minum

bersamaan dengan teh, kopi dan susu sebaiknya minum bersamaan

dengan vitamin C atau minuman yang mengandung vitamin C, jika

tidak ada cukup di barengi dengan air mineral

Evaluasi : ibu mengerti cara mengkonsumsi tablet FE

8. Melakukan rujukan kepada ibu ke dokter specialis untuk pengobatan

ISK

Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan rujukan

9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang

pada tanggal 03 Maret 2021

Evaluasi : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang


83

KUNJUNGAN ULANG ANC

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2021

Tempat : BPM Ponirah, SST

a. DATA SUBJEKTIF (S)

Alasan datang :

a. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya saat ini

b. Ibu mengatakan sudah melakukan konsultasi dengan dokter

specialis terkait keluhan seing BAK disertai nyeri serta

diberikan obat paracetamol 2x1 500mg, fosfomycin x1 3 gr dan

keluhan sudah teratasi

c. Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini

b. DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

TTV : TD : 110/70 mmHg Nadi : 84 kali/menit

Suhu : 36,5º C RR : 20 kali/menit

BB saat ini : 55 kg

Lila : 28 cm

Evaluasi : ibu mengerti hasil dari pemeriksaan

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala dan wajah

Kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, wajah

simetsris, tidak ada odema, tidak ada bekas luka


84

b) Mata

Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih

c) Hidung

Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret

d) Telinga

Simetris, tidak secret dan cairan

e) Mulut

Simetris, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada gigi berlubang

dan karies

f) Leher

Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan limfa, tidak

ada pembengkakan pada vena jugularis

g) Payudara

Bentuk : simetris

Areola mamae : berwarna coklat kehitaman

Puting susu : menonjol

Colostrum : sudah keluar

h) Abdomen

Bentuk : simestris

Bekas luka : tidak ada

Striae gravidarum : tidak ada

Linea alba : tidak ada


85

Palpasi

TFU Mc Donal : 33 cm

TFU Leopold : Pertengahan Px-Pusat

Leopold I : Teraba satu bagian bulat, lunak tidak

melenting yaitu bokong

Leopold II : Kuadran kanan teraba keras,

memanjang seperti papan yaitu

punggung. Kuadran kiri teraba bagian

kecil-kecil yaitu ekstermitas

Leopold III : Teraba satu bagian bulat, keras tidak

melenting yaitu kepala (sudah masuk

panggul)

Leopold IV : Divergen 3/5 bagian

Auskultasi DJJ : 146 kali/menit

TBJ : 3410 gram

i) Ektermitas atas dan bawah

Ekstermitas atas simetris, tidak ada odema, kuku bersih,

berwarna merah muda.

Ekstermitas bawah simetris, tidak ada odema, tidak ada

varises, kuku bersih, berwarna merah muda dan refleks

patella positif

j) Laboratorium

Hemoglobin : 12 gr/dl
86

a. ANALISA

Ny. Y usia 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu + 2 hari

janin tunggal hidup intra uteri, presentasi kepala dengan post

infeksi saluran kemih

b. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal : 03-03-2021

1) Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan kepada ibu

TTV : TD :115/70 mmHg Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37º C RR : 20 x/menit

BB : 55 kg Lila : 28 cm

TFU : 32 cm DJJ : 146

x/menit

TBJ : 3255 gram HB : 11,5 gr/dl

Presentasi : Kepala

Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti tentang hasil

pemeriksaan

2) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinansegera

mengunjungi petugas kesehatan terdekat jika tanda-tanda

persalinan telah dirasakan seperti :

a) Perut mulas-mulas teratur, timbulnya semakin sering dan

semakin lama

b) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau

keluar cairan ketuban dari jalan lahir


87

c) Nyeri pinggang menjalar sampai bagian perut bawah

Evaluasi : ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda persalinan

dan akan segera mengunjungi petugas kesehatan apabila ibu

mengalami tanda-tanda yang disebutkan

3. Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk mempersiapkan

perlengkapan untuk persalinan. Memberikan informasi pada ibu

dan keluarga tentang persiapan menghadapi proses persalinan

yaitu:

a) Mempersiapkan tempat bersalin atau penolong persalinan

yang memadai

b) Mempersiapkan transportasi ketempat persalinan

c) Menyiapkan biaya yang dibutuhkan dalam proses persalinan

d) Memberitahukan keluarga terutama suami agar

mendampingi ibu dalam menghadapi proses persalinan

Evaluasi : Ibu telah mempersiapkan persalinannya meliputi

biaya persalinan, transportasi saat bersalin,donor

darah, perlengkapan ibu dan bayi dan ibu berencana

bersalin di Bidan Ponirah, SST

4. Memberikan ibu terapi obat

a) FE Etabion (mengandung fero glukonat, vitamin C, vitamin

12, vitamin D, cupri sulfat, dan mangan sulfa) untuk

menaikkan kadar hemoglobin dalam darah, dikonsumsi 1x1

60 mg
88

b) Tablet Kalsium (Calcifar yang mengandung calcium

hydrogen phospate dehydrate 500mg) untuk mencegah atau

mengobati kadar kalsium rendah dalam tubuh, dikonsumsi

1x1 500 mg

Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi terapi obat yang

diberikan

5. Konseling personal hygiene untuk tetap menjaga kebersiahan

diri khususnya daerah genetalia agar tetap bersih dan kering

setiap kali BAK, memperhatikan kecukupan asupan cairan

minum 2 liter air perhari dan memperhatikan keteraturan

frekuensi berkemih

Evaluasi : ibu mnegerti konseling yang diberikan

6. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke BPM bila ada keluhan

atau iika ada tanda-tanda persalinan

Evaluasi : ibu bersedia datang apabila ada keluahan atau jika ada

tanda-tanda persalinan
89

DAFTAR PUSTAKA
90

LEMBAR KONSUL LAPORAN TUGAS AKHIR


“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY Y DI
BPM PONIRAH, SST KOTA METRO TAHUN 2020”

Nama Mahasiswa : Nabila Puspita Sari


Nama Pembimbing I : Erma Mariam, SST., M.M

Bahan Tanda
No Tanggal Rekomendasi Pembimbing
Konsultasi Tangan

1. 25 Februari BAB I, dan - Perbaikan Latar Belakang


2021 BAB II - Perbaikan Penulisan
- Pembagian kasus

2. 03 Maret BAB I, BAB - Perbaikan Penulisan


2021 II dan BAB - Penambahan Teori BAB II
III tentang Penatalaksanaan Sering
BAK dan Infeksi Saluran kencing
- Perbaikan Kasus

3. 06 Maret BAB I, BAB - Perbaikan Penulisan


2021 II dan BAB - ACC Kasus
III
4. 08 Maret BAB I, - ACC untuk Seminar Proposal
2021 BAB II dan
BAB III

Anda mungkin juga menyukai