Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 11

Anastasya Sabila antera

Iqbal Fatoni

Rusmitha Devy

OJK Ungkap Kendala Industri Modal Ventura Syariah

Pertumbuhan jumlah pelaku usaha modal ventura syariah stagnan dalam 2 tahun terakhir ini.
Namun demikian, industri ini mampu mencatatkan pertumbuhan aset sampai dengan Agustus
2021.

Sampai dengan Agustus 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pemain industri
modal ventura syariah baru berjumlah enam pelaku usaha. Jumlah ini terdiri atas empat
perusahaan full fledge dan dua perusahaan berbentuk unit usaha syariah.

Sedangkan aset industri modal ventura syariah sampai dengan Agustus 2021 tercatat
mencapai Rp2,67 triliun atau tumbuh 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, penyaluran kegiatan pembiayaan didominasi oleh pembiayaan bagi hasil dengan
porsi sebesar 98,8 persen atau mencapai Rp2,28 triliun sampai dengan Agustus 2021.
Sementara itu, 1,2 persen sisanya merupakan penyertaan saham yang nilainya mencapai
Rp28,6 miliar.

Deputi Direktur IKNB Syariah 2 OJK Trisman mengakui pertumbuhan pelaku usaha modal
ventura syariah memang cenderung stagnan. Hingga saat ini, belum ada calon pemain baru
yang mendaftar ke OJK untuk mendapatkan izin usaha.

Dia menilai perkembangan industri modal ventura syariah di antaranya terkendala dari sisi
permodalan dan sumber pendanaan.

“Memang kalau dari calon pelaku sampai saat ini belum ada. Kami tidak begitu mengerti
penyebabnya, padahal kalau dari sisi peraturan sudah diperingan dibandingkan yang
konvensional. Dari permodalan, misalnya, konvensional itu Rp50 miliar, kalau syariah cukup
Rp20 miliar. Itulah yang seharusnya bisa dimanfaatkan,” ujar Trisman dalam sebuah webinar,
Kamis (21/10/2021).
Namun, persyaratan modal yang relatif kecil tersebut memang menjadi dilema tersendiri.
Ketika perusahaan modal ventura beroperasi dengan modal yang kecil, rencana untuk
melakukan ekspansi usaha dan menciptakan produk baru bisa terkendala.

Sebagaimana diatur dalam POJK 35/POJK.05/2015 tentang Penyelenggaraan Usaha


Perusahaan Modal Ventura, lanjut Trisman, pemain modal ventura juga diperkenankan
memperoleh sumber pendanaan dari perseorangan. Hal ini, menurutnya, menjadi nilai tambah
yang seharusnya bisa mendorong pertumbuhan industri modal ventura syariah.

“Dibuka peluang pendanaan tidak hanya dari perbankan, tapi dimungkinkan sifatnya
perseorangan. Ini beda sama industri lain yang tidak boleh. Dibatasi paling sedikit Rp250
juta. Hanya saja, memang kalau saya amati tidak mudah juga dapatkan investor perseorangan
yang jumlahnya banyak sehingga ini jadi kendala,” tutur Trisman.

“Dibuka peluang pendanaan tidak hanya dari perbankan, tapi dimungkinkan sifatnya
perseorangan. Ini beda sama industri lain yang tidak boleh. Dibatasi paling sedikit Rp250
juta. Hanya saja, memang kalau saya amati tidak mudah juga dapatkan investor perseorangan
yang jumlahnya banyak sehingga ini jadi kendala,” tutur Trisman.

Selain itu, masih minimnya porsi sumber pendanaan dari angel investor juga menjadi salah
satu kendala. Sumber dana dari angel investor yang melimpah dan tidak dibatasi waktu jatuh
tempo akan membuat perusahaan modal ventura syariah lebih leluasa menjalankan kegiatan
usahanya dalam mendukung pengembangan perusahaan-perusahaan rintisan.

Anda mungkin juga menyukai