Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Perkembangan masalah Terkini Yang Dihadapi Oleh Otoritas Jasa


Keuangan (OJK)
(Maraknya Investasi bodoh)

Dosen Pembimbing :
Hesti Setiorini S.Akt, M.Ak.

Disusun Oleh kelompok :


Esy Rahmawati (1962201058)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah “Perkembangan masalah Terkini Yang Dihadapi Oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK)”ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah “Perkembangan masalah Terkini Yang Dihadapi Oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)”
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah “Perkembangan masalah Terkini Yang Dihadapi
Oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)” ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Bengkulu, 6 Juni 2022

Esy Rahmawati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6

1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................7

2.1 Ciri – ciri Investasi Bodong.....................................................................................................................7

2.2 Tindakan Jika Terjebak Investasi Bodong...............................................................................................8

2.3 Cara Terhindar Dari Investasi Bodong...................................................................................................9

2.4 Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal menanggulangi adanya investasi ilegal yang ada di
masyarakat................................................................................................................................................10

2.5 Skema Peranan OJK dalam memberikan perlindungan hukum bagi korban investasi ilegal, dapat
dijelaskan sebagai berikut :.......................................................................................................................12

BAB III Penutup ........................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan investasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dari suatu
dana atau uang yang dimiliki seorang investor (penanam/pemilik uang) ke suatu bidang usaha
atau bisnis yang dijalankan oleh penawar atau investasi (emiten) dengan menanamkan dana yang
dimilikinya ke sebuah bidang usaha atau bisnis seorang investor berhak atas sejumlah laba yang
telah ditentukan dalam suatu perjanjian, sedangkan dari sisi pelaku bisnis baik berupa
perusahaan ataupun perorangan dana dari para investor sangat berguna sebagai sumber
pembiayaan eksternal yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksinya. Orang yang
menginvestasikan uangnya berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Dari sedemikian banyak
orang yang menginvestasikan uangnya, beragam pula tujuan mereka berinvestasi. Tujuan utama
ingin meraih keuntungan atau paling tidak mempertahankan kekayaan mereka kepada pelaku
bisnis, baik berupa perorangan maupun perusahaan, namun tidak semuanya dapat mencapai
tujuan tersebut, banyak dari mereka yang tidak memperoleh keuntungan tetapi malah menjadi
korban penipuan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Kasus penipuan berkedok investasi terus berulang bahkan sekarang ini yang terjadi
adalah semakin lama semakin banyak terjadi kasus penipuan berkedok investasi dengan modus-
modus yang semakin canggih yaitu dengan melalui sistem online. Karena semakin maju dan
modern kehidupan masyarakat, maka semakin maju dan modern pula jenis dan modus operandi
kejahatan yang terjadi di masyarakat Era globalisasi menyebabkan semakin canggihnya
teknologi informasi sehingga telah membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai bentuk
kejahatan yang sifatnya modern dan berdampak lebih besar daripada kejahatan konvensional.
Seperti yang terjadi dalam kasus di bawah ini:
Liputan6.com, Bandung - Investasi bodong berkedok trading kembali dikabarkan
menelan korban, kali ini tak kurang dari dua ribu orang. Total kerugian pun tak main-main,
ditaksir lebih dari Rp140 miliar. Setelah diduga meraup banyak duit dari para peserta, terduga
pelaku pun sempat tak diketahui rimbanya.
Kabar penipuan ini datang dari Sudarman (41), warga Kecamatan
Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia mengaku rugi Rp50 juta.
Kepada Liputan6.com, dirinya menunjukkan bukti transfer senilai Rp10 juta yang dikirim pada
2 Februari 2022 lalu.
"Transfer kedua Rp10 juta, transfer ketiga Rp30 juta," katanya, Selasa (31/5/2022).
Menurutnya, kejadian ini bermula pada Agustus tahun lalu saat seorang kenalan memberi
tahunya soal investasi PTT Fitricriptonik yang mengiming-imingi keuntungan berlipat.
Pemiliknya diketahui warga asal Kebumen, Jawa Tengah.
Sudarman dijanjikan akan mendapatkan keuntungan 5 persen dari modal yang disetorkan,
per 10 hari diitung sejak hari penyetoran. Skema itu berlaku selama dua bulan. Jadi, dalam dua
bulan Sudarman dijanjikan bakal dapat sekitar enam kali pencairan untung.
Setelah dua bulan, modal awal bisa ditarik lagi. Lalu, kontrak baru pun bisa dilakukan
kembali dengan ketentuan dan jangka waktu yang sama.
"Seperti trading gitu. Saya tahunya Agustus 2021 tapi tidak langsung ikut, masih ragu.
Baru ikut itu mulai Februari 2022," kata Sudarman.
Diduga Tak Berizin
Sudarman mengaku sempat meragukan investasi tersebut. Ia mengaku sempat
berkomunikasi secara langsung dengan pemilik PTT Fitricriptonik untuk menanyakan ihwal izin.
"Saya sempat komunikasi sama yang punya trading ini, saya tanya ini benar enggak. Dia
bilang, terserah bapak saja, percaya atau enggak," katanya.
Bahkan menurut Sudarman, pemilik bisnis itu mengakui bahwa usahanya tak berizin.
"Saya sempat nanya legalitasnya gimana, masalah izin, terus terang enggak ada izin,
enggak ada izin dari OJK," katanya.
Namun, Sudarman akhirnya tetap terbuai setelah melihat kenalannya mendapatkan
keuntungan. Maka sejak Februari 2022 lalu Sudarman memutuskan bergabung. Kemudian tak
lama dari sana, janji keuntungan yang ditawarkan pun mulai bermasalah.
"Tanggal 3 April lalu itu harusnya saya dapat profit, tapi tidak (sampai sekarang),"
katanya.
2.806 Korban, Rugi Rp146 Miliar
Pengakuan Sudarman, para korban saat ini berkomunikasi lewat grup percakapan di
aplikasi perpesanan. Mereka pun menghitung jumlah total peserta yang diduga menjadi korban,
serta mencatat taksiran uang yang sudah disetorkan.
Kepada Liputan6.com, Sudarman memperlihatkan data tersebut. Peserta yang tercatat
sebanyak 2.806 orang, tak cuma di Bandung saja, tapi berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.
Adapun, uang yang telah disetorkan diperkirakan sekitar Rp146 miliar.
"Ini baru data sementara, masih belum valid. Tapi sejauh ini, ya, segitu yang terdata,"
ungkap Sudarman.
Melalui grup percakapan tersebut, Sudarman pun mendapat kabar jika terduga pelaku
kini telah ditangkap di Kebumen, Senin (30/5/2022) malam. Di grup percakapan pun beredar
foto mirip terduga pelaku yang memakai baju tahanan. Sudarman turut memperlihatkan foto
tersebut kepada Liputan6.com.

5
"Banyak yang dipanggil sama polisi buat penyelidikan terutama orang-orang yang dekat,"
katanya.

Kasus di atas merupakan satu dari sekian banyak kasus penipuan berkedok investasi
melalui sistem online dengan iming-iming profit yang besar.
Tindak pidana penipuan berkedok investasi melalui sistem online memang berbeda
dengan modus penipuan berkedok investasi lainnya seperti sistem penjualan surat berharga atau
dengan pola Multilevel Marketing (MLM) karena dalam penipuan berkedok investasi
melaluisistem online transaksi antara investor dengan emiten tidak dilakukan secara langsung
tetapi dengan cara investor mentransfer sejumlah uang tertentu pada rekening emiten, sehingga
investor tidak mengenal serta tidak pernah bertemu dengan emiten dan tidak mengetahui dengan
jelas keberadaan emiten. Hal ini membuat penyelidikan atau penyidikan tindak pidana penipuan
berkedok investasi melalui sistem online memerlukan waktu yang lama untuk menemukan
keberadaan pelaku yang telah melarikan diri ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri, karena
korban tindak pidana penipuan berkedok investasi tidak selalu langsung mengetahui mereka
menjadi korban. Mereka mengetahui menjadi korban tindak pidana setelah beberapa waktu atau
menimbulkan kerugian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri investasi bodong?
2. Bagaiman tindakan jika terjebak investasi bodong?
3. Bagaiman cara terhindar dati invstasi bodong?
4. Bagaiman peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal menanggulangi adanya
investasi ilegal yang ada di masyarakat?
5. Bagaimana skema peranan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan
perlindungan hukum bagi korban investasi ilegal?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa saja ciri-ciri investasi bodong
2. Mengetahui bagaimana tindakan jika terjebak investasi bodong.
3. Mengetahui cara terhindari dari investasi bodong.
4. Mengetahui peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal menanggulanggi adanya
investasi illegal yang ada dimasyarakat.
5. Mengetahui skema peranan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memberikan
perlindungan gukum bagi korban investasi ilegal

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri – ciri Investasi Bodong


Agar tidak menjadi korban selanjutnya, penting untuk mengetahui ciri-ciri praktik investasi
bodong. Berikut ini adalah ciri-ciri investasi bodong yang perlu diwaspadai:
 Iming-iming keuntungan tinggi dalam waktu singkat
Ciri-ciri paling umum dari investasi bodong adalah menjanjikan keuntungan atau bunga
tinggi dalam waktu singkat dengan risiko yang rendah. Hal ini masih sering digunakan oleh
pelaku investasi bodong untuk menjerat korbannya. Sebab, sangat sulit bagi investasi apa pun
bentuknya, bisa untung dalam jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif singkat.
Misalnya keuntungan 5 persen dalam sebulan. Kemudian ada juga yang menjanjikan jumlah
keuntungan mencapai 40-50 persen atau lebih dalam 1 tahun.
 Menjanjikan bonus perekrutan anggota baru.
Ciri berikutnya adalah menjanjikan bonus kepada anggota yang merekrut anggota baru lagi.
Sistem ini disebut juga dengan skema piramida yakni dengan merekrut anggota, ditambah
transfer uang tanpa kejelasan produk apa yang diperdagangkan. Kemudian, ada juga skema
ponzi di mana investor atau anggota menyetor sejumlah uang, yang nantinya akan
mendapat komisi.

 Mencantumkan foto dari tokoh publik Seringnya


Pelaku investasi bodong, mencantumkan foto dari artis atau public figure lainnya dalam
penawaran investasinya. Ini dilakukan untuk menarik perhatian dari masyarakat. Padahal,
bisa saja pelaku investasi bodong hanya melakukan pencatutan gambar atau melakukannya
tanpa izin alias ilegal. Informasi penawaran investasi bodong juga kerap dilakukan melalui
media sosial, grup WhatsApp, serta grup Telegram, namun informasi yang disampaikan
tidak terlalu jelas.

 Tidak Memiliki Legalitas


Jelas, perusahaan fiktif tidak mungkin memiliki lisensi. Kalaupun ada perusahaan asli yang
menipu, bisa jadi, sebelumnya mereka adalah bagian dari investasi fiktif. Karena itu perlu
pengawasan. Industri pasar modal, perbankan, asuransi, dan sebagainya berada di bawah
Otoritas Jasa Keuangan. Sementara itu, perdagangan berjangka dan komoditi diatur oleh
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi di bawah Kementerian Perdagangan.
Perusahaan keuangan tidak cukup hanya memiliki izin pendirian perseroan. Jika Anda

7
ditawari investasi yang berulang kali mengatakan sudah mengantongi izin, Anda bisa
mengabaikannya.

 Aset Dasar Tidak Jelas


Investasi harus memiliki underlying aset yang jelas. Sebagai contoh, reksa dana saham akan
memiliki aset berupa saham. Dana yang diinvestasikan akan diolah oleh manajer untuk
memperoleh profit. Dalam dunia investasi bodong, tidak ada kejelasan perputaran uang
investasi. Jadi, investor buta informasi mengenai dana yang telah mereka kucurkan.

 Tidak Ada Transparansi


Investasi legal akan menjelaskan kemungkinan risiko, kerugian profit, dana sebagainya
kepada investor. Sementara itu, investasi bodong menghindari hal tersebut. Mereka hanya
fokus menebar pesona dengan iming-iming profit selangit dan tanpa risiko. Padahal, dalam
investasi, keuntungan yang besar berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi.

 Bergantung pada Investor Baru dan Menjual Nama Tokoh Terkenal


Anda harus curiga dengan sistem pembagian keuntungan yang tidak jelas. Selain itu,
cermati bagaimana mereka begitu haus menarik investor baru untuk masuk lingkaran.
Umumnya investasi bodong menggunakan skema pembagian keuntungan ponzi, yakni
tidak ada keuntungan nyata, melainkan dari uang investor sendiri, juga peserta lain.
Investasi bodong juga tidak segan-segan menjual nama tokoh terkenal untuk menggaet
calon korban, dari artis hingga pejabat negara. Padahal, tokoh tersebut bukan bagian
mereka sama sekali.

2.2 Tindakan Jika Terjebak Investasi Bodong

 Cari Tahu dan Kumpulkan Korban Investasi Bodong Tersebut


Tentunya investasi bodong membuat tawaran-tawaran yang menarik bagi masyarakat
yang menjadi korbanny. Oleh karena itu, cobalah untuk mulai mengumpulkan para
korban yang sama dengan Anda. Dengan Anda berhasil mengumpulkan korban investasi
lain, bukti penipuan akan semakin kuat.Ketika kamu melaporkan kasus investasi bodong
ke pengadilan, kesempatan untuk menang semakin besar. Jadi, sebelum melakukan
gugatan jangan asal berangkat tanpa bukti dan rencana. Diskusikan bersama-sama dan
susun rencana terbaik agar menang di persidangan.Karena segala sesuatu yang dikerjakan
bersama-sama pastinya akan terasa jauh lebih mudah dan ringan.
 Pilih Pengacara yang Kompeten
Setelah Anda berhasil mengumpulkan korban lain dan berdiskusi, saatnya untuk mencari
pengacara yang kompeten.Pengacara akan membantu Anda dan korban lainnya untuk
memberi strategi yang tepat untuk bisa mengajukan gugatan sesuai dengan hukum yang
berlaku. Dengan Pengacara, Anda dan korban lainnya juga bisa tahu jika bukti yang

8
Anda siapkan masih kurang. Karena akan ada kekhawatiran jika bukti yang diajukan
kurang kuat padahal sudah masuk ke pengadilan.
 Ajukan Hukum Perdata
Untuk selanjutnya, Anda bisa meminta ganti rugi dengan upaya hukum perdata. Melalui
cara ini, proses penipuan investasi akan diproses oleh pengadilan.Kasus ini pun bisa
diajukan ke pengadilan niaga di domisili Tergugat. Nah, kalau kasusmu memenuhi syarat
dan terbukti, perusahaan debitur bisa diusulkan pailit ke pengadilan ini. Jika berhasil,
Anda bisa dapat menerima pengembalian uang atau ganti rugi. Jadi, Anda tidak perlu
khawatir lagi. Pasti ada jalan untuk menyelesaikan masalah investasi bodong ini.
 Lakukan Pengajuan Hukum Pidana
Jika pengajuan perdata tidak memberi efek jera kepada tersangka. Anda bisa mengajukan
hukum pidana kepada para tersangka.Anda bisa langsung melaporkan kasus ke
kepolisian. Nantinya, pelaku penipuan akan diproses dengan ancaman hukuman
penjara.Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan terkait upaya hukum
pidana. Karena selain memakan proses yang lama dan biaya yang cukup besar, Anda bisa
jadi tidak akan mendapatkan ganti rugi berupa nominal.Karena, bisa saja si pelaku akan
dihukum penjara, tetapi mungkin Anda tidak dapat apa-apa.
Nah, untuk mencegah hal seperti di atas, Anda bisa melakukan somasi kepada
perusahaan. Sebutkan apa saja yang Anda dan para korban tuntut dari perusahaan
investasi bodong tersebut dan cantumkan batas waktu pada surat tersebut.

2.3 Cara Terhindar Dari Investasi Bodong

 Cek Perizinan
Kamu bisa dengan mudah mencari tahu apakah suatu entitas sudah berizin dengan rutin
mengecek di website OJK. Kamu juga bisa menghubungi hotline OJK 1500655 atau
email waspadainvestasi.ojk.go.id. Karena, investasi yang aman dan dapat dipercaya pasti
sudah memiliki izin dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apabila kamu
mendapat tawaran investasi berjangka atau komoditi, seharusnya perusahaan tersebut
sudah terdaftar di BAPPEBTI. Namun, jika nama perusahaan tidak bisa kamu temukan,
maka tidak ada jaminan bahwa investasi tersebut legal.
 Keuntungan Tidak Masuk Akal
Waspadalah apabila orang atau perusahaan yang menawarkan investasi terlalu banyak
menjanjikan keuntungan yang terlalu besar dan cenderung tidak masuk akal. Sebaiknya,
kamu bertanya dulu bagaimana alur bisnisnya sampai bisa mencapai nominal keuntungan
tertentu. Memang, return yang besar terdengar menggiurkan. Di sinilah kamu perlu untuk
mengendalikan diri untuk tidak tergoda dan akhirnya terjerat investasi bodong.

9
 Tanyakan Bagaimana Perusahaan Menjalankan Investasi
Jangan terburu-terburu setuju untuk berinvestasi saat perusahaan melakukan penawaran.
Namun, cobalah balik bertanya bagaimana sistem kerja perusahaan dalam menjalankan
investasinya. Di sini kamu bisa menilai jawaban dari perusahaan. Apabila mereka
terkesan menutup-nutupi dan tidak ingin transparan, maka sebaiknya hindari untuk segera
berinvestasi.
 Tak Perlu Merasa Ketinggalan Jaman
Saat ini perbincangan soal investasi sangat sering terdengar, terutama di kalangan anak
muda. Beberapa orang kemudian merasa takut ketinggalan jaman atau FOMO (Fear of
Missing Out). Seolah-olah, bagi yang belum berinvestasi, artinya belum melek keuangan
dan kurang memikirkan masa depan. Padahal, untuk berinvestasi bukan berdasarkan tren
atau pendapat orang lain. Namun, kesiapan diri berupa alokasi dana dan pengetahuan
yang cukup.
 Rencanakan Investasi dengan Jelas
Tujuan keuangan dan instrumen investasi harus jelas dan sesuai profil risiko. Oleh karena
itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, pastikan kamu sudah menyusun rencana
investasi yang terukur. Jangan lupa juga untuk rajin melakukan riset, bertanya pada
orang-orang yang sudah lebih dulu berinvestasi, dan memperkaya literasi keuangan. Hal
ini tentu bisa melindungi diri kamu agar tidak gampang tertipu investasi bodong.
Investasi bertujuan untuk menyisihkan sebagian penghasilan agar ditabung dan tidak
digunakan untuk hal-hal konsumtif. Dengan harapan, tabungan tersebut dapat bertambah
dalam jangka waktu tertentu dan nominal yang realistis.

2.4 Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal menanggulangi adanya investasi ilegal
yang ada di masyarakat
Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam hal menanggulangi adanya investasi ilegal yang ada
di masyarakat
1. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai karakteristik
kegiatan penghimpunan dana dan pengelolaan investasi.
Sosialisasi program pencegahan tindakan melawan hukum dalam penghimpunan
dana masyarakat dan pengelolaan investasi ini bertujuan untuk menginformasikan dan
mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap tawaran penanaman dana dan upaya
pengelolaan investasi yang dilakukan oleh pihak-pihak. Otoritas Jasa Keuangan juga
melakukan edukasi ke beberapa Perguruan Tinggi dengan mengadakan acara seminar
atau Focus Group Discussion (FGD) atau mengadakan tele conference dan Otoritas Jasa
Keuangan juga mengundang ahli untuk diskusi pengkayaan bahan sosialisasi khususnya
pemahaman mengenai investasi ilegal. Disamping itu , Otoritas Jasa Keuangan juga
mengadakan gathering media, yaitu dengan cara mengundang wartawan dari berbagai
media untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pemahaman investasi
khususnya mengenai pencegaan investasi ilegal yang ada di masyarakat. Hal tersebut
dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dimaksudkan agar memberikan pemahaman
10
kepada masyarakat mengenai investasi yang baik dan aman dan dapat terhindar dari
adanya kegiatan investasi ilegal sehingga tidak merugikan masyarakat.
Disamping itu Otoritas Jasa keuangan juga melakukan operasi pasar dengan cara
melakikan sosialisasi ke pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern mengenai
pengenalan program cegah investasi ilegal. Untuk memerikan edukasi kepada mahasiswa
mengenai Investasi Ilegal, Otoritas Jasa Keuangan juga mengadakan lomba karya tulis
yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi yang bertemakan
waspada investasi ilegal. Hal tersebut dimaksudkan agar memberikan edukasi kepada
mahasiswa khususnya pemahaman mengenai investasi ilegal.
2. Penyelesaian Sengketa Kegiatan
bertransaksi di bidang keuangan akan menimbulkan risiko atau akan memiliki
potensi sengketa di masa depan, sehingga OJK mengatur adanya kewajiban bagi pelaku
usaha jasa keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen. Dalam penyelesaian
pengaduan oleh lembaga jasa keuangan sering kali tidak tercapai kesepakatan antara
konsumen dengan lembaga jasa keuangan. Apabila konsumen tidak puas terhadap
penanganan pengaduan, maka konsumen keuangan dapat meneruskan sengketa ke
pengadilan atau Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS).
Pengaturan mengenai mekanisme penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan
tersebut juga merupakan pelaksanaan amanah Pasal 29 huruf c Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 tentang OJK, dimana OJK diberi tugas untuk memfasilitasi penyelesaian
pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di lembaga jasa keuangan sesuai
dengan peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan. Pengertian memfasilitasi
penyelesaian pengaduan konsumen dimaksud perlu dimaknai secara luas,yaitu melalui
kebijakan mekanisme penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan..
3. Mengeluarkan Regulasi yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum terhadap
Korban Investasi Ilegal.
OJK mengeluarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
12/SEOJK.07/2014 tentang Penyampaian Informasi dalam rangka Pemasaran Produk dan
atau Layanan Jasa Keuangan. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE-OJK) tersebut
merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
1/POJK.07/2013 tanggal 6 Agustus 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan yang efektif akan berlaku efektif sejak 6 Agustus 2014. Surat Edaran ini
mengatur bahwa penawaran oleh PUJK harus menggunakan data yang telah disetujui
oleh Konsumen atau masyarakat yang bersedia dihubungi melalui sarana SMS, telepon
atau email.
OJK menerbitkan peraturan tentang perlindungan konsumen jasa keuangan, yaitu
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang akan menjadi pedoman bagi lembaga jasa
keuangan dan masyarakat. Pedoman bagi masyarakat adalah peraturan ini akan menjadi
patokan karena publik bisa mengetahui industri keuangan apa saja yang masuk dalam
pengawasan OJK, jenis pengaduan apa yang bisa masyarakat sampaikan, dan tahapan apa
saja dalam pengaduan dan persyaratannya

11
2.5 Skema Peranan OJK dalam memberikan perlindungan hukum bagi korban investasi
ilegal, dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Penerimaan Laporan Konsumen/Masyarakat


Alur pertama adalah melalui penerimaan laporan oleh OJK yang selanjutnya akan
direkapitulasi oleh pihak OJK. Konsumen dan/atau masyarakat dapat melakukan
pengaduan melalui layanan Financial Customer Care (FCC) OJK dengan telepon 1500-
655, Faksimili (021) 386-6032, atau email, yaitu melalui konsumen@ojk.go.id, atau
waspadainvestasi@ojk.go.id.
 Penelitian oleh Market Intelligence
OJK Market Intelligence merupakan perangkat di bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen OJK yang bertugas untuk mengumpulkan informasi terkait produk lembaga
jasa keuangan, memonitor iklan, dan bentuk penawaran lainnya dari lembaga jasa
keuangan. Selain melalui laporan masyarakat ke OJK dan informasi dari SIPMI, Market
Intelligence OJK dalam melakukan penelitian juga dapat memperoleh informasi
perusahaan investasi ilegal melalui pantauan Satgas Waspada Investasi ilegal sumber
informasi yang diterima Market Intelligence OJK mengenai perusahaan yang diduga
ilegal akan diteliti lebih lanjut dan apabila dengan jelas terindikasi ilegal maka Market
Intelligence OJK akan mempublikasi nama perusahaan tersebut di Investor Alert Portal
(IAP) OJK. Market Intelligence OJK berperan memberikan perlindungan hukum
preventif bagi masyarakat dengan mempublikasikan nama perusahaan investasi ilegal di
IAP.
 Publikasi melalui Investor Alert Portal (IAP)
IAP merupakan website yang berisi tentang daftar perusahaan-perusahaan investasi yang
tidak terdaftar, pengawasannya bukan berada dibawah OJK, dan mekanisme bisnisnya
berpotensi merugikan masyarakat Pencantuman nama perusahaan tersebut didasarkan
atas penelitian yang dilakukan oleh Market Intelligence OJK.
Informasi yang didapat masyarakat melalui IAP akan sangat menguntungkan, karena
melalui IAP masyarakat dapat mengetahui perusahaan-perusahaan investasi yang tidak
terdaftar di OJK dan berpotensi merugikan masyarakat, sehingga masyarakat akan lebih
berhati-hati dalam memilih suatu produk investasi. Perusahaan-perusahaan investasi
ilegal di IAP tersebut selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh Satgas Waspada Investasi.
 Koordinasi Satgas Waspada Investasi
Melalui penerimaan laporan terkait perusahan investasi ilegal tersebut OJK dapat
menindaklanjuti, dengan mengkoordinasikannya langsung kepada Satgas Waspada
Investasi (Modul Workshop Perlindungan Konsumen OJK, 2015). OJK merupakan ketua

12
dan Koordinator dari Satgas Waspada Investasi. Satgas Waspada Investasi merupakan
wadah koordinasi anggota satgas untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan
penanganan dugaan tindakan melawan hukum dibidang penghimpunan dana masyarakat
dan pengelolaan investasi.

 Penanganan oleh Satgas Waspada Investasi


Penanganan oleh Satgas Waspada Investasi diawali dari hasil laporan masyarakat kepada
OJK, tindak lanjut daftar investasi ilegal di IAP, maupun hasil pantauan langsung dari
Tim Satgas Waspada Investasi. Dalam melakukan penanganan, Satgas Waspada Investasi
terlebih dahulu mengadakan rapat terkait perusahaan investasi ilegal tersebut. Dalam
rapat tersebut anggota Satgas Waspada Investasi secara bersama-sama memeriksa untuk
mengumpulkan data-data secara lengkap mengenai perusahaan investasi yang diduga
ilegal tersebut.
Satgas Waspada Investasi juga akan meminta kepada Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) untuk melakukan pemblokiran terhadap situs perusahaan investasi
ilegal tersebut jika meresahkan masyarakat. langkah selanjutnya, Satgas Waspada
Investasi memanggil lembaga yang diduga ilegal tersebut untuk melakukan presentasi
terkait produknya di OJK. Pemanggilan dilakukan melalui surat yang dilakukan oleh
pihak OJK. Pada saat presentasi berlangsung, tim Satgas Waspada Investasi berperan
untuk melakukan analisis terhadap produk investasi yang diduga ilegal tersebut. Analisis
tersebut mencakup sisi legalitas, proses bisnis, mekanisme keuntungan, dan lain
sebagainya.
 Himbauan Satgas Waspada Investasi
Satgas Waspada Investasi akan menghimbau kepada perusahaan investasi ilegal tersebut
untuk memperbaiki perizinannya apabila didalam presentasi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan investasi ilegal ditemukan adanya indikasi karakteristik investasi ilegal, serta
melakukan kewajibannya kepada nasabah atau konsumennya. Dalam hal tersebut, Satgas
Waspada Investasi memberikan jangka waktu kepada perusahaan investasi ilegal tersebut
untuk melakukan apa yang telah diarahkan oleh Satgas Waspada Investasi.
Jika perusahaan investasi ilegal tersebut melaksanakan arahan dari Satgas Waspada
Investasi, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan pembinaan dari instansi yang
terkait dengan kegiatan usahanya, agar perusahaan tersebut mendapatkan ijin dan
beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Penghentian Kegiatan Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan investasi
oleh Satgas Waspada Investasi
Satgas Waspada Investasi akan mengeluarkan surat untuk menghentikan kegiatan
penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi perusahaan investasi ilegal
tersebut apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan tersebut arahan dari Satgas
Waspada Investasikepada perusahaan tersebut tidak dilakukan. Penulis berpendapat,
bentuk perlindungan hukum represif terhadap korban dari perusahaan investasi ilegal

13
yang dilakukan oleh Satgas Waspada Investasi adalah dengan memberikan sanksi berupa
penghentian kegiatan usaha kepada perusahaan investasi ilegal tersebut.
Penindakan pidana terhadap perusahaan investasi ilegal akan dilakukan oleh Satgas
Waspada Investasi apabila perusahaan yang telah dihentikan kegiatannya tersebut masih
tetap menjalankan kegiatan usahanya. OJK dan Bareskrim Polri akan menggelar
penyidikan karena kegiatan itu melanggar ketentuan dalam Pasal 46 Undang-undang
Perbankan
 Publikasi oleh Satgas Waspada Investasi
Dalam rangka memberikan perlindungan bagi masyarakat, Satgas Waspada Investasi
membuat siaran pers terkait penghentian penghimpunan dana masyarakat dan
pengelolaan investasi perusahaan investasi ilegal. Siaran Pers dilakukan melalui website
OJK. Satgas Waspada Investasi juga mengundang media untuk memberitahukan kepada
masyarakat, bahwa perusahaan investasi ilegal tersebut telah dihentikan kegiatan
usahanya. Pemberitahuan ini dilakukan melalui koordinasi dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Siaran Pers juga dilakukan OJK melalui website
OJK.
Tahapan yang sama juga dilalui oleh OJK yang berada didaerah. Perbedaannya terkait
dengan adanya laporan tindak lanjut dari Satgas Waspada Investasi Daerah kepada Satgas
Waspada Investasi Pusat setelah Satgas Waspada Investasi Daerah memanggil
perusahaan investasi yang dilaporkan masyarakat dan menyatakan perusahaan investasi
tersebut ilegal.

14
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan perlindungan hukum bagi masyarakat


berdasarkan pada Pasal 28, 29, dan 30 Undang-Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan dengan melakukan edukasi kepada masyarakat, memberikan fasilitas pengaduan
nasabah, serta menangani investasi illegal dengan mencabut izin usaha, atau ganti rugi dan atau
mengajukan gugatan ke pengadilan. Disamping itu dalam hal mencegah adanya investasi ilegal
Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan regulasi-regulasi yang berkaitan terhadap penanggulangan
investasi ilegal seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan juga membuat satgas
waspada investasi yang bertugas untuk mengawasi Investasi, khususnya investasi yang tidak
jelas seperti investasi ilegal.
Peran OJK dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban investasi ilegal
diawali dengan adanya penerimaan laporan oleh OJK. Laporan tersebut langsung
dikoordinasikan kepada Satgas Waspada Investasi untuk ditindaklanjuti terkait penegakan
hukum represif. Laporan tersebut juga menjadi salah satu sumber informasi bagi Market
Intelligence OJK yang akan diteliti lebih lanjut. Dari hasil penelitian Market Intelligence OJK,
perusahaan investasi yang terindikasi ilegal akan langsung di publikasi melalui Investor Alert
Portal (IAP). Daftar nama perusahaan investasi ilegal di IAP juga akan ditindak lanjuti oleh
Satgas Waspada Investasi untuk penegakan hukum represif. Bentuk perlindungan hukum represif
terhadap korban dari perusahaan investasi ilegal yang dilakukan oleh Satgas Waspada Investasi
adalah dengan memberikan sanksi berupa penghentian kegiatan usaha kepada perusahaan
investasi ilegal tersebut.(Pramono, 2018)

15
DAFTAR PUSTAKA

Pramono, C. (2018). Analisis Faktor-Faktor Harga Obligasi Perusahaan Keuangan Di


Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Publik, 8(1), 62–78.
Zvi bodie, alex kane. A. j. marcu. (2019). Dasar - Dasar Investasi. salemba empat.
https://money.kompas.com/read/2022/05/01/150000926/simak-5-cara-agar-terhindar-dari-
investasi-bodong?page=all
https://www.tribunnews.com/parapuan/2022/03/01/4-hal-yang-harus-dilakukan-jika-terlanjur-
terjebak-investasi-bodong?page=2
https://koinworks.com/blog/terjebak-investasi-bodong/

16
17
Judul : “PENGARUH PENERAPAN FRAUD EARLYWARNING
SYSTEM (FEWS)TERHADAPAKTIVITAS BISNIS
PERUSAHAAN”
Sumber : Google scholar
Link : http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jipak/article/view/4463/3556

Usulan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan
sistem peringatan dini fraud terhadap aktivitas bisnis yang terjadi di suatu perusahaan. Oleh
karena itu, fraud perlu mendapat perhatian lebih dan bagaimana sistem peringatan dini fraud
dapat mencegah terjadinya fraud pada beberapa aktivitas bisnis suatu perusahaan.
Pengamatan ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan di suatu
perusahaan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari sistem peringatan dini penipuan
ini. Analisis data menggunakan metode regresi sederhana dimana pengujian kualitas data
kualitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, uji hipotesis menggunakan uji fit
model dan uji F. Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas diperoleh hasil yang valid
dan reliabel. Berdasarkan hasil pengujian model fit, didapatkan hasil bahwa penerapan sistem
peringatan dini fraud tidak efektif di perusahaan ini. Hal ini ditunjukkan dari nilai R² sebesar
0,011 yang berarti variabel bebas hanya tersedia untuk memperjelas variabel terikat sebesar
1,1%. Sedangkan dari hasil pengujian regresi sederhana secara simultan, didapatkan bahwa
fraud early warning system tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas bisnisnya. Hal ini
ditunjukkan dari p-value sebesar 0,996, lebih tinggi dari alpha 0,05.

Jenis-jenis kecurangan (fraud)yang terjadi di suatu perusahaan.


Jenis-jenis fraudyang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan atas
3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala
seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau
klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak yang
menerima laporan atau data palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan atau asset (Theft of
inventory / asset)dan kesalahan (false) atau misleadingcatatan dan dokumen. Penggelapan
kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu
hubungan kepercayaan. Contoh khas adalah kittingatau lappingdalam skema pencurian
uang. Lappingadalah seseorang mencuri uang kas yang digunakan oleh Customer Auntuk
membayar piutangnya (Account Receivable), dana yang diterima dari Customer
Bdigunakan untuk membayar saldo A/R milik Customer A,dst (gali lubang tutup lobang).
Sedangkan Kitting adalah seseorang menutupi pencuriannya dengan menciptakan kas
melalui transfer uang antar bank (interbank transfer). Seseorang menciptakan kas dengan
mendepositokan check dari bank Ake Bank B dan menarik uangnya. Karena di Bank A,
dananya tidak cukup, maka yang bersangkutan mendepositokan check dari Bank C ke
Bank Asebelum check ke Bank B dikliringkan. Demikian polanya berjalan terus dengan
check dan deposit sebanyak diperlukan untuk menjaga agar check-nya tidak sampai
ditolak.
3. Kecurangan Komputer (Computer fraud) Kecurangan ini meliputi tindakan ilegal yang
mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk perpetration,
investigation atau 84menciptakan prosedur yang dianggap logis dan sulit untuk dideteksi
dengan dibantu oleh asisten atau bawahannya yang loyal. Management fraudakan terjadi
apabila aspek: Condition(situasinya memungkinkan, adanya peluang atau kesempatan
untuk melakukannya), Motivationpada diri pelaku (adanya situasi yang sangat menekan
sehingga mendorong pelaku melakukannya), dan Attitudepelakunya (karakteristik pribadi
yang memang dasarnya penipu) tergabung menjadi satu. Apabila salah satu aspek atau
dua aspek tersebut diatas tidak ada maka management fraudagak sulit terjadi.3.Employee
fraud, kecurangan yang umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi masalah
keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada pengendalian
internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Kecurangan ini
meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Contoh dari
employee fraudini adalah penggelapan terhadap penerimaan kas, pencurian aktiva
perusahaan, mark up harga, transaksi tidak resmi.Emile Woolf (1994:621) membagi
fraudke dalam dua kategori besar yaitu fraudyang mencakup manipulasi catatan dan
jumlah, yang dilakukan oleh pejabat senior
perusahaandanfraudyangdilakukankaryawan,yangterdiridaripencurian,penyalahgunaan
atau penggelapan terhadap dana perusahaan, biasanya dalam bentuk kas, atau aktiva
lainnya seperti persediaan di gudang.2.4. Jenis-jenis kecurangan (fraud)yang terjadi di
suatu perusahaan.Jenis-jenis fraudyang sering terjadi di berbagai perusahaan pada
umumnya dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam :1.Pemalsuan (Falsification) data dan
tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala seseorang secara sadar dan sengaja
memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian
keuangan atau ekonomi dari para pihak yang menerima laporan atau data palsu tersebut.
2.Penggelapan kas (embezzlement cash), pencurian persediaan atau asset (Theft of
inventory / asset)dan kesalahan (false) atau misleadingcatatan dan dokumen. Penggelapan
kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu
hubungan kepercayaan. Contoh khas adalah kittingatau lappingdalam skema pencurian
uang. Lappingadalah seseorang mencuri uang kas yang digunakan oleh Customer Auntuk
membayar piutangnya (Account Receivable), dana yang diterima dari Customer
digunakan untuk membayar saldo A/R milik Customer A,dst (gali lubang tutup lobang).
Sedangkan Kitting adalah seseorang menutupi pencuriannya dengan menciptakan kas
melalui transfer uang antar bank (interbank transfer). Seseorang menciptakan kas dengan
mendepositokan check dari bank Ake Bank B dan menarik uangnya. Karena di Bank A,
dananya tidak cukup, maka yang bersangkutan mendepositokan check dari Bank C ke
Bank Asebelum check ke Bank B dikliringkan. Demikian polanya berjalan terus dengan
check dan deposit sebanyak diperlukan untuk menjaga agar check-nya tidak sampai
ditolak.3.Kecurangan Komputer (Computer fraud) Kecurangan ini meliputi tindakan
ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah esensial untuk
perpetration, investigationatau JIPAK, Juli 200985prosecution. Dengan menggunakan
sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat mencuri lebih banyak dalam waktu
lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil. Pelaku fraud telah menggunakan berbagai
metode untuk melakukan computer fraud .
Pengkategorian computer fraud melalui penggunaan data processing model,dapat dirinci
sebagai berikut :
a. Cara yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraudadalah
mengubah computer input.
b. Computer fraud dapat dilakukan melalui penggunaan sistem (dalam hal ini
Processor)oleh yang tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer
serta penggunaan komputer untuk keperluan diluar jobdeskripsi pegawai.
c. Computer fraud dapat dicapai dengan mengganggu softwareyang mengolah data
perusahaan atau computer istruction. Cara ini meliputi mengubah software,
membuat copy ilegalatau menggunakannya tanpa otorisasi.
d. Computer fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau merusak data
filesperusahaan atau membuat copy, menggunakan atau melakukan pencarian
terhadap data tanpa otorisasi.e.Computer fraud dapat dilaksanakan dengan
mencuri atau menggunakan secara tidak benar system output
Gejala- gejala Fraud
Pada awalnya, kecurangan ini akan tercermin melalui timbulnya karakteristik tertentu, baik yang
merupakan kondisi atau keadaan lingkungan, maupun perilaku seseorang. Karakterikstik yang
bersifat kondisi atau situasi tertentu, perilaku atau kondisi seseorang personal tersebut dinamakan
redflag(fraud indicators). Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya
gejala-gejala (symptoms) seperti tersebut di bawah ini :
a. Adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang.
b. Dokumentasi yang mencurigakan.
c. Keluhan dari pelanggan atau kecurigaan dari rekan sekerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fraud earlywarning systemyang
mempunyai 8 unsur berpengaruh terhadap terjadinya aktivitas bisnis di perusahaan tempat
penelitian dilakukan. Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Hasil pengujian regresi sederhana secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara fraud early warning systemterhadap terjadinya aktivitas bisnis di
perusahaan X. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0.996 > alpha 0.05.

 Penerapan fraud early warning systemtidak efektif di perusahaan ini ditunjukkan dengan
hasil R² sebesar 0.011 yang artinya variabel independen hanya mampu menjelaskan
variasi dari variabel dependen sebesar 1.1%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model.
Judul : “Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Mengawasi
Adanya Fraud dalam Bisnis Investasi dalam Perspektif Hukum
Ekonomi Islam”
Sumber : Google scholar

Link : https://journal.umy.ac.id/index.php/jphk/article/view/9507/6567

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku lembaga yang dibentuk dengan tujuan sebagai
pengawas lembaga keuangan serta mempunyai kontribusi yang besar untuk mencegah serta
menanggulangi adanya fraud dalam bisnis investasi yang terjadi di masyarakat. Metode peneltian
ini adalah penelitian hukum normatif. Adapun sumber hukum yang dipakai di penelitian ini ialah
bahan hukum sekunder yang diperoleh dengan melakukan kajian pustaka. Analisis bahan hukum
yang digunakan yaitu analisis deksriptif kualitatif. Peran pengawasan yang dilakukan OJK sudah
ada sejak zaman Rasulullah saw yaitu dilakukan oleh lembaga hisbah, mempunyai fungsi
sebagai pengawas yakni mengawasi tatanan kehidupan berekonomi dengan cara memberikan
aturan hukum yang baik dan benar sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan investasi sendiri
sangat dianjurkan dalam Islam, selain untuk mempersiapkan bekal untuk masa yang akan datang,
investasi juga penting dilakukan agar harta yang dimiliki terus berputar sehingga investasi harus
dilakukan dengan cara yang benar dan terhindar dari fraud.

Hisbah adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengendalikan etika warga
dalam kehidupan berkeyakinan, sosial serta ekonomi. Hisbah diatur oleh aparat yang mempunyai
integritas serta keahlian. Di Indonesia, salah satu badan yang menyerupai badan muhtasib di
zona badan finansial syariah pada masa era Rasulullah SAW yaitu Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Kedudukan OJK dibentuk untuk menjadi pelayanan keuangan yang mampu
mengawasi aktivitas pelayanan keuangan bank maupun non bank, sehingga salah satunya
mampu mencegah adanya fraud pada bisnis investasi. Kedudukan pengawasan yang diperankan
oleh OJK telah terdapat sejak era Rasulullah SAW yaitu Badan Hisbah yang berfungsi sebagai
pengawas badan finansial Islam, badan finansial Islam mempunyai fungsi sebagai pengawas
yakni mengawasi tatanan kehidupan berekonomi dengan cara memberikan aturan hukum yang
baik dan benar sesuai dengan syariat Islam. Seperti membenarkan apa yang tidak benar dan
mengoreksi mengoreksi yang salah. Pengawasan oleh badan tersebut harus didasarkan pada rasa
takut kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai