Anda di halaman 1dari 11

MENGANALISIS KASUS KEJAHATAN DALAM

DUNIA PERBANKAN

DISUSUN OLEH :

Annisa Dwi Pratiwi (20221285)

Tiara Aqilla (27222002)

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat memenuhi tugas makalah dengan judul
“Kasus Yang Terjadi Dalam Dunia Perbankan”

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada teman-teman yang telah
memeberikan kontribusinya. Sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Sehingga, kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunya makalah yang lebih baik lagi.

Bekasi, 18 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2

2.1 Pembobolan Dana Nasabah BRI di Bojonegoro ........................................................................... 2


2.2 Pegawai Bank BUMN Korupsi Rp6 Miliar Ditahan Kejati Sulsel ............................................... 3
2.3 Tersangka Kasus Pencucian Uang Rp 7,9 M pada 3 Pengusaha di Kepri .................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 6

KESIMPULAN ....................................................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 6


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bank pada dasarnya merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang bertujuan
untuk memberikan pembiayaan, pinjaman dan jasa keuangan lain. Dalam konteks ini bank
melaksanakan fungsi melayani kebutuhan pembiayaan dan melancarkan sistem pembayaran
bagi sektor perekonomian. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan tidak terlepas
dari kebutuhan masyarakat untuk mengajukan pinjaman atau pembiayaan kepada bank. Bank
adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara, bahkan pada era
globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari sistem keuangan dan sistem
pembayaran dunia. Mengingat hal yang demikian itu, maka begitu suatu bank telah
memperoleh izin berdiri dan beroperasi dari otoritas moneter negara yang bersangkutan, bank
tersebut menjadi milik masyarakat.
Pembiayaan merupakan suatu istilah yang sering disamakan dengan hutang atau
pinjaman yang pengembaliannya dilaksanakan secara mengangsur. Hal ini menunjukkan
bahwa upaya seseorang untuk memenuhi kebutuhan dana atau finansial dapat ditempuh
dengan melakukan pinjaman atau pembiayaan kepada bank. Setiap aktivitas perbankan harus
memenuhi asas ketaatan perbankan, yaitu segala kegiatan perbankan yang diatur secara
yuridis dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, serta termasuk
menjalankan prinsip-prinsip perbankan (prudent banking) dengan cara menggunakan rambu-
rambu hukum berupa safe dan sound. Kegiatan bank secara yuridis dan secara umum adalah
penarikan dana masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, kegiatan fee based, dan
kegiatan dalam bentuk investasi.
Semakin banyak kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank, semakin banyak pula
kesempatan yang akan timbul yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk
melakukan perbuatan melawan hukum terhadap dunia perbankan. Tindak pidana pada bisnis
perbankan dewasa ini semakin beragam bentuk dan caranya, karena seiring dengan semakin
meningkatnya pengetahuan manusia dan didukung oleh perkembangan teknologi, tindak
pidana pada bisnis perbankan ini juga ikut mengimbangi dengan variasi modus operandi,
lokasi, dan waktu yang dipilih oleh pelaku. Tindak pidana perbankan pada umumnya dapat
terjadi dengan berbagai cara atau modus. Sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka tidak dapat disangkal pula bermunculannya modus baru di
bidang kejahatan perbankan sehingga dikenal berbagai macam kejahatan perbankan di dunia
dan di Indonesia pada khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah berupa bagaimana mencegah
kasus yang terjadi dalam perbankan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
penyelesaian dan pencegahan kasus yang terjadi dalam dunia perbankan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembobolan Dana Nasabah BRI di Bojonegoro

Sejumlah nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI di Bojonegoro, Jawa Timur,
mengaku dana tabungan yang mereka simpan di rekening raib secara misterius. Asisten
Manajer Operasional Kantor BRI Cabang Bojonegoro, Lusujiana mengatakan nasabah yang
telah melapor kehilangan uang tabungan dalam rekening sebanyak Lima orang. “Ada 5 orang
yang sudah melaporkan,” kata Lusujiana, pada Selasa, 23 Februari 2021. Salah seorang
pemilik pemilik usaha jual-beli mobil yang menjadi korban pembobolan rekening tersebut
mengaku terkejut ketika mengetahui uang tabungan di dalam rekeningnya telah hilang.
Tabungan yang awalnya senilai Rp 13 juta itu raib dan hanya tersisa Rp 500 ribu. Saat
dilakukan pengecekan histori transaksi, ditemukan adanya transaksi penarikan dana yang
misterius. Penarikan itu dilakukan sebanyak Lima kali dengan total masing-masing Rp. 2.5
juta.“Saldo awalnya Rp 13 juta, hilang Rp 10 juta dan sisa Rp 3 juta, besok paginya
berkurang lagi Rp 2,5 juta dan sekarang tersisa Rp 500.000 di rekening tabungan,” kata dia.
Menanggapi kasus tersebut, pihak BRI cabang Bojonegoro telah melaporkan ke pusat untuk
dilakukan investigasi. Untuk menelusuri kasus tersebut, BRI akan bekerja sama dengan PT
Swadharma Sarana informatika. “Sebab, mereka yang selama ini memegang kendali ATM di
Kabupaten Bojonegoro, Lamongan dan Tuban,” ujar dia.

Berita Kasus : ( https://bisnis.tempo.co/read/1448803/6-kasus-pembobolan-rekening-


nasabah-bank-sepanjang-2021-jebol-miliaran-rupiah kasus ke 3)

Analisis :

Pada dasarnya, tindak pidana pembobolan dana nasabah merupakan tindak pidana yang
terjadi dalam ruang lingkup perbankan. Kompleksnya tindak pidana ini menyebabkan dalam
proses penuntutan terhadap pelaku tindak pidana ini dapat diterapkan lebih dari satu undang
undang. Undang undang tersebut antara lain: Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Undang Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Namun jika berpedoman pada asas
Kekhususan yang Sistematis (systematische specialiteit) maka aparat hukum wajib
menerapkan Undang Undang Perbankan dalam menuntut perkara pembobolan dana nasabah
mengingat tindak pidana ini secara sistematis berada dalam ruang lingkup perbankan.

Dengan permasalahan diatas terkait dengan kasus pembobolan dana, dimana lima orang
nasabah Bank Rakyat Indonesia di Bojonegoro, Jawa Timur, melapor kehilangan uang
tabungan yang mereka simpan di rekening raib secara misterius, Saat dilakukan pengecekan
histori transaksi, ditemukan adanya transaksi penarikan dana yang dilakukan berulang-ulang
hingga mencapai sebanyak lima kali. Dapat diketahui bahwa kasus pembobolan dana

2
merupakan tindak pidana yang terjadi didalam ruang lingkup perbankan itu sendiri, Oleh
sebab itu sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak BRI cabang Bojonegoro telah
melaporkan kasus yang terjadi ke pusat untuk dilakukan investigasi.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus Pembolan Dana dimana dari pihak
Nasabah harus berhati-hati dan lebih memahami prosedur penyimpanan dana di suatu bank
sebelum melakukan pembukaaan rekening. Selain itu, nasabah harus cepat tanggap dalam
melaporkan suatu hal yang dianggap mencurigakan atau tidak sesuai prosedur perbankan ke
pihak berwenang. Kemudian dari sisi perbankan, Bank yang terkait harus meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM), serta memperkuat standar operasional prosedur (SOP)
dalam menjalankan kegiatan bisnis agar bisa mencegah terjadinya praktek pembobolan
seperti ini.

2.2 Pegawai Bank BUMN Korupsi Rp6 Miliar Ditahan Kejati Sulsel

Penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan akhirnya menahan tersangka berinisial


HD oknum pegawai bank di Lapas Klas 1A Makassar atas kasus dugaan korupsi perbankan
terkait dana pemberian kredit modal kerja cabang Sentral Makassar, Sulawesi Selatan. "HD
ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik memperoleh dua alat bukti yang cukup terkait
adanya dugaan tindak pidana korupsi pada salah satu bank plat merah mengakibatkan
kerugian keuangan negara sebesar Rp6 miliar," kata Kasi Penkum Kejati Sulsel, Soetarmi
di Makassar, Selasa (11/10/2022). Kini tersangka di tahan di Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) Klas 1 A Makassar berdasarkan Surat Perintah Penahan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan

Tersangka saat itu menjabat Account Officer (AO) di bank milik pemerintah dalam
perkara dugaan Tindak Pidana Korupsi pada cabang Sentral Makassar sejak tahun 2015
sampai tahun 2022. Bersangkutan diduga melawan hukum karena telah melakukan
penarikan atas sejumlah rekening debitur kredit modal kerja di bank setempat.
"Modus-nya, penarikan pada rekening simpanan nasabah yang diperuntukkan sebagai
pembayaran angsuran atas kewajiban debitur kredit modal kerja," ungkap
Soetarmi.Tersangka dijerat pasal 2 ayat (1) juncto, pasal 18 Undang-undang nomor 20 tahun
2001 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 64 ayat (1) KUHPidana Subsidiair pasal 3 juncto pasal
18 Undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang atas Undang-undang nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Berita Kasus : ( https://sulawesi.bisnis.com/read/20221011/539/1586327/pegawai-bank-


bumn-korupsi-rp6-miliar-ditahan-kejati-sulsel )

3
Analisis :

Unsur-unsur tindak pidana korupsi meliputi ; melawan hukum, memperkaya diri


sendiri atau orang lain atau korporasi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara. Apabila dikaji karakteristiknya, kejahatan korupsi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: kejahatan tersebut sulit dilihat, karena biasanya tertutup oleh kegiatan pekerjaan yang
normal dan rutin ; kejahatan tersebut sangat kompleks karena selalu berkaitan dengan
kebohongan, penipuan dan pencurian ; terjadi penyebaran tanggung jawab yang semakin
meluas akibat kompleksitas organisasi ; penyebaran korban yang luas ; hambatan dalam
pendeteksian dan penuntutan akibat kurang profesionalnya aparat

Dengan permasalah diatas terkait kasus korupsi yang dilakukan oleh pegawai bank
yang menjabat sebagai Account Officer (AO) , diketahui melakukan penarikan atas sejumlah
rekening debitur kredit modal kerja di bank setempat, dengan alasan bahwa penarikan pada
rekening simpanan nasabah diperuntukkan untuk pembayaran angsuran atas kewajiban
debitur kredit modal kerja. Terbukti adanya kejahatan yang berasal dari dalam lingkup
perbankan itu sendiri, disebabkan karena lemahnya pengawasan internal bank dari bank
sentral sehingga dapat menciptakan peluang besar bagi oknum untuk melakukan kejahatan
tersebut.

Secara jelas kejahatan korupsi dalam perbankan, biasanya disebabkan oleh :

1. Ketidaktelitian melakukan pengawasan mengingat besarnya jumlah transaksi harian di


bank dan kantor cabang.
2. Ketidaktahuan dalam teknik pengawasan internal bank (lemahnya profesionalisme).
3. Adanya unsur moral hazzard, yaitu terjadinya kolusi antara pengawas bank dengan
pejabat perbankan dari luar untuk melakukan kejahatan.

Upaya pencegahan terjadinya korupsi perlu adanya kesadaran dalam diri setiap individu
untuk tidak melakukannya, perlu ditingkatkan profesionalisme aparat penegak hukum dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di bidang perbankan. Penerapan sanksi
terhadap pelaku pun tidak boleh diskriminasi sehingga ada efek jerah bagi pelaku.

2.3 Tersangka Kasus Pencucian Uang Rp 7,9 M pada 3 Pengusaha di Kepri

Pekanbaru - Polda Kepulauan Riau menetapkan tiga pengusaha developer sebagai


tersangka. Ketiga pengusaha tersebut jadi tersangka atas keterlibatan pencucian uang kredit
Rp 7,9 miliar. Ketiga pengusaha adalah FD (45), RS (47), dan HA (39). Mereka diamankan
Subdit 2 Ditreskrimsus Polda Kepri terkait Tindak Pidana Pencucian Uang pada 2017."Kasus
ini terjadi pada 2017. Ini kasus lama yang berawal dari keterlibatan pihak perbankan," ujar
Kabid Humas Polda Kepri Kombes Harry Goldenhardt didampingi Wadirsus AKBP Nugroho
Setiawan, Rabu (1/9/2021). Golden mengatakan kasus ini melibatkan kepala cabang bank
pelat merah berinisial TR. Bahkan TR sudah divonis dan dijatuhi pidana selama 8 tahun atas
kasus tindak pidana perbankan. Tidak berhenti di kasus tersebut, penyidik kemudian
melakukan pengembangan dan didapati kejahatan lainnya. Tindak pidana itu pencucian uang
atau money laundry."Tersangka FD dan RS adalah pemilik CV GKL, yang bergerak di

4
bidang developer dan tersangka HA adalah pengusaha bidang roti dan alat elektronik,"
katanya.

Keterlibatan tersangka diketahui setelah penyidik mengendus adanya aliran dana.


Sebab, ketiga tersangka ini merupakan nasabah dari salah satu bank yang ada di Kepri. "Dari
hasil pengembangan dan penyidikan yang dilakukan oleh tim Subdit 2 Eksus, ini didapati
adanya tindak pidana pencucian uang. Penyidik mendapatkan bukti bahwa ketiga tersangka
ini mengajukan kredit pakai identitas karyawan untuk mengelabui agunan yang diajukan,"
katanya. Sebagai pengusaha developer, FD dan RS melakukan pemecahan sertifikat induk
menjadi 23 sertifikat. Pemecahan sertifikat ini dijadikan dasar untuk mengajukan pinjaman
dengan menggunakan identitas orang lain. Atas tindakan itu, tiga tersangka berhasil
mencairkan pinjaman, sehingga pihak bank mengalami kerugian Rp 7,9 miliar. Dari Rp 7,9
miliar ini, Rp 5,1 miliar masuk ke rekening FD dan RS melalui CV GKL. Sementara itu,
sisanya Rp 2,7 miliar masuk ke rekening HA. Ketiga tersangka ini berhasil mencairkan
pinjaman karena mendapatkan fasilitas dari kepala cabang, yakni TR

Berita Kasus : ( https://news.detik.com/berita/d-5705635/3-pengusaha-di-kepri-jadi-


tersangka-kasus-pencucian-uang-rp-79-m/amp )

Analisis :

Dari permasalahan kasus di atas dapat disadari bahwa Kapri sebagai Lembaga jasa
keuangan kurang bisa menerapkan prinsip kehati-hatian karena tidak melakukan pengecekan,
pengawasan, dan lemahnya koordinasi antara kantor cabang dengan kantorpusat. Dalam
kasus-kasus yang melibatkan bank seringkali ditengarai dan dilakukan “oleh orang dalam”
dari perbankan itu sendiri, dengan menyalahgunakan wewenangnya melakukan suatu
kegiatan atas inisiatif sendiri maupun dengan memiliki keterlibatan dalam hal membantu
pihak eksternal melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Hal tersebut terbukti
sebagaimana permasalahan yang disebutkan di atas bahwa terdapat keterlibatan dari Kepala
Cabang Kapri berinisial TR kasus pencucian uang.

Untuk pencegahan yang di kenankan Pihak bank diharapkan selalu berhati-hati dalam
menerima calon nasabah menjadi nasabah. Terdapat kemungkinan nasabah tersebut
melakukan pencucian uang dengan menempatkan harta kekayaan di bank yang
bersangkutan, yang juga dengan penempatan keuangan pada produk-produk bank yang
cukup berisiko tinggi seperti transfer dana, deposito on call, dsb. Oleh sebab itu, pihak CS
dan teller sangat berperan dalam proses hubungan usaha antara calon nasabah/nasabah
dengan bank. CS berperan sebagai analisis awal profil nasabah apakah berpotensi untuk
melakukan pencucian uang, sedangkan teller berperan penyesuaian profil saat nasabah akan
melakukan penempatan sejumlah dana dibank.Jadi, dengan mempergunakan suatu sistem
pengendalian internal yang baik, prinsip identifikasi dan pengawasan terhadap nasabah yang
berisiko tinggi, sangat memungkinkan suatu lembaga keuangan seperti Kepri untuk
senantiasa melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan, penaksiran risiko-risiko yang
dimiliki bank, sebagai aktivitas pengendalian meliputi berbagai kegiatan dengan persetujuan
pemberian wewenang untuk melakukan verifikasi, rekonsiliasi, tinjauan kinerja operasi,
keamanan aset perbankan serta informasi dan komunikasi yang mana tidak hanya berkenaan
dengan data yang dihasilkan secara internal saja, tapi juga dari pihak eksternal yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan bisnis dan yang berkaitan dengan pelaksanaan
produk-produk bank terhadap perusahaan yang nantinya dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum

5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas, maka penulis dapat memperoleh kesimpulan. Sebagai berikut :
Bank pada dasarnya merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang bertujuan
untuk memberikan pembiayaan, pinjaman dan jasa keuangan lain. Dalam konteks ini
bank melaksanakan fungsi melayani kebutuhan pembiayaan dan melancarkan sistem
pembayaran bagi sektor perekonomian. Semakin banyak kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank, semakin banyak pula kesempatan yang akan timbul yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perbuatan melawan hukum terhadap
dunia perbankan. Sehingga dapat ditemukan contoh dari beberapa kasus terkait dengan
adanya kejahatan perbankan, sebagai berikut ;
1) Pembobolan Dana Nasabah BRI di Bojonegoro
Sejumlah nasabah Bank Rakyat Indonesia atau BRI di Bojonegoro, Jawa Timur,
mengaku dana tabungan yang mereka simpan di rekening raib secara misterius.
Asisten Manajer Operasional Kantor BRI Cabang Bojonegoro, Lusujiana
mengatakan nasabah yang telah melapor kehilangan uang tabungan dalam
rekening sebanyak Lima orang. “Ada 5 orang yang sudah melaporkan. Seorang
pemilik pemilik usaha jual-beli mobil yang menjadi korban pembobolan rekening
tersebut mengaku terkejut ketika mengetahui uang tabungan di dalam rekeningnya
telah hilang.

2) Pegawai Bank BUMN Korupsi Rp6 Miliar Ditahan Kejati Sulsel


Penyidik Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan menahan tersangka berinisial HD
oknum pegawai bank di Lapas Klas 1A Makassar atas kasus dugaan korupsi
perbankan terkait dana pemberian kredit modal kerja cabang Sentral Makassar,
Sulawesi Selatan. "HD ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik memperoleh
dua alat bukti yang cukup terkait adanya dugaan tindak pidana korupsi pada salah
satu bank plat merah mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar
Rp6 miliar,". Kini tersangka di tahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1
A Makassar berdasarkan Surat Perintah Penahan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan.

3) Tersangka Kasus Pencucian Uang Rp 7,9 M pada 3 Pengusaha di Kepri


Pekanbaru - Polda Kepulauan Riau menetapkan tiga pengusaha developer sebagai
tersangka. Ketiga pengusaha tersebut jadi tersangka atas keterlibatan pencucian
uang kredit Rp 7,9 miliar. Ketiga pengusaha adalah FD (45), RS (47), dan HA
(39). Mereka diamankan Subdit 2 Ditreskrimsus Polda Kepri terkait Tindak
Pidana Pencucian Uang. Golden mengatakan kasus ini melibatkan kepala cabang
bank pelat merah berinisial TR. Bahkan TR sudah divonis dan dijatuhi pidana
selama 8 tahun atas kasus tindak pidana perbankan. Tidak berhenti di kasus
tersebut, penyidik kemudian melakukan pengembangan dan didapati kejahatan
lainnya.

6
Dan terkait dengan kasus kejahatan perbankan diatas, dapat dilakukan upaya
pencegahan, sebagai berikut ;
1) Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus Pembolan Dana dimana dari
pihak Nasabah harus berhati-hati dan lebih memahami prosedur penyimpanan
dana di suatu bank sebelum melakukan pembukaaan rekening. Selain itu, nasabah
harus cepat tanggap dalam melaporkan suatu hal yang dianggap mencurigakan
atau tidak sesuai prosedur perbankan ke pihak berwenang. Kemudian dari sisi
perbankan, Bank yang terkait harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM), serta memperkuat standar operasional prosedur (SOP) dalam menjalankan
kegiatan bisnis agar bisa mencegah terjadinya praktek pembobolan seperti ini.

2) Upaya pencegahan terjadinya korupsi perlu adanya kesadaran dalam diri setiap
individu untuk tidak melakukannya, perlu ditingkatkan profesionalisme aparat
penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di
bidang perbankan. Penerapan sanksi terhadap pelaku pun tidak boleh diskriminasi
sehingga ada efek jerah bagi pelaku.

3) Upaya pencegahan terjadinya pencucian uang dengan menempatkan harta


kekayaan di bank yang bersangkutan, yang juga dengan penempatan keuangan
pada produk-produk bank yang cukup berisiko tinggi seperti transfer dana, jual
belivalas, deposito on call, dsb. Pihak CS dan teller sangat berperan dalam proses
hubungan usaha antara calon nasabah/nasabah dengan bank. CS berperan sebagai
analisis awal profil nasabah apakah berpotensi untuk melakukan pencucian uang,
sedangkan teller berperan penyesuaian profil saat nasabah akan melakukan
penempatan sejumlah dana dibank.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rachmadi, Usman. 2003. Aspek-aspek hukum perbankan di Indonesia, Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.
S. Dian Andriyanto. 2021. 6 Kasus Pembobolan Rekening Nasabah Bank Sepanjang 2021,
Jebol Miliaran Rupiah. (Diakses pada 18 Januari 2023), dari
https://bisnis.tempo.co/read/1448803/6-kasus-pembobolan-rekening-nasabah-bank-
sepanjang-2021-jebol-miliaran-rupiah

Newswire. 2022. Pegawai Bank BUMN Korupsi Rp6 Miliar Ditahan Kejati Sulsel. (Diakses
pada 18 Januari 2023), dari
https://sulawesi.bisnis.com/read/20221011/539/1586327/pegawai-bank-bumn-korupsi-rp6-
miliar-ditahan-kejati-sulsel

Raja Adil Siregar. 2021. 3 Pengusaha di Kepri Jadi Tersangka Kasus Pencucian Uang Rp 7,9
M. (Diakses pada 18 Januari 2023), dari https://news.detik.com/berita/d-5705635/3-pengusaha-di-
kepri-jadi-tersangka-kasus-pencucian-uang-rp-79-m/amp

iii

Anda mungkin juga menyukai