Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang pada Fakultas Hukum
Universitas Bojonegoro
Dosen Pengampu:
Mata Kuliah:
Hukum Dagang
Disusun Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Esri Elies Alamanda, S.H. M.H. selaku dosen pengampu mata
kuliah Hukum Dagang
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
Penulis
i
Daftar Isi
Bab I .................................................................................................. 1
Pendahuluan ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
Bab II ................................................................................................ 3
Pembahasan...................................................................................... 3
Penutup ............................................................................................. 9
A. Kesimpulan.............................................................................. 9
B. Saran...................................................................................... 10
Lampiran ......................................................................................... 13
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Indonesia telah mengalami
pertumbuhan pada semester pertama tahun 2022. Sejarah perkembangan
fintech, yang merupakan bagian dari IKNB, menunjukkan bahwa industri
fintech telah berhasil merevolusi cara transaksi keuangan dalam beberapa
tahun belakangan ini. Fintech, singkatan dari kata “financial” dan
“technology” telah mempengaruhi kebiasaan transaksi masyarakat menjadi
lebih praktis dan efektif, serta membantu masyarakat untuk lebih mudah
mendapatkan akses terhadap produk keuangan.
1
inklusi keuangan dan kemudahan akses terhadap produk keuangan.
Namun, tantangan terkait pengawasan dan regulasi perlu diperhatikan
untuk menjaga stabilitas pengelolaan finansial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan lembaga pembiayaan non
bank di Indonesia?
2. Apa saja peran yang dapat dilakukan oleh OJK untuk dapat ikut
memerangi lembaga pembiayaan illegal?
2
Bab II
Pembahasan
3
Pada masa pandemi Covid-19, IKNB mulai mengalami
perkembangan, seperti yang ditunjukkan oleh perkembangan pembiayaan
berdasarkan prinsip ekonomi syariah. Selain itu, IKNB juga mengalami
inovasi dalam layanan keuangan konvensional dan service excellent.
4
Lembaga keuangan non bank (LKBB) di Indonesia memiliki
beberapa fungsi penting, antara lain:
5
1. Regulasi: Pemerintah memiliki peran dalam mengeluarkan regulasi
dan kebijakan yang mendukung perkembangan IKNB, seperti
peraturan tentang lembaga keuangan non-bank dan pembiayaan
berdasarkan prinsip ekonomi syariah
2. Pengawasan: Pemerintah juga memiliki peran dalam melakukan
pengawasan terhadap lembaga keuangan non-bank, untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai dengan peraturan dan
standar yang ditetapkan
3. Pemberian Insentif: Pemerintah dapat memberikan insentif kepada
lembaga keuangan non-bank, seperti pembebasan pajak atau
subsidi, untuk mendorong perkembangan industri ini
4. Peningkatan Literasi Keuangan: Pemerintah juga memiliki peran
dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat terhadap produk
dan layanan keuangan, termasuk produk dan layanan yang
ditawarkan oleh lembaga keuangan non-bank
6
B. Peran OJK dalam memerangi Lembaga Pembiayaan Ilegal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran yang signifikan dalam
memerangi lembaga pembiayaan ilegal di Indonesia. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2011, OJK memiliki wewenang dan tugas untuk
mengawasi lembaga jasa keuangan, termasuk lembaga pembiayaan, serta
melawan tawaran investasi ilegal yang merugikan dan meresahkan
masyarakat. OJK juga memiliki wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan terhadap lembaga pembiayaan. Tugas pokok
OJK dalam pengawasan sektor keuangan meliputi penyusunan peraturan
pelaksanaan, merumuskan standar, melaksanakan analisis, serta
penegakan hukum untuk memastikan sektor keuangan berjalan sesuai
dengan undang-undang. OJK memperkuat upaya perlindungan konsumen
di bidang sektor jasa keuangan dan melakukan pengawasan serta
penanggulangan investasi ilegal. Melalui sinergi dengan lembaga lain
seperti KPK, OJK juga turut serta dalam upaya pemberantasan korupsi di
sektor jasa keuangan.
7
pembiayaan ilegal, yang terdiri dari 21 peringatan sanksi tertulis, satu
pembatasan kegiatan usaha (PKU), dan satu pembekuan. Saat mengajukan
pinjaman, masyarakat pengguna pasti akan diminta data pribadi. Jika tidak
mampu melunasi pinjaman, masyarakat akan masuk dalam Blacklist SLIK
OJK.
8
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Lembaga pembiayaan non bank di Indonesia telah ada sejak lebih
dari satu abad yang lalu, diawali dengan pendirian Bank Priyai Purwokerto
oleh Raden Aria Wirjaatmadja pada bulan Desember 1895. Lembaga
pembiayaan non bank di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1972
dengan pendirian lembaga keuangan bukan bank yang merupakan bagian
dari pengembangan pasar uang dan pasar modal.
9
dalam melindungi masyarakat dari praktik pembiayaan ilegal dan investasi
bodong.
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran berdasarkan uraian dari informasi
yang telah diberikan:
1. Penguatan Pengawasan OJK: Mendorong Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk terus memperkuat pengawasannya terhadap lembaga
pembiayaan non bank. OJK dapat meningkatkan efektivitasnya
dalam melindungi masyarakat dari praktik ilegal dengan
mengoptimalkan sumber daya dan teknologi yang tersedia.
2. Penyuluhan dan Edukasi Masyarakat: Menggalakkan kampanye
penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang risiko dan
karakteristik investasi ilegal. Hal ini dapat dilakukan melalui program-
program publik, seminar, dan kampanye media sosial untuk
meningkatkan literasi keuangan dan kewaspadaan masyarakat
terhadap tawaran investasi yang mencurigakan.
3. Kerja Sama antara Pemerintah dan Industri: Mendorong kerja sama
antara pemerintah dan industri keuangan non bank untuk
membangun kepercayaan masyarakat. Dengan saling mendukung,
pemerintah dan industri dapat menciptakan lingkungan yang lebih
aman dan terpercaya bagi para pemegang investasi.
4. Inovasi dan Diversifikasi Produk: Mendorong industri keuangan non
bank untuk terus berinovasi dan diversifikasi produk dan layanan
keuangan. Hal ini dapat membantu memenuhi kebutuhan yang
berkembang dari berbagai segmen masyarakat dan sektor ekonomi,
sekaligus memberikan alternatif yang legal dan aman.
5. Pemberdayaan Akses Keuangan: Fokus pada upaya pemberdayaan
akses keuangan bagi masyarakat yang belum memiliki akses
terhadap lembaga keuangan formal. Inisiatif seperti penyediaan
10
layanan perbankan berbasis teknologi (financial technology) dapat
membantu meningkatkan inklusi keuangan di seluruh lapisan
masyarakat.
6. Penguatan Hukum dan Sanksi: Memastikan bahwa sistem hukum
terkait dengan lembaga pembiayaan ilegal terus diperkuat, termasuk
penegakan sanksi yang tegas. Hal ini akan memberikan efek jera
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ilegal dan dapat
menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif.
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan dapat menciptakan
lingkungan keuangan yang lebih aman, memberdayakan masyarakat, dan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.
11
Daftar Pustaka
Fuadi, F. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. In F. Fuadi, Bank
dan Lembaga Keuangan Non Bank (pp. 23-24). Indramayu: CV.
Adanu Abimata.
Respati, A. R., & Ika, A. (2022, September 6). kompas.com. Retrieved from
money.kompas.com:
https://money.kompas.com/read/2022/09/06/105253526/ojk-
industri-keuangan-non-bank-iknb-catat-pertumbuhan-di-semester-i-
2022
Sengkey, G. G., Pondang, H., & Korah, R. (2023). Peran dan Fugsi Otoritas
Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Pinjaman Online Ilegal di
Indonesia.
12
Lampiran
13