Oleh :
CYNARA UMIRIL UMAH 2018610982
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum sampai pada praktik-praktik yang terjadi saat ini, ada banyak permasalahan
yang terkait dengan masalah-masalah perbankan ini. Masalah utama yang muncul dalam
praktik perbankan ini adalah pengaturan sistem keuangan yang berkaitan dengan
keuangan, yang terdiri dari otoritas keuangan (financial authorities), sistem perbankan
dan sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasarnya merupakan tatanan dalam
perekonomian suatu Negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas
Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia
dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum, dapat menghimpun dana dari masyarakat secara
langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka, lalu
lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
dan deposito berjangka, namun tidak diperkenankan menerima simpanan giro dan tidak
diperkenankan member jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan jenis lembaga
keuangan bukan bank dapat berupa lembaga pembiayaan, perusahaan model ventura,
Dengan adanya API, diharapkan bank nasional mampu bersaing tidak hanya pada segmen
ISI
Pada periode tahun 1974-1982 perekonomian Indonesia berkembang cukup baik karena
ditopang oleh ekspor migas yang cukup tinggi. Tingginya harga minyak pada saat itu
untuk menunjang kegiatan investasi. Pada saat itu masyarakat yang belum menemukan
sasaran investasi yang tepat menyimpan dana nya di bank sehingga terjadi kelebihan
likuiditas yang cukup besar. Di samping itu juga Bank Indonesia (central bank)
menyediakan kredit likuiditas dengan syarat yang mudah dan lunak untuk membiayai
beberapa tahun terakhir ini. Hal itu disebabkan oleh adanya serangkaian langkah
moneter yang secara kronologis dapat dikemukakan sesuai urutan waktu pengumuman
kebijaksanaan deregulasi.
Kebijaksanaan tersebut antara lain berisi penghapusan sistem pagu kredit dan mengurangi
kredit likuiditas, Bank Indonesia tidak menetapkan tingkat suku bunga deposito maupun
suku bunga pinjaman, dan kebijaksanaan moneter dengan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan penyediaan fasilitas diskonto.
Latar belakang kebijaksanaan ini dilandasi oleh kebijaksanaan 1 Juni 1983 yang ternyata
menciptakan iklim yang memungkinkan bank-bank beroperasi lebih efisien dan perluasan
penyempurnaan pendirian BPR. Dalam kebijaksanaan baru ini usaha BPR tidak boleh
menerima simpanan dalam bentuk giro, tidak diperkenankan pindah wilayah dan
membuka kantor cabang dan tidak perlu penyesuaian modal bagi BPR baru tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan modal. BPR yang akan meningkatkan usahanya untuk
Latar belakang kebijaksanaan ini untuk mendukung pembangunan yang makin efisien.
Untuk itu perlu disempurnakan aturan tentang Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
koperasi (kredit koperasi KUD dan anggota koperasi primer), dan peningkatan investasi
(pembiayaan pembangunan) PIR trans, KPR yang diberikan dengan maksimum sebesar
Rp. 50 juta dan jumlah kredit yang disediakan minimum 20% disalurkan untuk usaha
kecil dan kegiatan koperatif yang produktif.
Inti kebijaksanaan ini meliputi beberapa aspek penting yang terdiri dari :
meliputi beberapa aspek antara lain pemilik dan pengelola bank harus memenuhi
sehingga kesehatan sebuah bank harus diupayakan secara kontinuitas sejak berdiri,
pembukaan kantor cabang atau perwakilan dan penyertaan bank di luar negeri, pendirian
meliputi permodalan bank, jaminan pemberian kredit, kredit untuk pembelian saham dan
pemilikan saham oleh bank, batas maksimum pemberian kredit, kredit untuk pembelian
saham dan pemilikan saham oleh bank, batas maksimum pemberian kredit (BMPK) atau
Selama periode tahun 2004-2009 jumlah bank dan kantor bank termasuk bank
perkreditan rakyat mengalami peningkatan yang sangat pesat. Selama 6 tahun jumlah
bank mengalami pertumbuhan sebesar 92,48% atau menurun rata-rata -7,52% setiap
tahun. Dalam tahun 2004 terdapat 133 bank, turun menjadi 123 pada tahun 2009. Selain
itu selama 6 tahun terakhir jumlah kantor bank mengalami pertumbuhan 157,456% atau
meningkat rata-rata setiap tahun 57,45% yaitu dari 7.939 kantor bank pada tahun 2004
masyarakat jika dilihat menurut kelompok bank, dan jenis mata uang, maka tahun 2004
bank umum swasta nasional devisa berhasil menghimpun dana lebih besar. Pada periode
yang sama jumlah kredit bank yang berhasil dikucurkan dari sector ekonomi paling besar
didonimasi oleh sektor industry, diikuti sektor jasa, dan yang terakhir adalah sektor
pertanian.
Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya dikelompokkan ke dalam
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan Bank Indonesia berfungsi
sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan dengan terjadinya perubahan dalam
sistem keuangan terutama yang terkait dengan kelembagaan perbankan sebagai dampak
Badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna meningkatkan
1. Aspek Fungsi
a. Bank Sentral, adalah bank yang merupakan badan hukum milik Negara yang tugas
b. Bank Umum, adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan pihak
ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana, contoh : BNI, BRI,
dll
c. Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya berasal dari
penerimaan simpanan deposito serta commercial paper, contoh : Bank Jatim, Bank DKI,
dll.
d. Bank Desa, adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya adalah
e. BPR, adalah kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana
2. Status Kepemilikan
a. Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara
yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU tersendiri, contoh : BNI, BRI, BTN
b. Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk
perseroan terbatas, di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan/ atau badan-badan
c. Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank yang sudah
ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing dengan bank nasional
yang sudah ada di Indonesia. Bank asing ini hanya diperkenankan menjalankan
daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan
pihak swasta nasional, contoh : Bank UOB Buana, ANZ Panin Bank.
3. Kegiatan Operasional
a. Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang yang diberikan oleh
Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valuta asing dan lalu lintas devisa serta
hubungan koresponden dengan bank asing di luar negeri, contoh : BCA, Bank Mega,
Bank Bukopin.
dalam negeri, tidak melakukan transaksi valuta asing, dan tidak melakukan hubungan
a. Bank Primer, adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak sekedar
menghimpun dan menyalurkan dana nya, tetapi juga melaksanakan semua transaksi yang
5. Sistem Organisasi
a. Unit Banking System, adalah bank yang kegiatan operasionalnya hanya mempunyai
satu kantor saja dan melayani masyarakat di sekitar wilayah itu. Contoh : BPR baik
wilayah dan memiliki beberapa kantor cabang, di mana sistem organisasi, keuangan, dan
sumber daya manusia terkait dengan kantor pusat. Contoh : Bank Danamon, Bank Mega,
Bank BCA.
Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana
maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut,
dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
b. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat
dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Service
Bank memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang
ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara
umum. Berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
investasi perusahaan. Definisi lain mengatakan lembaga keuangan adalah suatu lembaga
yang melancarkan pertukaran barang dan jasa dengan penggunaaan uang atau kredit dan
berbagai jenis jasa keuangan antara lain: simpanan, kredit, proteksi asuransi, program
keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa fungsi lembaga keuangan adalah
dana (idle funds) yang umumnya disebut juga saver unit dengan kelompok yang
Seperti yang kita ketahui bahwa lembaga keuangan (LK) dapat dikelompokkan menjadi
lembaga keuangan bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Lembaga
keuangan bank terdiri dari bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan
bank campuran, sedangkan lembaga keuangan bukan bank dapat dikelompokkan menjadi
finance corporation and investment finance corporation) dan lembaga keuangan lainnya.
Lembaga pembiayaan dan investasi serta penjualan surat-surat berharga terdiri dari
leasing, modal ventura, anjak piutang, dan pasar modal. Sedangkan lembaga keuangan
Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara kedua bank ini, seperti perbedaan LKB
dan LKBB dari sisi kewajiban financial LKB dan LKBB, yaitu kewajiban LKB dapat
berupa uang, sedangkan kewajiban LKBB tidak dapat diklasifikasikan sebagai uang.
Sedangkan dari aspek kemampuan kedua lembaga keuangan dalam menciptakan kredit
dan uang, LKB memiliki kemampuan untuk menciptakan kredit, mengedarkan uang, dan
menambah jumlah uang beredar, sedangkan LKBB menyalurkan dana kepada masyarakat
LKB dan LKBB adalah kedua lembaga keuangan ini ikut melancarkan pertukaran produk
dengan menggunakan uang dan instrument kredit dan membantu menyalurkan dana
1. Bank sentral
2. Bank Umun
1. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung
· Leasing
· Anjak piutang
· Modal ventura
· Kartu kredit
· Pasar modal
· Pembiayaan konsumen
2. Perusahaan Perasuransian
Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 dapat
· Usaha asuransi terdiri atas : asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi
· Usaha penunjang asuransi yang terdiri atas : pialang asuransi, pialang reasuransi,
3. Dana Pensiun
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Jenis dan pensiun terdiri atas Dana Pensiun Pemberi Kerja
4. Perusahaan efek
5. Reksa Dana
Reksa dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah wadah yang
6. Pegadaian
gadai yang telah dikenal sejak jaman Hindia Belanda. Tugas pokok Perum Pegadaian
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam sistem
keuangan, yaitu :
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang
membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana
pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini Bank dan lembaga
keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari unit surplus
2. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada
pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi modern,
transaksi barang dan jasa tidak terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan
selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun dalam
transaksi jual beli bahan mentah dan setengah jadi dalam proses produksi.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk
memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik
dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan
kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang
memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang
4. Efisiensi (efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanan. Peranan Bank dan lembaga keuangan bukan bank sebagai broker
Pada awal januari 2004 ini, siaran pers Bank Indonesia secara resmi mengumumkan
implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) di mana salah satu program API
adalah mempersyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi
Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri
Visi API adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong
Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan permodalan yang kuat sehingga akan
nasional yang beroperasi secara efisien akan mampu meningkatkan daya saingnya
sehingga tidak hanya mampu bersaing di pasar domestik tetapi justru diharapkan produk
dan jasa perbankan yang ditawarkan bank nasional mampu bersaing di pasar
Internasional. Oleh karenanya, dalam 10-15 tahun ke depan, API menginginkan adanya 2
sampai 3 bank dengan skala bank internasional, 3 sampai 5 bank nasional, 30 sampai 50
bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu, dan BPR serta bank
Guna mempermudah pencapaian visi API sebagaimana diuraikan di atas maka ditetapkan
berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
Tantangan ke Depan
pertumbuhan kredit yang cukup tinggi tersebut sulit dicapai jika perbankan nasional tidak
struktur perbankan hanya pada 11 bank besar (yang menguasai 75% asset perbankan
Indonesia).
terdengar keluhan dari masyarakat mengenai kurangnya akses terhadap kredit dan
tingginya suku bunga kredit serta masih banyak praktik penyediaan jasa keuangan yang
informal.
Disebabkan oleh masih terdapatnya beberapa prinsip prudensial yang belum ditetapkan
secara baik, koordinasi pengawasan yang masih perlu ditingkatkan, kemampuan SDM
pengawasan yang belum optimal, dan pelaksanaan law-enforcement pengawasan yang
belum efektif.
Hal ini ditandai dengan kurangnya corporate governance dan core banking skills pada
sebagian besar perbankan sehingga diperlukan perbaikan yang cukup mendasar pada dua
hal tersebut.
Faktor tidak suistainbel-nya profitabiltas dan efisiensi karena lemahnya struktur aset
produktif bank-bank dan sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading
dan kompleksitas produk dan jasa bank sehingga resiko-resiko yang muncul menjadi
Hal ini dilakukan dengan cara memperkuat permodalan bank, memperkuat daya saing
Dalam tahap ini memformalkan proses indikasi dalam membuat kebijakan perbankan dan
juga implementasi secara bertahap 25 basel core principles for effective banking
supervision.
enforcement.
pemeringkat kredit.
Dalam tahap ini menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah, membentuk lembaga
untuk konsumen.
Bab III
KESIMPULAN
Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang
definisi keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, sumber keuangan negara, serta
pengurus keuangan negara dimana definisi keuangan negara secara ringkas adalah
keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan
Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang,
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan
atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan
lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Lalu ruang linkgup keuangan negara
kegiatan usaha, pembentukkan uang giral serta sistem organisasi nya. Lembaga keuangan
dibagi menjadi lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank yang masing-
masing memiliki tugas dan fungsi nya sendiri-sendiri. Dan untuk menciptakan perbankan
yang sehat, kuat dan efisien maka diperlukan Arsitektur Perbankan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://sutomoadi.wordpress.com/2013/06/25/tugas-makalah-perkembangan-perbankan-di-
indonesia/