Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PENAWARAN

“Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MK Pengantar Ilmu Ekonomi”


Dosen Pengampu:
Yusran Zainudin, SE, MM

OLEH:
Nama: Triya M Yasin
Nim : 192042055

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konsep Penawaran tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam tak lupa pula kita
hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam terang-benderang.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan dalam memahami dari Konsep Penawaran itu sendiri
bagi para pembaca dan juga pembuat makalah.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Yusran Zainudin, SE, MM
selaku dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang berkembang sekitar tahun 1776 yang diawali
dengan diterbitkanya buku milik Abraham Lincoln. Pada hakekatnya ilmu ini
sudah muncul berabad abad sebelumnya, bahkan islam sudah memiliki para
ilmuwan yang berkecimpung dan menjadi filasafat ekonomi, namun karna
keterbatasan sarana dan prasarana maka ilmu ini mulai dikenal dan tenar serta
menjadi tumpuan seluruh dunia pada masa Abraham Lincoln, sehingga ia disebut-
sebut sebagai bapak Ekonomi Modern, yang buah pemikiranya menjadi dasar
dalam perekonomian sebuah negara hingga kini.

Pandangan ekonomi islam terhadap permintaan, penawaran dan mekanisme pasar


ini relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat batasan batasan
dari hukum syari’ah. Dalm ekonomi islam, norma dan moral islami yang
merupakan prinsip islam dalm berekonomi, merupakan faktor yang menentukan
individu maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sehingga
teori ekonomi yang menjadi berbeda dengan dengan teori pada ekonomi
konvensional.

RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Elastisitas permintaan


2. Pengertian Elastisitas penawaran
3. Konsep Permintaan dan penawaran dalam islam
4. Faktor yang mempengaruhi permintaan
5. Perbedaan ekonomi isalm dan konvensional dalam permintaan dan
penawaran
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan adalah perubahan harga yang menimbulkan akibat


yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Dalam mekanisme
pasar konsumen adalah bagian terpenting untuk berjalanya sebuah perekonomian,
jika konsumen memiliki daya konsumsi tinggi maka tentu akanmengubah
elastisitas permintaan dan penawaran. Dengan mengetahui besarnya elastisitas
dapat diramalkan perubahan pasar yang akan terjadi, yaitu bagaimana harga dan
jumlah barang yang diperjual belikan berubah apabila terjadi perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Apakah sebab permintan barang berbeda tiap
elastisitasnya? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi setiap barang berbeda
beda elastisitasnya yaitu; 1) tingkat kemampuan barang barang lain untuk
menggantikan barang yang bersangkutan, 2) persentasi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang tersebut, 3) jangka waktu didalam mana
permintaan itu dianalisis. Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang
yang dapat digantikan dengan barang barang lain yang berbeda harganya namun
tetap sejenis. Perubahan harga yang kecil saja akanmenimbulkan perubahan yang
besar terhadap permintaan, pada waktu harga naik para pembeli akan merasa
enggan membeli barang tersebut; mereka lebih suka menggunakan barang barang
lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan .
sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli tersebut melihat bahwa harga
barang tersebut lebih murah dari pada barang penggantinya dan beramai ramai
membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaanya naik dengan cepat.

Contoh: permintaan terhadap barang barang yang agak mahal seperti


radio, televisi, motor. Orang akan embandingkanya dulu dengan haraga radio,
televisi, motor yang ada , jika sudah menganalisanya maka konsumen akan
memilih harga yang paling rendah. Dalam analisis yang telah disebutkan bahwa
perbedaan elastisitas menyebabkan kuantitas penjualan yang semakin besar belum
tentu menghasilkan hasil penjualan yang semakin banyak.1

2.Pengertian Elastisitas Penawaran

Konsep elastisitas juga bisa digunakan untuk menerangkan perubahan


penawaran. Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang
ditimbulkan oleh perubahan harga, sedangkan elastisitas penawaran mengukur
responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran
memiliki sifatsifat yang bersamaaan dengan elastisitas permintaan, yaitu terdapat
lima tingkat elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastis uniter, tidak elastis, dan
tidak elastis. Berikut adalah faktor faktor yang mempengaruhi penawaran, yaitu:
sifat dari biaya perubahan produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut
di analisis. Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran
hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang tinggi, tetapi kalau
penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya yang tidak terlalu besar
maka pendapatan akan mengurangi elastisitas.

3.Konsep Permintaan dan Penawaran dalam islam

Hukum permintaan dan penawaran yang sangat dasar dalam ekonomi


konvensional adalah bahwa permintaan dan penawaran di pengaruhi oleh harga.
Permintaan akan turun jika harga naik dan permintaan akan meningkat ji-ka harga
turun, sebaliknya penawaran akan meningkat saat harga naik dan akan menurun
saat harga menurun. Jadi, permintaan dan harga membentuk slover negative
sedangkan penawaran membentuk slove positive.2

Konsep pasar banyak dibahas dalam literatur islam klasik, yang paling
banyak membahas secara khusus dan detail tentang struktur pasar adalah Yahya
bin Umar. Dia secara khusus menulis tentang kitab as-suq. Memang struktur
passar yang diungkapkan oleh Yahya bin umar tidak persis seperti dalam ekonomi

1
Mikro ekonomi teori pengantar, Sadono Sukirno, edisi ketiga, jakarta, PT Raja Grafindo, 103.

2
http/makalah. Teoripermintaandanpenawarandalamliteraturislam. 90%.pdf
konvensional. Namun kita dapat menyimpulkan dari tulisan bahwa pasar yang
baik adalah pasar yang di dalamnya informasi dapat di akses oleh semua orang
yang terlibat di dalamnya dan tidak ada yang melakukan mmonopoli. Pasar adalah
tempat terjadi interaksiantara demand (permintaan) dan supply (penawaran).
Dalam literatur islam klasik kita akan menemukan masyarakat pada masa Abu
Yusuf memahami bahwa jika terjadi kelangkaan barang harga akan naik dan
permintaan akan menurun. Berarti pemahaman tentang konsep permintaan dan
penawaran sudah ada pada masa lalu. Dan Yusuf dalam bukunya” alkharaj”
memprotes pemahaman bahwa harga selalu mempengaruhi permintaan. Ia
mengatakan bahwa terkadang makanan sangat banyak tetapi harganya tetap mahal
dan terkadang makanan sedikit tetapi harganya justru murah. Namun Abu Yusuf
setuju bahwa jika harga naik pasti penawaran akan naik, sebaliknya jika harga
menurun maka penawaran akan menurun pula. Dia juga mengatakan bahwa ada
faktor lain pula yang menyebabkan naik turunya harga.

Ibnu Khaldun yang hidup setelah Abu Yusuf juga menulis tentang teori
permintaan dan penawaran. Teorinya yang dibangun setelah Abu Yusuf juga
menulis tentang teori permintaan dan penawaran. Namun ia berpendapat persis
seperti pada ekonomi konvensional dimana harga memberi pengaruh pada
permintaaan dan penawaran secara berbeda. Jika permintaan berbanding terbalik,
maka penawaran berbanding positif. Dia juga mengatakan tinggi rendahnya harga
juga bisa di pengaruhi hal lain seperti pajak dan perilaku ikhtikar atau menimbun
barang (Khaldun, 1967).

Selain mengenai permintaan dan penawaran, masalah penetapan harga juga


menjadi kajian literatur islam yang masih bersangkut paut dengan permintaan dan
penawaran. Dalam hadist nabi disebutkan:

‫عر‬EE‫و المس‬E‫لم إن هللا ه‬E‫ه وس‬EE‫لى هللا علي‬E‫ول هللا ص‬E‫ال رس‬E‫ا فق‬E‫عر لن‬EE‫عر فس‬E‫ول هللا عال الس‬EE‫عن أنس قال يا رس‬
‫و‬EE‫ال(رواه أب‬EE‫القابض النا سط الرا زق وإنى ألرجو أن التقى هللا وليس أحد منكم يطا لبني بمظلة في دم وال م‬
)‫داود‬

Artinya:
Anas meriwayatkan bahwa orang-orang berkata, “wahai Rasulullah! Harga ha—r-
ga telah meningkat, tetapkanlah harga bagi kami”, lalu Rasulullah SAW
menjawab, sesungguhnya Allah Maha Penentu harga, Maha Penggenggam , Maha
Penyebar, dan Maha Pemberi rezeki. Dan aku berharap menemui Allah dalam
keadaan tidak satupun diantara kalian menuntutku karena kedzaliman baik dalam
darah maupun harta (HR Abu Daud).

Jika kita memperhatikan hadist di atas dan penjelasan tentang teori


invisible hand milik Adam Smith sebelumnya. Akan kita dapati hal yang sama
yaitu bahwa harga seharusnya tidak ditetapkan, tetapi biarlah pasar yang akan
bergerak sendiri menemukan harga keseimbangan. Dan jika Adam Smith
menyatakan bahwa akan ada tangan tak terlihat yang akan merubah saat di pasar
terjadi disequilibrium, hal ini persis seperti dalam hadis di atas, Rasulullah
menyatakan Allah pengatur harga dan pemberi rezeki, Allah yang akan mengatur
semuanya menjadi stabil kembali.

Setelah masa Rasulullah, pemikiran tentang penetapan harga juga berkembang


pada masa setelahnya. Berbeda dengan sikap rasul yang cenderung menolak untuk
menetapkan harga, Yahya bin Umar dan Ibnu Taimiyah menyatakan pentingnya
peran pemerintah dalam melakukan regulasi harga.

Permintaan dan penawaran merupakan teori tentang pengaruh hargaterhadap


permintaan dan penawaran. di mana jika harga meningkatmaka permintaan akan
menurun sedangkan penawaran akanmeningkat. Sebaliknya jika harga menurun,
maka permintaan akanmeningkat dan penawaran menurun. Dalam literatur Islam
klasikjuga terdapat teori yang sama, namun ada juga yang mengkritisinya.3

Abdul Hafid menjelaskan dalam tulisanya, bahwa teori penawaran hakikatnya


adalah derivasi dari perilaku individu individu perusahaan dalam analisis
biayanya. Setiap perusahaan hanya akan berproduksi jika harga barang yang
berlaku lebih tinggi daripada biaya variabel rata ratanya. Pada dasarnya terdapat
garis kurva biaya marginal dengan kurva biaya variabel rata rata. Dari sinilah kita

3
http/ makalah. Teoripermintaandanpenawarandalamliteratur islam.90%.pdf
dapat ditawarkan pada setiap tingkatan harga. Membahas teori penawaran islami,
kita harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak
diciptakan pada saat bersamaan. Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan
Allah bagi keperluan manusia, larangan yang harus dipatuhi adalah” janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Larangan ini tersebar di banyak tempat
dalam Alquran dan betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat
kerusakan di muka bumi.

Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan


konvensional dan islam sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau faktor yang
turut berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum
pada hakikatnya sama. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan
dalam perspektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan
moralitas yang didasarkan pada premis nilai nilai islam. Yang pertama adalah
bahwa islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen atau
produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai nilai. Nilai nilai yang
paling pokok yang di dorong oleh islam dalam kehidupan perekonomia adalah
kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi( zuhud) dan
ekonomis( iqtishad) inilah nilai nilai yang seharusnya menjadi trend gaya hidup
islami. Yang kedua adalah normanorma Islam yang selalu menemani kehidupan
manusia yaitu halal dan haram. Produkproduk dan transaksi pertukaran barang
dan jasa tunduk kepada norma ini. Halhal yang diharamkan atas manusia itu pada
hakikatnya adalah barangbarang atau transaksitransaksi yang berbahaya bagi diri
mereka dan kemaslahatannya. Namun demikian, bahaya yang ditimbulkan itu
tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal
manusia dalam jangka pendek. Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini
adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik itu.Dengan
kedua batasan inimaka lingkup produksi dan pada gilirannya adalah lingkup
penawaran itu sendiri dalam ekonomi Islam menjadi lebih sempit dari pada yang
dimiliki olehekonomi konvensional. Dengan demikian terdapat dua penyaringan
(filtering) yang membuat wilayah penawaran (domain) dalam ekonomi Islam
menyempityaitu filosofi kehidupan Islam dan norma moral Islam.
Asumsi-Asumsi sekalipun jarang diungkapkan atau bahkan sengaja
disembunyikan oleh buku buku teks ekonomi konvensional, pada hakikatnya
asumsiasumsi tertentu telah berfungsi sebagai landasan bagi teoriteori mereka.
Ketidakterusterangan dalam persoalan ini bisa saja dipicu oleh kepercayaan Barat
bahwa apa yang menjadi nilai bagi mereka sebenarnya berlaku juga bagi
masyarakat lain. Tokoh ekonom Barat yang paling egaliter semacam Gunnar
Myrdal sekalipun masih menyimpan sikap etnosentris yang menganggap bahwa
nilainilai yang menjadi pondasi kemajuan ekonomi Barat sebenarnya sangat asing
bagi masyarakatAsia.

Sekalipun hingga sekarang terbukti bahwa ilmu ekonomi konvensional


tidak selalu positif, tetapi buku-buku teks masih selalu alergi jika dikaitkan
dengan moral terutama yang berasal dari nilainilai keagamaan. Gejala ini
disebabkan karena sekulerisme dalam ilmu pengetahuan telah mencapai
akarakarnya sehingga buah yang muncul dari ilmu pengetahuan itu sudah terkena
racun sekulerisme. Namun perlu dicatat bahwa asumsi netral terhadap nilai ini
tidak selalu dapat dipertahankan. Umumnya dalam bidang ilmu mikro ekonomi
akar netralitas ini begitu kuat dan menghunjam, tetapi dalam makroekonomi tidak
demikian. Malahan kita dapat melihat bahwa semua tujuan pokok dalam bidang
makro ekonomi pada hakikatnya adalah bermuatan nilai (value laden) misalnya
tentang kesempatan kerja penuh (full employment), stabilitas nilai tukar dan
hargadan lainlain. Bahkan kebijakan pemerintah di hampir semua bidang tidak
pernah terlepas dari nilai-nilai.Adanya keterikatan kepada nilai dalam penawaran
tidak menjadikan kinerja produksi dan penawaran dalam perspektif Islam
kekurangan insentif. Dengan injeksi moral Islam justru membuka dan memperluas
horizon dan berfungsi mendorong agen ekonomi untuk berusaha dengan lebih
baik dan efisien. Bagi mereka yang memahami Islam secara parsial dan tidak
komprehensif merasa bahwa semua nilainilai ini hanya berfungsi sebagai
hambatan dalam ekonomi dan pembangunan. Kesimpulan ini amat naif dan
terkesan tergesagesa serta dilatarbelakangi oleh kebodohan.Menurut Qardhawi,
jika pedagang menahan suatu barang, sementara pembeli membutuhkannya
dengan maksud agar pembeli mau membelinya dengan harga dua kali lipat harga
pertama. Dalam kasus ini, para pedagang secara suka rela harus menerima
penetapan harga oleh pemerintah. Pihak yang berwenang wajib menetapkan harga
itu. Dengan demikian, penetapan harga wajib dilakukan agar pedagang menjual
harga yang sesuai demi tegaknya keadilan sebagaimana diminta oleh Allah.
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biayan
hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan
pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Faktor
yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyknya
permintaan tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia
(produktifitas) misanya besarya tenaga buruh termasik ilmu pengetahuan yang
dimiliki dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta
kemampuan teknik dan perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan
adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara
umum.4
Dalam konsep permintaan islam menilai suatu komoditi ( barang atau jasa)
tidak semuanya bisa dikonsumsi maupun di gunakan, dibedakan antara yang halal
dengan haram. Oleh karena itu, dalam teori permintaan islami membahas
permintaan barang halal, sedangkan dalam permintaan konvensional, semua
komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi dan digunakan.
4.Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan
Ibnu Taimiyah dalm kitab Majmu’ Fatwa menjelaskan, bahwa hal-hal yang
mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain:5
1. Keinginan atau selera masyrakat terhadap suatu barang yang berbada dan
selalu berubah ubah. Diman ketika masyarakat telah memiliki selera
terhadap suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi permintaan
terhadap barang tersebut.

4
http/www.blogger .com. ekonomi mikro islam. Ahseni yunita. 2013
5
http/www.blogger.com. permintaan dan penawaran dalam islam. Hestia wati. 2014
2. Jumlah para peminat terhadap suatu barang. Jika jumlah masyrakat yang
menginginkan barang tersebut semakin banyak, maka harga barang
tersebut semakin meningkat.
3. Kualitas pembeli. Dimana tingkat pendapatan merupakan salah satu ciri
kualitas pembeli yang baik. Semakin besar tingkat pendapatan, semakin
tinggi kualitas masyarakat untuk membeli.
5.Perbedaan konsep ekonomi islam dengan konvensional terhadap teori
permintaan dan penawaran
Konsep permintaan
a) Perbedaan utama antara kedua teori tersebut tentunya adalah mengenai
sumber hukum dan adanya batasan syari’ah dalam teori permintaan islami.
Permintaan islami berprinsip pada entitas utamanya yaitu sebagai pedoman
hidup yang langsung dibimbing oleh Allah SWT. Secara jelas juga
mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal dari data data yang
kemudian mengkristal menjadi teori teori, tetapi juga berasal dari firman
firman Tuhan, yang menggambarkan bahwa ekonomi islam didominasi
oleh variabel keyakinan religi dalam mekanisme sistemnya. Sementara itu
dalam ekonomi konvemsional filosofi dasarnya terfokus pada tujuan
keuntungan dan materialisme . hal ini wajar karena sumber inspirasi
ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada daya
kreatifitas, daya olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal
manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki keterbatasan bila
dibandingkan dengan kemampuan Tuhan.
b) Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi tidak semuanya
bisa untuk dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal
maupun haram
c) Dalam motif permintaaan islam menekankan pada tingkat kebutuhan
konsumen terhadap barang tersebut sedangkan motif permintaan
konvensional lebih didominasi oleh nilai nilai kepuasan. Konvensioanl
menilai bahwa egoisme merupakan niali yang konsisten dalam
mempengaruhi seluruh aktivitas manusia. Permintaan islam bertujuan
mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat sebagai turunan dari
keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu akhirat,
sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal untuk
kehidupan akhirat.
Konsep penawaran
Dijelaskan bahwa penawaran berkorelasi positif terhadap harga. Ini berarti
bahwa semakintinggi suatu produk , semakin memberikan insentif kepada
produsen untuk meningkatkan produksinya dan kemudian menawarkanya
kepada konsumen yang membutuhkan. Sebaliknya, semakin rendah suatu
produk, semakin berkurang insentif bagi produsen untuk memproduksi dan
menawarkanya. Secara umum tidak banyak perbedaaan antara teori
permintaan konvensional denganislam sejauh hal itu dikaitka dengan variabel
atau faktor yang turut berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk
kurva secara umum pada hakikatnya sama. Satu aspek yang penting yang
memberikan suatu perbedaan dalam perspektif ini kemungkinan besar berasal
dari landasan filosofis dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai nilai
islam. Lingkup produksi dan lingkup penawaran islam lebih sempit daripada
yang dimiliki oleh ekonomi konvensional.
BAB III
KESIMPULAN
Permintaan dan penawaran adalah dua konsep yang mendasari kegiatan
perekonomian yang sangat luas. Keduanya merupakan kekuatan kekuatan
yang membuat perekonomian bekerja. Kkonsep Ekonomi Islam mengenai
permintaan dan penawaran ini mirip sekali dengan ekonomi konvensional,
namun terdapat batasan batasa individu untuk berperilaku sesuai denagn
aturan syari’ah. Dalam ekonomi islam, norma dan moral isalmi merupakan
dasar islam dalam melakukan kegiatan ekonomi, sehingga teori ekonomi
menjadi berebada denga teori pada ekonomi konvensional.
Dalam islam kita membedakan antara sesuatu yang haram dan halal, tidak
semua komoditi yang ditawarkan di dunia ini halal, Allah memberi larangan
kepada hambany untuk menjauhi segala hal yang haram karna Allah telah
menyediakan yang halal. Kita hidup sebagai hamba Allah adalah untuk saling
melengkapi satu sama lain dan saling membantu, perdagangan adalh salah satu
bentuk bantu membantu itu, dalam berdagang pun kita harus jujur dan
dilarang riba.
DAFTAR PUSTAKA
Aslam Haneef, Muhamed, 2006. Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer.
Airlangga University Press: Surabaya
Hafid, Abdul. 2015. Konsep Penawaran dalam Perspektif Islam. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
http://ernandablog.blogspot.com/2018/10/materi-teori-penawaran-dalam-
islam.html/m=1

Anda mungkin juga menyukai