Anda di halaman 1dari 25

Makalah

Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ekonomi Moneter

Dosen Pengampu:

M. Dliyaul Muflihin,. ME

Disusun Oleh:

Eka Salsa Putri Septiana (08030422074)


Isnaini Faliha Agustin (08020422048)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Lembaga Keuangan
Bank dan Nonbank”.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang telah memberikan teladan kehidupan kepada kita semua dan semoga kita diberikan
kemampuan untuk bisa menteladani apa yang sudah dicontohkan kepada kita.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter. Dalam
penyusunan makalah ini kami sempat mengalami berbagai kesulitan, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan bantuan kepada:

1. Bapak M. Dliyaul Muflihin,. ME Sebagai dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi


Moneter di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
2. Teman-teman program studi Ekonomi Syariah.

Kami kelompok 4 sangat menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini tentunya
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kelompok kami sangat
mengharapkan saran dan koreksi yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah ini. Kelompok kami juga berharap bahwa makalah ini dapat menjadi sarana untuk
saling bertukar informasi dan sebagai bentuk pengabdian diri penulis kepada Allah SWT. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan orang banyak. Aamiin Ya
Robbal’alamin.

Surabaya, 04 September 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Bank Sentral (BI) ............................................................................................................ 3

B. Bank Umum .................................................................................................................... 6

C. Bank Syariah ................................................................................................................. 12

D. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................................................... 14

E. Ruang Lingkup Masing-masing Lembaga .................................................................... 15

F. Tugas dan Fungsi Masing-masing Lembaga ................................................................ 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan
perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, perkembangan perekonomian tidak bisa
dilepaskan dari besarnya peranan lembaga keuangan. Terdapat dua jenis lembaga
keuangan, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank. Kedua
organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian diberbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat pesat, terutama setelah pemerintah menerapkan berbagai
peraturan di bidang perbankan dan keuangan, termasuk pasar modal.
Lembaga keuangan bank adalah adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat, rumah tangga, perusahaan, ataupun pemerintah sehingga
sebagian besar sekuritas sekundernya berupa giro, tabungan, atau deposito berjangka, yang
termasuk lembaga keuangan bank di Indonesia yaitu Bank Umum, dan Bank Perkreditan
Desa.
Lembaga keuangan bank merupakan semua perusahaan ataupun institusi keuangan
yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan sejumlah uang yang disimpankan kepada
mereka. Lembaga ini mendorong masyarakat untuk membuat simpanan atau tabungan dan
kemudian tabungan yang dikumpulkan tersebut dipinjamkan kembali kepada individu-
individu dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Sebagian lainnya digunakan
untuk membeli saham-saham diberbagai perusahaan. Sektor perbankan merupakan bagian
penting dari infrastruktur untuk kinerja kebijakan ekonomi makro dan moneter yang kuat
di tingkat nasional.
Lembaga keuangan non-bank atau Lembaga keuangan bukan bank merupakan
Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dengan mengeluarkan surat
berharga untuk pembiayaan perusahaan serta disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman.1 Lembaga yang termasuk Lembaga keuangan non-bank di Indonesia
yaitu terdiri dari Lembaga pembiayaan pembangunan, Perusahaan Asuransi, koperasi
Simpan Pinjam, Pegadaian, Lembaga Dana Pensiun, dan lain sebagainya.

1
A Sulaeman and others, ‘ANALISIS LEMBAGA KEUANGAN NON-BANK DAN PERANNYA DALAM
PEREKONOMIAN’, Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia, Vol.2.No.1 (2019), Hal.142-154.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tugas, fungsi, dan tujuan dari Bank Sentral?
2. Apa pengertian, fungsi, kegiatan, dan risiko dari Bank Umum?
3. Apa pengertian, prinsip atau hukum, karakteristik, dan transaksi yang diperbolehkan
serta produk dari Bank Syariah?
4. Apa pengertian, fungsi, tujuan, dan kegiatan usaha dari Badan Perkreditan Rakyat
(BPR)?
5. Bagaimana bentuk dari ruang lingkup masing masing Lembaga?
6. Bagaimana tugas dan fungsi dari masing-masing Lembaga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian, tugas, fungsi, dan tujuan dari Bank Sentral.
2. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, kegiatan, dan risiko dari Bank Umum.
3. Untuk mengetahui pengertian, prinsip atau hukum, karakteristik, dan transaksi yang
diperbolehkan serta produk dari Bank Syariah.
4. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, tujuan, dan kegiatan usaha dari Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
5. Untuk mengetahui ruang lingkup masing-masing Lembaga.
6. Untuk mengetahui tugas dan fungsi dari masing-masing lembaga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bank Sentral (BI)


Bank sentral merupakan sebuah instansi maupun sebuah Lembaga keuangan yang
bertanggung jawab suatu kebijakan moneter serta menciptakan tingkat aktivitas ekonomi
yang stabil pada suatu negara. Bank sentral merupakan sebuah lembaga yang memiliki
tanggung jawab atas stabilitas mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor
perbankan, serta seluruh sistem keuangan pada sebuah negara.
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 1968 pada Pasal 7 dapat diketahui:
1. Bank Indonesia adalah Bank Sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.
2. Bank Indonesia adalah milik Negara.
3. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral berbentuk bada hukum.
4. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.
5. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank Indonesia adalah
lembaga Negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang.
Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga
bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di
Indonesia. Ketiganya perlu untuk diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efesien.2
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah seperti yang sudah dijelaskan di atas. Berikut ini adalah
tugas bank Indonesia seperti yang tertulis dalam Undang Undang No.23 tahun 1999,
diantaranya:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank Indonesia
berwenang:

2
Eko Prasetyo, Fundamental Makro Ekonomi (Yogyakarta: Beta Offset, 2009).

3
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasarn laju inflasi
yang ditetapkannya.
b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang Rupiah maupun valas
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapancadangan wajib minimum
 Pengaturan kredit atau pembiayaan
c) Memberikan kredit berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90 hari kepada
bank untuk mengatasi kesulitas pendanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan.
d) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
ditetapkan.
e) Menyelenggarakan survey secara berkala yang dapat bersifat makro dan mikro.
f) Mengelola cadangan devisa.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam tugas mengatur dan menjaga sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang:
a) Melaksanakan dan memberikan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
b) Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
c) Mewajibkan penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatannya.
d) Mengatur sistem kliring bank baik dalam ataupun asing.
e) Menetapkan macam harga ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang
digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.
f) Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran bank.
3. Mengatur dan mengawasi bank
Dalam hal mengatur dan mengawasi bank mempunyai wewenang:
a) Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip-prinsip
kehati-hatian.
b) Memberi dan mencabut izin bank.
c) Memberikan izin dan pembukuan, penutupan, dan pemindahan kantor bank.

4
d) Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
e) Memberikan izin pada bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia.
f) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia.
g) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap
waktu apabila diperlukan.
h) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara Sebagian atau seluruh
kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia transaksi
patut di diduga yang merupakan tindak pidana di bidang perbankan.
i) Mengatur dan mengembangkan infromasi antar bank.
j) Tugas mengawasi bank akan dilakukan bank oleh lembaga pengawasan sektor
jasa keunagan yang independen dan dibentuk dengan undang-undang.3

Fungsi bank sentral dalam pembentukannya diantaranya meliputi:


1. Menjaga sistem pembayaran agar berjalan lancar
Jika terdapat risiko yang tidak terduga, maka fungsi dari Bank Indonesia itu sendiri
untuk mencegah agar tidak terjadinya hal tersebut. Sebagai bank sentral, bank
indonesia harus mengatur mekanisme sistem pembayaran yang berlaku dan
dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya. Peran masyarakat dalam mendukung
sistem pembayaran agar berjalan lancar adalah membantu dalam memeriksa
keaslian uang atau transaksi yang dilakukan untuk mencegah tindakan penipuan
atau pemalsuan. Selain itu, masyarakat juga dapat membantu dalam
mempromosikan penggunaan sistem pembayaran yang aman dan terpercaya, seperti
menggunakan kartu debit atau kredit yang memiliki fitur keamanan yang lebih baik.
Masyarakat juga dapat membantu dalam memberikan informasi atau laporan jika
menemukan adanya tindakan kecurangan atau pelanggaran terhadap sistem
pembayaran.
2. Sebagai pelaku riset dan juga pemantauan
Dikarenakan Bank Indonesia bertanggung jawab untuk melindungi stabilitas
keuangan dari adanya ancaman, Bank Indonesia harus mengetahui lebih dulu
informasi tentang hal-hal yang membahayakan stabilitas keuangan. Nantinya, Bank
Indonesia perlu untuk melakukan pemantauan untuk mencari tahu apakah terdapat

3
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

5
kerentanan di sektor keuangan juga mendeteksi potensi hal tak terduga pada sistem
keuangan.
3. Tempat penyimpanan kas negara
Untuk menjalankan fungsinya ini, Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan
Kementrian Keuangan. Koordinasi yang dilakukan ini mulai dari pembuatan
laporan, penyimpanan dana, mengeluarkan dana, sampai ambil pinjaman dari luar
negeri
4. Memberi bantuan kepada bank umum agar lepas dari krisis
Setiap bank tentunya akan mengalami krisis dalam perjalanannya, baik kecil
maupun besar. Dengan adanya bank sentral ini, maka bank-bank tersebut bisa
mempunyai tempat untuk mencari pertolongan. Bank Indonesia itu sendiri biasanya
memberi bantuan berupa pendanaan. Maka Bank Indonesia ini akan berperan
sebagai pengaman sistem keuangan atau diistilahkan dengan Lender of The Last
Resort.
Bank sentral ini memiliki satu tujuan, tujuan dari bank sentral adalah untuk mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek
yaitu kestabilan nilai mata uang negara terhadap barang dan jasa dan kestabilan terhadap
mata uang negara lain. Aspek yang mempengaruhi hal ini tercermin pada perkembangan
nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Dari tujuan tunggal ini dimaksudkan
supaya memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung
jawabnya. Dengan adanya hal ini, tercapainya tujuan tersebut bisa diukur dengan mudah,
apakah sudah tercapai atau masih belum terlaksana.

B. Bank Umum
Bank Umum disebut sebagai bank komersial. Bank umum pada dasarnya melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya
memberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian bank umum menurut Peraturan
Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang di dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum,
yang artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering
disebut juga sebagai bank komersial (commercial bank).
Pada Undang-Undang No.23 Tahun 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No.3 tahun 2004 tentang perbankan, bank didefinisikan sebagai badan

6
usaha yang menghimpun atau mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan atau deposito dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua kegiatan pokok dari bank umum
yaitu yang pertama adalah kegiatan pengumpulan dana atas dasar kepercayaan dari
masyarakat dan yang kedua adalah penyaluran dana kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Fungsi mendasar dari bank umum adalah sejalan dengan pengertian bank itu sendiri
yaitu berperan sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat atau sektor riil, atau dunia usaha yang memerlukannya. Dan Adapun
peran dan fungsi bank umum yang terdiri dari bank pemerintah, bank swasta nasional, dan
bank asing atau campuran secara spesifik antara lain diantaranya adalah:
1) Penciptaan Uang
Bank umum memiliki fungsi penciptaan yang dalam hal ini yang dimaksud adalah
uang giral yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindah bukuan.
Kemampuan bank umum dalam menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan
fungsi bank umum menjadi sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
2) Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Bank umum berfungsi untuk mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal
tersebut dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah
jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Contohnya adalah
penerimaan setoran, transfer yang, dan kliring.
3) Penghimpunan Dana Simpanan
Fungsi bank umum adalah menghimpun dana masyarakat. Dana yang paling banyak
disimpan oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia, dana simpanan
terdiri dari tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito.
4) Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga memiliki fungsi yang sangat dibutuhkan untuk memudahkan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang atau jasa maupun
transaksi modal. Kesulitan-kesulitan dalam transaksi antar negara akibat berbagai
kendala seperti perbedaan letak geografis, bidaya, dan sistem moneter akan dapat
diatasi melalui kehadiran bank umum, sehingga transaksi menjadi lebih mudah,
cepat, dan efisien.

7
5) Penyimpanan Surat Berharga
Bank umum dapat berfungsi sebagai lembaga untuk menyimpan surat-surat
berharga. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank
memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
6) Pemberian Jasa-jasa Lainnya
Bank umum dapat memberikan beragam jasa keuangan lain yang dapat
mempermudah kegiatan ekonomi masyarakat umumnya. Di Indonesia, pemberian
jasa oleh bank umum antara lain penyediaan fasilitas pembayaran telepon, transfer
uang melalui ATM, Anjungan Tunai Mandiri/Automatic Teller Machine, dan
Pembayaran gaji karyawan.

Kegiatan Bank Umum diantaranya:


1) Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan menghimpun atau menyimpan
dana dari masyarakat. Kegiatan menghimpun dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama
rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada adalah:
a) Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap
pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama
jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan.
Rekening giro biasanya digunakan oleh para usahawan, baik untuk
perorangan maupun perusahaan. Peran masyarakat dalam penggunaan
simpanan giro adalah masyarakat dapat memantau penggunaan simpanan
giro mereka dengan memeriksa rekening bank secara teratur dan
memastikan bahwa tidak ada transaksi yang mencurigakan atau tidak sah.
Selain itu, masyarakat juga dapat memberikan masukan atau keluhan kepada
bank jika terdapat ketidakcocokan atau kesalahan dalam penggunaan
simpanan giro mereka. Masyarakat juga dapat membentuk kelompok
pengawas simpanan giro yang bertugas untuk memantau penggunaan
simpanan giro oleh bank dan memastikan bahwa bank tidak melakukan
tindakan yang merugikan nasabah. Peran aktif masyarakat dalam
penggunaan simpanan giro,mungkin dapat meningkatkan perlindungan dan

8
keamanan simpanan masyarakat serta menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga keuangan.
b) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Simpanan tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya
sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh bank. Penarikan
tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi,
atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas
tabungannya. Sama seperti rekening giro, besarnya bunga tabungan
tergantung dari bank tang bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan
lebih besar dari pada jasa giro. Peran masyarakat dalam simpanan tabungan
adalah dengan cara membangun kebiasaan menabung, berpartisipasi dalam
program tabungan anak,simpanan darurat, berpartisipasi dalam program
kesejahteraan sosial, dan masih banyak lagi. Dengan peran ini masyarakat
dapat menciptakan budaya keuangan yang lebih sehat dan juga lebih mandiri
secara finansial.
c) Simpanan Deposit (Time Deposit)
Deposito merupakan simpanan yang memuliki jangka waktu tertentu (jatuh
tempo). Penarikannya dilakukan sesuai jangka waktu tersebut, namun saat
ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito juga beragam sesuai dengan
keinginan nasabah. Dalam praktiknya deposito terdiri atas deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan deposit on call. Peran masyarakat dalam
simpanan deposit adalah dengan cara berinvestasi jangka panjang,
penyediaan modal bagi usaha kecil menengah, berpartisipasi dalam program
investasi sosial. Dengan ini masyarakat dapat menggunakan simpanan
deposit untuk tujuan keuangan pribadi dan berkontribusi pada
perkembangan ekonomi yang berkelanjutan.
2) Menyalurkan Dana (Lending)
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat. Kegiatan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui
pemberian pinjaman yang dalam masyarakat biasanya dikenal dengan nama kredit.
Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu akan menilai kelayakan kredit yang
diajukan oleh nasabahnya. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian.

9
Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank
yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi
keuntungan bank, mengingat bahwa keuntungan bank adalah dari selisih bunga
kredit dengan bunga simpanan. Secara umum kredit yang ditawarkan oleh bank
kepada nasabahnya meliputi:
a) Kredit Investasi
b) Kredit Modal Kerja
c) Kredit Perdagangan
d) Kredit Produktif
e) Kredit konsumtif
f) Kredit Profesi
3) Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (Services)
Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai
kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank
dan nasabah. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank
maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta
kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu juga perlu
didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa
bank yang ditawarkan meliputi:
a) Kiriman Uang (Transfer)
b) Kliring (Clearing)
c) Inkaso (Collection)
d) Safe Deposit Box
e) Bank Card (Kartu Kredit)
f) Bank Notes
g) Bank Garansi
h) Bank Draft
i) Letter of Credit (L/C)
Bank sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas, memiliki
peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income/return). Dalam
menjalankan aktivitas, untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada
risiko. Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak
dideteksi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti dan

10
mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Eksekutif dalam manajemen bank serta seluruh pihak terkait harus mengetahui risiko-risiko
yang mungkin akan timbul dalam kegiatan usaha bank, serta mengetahui bagaimana risiko
dan kapan risiko tersebut muncul untuk dapat mengambil tindakan yang tepat. Beberapa
risiko bank yang mungkin dapat terjadi:
1) Risiko Kredit
Merupakann sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam
(counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk
membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau
sesudahnya.
2) Risiko Pasar
Merupakan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan
kepada kewajiban di luar neraca (on and off-balance sheet) yang timbul dari
pergerakan harga pasar (market prices)
3) Risiko Operasional
Merupakan sebagai dari risiko kerugian atau ketidak cukupan dari proses internal,
sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal.
4) Risiko Konsentrasi Kredit
Merupakan ketika penempatan aktiva produktif bank terkonsentrasi pada satu
sektor atau kelompok tertentu. Apabila terjadi masalah pada sektor atau kelompok
tersebut, maka aktiva produktif yang ditempatkan berada dalam bahaya.
5) Risiko Suku Bunga pada Buku Bank
Merupakan risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari suku bunga pada
struktur yang mendasari yaitu pinjaman dan simpanan.
6) Risiko Bisnis
Merupakan risiko yang terkait dengan posisi persaingan bank dan prospek dari
keberhasilan bank dalam perubahan pasar. Risiko bisnis lebih berhubungan dengan
keputusan bisnis yang diambil oleh dewan direksi bank dan kaitannya dengan
implikasi risiko yang mungkin timbul atas keputusan bisnis tersebut. Dari sisi
waktu, risiko bisnis bersifat jangka pendek hingga menengah.
7) Risiko Strategi
Merupakan risiko yang terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang yang dibuat
oleh senior manajemen bank. Risiko ini dapat juga diakitkan dengan implementasi
dari startegi-strategi mereka.

11
8) Risiko Reputasional
Merupuakan risiko kerusakan potensia pada suatu perusahaan yang dihasilkan opini
publik yang negative kepada bank.
9) Dampak Risiko Perbankan
Sebagai dampat terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat
risiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan
(stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan dan nasabah serta
berdampak pada perekonomian secara umum. Pengaruh risk loss pada pemegang
sahan dan karyawan adalah langsung, sementara pangaruh terhadap nasabah dan
perekonomian tidak langsung.

C. Bank Syariah
Bank Syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya baik dalam penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan
atas dasar prinsip syariah. Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan syariah yaitu
menerima titipan dana, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang adalah boleh
dilakukan, kecuali apabila dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal-hal yang
dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini, fungsi
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak serta
merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvensional dapat
digolongkan sebagai transaksi ribawi.
Bank Syariah merupakan bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU No.7 Tahun
1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan
kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.4
Sumber pendapatan bank syariah tertiri dari:
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah
b. Keuntungan atas kontrak jual beli (al-bai’)
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya

4
Amanita Novi, ‘Bank Dan Lembaga Keuangan Lain’.

12
yang sesuai dengan syariah. Beberapa prinsip atau hukum yang dianut oleh sistem
perbankan syariah antara lain:
a. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman
dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
b. Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil
usaha institusi yang meminjam dana.
c. Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai
intrinsik.
d. Unsur Gharar (ketidakpastian/spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah
transaksi.
e. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha usaha yang yang tidak diharamkan
pada Islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan
syariah.
Karakteristik bank syariah terdiri atas:
a. Berdasarkan prinsip syariah.
b. Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri:
 Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
 Tidak mengenal konsep “time value of money”
 Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yang diperdagangkan
c. Beroperasi atas dasar bagi hasil.
d. Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa.
e. Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan.
f. Azaz utama yaitu kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal.
g. Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil (dapat melakukan
transaksi 2 sektor riil).
Lima transaksi yang lazim dipraktekkan dalam perbankan syariah ialah:
a) Transaksi yang tidak mengandung riba.
b) Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual beli (murabaha).
c) Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan cara sewa (ijarah).
d) Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan cara bagi hasil
(mudharabah).

13
e) Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adalah bagi hasil
(midharabab) dan transaksi titipan (wadi’ah).
Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
 Produk penyaluran dana.
 Produk penghimpunan dana.
 Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan kepada nasabahnya.

D. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disebut dengan BPR merupakan lembaga
keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana
sebagai usaha BPR.
Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,
Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa
(BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga
Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan lembaga-lembaga
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992
dengan memenuhi persyaratan tatacara yang di tetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah
berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh
masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan
nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan tentang status lembaga-lembaga yang
dimaksud. Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan,
maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Bank Perkreditan rakyat memiliki fungsi dalam pelaksanaannya, berikut ini merupakan
fungsi dari BPR:
a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak memilik
akses ke bank umum.
b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola nasional agar
ekselerasi Pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih dipercepat.
c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagu masyarakat
pedesaan.

14
d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan
lembaga formal sehingga terhindar dari jeratan rentenir.
Tujuan dari pendirian BPR meliputi:
a. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat
pedesaan.
b. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga para
petani, nelayan, dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari pengijon dan
pelepas uang.
c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan
sesederhana mungkun sebab yang dilayani adalah orang-orang relatif rendah
pendidikannya.
d. Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan Pembangunan dan turut membantu
rakyat dalam berhemat dan menabung dengan menyediakan tempat yang dekat,
aman, dan mudah untuk menyimpnan uang bagi penabung kecil.
Kegiatan usaha BPR:
a. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), seperti
deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan pada bank lain.
b. Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan atau yang dilarang oleh BPR
 Menerima simpanan berupa giro.
 Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
 melakukan penyertaan modal.
 Melakukan usaha perasuransian.
 Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud
dalam usaha BPR.

E. Ruang Lingkup Masing-masing Lembaga


Lembaga keuangan bank dan non-bank memiliki ruang lingkup yang berbeda dalam
menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai
ruang lingkup dan contoh penerapan lembaga keuangan bank dan non-bank dalam
masyarakat:

15
1. Bank
Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit
atau investasi. Ruang lingkup bank meliputi:
a. Penyimpanan dana
Bank menerima setoran dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito,
atau giro. Dana yang disimpan oleh masyarakat di bank akan digunakan untuk
memberikan kredit atau investasi. Penerapan dalam masyarakat adalah seorang
nasabah menabung di bank untuk mempersiapkan dana pensiunnya di masa depan.
b. Pemberian kredit
Bank memberikan pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk kredit konsumsi,
kredit investasi, atau kredit modal kerja. Kredit yang diberikan oleh bank akan
dibayar kembali dengan bunga. Penerapan dalam masyarakat adalah seorang
pengusaha mengajukan kredit modal kerja ke bank untuk memperluas usahanya.
c. Penyediaan jasa perbankan
Bank menyediakan jasa perbankan seperti transfer uang, pembayaran tagihan,
pembelian saham, dan lain-lain. Penerapan dalam masyarakat adalah seorang
nasabah melakukan transfer uang melalui ATM untuk membayar tagihan listrik.
2. Non-Bank
Lembaga keuangan non-bank merupakan lembaga yang tidak memperoleh dana
dari masyarakat dan tidak memberikan kredit. Ruang lingkup non-bank meliputi:
a. Asuransi
Lembaga asuransi memberikan perlindungan finansial kepada nasabahnya
dengan membayar premium. Jika terjadi risiko yang dijamin, asuransi akan
memberikan ganti rugi. Penerapan dalam masyarakat adalah seorang nasabah
membeli asuransi kendaraan untuk melindungi kendaraannya dari risiko
kecelakaan.
b. Lembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaan memberikan pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan kredit konsumsi atau kredit investasi. Pembiayaan yang diberikan oleh
lembaga pembiayaan akan dibayar kembali dengan cicilan. Penerapan dalam
masyarakat adalah seorang nasabah mengajukan pembiayaan mobil ke lembaga
pembiayaan untuk membeli mobil baru.

16
c. Perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas memberikan jasa dalam perdagangan saham, obligasi, atau
instrumen keuangan lainnya. Perusahaan sekuritas juga memberikan layanan
investasi dan manajemen portofolio. Penerapan dalam masyarakat adalah seorang
investor membeli saham di pasar modal melalui perusahaan sekuritas.

F. Tugas dan Fungsi Masing-masing Lembaga


Dalam suatu negara, aktivitas perekonomian sudah tentu dibantu dan ditopang
keberadaan lembaga keuangan. Lembaga keuangan berperan dalam mengendalikan
peredaran uang sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat.
Berikut ini merupakan tugas dan fungsi dari lembaga keuangan bank, diantaranya
meliputi:
a) Tempat menyimpan uang
Bank memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan atau menitip uang.
Biasanya bentuk penyimpnan uang ini dibagi dalam beberapa bentuk yaitu
rekening koran atau giro, deposito berjangka, tabungan.
b) Sebagai pembeli atau penyalur kredit
Bank juga berfungsi sebagai pembeli dan penyalur kredit. Bank akan
memanfaatkan dana yang disimpan nasabah dengan cara menyalurkan kepada
pihak lainnya yang membutuhkan kredit.
c) Sebagai perantara dalam pembayaran
Bank juga dapat bertindak sebagai penghubung antar nasabah pada saat
melakukan transaksi. Pada saat melakukan transaksi melalui bank, nasabah tidak
melakukan pembayaran secara langsung, tetapi melibatkan pihak bank untuk
menyelesaikan transaksi tersebut. Selain itu, bank melakukan kegiatan jasa
lainnya, seperti pengiriman uang, pembelian, serta penjualan saham dan valuta
asing (valas). Bank juga melakukan penagihan uang atas nama nasabah.
d) Mencetak uang
Fungsi lainnya dari bank adalah mencetak uang yang digunakan dalam kegiatan
ekonomi sehari-hari. Tentunya uang yang dicetak merupakan uang sah dalam
bentuk rupiah. Sebagai catatan, tanggung jawab percetakan uang ini menjadi
tanggung jawab bank sentral.

17
Sedangkan tugas dan fungsi dari lembaga keuangan nonbank yaitu meliputi:
a) Menghimpun dana
Lembaga keuangan nonbank bekerja dengan menghimpun dana yang berasal dari
nasabah dengan mengeluarkan surat-surat berharga. Cara ini terbilang efektif
karena penyimpanan dana dalam bentuk nonuang lebih aman dan efisien.
b) Memberi kredit
Lembaga keuangan nonbank dapat memberikan kredit dalam jangka pendek
ataupun panjang, kredit memang termasuk dalam kegiatan utama dari lembaga
keuangan. Biasanya kredit ini dibutuhkan para pemilik bisnis untuk
mengembangkan usaha yang dimiliki.
c) Menjadi perantara bagi perusahaan-perusahaan
Lembaga keuangan bukan bank juga bisa menjadi perantara bagi pemilik modal,
baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan perusahaan yang membutuhkan
modal. Fungsi lembaga keuangan bukan bank yang ini tentunya membantu
perusahaan-perusahaan yang sedang membutuhkan modal yang dibayar dengan
cara kredit.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank sentral merupakan sebuah lembaga yang memiliki tanggung jawab atas stabilitas
mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor perbankan, serta seluruh sistem
keuangan pada sebuah negara. Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 pada
Pasal 7 dapat diketahui Bank Indonesia adalah Bank Sentral sebagaimana dimaksudkan
1945. Bank Indonesia adalah milik Negara. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral berbentuk
bada hukum. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah. Bank Indonesia diangkat dan
diperhentikan oleh presiden. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia BI. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank
Indonesia adalah lembaga Negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk
hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang.
Fungsi bank sentral dalam pembentukannya diantaranya meliputi Menjaga sistem
pembayaran agar berjalan lancar Jika terdapat risiko yang tidak terduga, maka fungsi dari
Bank Indonesia itu sendiri untuk mencegah agar tidak terjadinya hal tersebut. Sebagai bank
sentral, bank indonesia harus mengatur mekanisme sistem pembayaran yang berlaku dan
dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya.
Dengan adanya bank sentral ini, maka bank-bank tersebut bisa mempunyai tempat
untuk mencari pertolongan. Bank Indonesia itu sendiri biasanya memberi bantuan berupa
pendanaan. Maka Bank Indonesia ini akan berperan sebagai pengaman sistem keuangan
atau diistilahkan dengan Lender of The Last Resort. Bank sentral ini memiliki satu tujuan,
tujuan dari bank sentral adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek yaitu kestabilan nilai mata uang negara
terhadap barang dan jasa dan kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek yang
mempengaruhi hal ini tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara lain. Dari tujuan tunggal ini dimaksudkan supaya memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan adanya hal ini,
tercapainya tujuan tersebut bisa diukur dengan mudah, apakah sudah tercapai atau masih
belum terlaksana.

19
Bank Umum disebut sebagai bank komersial pada dasarnya melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang kegiatannya memberi
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 97PBI2007
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang di dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, yang artinya dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Terdapat dua kegiatan pokok dari bank umum yaitu yang
pertama adalah kegiatan pengumpulan dana atas dasar kepercayaan dari masyarakat dan
yang kedua adalah penyaluran dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Kemampuan bank umum dalam menciptakan uang giral menyebabkan
posisi dan fungsi bank umum menjadi sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan
moneter. Di Indonesia, dana simpanan terdiri dari tabungan, giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito.
Bank Syariah adalah suatu bank yang dalam aktivitasnya baik dalam penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan
atas dasar prinsip syariah. Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan syariah yaitu
menerima titipan dana, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang adalah boleh
dilakukan, kecuali apabila dalam melaksanakan fungsi perbankan melakukan hal-hal yang
dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal saat ini, fungsi
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip bunga. Bank konvensional memang tidak serta
merta identik dengan riba, namun kebanyakan praktik bank konvensional dapat
digolongkan sebagai transaksi ribawi. Bank Syariah merupakan bank umum sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disebut dengan BPR merupakan lembaga
keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana
sebagai usaha BPR. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar,
Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari LPN, Lembaga Perkreditan Desa LPD, Badan Kredit
Desa BKD, Badan Kredit Kecamatan BKK, Kredit Usaha Rakyat Kecil KURK, Lembaga
Perkreditan Kecamatan LPK, Bank Karya Produksi Desa BKPD, dan lembaga-lembaga
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992

20
dengan memenuhi persyaratan tatacara yang di tetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah
berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh
masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)

Novi, Amanita, ‘Bank Dan Lembaga Keuangan Lain’

Prasetyo, Eko, Fundamental Makro Ekonomi (Yogyakarta: Beta Offset, 2009)

Sulaeman, A, F. I Hudiya, F. R Suhendar, H Khotimah, and I. S Mulyani, ‘ANALISIS


LEMBAGA KEUANGAN NON-BANK DAN PERANNYA DALAM
PEREKONOMIAN’, Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia, Vol.2.No.1 (2019),
Hal.142-154

22

Anda mungkin juga menyukai