Kelompok 2
Pujiati, S.Pd.,M.Pd
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan keberkahan kepada hidup kita semua. Karena hidayah dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Bank Sentral Dan
Bank Umum”. Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Ekonomi Moneter.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa independensi, tujuan dan tugas Bank Indonesia?
3. Apa fungsi dan peranan Bank Indonesia?
4. Apa fungsi dan peranan Bank Umum?
5. Apa saja kegiatan dan juga jasa-jasa dari Bank Umum?
2
BAB II
ISI
3
perubahan tatanan perekonomian yang sedang berlangsung, yaitu dari
command economy kepada market economy.
4
modal kerja permanen (KMKP) serta kredit kredit khusus untuk petani,
yang dananya untuk keperluan kredit-kredit itu tidak mungkin dapat
diperoleh oleh bank dengan tingkat suku bunga rendah. Karena bank-
bank tidak mungkin memperoleh dana dari masyarakat dengan tingkat
bunga pasar yang rendah, maka Bank Indonesia harus menyediakan
Kredit Likuiditas Bank Indonesia(LKBI) untuk mendanai nya yang
selanjutnya mengakibatkan tingkat inflasi yang tinggi. Adanya campur
tangan dari pemerintah ini membuat Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral harus menetapkan kebijakan-kebijakannya.
Peran Bank Indonesia (BI) dalam perekonomian nasional sangat
menentukan. Terutama sejak lembaga ini ditetapkan oleh UU sebagai
Bank Sentral Republik Indonesia. Keberadaannya mempunyai tujuan,
tugas, dan wewenang khusus yang tidak dimiliki lembaga ekonomi
lainnya yang praktiknya terus mengalami perubahan dan
perkembangan. Dengan berlakunya UU No 23 tahun 1999 yang
kemudian diubah dengan UU No 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia
maka secara mendasar tujuan utama Bank Indonesia telah berubah
yakni untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Namun
demikian bukan berarti bahwa dengan model kebijakan moneter baru
ITF, tersebut BI hanya menaruh perhatian pada inflasi dan tidak
memperhatikan lagi aspek pertumbuhan ekonomi maupun kebijakan
dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.
ITF bukanlah suatu formula kebijakan moneter yang kaku namun
sebagai kerangka kerja perumusan dan pelaksanaan kebijakan moneter
secara menyeluruh. Dianggap bahwa inflasi rendah dan stabil dalam
jangka panjang, justru akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Alasannya karena tingkat inflasi berkorelasi positif
dengan fluktuasi pertumbuhan jangka panjang.
5
1. Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga
pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas
tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektifdan efisien.
a. Pilar l. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan
pada sasaran laju inaasi yang ingin dicapai dengan
memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik
dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
6
Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memandang perlu
untuk mengetatkan kebijakan moneter, maka cadangan wajib
tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya.
7
tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada
keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian, Bank Indonesia
tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar
internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya
pergeseran dalam portofolio komposisi jenis penempatan
cadangan devisa.
f) Kredit Program
Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang
independen, pemberian kredit program yang selama ini
dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup Iugas Bank
Indonesia. Tugas pemberian kredit program akan dilakukan
oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk
Pemerintah. Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank
Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian pada
pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat tercipta
pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank
Indonesia.
8
Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman, dan andal, Bank Indonesia secara terus-menerus melakukan
pengembangan sesuai dengan acuan yang ditetapkan, yaitu Blue
Print Sistem Pembayaran Nasional. Pengembangan tersebut
direalisasikan dalam bentuk kebijakan dan ketentuan yang
diarahkan pada pengurangan risiko pembayaran antar-bank dan
peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran.
9
Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang
menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung
tinggi prinsip kehati-hatian. Berkaitan dengan kewenangan di
bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha
bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan,
penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin
kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
10
2. Status dan Kedudukan Bank Indonesia sebagai Badan
Hukum
Status Bank Indonesia, baik sebagai badan hukum publik
maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-
undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia
berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang
merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat
seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak
untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar
pengadilan.
a. Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai
penghimpun dana, maka bank memiliki beberapa sumber
pendanaan yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
a) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa
setoran modal waktu pendirian.
b) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang
dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha
simpanan giro, deposito, dan tabungan.
c) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang
diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit
Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu
dapat ditarik oleh bankyang meminjam) dan memenuhi
persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar
beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya,
salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit
yang bermasalah atau macet.
11
pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga
stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan,
tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas
keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap
stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabililas keuangan
merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter.
Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan
moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan,
maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara
normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental
akan memengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak
efektifnya fungsi sistem keuangan. lnilah yang menjadi latar
belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih
merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
12
tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif
haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan
dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum
(law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan
bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki
stabilitas sistem keuangan yang kukuh. Sementara itu, upaya
penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk
melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong
kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan
stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan. Bank Indonesia
telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana
implementasi Basel II.
13
Kelima. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring
pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai
lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran
tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola
krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas
pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan
kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi
memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi
normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer, namun masih memiliki kemampuan
untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai
LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard.
Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang
ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
14
Dalam hal hubungan keuangan dengan pemerintah, Bank
Indonesia membantu menerbitkan dan menempatkan surat-
surat utang negara guna membiayai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli sendiri
surat-surat utang negara tersebut.
Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah
yang menatausahakan rekening pemerintah di Bank Indonesia,
dan atas permintaan Pemerintah, dapat menerima pinjaman
luar negeri untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia. Namun
demikian, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar
terfokus serta agar efektivitas pengendalian moneter tidak
terganggu, pemberian kredit kepada Pemerintah guna
mengatasi defisit spending-yang selama ini dilakukan oleh
Bank Indonesia berdasarkan undang-undang yang lama-kini
tidak dapat lagi dilakukan oleh Bank Indonesia.
15
Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak bagi
keberhasilan tugasnya, Bl senantiasa bekerja sama dan
berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara dan unsur
masyarakat lainnya. Beberapa kerja sama ini dituangkan dalam
nota kesepahaman (MoU), keputusan bersama (SKB), serta
perjanjian-perjanjian, yang ditujukan untuk menciptakan
sinergi dan kejelasan pembagian tugas amarlembaga serta
mendorong penegakan hukum yang lebih efektif. Beberapa
kerja sama dimaksud adalah dengan pihak-pihak sebagai
Berikut:
a. Departemen Keuangan (MoU tentang Mekanisme
Penetapan Sasaran, Pemantauan, dan Pengendalian Innasi di
Indonesia, MoU tentang Bl sebagai Process Agent di bidang
pinjaman dan hibah luar negeri Pemerintah, SKB tentang
Penatausahaan Penerbitan Surat Utang Negara (SUN)
dalam rangka penyehatan perbankan).
b. Kejaksaan Agung dan Kepolisian Negara: SKB tentang
kerja sama penanganan tindak pidana di bidang perbankan.
c. Kepolisian Negara R1 dan Badan Intelijen Negara: MOU
tentang Pemberantasan uang palsu.
d. Menkokesra. Kementerian Koperasi dan UKM : MoU
bidang Pemberdayaan dan Pengembangan UMKM.
e. Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun): MoU tentang
Penyusunan Master Repurchase Agreement (MRA).
f. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.
17
Selanjutnya yaitu bank umum memberikan kredit pada sector
tertentu bagi masyarakat.
18
aspek ini berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan
pelaku ekonomi dalam transaksi ekonomi.
3. Agent of Service
lndustri perbankan adalah lembaga yang bergerak di bidang
jasa keuangan maupun jasa non-keuangan. Sebagai bank, di
samping memberikan pelayanan jasa keuangan sebagaimana
kegiatan intermediasi yang dilakukan, maka bank juga turut serta
dalam memberikan jasa pelayanan yang Iain seperti jasa transfer
(payment order), jasa kotak pengamanan (safety box), jasa
penagihan, atau inkaso (collection) yang saat ini telah mengalami
perubahan dengan nama city clearing. Dengan pemahaman ini
dapat diketahui bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami
dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata-mata,
tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya.
b. Simpanan Tabungan
Simpanan Tabungan adalah simpanan pada bank yang
penarikan sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan
oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku
tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai
19
Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan
diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa alas
tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro,
besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang
bersangkutan. Dalam praktiknya bunga tabungan lebih besar
dari jasa giro.
c. Simpanan Deposito
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai
jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang
memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat, jenis deposito pun beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito
terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit
on call.
20
transaksi ekspor impor, serta jasa-jasa lainnya yang berkaitan
dengan valuta asing.
21
nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah
komisi pada saat memberikan amanat transfer.
b. Inkaso
lnkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat
dari pihak ketiga berupa penagihan sejumlah uang kepada
seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk
oleh si pemberi amanat.
a) Warkat Inkaso
Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat
inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen-
dokumen apa pun seperti cek, bilyet giro, wesel, dan
surat berharga.
Warkat inkaso dengan lampiran yaitu warkat-warkat
inkaso yang dilampirkan dengan dokumen-dokumen
lainnya seperti kuitansi, faktur, polis asuransi dan
dokumen-dokumen penting.
b) Jenis Inkaso
Inkaso keluar merupakan kegiatan untuk menagih suatu
warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di
sini bank menerima amanat dari nasabahnya.
Inkaso masuk merupakan kegiatan yang masuk atas
warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri.
Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa
kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan
warkat kepada pihak ke tiga.
c. Letter of Credit
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat
Kredit Berdokumen merupakan salah satu jasa yang
ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa
penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC
22
dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat
difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual beli,
sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan
pembayaran.
d. Kliring
Kliring adalah penukaran warkat atau Data Keuangan
Elektronik (DKE) antarpeserta kliring baik atas nama peserta
maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu.
g. Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank
notes bank menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata
uang asing).
h. Bank Garansi
23
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah
dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank
ini si pengusaha memperoleh fasilitas umuk melaksanakan
kegiatannya dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank
dikeluarkan bank terlebih dahulu mempelajari kredibilitas
nasabahnya.
i. Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para
nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan apabila nasabah
membutuhkannya.
24
BAB III
PENUTUP
25
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Harnida Gigig, dkk. 2018. Bank dan Lembaga Keuangan. Penerbit :
Cempaka Putih.
Fauzi, Syarief dan Colin, Ronal. 2009. Analisis Pengaruh Resiko Perbankan dan
Kebijakan Moneter Terhadap Kemampuan Perbankan dalam Penyaluran
Kredit. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 2, No. 7, Hal 437-438
Hikmah, Mutiara. 2007.Fungsi Bank Indonesia sebagai Pengawas Perbankan di
Indonesia. Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-3. No. 4, Hal
517-519
Marsuki. 2010. Landscape Kebanksentralan Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana
Media
Muchtar, Bustari, dkk. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi Pertama.
Penerbit : Kencana
Yuliadi, Immudin. 2008. Ekonomi Moneter. Jakarta : PT. Indeks
Nadia. 2014. Pengenalan dunia perbankan terhadap masyarakat desa. Jurnal
Akuntansi. No.8 Vol.110-113
https://feb.ugm.ac.id/id/berita/610-mengenal-dunia-perbankan . Diakses pada
tanggal 1 maret 2020 pukul 10.34 WIB.
26