Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI BANK UMUM

KELAS XL

Penyusun:

Muhammad Taufiq S

Pembimbing:

Indri Hapsari Dyah Kusuma Dewi, SE


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG
Bank (cara pengucapan: Bang) adalah sebuah lembaga intermediasi keuanganu
mumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari bahasa
Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998  tentang perbankan,
yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya
hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan
balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Kegiatan menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan
jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

Dengan adanya jasa perbankan, maka masyarakat menemukan kemudahan dalam


melakukan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan perbangkan sehingga masyarakat
bisa dengan tenang dalam menjalankan perekonomiannya. Untuk itu perlu diketahui apa saja
yang menjadi produk jasa dari perbankan agar masyarakat bisa memanfaatkan jasa tersebut
sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dalam perbankan, ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan oleh bank seperti jasa
kliring, inkaso, jasa transfer, pertukaran uang (Money Changer), rekening Koran, bank
garansi dan lainnya. Jasa yang ditawarkan tersebut merupakan suatu bentuk kepedulian
perbankan kepada masyarakat selain melakukan tugasnya yang menghimpun dana dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan
perekonomian dengan tenang dan tidak mengalami kesulitan dalam berekonomi.
Dari pemaparan di atas kita bisa mengambil beberapa hal yang perlu dibahas seperti a)
sejarah bank; b) Pengertian bank umum; c) tujuan jasa perbankan dan d) jasa – jasa yang
ditawarkan oleh bank umum.

1.2     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas hal yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
a)      Sejarah Bank
b)      Pengertian Bank Umum
c)      Tujuan jasa perbankan
d)      Jenis Jasa Bank Umum

2
1.3     TUJUAN
Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apa pengertian bank
umum dan menguraikan jenis jasa bank umum.
Secara khusus, makalah ini bertujuan untuk:
a)      Memberikan ilmu bagi pembaca atas pengertian, sejarah dan cara – cara melakukan
kegiatan jasa perbankan.
b)      Bisa menerapkan jasa perbankan dalam kehidupan sehari – hari.
c)      Memberikan uraian atas pengertian bank dan jasa perbankan.
d)      Mengetahui tujuan atas jasa perbankan dalam kegiatan perekonomian.

1.4     MANFAAT
Penyusunan makalah ini, bertujuan untuk memberikan manfaat bagi para pembaca
tentang pengetahuan  dunia perbankan khususnya bank umum tentang bagaimana
pengaplikasian penggunaan jasa perbankan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Bank
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya pada
tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun kembali
kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis akan tetapi
pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian
berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan
dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi
dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu dua belas hari.
Kemudian sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda.[Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24
Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada
tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke
luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda.
Bank-bank yang ada itu antara lain:

1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansche Indische Handelsbank.

Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari 1961 yang
melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka
antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data
statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah komando di
bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana, selanjutnya pada

4
tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh bank-bank
pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara Indonesia, prakarsa
pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam, yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari
jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya
adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi dengan motto Bank Berdjoang di bawah
pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank
tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya struktur baru
Bank Berdjoang ini menjadikan;
1.      Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
2.      Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi Bank Negara
Indonesia Unit II;
3.      Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
4.      Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
5.      Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke dalam Bank
Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN dari proses
pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat
sebagai Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya
pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya. Massie
beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk
penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang sama. Sementara, Bapindo
tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan
yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri
Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia
sebagai anggota. Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat
untuk menghalangi terintegrasi ke dalam BNI
Dewasa ini, perkembangan industri perbankan mengalami kemajuan pesat dengan
banyaknya muncul bank – bank baru yang menawarkan berbagai macam produk perbankan
yang memberikan kemudahan bagi masyarakat.

2.2  Pengertian Bank Umum


Kehidupan modern sekarang ini, bank merupakan mitra kerja masyarakat yang
membantu di sektor keuangan. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No.
10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.

Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-
bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional non - devisa dan bank-bank
asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana masyarakat
antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. (Pohan, 2008).

Bank juga mempunyai tugas sebagai pengaturan dan pengawasan, bank diarahkan
untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia, antara lain: (1) lembaga kepercayaan

5
masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, (2) pelaksana
kebijakan moneter, (3) lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi
serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara
menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan
baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank
umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan
efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi bank umum seperti yang diuraikan di bawah ini
menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern: (1)
penciptaan uang, (2) mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, (3) penghimpunan
dana simpanan, (4) mendukung kelancaran transaksi internasional, (5) penyimpanan barang
barang dan surat-surat berharga, (6) pemberian jasa-jasa lainnya (Manurung dan Rahardja,
2004).

2.3  Tujuan Jasa Perbankan


Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan.
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi
nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah
peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter
yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak
yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan
pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara
akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang
tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak
memiliki dana pinjaman.
Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan yang dilakukan dengan menerapkan
kebijakan: (1) kebijakan memberikan keleluasaan berusaha (deregulasim), (2) kebijakan
prinsip kehati-hatian bank (prudential banking), dan (3) pengawasan bank yang mendorong
bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang dibuat sendiri (self
regulatory banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu
kepada prinsip kehati-hatian (Bank Indonesia, 2009).

2.4  Jenis – Jenis Jasa Pada Bank Umum


Bank umum mempunyai beberapa jasa yang ditujukan kepada masyarakat agar
mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi. Berikut adalah nama – nama jasa
perbankan yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perbankan.
a. Transfer
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dan tertentu
sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang
ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan
mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu
cabang mendebet cabang lain mengkredit.

A. TRANSFER KELUAR

6
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas pembayaran
adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan transfer ini adalah secara
tertulis ataupun melalui kawat.
Pembatalan Transfer keluar :
Bila terjadi pembatalan transfer, haruslah diperhatikan bahwa pembatalan tersebut
hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si penerima uang dan
untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa “stop payment” kepada
cabang pembayaran. Pembayaran pembatalan ini baru dapat dilakukan oleh bank pemberi
amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya apabila telah diterima berita konfirmasi dari
bank pembayar bahwa memang transfer dimaksud belum dibayarkan.
B. TRANSFER MASUK
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan
membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki rekening di
bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi
amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat
transfer. Pembatalan Transfer Masuk : Jika terjadi pembatalan, pertama – tama yang harus
dilakukan adalah memeriksa. Apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila
ternyata belum, akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada cabang
pemberi amanat melalui pemindahbukuan.

b. Inkaso
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke
tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain
yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.

WARKAT INKASO
a)      Warkat inkaso tanpa lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan
dokumen – dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga
b)      Warkat inkaso dengan lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan dengan
dokumen – dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen – dokumen
penting

JENIS INKASO
a)      Inkaso Keluar Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk
b)      Inkaso masuk  Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari
nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.

C. Letter Of Credit
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen merupakan
salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan
pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu
sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.

7
Jenis dan Manfaat Letter of Credit
Isi dari perjanjian LC mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara
pembayaran dan lain – lain. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, LC dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis:
1.      Ruang Lingkup Transaksi
·         LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual beli barang/jasa
melewati batas – batas Negara.
·         LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):adalah LC yang
digunakan untuk mengadakan transaksi di dalam wilayah suatu Negara.

2.      Saat Penyelesaian
·         Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan dokumen tiba.
·         Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel yang diterbitkan
jatuh tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).
3.      Pembatalan
·         Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing
bank setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang berhak menerima
pembayaran (beneficiary). LC jenis ini biasanya digunakan sebagai bekal awal sebelum
negosiasi antara importir dan eksportir mencapai kesepakatan final.
·         Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh
issuing bank setiap saat tanpa persetujuan beneficiary. Apabila suatu LC tidak secara eksplisit
menyatakan ‘revocable’ atau ‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable
LC.
4.      Pengalihan Hak
·         Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan
sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain. Pengalihan hak ini
hanya dapat dilakukan satu kali.
·         Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada beneficiary untuk
mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain.
5.      Pihak advising bank
·         General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak menyebutkan dengan bank
yang akan menjadi advising bank.
·         Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank yang
menjadi advising bank.
6.      Cara Pembayaran kepada Beneficiary
·         Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan bahwa apabila
pihak yang dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji maka pihak bank akan
menerbitkan Sight LC untuk kepentingan yang menerima jaminan yaitu beneficiary.
·         Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah tertentu uang muka
oleh beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya apabila issuing bank benar – benar
percaya pada reputasi beneficiary.
·         Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat dilakukan hanya atas
dasar kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan dokumen pengiriman barang.

C. KLIRING

8
Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antarpeserta kliring
baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yangperhitungannya diselesaikan
pada waktu tertentu.
MEKANISME KLIRING
a)      Peserta, terdiri dari:
·         Peserta Langsung Aktif (PLA)
·         Peserta Langsung Pasif (PLP)
·         Peserta Tidak Langsung (PTL)
b)      Fasilitas bagi Peserta, meliputi:
·         Informasi hasil kliring
·         Laporan hasil proses kliring
·         Rekaman data warkat yang diterima
·         Salinan warkat dan permintaan ulang atas laporan hasil proses kliring
·         Investigasi selisih
·         Pengujian kualitas MICR code line
c)      Proses:
·         Siklus kliring nominal besar
·         Siklus kliring ritel
d)      Settlement
Dasar perhitungan dalam kliring elektronik di bawah Rp 100 juta adalah Data Keuangan
Elektronik (DKE). Perhitungan hasil kliring akan tercemin dalam Bilyet saldo Kliring yang
dapat bersaldo kredit (menang) atau debet (kalah). Hasil ini dibukukan langsung ke rekening
giro tiap bank di Bank Indonesia tanpa melihat kecukupan dana (net settlement).
e)      Biaya
Bank Indonesia mengenakan biaya kepada para peserta kliring.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan tulisan di bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa jasa perbankan
sangat diperlukan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian dewasa ini. Hal
ini dikarenakan oleh semakin banyaknya kegiatan perekonomian yang dimasuki oleh
masyarakat sehingga masyarakat akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan
perekonomian. Untuk itu, pengetahuan mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus
dipupuk sedini mungkin meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan
semakin meningkat dan mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk
perbankan.
Demikian yang bisa kami simpulkan pada makalah kali ini Sekian Terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan
http://suherilbs.files.wordpress.com/2007/12/Jasa-perbankan.doc
http://sinarharapan.com//prinsip-dasar-dunia-perbankan
http://putracenter.net/2009/09/23/definisi-fungsi-dan-peranan-bank-umum-dalam-
perekonomian/
www.bi.go.id
http://shesaskia.blogspot.com/2010/03/sumber-dana-bank-jasa-jasa-perbankan.html

1. Hoggson, N. F. (1926) Banking Through the Ages, New York, Dodd, Mead &
Company.
2. A LAW DICTIONARY By John Bouvier.Revised Sixth Edition 1856
3. Prawiroardjo, Priasmoro (1987). "Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan
Pembangunan”

11

Anda mungkin juga menyukai