Anda di halaman 1dari 10

MATERI 1

KELOMPOK 1 KEUANGAN BANK NON BANK


‘’BANK’’

1. MARIA VERLINA PAKE (2021 10 234)


2. HANNA JESSICA SABATINI PAMISE (2021 10 014)
BANK

 Pengertian

Bank  adalah sebuah lembaga keuangan intermediasi yang umumnya didirikan


dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan surat sanggup bayar.[1] Kata bank berasal dari bahasa Italia banca yang berarti
tempat penukaran uang.[2] Sedangkan menurut undang-undang perbankan,[3] bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.[4] Pada awalnya, bank adalah
sekumpulan pedagang yang akan memberikan pinjaman bibit kepada para petani atau
pedagang yang membawa barang
Secara etimologi, kata "bank" berasal dari bahasa Prancis banque atau bahasa
Italia banca yang berarti bangku. Para bankir Florence pada masa Renaisans melakukan
transaksi mereka dengan duduk di belakang meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan
kebanyakan orang yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.[8]
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.[9] Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.[4] Kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank, sedangkan memberikan
jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.[4] Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
[4]
 Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai
rangsangan bagi masyarakat.[4] Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman
kepada masyarakat.[4] Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut.[4] Beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan yaitu:

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai


salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis
investasi jangka pendek.
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai,
atau disebut juga sebagai manajemen risiko.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana
mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu
dikemudian hari.
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan
kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari
transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi
sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada
masa mendatang.
Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu
diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di
Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam
terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya
harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian. Hal ini
diperlukan karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses
pembangunan bangsa.

Sejarah
Sejarah bank di dunia
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya pada tahun 1690,
pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada
lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Prancis[10] akan tetapi pemerintahan Inggris
saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William
Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut
hanya dalam waktu duabelas hari.[11]
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo
dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh
para pedagang.[ Perkembangan perbankan di Asia Barat, Afrika dan Amerika dibawa oleh
bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika
maupun benua Amerika.[butuh rujukan] Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang.[butuh rujukan] Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja
tempat penukaran uang.[butuh rujukan]
Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar
kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain.[butuh rujukan] Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal
dengan nama Pedagang Valuta Asing.[butuh rujukan]Kemudian dalam perkembangan selanjutnya,
kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang
disebut sekarang ini kegiatan simpanan.[butuh rujukan] Berikutnya kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang.[butuh rujukan] Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh
perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya.[butuh rujukan] Jasa-jasa
bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang
semakin beragam.
Sejarah bank di Indonesia

Bank Expor-Impor voormalig Nederlandsche Handel-Maatschappij, salah satu bank yang didirikan pada
awal masa kemerdekaan Indonesia

Bank yang pertama kali didirikan di Indonesia yaitu Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM)


pada masa pendudukan Belanda. Pendirian tersebut menggantikan kekosongan kongsi
dagang Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang mengalami likuidasi. Setelah
berdirinya NHM, bermunculan bank-bank lainnya. Pada zaman kemerdekaan, bank-bank
tersebut dinasionalisasikan menjadi bank umum milik negara, seperti Bank Rakyat Indonesia,
Bank Dagang Indonesia, dan Bank Ekspor-Impor Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia
mendirikan bank baru yaitu Bank Negara Indonesia. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
industri perbankan mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini ditandai dengan adanya
deregulasi era menteri keuangan J.B Sumarlin yang dikenal dengan "Gebrakan Sumarlin".

Jenis

Bank BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah Indonesia

Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank komersial, lembaga tabungan, dan koperasi
kredit yang juga disebut lembaga penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari
simpanan nasabah.[13] Bank-bank komersial adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan
bila diukur dengan besarnya aset.[butuh rujukan] Mereka melakukan fungsi serupa dengan lembaga-
lembaga tabungan dan koperasi kredit, yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan membuat
pinjaman. Namun, mereka berbeda dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh lebih
bervariasi.[13]
Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan
tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil (aset di bawah $ 1 miliar).[butuh
rujukan]
 Bank-bank ini - dengan aset dibawah $ 1 milliar - cenderung mengkhususkan diri pada ritel
atau perbankan konsumen, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit konsumen
dan deposito lokal.[13] Sedangkan aset bank yang relatif lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1
miliar), terdiri dari dua kelas adalah bank regional atau super regional.[13] Mereka terlibat
dalam grosir yang lebih kompleks tentang kegiatan komersial perbankan, meliputi kredit
konsumen dan perumahan serta pinjaman komersial dan industri, baik secara regional maupun
nasional.[13] Selain itu, bank - bank besar memiliki akses untuk membeli dana - seperti dana antar
bank atau dana pemerintah untuk membiayai pinjaman dan kegiatan investasi mereka.[13] Namun,
beberapa bank yang sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral.[13] Saat ini,
lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York, Deutsche
Bank (melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP Morgan, dan Bank HSBC
di Amerika Serikat.[13] Namun, jumlahnya telah menurun akibat Megamergers[13] Penting untuk
diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi indikator suatu bank adalah bank
sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada sumber non deposit atau
pinjaman dana.[13]
Jenis-jenis bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 yang ditegaskan kembali di UU No. 10 tahun
1998, maka jenis-jenis terdiri dari :[14]

1. Bank Umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.[15]
2. Bank Perkreditan Rakyat: Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka atau tabungan sejenisnya.[16]
Berdasarkan status kepemilikan
Jenis bank ditinjau dari sisi kepemilikannya terdiri dari:

1. Bank pemerintah: Bank jenis ini didirikan oleh pemerintah sesuai dengan akta
pendiriannya yang diwakili oleh Menteri BUMN. Di Indonesia sendiri bank milik
pemerintah terdiri dari dua jenis yaitu bank milik pemerintah pusat dan bank milik
pemerintah daerah. Bank pemerintah pusat yaitu Bank Mandiri, Bank BTN, Bank
BRI, Bank BNI, dan Bank Ekspor Indonesia. Sementara bank milik pemerintah
daerah yaitu Bank Jateng, Bank Banten, Bank Jabar, Bank Jatim, dan lain-lain.
2. Bank swasta: Bank yang didirikan oleh pihak swasta baik individu maupun
korporasi. Contoh bank swasta di Indonesia yaitu BCA, Bank Permata, Bank
Danamon, Bank Mega dan lain-lain.
3. Bank milik koperasi: Bank yang didirikan oleh lembaga berbadan hukum
koperasi dan seluruh modalnya dimiliki oleh koperasi. Contoh bank milik
koperasi di Indonesia adalah Bank Bukopin.
4. Bank asing: Bank yang didirikan oleh pihak asing baik swasta maupun
pemerintah sehingga keuntungan dan kerugiannya ditanggung oleh pihak asing.
Contoh bank asing di Indonesia adalah Citibank, HSBC, ABN Amro Bank,
Standart Chartered Bank, dan Chase Manhattan Bank.
5. Bank campuran: Bank yang sahamnya dimiliki oleh swasta asing dan nasional.
Contoh bank campuran yaitu CIMB Niaga.
Berdasarkan regulasi operasional
Jenis bank berdasarkan operasional ditinjau dari aktivitas dan regulasi yang mengaturnya, yakni
bank konvensional dan bank syariah.[18]
1. Bank konvensional: bank yang menjalankan kegiatannya secara umum dengan
tetap memperhatikan kebijakan bank sentral dan aturan perundang-undangan.
2. Bank syariah: jenis bank yang aktivitasnya didasarkan pada prinsip dan syariat
agama Islam. Dalam hal ini, bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil
sebagai keuntungan dan menghindari riba.
Berdasarkan cakupan operasional
Berdasarkan jenis operasionalnya bank dibedakan menjadi bank devisa dan non devisa.[19]

1. Bank devisa: bank yang dalam operasionalnya diperbolehkan melayani transaksi


dalam valuta asing. Contohnya: BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, Bukopin,
Danamon dan lain-lain.[20]
2. Bank non devisa: bank yang dalam operasionalnya tidak diperbolehkan melayani
transaksi dalam valuta asing. Contohnya: Bank BNI Syariah, Bank Anglomas,
Bank BPTN, Bank Bukopin Syariah, dan lain-lain.[21]

Kantor bank[

Salah satu contoh kantor cabang Bank BNI yang berlokasi di Gunungsitoli, Sumatera Utara

Kedudukan kantor bank di sebuah negara dibagi menjadi empat kategori kantor, yaitu kantor
pusat, kantor wilayah, kantor cabang penuh, kantor cabang pembantu, dan kantor kas.

Kantor pusat[sunting | sunting sumber]


Kantor pusat merupakan kantor di mana seluruh kegiatan dari perencanaan sampai
pengawasan dilakukan.[22] Kantor pusat tidak hanya melayani nasabahbumum. Tugas utama
kantoe pusat adalah menyusun strategi bank dan melakukan evaluasi serta pengawasan
terhadap bank secara keseluruhan.[23] Setiap bank hanya memiliki satu kantor pusat dan
berlokasi di negara di mana bank tersebut didirikan.[24]

Kantor wilayah[sunting | sunting sumber]


Kantor wilayah merupakan kantor yang membawahi kantor-kantor cabang untuk beberapa
wilayah. Tujuan didirikannya kantor wilayah yaitu untuk memudahkan koordinasi antar cabang di
wilayah tersebut.[25] Kantor wilayah tidak secara langsung melayani masyarakat umum,
melainkan sebagai koordinator kantor cabang dalam mencapai target penghimpunan dana,
penyaluran dana, maupun pelayanan jasa.[16]

Kantor cabang penuh[sunting | sunting sumber]


Kantor cabang penuh merupakan kantor cabang yang diberi wewenang oleh kantor pusat untuk
melakukan semua transaksi tiga fungsi perbankan yaitu menawarkan produk penghimpunan
dana, penyaluran dana, dan melakukan pelayanan jasa perbankan.[16] Kantor cabang penuh
merupakan salah satu kantor yang memberikan jasa paling penuh.[22]

Kantor cabang pembantu[sunting | sunting sumber]


Kantor cabang pembantu adalah salah satu kantor cabang di bawah kantor cabang penuh yang
melayani sebagian jasa layanan saja.[22] Perubahan status dari kantor cabang pemabantu
menjadi kantor cabang penuh dimungkinkan jika kantor tersebut telah memenuhi semua kriteria.
[25]

Kantor kas[sunting | sunting sumber]


Kantor kas merupakan jenis kantor bank yang hanya terdapat pelayanan teller atau kasir saja.
Kantor kas bahkan ada yang memberikan pelayanan melalui mobil atau yang biasa disebut
kantor kas keliling.[26]

Operasional bank[sunting | sunting sumber]


Operasional bank dibagi menjadi dua fungsi utama yaitu kantor depan dan kantor belakang.

Kantor depan
Kantor depan meliputi teller dan staf bagian penghimpun dana dan staf bagian pelayanan.
[27]
 Pekerja kantor depan di sebuah bank berhubungan langsung dengan nasabah contohnya
pelayanan konsumen, pemasaran kantor depan, dan teller. Kantor depan bertanggung jawab
atas kualitas suatu bank dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Kualitas tersebut akan
menentukan kemajuan dari sebuah bank.[28]

Kantor belakang
Kantor belakang atau bagian adiministrasi bank memiliki area kerja yang kegiatannya
membukukan setoran, penarikan serta mengkreditkan penghasilan bunga ke rekening nasabah.
Bagian kantor belakang dapat berada di gedung lain dengan kegiatan pembayaran penerimaan
angsuran kredit, penyatuan warkat atau cek benda lain yang akan dikirimkan ke bank penerbit,
laporan rekening nasabah rekonsiliasi, aktivitas bank, dan lain-lain.[29]

Model organisasi bank


Model organisasi bank disusun sesuai dengan jenis bank dan strategi pelaksanaanya. Terdapat
tiga model organisasi bank yaitu model desentralisasi, model sentralisasi, dan model kombinasi.

Model desentralisasi
Pada model organisasi bank desentralisasi, di tingkat atas, manajemen bertanggung jawab
sesuai dengan pembidangan masing-masing atas seluruh produk dan aktivitas bank. Di sisi lain,
pada tingkat jaringan, pemimpin cabang memiliki tanggung jawab atas semua produk dan
aktivitas perbankan seperti pembiayaan, jasa, operasi, dana, dan aktivitas supporting lainnya.[30]

Model sentralisasi
Lembaga bank yang menggunakan prinsip sentralisasi, pengorganisasiannya dilakukan
berdasarkan kelompok kegiatan atau aktivitas bisnis seperti kelompok bisnis perusahaan,
kelompok perbankan eceran, dan lain-lain.[30]

Model campuran
Model campuran merupakan model gabungan antara model desentralisasi dan sentralisasi.
Model organisasi sebuah kantor cabang suatu bank ditentukan oleh faktor-faktor antara lain
kebijaksanaan kantor pusat bank, besarnya kantor cabang bank, sistem birokrasi yang
diinginkan, serta aktivitas yang akan dilakukan.[30]
Jasa perbankan
Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana,
baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung.
[4]
 Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:[4][31]

 Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah


 Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah
 Jasa pengiriman uang (transfer)
 Jasa penagihan (inkaso)
 Kliring
 Penjualan mata uang asing
 Penyimpanan dokumen
 Jasa cek wisata
 Kartu kredit
 Kredit
 Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.
 Jasa pembuatan surat kredit
 Bank garansi dan referensi bank
 Jual-beli uang kertas
 Menyiapkan kotak pengaman simpanan
 Jasa bank lainnya.

Sumber dana bank


Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dan membiayai kegiatan
operasional. Sesuai dengan fungsinya bank adalah suatu lembaga keuangan, dimana kegiatan
sehari-harinya adalah dalam bidang jual beli uang.[32] Sebelum menjual uang uang (memberikan
pinjaman) bank harus lebih dulu membeli yang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga
tersebutlah bank mendapatkan keuntungan.[14]
Dana yang digunakan bank berasal dari sumber berikut ini:

1. Dana bank itu sendiri: sumber dana ini merupakan modal yang disetor oleh para
pemegang saham, laba cadangan yang diperoleh bank tahun lalu yang tidak
dibagi kepada para pemegang saham sebagai antisipasi laba di tahun yang
akan datang, dan laba bank yang belum dibagi pada tahun yang bersangkutan.[33]
2. Dana dari masyarakat luas: sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting
bagi pelaksanaan operasional dari sebuah bank dan menjadi tolok ukur
keberhasilan suatu bank. Dana dari masyarakat luas ini diperoleh dari simpanan
giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.[33]
3. Dana dari lembaga lainnya: sumber dana ini merupakan sumber dana tambahan
jika sebuah bank mengalami kesulitan mendapatkan dana dari dua sumber
tersebut. Dana tersebut berasal dari kredit likuiditas Bank Indonesia, pinjaman
antar bank, pinjaman dari bank luar negeri, dan surat berharga pasar uang.[33]

Rahasia bank
Berdasarkan pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
disebutkan bahwa Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Lebih lanjut pada pasal 1 angka 16 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 mengenai perbankan menegaskan bahwa Rahasia Bank adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank yang
menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.[34]
Prinsip kerahasiaan bank bermula timbul dari tujuan untuk melindungi kepentingan nasabah
bank agar terlindungi kerahasiaan yang menyangkut keadaan keuangannya dan data pribadi
nasabah. Selain itu, kerahasiaan bank juga ditujukan untuk kepentingan bank itu sendiri, karena
bank dapat dipercaya oleh nasabah untuk mengelola uangnya.
[35]

Sistem perbankan di Indonesia


Menurut Bank Indonesia sesuai UU Perbankan 1992,[36] struktur perbankan di Indonesia, terdiri
atas bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan
operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan
operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system,
yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan
usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.
Sistem perbankan di Indonesia merupakan sistem perbankan ganda yakni terselenggaranya dua
sistem perbankan, perbankan konvensional dan perbankan syariah. Kedua jenis bank tersebut
berjalan secara berdampingan yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.[37]
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.[38]
Rahasia Bank telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan, meskipun demikian hal tersebut
bukan mutlak harus dirahasiakan. Pihak bank bisa memberi data nasabah jika berkaitan dengan
tidakan mendesak seperti halnya kriminalisme. Kewajiban untuk memegang teguh kerahasiaan
bank tidak berlaku atau dikecualikan dalam hal yang salah satunya pengecualiannya yaitu
terhadap kepentingan peradilan dalam perkara pidana yang diatur didalam Pasal 42 Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan tetapi dengan syarat atas permintaan polisi
dalam tahap penyelidikan, jaksa dalam tahap penuntutan, atau hakim dalam tahap pemeriksaan
di muka pengadilan, kerahasiaan bank dapat dikecualikan.[39]

Perizinan pendirian bank[


Perizinan bank di Indonesia diatur dalam pasal 16 sampai 20 Undang-Undang Perbankan yang
diubah. Pada pasal tersebut tertera bahwa setiap pihak yang melakukan penghimpunan dana
dalam masyarakat dalam bentuk simpanan, wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha
sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali
apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat tersebut telah diatur oleh undang-undang
tersendiri.[40]
Dalam memeberikan perizinan, Bank Indonesia akan memperhatikan unsur-unsur berikut ini:

1. Pemenuhan persyaratan tentang: susunan organisasi dan kepengurusan,


permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan kerja.
2. Tingkat persaingan yang sehat antar bank: tingkat kejenuhan jumlah bank dalam
suatu wilayah tertentu, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional.
Khusus Bank Perkreditan Rakyat terdapat syarat tambahan yakni memenuhi persyaratan
tentang tempat kedudukan kantor pusat di kecamatan, yaitu di luar kecamatan ibukota
kabupaten/kotamadya, ibukota provinsi, atau ibukota negara. Persyaratan ini memiliki tujuan
agar bank tersebut dapat menunjang peningkatan pembangunan yang merata di luar wilayah
pusat.

Anda mungkin juga menyukai