Anda di halaman 1dari 5

Nama.

: Vincentius Grelly Rekanandri

Nim : 213020303087

Jurusan : Akuntansi

MEMAHAMI PERBANKAN

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke
Asia Barat oleh para pedagang.

Sejarah Perbankan di Indonesia. Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama


kali tentunya ti dak terlepas dari kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1746, VOC
mendirikan De Bank van Leening untuk mempermudah akti vitas perdagangan VOC di
Indonesia.

De Javasche NV

De Post Paar Bank

De Algemenevolks Credit Bank

Nederland Handles Maatscappij (NHM)

Nati onale Handles Bank (NHB)

De Escompto Bank NV

Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan

berkembang lagi.Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah

Indonesia.Bank- bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:

Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 juli 1946 kemudian

menjdi BNI 1946.

Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 februari 1946.Bank ini

berasal dari DEALGEMENE VOLK CREDIET bank atau Syomin Ginko.

Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.

Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.

Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.

Indonesia Banking Corporati on tahun 1947 di Yogyakarta,kemudian

menjadi Bank Amerta.

NV Bank sulawesi di Manado tahun 1946.


Sejarah Perbankan di Indonesia

Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya ti dak terlepas dari
kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk
mempermudah akti vitas perdagangan VOC di Indonesia. Seiring perjalanannya, De
Bank van Leening ti dak beroperasi dengan baik. Akhirnya pada tanggal 1 september
1752 didirikan De Bank Courant en Bank van leening. Namun, De Bank Courant en Bank
van leening juga ti dak berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir dengan
kebangkrutan. Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan
kerajaan Belanda. Hindai Timur jatuh ke tangan inggris setelah masa pemerintahan
Herman William Daendels dan Janssen. Sejarah mencatat ada beberapa bank yang
memiliki peran penti ng di Hindia Belanda. Bank tersebut adalah De Javasce NV, De
Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De Escompto bank NV nati onale Handles Bank,
De, Algemenevolks Crediet Bank dan Nederland Handles Maatschappij. Bank Belanda
yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank sentral Indonesia adalah De
Javasche Bank. De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828. Pemerintah Hindia
Belanda memberikan monopoli kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang
yang mana pengedaran uangnya ditangani oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat
itu, De Javasche Bank dikenal dengan bank of issue atau bank sirkulasi. Meski belum
menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank memiliki fungsi sebagai bankir
untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan De Javasche Bank hanya
menjalankan beberapa tugas yang bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas
yang dijalankan oleh De Javasche Bank antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang
jangka pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir pemerintah, menyimpang
dana devisa dan menjadi pusat kliring.Seiring berjalannya waktu dan perkembangan
perekonomian Indonesia, bank asing lainnya akhirnya mulai beroperasi. Beberapa
diantaranya yaitu, The Chartered Bank of India, Australia and China, Hong Kong and
Shanghai Banking Corporati on, Yokohama Specie Bank, taiwan Bank, Mitsui Bank,
China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking CCorporati on Menjelang perang
Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi ti ga bank Jepang yang beroperasi pada saat itu.
Namun, keti ka Jepang menguasai Asia Pasifi k, bank-bank Belanda, Inggris dan
beberapa bank China dilikuidasi oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya ingin
mengendalikan seluruh keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat
Indonesia, bank yang dioperasikan oleh putra IIndonesia Setelah Indonesia merdeka,
De javasche Bank mulai beroperasi kembali dan berfungsi sebagai bank sentral.
Meskipun pada saat itu De javasche Bank masih menjadi badan usaha swasta dan
beberapa bagian sahamnya masih dimiliki oleh tangan asing. Akhirnya pada tahun
1951, De Javasche Bank dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun
1951. Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan Jepang, akhirnya
bank-bank Belanda dan bank-bank asing kembali beroperasi. Pada tanggal 2 Januari
1946, Gubernur Jenderal Hindia Belanda memberikan izin pembukaan kembali bank
Belanda yang ada di Indonesia. De Javasche Bank masih beroperasi sebagai bank
sentral dengan berkedudukan sebagai badan usaha swasta.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan
memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Dalam
Undang-undang (UU) No. 10 Tahun 1998, bank didefi nisikan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya dibagi


menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

1. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Bank umum sering disebut dengan isti lah Bank Komersial
(Commercial Bank).

Tugas pokok bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat, memberikan
pinjaman kepada masyarakat, dan memberikan jasa melalui mekanisme keuangan
kepada masyarakat.

2. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya ti dak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPR biasanya berti ndak sebagai bank untuk daerah-daerah pedesaan atau pengusaha
kecil yang melayani sektor-sektor informal di perkotaan yang belum terjangkau oleh
bank umum. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan layanan perbankan,
pendapatan, dan kesempatan berusaha.

3. Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi adalah bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi, dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi. Contoh bank jenis ini adalah
Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).

4. Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya oleh pihak asing (luar negeri) di
Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing.

5. Bank Milik Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua pihak yaitu
dalam negeri dan luar negeri. Arti nya, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional.
Kegiatan-Kegiatan Bank

Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai
kegiatan, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan
bank sehari-hari ti dak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang
paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat
luas. Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan
kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit.

Dari kegiatan jual beli uang inilah bank akan memperoleh keuntungan yaitu dari selisih
harga beli (bunga simpanan) dengan harga jual (bunga pinjaman). Disamping itu
kegiatan bank lainnya dalam rangka mendukung kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana adalah memberikan jasa-jasa lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk
memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.

Dalam prakti knya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Seti ap
jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, misalnya
dilihat dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank
perkreditan rakyat, jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda.

Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Arti nya produk yang
ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai
kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat
mempunyai keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Untuk lebih
jelasnya berikut ini akan dijelaskan kegiatan masing-masing jenis bank dilihat dari segi
fungsinya.

Bunga Bank

Bunga bank adalah sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada nasabah, atas
dana yang disimpan di bank. Cara menghitung bunga bank berdasarkan persentase
tertentu, dari pokok simpanan dan jangka waktu simpanan, ataupun ti ngkat bunga
yang dikenakan terhadap pinjaman yang diberikan bank kepada debiturnya.

Kredit Bank

Berdasarkan Undang-Undang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan


yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ata kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya seteah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Apa Itu Perbankan Syariah?

Bank syariah kerap disebut juga bank Islam. Bank syariah adalah perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam atau syariah. Tidak menerapkan sistem
bunga pada layanan mereka. Bank ini dijalankan berdasarkan syariat Islam. Penerapan
bunga dilarang dan ti dak terjadi dalam bank syariah. Sebab hal tersebut dianggap
ti dak sesuai dengan syariat Islam. Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan
mendapatkan sejumlah keuntungan dari sistem tersebut. Keuntungan inilah yang
kemudian digunakan pihak bank (selaku pengelola) untuk membiayai seluruh kegiatan
operasional perbankan yang dijalankan.
Sejarah Bank syariah Indonesia
Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, kegiatan muamalah seperti menerima
ti ti pan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan
bisnis, serta melakukan pengiriman uang, yang dilakukan dengan akad-akad yang
sesuai syariah telah lazim dilakukan umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw, yang dikenal dengan julukan Al-amin, dipercaya oleh masyarakat
Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke
Madinah, ia meminta Ali bin abi Thalib r.a untuk mengembalikan semua ti ti pan itu
kepada para pemiliknya.

Seorang sahabat Rasulullah SAW, Zubair bin al-Awwam r.a., memilih ti dak menerima
ti ti pan harta. Ia lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman. Tindakan Zubair ini
menimbulkan implikasi yang berbeda, yakni yang pertama, dengan mengambil uang itu
sebagai pinjaman, Ia memiliki hak untuk memanfaatkannya; kedua, karena bentuknya
pinjaman, ia berkewajiban untuk mengembalikannya secara utuh. Dalam riwayat lain
disebutkan, Ibnu Abbas r.a. juga pernah melakukan pengiriman barang ke Kuff ah dan
Abdullah bin Zubair r.a. melakukan pengiriman uang dari Mekkah ke adiknya Mis'ab
bin Zubair r.a. yang ti nggal di Irak.

Anda mungkin juga menyukai