Anda di halaman 1dari 5

”SEJARAH PERBANKAN INDONESIA”

BANK DAN LEMBAGA SYARIAH


MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK 2021
NAMA : NANI LILIYANA
NPM : 21.15020.010.017
A. PENGERTIAN LEMBAGA PERBANKAN

Dalam jasa keuangan dikenal dengan istilah fintech atau financial


teknologi. Fintech ini memiliki fungsi untuk memaksimalkan berbagai
pelayanan yang disediakan oleh Lembaga keuangan.

Berdasarkan UU No.14 tahun 1967 yang digantikan dengan UU No.7


tahun pasal 1992 pasal 1, Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta
proses dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan


kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkan
kedalam masyarakat. Sedangkan menurut Kep. SK Menkeu RI no. 792
tahun 1990, Lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang ada di
bidang keuangan, di mana Lembaga-lembaga tersebut melakukan
penghimpunan dana, menyalurkan kepada masyarakat dan memberikan
biaya investasi pembangunan.

Jasa atau layanan yang diberikan oleh Lembaga keuangan kepada


masyarakat adalah jasa pemindahan uang, jasa penjualan mata uang asing,
jasa kriling, dan lain-lain.

B. SEJARAH PERBANKAN DI INDONESIA

Lembaga perbankan yang ada di Indonesia pertama kali tidak terlepas dari
colonial Hindia Belanda. Pada tahun 1746, VOC mendirikan Bank Van
Leening untuk mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia.

Seiring perjalanannya, De Bank Van Leening tidak beroperasi dengan


baik. Akhirnya pada tanggal 1 september 1752 didirikan De Bank Courant
en Bank van leening juga tidak berhasil beroperasi dengan baik dan
mengalami kebangkrutan.

Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintah


Kerajaan Belanda. Hindia timur jatuh ketangan Inggris setelah masa
pemerintahan Herman William Deandels dan Janssen. Sejarah mencatat
ada beberapa bank yang memiliki peran penting di Hindia Belanda.  Bank
tersebut adalah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank,
De Escompto bank NV nationale Handles Bank, De, Algemenevolks
Crediet Bank dan Nederland Handles Maatschappij.
Bank Belanda yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank
sentral Indonesia adalah De Javasche Bank. De Javasche Bank didirikan
pada tahun 1828. Pemerintah Hindia Belanda memberikan monopoli
kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang yang mana
pengedaran uangnya ditangani oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat
itu, De Javasche Bank dikenal dengan bank of issue atau bank sirkulasi.

Meski belum menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank


memiliki fungsi sebagai bankir untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini
disebabkan De Javasche Bank hanya menjalankan beberapa tugas yang
bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas yang dijalankan oleh De
Javasche Bank antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang jangka
pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir pemerintah,
menyimpang dana devisa dan menjadi pusat kliring.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian Indonesia,


bank asing lainnya akhirnya mulai beroperasi. Beberapa diantaranya yaitu,
The Chartered Bank of India, Australia and China, Hong Kong and
Shanghai Banking Corporation, Yokohama Specie Bank, taiwan Bank,
Mitsui Bank, China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking
Corporation.

Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi tiga bank Jepang
yang beroperasi pada saat itu. namun, ketika Jepang menguasai Asia
Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris dan beberapa bank China dilikuidasi
oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya ingin mengendalikan
seluruh keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat
Indonesia, bank yang dioperasikan oleh putra Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, De javasche Bank mulai beroperasi kembali


dan berfungsi sebagai bank sentral. Meskipun pada saat itu De javasche
Bank masih menjadi badan usaha swasta dan beberapa bagian sahamnya
masih dimiliki oleh tangan asing. Akhirnya pada tahun 1951, De Javasche
Bank dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 1951.

Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan Jepang,


akhirnya bank-bank Belanda dan bank-bank asing kembali beroperasi.
Pada tanggal 2 Januari 1946, Gubernur Jenderal Hindia Belanda
memberikan izin pembukaan kembali bank Belanda yang ada di Indonesia.
De Javasche Bank masih beroperasi sebagai bank sentral dengan
berkedudukan sebagai badan usaha swasta.
Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan kemudahan menjalankan kebijakan
moneter dan kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan Undang-Undang Pokok
Bank Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang no. 11 Tahun 1953. Undang-
undang tersebut dikeluarkan karena mengingat bahwa De Javasche Bank masih
berbadan hukum sebagai Perseroan Terbatas dan belum bisa leluasa dalam
menerapkan kebijakan perekonomian.

Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia meresmikan Bank Rakyat


Indonesia sebagai Bank pemerintah pertama di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia
sempat berhenti beroperasi, namun bank tersebut beroperasi kembali setelah
dibentuknya perjanjian Renville. Pada waktu tahun 1960, Bank Koperasi Tani dan
Nelayan dibentuk. Bank Koperasi Tani dan Nelayan merupakan hasil peleburan
dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij.

Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia didirikan, dengan berkedudukan sebagai
bank sentral. Yayasan Poesat Bank Indonesia dilebur ke dalam Bank Negara
Indonesia. Seiring waktu berjalan pemerintah Indonesia melakukan pemantapan
kedudukan Bank Negara Indonesia. Akhirnya ketika Konferensi Meja Bundar,
Pemerintah Indonesia dan Belanda setuju untuk mengubah fungsi Bank Negara
Indonesia menjadi bank umum, yang awalnya menjadi bank sentral.
DAFTAR PUSTAKA

https://bit.ly/3R8MAiT

Anda mungkin juga menyukai