Anda di halaman 1dari 111

Sejarah Perbankan Di Indonesia

  Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan


Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan
di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul
Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun
1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri
dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada
itu antara lain:

1.DeJavasceNV.
2.DePostPoarBank.
3.HulpenSpaarBank.
4.DeAlgemenevolksCredietBank.
5.NederlandHandlesMaatscappi(NHM).
6.Nationale
HandlesBank(NHB).
7.DeEscomptoBankNV.
8.NederlanscheIndischeHandelsbank

Mata Uang Kertas Yang Pernah Diterbitkan De javasche Bank, NV


Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan
orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-
bank tersebut antara lain:

1.NV.Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank


2. Bank Nasional indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India, Australia and China
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7. The Yokohama Species Bank.
8. The Matsui Bank.
9. The Bank of China.
10. Batavia Bank.

   Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju


dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan antara lain:
 NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini
Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di
Bandung
 Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI '46.
 Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari
1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau
Syomin Ginko.
 Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di
Solo.
 Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
 Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
 Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
 NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
 Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
 Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank
Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun
1949.
  Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari'ah,
dan juga BPR Syari'ah (BPRS).
Sejarah Bank Pemerintah 

   Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan


dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda.Oleh karena itu, sejarah
perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya
baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.Pada 1958,
pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai
dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada
tahun 1959yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG
kemudian menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara
berturut-turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN)
dan Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank
Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank
Expor Impor Indonesia (BEII).

   Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik


pemerintah, yaitu:
 Bank Sentral
  Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23
Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang
di nasionalkan di tahun 1951.
 Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
  Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di
lebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional
Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi: 
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU
No 21 Tahun 1968.
Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia. 
 Bank Negara Indonesia (BNI '46)
  Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
 Bank Dagang Negara(BDN)
  BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan
PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut
dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada
diluar Bank Negara Indonesia Unit.
 Bank Bumi Daya (BBD)
  BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank,
kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini
menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19
Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
 Bank Pembangunan Daerah(BPD)
  Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya
adalah UU No 13 Tahun 1962.
 Bank Tabungan Negara(BTN)
  BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara
dengan UU No 20 Tahun 1968.
 Bank Mandiri
  Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil
merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
SEJARAH BERDIRINYA BANK DI DUNIA
Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha perbankan
telah memegang peranan dalam lalu lintas perdagangan. Tugas bank
waktu itu lebih bersifat tukar menukar uang, sehingga orang yang
melakukannya disebut pedagang uang. Pada umumnya pekerjaan
pedagang uang hanyalah perantara menukarkan mata uang asing
dengan mata uang negeri sendiri atau sebaliknya. Kemudian usaha ini
berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan, ataupun
meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman. 

Awal mula berdirinya bank di Dunia secara singkat dapat diuraikan


sebagai berikut. kira-kira tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal
semacam bank. Bank ini meminjamkan emas dan perak dengan
tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai Temples of
Babylon. Sesudah zaman Babylon, tahun 500 SM menyusul di
Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai Greek Temple, yang
menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta
meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah
muncul bankir-bankir swasta pertama. Operasinya meliputi
penukaran uang dan segala macam kegiatan bank. Lembaga
perbankan yang pertama di Yunani timbul pada tahun 560 SM
Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang
operasinya sudah lebih luas lagi, yakni tukar menukar mata uang,
menerima deposito, memberikan kredit, mentransfer modal dan
bersamaan dengan jatuhnya kota Romawi pada tahun 509 SM,
perbankan juga ikut jatuh. tetapi pada tahun 527-565 M Yustinianus
menkodefikasikan hukum Romawi di Konstatinopel sehingga
perbankan berkembang kembali. perkembangan ini diawali dengan
adanya perdagangan dengan Cina, India, dan Ethiopia. Bahkan mata
uang Konstatinopel ditetapkan sebagai mata uang internasional.
Hubungan perdagangan kemudian berkembang ke Asia Barat
(sekarang Timur Tengah) dan Eropa sehingga kota-kota seperti
Alexandria, Venesia dan beberapa pelabuhan di Italia Selatan terkenal
sebagai pusat perdagangan yang pentng. Bank Venesia didirikan oleh
pemerintah pada tahun 1171 dan merupakan bank negara pertama
yang dipakai untuk membiayai perang. Kemudian berturut-turut
berdirilah Bank of Genoa dan Bank of Barcelona pada tahun 1320.

Sekitar awal abad ke-16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda)


serta Antwerpen dan Leuven (Belgia) tukang-tukang emas bersedia
menerima uang logam (emas, Perak) untuk disimpan. Sebagai tanda
bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpana
suatu tanda deposito yang disebut Goldsmith's note. Goldsmith's note
tersebut merupakan bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang.
Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat pembayaran atau
menjadi uang kertas. Sejarah mencatat, Goldsmith's note oleh
pemiliknya jarang ditukar kembali dengan uang logam. Berdasarkan
hal tersebut, tukang emas mulai memberanikan diri mempergunakan
kesempatan mengeluarkan Goldsmith's note, sekalipun jaminan emas
tidak ada. Namun Goldsmith's note yang dikeluarkan itu tetap
merupakan bukti hutangnya. Dengan perkembangan ini, maka
peralihan tugas tukang emas menjadi tugas perbankan.
Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha
perbankan telah memegang peranan dalam lalu lintas perdagangan.
Tugas bank waktu itu lebih bersifat tukar menukar uang, sehingga
orang yang melakukannya disebut pedagang uang. Pada umumnya
pekerjaan pedagang uang hanyalah perantara menukarkan mata uang
asing dengan mata uang negeri sendiri atau sebaliknya. Kemudian
usaha ini berkembang dengan menerima tabungan, menitipkan,
ataupun meminjamkan uang dengan memungut bunga pinjaman.

Awal mula berdirinya bank di Dunia secara singkat dapat diuraikan


sebagai berikut. kira-kira tahun 2000 SM di Babylonia telah dikenal
semacam bank. Bank ini meminjamkan emas dan perak dengan
tingkat bunga 20% setiap bulan dan dikenal sebagai Temples of
Babylon. Sesudah zaman Babylon, tahun 500 SM menyusul di
Yunani didirikan semacam bank, dikenal sebagai Greek Temple, yang
menerima simpanan dengan memungut biaya penyimpanannya serta
meminjamkan kembali kepada masyarakat. Pada saat itulah muncul
bankir-bankir swasta pertama. Operasinya meliputi penukaran uang
dan segala macam kegiatan bank. Lembaga perbankan yang pertama
di Yunani timbul pada tahun 560 SM.

Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang


operasinya sudah lebih luas lagi, yakni tukar menukar mata uang,
menerima deposito, memberikan kredit, mentransfer modal dan
bersamaan dengan jatuhnya kota Romawi pada tahun 509 SM,
perbankan juga ikut jatuh. tetapi pada tahun 527-565 M Yustinianus
menkodefikasikan hukum Romawi di Konstatinopel sehingga
perbankan berkembang kembali. perkembangan ini diawali dengan
adanya perdagangan dengan Cina, India, dan Ethiopia. Bahkan mata
uang Konstatinopel ditetapkan sebagai mata uang internasional.
Hubungan perdagangan kemudian berkembang ke Asia Barat
(sekarang Timur Tengah) dan Eropa sehingga kota-kota seperti
Alexandria, Venesia dan beberapa pelabuhan di Italia Selatan terkenal

sebagai pusat perdagangan yang pentng. Bank Venesia didirikan


oleh pemerintah pada tahun 1171 dan merupakan bank negara
pertama yang dipakai untuk membiayai perang. Kemudian berturut-
turut berdirilah Bank of Genoa dan Bank of Barcelona pada tahun
1320.

Sekitar awal abad ke-16 di London (Inggris), Amsterdam (Belanda)


serta Antwerpen dan Leuven (Belgia) tukang-tukang emas bersedia
menerima uang logam (emas, Perak) untuk disimpan. Sebagai tanda
bukti penyimpanan, tukang emas memberikan kepada penyimpana
suatu tanda deposito yang disebut Goldsmith’s note. Goldsmith’s note
tersebut merupakan bukti bahwa tukang emas mempunyai hutang.
Lambat laun tanda deposito itu diterima sebagai alat pembayaran atau
menjadi uang kertas. Sejarah mencatat, Goldsmith’s note oleh
pemiliknya jarang ditukar kembali dengan uang logam. Berdasarkan
hal tersebut, tukang emas mulai memberanikan diri mempergunakan
kesempatan mengeluarkan Goldsmith’s note, sekalipun jaminan emas
tidak ada. Namun Goldsmith’s note yang dikeluarkan itu tetap
merupakan bukti hutangnya. Dengan perkembangan ini, maka
peralihan tugas tukang emas menjadi tugas perbankan.

Bank di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman
penjajahan Hindia Belanda.[butuh rujukan] Pada masa itu De javasche
Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian
menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada
tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam
negeri dan penjualan ke luar negeri[1] serta terdapat beberapa bank
yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang
ada itu antara lain[butuh rujukan]:

1. De Javasce NV.
2. De Postspaarbank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemene Volkskrediet Bank.
5. Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM).
6. Nationale Handelsbank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansch Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan
orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-
bank tersebut antara lain:[butuh rujukan]

1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank


2. Bank Nasional Indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India, Australia and China
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7. The Yokohama Species Bank.
8. The Matsui Bank.
9. The Bank of China.
10. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada pada zaman awal
kemerdekaan antara lain:[butuh rujukan]

1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini


Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat
di Bandung
2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI '46.
3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari
1946. Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank
atau Syomin Ginko.
4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945
di Solo.
5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950
kemudian merger dengan Bank Pasifik.
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank
Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA)
tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan.[butuh rujukan] Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia
berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum
Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).[butuh rujukan]
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik
dan fungsinya.[butuh rujukan]
Daftar isi
  [sembunyikan] 

 1Doktrin Bank Berjuang


o 1.1Bank Pemerintah
o 1.2Bank Swasta
 2Sejarah Bank Pemerintah
 3Tujuan jasa perbankan
 4Perusahaan pemegang sepuluh besar
 5Lihat pula
 6Referensi
Doktrin Bank Berjuang[sunting | sunting sumber]
Bank Pemerintah[sunting | sunting sumber]
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6
Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-
angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965,
Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data
statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.[butuh rujukan]
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk
mempermudah komando di bidang perbankan untuk
menunjang Pembangunan Semesta Berencana  , selanjutnya pada
tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk
mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank
dengan nama Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian
bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam,[2][3] yang saat
itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia
- yang baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan
disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan
perbankan sebagai alat revolusi dengan mottoBank Berdjoang di
bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama Bank Negara
Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda
Dalam sendiri.[3]Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank
Berdjoang ini menjadikan;[4]
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim
Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II;
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
[butuh rujukan]

Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke


dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara
(BDN) dan Bapindo.[butuh rujukan] Luputnya BDN dari proses
pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D.
Massie saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban Bank-bank
Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk
berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya.[5]
[6]
 Massie beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan
koresponden bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor
maupun impor karena nama bank yang sama.[butuh rujukan] Sementara,
Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini
dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan
Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga
Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia
sebagai anggota.[7] Dengan demikian, melalui kedudukannya itu,
pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke
dalam BNI.[8]
Bank Swasta[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank
swasta atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai
satu-satunya bank penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana
progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat
dipergunakan Pembangunan Semesta Berencana   dan rencana-
rencana lain yang ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.[9]
Sejarah Bank Pemerintah[sunting | sunting sumber]
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan
dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda.[butuh rujukan] Oleh karena itu,
sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang
menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun
bank swasta nasional.[butuh rujukan] Pada 1958, pemerintah
melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai dengan Nationale
Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959 yang diubah
menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian menjadi Bank
Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-turut
Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan
Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).[7].
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik
pemerintah, yaitu:[butuh rujukan]

 Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No
23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche
Bank yang di nasionalkan pada tahun 1951.
 Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank, kemudian
dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional
Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:

1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia


dengan UU No 21 Tahun 1968.
2. Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968
menjadi Bank Expor Impor Indonesia.
 Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
 Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan
dengan PP No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan
Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18
Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan
satu-satunya Bank Pemerintah yangberada di luar Bank Negara
Indonesia Unit.
 Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank,
kemudian menjadi Nationale Handelsbank, selanjutnya bank ini
menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU
No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
 Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
 Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya
adalah UU No 13 Tahun 1962.
 Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi
Bank Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank
Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan
Negara dengan UU No 20 Tahun 1968.
 Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank
Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun
1999.
Tujuan jasa perbankan[sunting | sunting sumber]
Jasa bank sangat penting dalam
pembangunan ekonomi suatu negara.[butuh rujukan] Jasa perbankan pada
umumnya terbagi atas dua tujuan.[butuh rujukan] Pertama, sebagai
penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi
nasabah.[butuh rujukan] Untuk ini, bank menyediakan uang
tunai, tabungan, dan kartu kredit.[butuh rujukan] Ini adalah peran bank
yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.[butuh rujukan] Tanpa
adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang
hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan
waktu.[butuh rujukan]
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti
bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan
yang lebih produktif.[butuh rujukan]Bila peran ini berjalan dengan baik,
ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini,
uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat
memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena
mereka tidak memiliki dana pinjaman.[butuh rujukan]
Perusahaan pemegang sepuluh besar[sunting | sunting sumber]
Berikut adalah sepuluh bank besar di Indonesia pada akhir tahun
2010 berdasarkan aset dan market share yang dirilis oleh Bank
Indonesia.[10]

N Aset (dlm Market


Nama
o. triliun) share

PT Bank Mandiri
1 Rp 410,619 13,650
Tbk

2 PT BRI Tbk Rp 395,396 13,140

PT Bank Central
3 Rp 323,345 10,750
Asia Tbk

4 PT BNI Tbk Rp 241,169 8,020

5 PT Bank CIMB Rp 142,932 4,750


Niaga Tbk

PT Bank Danamon
6 Rp 113,861 3,780
Tbk

PT Pan Indonesia
7 Rp 106,508 3,540
Bank Tbk

PT Bank Permata
8 Rp 74,040 2,460
Tbk

9 PT BII Tbk Rp 72,030 2,390

1
PT BTN Tbk Rp 68,334 2,270
0

SEJARAH PERBANKAN
Sejarah Perbankan

Asal mula kegiatan pebankan


Sejarah dikenalkan asal muka kegiatan perbankan adalah pada zaman
kerajaan tempo dulu di daerah Eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke asia barat oleh parah pedagang. Perkembangan
perbankan di asia, afrika dan amerika dibawa oleh bangsa eropa pada
saat melakukan penjajahan ke Negara jajahannya baik di asia, afrika
maupun benua amerika.
Jika kita telusuri sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari
jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank
dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang. Dalam perjalanan
sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan
antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran uang ini sekarang di kenal nama dengan pedangang valuta
asing (money changer).

Sejarah perbankan
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman babylonia
kemudian dilanjutkan ke zaman yunani kuno dan romawi. Namun
pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat tukar
menukar uang.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia maka
perkembangan perbankan pun semakin pesat karena perkembangan
dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan.
Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan eropa akhirnya
menyebar ke asia barat. Bank – bank yang sudah terkenal pada saat
itu dibenua eropa adalah Bank Valensia tahun 1171, kemudian
menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan inggris baru di mulai
pada abad ke -16. Namun karena inggris yang begitu aktif mencari
daerah perdagangan yang kemudian di jajah, maka perkembangan
perbankan pun ikut di bawa ke Negara jajahannya.
Dan sedangkan sejarah perbankan di dunia di ceritakan seperti di
bawah ini:
onsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun
1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi
hasil. Berkenaan dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran
dari penulis antara lain Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948)
dan Mahmud Ahmad (1952). Uraian yang lebih terperinci mengenai
gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama
besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi (1961) serta
Muhammad Hamidullah (1944-1962) .
Secara kelembagaan yang merupakan Bank Islam pertama adalah
Myt-Ghamr Bank. Didirikan di Mesir pada tahun 1963, dengan
bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan
binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar. Myt-Ghamr Bank
dianggap berhasil memadukan manajemen perbankan Jerman dengan
prinsip muamalah Islam dengan menerjemahkannya dalam produk-
produk bank yang sesuai untuk daerah pedesaan yang sebagian besar
orientasinya adalah industri pertanian . Namun karena persoalan
politik, pada tahun 1967 Bank Islam Myt-Ghamr ditutup . Kemudian
pada tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali Bank Islam
dengan nama Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih bersifat
sosial daripada komersil.
Bank Islam pertama yang bersifat swasta adalah Dubai Islamic Bank,
yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari
berbagai negara. Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan
nama Faysal Islamic Bank di Mesir dan Sudan. Dan pada tahun itu
pula pemerintah Kuwait mendirikan Kuwait Finance House .
Secara internasional, perkembangan perbankan Islam pertama kali
diprakarsai oleh Mesir. Pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-
negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Karachi Pakistan bulan
Desember 1970, Mesir mengajukan proposal berupa studi tentang
pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan
Pembangunan (International Islamic Bank for Trade and
Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam
(Federation of Islamic Banks) . Inti usulan yang diajukan dalam
proposal tersebut adalah bahwa sistem keuangan bedasarkan bunga
harus digantikan dengan suatu sistem kerjasama dengan skema bagi
hasil keuntungan maupun kerugian.
Proposal tersebut diterima, dan Sidang menyetujui rencana pendirian
Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam. Bahkan sebagai
tambahan diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang
disebut Badan Investasi dan Pembangunan Negara-negara Islam
(Investment and Development Body of Islamic Countries), serta
pembentukan perwakilan-perwakilan khusus yaitu Asosiasi Bank-
bank Islam (Association of Islamic Banks) sebagai badan konsultatif
masalah-masalah ekonomi dan perbankan Islam .
Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI di Benghazi, Libya bulan
Maret 1973, usulan sebagaimana disebutkan di atas kembali
diagendakan. Bulan Juli 1973, komite ahli yang mewakili negara-
negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah untuk
membicarakan pendirian Bank Islam. Rancangan pendirian bank
tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dibahas
pada pertemuan kedua, bulan Mei 1972. Pada Sidang Menteri
Keuangan OKI di Jeddah tahun 1975 berhasil disetujui rancangan
pendirian Islamic Development Bank (IDB) dengan modal awal 2
milyar dinar dan beranggotakan semua negara anggota OKI .
Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, Bank-bank Islam
bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan, Iran,
Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga
perbankan Islam yang bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam
dua jenis, yakni sebagai Bank Islam Komersial (Islamic Commercial
Bank), seperti Faysal Islamic Bank (Mesir dan Sudan), Kuwait
Finance House, Dubai Islamic Bank, Jordan Islamic Bank for Finance
and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank
for Finance and Development; atau lembaga investasi dengan bentuk
international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami
(Geneva), Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic
Investment Company (Bahama), Islamic Investment Company
(Sudan), Bahrain Islamic Investment Bank (Manama) dan Islamic
Investment House (Amman).Sejarah perbankan di Indonesia tidak
terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.[butuh rujukan] Pada
masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24
Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli
pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri[1]
serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di
Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain[butuh rujukan]:
De Javasce NV.
De Postspaarbank.
Hulp en Spaar Bank.
De Algemene Volkskrediet Bank.
Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM).
Nationale Handelsbank (NHB).
De Escompto Bank NV.
Nederlansch Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan
orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-
bank tersebut antara lain:[butuh rujukan]
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
Bank Nasional Indonesia.
Bank Abuan Saudagar.
NV Bank Boemi.
The Chartered Bank of India, Australia and China
Hongkong & Shanghai Banking Corporation
The Yokohama Species Bank.
The Matsui Bank.
The Bank of China.
Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada pada zaman awal
kemerdekaan antara lain:[butuh rujukan]
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank
OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI '46.
Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank atau Syomin
Ginko.
Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan.[butuh rujukan] Lembaga keuangan berbentuk bank di
Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
Bank Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS).[butuh rujukan]
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik
dan fungsinya
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6
Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-
angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965,
Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data
statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.[butuh rujukan]
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk
mempermudah komando di bidang perbankan untuk menunjang
Pembangunan Semesta Berencana , selanjutnya pada tahun 1965
pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh
bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara
Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari
ide Jusuf Muda Dalam,[2][3] yang saat itu menjabat sebagai Menteri
Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari
jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden
Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat
revolusi dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin
Besar Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank
tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri.[3] Hasilnya
adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan;[4]
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit II;
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
[butuh rujukan]
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke
dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan
Bapindo.[butuh rujukan] Luputnya BDN dari proses pengintegrasian
ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu
menjabat sebagai Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional
yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan
atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya.[5][6] Massie
beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden
bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor maupun impor
karena nama bank yang sama.[butuh rujukan] Sementara, Bapindo
tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah
Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan
Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga
Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia
sebagai anggota.[7] Dengan demikian, melalui kedudukannya itu,
pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke
dalam BNI.[8]
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank
swasta atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai
satu-satunya bank penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana
progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat dipergunakan
Pembangunan Semesta Berencana dan rencana-rencana lain yang
ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.Sebagaimana diketahui
bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari bekas penjajahnya,
yaitu Belanda.[butuh rujukan] Oleh karena itu, sejarah perbankanpun
tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank
pemerintah maupun bank swasta nasional.[butuh rujukan] Pada 1958,
pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai
dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959
yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian
menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-
turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan
Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).[7].
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik
pemerintah, yaitu:[butuh rujukan]
Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23
Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang
di nasionalkan pada tahun 1951.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank, kemudian
dilebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional
Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU
No 21 Tahun 1968.
Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia.
Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP
No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut
dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada
di luar Bank Negara Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handelsbank,
kemudian menjadi Nationale Handelsbank, selanjutnya bank ini
menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19
Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah
UU No 13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara
dengan UU No 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil
merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.Jasa bank
sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara.[butuh
rujukan] Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan.
[butuh rujukan] Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah.[butuh rujukan] Untuk ini,
bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit.[butuh
rujukan] Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan
ekonomi.[butuh rujukan] Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran
yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu.[butuh rujukan]
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti
bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang
lebih produktif.[butuh rujukan]Bila peran ini berjalan dengan baik,
ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini,
uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh
pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak
memiliki dana pinjaman
Berikut adalah sepuluh bank besar di Indonesia pada akhir tahun 2010
berdasarkan aset dan market share yang dirilis oleh Bank Indonesia.
[10]
No.
Nama
Aset (dlm triliun)
Market share
1
PT Bank Mandiri Tbk
Rp 410,619
13,650
2
PT BRI Tbk
Rp 395,396
13,140
3
PT Bank Central Asia Tbk
Rp 323,345
10,750
4
PT BNI Tbk
Rp 241,169
8,020
5
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Rp 142,932
4,750
6
PT Bank Danamon Tbk
Rp 113,861
3,780
7
PT Pan Indonesia Bank Tbk
Rp 106,508
3,540
8
PT Bank Permata Tbk
Rp 74,040
2,460
9
PT BII Tbk
Rp 72,030
2,390
10
PT BTN Tbk
Rp 68,334
2,270
^ Penders, C.L.M., (1977). Indonesia Selected Documents on
Colonialism and Nationalism, 1930-1942, University of Queensland
Press, Queensland
^ Jusuf Muda Dalam, lahir di Aceh, pernah menjadi anggota di
parlemen Belanda, setelah pulang ke Indonesia masuk menjadi
anggota PNI. Jusuf Muda Dalam pernah menjadi anggota direksi
Bank Negara Indonesia sejak 1957, kemudian pada tahun 1960-1963
menjadi Presiden Direktur Bank Negara Indonesia (Lihat: Bank
Negara Indonesia 50 tahun)
^ a b Bank BNI. (1996). Bank Negara Indonesia 50 Tahun, Jakarta,
hal 160
^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1965
tentang Pendirian Bank Tunggal Milik Negara 
^ Feith, Herbert (2007). In Lance Castles. Indonesian Political
Thinking 1945-1965. Equinox Publishing. hlm. 505. ISBN
9793780525, 9789793780528 Check |isbn= value (help).
^ Arndt, Heinz Wolfgang (1984). The Indonesian economy: collected
papers. Chopmen. hlm. 279. ISBN 9971681129, 9789971681128
Check |isbn= value (help).
^ a b Prawiroardjo, Priasmoro (1987). "Teori Ekonomi dan
Kebijaksanaan Pembangunan: Kumpulan Esei Untuk Menghormati
70 tahun Sumitro Djojo hadikusumo". In Hendra Asmara. Perbankan
Indonesia 40 tahun. Penerbit Gramedia, Jakarta. hlm. 193–196.
^ Gagasan untuk nasakomisasi perbankan yang terjadi pada masa
perpolitikan dunia perbankan meningkat tajam dimulai dengan
Bapindo. Direktur Utama ditunjuk Bermawi Alwi berasal dari NU
sedangkan Direktur Hoetomo Soepardan berasal dari PKI, Moerdiono
dan dua orang lagi dari PNI sedangkan Hoetomo Soepardan
sebelumnya adalah anggota DPR
^ Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1965
tentang penunjukan Bank Pembangunan Swasta sebagai Bank
Tunggal swasta untuk pembangunan 
^ "10 Bank besar di Indonesia @kompas.com". 2011-2-14. Diakses
2011-10-20.
Sejarah Perbankan Indonesia

Bank (cara pengucapan: bang) adalah sebuah lembaga intermediasi


keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima
simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia
banca berarti tempat penukaran uang . Sedangkan menurut undang-
undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau Bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa
tahun terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi
peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang
mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang
mereka bayar untuk simpanan deposan.
Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau Italia banca yang
berarti bangku. Para bankir florence pada masa renaissans melakukan
transaksi mereka dengan duduk di belakang meja penukaran uang,
berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak
memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.
Usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia, dilanjutkan ke
zaman Yunani Kuno dan Romawi. Pada saat itu, kegiatan utama bank
hanya sebagai tempat tukar menukar uang. Selanjutnya, kegiatan bank
berkembang menjadi tempat penitipan dan peminjaman uang. Uang
yang disimpan oleh masyarakat, oleh bank dipinjamkan kembali ke
masyarakat yang membutuhkannya.
Sementara itu, mengenai sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas
dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat
beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda
antara lain: De Javasche NV, De Post Paar Bank, De Algemenevolks
Crediet Bank, Nederland Handles Maatscappij (NHM), Nationale
Handles Bank (NHB), dan De Escompto Bank NV.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang,
dan Eropa lainnya. Bank-Bank tersebut antara lain: Bank Nasional
Indonesia, Bank Abuah Saudagar, NV Bank Boemi, The matsui Bank,
The Bank of China, dan Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan, antara lain:
a. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946
kemudian menjadi BNI 1946.
b. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari DE ALGEMENE VOLKCREDIET bank atau
Syomin Ginko.
c. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.
d. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
e. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
f. Indonesia Banking Corporation tahun 1946 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
g. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949.
Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank
adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Berdasarkan pengertian di atas, bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan.

Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan Indonesia


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri dilaksanakan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan
perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasilhasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia
adalah:
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas
mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan
dalam rekening koran atau giro. Fungsi tersebut merupakan fungsi
utama bank.
b. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan
kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-
usaha produktif.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di
Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul
Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun
1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri
dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada
itu antara lain :
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
8. Nederlansche Indische Handelsbank

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan


orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-
bank tersebut antara lain :
1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
2. Bank Nasional indonesia.
3. Bank Abuan Saudagar.
4. NV Bank Boemi.
5. The Chartered Bank of India, Australia and China
6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7. The Yokohama Species Bank.
8. The Matsui Bank.
9. The Bank of China.
10. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan antara lain:
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank
OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI '46.
Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin
Ginko.
Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari'ah,
dan juga BPR Syari'ah (BPRS).
Sejarah Bank Pemerintah
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan
dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda.Oleh karena itu, sejarah
perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya
baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.Pada 1958,
pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai
dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun
1959yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian
menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-
turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan
Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik
pemerintah, yaitu:
Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23
Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang
di nasionalkan di tahun 1951.
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di
lebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional
Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
· Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU
No 21 Tahun 1968.
· Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia.
Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP
No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut
dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada
diluar Bank Negara Indonesia Unit.
Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank,
kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini
menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19
Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Pembangunan Daerah(BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah
UU No 13 Tahun 1962.
Bank Tabungan Negara(BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara
dengan UU No 20 Tahun 1968.
Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil
merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.GARIS
BESAR
PROGRAM
PEMBELAJARAN
BANK
&
LEMBAGA
KEUANGAN
1
III.
SEJARAH
DAN
PERKEMBANGAN
PERBANKAN
A.
Sejarah
Perbankan
Sejarah
mencatat
asal
mula
dikenalnya
kegiatan
perbankan
adalah
pada
zaman
kerajaan
tempo
dulu
di
daratan
Eropa.
Kemudian
usaha
perbankan
ini
berkembang
ke
Asia
Barat
oleh
para
pedagang.
Perkembangan
perbankan
di
Asia,
Afrika
dan
Amerika
dibawa
oleh
bangsa
Eropa
pada
saat
melakukan
penjajahan
ke
negara
jajahannya
baik
di
Asia,
Afrika
maupun
benua
Amerika.
Bila
ditelusuri,
sejarah
dikenalnya
perbankan
dimulai
dari
jasa
penukaran
uang.
Sehingga
dalam
sejarah
perbankan,
arti
bank
dikenal
sebagai
meja
tempat
penukaran
uang.
Dalam
perjalanan
sejarah
kerajaan
tempo
dulu
mungkin
penukaran
uangnya
dilakukan
antar
kerajaan
yang
satu
dnegan
kerajaan
yang
lain.
Kegiatan
penukaran
ini
sekarang
dikenal
dengan
nama
Pedagang
Valuta
Asing
(
Money
Changer
).
Kemudian
dalam
perkembangan
selanjutnya,
kegiatan
operasional
perbankan
berkembang
lagi
menjadi
tempat
penitipan
uang
atau
yang
disebut
sekarang
ini
kegiatan
simpanan.
Berikutnya
kegiatan
perbankan
bertambah
dengan
kegiatan
peminjaman
uang.
Uangyang
disimpan
oleh
masyarakat,
oleh
perbankan
dipinjamkan
kembali
kepada
masyarakatyang
membutuhkannya.
Jasa

jasa
bank
lainnya
menyusul
sesuai
dengan
perkembangan
zaman
dan
kebutuhan
masyarakat
yang
semakin
beragam.
B.
Sejarah
Perbankan
di
Indonesia
Sejarah
perbankan
di
Indonesia
tidak
terlepas
dari
zaman
penjajahan
Hindia
Belanda.
Pada
masa
itu
terdapat
beberapa
bank
yang
memegang
peranan
penting
di
Hindia
Belanda.
Bank

bank
yang
ada
itu
antara
lain:
1.
De
Javasce
NV.
2.
De
Post
Poar
Bank.
3.
De
Algemenevolks
Crediet
Bank.
4.
Nederland
Handles
Maatscappi
(NHM).
5.
Nationale
Handles
Bank
(NHB).
6.
De
Escompto
Bank
NV.
Di
samping
itu,
terdapat
pula
bank

bank
milik
orang
Indonesia
dan
orang

orang
asing
seperti
dari
Tiongkok,
Jepang,
dan
Eropa.
Bank

bank
tersebut
antara
lain:
1.
Bank
Nasional
indonesia.
2.
Bank
Abuan
Saudagar.
3.
NV
Bank
Boemi.
4.
The
Chartered
Bank
of
India.
5.
The
Yokohama
Species
Bank.
6.
The
Matsui
Bank.
7.
The
Bank
of
China.
8.
Batavia
Bank.
Di
zaman
kemerdekaan,
perbankan
di
Indonesia
bertambah
maju
dan
berkembang
lagi.
Beberapa
bank
Belanda
dinasionalisir
oleh
pemerintah
Indonesia.
Bank

bank
yang
ada
di
zaman
awal
kemerdekaan
antara
lain:
1.
Bank
Negara
Indonesia,
yang
didirikan
tanggal
5
Juli
1946
yang
sekarang
dikenal
dengan
BNI
ʹ
46.
2.
Bank
Rakyat
Indonesia
yang
didirikan
tanggal
22
Februari
1946.
Bank
ini
berasal
dar
De
Algemenevolks
Crediet
Bank
atau
Syomin
Ginko.
3.
Bank
Surakarta
Maskapai
Adil
Makmur
(MAI)
tahun
1945
di
Solo.
4.
Bank
Indonesia
di
Palembang
tahun
1946.
5.
Bank
Dagang
Nasional
Indonesia
tahun
1946
di
Medan.
6.
Indonesian
Banking
Corporation
tahun
1947
di
Yogyakarta,
kemudian
menjadi
Bank
Amerta.
7.
NV
Bank
Sulawesi
di
Manado
tahun
1946.
8.
Bank
Dagang
Indonesia
NV
di
Samarinda
tahun
1950
kemudian
merger
dengan
Bank
Pasifik.
9.
Bank
Timur
NV
di
Semarang
berganti
nama
menjadi
Bank
Gemari.
Kemudian
merger
dengan
Bank
Central
Asia
(BCA)
tahun
1949.
Di
Indonesia,
praktek
perbankan
sudah
tersebar
sampai
ke
pelosok
pedesaan.
Lembaga
keuangan
berbentuk
bank
di
Indonesia
berupa
Bank
Umum,
Bank
Perkreditan
Rakyat
(BPR),
Bank
Umum
Syari
ʹ
ah,
dan
juga
BPR
Syari
ʹ
ah
(BPRS).
Masing

masing
bentuk
lembaga
bank
tersebut
berbeda
karakteristik
dan
fungsinya.
C.
Sejarah
Bank
Pemerintah
Seperti
diketahu
bahwa
Indonesia
mengenal
dunia
perbankan
dari
bekas
penjajahnya,
yaitu
Belanda.
Oleh
karena
itu,
sejarah
perbankanpun
tidak
lepas
dari
pengaruh
negara
yang
menjajahnya
baik
untuk
bank
pemerintah
maupun
bank
swasta
nasional.
Berikut
ini
akan
dijelaskan
secara
singkat
sejarah
bank

bank
milik
pemerintah,
yaitu:

Bank
Sentral
,
Bank
Sentral
di
Indonesia
adalah
Bank
Indonesia
(BI)
berdasarkan
UU
No
13
Tahun
1968.
Kemudian
ditegaskan
lagi
dnegan
UU
No
23
Tahun
1999.Bank
ini
sebelumnya
berasal
dari
De
Javasche
Bank
yang
di
nasionalkan
di
tahun
1951.

Bank
Rakyat
Indonesia
dan
Bank
Expor
Impor,
Bank
ini
berasal
dari
De
Algemene
Volkscrediet
Bank,
kemudian
di
lebur
setelah
menjadi
bank
tunggal
dengan
nama
Bank
Nasional
Indonesia
(BNI)
Unit
II
yang
bergerak
di
bidang
rural
dan
expor
impor
(exim),
dipisahkan
lagi
menjadi:
1.
Yang
membidangi
rural
menjadi
Bank
Rakyat
Indonesia
dengan
UU
No
21
Tahun
1968.
2.
Yang
membidangi
Exim
dengan
UU
No
22
Tahun
1968
menjadi
Bank
Expor
Impor
Indonesia.

Bank
Negara
Indonesia
(BNI
ʹ
46),
Bank
ini
menjalani
BNI
Unit
III
dengan
UU
No
17
Tahun
1968
berubah
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
ʹ
46.

Bank
Dagang
Negara(BDN),
BDN
berasal
dari
Escompto
Bank
yang
di
nasionalisasikan
dengan
PP
No
13
Tahun
1960,
namun
PP
(Peraturan
Pemerintah)
ini
dicabut
dengan
diganti
dengan
UU
No
18
Tahun
1968
menjadi
Bank
Dagang
Negara.
BDN
merupakan
satu

satunya
Bank
Pemerintah
yangberada
diluar
Bank
Negara
Indonesia
Unit.

Bank
Bumi
Daya
(BBD),
BBD
semula
berasal
dari
Nederlandsch
Indische
Hendles
Bank,
kemudian
menjadi
Nationale
Hendles
Bank,
selanjutnya
bank
ini
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
Unit
IV
dan
berdasarkan
UU
No
19
Tahun
1968
menjadi
Bank
Bumi
Daya.

Bank
Pembangunan
Indonesia
(Bapindo)

Bank
Pembangunan
Daerah
(BPD),
Bank
ini
didirikan
di
daerah

daerah
tingkat
I.
Dasar
hukumnya
adalah
UU
No
13
Tahun
1962.

Bank
Tabungan
Negara
(BTN),
BTN
berasal
dari
De
Post
Paar
Bank
yang
kemudian
menjadi
Bank
Tabungan
Pos
tahun
1950.
Selanjutnya
menjadi
Bank
Negara
Indonesia
Unit
V
dan
terakhir
menjadi
Bank
Tabungan
Negara
dengan
UU
No
20
Tahun
1968.

Bank
Mandiri,
Bank
Mandiri
merupakan
hasil
merger
antara
Bank
Bumi
Daya
(BBD),
Bank
Dagang
Negara
(BDN),
Bank
Pembangunan
Indonesia
(Bapindo)
dan
Bank
Expor
Impor
Indonesia
(Ban
Exim).
Hasil
merger
keempat
bank
ini
dilaksanakan
pada
tahun
1999.
D.
Perkembangan
Perbankan
di
Indonesia
1.
Periode
1988

1996
Dikeluarkannya
paket
deregulasi
27
Oktober
1988
(Pakto
88),
antara
lain
berupa
relaksasi
ketentuan
permodalan
untuk
pendirian
bank
baru
telah
menyebabkan
munculnya
sejumlah
bank
umum
berskala
kecil
dan
menengah.
Pada
puncaknya,
jumlah
bank
umum
di
Indonesia
membengkak
dari
111
bank
pada
Oktober
1988
menjadi
240
bank
pada
tahun
1994

1995,
sementara
jumlah
Bank
Perkreditan
Rakyat
(BPR)
meningkat
drastis
dari
8.041
pada
tahun
1988
menjadi
9.310
BPR
pada
tahun
1996
2.
Periode
1997

1998
Pertumbuhan
pesat
yang
terjadi
pada
periode
1988

1996
berbalik
arah
ketika
memasuki
periode
1997

1998
karena
terbentur
pada
krisis
keuangan
dan
perbankan.
Bank
Indonesia,
Pemerintah,
dan
juga
lembaga

lembaga
internasional
berupaya
keras
menanggulangi
krisis
tersebut,
antara
lain
dengan
melaksanakan
rekapitalisasi
perbankan
yang
menelan
dana
lebih
dari
Rp
400
triliun
terhadap
27
bank
dan
melakukan
pengambilalihan
kepemilikan
terhadap
7
bank
lainnya.
Secara
spesifik
langkah

langkah
yang
dilakukan
untuk
menanggulangi
krisis
keuangan
dan
perbankan
tersebut
adalah:
a)
Penyediaan
likuiditas
kepada
perbankan
yang
dikenal
dengan
Bantuan
Likuiditas
Bank
Indonesia
(BLBI)
b)
Mengidentifikasi
dan
merekapitalisasi
bank

bank
yang
masih
memiliki
potensi
untuk
melanjutkan
kegiatan
usahanya
dan
bank

bank
yang
memiliki
dampak
yang
signifikan
terhadap
kebijakannya
c)
Menutup
bank

bank
yang
bermasalah
dan
melakukan
konsolidasi
perbankan
dengan
melakukan
marger
d)
Mendirikan
lembaga
khusus
untuk
menangani
masalah
yang
ada
di
industri
perbankan
seperti
Badan
Penyehatan
Perbankan
Nasional
(BPPN)
e)
Memperkuat
kewenangan
Bank
Indonesia
dalam
pengawasan
perbankan
melalui
penetapan
Undang

Undang
No.
23/1999
tentang
Bank
Indonesia
yang
menjamin
independensi
Bank
Indonesia
dalam
penetapan
kebijakan.
3.
Periode
1999

2002
Krisis
perbankan
yang
demikian
parah
pada
kurun
waktu
1997

1998
memaksa
pemerintah
dan
Bank
Indonesia
untuk
melakukan
pembenahan
di
sektor
perbankan
dalam
rangka
melakukan
stabilisasi
sistem
keuangan
dan
mencegah
terulangnya
krisis.
Langkah
penting
yang
dilakukan
sehubungan
dengan
itu

adalah:
ahmad noormuhammad
 Sejarah Perbankan
 Asal Mula Perbankan
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada
umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan
merencanakan membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk
bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis  akan tetapi
pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan
pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang
kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk
sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat
memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu duabelas
hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah
pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha
perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang.
Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika]] dibawa oleh
bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya
baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika.Bila ditelusuri, sejarah
dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga
dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat
penukaran uang.Dalam perjalanan sejarah kerajaan di masa dahulu
penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan
kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan
nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam
perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut
sekarang ini kegiatan simpanan.Berikutnya kegiatan perbankan
bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan
oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang
semakin beragam.

 Sejarah Perbankan di Indonesia

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan


Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di
Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul
Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun
1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri
dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada
itu antara lain:
1.    De Javasce NV.
2.    De Post Poar Bank.
3.    Hulp en Spaar Bank.
4.    De Algemenevolks Crediet Bank.
5.    Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6.    Nationale Handles Bank (NHB).
7.    De Escompto Bank NV.
8.    Nederlansche Indische Handelsbank
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan
orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-
bank tersebut antara lain:
1.    NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
2.    Bank Nasional indonesia.
3.    Bank Abuan Saudagar.
4.    NV Bank Boemi.
5.    The Chartered Bank of India, Australia and China
6.    Hongkong & Shanghai Banking Corporation
7.    The Yokohama Species Bank.
8.    The Matsui Bank.
9.    The Bank of China.
10.    Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh
pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal
kemerdekaan antara lain:
1.    NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini
Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di
Bandung
2.    Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang
sekarang dikenal dengan BNI '46.
3.    Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin
Ginko.
4.    Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di
Solo.
5.    Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
6.    Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
7.    Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,
kemudian menjadi Bank Amerta.
8.    NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
9.    Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
10.    Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank
Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun
1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok
pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah,
dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik
dan fungsinya.
 Doktrin Bank Berjuang
 Bank Pemerintah
Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6
Januari 1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-
angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965,
Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data
statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk
mempermudah komando di bidang perbankan untuk menunjang
Pembangunan Semesta Berencana , selanjutnya pada tahun 1965
pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh
bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara
Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari
ide Jusuf Muda Dalam, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank
Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan
semula Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden Soekarno.
Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi
dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar
Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal,
diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya
struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan;
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia
menjadi Bank Negara Indonesia Unit II;
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V.
Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke
dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan
Bapindo.Luputnya BDN dari proses pengintegrasian ini terutama
karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai
Menteri Penertiban Bank-bank Swasta Nasional yang tentu
mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan
BDN dengan bank-bank lainnya. Massie beralasan bahwa kebijakan
ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk
penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang
sama. Sementara, Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang
karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri
Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri
Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur
Bank Indonesia sebagai anggota.Dengan demikian, melalui
kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi
terintegrasi ke dalam BNI.
 Bank Swasta
Pada tahun 1965 pemerintah hendak mengabungkan seluruh bank
swasta atau bank asing dalam Bank Pembangunan Swasta sebagai
satu-satunya bank penghimpun dan penyalur dari semua dana-dana
progresif di sektor swasta dan alat-alat yang dapat dipergunakan
Pembangunan Semesta Berencana  dan rencana-rencana lain yang
ditentukan oleh Presiden Republik Indonesia.
Sejarah Bank Pemerintah
Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan
dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah
perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya
baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional.Pada 1958,
pemerintah melakukan nasionalisasi bank milik Belanda mulai
dengan Nationale Handelsbank (NHB) selanjutnya pada tahun 1959
yang diubah menjadi Bank Umum Negara (BUNEG kemudian
menjadi Bank Bumi Daya) selanjutnya pada 1960 secara berturut-
turut Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara (BDN) dan
Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) menjadi Bank Koperasi
Tani dan Nelayan (BKTN) dan kemudian menjadi Bank Expor Impor
Indonesia (BEII).
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik
pemerintah, yaitu:[rujukan?]
•    Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23
Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang
di nasionalkan di tahun 1951.
•    Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor
Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di
lebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional
Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor
impor (exim), dipisahkan lagi menjadi:
1.    Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan
UU No 21 Tahun 1968.
2.    Yang membidangi Exim dengan UU No 22 Tahun 1968 menjadi
Bank Expor Impor Indonesia.
•    Bank Negara Indonesia (BNI '46)
Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968
berubah menjadi Bank Negara Indonesia '46.
•    Bank Dagang Negara(BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP
No 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut
dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang
Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada
diluar Bank Negara Indonesia Unit.
•    Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank,
kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini
menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19
Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.
•    Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
•    Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah
UU No 13 Tahun 1962.
•    Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara
dengan UU No 20 Tahun 1968.
•    Bank Mandiri
Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya
(BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). Hasil
merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.
 Tujuan jasa perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu
negara.Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua
tujuan.Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran
yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai,
tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting
dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat
diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti
bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang
lebih produktif.Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu
negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya
berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman
dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana
pinjaman.

Jasa perbankan sebenarnya sangat banyak, hanya saja sedikit sekali


masyarakat yang mengetahuinya. Tujuan dan manfaatnya pun sangat
baik bagi para nasabah. Akan tetapi banyak yang memanfaatkannya
untuk tindakan kriminal, seperti pembobolan ATM dan pemalsuan
buku tabungan dan lain-lain.
 Perusahaan Pemegang Sepuluh Besar Bank Berdasarkan Keuntungan
di Tahun 2003 (Dalam Dolar AS)
1.    Citigroup — 20 miliar
2.    Bank of America — 15 miliar
3.    HSBC — 10 miliar
4.    Royal Bank of Scotland — 8 miliar
5.    Wells Fargo — 7 miliar
6.    JPMorgan Chase — 7 miliar
7.    UBS AG — 6 miliar
8.    Wachovia — 5 miliar
9.    Morgan Stanley — 5 miliar
10.    Merrill Lynch — 4 miliar
 Jenis-jenis bank dan fungsinya
Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank komersial, lembaga
tabungan, dan credit unions - yang juga disebut lembaga
penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari simpanan
nasabah. [16] Bank-bank komersial adalah kelompok terbesar
lembaga penyimpanan bila diukur dengan besarnya aset.[rujukan?]
Mereka melakukan fungsi serupa dengan lembaga-lembaga tabungan
dan credit unions, yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan
membuat pinjaman ( Namun, mereka berbeda dalam komposisi aktiva
dan kewajiban, yang jauh lebih bervariasi).[16]
Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa
konsolidasi perbankan tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank
paling kecil ( aset di bawah $ 1 miliar).Bank-bank ini - dengan aset
dibawah $ 1 milliar - cenderung mengkhususkan diri pada ritel atau
consumer banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kredit
konsumen dan deposito lokal.Sedangkan aset bank yang relatif lebih
besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri dari dua kelas adalah
bank regional atau super regional. Mereka terlibat dalam grosir yang
lebih kompleks tentang kegiatan komersialperbankan, meliputi kredit
konsumen dan perumahan serta pinjaman komersial dan industri (D &
I Lending), baik secara regional maupun nasional.Selain itu, bank -
bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) - seperti dana
antar bank atau dana pemerintah ( federal funds)- untuk membiayai
pinjaman dan kegiatan investasi mereka. Namun, beberapa bank yang
sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral. Saat
ini, lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank
Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche Bank( melalui akuisisi
bankir-bankir saling mempercayai), Citigroup, JP Morgan , dan Bank
HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat
megamergers. Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman
tidak selalu menjadi indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi,
gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada sumber nondeposit
atau pinjaman dana.
 Jasa - jasa perbankan
Jasa – jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun
dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan
kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan
lainnya antara lain sebagai berikut :
•    Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah
•    Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah
•    Jasa pengiriman uang ( transfer )
•    Jasa penagihan ( inkaso )
•    Kliring
•    Penjualan mata uang asing
•    Penyimpanan dokumen
•    Jasa cek wisata
•    Kartu kredit
•    Jasa – jasa yang ada di pasar modal seperti pinjaman emisi dan
pedagang efek.
•    Jasa Letter of Credit ( L/C)
•    Bank garansi dan referensi bank
•    Jasa bank lainnya.
SEJARAH
Sejarah Singkat BNI
 
 
Dengan sejarah yang kaya, kondisi financial yang kuat, sumber
daya manusia yang unggul dan teknologi yang andal, BNI yakin
telah berada di jalur yang tepat untuk menjadi bank nasional
yang berkemampuan global.
 
 
Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia
(persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir
setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank
sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya
beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955. Oeang Republik
Indonesia atau ORI sebagai alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1946
dicetak dan diedarkan oleh Bank Negara Indonesia.
 
Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai bank sentral pada tahun 1949,
Pemerintah membatasi peran BNI sebagai bank sentral. BNI lalu
ditetapkan sebagai bank pembangunan dan diberikan hak untuk
bertindak sebagai bank devisa pada tahun 1950 dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri. Kantor cabang BNI pertama di
luar negeri dibuka di Singapura pada tahun 1955.
 
Peranan BNI untuk mendukung perekonomian Indonesia semakin
strategis dengan munculnya
inisiatif untuk melayani seluruh lapisan masyarakat dari Sabang
sampai Merauke pada tahun 1960-an dengan memperkenalkan
berbagai layanan perbankan seperti Bank Terapung, Bank Keliling,
Bank Bocah dan Bank Sarinah. Tujuan utama dari pembentukan Bank
Terapung adalah untuk melayani masyarakat yang tinggal di
kepulauan seperti di Kepulauan Riau atau daerah yang sulit dijangkau
dengan transportasi darat seperti Kalimantan. BNI juga meluncurkan
Bank Keliling, yaitu jasa layanan perbankan di mobil keliling sebagai
upaya proaktif untuk mendorong masyarakat menabung.
 
Sesuai dengan UU No.17 Tahun 1968 sebagai bank umum dengan
nama Bank Negara Indonesia 1946, BNI bertugas memperbaiki
ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
nasional.
 
Segmentasi nasabah juga telah dibidik BNI sejak awal dengan
dirintisnya bank yang melayani khusus nasabah wanita yaitu Bank
Sarinah di mana seluruh petugas bank adalah perempuan dan Bank
Bocah yang memberikan edukasi kepada anak-anak agar memiliki
kebiasaan menabung sejak dini. Pelayanan Bank Bocah dilakukan
juga oleh anak-anak. Bahkan sejak 1963, BNI telah merintis layanan
perbankan di perguruan tinggi saat membuka Kantor Kas Pembantu di
Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Saat ini BNI telah
memiliki kantor layanan hampir di seluruh perguruan tinggi negeri
maupun swasta terkemuka di Indonesia.
 
Dalam masa perjalanannya, BNI telah mereposisi identitas
korporatnya untuk menyesuaikan dengan pasar keuangan yang
dinamis. Identitas pertama sejak BNI berdiri berupa lingkaran warna
merah dengan tulisan BNI 1946 berwarna emas melambangkan
persatuan, keberanian, dan patriotisme yang memang merefleksikan
semangat BNI sebagai bank perjuangan. Pada tahun 1988, identitas
korporat berubah menjadi logo layar kapal & gelombang untuk
merepresentasikan posisi BNI sebagai Bank Pemerintah Indonesia
yang siap memasuki pasar keuangan dunia dengan memiliki kantor
cabang di luar negeri. Gelombang mencerminkan gerak maju BNI
yang dinamis sebagai bank komersial Negara yang berorientasi pada
pasar.
 
Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang mengguncang
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, BNI
melakukan program restrukturisasi termasuk diantaranya
melakukan rebranding untuk membangun & memperkuat reputasi
BNI.Identitas baru ini dengan menempatkan angka ‘46’ di depan kata
‘BNI’. Kata ‘BNI’ berwarna tosca yang mencerminkan kekuatan,
keunikan, dan kekokohan. Sementara angka ‘46’ dalam kotak orange
diletakkan secara diagonal untuk menggambarkan BNI baru yang
modern.
 
Peningkatan Shareholders Value
 
BNI kembali mencatat sejarah dengan menjual saham perdananya
kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada tahun 1996. Dalam sejarah perbankan nasional,
BNI menjadi bank negara pertama yang go-public.
 
 
Bersamaan dengan program divestasi saham pemerintah, BNI
menerbitkan saham baru pada tahun 2007 dan 2010 melalui
Penawaran Umum Terbatas (right issue) dengan memperluas
komposisi kepemilikan saham publik menjadi 40%. Dengan
meningkatnya kepemilikan publik,
 
BNI dituntut untuk meningkatkan kinerja unggul sehingga dapat
memberikan nilai lebih kepada pemegang saham.
 
Globalisasi juga menuntut industri perbankan untuk selalu
meningkatkan kemampuan dalam memberikan solusi perbankan
kepada seluruh nasabah. Secara historis BNI focus pada corporate
banking yang didukung dengan infrastruktur retail banking yang kuat.
Kini BNI terus berupaya meningkatkan kapitalisasi keduanya menjadi
keunggulan BNI

Pada 2013, BNI memposisikan layanannya dalam tingkat yang lebih


tinggi. Bank BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit
bergambar Tim Sepakbola peserta BPL,Chelsea, dengan
logo MasterCard. Kartu tersebut dapat diterima oleh fans Chelsea.
Bank BNI juga meluncurkan layanan trust bagi industri ekspor,
termasuk untuk industri minyak dan gas.[2]
Galeri logo[sunting | sunting sumber]

Logo pertama BNI (1946-1988)


 

Logo kedua BNI kapal layar (1988-2004)


 

Logo ketiga BNI, dengan tulisan BNI berwarna hijau dan angka 46
berwarna putih di dalam kotak berwarna jingga (2004-sekarang)
Galeri slogan[sunting | sunting sumber]
1988-2003  : Terpercaya, Kokoh, dan Bersahabat
2003-2004  : Melayani Dengan Kebanggaan Sebagai Bank Anak
Negeri (Slogan sementara pada masa transisi bank)
2004-sekarang : Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
2011-sekarang : BNI memberi lebih
Budaya perusahaan[sunting | sunting sumber]
Budaya Kerja BNI ”Prinsip 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan
BNI, terdiri dari :
Empat Nilai Budaya Kerja :

 Profesionalisme
 Integritas
 Orientasi perbankan
 Perbaikan tiada henti
Enam Nilai Perilaku Utama Insan BNI :

 Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik


 Jujur, Tulus dan Ikhlas
 Disiplin, Konsisten dan Bertanggung Jawab
 Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
 Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
 Kreatif dan Inovatif
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang
merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI. Enam Perilaku
Utama Insan BNI disesuaikan dengan empat nilai budaya kerja BNI :

 Profesionalisme : Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan


Hasil Terbaik
 Integritas : Jujur, Tulus dan Ikhlas; Disiplin, Konsisten dan
Bertanggung Jawab
 Orientasi Pelanggan : Memberikan Layanan Terbaik Melalui
Kemitraan yang Sinergis
 Perbaikan Tiada Henti : Senantiasa Melakukan Penyempurnaan,
Kreatif dan Inovatif
Sponsorship[sunting | sunting sumber]
BNI banyak mensponsori beberapa event olah raga dan lainnya antara
lain Thomas & Uber Cup 1994, SEA Games 1997, Asian Games
1998-2014, Kejuaraan Golf Indonesia Open, klub sepak bola Chelsea,
Java Jazz Festival sampai Tour De Singkarak.
Prestasi[sunting | sunting sumber]
Misi perusahaan BNI ternyata telah berhasil menyumbang beberapa
award yang telah diraih secara bersamaan oleh BNI.
Anak perusahaan[sunting | sunting sumber]
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. saat ini mempunyai 9 anak
perusahaan. Mereka adalah sebagai berikut :

 BNI Remittance Limited - Hong Kong


 PT. Bina Usaha Indonesia
 PT. BNI Life
 PT. BNI Multi Finance
 PT. BNI Nomura Jafco Investment
 PT. BNI Nomura Jafco Manajemen Ventura
 PT. BNI Nomura Jafco Ventura Satu
 PT. BNI Securities
 PT. Pembiayaan Artha Negara
 PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia
 PT. Asuransi Tri Pakarta
 Bank BNI Syariah
 Bank Nusa Nasional (telah di-spin off pada 2009)
Struktur organisasi[sunting | sunting sumber]
[3][4]

Dewan Komisaris[sunting | sunting sumber]

 Komisaris Utama : Rizal Ramli


 Wakil Komisaris Utama: Pradjoto
 Komisaris : Pataniari Siahaan
 Komisaris : Revrisond Baswir
 Komisaris : Kiagus Ahmad Badaruddin
 Komisaris Independen : Anny Ratnawati
 Komisaris Independen : Jos Luhukay
 Komisaris Independen: Zulkifli Zaini
 Komisaris Independen : Daniel T. Sparingga
Dewan Direksi[sunting | sunting sumber]

 Direktur Utama: Achmad Baiquni


 Wakil Direktur Utama: Suprajarto
 Direktur: Rico Rizal Budidarmo
 Direktur: Herry Sidharta
 Direktur: Adi Sulistyowati
 Direktur: Bob Tyasika Ananta
 Direktur: Anggoro Eko Cahyo
 Direktur: Imam Budi Sarjito
 Direktur: Sutanto
Pemegang saham[sunting | sunting sumber]

 Pemerintah Republik Indonesia (yang diwakili oleh Kementerian


Negara Badan Usaha Milik Negara)
Lihat pula[sunting | sunting sumber]

 Wisma 46
 Bank Indonesia
 Daftar bank di Indonesia
 Tour de Singkarak
Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ Struktur Organisasi.
2. ^ BNI Sediakan Layanan Trust Bagi Industri Berbasis Ekspor.
Vibiznews. Diakses 14 Juli 2013.
3. ^ Dewan Komisaris.
4. ^ Dewan Direksi.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]

 (Indonesia) Situs Web Resmi: PT. Bank Negara Indonesia


(Persero) Tbk.
 (Inggris) Official Website: PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk.
 (Indonesia) Portal Nasional Republik Indonesia – Profile: PT.
Bank Negara Indonesia (BNI).
 (Inggris) National Portal of Republic of Indonesia – Profile: PT.
Bank Negara Indonesia (BNI).

SEJARAH BAN BNI 46 LENGKAP


"Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, bangsa
dan Negara Republik Indonesia, selama 66 tahun usiaBNI sejak
didirikan pertama kali pada tanggal 5 Juli 1946, BNI terus tumbuh
dan berkembang bersama Negeri, mengawal pembangunan di
berbagai sektor industri, sesuai dengan tagline BNI Melayani Negeri,
Kebanggaan Bangsa"

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara


Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi


pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau
Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30
Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga
kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional,
sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan
sebagai Hari Bank Nasional.
http://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-bank-bni-46-
lengkap.html
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949,
Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank
sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan
sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk
bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi
luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank


Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi
sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian


dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank
Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama
panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan
bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI


berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara
keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui
penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
http://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-bank-bni-46-
lengkap.html
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan
dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan
melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari
masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI
terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai


digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih
baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan
'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian -
'46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan
kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang
60% saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang
saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing.

Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total


aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan
layanan jasa keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh
perusahaan anak: Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI
Securities dan BNI Life Insurance.

Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp333,3
triliun dan mempekerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk
melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang
luas mencakup 1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New
York, London, Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM
milik sendiri, 42.000 EDC serta fasilitas Internet banking dan SMS
banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang
menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada
seluruh nasabah.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,


BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri,
serta senantiasa menjadi kebanggaan negara

PENGHARGAAN
 Best Issuer Award (Based on SPI) Visa dalam Visa Indonesia Bank
Awards 2012
 Best BPD Partnership Program Visa dalam Visa Indonesia Bank
Awards 2012
 Best Affinity Program Visa dalam Visa Indonesia Bank Awards
2012
 2nd Best SMS Banking; Commercial Bank MRI & Infobank dalam
Banking service Excellence Awards 2012
 Regular Banking - Domestic Banking Carre & Service Excellence
dalam Service Quality Award 2012
 Indonesia Service to Care Champhion 2012 MarkplusInsight dalam
Indonesia Service to Care Champion 2012
 The 1st Winner in Category of Priority Banking based on Survey
by lpsos SWA Magazine & lpsos dalam Consumer Banking
Excellence Award
 Top 100 Annual Reports Worldwide; ranking at #80 League of
American Communications Professionals dalam 2011 Vision
Awards Annual Report Competition
 Best in House Annual Report – Bronze; Asia Pasific Region
League of American Communications Professionals dalam 2011
Vision Awards Annual Report Competition
 Special Category Best State-Owned Enterprise SBA id dalam
Indonesia Sustainable Business Awards 2012
 Most Favorite Leadership of The Year 2012 : Gatot M. Suwondo
Indonesia Property & Bank Award VII dalam Most Favorite
Leadership of The Year 2012
 In Recognition of Winning the “Most Admired ASEAN Enterprise
for Corporate Social Responsibility Large Company” ASEAN
dalam Asean Business Awards 2012
 Indonesia Green Company Achievement SWA Magazine dalam
Indonesia Green Company Achievement 2012
 Category Inovasi GCG BUMN Tbk Terbaik BUMN Track dalam
Anugerah BUMN 2012
 Most Admired ASEAN Enterprise for Employment Large
Company ASEAN dalam Asean Business Awards 2012
 ISO 9001:2008 – IT Operation Services oleh SGS Systems &
Services Certification
 ISO 9001:2008 – IT Security Management oleh SGS Systems &
Services Certification
 ISO 9001:2008 – Credit Card - Quality Management oleh PT
Lloyd’s Register Indonesia
 ISO 9001:2008 – ISO 9001:2008 Quality Management System on
Trade Processing Center oleh SAI Global Australia

 7 Makna Sejarah Bank BNI Bagi Bangsa Indonesia
 Apakah sejarah bank bni bermakna untuk bangsa Indonesia di
era sekarang, jika iya kira kira apa saja yang bisa kita petik?
www.bank-bni.com akan mencoba menyajikan makna lain
yang terkandung dalam perjalanan panjang bank bni di bumi
nusantara dalam 7 point penting berikut :

 Pertama, sejarah bank bni tak bisa dilepaskan begitu saja dari
upaya keras para pejuang bangsa dalam membebaskan rakyat
akibat penjajahan. Kelahiran bank bni pada tanggal 5 Juli 1946
menjadi tonggak hadirnya bank pertama yang dimiliki oleh
negara setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No.
2/1946, BNI menjalankan fungsinya sebagai bank cemtral dan
bank umum.

 Kedua, posisi dan kewenangan bank BNI mengalami
perubahan dan mulai menjalankan fungsinya sebagai bank
komersial pada tahun 1955. Sejarah perjalanan panjang BNI
juga mencatat bagaimana Oeang Republik Indonesia atau ORI
untuk pertama kalinya dicetak dan diedarkan oleh BNI pada
tanggal 30 Oktober 1946. Pada saat itu ORI merupakan alat
pembayaran resmi yang dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia.

Ketiga, Kondisi ekonomi terus berubah dan pemerintah


mengambil kebijakan baru dengan menunjuk De Javasche
Bank sebagai Bank Central di tahun 1949. Kebijakan ini
sekaligus menggantikan posisi Bank BNI yang sebelumnya
lebih dulu dijadikan sebagai Bank Central di awal
kemerdekaan. Perubahan posisi tidak menimbulkan masalah
meski disisi lain pemerintah mulai membatasi peran BNI
setelelah posisi sentral dilimpahkan kepada bank warisan dari
Pemerintahan Hindia Belanda.

Keempat, Pada fase selanjutnya setelah Bank BNI tidak lagi


ditetapkan sebagai Bank Central, di tahun 1950 pemerintah
menetapkan BNI sebagai bank pembangunan sekaligus
bertindak sebagai bank devisa . Hak baru ini memungkinan
BNI menjalankan fungsi strategis dan mempunyai hak penuh
untuk melakukan akses secara langsung ketika bertransaksi ke
luar negeri.

Kelima, BNI terus berubah dan mulai mengambil peran


internasional hingga kantor cabang BNI pertama pun lahir di
luar negeri . Untuk pertama kalinya , BNI membuka kantor
cabang di Singapura pada tahun 1955 , sekaligus sebagai
penanda perluasan akses terhadap layanan dan produk produk
BNI kala itu. Kantor cabang BNI Singapura hingga kini masih
eksis dan mengalami kemajuan jauh melebihi target awal
pendirian.

Keenam,BNI tak ingin berhenti dalam berkarya, bank ini pun


melalukan terobosan secara kreatif agar bisa memenuhi
harapan segenap warga negara di seluruh wilayah Indonesia.
Beberapa langkah terobosan itu misalnya dengan
memperkenalkan layanan Bank Terapung, Bak Bocah, Bank
Keliling dan Bank Sarinah.

Bank Terapung memang layanan unik yang dimiliki BNI,


dengan adanya layanan ini, masyarakat yang tinggal di
kepulauan tetap bisa menikmati layanan perbankan yang
disediakan oleh BNI. Sejarah mencatat Bank Terapung telah
banyak membantu nasabah yang tinggal di Kepulauan Riau
dan semua wilayah yang sukar dilalui oleh jalur darat seperti
Kalimantan , Maluku dan lain sebagainya.

Lalu peran BNI keliling saat itu pun menjadi idola masyarakat,
nasabah merasa dimanjakan oleh kebijakan yang bersifat
jemput bola ini , sekaligus kebijakan tersebut telah mendorong
masyarakat yang belum menabung jadi ambil bagian untuk
segera menyimpan uangnya di BNI. 

Lalu bagaimana dengan Bank Sarinah , apakah langkah


terobosan ini juga mendapat sambutan positif? Iya, Bank
Sarinah merupakan layanan BNI yang ditargetkan untuk
membidik nasabah dari kalangan wanita. Yang menarik adalah
semua pegawai yang bertugas di Bank Sarinah seluruhnya
perempuan, tak ada satu pegawai dari kalangan pria. Sehingga
hal itu akan memiliki daya tarik tersendiri bagi calon nasabah
wanita.

Bagaimana dengan Bank Bocah? Dari namanya maka akan


terlintas suatu layanan yang memberi titik fokus tinggi pada
kalangan anak anak. Bank Bocah sengaja dihadirkan untuk
memberikan edukasi kepada kalangan anak atau remaja agar
sejak awal bisa memiliki kebiasaan positif untuk menyimpan
uang. Pelayanannya pun dilakukan oleh bocah, sehingga
komunikasi dan ikatan yang terjalin jadi terasa tidak resmi.

Layanan Bank Bocah kemudian berkembang menjadi lebih


baik dan tepat pada tahun 1963, BNI merintis layanan
perbankan di perguruan tinggi , tepatnya di kota Medan pada
Universitas Sumatera Utara. Layanan ini sifatnya sebagai
Kantor Kas Cabang Pembantu yang melayani transaksi
keuangan untuk mahasiswa dan di tahun 2015 BNI sudah
memiliki kantor layanan di berbagai universitas yang ada di
Indonesia.

Ketujuh, Berdasarkan amanat Undang Undang No 17 Tahun


1968, BNI berubah menjadi Bank Umum dengan nama baru
Bank Negara Indonesia 1946 atau BNI 46. Tugas yang
diemban BNI pun tidak ringan, karena undang undang tersebut
memberi mandat supaya BNI melakukan perbaikan ekonomi
rakyat dan berpartisipasi aktif dalam menyukseskan
pembangunan ekonomi nasional.

Berbagai perubahan  memang terus terjadi di BNI, tuntutan


pasar keuangan yang dinamis membuat BNI mengatur ulang
identitas korporatnya tanpa mengubah tujuan awal
sebagaimana yang diamanatkan oleh undang undang.

Identitas korporat yang mengalami penyesuaian adalah adanya


perubahan pada logo BNI di tahun 1988. Awalnya logo BNI
berupa lingkaran berwarna merah dengan tulisan BNI 1946
berwarna emas. Warna itu bukan sembarang warna, karena
bagi BNI warna tersebut mengandung maksud keberanian,
patriotisme dan semangat persatuan nasional . Sekaligus
menjadi penegas bahwa Bank BNI adalah bank perjuangan
nasional. 

Identitas awal itu berubah menjafi logo layar kapal dan


gelombang. Logo Layar kapal bagi BNI ini menunjukkan
kepada dunia bahwa BNI sebagai salah satu bank pemerintah
sudah siap memasuki pasar keuangan dunia dan siap
melebarkan sayapnya ke berbagai negara. Semangat ini
kemudian diwujudkan dengan dibukanya kantor kantor cabang
BNI di luar negeri. Sementara logo Gelombang pada BNI
menegaskan gerak maju BNI yang dinamis sebagai bank
komersial yang punya orientasi jelas pada pasar lokal, nasional
dan internasional.

Mungkin anda pun penasaran mengapa logo BNI yang


sekarang menempatkan angka 46 di depan kata BNI bukannya
dibelakang? Itu tak lepas dari bagian sejarah panjang BNI,
perubahan itu untuk memperteguh BNI sebagai bank yang
punya kekuatan, keunikan dan tetap kokoh meskipun berbagai
penghalang selalu menyerang. Dari sisi warna pun berbeda,
angka 46 berwarna tosca yang diletakan pada kotak diagonal
berwarna orange  yang melambangkan BNI modern dan maju.

Sejarah BNI tak hanya berhenti disini, tepat di tahun 1996


untuk pertama kalinya Bank BNI masuk ke pasar saham
dengan menjual sahamnya ke Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Langkah ini sekaligus sebagai bukti jika BNI
adalah bank pertama yang go-public ketika bank bank lain
masih menjalankan kebijakan yang tak jauh beda dengan
kompetitornya.

 Dalam perjalanannya BNI tidak selamanya menemukan
kemudahan, tetapi lebih sering menghadapi tantangan dan
masalah yang menuntut kesungguhan. Contoh tantangan yang
menjadi ujian bagi BNI 46 adalah ketika krisis keuangan
melanda benua Asia pada tahun 1998. Krisis ini demikian
parah hingga membuat kepercayaan masyarakat pada
perbankan nasional menurun drastis. 

Masyarakat atau nasabah ramai ramai menarik uang mereka


dari BNI lalu membelanjakannya dalam bentuk dolar . Kondisi
itu membuat banyak bank di Indonesia menderita kerugian
hingga sebagian gulung tikar dan bangkrut. BNI memahami
bahwa masa depan ekonomi nasional yang lebih baik adalah
segalanya. 

BNI pun melakukan program restrukturisasi yang tercermin


dalam tindakan rebranding untuk menguatkan posisinya
sebagai bank unggul dan bereputasi bagus. Upaya BNI pun
berhasil, ia mampu melewati masa masa tidak menguntungkan
sebagaimana juga dialami oleh bank bank yang ada di benua
Asia. 

Seiring dengan perubahan kebijakan pemerintah dalam


menyelamatkan perekonomian nasional, Bank BNI pun
menerbitkan saham baru di tahun 2007 dan 2010 untuk
menyesuaiakan program divestasi saham pemerintah.
Kebijakan ini membuka kran baru dengan memperluas
komposisi kepemilikan saham publik lebih tinggi dibanding
sebelumnya, Tercatat 40 % saham untuk kepemilikan publik
dan sisanya menjadi milik pemerintah.

BNI terus berjuang dengan meningkatkan kinerja  hingga


mampu mewujudkan visinya sebagai bank yang unggul dan
dibanggakan oleh nasabah ataupun pemegang saham. Nilai
tambah terus ditingkatkan karena BNI mengerti bagaimana
globalisasi telah menuntut dunia perbankan agar lebih sesuai
dalam memberikan solusi terbaik.

Sejarah panjang BNI akan selalu relevan untuk dikaji dan


dipelajari, sebab kaitan historis BNI yang berfokus pada
corporate banking inilah yang membuat BNI tetap unggul dan
mampu bertahan di tengah tengah tantangan pasar dunia. Oleh
karena itu dukungan retail banking dengan infrastruktur
unggul secara pasti akan meningkatkan aset nasional. 

Akibatnya tingkat kepercayaan publik pun meningkat, sebab


mereka tahu  bagaimana kondisi real financial BNI, bagaimana
dukungan SDM unggul yang dimilikinya dan semua orang
sepakat bahwa sejarah perjalanan BNI itu membuktikan jika
bank ini telah berubah menjadi bank yang mengabdi pada
kepentingan nasional , unggul dan memiliki daya saing global.

Sejarah BNI Syariah


Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya
yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan
masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan
berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal
tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi
28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di


Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di
dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor


12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga
semakin meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,


161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan
Gerak dan 20 Payment Point.

PERBANKAN
Senin, 11 Maret 2013
SEJARAH BANK BNI

Sejarah  Bank BNI '46         


Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi


pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau
Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30
Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga
kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional,
sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan
sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari


Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949,
Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank
sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan
sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk
bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi
luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank


Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi
sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian


dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank
Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama
panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan
bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi
perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di
pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan


kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan
melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari
masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI
terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai


digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih
baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan
'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian -
'46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan
kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,


BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri,
serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
 
Simpanan dana Rupiah nasabah perorangan dalam  rekening Buku
Tabungan yang dapat disetor dan ditarik sewaktu-waktu dengan
memakai slip setoran,  pengambilan dan kwitansi.    
 Persyaratan :
Mengisi Formulir Permohonan Pembukaan Rekening
Photocopy identitas diri (KTP/SIM/pasport,dll)
Setoran pertama/saldo minimum Rp.100.000,-
Setoran lanjutan minimal Rp.5.000,-
Menandatangani perjanjian bagi hasil diatas materai Rp.6.000,-
Biaya pencetakan kartu Rp.5.000.-

Keunggulan :
Kartu ATM : dapat diakses dmelalui  jaringan ATM BNI, ATM
Bersama, Link diseluruh Indonesia 24 jam  non stop dan juga dapat
diakses  melalui ATM Internasional Cirrus (termasuk uang asing
Real)
Sebagai Kartu Debit untuk berbelanja di merchant berlogo
Maestro/MasterCard.
Bagi hasil sangat menarik/, dihitung secara harian (ditampung dalam
rekening akumulasi) dan dikreditkan ke rekening penabung secara
otomatis tanggal 15 dan efektif dapat digunakan tanggal 16.
Saldo dibawah saldo minimum tetap diberikan bagi hasil.
Nasabah menutup rekeningnya sebelum akhir bulan, sistem
menghitung keuntungan bagi hasil sampai tanggal penutupan.
Pengambilan melalui teller tidak dibatasi jumlahnya, sedangkan
melalui ATM BNI sebesar Rp.5 juta/hari.
On-Line real time  diseluruh Cabang/Capem BNI BNI dan BNI
Syariah
Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan
Fasilitas Phonebanking 24 jam : layanan informasi dan mutasi
rekening, layanan transaksi, layanan pengaktifan/perubahan PIN,
layanan otodebet, billpayment
Individu         

Individu
Dapatkan produk-produk dan layanan terbaik khusus bagi individual,
hanya di BNI. Aneka produk dan layanan baik layanan Kredit,
Simpanan, ataupun Treasuri, dengan manfaat maksimal dan sesuai
dengan kebutuhan perbankan maupun pribadi Anda. Beberapa produk
kami antara lain adalah:

BNI Card
Dengan BNI Card, nikmati kenyamanan berbelanja di jaringan
toko/merchant berlogo MasterCard dengan otorisasi tandatangan,
keleluasaan tarik tunai di BNI ATM, jaringan ATM Link, jaringan
ATM Bersama yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan ATM
berlogo Cirrus di seluruh dunia serta semakin mudah melakukan
pembayaran rutin bulanan di BNI ATM dan transfer antar Bank ATM
Bersama. Selain itu, BNI Card sebagai akses untuk mendapatkan
layanan E-Banking seperti BNI Phoneplus, BNI SMS Banking dan
BNI Internet Banking.
 
BNI Instan
Produk dan layanan ini memfasilitasi kredit bagi Anda para pemegang
Deposito, Tabungan dan Giro dari Bank BNI.

Kartu Kredit
Kartu kredit dewasa ini bukan sekedar gaya hidup tetapi merupakan
kebutuhan bagi masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas
dalam kehidupannya sehari-hari. Semua keperluan bisnis maupun
pribadi, mulai dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien,
membiayai kelahiran si kecil, hingga belanja kebutuhan harian atau
berlibur bersama keluarga tercinta dapat di penuhi dengan Kartu
Kredit BNI.

BNI Griya
Adalah fasilitas kredit untuk pembelian/pembangunan/renovasi rumah
tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen dan rumah
peristirahatan (villa) atau untuk pembelian kavling/tanah matang di
real estate, kavling pemerintah atau swasta.

BNI Berbagi  

BNI dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan
membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan
menentukan keberhasilan pembangunan bangsa. Sinergi keduanya
akan membawa perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf
hidup masyarakat.

Halaman ini dipersembahkan oleh BNI dalam bentuk visual yang


semoga mampu mengharmoniskan hubungan, serta menggambarkan
kepedulian BNI terhadap masyarakat dan lingkungan.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
berkelanjutan yang dibangun oleh BNI untuk berperilaku etis dan
memberikan kontribusi pada pembangunan nasional sekaligus
meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara
keseluruhan. Hal ini merupakan perwujudan budi baik (goodwill)
perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat.

Tujuan dari CSR di BNI adalah mencakup hal-hal berikut:


Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan
Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung jawab
Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada umumnya
dan lingkungan sekitar di mana bisnis dilaksanakan pada khususnya
Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat
menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik
Meningkatkan nilai perusahaan melalui pembentukan reputasi yang
baik
Meningkatkan pemahaman publik terhadap BNI melalui informasi
yang disalurkan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

Program CSR yang dilakukan BNI adalah sesuai dengan bisnis


perusahaan sehingga dapat berjalan alami, serta mampu memberikan
manfaat dan perubahan yang signifikan 
bagi masyarakat. Bantuan dan partisipasi yang diberikan oleh BNI
bagi kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan adalah berdasarkan
visi dan misi dalam rangka menuju pembangunan yang berkelanjutan,
serta berlandaskan kepada S.E. Kepmen BUMN No.
SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang dana
kemitraan dan bina lingkungan dalam kaitannya dengan prinsip
membawa perubahan yang signifikan.

Program CSR di BNI menerapkan dan melaksanakan code of conduct


yang berlaku serta mengimplementasikan praktek good corporate
governance. Bertanggung jawab dan melaksanakan seluruh peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk didalamnya
menjalankan kewajiban sebagai warganegara yang bertanggung
jawab. Menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk
pembinaan masyarakat dan bantuan sosial yang memiliki dampak
terhadap perubahan ke arah hidup yang lebih baik serta meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia.
SEJARAH SINGKAT BANK BNI

Sejarah berdirinya Bank BNI ini berawal dari, setelah Negara


Kesatuan R.I. Diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, perlu disusul
dengan pembentukan aparatur yang mengaturnya. Salah satu yang
perlu dibentuk yaitu sebuah Bank milik sendiri, pendirian ini sesuai
dengan pasal 23 UUD 1945 dan aturan peralihan pasal 4 UUD RI.
Persiapan pembentukan bank milik sendiri dimulai sejak bulan
September 1945 yang diprakasai oleh RM. Margono
Djojohadikusumo yang pada waktu itu menjabat sebagai ketua Dewan
Pertimbangan Agung. Atas dukungan dari wakil presiden Dr. Moh.
Hatta, RM Margono Djojohadikusumo diberikan surat kuasa untuk
mendirikan suatu bank umum yang berfungsi sebagai bank sirkulasi,
surat kuasa tersebut ditanda tangani oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 16 September 1945.  Atas dasar surat kuasa tersebut RM.
Margono Djojohadikusumo pada tanggal 05 juli 1946 mendirikan
Bank Negara Indonesia (BNI) berdasarkan Peraturan Pemerintah
pengganti Undang-Undang (UU) No.2 tahun 1946 dan dirinya sendiri
menjabat sebagai Presiden Direktur BNI.
Kantor cabang yang pertama kali didirikan, yaitu di kota
Garut, Jawa Barat. Daerah operasinya yaitu daerah Priangan sampai
Banten. Peranan BNI cabang Garut sangat membantu perjuangan
bangsa Indonesia, karena BNI sebagai pengumpul dana untuk
melawan Belanda.
Sebagai realisasi keputusan Konfrensi Meja Bundar (KMB) dimana
posisi Pemerintah Republik Indonesia menjadi semakin lemah,
pemerintah Belanda menunjuk De Javashe Bank sebagai bank sentral.
Sehingga fungsi BNI dalam pemerintahan Republik Indonesia Serikat
(RIS) dianggap idak ada. Dengan UU No.24 tahun 1951, De Javashe
Bank dinasionalisasi dan UU No.11 tahun 1953 dirubah menjadi
Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Sampai dengan tahun 1954 kedudukan BNI masih belum jelas karena
adanya perbedaan pendapat antara pemerintah RIS dan pemerintah
RI, karena secara yuridis BNI merupakan bank milik pemerintah RI.
Penegasan status BNI sebagai bank umum secara yuridis ditetapkan
pada tanggal 04 Februari 1955, yaitu berdasarkan UU darurat No.2
tahun 1955 kemudian pada tahun 1961 UU darurat tersebut dijadikan
UU. Dengan adanya UU ini tugas dan lapangan usaha BNI berubah
menjadi bank umum dengan tugas-tugas antara lain: membantu
memajukan rakyat dan pembangunan perekonomian nasional dalam
lapangan “perdagangan pada umumnya dan perdagangan impor dan
ekspor pada khususnya.”
Peranan bank BNI dalam masa kini tidak berubah, bahkan bertambah,
sejalan dengan berkembangnya perekonomian pemerintah.
Organisasi BNI semakin membengkak karena disamping
bertambahnya kantor cabang pada tahun 1960 dari 29 cabang
bertambah menjadi 274 cabang pada tahun 1965, begitu pula
bertambahnya pegawai pada tahun 1960 dari 1.805 pegawai menjadi
5.879 pegawai pada tahun 1965.
Pada tahun 1960 dibuka kantor cabang Tokyo dan pada tahun 1963
dibuka kantor cabang Hong Kong. Pada dekade ini BNI sudah
memelopori penggunaan computer dalam industri perbankan. Pada
tahun 1962 dan tahun 1963 BNI telah tercatat memelopori
perdagangan uang dan modal dengan mengeluarkan obligasi BNI.
Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan presiden No.8, No.13 dan
No.17/1965/ Juncto surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral
No.Kep/665/UBS/65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan pengintegrasian
bank-bank pemerintah menjadi bank tunggal dengan nama Bank
Negara Indonesia (BNI).
Sesuai dengan UU No.17/1968, BNI statusnya kembali menjadi bank
umum dan berubah dengan nama Bank Negara Indonesia 1946,
dengan tugas utama pembiayaan dalam sektor industri.
Pada tahun 1974 direksi mulai menata SDM merekrut pegawai
dengan pendidikan minimal S1 untuk tenaga-tenaga ahli sesuai
dengan kebutuhan bahkan banyak tenaga-tenaga yang dikirim ke luar
negeri untuk mengambil program strata-2 dan ternyata program
tersebut merupakan fondasi yang sangat mendukung keberhasilan
bank BNI. Tujuan pengiriman tenaga-tenaga muda ini untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terus berkembang
sehingga dalam menghadapi deregulasi bank BNI sudah siap
khususnya dari SDM, karena selama ini sudah diantisipasi kondisi-
kondisi ini akan terjadi.
Disamping itu direksi bank BNI telah mengundang konsultan terkenal
di Amerika, yaitu BOOZZ Allen and Hamilton untuk melakukan
untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh, sebagai tindak lanjut
temuan konsultan tersebut, direksi mengambil kebijaksanaan
restrukturisasi yaitu dengan melakukan pembagian segmentasi pasar
menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Wholesale dikelola oleh kantor besar.
2. Middle market dikelola oleh kantor wilayah
3. Retail market dikelola oleh kantor cabang.
Perubahan logo, dengan bahtera layar, dengan penggantian call name
bank BNI, sebagai dampak positif kebijaksanaan yang sudah
dilaksanakan oleh bank BNI selama ini, terlihat bank BNI selalu
menjadi leader dibandingkan dengan bank-bank pesaing lainnya.
Posisi asset terus meningkat, keuntungan yang diperoleh juga terus
meningkat dan berada pada posisi nomor satu diantara perbankan di
Indonesia.
Sebagai penilaian prestasi yang cukup menggembirakan tersebut,
bank BNI diizinkan untuk melakukan go public, hal ini karena kondisi
bank BNI paling sehat dibandingkan dengan bank-banklainnya

Anda mungkin juga menyukai