PERBANDINGAN
GRAMATIKAL
BAHASA ARAB DAN
INGGRIS
2015
Kutipan Pasal 44, Ayat 1 dan 2, Undang-Undang Republik Indonesia tentang HAK
CIPTA:
4
PERBANDINGAN
GRAMATIKAL
BAHASA ARAB DAN
INGGRIS
2015
5
Perbandingan Gramatikal Bahasa Arab dan Inggris
Website: www.heryamedia.com
Email: heryamedia@yahoo.com
7
Akhirnya, kami sangat menyambut positif atas terbitnya buku ini,
semoga bermanfa’at bagi kita semua, khususnya bagi penyusun
dan umumnya bagi semua pembaca, dan semoga buku ini menjadi
amal jariyah yang mengantarkan ke husnul khotimah serta bahagia
di dunia maupun di akhirat, amin ya robbal alamin.
8
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan oleh
manusia dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lain dan
kedudukan bahasa menjadi lebih penting ketika manusia mencoba
untuk mengutarakan ide dan pemikiranny. Pada zaman sekarang,
kedudukan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi dua bahasa
asing yang paling diminati oleh masyarakat di Indonesia,
khususnya bagi mereka yang mencoba untuk memahami beberapa
literatur dan khazanah keilmuan yang memang banyak
menggunakan kedua bahasa tersebut, baik itu adalah santri,
pelajar, mahasiswa dan beberapa kalangan akademisi lainnya.
Penulis
12
Daftar isi
Daftar Isi
C. Interlanguage Theory
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
14
Buku ini dipersembahkan untuk:
Arbai’n Aziz RA
Ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan do’anya yang tak
terbatas,
Sri Wahyuni
Adikku tercinta,
Afkarina
15
16
BAB I
PENGANTAR TENTANG TATA BAHASA
18
1. Ilmu Bahasa
19
Berdasarkan dari paparan yang dikemukakan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa linguistik adalah studi bahasa manusia
secara ilmiah. Mempelajari linguistik berarti sama dengan
mempelajari teori bahasa pada umumnya dan tidak berkutat pada
teori bahasa tertentu. Dengan mempelajari linguistik menddapat
keterangan tentang objeknya, tataran-tatarannya, struktur
bahasanya, sejarahnya, dan teori tentang aliran yang berkembang
dalam linguistik.
20
1) Istilah bahasa sering dipakai dalam arti kiasan, seperti
dalam ungkapan “bahasa tari”, “bahasa alami”, “bahasa
tubuh”, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa arti
kiasan seperti itu tidak termasuk arti istilah “bahasa” dalam
ilmu linguistik.
1. Subdisiplin Linguistik
22
linguistik dikenal istilah linguistik terapan, dalektologi,
leksikologi, dan leksikostatisitik. Sedangkan dilihat dari segi aliran
atau teori yang mendasarinya, linguistik dapat dibagi atas
lingusitik struktural dan linguistik transformasi. (Pateda:1991-21)
2. Bidang-bidang Linguistik
Fonologi
Morfologi
Sintaksis
Semantik
Sintaksis
a. Tautan Sintaksis
26
ﺟﺪﯾ ﺪ, bad atau beautiful, serta baru atau baik dan sebagainya
dalam kalimat, seperti: ھ ﺬااﻟﻜﺘﺎب ﺟﺪﯾ ﺪ, The horse is beautiful, dan
Baju itu baru. Demikian pula kata the, ھﺬا, dan itu dalam kalimat di
atas memerlukan kehadiran ﻛﺘ ﺎب, horse, dan baju sebagai kata
dari kelompok kata benda. Sama halnya dengan kosakata seperti
ﺟﺪﯾ ﺪ, beautiful, dan baru. Kata-kata ini tidak bisa berdiri sendiri,
melainkan membutuhkan kata-kata seperti ﻛﺘ ﺎب, horse, dan baju.
Dari contoh-contoh ini kita ambil beberapa kesimpulan, yaitu
bahwa:
Nabil : Subjek
menendang : Predikat
Miftah : Objek
Miftah : Subjek
menendang : Predikat
Nabil : Objek
28
2. THE TRANSFORMATION RULE
29
Rule, yang mana pemaknaan bahasa tidak hanya dilihat dari
susunan kalimatnya yang disebut dengan surface structure, tetapi
juga dari susunan pemaknaannya yang disebut dengan deep
structure.
30
mempunyai struktur sama tapi artinya sangat berjauhan, seperti
contoh:
31
BAB II
TEORI-TEORI KEBAHASAAN
A. TEORI SAPIR-WHORF
32
which different societies live are distinct worlds, not merely the
same world with different labels attached... We see and hear and
otherwise experience very largely as we do because the language
habits of our community predispose certain choices of
interpretation. (Sapir 1958 [1929], p. 69)
33
yang berbeda akan merasa, melihat dan berpikir tentang dunia
secara berbeda pula.
IDE/ IDE/PEMIKIRAN
YANG TIDAK
PEMIKIRAN
SAMA PADA
ASAL PADA BAHASA
BAHASA TUJUAN
TRANSLATI
ON
PENYUSUNAN PENYUSUNAN
BAHASA ASAL 34 BAHASA TUJUAN
SECARA SECARA
Perspektif dari Whorfian sangatlah kontras dengan
pemikiran universalism yang cenderung mengadopsi teori Cloak
yang mempercayai bahwa pikiranlah yang mempengaruhi bahasa
bukanlah sebaliknya. Adapun asumsi pemikiran para kaum Neo-
Classical bahasa yang menyatakan bahwa pikiran manusia yang
sama dapat diekspresikan dalam beberbagai cara (bahasa).
Universalists (penganut paham universalitas dalam bahasa)
menyatakan pendapat bahwa manusia dapat menyatakan ide
ataupun pikiranya dalam berbagai bahasa dan satu bahasa (bahasa
asal) dapat diterjemahkan dalam bahasa yang lain (bahasa tujuan).
(Stone: 1967: 126-7, 132, 145).
35
bahasa yang lainnya. Seperti bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan
lain sebagainya. Prof. Avram Noam Chomsky menemukan bahwa
dasar dari semua bahasa itu sama, utamanya dalam struktur
penyusunnya.
37
Pernyataan diatas menyatakan bahawa initial state tidak
hanya terjadi pada anak kecil saja, namun juga bisa berkembang
seiring berkembangnya umur dan volume otak manusia. Seperti
yang dikatakan sebelumnya, bahwa UG mempunyai halangan
ketika menggiring dan mengembangkan pada bahasa ibu saja, tapi
tidak pada bahasa kedua. Bahasa ibu seseorang dapat diyakini
nantinya akan mempengaruhi bahasa keduanya (asing) baik dalam
membuat kalimat, pengucapannya, dan lain-lainnya. Hal ini
kemudian tidak akan menjadi masalah ketika persepsi dan
parameter antara bahasa ibu dan bahasa asing disamakan. Namun,
hal tersbut tidak bisa dilakukan jika terdapat perbedaan antara
kedua bahasa tersebut. Seperti contoh dalam bahasa Indonesia
ketika seseorang mengatakan:
C. INTERLANGUAGE THEORY
40
BAB III
CONTRASTIVE ANALYSIS DALAM BAHASA
42
ibu dan bahasa asing (Pranowo: 1996: 40).
43
c) Perubahan yang terjadi dalam tingkah laku
seseorang yang mempelajari bahasa asing bisa disebabkan
adanya kesulitan dengan perbedaan struktrur kalimat bahasa
ibu dan bahasa asing, serta perbedaan budaya antar kedua
bahasa tersebut. (Valdman’s 1960, Wardhaugh, 1970). (Ibid:
42)
45
a) Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara struktur
bahasa ibu siswa dengan struktur bahasa kedua yang akan
dipelajari oleh siswa.
47
a. Pengalaman praktis guru bahasa asing
48
Dalam taraf permulaan pembelajaran B2 dapat dipastikan bahwa
bahasa ibu sangat menonjol terhadap B2. Bila pengaruh itu tidak
sejalan dengan sistem B2 maka terjadilah interferensi B1 terhadap
B2, dan interferensi merupakan sumber kesulitan dalam belajar B2
dan juga penyebab kesalahan berbahasa.
c. Telaah teori
49
timbullah alih kode atau campur kode.
51
kata, atau struktur kalimat. namun aspek yang sering dibandingkan
adalah aspek struktrur kalimat karena diyakini hal ini menjadi
salah satu dasar dalam pembelajaran bahasa.
52
komponen yang perlu difouskan haruslah jelas. Hal ini dilakukan
supaya untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan antara kedua
bahasa.
53
BAB IV
PERBANDINGAN STRUKTUR KALIMAT
55
ENGLIS
NAH H
AL AL CATEGORE SYNCAT
KALIMATU MATIC
KALIMAT EGORE
GHAIRU
UL MAKNA MATIC
HU NOU ADVERB
ISIM FI’IL V
RUF N
PREPOSITI
PRON ON
OUN
CONJUNC
HUR TRANSFO
DLO SHO UF ADJEC RMATION TION
MIR JIR TIVE AL
ROF
INTERJECT
ISIM ION
DOR
OF
(Gambar.1)
Dari Gambar diatas, dapat dijelaskan lebih lanjut pada sub bab
berikut ini.
56
dikenal dengan isim yang mempunyai arti al lafdu al ladzi yadullu
a’la syay’in, yang mempunyai pengertian sam dengan noun. Atau,
dalam bahasa Indonesia, noun dan isim mempunyai arti kata
benda, Seperti contoh:
I Me My Mine
We Us Our Ours
It It Its Its
59
pronoun bisa berganti fungsi sesuai dengan tempatnnya
apakah ia akan menjadi berntuk subject, object, possessive, atau
possessive object. Pada intinya fungsi dari pronoun ini adalah
menggantikan posisi dari kata benda (noun) yang mana bertujuan
tidak terlalu mengulang-ulang penyebutan kata benda seperti
contoh:
ھﻮ ه
ھﻤﺎ ھﻤﺎ
ھﻢ ھﻢ
ھﻲ ھﺎ
ھﻤﺎ ھﻤﺎ
ھﻦ ھﻦ
60
اﻧﺖ ك
اﻧﺘﻤﺎ ﻛﻤﺎ
اﻧﺘﻢ ﻛﻢ
اﻧﺖ ك
اﻧﺘﻤﺎ ﻛﻤﺎ
اﻧﺘﻦ ﻛﻦ
اﻧﺎ ﻧﻲ
ﻧﺤﻦ ﻧﺎ
= ﻗﻠﻤﮫhis pen
ھﻤﺎ - ھﻤﺎ -
ھﻤﺎ - ھﻤﺎ -
62
ھﻦ - ھﻦ -
English Arabic
In ﻓﻰ
On ﻋﻠﻰ
From ﻣﻦ
To اﻟﻰ
64
اﻧﺎاﺗﻌﻠﻢ و اﻋﻤﻞ وظﯿﻔﺘﻰ
66
Focus pada jumlah ismiyah adalah menunjukkan
keberadaan modifier (penjelas) pada head (subject) bukan pada
waktu terjadinya suatu keadaan. Hal ini disebabkan oleh jumlah
ismiyah tidak mempunyai to be (kalimat penyambung) yang
berfungsi menunjukkan waktu. Jadi, So, the explanations will be
explained below on linking verb sub chapter. Mubtada’ (subject)
itself can contain Noun (Isim) and Pronoun (Dlomir).
ﻓﺘﺮﻓﻊ اﻷول و ﯾﺴﻤﻰ اﺳﻤﮭﺎ و ﺗﻨﺼﺐ اﻟﺜﺎﻧﻰ و ﯾﺴﻤﻰ, ﺗﺪﺧﻞ ﻛﺎن ﻋﻠﻲ اﻟﻤﺒﺘﺪء و اﻟﺨﺒﺮ
ﺧﺒﺮھﺎ
ﻣﺜﻞ ﻛﺎن ﻓﯿﻤﺎ ﺗﻘﺪم ﺻﺎر و ﻟﯿﺲ و أﺻﺒﺢ و أﻣﺴﻰ و أﺿﺤﻰ و ظﻞ و ﺑﺎت و ﺗﺴﻤﻲ ھﺬه
اﻷﻓﻌﺎل أﺣﻮات ﻛﺎن
68
Penjelasan diatas kaana mempunyai beberapa saudara
diantaranya sooro (become), laesa (no, nothing), amsa (in the
afternoon). Adha (in the morning), dolla (in the mid of the day),
baata(stay in the night),
I Am
He, She, It Is
70
ﻓﻌﻼ Masdar Modifier yang
berfungsi
menjadikan kata
benda noun (gerund)
71
ﻣﻔﻌﻞ Fi’il alat Merubah makna kata
kerja menjadi makna
alat
72
Drink the soda! Imperative form Merubah verb
menjadi bentuk
kata kerja
73
Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:
74
Fa’il Verb yang berubah menjadi Merubah kata
bentuk subject kerja menjadi
subject
75
Selanjutnya, sama halnya dalam verbal sentence dalam
bahasa inggris. Jumlah fi’liyah juga setidaknya terdiri dari subject
dan predicate (verb). Predicate dikenal dengan ( اﻟﻔﻌﻞfi’il) dan
subject ( اﻟﻔﺎﻋﻞfa’il). Jika dalam bahasa inggris penyusunan sebuah
kalimat verbal dimulai dengan subject dan diikuti dengan
predicate. Maka, pada bahasa arab, dimulai dari predicate
kemudian disusul dengan subject. Seperti yang dikatakan oleh Ali
Aljazeem:
77
Secara spesifik, kondisi atau keadaan yang ada pada masa
lalu, sekarang dan yang akan datang menggunakan kata kerja
penghubung yang menghubungkan subjek dengan keterangan
yang menerangkan subjek. Selain kata kerja penghubung, simple
present juga menggunakan kata kerja dalam bentuk sekarang.
Subjek untuk kalimat ini bisa berasal dari kata benda (Azar
is a famous grammarian) dan kata ganti (He is Andi) (Azar,
78
1989:31). Sesuai dengan yang tersebut, Azar menyatakan bahwa
clause bisa menjadi subjek (the book which is on the table is mine)
(1989:239). Lebih lanjut, Frank menyatakan bahwa subjek dari
kalimat mungkin berasal dari frase (For her to clean the house
every day is necessary) (1972: 331).
kalimat the books are on the table terdiri dari enam buah
kata, tetapi ketika dibagi berdasarkan fungsinyahanya tiga.
Pertama adalah frase the books, terdiri dua kata yang berfungsi
sebagai subjkt. Kata sandang tertentu the membatasi macam-
macam buku. Itu menunjuk pada macam buku yang tertentu.
Kedua adalah kata kerja sambung are yang menunjukkan kondisi
buku. Yang terahir on the table, bisa di bagi menjadi dua, on
adalah kata depan yang menunjukkan bahwa buku berada di atas
sesuatu yang lain dan the table sebagai tempat buku tersebut.
79
kerja sambung ini menunjukkan kondisi dari subjek. Terahir kata
beautiful yang merupakan kondisi dari subjek. Cantik adalah
sebuah keadaan yang tidak berhubungan dengan waktu.
80
(subjekive complement). kata ustaadu (professor) menjadi pelaku
yang di ikuti oleh Ppelengkapmaahirun (clever) yang
menunjukkan keadaan professor. Sifat pintar tidaklah berhubungan
dengan waktu. Kondisinya menyatu dengan professor. Subjek
memiliki kecocokan dengan Ppelengkapbaik dalam gender
maupun jumlah nya, jamak, laki-laki dan perempuan kecuali jika
subjek berasal dari kata benda mati ( )ﺟﻤﻊ اﻟﻤﺆﻧﺚ اﻟﺴﺎﻟﻢ ﻟﻐﯿﺮ ﻋﺎﻗﻞdaun
menumbuhkan daun (ٌ ﻣُﻮرﻗ َﺔ
ِ ْﻣُﻮرﻗ َﺎتٌ أ َو
ِ َُﺠَﺮات
َ ) ْاﻟﺸkata ُﱠﺠَﺮات
َ اﻟﺸadalah
bentuk jamak feminim, Ppelengkapnya bisa dari bentuk tunggal
feminim ٌ ﻣُﻮْ ِرﻗ َﺔsementara dari bentuk jamaknya ( ﻣﻮرﻗﺎتAli and
Amin 3:2005:4).
kalimat ا َْﻷ ُ ْﺳﺘ َﺎذ ُ ﯾ َﺘَﻜَﻠ ﱠﻢُ اﻟْﻌ ََﺮﺑِ ﯿﱠﺔterdiri dari tiga kalimat. Kalimat
guru (ُ )اﻷ ْﺳﺘ َﺎذ, berbicara ( ُ ﯾ َ)ﺘَﻜَﻠ ﱠﻢdan Arab ( َ اﻟ)ْﻌ ََﺮﺑ ِ ﯿﱠﺔ, guru adalah agen.
Kalimat َ ﺘَﻜَﻠ ﱠﻢُ اﻟﻌ ََﺮﺑ ِ ﯿﱠﺔdlam
َﯾ kasus ini berfungsi sebagai kata
keterangan dari mubtada ُاﻷ ُ ْﺳﺘ َﺎد. Kalimat ini dalam bahasa arab
menggunakan Ppelengkapdari kata kerja dan subjek, juga di sebut
ُ َﺨﺒَﺮُ اﻟﺠُﻤْﻠ َﺔ ُ ْاﻟ ِﻔ ْﻌ ِﻠﯿ َﺔ.اﻟ
81
sesuai dalam bentuk nya,. Frase, dalam kasus ini tidak memiliki
bentuk gender. (2006: 10).
83
Selanjutnya, Ali dan Amin (3: 2005:07) menyatakan bahwa
jika Ppelengkapdari prase jar dan majrur atau keterangan tempat,
maka mubtada dapat diletakkan setelah subjekive complement.
Dengan demikian subjek harus pada bentuk indefinite dengan cara
membuang artike al ( ْ ﻓ ِﻲ اﻟﻔ َﺼْﻞ َوﻟ َﺪ ٌ )الdan, ٌ أﻣَ َﺎم ْاﻟﻔ َﺼْﻞِ ِد َﯾﻮان.
keduanya sama-sama umum dalam bahasa Arab.
84
Ada dua macam kata kerja dalam bahasa Inggris ada kata
kerja transitif dan kata kerja intransitif. Kata kerja transitif
memerlukan kata benda lain sebagai hal yang dikenai pekerjaan.
Hornby mengatakan bahwa transitif adalah kata kerja yang
membutuhkan objek langsung dan atau objek tidak langsung
ekplisit atau implisit (1995:1271). Dari pernyataan di atas dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa ada dua macam objek dari
sebuah kalimat, objek langsung dan objek tidak langsung. Objek
langsung sebagaimana dalam contoh kalimat I study English dan
objek langsung dan tidaklangsung seperti dalam kalimat Rudy tells
me the story. Kata me (saya) adalah objeck tidak langsung
sementara phrase the story adalah objek langsung. Kata kerja study
dan tell adalah kata kerja yang membutuhkan dua objek
(transitive verb). Meskipun demikian, kata kerja tersebut berbeda,
study membutuhkan satu objek, objek langsung. Sementara kata
kerja tell membutuhkan dua buah objek. Dalam kasus ini, objek
dari sebuah kata kerja bisa berupa kata benda, kata ganti ataupun
phrase.
86
(2:2005:25). Lebih dalam,dia menyatakan bahwa kata kerja
transitif اﻟﻔﻌﻞ اﻟﻤُ ﺘ َﻌ َ ﺪِّىadalah kata kerja yang membutuhkan objek
langsung dan atau objek tidak langsung. Sementara kata kerja
intransitif ( ُ )اﻟﻔﻌ ُﻞ اﻟﻼ َِزمadalah kata kerja yang tidak membutuhkan
objek is. Sesuai dengan kata kerja intransitif yang ada dalam
bahasa inggris, untuk membuat kalimat lebih jelas kata kerja ini
menggunakan frasa sebagai keterangan tempat yang terdiri dari jar
dan majrur ُ◌ اﻟﺠﺮ و اﻟﻤَ ﺠْﺮُ ورatau keterangan tempat ف
ُ ْاﻟﻈَﺮ .
sebagai gambaran , kalimat Ali sleeps on the mat in the night ُﯾ َﻨَﺎم
اش ﻟ َﯿ ًْﻼ
ِ ﻋَ ﻠ ﱡِﻲ ﻋَﻠ َﻰ اﻟﻔ َِﺮterdiri dari subjek ﻋَﻠﻲ
ﱞ, kata kerja ُﯾ َﻨَﺎم, keterangan
tempat اش
ِ ﻋَﻠ َﻰ ْاﻟﻔ َِﺮdan ketrangan waktu ﻟ َﯿ ًْﻼ.
90
adalah bentuk maskulin maka kata kerja writes harus dalam
bentuk maskulin. Kedua, katakerja yang feminism untuk subjek
feminism seperti kalimat the student writes ( َاﻟﺮﺳَﺎﻟ َﺔ
ّ ِ ُ )ﺗ َﻜْ ﺘ ُﺐُ اﻟﺘِّﻠْﻤِ ﯿْﺬ ُة.
Tiga, untuk kata benda yang tidak memiliki gender, predikat bisa
berupa feminism atau maskulin the sun rises ( ُ)ﯾ َْﻄﻠ ُﻊُ أو ﺗ َْﻄﻠ ُﻊُ اﻟﺸّﻤْﺲ
dalam kalimat ini, kata ( ُ )اﻟﺸَﻤْﺲberbentuk maskulin dan bermakna
feminim. Lebih lanjut, bentuk maskulin dan bermakna feminim
hanya bisa diketahui dengan mempelajari jenis-jenis kaalimat
dalam bahasa arab. Sebagai contoh kata ( ُ )زَ ْﯾﻨَﺐdimasukkan dalam
macam bentuk feminim. Sementara, kalimat Maisaroh (ُ ْﺴَﺮة
َ ) ﻣَ ﯿ
dianggap sebagai maskulin. Sekilas, Mustafa (1:2005:77)
menyatakan bahwa symbol feminism dalam kata benda arab antara
lain ta marbutah seperti dalam kalimat ٌ ﺗِﻠْﻤِ ْﯿﺬ َة, aliiful maksurah
sebagaimana dalam kata ﺳَﻠْﻤَﻰ dan aliiful mamduudah
sebagaimana dalam kata ُ ُﺣ ْﺴﻨَﺎء.
92
pasif disebut naibul fail (pengganti subjek).
93
dari seseorang. Empat, objek dalam kalimat aktif menjadi subjek
dalam kalimat passif.
95
( ُ) ﯾ ُﻤَﺰﱠ قَ ْاﻟ ِﻜﺘ َﺎب. Dalam kasus ini, pembicara mengetahui kasus
tersebut dan ia tidak mau menyebutkannya. Empat, pembicara
menghawatirkan keselamatan pelaku rahasia tersebut telah di
bocorkan ( ﯾ ُﻔْﺴَ ُﻞ اﻟﺴِﺮﱡ. Lima, pembicara tersebut takut kepada pelaku
rahasia tersebut telah di bocorkan ( ) ﯾ ُﻔْﺴَ ُﻞ اﻟﺴِﺮﱡ. dalam kasus ini
pembicara lebih lemah dari pada pelaku. Enam, pelaku adalah
orang yang dihormati pelayan itu dipukul ()ﯾﺼﺮب اﻟﺨﺎدم. Tujuh,
tidak ada alas an bahwa pelaku itu penting (Q.S Annisa: 87)
ketika kaliah dihormati, maka hormatilah orang itu dengan yang
lebih baik atau semisalnya (َﺤَﻲ ﺑ ِﺄ َ ْﺣﺴَﻦَ ﻣِ ﻨْﮭَﺎ أوْ رُ دﱡھَﺎ
)إ ِ ذ َ ُﺣﯿّ ِ ْﯿﺘ ُﻢْ ﺑ ِ ﺘ َﺤِ ﯿﱠ ٍﺔ ﻓ ﱡ.َو
Dalam kasus ini, membalas penghormatan adalah sangat
dianjurkan, tak peduli siapaun yang menghormati.
96
Pada dasarnya, kalimat Arab tidak membutuhkan kata kerja
sambung. Tetapi kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan
waktu. Dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan fi’l nawaasih
atau kaana wa ahwatuha. Ali and Amin (1954: 63) menyatakan:
ﻣﺜﻞ ﻛﺎن ﻓﯿﻤﺎ ﺗﻘﺪم ﺻﺎر و ﻟﯿﺲ و أﺻﺒﺢ و أﻣﺴﻰ و أﺿﺤﻰ و ظﻞ و ﺑﺎت و
ﺗﺴﻤﻲ ھﺬه اﻷﻓﻌﺎل أﺣﻮات ﻛﺎن
97
Sekilas, kalimat guru itu pintar ( ٌ )اﻷ ُ ْﺳﺘ َﺎذ ُ ﻣَ ﺎھِﺮtidak
mmemiliki kaitan waktu. Tetapi ketia linking verb masuk, menjadi
memiliki keterkaitan waktu. Kalimat tersebut menjadi gruru itu
dahulu pintar ()ﻛَﺎنَ اﻷ ُ ْﺳﺘ َﺎذ ُ ﻣَ ﺎھِﺮً ا. Karena kaana ( َ )ﻛَﺎنyang masuk
adalah bentuk lampau, kalimat tersebut masuk kategori lampau.
Karena kata kerja sambung itu adlah kata kerja; maka Ia harus
sesuai dengan subjek pada bentuk jumlah dan waktunya. Jika
subjeknya maskulin tunggal maka kaana harus dalam bentuk
tunggal pula dan begitupula seterusnya.
98
BAB V
PENUTUP
99
kepentingan proses belajar mengajar sesuai dengan
pengelamannya.
100
Daftar Pustaka
Ali and Amin, 2005, Annahwul wadih (juz 1,2 and 3), Ponorogo:
Trimurti Press.
101
Jiyad, Mohammed. 2006. A Hundred and One Rules: A Short
Reference for Arabic Syntactic, Morphological &
Phonological Rules for Novice & Intermediate Levels of
Proficiency.
104
Tentang Penulis
105
Penulis berusaha untuk berkarya sebanyak-banyaknya dengan niat
bisa memberikan manfaat untuk semua orang. Jika ingin
berkomunikasi secara langsung, bisa contact penulis di facebook
dan twitter dengan nama akun Muhammad Hifdil
(muhammad.hifdil@gmail.com).
106