Anda di halaman 1dari 127

Jazirah Arab

Jazirah dalam bahasa Arab


berarti pulau, jadi “Jazirah Arab”
berarti pulau Arab. Sebagian ahli
sejarah menamai tanah Arab
dengan “Shibhul Jazirah” yang
dlm bahasa Indonesia berarti
“Semenanjung”.
Wilayah Arab
Wilayah Arab terbagi menjadi beberapa
propinsi, yaitu:
1. Hijaz
2. Najd
3. Yaman
4. Hadramaut
5. Uman
Semua propinsi tersebut menempati posisi
yg sangat penting dlm lintasan sejarah Islam.
Lanjutan
Mekah, Madinah dan Thaif merupakan tiga kota
besar di propinsi Hijaz. Bagian utara Arabia
merupakan wilayah tandus. Sepertiga lebih dari
wilayah ini berupa padang pasir. Wilayah padang
pasir yg terbesar adalah ad-Dahna yg terletak di
pertengahan wilayah Utara.
Adapun bagian selatan Arabia merupakan
wilayah yang subur yg padat penduduknya. Mata
pencarian mereka bertani dan berdagang, Hadramaut
dan Yaman merupakan wilayah yg subur.
Penduduk Arab

Hadari Badui

Penduduk
Arab
Kondisi Politik
Masyarakat Arab terpecah menjadi sejumlah
suku yg masing-masing memiliki seorang kepala
suku yg disebut dengan “Syaikh”. Mereka terikat
persaudaraan dg sesama warga suku. Hubungan
mereka yg berlainan suku bagaikan musuh.
Mereka tdk segan-segan turun ke medan
pertempuran utk membela kehormatan sukunya,
sekalipun harus mengorbankan jiwa. Mereka tidak
mengenal sistem pemerintahan pusat, shg apabila
terjadi permusuhan antar suku maka tdk ada
pihak penengah.
Kondisi Ekonomi
Wilayah Arab merupakan wilayah yang
gersang yg tidak menumbuhkan hasil pertanian.
Keadaan ini menyebabkan kondisi perekonomian
mereka menjadi susah. Mata pencarian sebagaiab
mereka adalah berternak.
Kondisi Kebudayaan
Masyarakat Arabia sangat terkenal dengan
kemahirannya dalam bidang sastra; Bahasa dan
syair. Bahasa mereka sgt kaya sebanding dg
bahasa bangsa Eropa saat sekarang ini. Begitupun
dg kehidupan syair mereka lebih dominan dg
munculnya para pujangga.
Kondisi Agama
Masyarakat Arabia sebelum datangnya Islam,
mereka telha menganut agama yang mengakui
Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini
diwarisi turun temurun sejak Nabi Ibrahim dan
Ismail. Al-Qur’an menyebutkan agama itu dg
Hanif, yaitu kepercayaan yg mengakui ke Esaan
Allah sebagi pencipta alam, Tuhan menghidupkan
dan mematikan, Tuhan yg memberi rezeki dan
sebagainya. Hanya saja keyakinan tersebut
dicampurbaurkan dengan tahyul dan
kemusyrikan, menyekutukan Tuhan dg sesuatu.
Karakter Negatif Arab Jahiliyah
Sulit
bersatu

Pemabuk
Gemar
dan
berperang
Penjudi

Angkuh
dan Kejam
Sombong

Pembalas
dendam
Karakter Positif Arab Jahiliyah
Kedermawanan

Ketulusan dan Keberanian dan


berkata benar kepahlawanan

Kesetiaan dan
Kesabaran
kejujuran
PENGERTIAN SASTRA ARAB
Kata Adab yang sekarang kita dengar, seperti
Kuliyyat al-Adab (Fakultas Adab), Tarikh al-Adab
al-’Arabiyyah (Sejarah Kesusastraan Arab), Adab
Muqaaran (Sastra Bandingan), atau an-Naqdu al-
’Adabi (Kritik Sastra), sebenarnya telah kita kenal
sejak dlu, sebelum kita mengenal kata tersebut
sebagai istilah kesusastraan, seperti dalam
B.Indo yg sering kita dengar: “orang itu tak
beradab atau kita harus tahu adab makan di
meja.”
MAKNA KATA “ADAB”
Dalam b. Indo kata adab berarti kesopanan, kehalusan dan
kebaikan budi pekerti/akhlak. Sedangkan dalam b. Arab diartikan
bermacam-macam sesuai dg zamannya. Pada masa Jahiliyyah
adab diartika sebagai undangan untuk menyantap makanan. Pada
masa awal Islam diartikan sebagai at-tahdzibu
(pendidikan,pengajaran), pada masa Bani Umayyah diartikan at-
ta’limu (pengajaran), maka kata pengajar (mu’allim) sama artinya
dengan kata muaddib. Pada masa Abbasiyyah kata adab diartikan
at-tahdzibu wa at-ta’llimu ma’an (pendidikan sekaligus
pengajaran). Pada abad ke-4 H kata adab diartikan sebagai ilmu,
bukan ilmu agama tapi dapat meningkatkan akal pikiran manusia
baik dari aspek sosial maupun budaya. Sdgkan pada abad 19 M,
scr umum diartikan semua yang merupakan hasil dari pikiran dan
perasaan. Dan scr khusus adab diartikan sbgi kata-kata retoris
yang bermaksud mempengaruhi emosi pembaca dan pendengar.
Dari beberapa definisi ttg kesusastraan,
semuanya sepakat pada kesimpulan bhw sastra
adalah seni ungkapan kata yang indah.

‫جرِبت بشريَّت‬
ْ ‫األدبُ صِياغت فنِّيَّت لِت‬
Sastra adalah ungkapan puitis ttg berbagai
pengalaman manusia

‫األدبُ تعبيرعن الحياة وسيلته اللغت‬


Sastra adalah ungkapan ttg kehidupan dg
menggunakan bahasa sebagai sarananya.
‫ب فنُّ الّتعْبِيْر الجميل‬
ُ ‫األد‬
Sastra adalah seni ungkapan yg indah
Sejarah kesusastraan Arab
merupakan pengetahuan yang
mempelajari bahasa Arab ditinjau dari
segi hasil karya sastranya, baik dari
segi prosa maupun puisi, sejak mulai
timbulnya dengan segala
perkembangan menurut
periodesasinya.
FAKTOR PENDORONG BANGSA ARAB LEBIH
CENDERUNG TERHADAP BAHASA DAN SASTRA
Menurut pdgn bangsa Arab, syair itu adlh sebagai puncak
keindahan dalam sastra, sbb syair itu adlh suatu bentuk
gubahan yg dihasilkan dr kehalusan perasaan dan keindahan
daya khayal, krn itu bangsa Arab lebih menyenangi syair
ketimbang dg hasil sastra lainnya.
A. Bahasa digunakan sbgi alat komunikasi diantara sesama
mereka utk mendeskripsikan dan menceritakan
perjlanan/kehidupan mereka.
B. Bahasa digunakan utk mengobarkan smgt perjuangan,
menghasut api pertikaian sesama mereka.
C. Bahasa menerangkan sgl kejadian ptg dan nasehat yg
dibutuhkan oleh ank buahnyanya.
Selain faktor-faktor yg disebutkan, juga
ada hal yang meningkatkan perhatian
bangsa Arab terhadap bahasa dan sastranya
sendiri. Seperti adanya perlombaan
(bersyair) yg diadakan setiap tahun di kota
Mekkah.
JENIS-JENIS SASTRA ARAB
:‫األدب‬
(Deskriptif/non imajinatif/nonfiksi( ‫األدب الوصفى‬ .1

‫ تاريح األدب‬.)‫أ‬
Bagian dari al-Adab al-Washfi yang
memperlihatkan perkembangan karya
sastra (kontinuitas dan perubahan sastra
sepanjang masa), tokoh-tokoh, dan ciri-
ciri dari masing-masing tahap
perkembangan tersebut.
‫ نقد األدب‬.)‫ب‬
Bagian dari al-Adab al-Washfi yang
memperbincangkan pemahaman,
penghayatan, penafsiran, dan penilaian
terhadap karya sastra.
‫ نظريت األدب‬.‫خ‬
Bagian dari al-Adab al-Washfi yang
membicarakan tentang pengertian-
pengertian dasar tentang sastra, unsur-
unsur yang membangun karya sastra,
jenis-jenis sastra, dan perkembangan
serta kerangka pemikiran para pakar
tentang apa yang mereka namakan
sastra dan cara mengkajinya.
(sastra kreatif/imajinatif/fiksi) ‫اإلنشائ‬ ‫ األدب‬.2
‫ الشعر‬.)‫أ‬
Ungkapan atau tulisan yg terikat
dg wazan dan qofiyah.
‫ النثر‬.)‫ب‬
Ungkapan atau tulisan yg tidak
terikat dg wazan dan qofiyah.

‫ المسرحيت‬.)‫ج‬
Bentuk sastra yg dipentaskan
Al-Wasfi al-Insya’i
 Dalam membaca dan  Dalam membaca dan
memproduksi memproduksi membutuhkan
membutuhkan unsur rasa unsur rasa dan imajinasi yg
dan imajinasi lebih sedikit. lebih dominan.
 Tidak menjelaskan realita  Menjelaskan realita scr
scr langsung dan bersifat langsung dan bersifat
objektif. subjektif.

PERBEDAAN AL-ADAB AL-WASFI&AL-INSYA’I


SUKU-SUKU YANG PERTAMA MENGENAI SYAIR:

Pertama, Suku al-Taghlib merupakan


suku yang pertama mengenal syair Arab. Al-
Anbari bin Amr bin Tamim, Muhalhil bin
Rabi’ah al-Taghlibi, Imru’ al-Qais
Kedua, Suku Qais. Para penyair terkenal
al-Nabighah al-Dzubyani, al-Nabighah al-Ja’di
dan Labid bin Rabi’ah.
Ketiga, Suku Tamim
FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN SASTRA

1. Iklim dan tabiat alam


2. Ciri khas etnik Arab yg suka untuk memuja dan
memuji sastra
3. Peperangan
4. Kemakmuran dan kemajuan
5. Agama
6. Ilmu pengetahuan
7. Politik
8. Interaksi dengan berbagai bangsa dan budaya.
ISTILAH-ISTILAH DALAM KARYA SASTRA
 Novel (Riwayah/hikayah/qissah), cerita
berbentuk prosa dlm ukuran yg luas. Sdgkn
roman (romance) lebih panjang ketimbang
novel.
 Esai, tulisan pendek ttg suatu fakta yg dikupas
scr akrab menurut pndgn pribadi penulis.
 Biografi, tulisan kisah atau keterangan ttg
kehidupan seseorang yg ditulis oleh orang lain.
 Otobiografi, tulisan kisah atau keterangan ttg
kehidupan seseorang yg ditulis oleh tokohnya
sendiri.
 Riwayah adalah cerita pjg yg ketebalan
halamannya sktr 250-400 / sktr 40 rb-90
ribu kata.
 Qissah adalh cerita yg lebih pebdek
daripada riwayah tetapi lebih pjg dari cerpen
yg tingkat ketebln hlmnnya sekitar 130-150
halmn/ 20 rb-30 rb kata.
 Masrahiyyah merupakan cerita yg
dipentaskan
 Qissah Qasirah adalah cerita pendek/cerpen
PERIODESASI SEJARAH KESUSASTRA ARAB

1. al-’Asr al-Jahili (zaman Jahiliyah)


2. As-’Asr al-Islam (zaman permulaan Islam dan
Bani Umayyah)
3. al-’Asr Abbasy ( zaman Abbasiyyah)
4. al-’Asr al-Turky (zaman Kemunduran dan
Kebangkitan)
5. al-’Asr al-Hadis (modern)
Timbulnya kesusastraan modern ditandai
dengan munculnya rasa nasionalisme bangsa
Arab di abad modern sampai sekarang.
Dalam pandangan masyarkat Arab Jahiliyah, dua
pengetahuan:
 ‫أيام العرب‬
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi/menimpa
masyarakat Arab, atau merekam peristiwa atau
peperangan yang pernah terjadi antar kabilah atau
antar suku.
 ‫األنساب‬
Genealogi yang memuat silsilah keturunan, dan mereka
merasa bangga apabila berasal dari keturunan
terhormat.

Dua bentuk pengetahuan ini merupakan peristiwa yang


bernilai sejarah dan secara tidak langsung mereka
dituntun utk menghapal.
Kesusatraan Arab Jahiliyah:

Keadaan bangsa Arab di masa Jahiliyah pada


umumnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu
masyarakat yg telah berkebudayaan tinggi, karena hal
ini sangat erat dg sekali hubungannya dg keadaan
georgrafis jaziarah Arabia itu sendiri.
Keadaan di masa Jahiliyah sangat sukar untuk
berhubungan dg dunia luar. Sebab faktro yg akan
menghubungkan deng dunia luar tdk seluas seperti
stlh lahairnya agama Islam.
Maka dapat dikatakan bahawa kesusastraan
Arab secara mutlak, jauh dari segala pengaruh
kebudayaan dan pemikiran asing.
Lanjutan...

Begitupun dengan keadaan perekonomian bangsa


Arab yg sangat sederhana sekali. Faktor utama yg
menyebabkan perekonomiannya sederhana adalah
keadaan geografisnya, dimana ketandusan jazirah Arab
menghalangi mereka untuk bercocok tanam.
Dengan kondisi geografis yang demikian, maka karya
sastra yang dihasilakan pada masa itu lebih indah dari
pada karya sastra yg dihasilkan sesduahnya. Khususnya
karya sastra yg dihasilkan dimasa Abbasiyah, kebanyakan
lbh bersandar pada pemikiran yg tinggi dg bahasa yg
muluk-muluk. Sedangkan karya sastra di masa Jahiliyah
kebanyakan hanya bersandar pd kehalusan perasaan dan
ketinggian daya khayal saja, krn bentuknya lbh asli jauh dr
sifat atau khayalan palsu.
PERMULAAN TIMBULNYA SYAIR ARAB

Bahwa karya sastra (syair) tlh ada atau muncul


beberapa abad sebelum Masehi. Namun hanya saja
syair Arab yg timbul sblm Masehi itu semuanya
lenyap dimakan masa. Adapun syair yg ada sampai
sekarang adalah syair yg dihasilkan oleh bangsa
Arab yg lahir dua abad sebelum islam. Dan itupun
tidak merupakan keseluruhan syair yg dihasilkan
oleh bangsa Arab ketika itu.
Jadi syair Jahiliyah yg dapat sampai kpd kita
skrg, hanyalah sebagian kecil saja dari syair Arab
Jahiliyah yg dapat terselamatkan dari kepunahan.
LANJUTAN...
Orang Arab Jahiliyah yg terkenal sebagai
orang yg pertama menciptakan syair
Arabadalah Muhalhil bin Rabiah at-Taghliby.
Karena dari sekian banyaknya sayir Arab yg
ditemukan hnya sampai pada masa Muhalhil
saja, itu pun hanya 30 bait syair yg dapat
diselamatkan.
Setelah Muhalhil berakhir, maka timbulla
beberapa penyair Arab Jahiliyah yg sama
terekenalnya dengan Muhalhil, spt: Imrul Qais,
al-Qomah, Ubaid dan Torfah bin Abdu.
KESUKAAN BANGSA ARAB TERHADAP
SYAIR
Menurut pandangan bangsa Arab, syair
merupakan puncak keindahan dalam sastra,
sebab syair itu adalah suatu bentuk
gubahan yg dihasilakn dr kehalusan
perasaan dan keindahan daya khayal,
karena itu bangsa Arab lbh menyenangi
syair dibandingkan dg hasil sastra lainnya.
AL- MU’ALLAQOT
Al-Mu’allaqot adalah qasidah panjang yg
indah diucapkan oleh para penyair jahiliyah
dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian
al-Mu’allaqot diabadikan dan ditempatkan di
dinding ka’bah pd masa jahiliyyah.
Dinamakan al-Mu’allaqot (kalung) karena
indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai
perhiasan yg dikalungkan oleh seorang wanita.
Menurut Hammad al-Rawiyah, 7 orang al-
Mu’allaqot: Umru Qais, Zuhair, Tharfah, Antarah,
Labid, Amru ibn Kalsum, dan al-Haris ibn Hilza.
Selain itu ada A’sya, Nabighah, dan Abidul Abros.
TUJUAN PUISI MASA JAHILIYYAH:
 TASYBIH/GHAZAL: suatu bentuk puisi yg
didalamnya menyebutkan wanita dan
kecantikannya. Puisi ini juga menyebutkan ttg
kekasih, tempat tinggalnya dan segala apa saja
yang berhubungan dengan kisah percintaan.
 HAMASAH/FAKHRU: jenis puisi ini biasanya
digunakan untuk berbangga segala macam
kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh
suatu kaum. Pada umumnya puisi ini
digunakan utk menyebutkan keberanian dan
kemenangan yang diperoleh.
 MADAH: bentuk puisi ini digunakan utk
memuji seseorang dg segala macam sifat
dan kebesaran yang dimilikinya spt:
kedermawanan dan keberanian maupun
ketinggiam budi pekerti seseorang.
 ROTSA’: jenis puisi ini digunakan utk
mengingatkan jasa seorang yang sudah
meninggal dunia.
 HIJAA’: jenis puisi yg digunakan utk mencaci
dan mengejek seorang musuh dengan
menyebutkan keburukan org itu.
 I’TIDZAR: jenis puisi ini digunakan utk
mengajukan udzur dan balasan dalam
suatu perkara dg jalan mohon maaf dan
mengakui kesalahan yg telah diperbuatnya.
 WASHFU: puisi yg biasanya digunakan utk
menggambarkan sesuatu kejadian ataupun
segala hal yg menarik spt menggambarkan
jalannya peperangan, keindahan alam, dan
sebagainnya. Kebanyakan penyair jahiliyah
adalah orang badui yg begitu menyatu dg
keindahan alamnya.
 HIKMAH: puisi ini berisikan pelajaran
kehidupan yg terkenal pd zaman jahiliyah.
PERANAN PENYAIR JAHILIYAH
Bahwa bagsa Arab sgt senang denga syair, karena itu
mereka memandang setiap penyair sebagai org penting
kedudukannya dlm masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi,
karena seorang penyair dpt membela kehormatan kaum
dan keluarga kabilahnya.
Bangsa Arab menganggap pentingnya peranan
seorang penyair, sampai mereka sering memperalat
seorang penyair sebagai seorang yg dapat memberikan
semangat dalam perjuangan, sokongan suara bagi seorang
utk dpt diangkat sebagai kepala kabilah, dan ada pula yg
menggunakan penyair sebagai perantaraan utk
mendamaikan dua lawan yg saling bermusuhan, bahkan
ada juga yg menggunakan penyair utk meminta maaf dari
seorang penguasa. Begitu besar peranan penyair dalam
suatu kabilah.
PENYAIR TERKENAL MASA JAHILIYAH

1. Imrul Qais
2. Zuhair bin Abi Sulma
3. Nabighah Zhibyani
4. Aasyaa bin Qais
5. Lubaid bin Rabiah
6. Antarah bin Syadad al-Abshi
TINGAKATAN PENYAIR
 Dilihat dari masa hidupnya penyair dibagi
kedalam 4 kelompok:
1. Jahiliyun
Mereka yg hidup pada masa sebelum Islam,
sprt: Umru’ al-Qais, Zuhair bin Abi Sulma.
2. Mukhadhramun
Mereka yg dikenal dg puisinya dimasa
Jahiliyah dan Islam,spt: Khansa’, Hassan bin
Tsabit.
3. Islamiyyun
Mereka yg hidup di masa Islam tetapi msh
memegang tradisi Arab, dan mereka ini
para penyair Bani Umayyah.
4. Muwalladun
Mereka yg telah rusak tradisi berbahasanya
dan berusaha memperbaikinya, mereka ini
para penyairBani Abbas.
 Dilihat dari segi kualitas puisinya, para
penyair Jahiliyyah dibagi kedalam tiga
tingkatan:
1. Tingakat pertama: Umru’ al-Qais

2. Tingkat kedua: al-A’sya, Labid, Tharfah

3. Tingkat ketiga: ‘Antaroh, Duraid bin as-


Shammah, Umayyah bin Abi as-Shallat
Al-Qur’an sebagai Karya Sastra Agung
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang memiliki kemukjizatan
yang luar biasa, baik dari aspek bahasa maupun aspek estetis
atau sastra al-Qur’an, sehingga dipandang sebagai bukti
keilahiannya.

Hal ini terlihat, tidak ada seorang atau sekelompok orangpun


yang mampu menandingi keindahan sastranya, sehingga tidak
diragukan lagi kei’jazan al-Qur’an.
Hakikat Keagungan Sastra al-Qur’an
A. Keagungan Bentuk
1. al-Qur’an bukan puisi, bukan pula sajak
2. Ayat al-Qur’an tersusun dari kata dan frase yang sangat
sesuai maknanya.
3. Kata-kata dan frase-frase al-Qur’an untuk satu ayat, atau
satu bagian ayat sebanding atau kontras sama sekali dengan
kata dan frase ayat sebelumnya atau sesusahnya, baik dalam
susunan maupun maknanya.
4. Kata dan frase al-Qur’an mengungkapkan makna terkaya
dan terkuat dalam bentuk tersingkat tidak bertele-tele dan
tidak ada kata yang berlebihan).
B. Keagungan Isi
1. al-Qur’an menegaskan akal sehat dan nalar sebagai sikap
ideal pikiran manusia (mengajarkan kebebasan dari
kontradiksi, ketidaklogisan, dan ambiguitas).
2. Al-Qur’an menyebutkan manusia sebagaimana adanya yang
telah diciptikan dalam bentuk sebaik-baiknya, yang terbebas
dari kesulitan yang tak ada jalan keluar.
3. Al-Qur’an memberkati dan mendorong proses kehidupan
dan memandang penolakan terhadap kehidupan sebagai
tanda kelemahan bukan moralitas.
4. Pesan al-Qur’an mempunyai tujuan dan kekuatan
C. Keagungan Pengaruh
Pengaruh dari bentuk dan isi al-Qur’an akan membentuk
bukti dan pembenaran sendiri.
Pengaruh al-Qur’an pada Seni Sastra
Turunnya al-Qur’an berdampak besar terhadap kehidupan
sastra Arab. Datangnya al-Qur’an mengahncurkan kesombongan
yang dimiliki oleh para sastrawan, karena dengan al-Qur’an
mengungguli mereka dalam bidang itu dan membuat mereka
tertinggal tak berdaya. Para penyaor bersumpah tak akan
menciptakan puisi lagi, sebagiannya lagi memilih mendalami al-
Qur’an. Dengan demikian, al-Qur’an menjadi ideal sastra yang
tak tertandingi lagi.
Kondisi Bangsa Arab
Masa shadr Islam yaitu dimulai sejak datangnya Islam sampai
ke jazirah Arab sampai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah.
Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa masa shadr Islam
dimulai sejak masa Nabi Muhammad saw sampai masa Khulafa
al-Rasyidin.
Pengaruh Islam dalam Kehidupan Arab
Pengaruh-pengaruh Islam terhadap kehidupan bangsa Arab antara lain:
a. Islam mempersatukan bangsa Arab sebagai Umat yang bersatu dalam
agama Islam, menjadikan al-Qur’an sebagai undang-undang dan kepala
negaranya Rasulullah saw serta para khalifah al-Rasyidin.
b. Menghapus berhala dan mengajak untuk beribadah hanya pada Allah.
c. Mengharamkan adat kebiasaan orang Arab seperti mengundi nasib,
minum khamar, riba, dan membunuh anak perempuan hiudp-hidup.
d. Menghapus fanatisme kesukuan
e. Mengajak pada persaudaraan dan persamaan
f. Mengajak untuk berbuat baik pada keluarga, meninggikan derajat
perempuan, saling tolong menolong pada orang yang membutuhkan.
g. Mempersatukan orang Arab menjadi satu kekuatan militer.
Pengaruh akibat penaklukan-penaklukan Islam diantaranya:
a. Hijrahnya orang-orang Arab dari suatu negara ke negara
yang telah ditaklukan dibawah kekuasaan Islam.
b. Bercampurnya orang Arab dengan penduduk daerah
taklukan dan bahasa Arab menjadi bahasa resmi.
c. Mayoritas penduduk setempat memeluk agama Islam dan
belajar bahasa Arab pada orang Arab pendatang, sehingga
bermuncullah diantara mereka para ulama, sastrawan, dan
ahli-ahli fiqh.
d. Orang Arab terpengaruh dengan kebudayaan masyarakat
setempat, sehingga terjadinya kontak budaya keduannya.
e. Orang Arab membangun kota-kota baru, seperti Kufah dan
Basrah.
Keadaan dan Kondisi Arab Masa Shadr
Islam
A. Kondisi Agama
Orang Arab memeluk berbagai macam agama seperti agama Yahudi,
masehi sebagian lagi menyembah berhala, batu, bintang-bintang dan ada
lagi yang beragama Majusi ( penyembah api). Datangnya Islam mengajak
umat manusia untuk memeluk agama yang satu yang beriman kepada Allah
swt pencipta alam semesta. Islam juga memerangi segala bentuk
kepercayaan dan keyakinan orang-orang Arab masa itu.
B. Kondisi Sosial
Ketika masa Jahiliyah kondisi sosial masyarakat sangat
memprihatinkan, ketika Islam datang, Islam meletakkan syariat Islam dalam
tataran sosial kemasyarakatan, seperti pernikahan, perceraian, jual beli,
mua’amalah (etika bergaul). Dan percampuran bangsa-bangsa Arab dengan
bangsa-bangsa lainnya, sehingga saling melakukan kegiatan perdagangan,
kerajinan, dan keilmuan, yang kelak melahirkan peradaban baru.
C. Kondisi Politik
Dizaman jahiliyah bangsa Arab tidak mengenal sistem
kepemimpinan, sehingga mereka pun hidup bebas tanpa aturan yang
melingkupi dan mengatur segala bentuk kehidupan perbuatan yang
akan dan telah mereka lakukan. Namun setelah datangnya Islam, Nabi
saw membuat sistem kepemimpinan yang menyatukan seluruh bangsa
Arab dalam satu kekuatan yang besar dan kuat dibawah naungan
Islam.
D. Kondisi Ekonomi
Karena perluasan wilayah taklukan Islam semakin luas, maka
secara tidak langsung membuat para tentara mendapatkan fa’i (harta
rampasan perang) yang berlimpah. Keberdaan harta ini cukup untuk
memeluhi kebutuhan hidup orang-orang Arab secara berkecukuoan,
sehingga mereka bisa hidup makmur, disamping mereka
jugaberdagang, bercocok tanam, dan sebagainya.
E. Kondisi Sastra
Kondisi sastra dimasa shadr Islam, berpengaruh terhadap
corak kesusastraan Islam, diantaranya:
1. Penghapusan sebagian corak kesusastraan Arab Jahiliyah
2. Menciptakan suatu corak baru yang sesuai dengan Islam
3. Mengembangkan sebagain corak lama yang sesuai dengan
Islam
corak yang dihapus seperti mantra (black magic), corak
baru yang diciptakan oleh Islam seperti munculnya Ilmu
balaghah, nahwu, ‘arudh, dan sebagainya. Sedangkan corak lama
yang dikembangkan seperti bidang puisi dan khutbah, karena
kedua corak ini sangat berjasa dalam penyebaran/penyiaran
dakwah Islam kepada seluruh bangsa Arab.
Beberapa faktor lain pengaruh Islam terhadap bahasa Arab,
diantara:
1. Berkembangnya pemakaian bahasa Arab dikalangan umat
Islam
2. Meluasnya pembendaharaan bahasa Arab
3. Bahasa Arab bertambah luas
4. Bertambah tinggi nilai sastra
Faktor Pendorong Perkembangan
Sastra Shadr Islam
A. Pengaruh al-Qur’an terhadap Bahasa Arab
1. Menjaga bahasa Arab dari kemusnahan dan menjamin keabadian
bahasa Arab
2. Mempersatukan lahjah Arab dalam lahjah Quraisy
3. Memperluas atura-aturan al-Qur’an dengan menggunakan
sebagian lafaz-lafaz Islam, seperti mukmin, kafir, munafik, puasa,
zakat, dan sebagainya.
4. Al-qur’an sebagai sebab dalam penyebaran bahasa Arab di
negara-negara yang ditaklukan kaum muslimin.
5. Al-qur’an sebagai sebab dalam perkembangan ilmu-ilmu bahasa,
seperti nahwu, sharaf, dan ilmu-ilmu syariah seperti tafsir, fiqh,
dan tauhid.
B. Pengaruh Hadits terhadap Bahasa Arab
1. Para ahli tafsir bersandar pada hadits-hadits Rasul dalam
menafsirkan kalamullah dan dalam mengambil hukm
syariah.
2. Menemukan bahasa, baik dari segi pemikiran ataupun
lafazh-lafazhnya
3. Terpengarunya susunan dan gambaran pidato dan penulis
serta penyair dengan apa yang mereka salin dari hadits.
Perkembangan Puisi Masa Shadr Islam

Pandangan Islam terhadap puisi itu ada dua macam, yaitu:


1. Suatu puisi akan dipandang terpuji oleh Islam jika puisi itu
digunakan untuk maksud dan cara yang baik.
2. Suatu puisi dipandang tercela apabila digunakan dengan
maksud dan cara yang tidak terpuji maka Islam
menganggapnya sebagai suatu yang tidak terhormat.
Nabi sangat peka terhadap keadaan orang Arab yang
semangat puisinya cenderung pada permusuhan dan
kekerasan. Karena itu, dalam beberapa kasus Nabi melarang
puisi, namun bila puisi mempromosikan kearifan dan
kebajikan, Nabi memujinya.
Islam selamanya tidak akan menghapuskan suatu kebiasaan
ataupun adat yang telah ada selama kebiasaan itu tidak
bertentangan dengan prinsip ajaran Islam. Namun, jika hal itu
bertentangan maka Islam akan melarang dan menghapusnya.
Hal ini terlihat dari kecintaan Nabi saw terhadap puisi yang
berkaitan tentang ketuhanan.
Dalam sejarah perkambangan agama Islam dimasa Nabi, puisi
sangat berfungsi dalam mengadakan beragai macama
komunikasi.
Nabi saw mengapresiasikan para penyair dengan memberikan
penghargaan yang tinggi, sehinggapenyair selalu menempati
tempat yang terdekat di sisi Nabi, sebab jumlah tentara yang
akan membela Islam dengan kekuatan senjata sangat banyak
jumlahnya, akan tetapi yang membela Islam dengan puisi sangat
lah terbatas sekali.
Ada 4 Kelompok Penyair
1. Kelompok yang meninggalkan puisi dan langsung beribadah
kepada Allah, seperti Labid ibn Rabi’ah al-’Amiri
2. Kelompok penyair yang melakukan penindasan pada Nabi dan
mengejek Nabi, seperti Abu Sufyan al-Harits ibn Abdul
Mutholib, Ka’ab ibn Asyraf
3. Kelompok yang terdiri dari penolong Nabi dan para sahabatnya,
seperti Hassan ibn Tsabit al-Anshari, Ka’ab ibn Malik, ‘Abdullah
ibn Rawahah, dan Ka’ab ibn Zuhair.
4. Kelompok penyair yang masih tetap berpuisi, akan tetapi
mereka menjauhi apa yang dilarang oleh agama Islam, seperti al-
Nabighah al-Ja’diy, Mu’an ibn Aus, ‘Amru ibn Mu’ad Yakrab, Abu
Mahjan al-Tsaqofi dan Al-Hutay’ah.
Tujuan Puisi Masa Shadr Islam
1. Dakwah Islam
 Agama Islam, kaum Muslimin, Nabi Muhammad SAW, para
sahabat dan khalifah.
 Kemulian akhlak, jalan yg lurus, kekuasaan dan kemulian Allah,
menjauhkan diri dari sesuatu yg keji.
 Mendorong utk berjihad melawan kaum musyrikin, mati syahid,
menang melawan musuh dan penyebaran Islam.
 Penggambaran tempat-tempat perang dan alat-alat perangnya.
2. Dorongan untuk berpartisipasi dalam peperang.
3. Al-Hija’
4. Al-Washf
5. Al-Madh
6. Al-Ghazal
Keistimewaan Puisi Masa Shadr Islam
A. Tujuan
1. Mengarahkan mayoritas para penyair kepada apa yang
sesuai dengan agama, diantaranya dalam hal berdakwah,
amal sholeh, anjuran berjihat, meratapi kepergian para
Syuhada’ deskripsi perang dan berbangga dalam
kemenangan.
2. Mayoritas para penyair meninggalkan tujuan-tujuan yang
bertentangan dengan ruh Islam, seperti berbangga-bangga
pada hal yang bathil, mengejek kaum, deskripsi khamar,
dan puisi cinta yang vulgar.
B. Arti dan Imajinasi
Para penyair pada masa ini tidak menunjukkan prestasi yang
lebih tinggi dalam segi khayal serta imajinasi dibandingkan masa
jahiliyah, hal ini dikarenakan mereka selalu sibuk dalam
peperangan, perluasan daerah Islam dan membentuk kemajuan
serta pembangunan.
C. Lafazd dan Gaya Bahasa
1) Terpenagruhnya para penyair dengan makna al-Qur’an dan
menyadarkan pikiran-pikiran mereka pada ruh al-Qur’an.
2) Mayoritas para penyair menggunakan lafadz-lafadz dan
susunan al-Qur’an
3) Menghaluskan lafdz-lafadz puisi dan melembutkan
susunannya
4) Imajinasi yang bersandar pada kehidupan padang pasir dan
terpengaruh dengan al-Qur’an.
D. Wazan dan Qafiyah
Pada masa ini puisi berbentuk bahar Rajaz dan bahar ta’wil
yang dipergunakan dari masalah cinta, dan diakhiri dengan
pujian, celaan, dan sebagainya.
Perkembangan Prosa masa Shadr
Islam
Pada periode ini kedudukan puisi mulai tergantikan oleh
khutbah dikarenakan beberapa hal:
1. Semangat untuk menyebarkan cahaya Islam dengan dakwah
dan jihad.
2. Pengaruh al-Qur’an dan hadits terhadap kefasihan sastra
Arab
3. Berkembangnya diskusi dalam berbagai pembahasan baik,
sosial politik, pendidikan, hukum dan lain sebagainya
4. Penjelasan kebijakan politik dan hukum khalifah
Jenis Prosa
1. Khutbah
Perkerkembangan khutbah ini didasari oleh persoalan-persoalan yang terjadi diera
kehidupan baru yang membutuhkan penjelasan melalui dakwah Islamiyah.
a. Khutbah politik
b. Khutbah agama
c. Khutbah sosial

2. Kitabah
Pada masa Jahilyah dunia tulis menulis belum berkembang karena mereka lebih
mengedepankan sastra lisan/oral dari pada tulisan. Hal ini berbeda pada masa Islam
dunia tulis menulis mengalami perkembangan karena munculnya agama Islam. Berawal
dari tawanan akan bebas asalkan mereka mengajarkan menulis dan membaca bagi orang
Arab.
a. Penulisan Surat-Surat Administrasi
Diawali dg Bismillah dan Hamdalah, memuji Nabi, kemudian berpindah pd alasan
penulisan surat dg kata ‘amma ba’du. Diakhiri dg doa dan salam bagi org yg dikirimi
surat.
Tdk menggunakan ungkapan-ungakapn yg sukar.
Gaya bahasanya mudah
Maknanya dekat
Maksudnya mulia.
b. Penulisan catatan dan karangan
3. Matsal
Prosa ini berkembang seiring perkembangan al-Qur’an
dan al-Hadits. Isi dari pribahasa atau matsal itu adalah
tentang akhlak, tingkah laku, kehidupan dan kematian,
manusia, agama, aturan kehidupan, hubungan manusia satu
sama lain, sosial, politik, dan sebagainya.
Para Penyair
1. Ka’ab ibn Malik al-Anshari
2. Abdullah ibn Rawahah
3. Hassan ibn Tsabit
4. Al-Hutay’ah
Hassan ibn Tsabit
 Hasan Bin Tsabit adalah seorang sahabat Rasulullah saw. Dalam sejarah, Hasan Bin
Tsabit tidak terlibat di medan perang, tapi beliau berjihad dengan lisan atau tulisan.
Nabi saw ridha kepadanya dan malaikat Jibril pun mendukungnya. Syair syair Hasan
Bin Tsabit membangkitkan semangat juang para mujahid. Rasulullah menempatkan
beliau sesuai dengan kapasitas dan potensinya. Syair-syair yang ditulisnya itu
termasuk bagian dari jihad yang dilakukan olehnya, yang bisa dikatakan sebagai
sarana jihad. Rasulullah mengangkat Hasan Bin Tsabit secara resmi sebagai penyair
Islam.
 Rasulullah saw seringkali memuji karya-karya Hassan bin Tsabit. Karena dengan
syairnya, Hassan membela Rasulullah saw dan menangkis hinaan dan celaan orang-
orang Quraisy. Ketika orang orang Quraisy melantunkan syair yang bernada
penghinaan terhadap Rasulullah maka Hasan Bin Tsabit tampil membuat syair
balasan. Bagi orang-orang Quraisy sendiri syair Hassan ibarat tombak yang merobek
jantung,membuka tabir aib dan cacat mereka sehingga mereka pun terdiam membisu
tidak mampu mebuat syair tandingannya.
 Hassan bin Tsabit merupakan seorang sahabat yang berumur panjang, setengah
umurnya dia habiskan pada masa jahiliyah dan setengah lagi dia jalani bersama
Islam. Hassan adalah salah seorang penyair Arab papan atas pada masanya, setelah
dia masuk Islam dia menggunakan syairnya untuk kepentingan Islam dan membela
Rasulullah saw dari celaan musuh-musuh beliau, Hassan wafat tahun 54 H.
Asy-Syu’ara: 224-227
Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang
yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya
mereka mengembara di tiap- tiap lembah. Dan
bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang
mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?. Kecuali
orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan
beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan
mendapat kemenangan sesudah menderita
kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak
akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali.
Dari ayat di atas, penyair terbagi menjadi 2 macam yaitu:
A. Penyair yang disifati dengan 2 sifat tercela, yaitu:
 Suka mempermainkan kata-kata dan tidak
mempunyai tujuan yang baik dan tidak punya
pendirian.
 Sifat munafik dan dusta

B. Penyair yang disifati dengan sifat-sifat terpuji, seperti:


 Beriman kepada Allah
 Mengerjakan amal shalih
 Memperbanyak mengingat Allah
 Mendapat pertolongan Allah setelah dizalimi
manusia.
Islam mengajak kpd kita utk selalu melakukan
pekerjaan yg baik dan mencegah pekerjaan yg buruk.
Demikian juga pandangan Islam terhadap puisi. Islam
sgt setuju dan mendukung puisi-puisi yg mengajarkan
kebenaran dan akhlak yg mulia.
Sebagaimana sabda Nabi:
‫إنّ من الشعر لحكمة‬
“Sesungguhnya di antara puisi itu kata-kata hikmah”
ketika Hasan bin Tsabit mengajak untuk mencela
musuh-musuh Islam, Nabi Muhammad SAW berkata:
‫هجاءهم و جبريل معك‬
“Celalah mereka, Jibril bersamamu”
Perhatian Nabi SAW terhadap penyair dpt dilihat
dari pujian Nabi terhadap puisi Umayyah bin Abi Shalti
ats-Tsaqafi, penyair Jahili terkenal dari Taif yg tak suka
minum khamar dan menyembah berhala. Dan puisi dari
al-Khansa seorang wanita penyair Jahili, Nabi meminta
mereka utk menambah puisinya. Bahkan Nabi pernah
menghadiahkan Burdahnya kpd Ka’ab bin Zuhair pd
waktu Ka’ab membacakan qasidanya yng berjudul
Baanat Su’ad, sehingga muncullah yg disebut dengan
Qasidah Burdah.
Islam tdk akan menghapuskan suatu kebiasaan
ataupun adat yg telah ada selama kebiasaan itu tdk
bertentangan dg prinsip ajaran Islam. Namun, jika
kebiasaan itu bertentangan, maka Islam melarang dan
menghapuskannya.
SASTRA ARAB
MASA
UMAYYAH
Perkembangan sastra Arab pd masa
Umayyah tdk lepas dari peran beberapa kota
tempat tumbuh dan berkembangannya sastra.
Diantara kota tersebut adalah:
1. Hijaz
2. Najed
3. Irak
KONDISI AGAMA
Pada masa Dinasti Umayyah adanya gerakan
filosofis keagamaan yg berusaha menggoyahkan
pondasi agama Islam. Pd abad ke-8, di Bashrah
hidup seorang tokoh yg terkenal, Washil ibn
‘Atha’ (W. 748), pendiri mazhab rasionalisme
(Mu’tazilah). Dimana ajarannya bahwa siapapun
yg melakukan dosa besar dianggap tlh keluar
dari org-org yang beriman, tapi tidak
menjadikannya kafir. Dalam hal ini, org semacam
ini berada dalam kondisi pertengahan antara
muslim dan kafir.
Lanjutan...
Kelompok kedua, Qadariyah yg
merepresentasikan pertentangan terhadap
konsep takdir yg ketat dalam Islam, kekuasaan
Tuhan yg sangat ditekankan dlm al-Qur’an.
Qadariyah merupakan filsafat Islam paling awal
dan besar pengaruhnya terhadap pemikiran.
Kelompok ketiga, Murji’ah yg mengusung
doktrin irja’, yaitu penangguhan hukuman
terhadap org beriman yg melakukan dosa dan
mereka tetap dianggap muslim.
Lanjutan...
Kelompok keempat, Khawarij yg merupakan
sekte politik keagamaan paling awal. Penentang
Ali bin Abi Thalib, kelompok yg paling berbahaya
yg melancarkan pemberontakan bersenjata utk
menuntut hak istimewa org Quraisy utk
menduduki jabatan kekhalifahan.
Kelompok kelima, Syi’ah merupakan salah
satu dari dua kubu Islam pertama yg berbeda
pendapat dlm persoalan kekhalifahan. Para
pengikut Ali membentuk kelompok yg solid pd
masa Dinasti Umayyah.
KONDISI SOSIAL
Masyarakat terbagi menjadi 4 kelas sosial:
1. Kelas Tertinggi (para penguasa Islam, dipimpin
oleh keluarga kerajaan dan kaum aristokrat Arab).
2. Kelas Muslim Arab (para Muallaf yg masuk Islam
melalui pemaksaan, shg secara teoritis negara
mengakui hak penuh mereka sbgi earga muslim).
3. Kelas anggota sekte dan pemilik kitab suci yg
diakui, yaitu ahl dzimmah org Yahudi dan Kristen
yg telah mengikat janji dg umat Islam.
4. Kelas Paling rendah dalam masyarakat Arab,
Budak.
KONDISI POLITIK
Pada masa ini, tiga golongan politik (Zubairiyyin, Khawarij
dan Syi’ah) tlh membentuk persepsi tentang kekhalifahan (al-
Imamah) yg lebih berhak di antara kaum muslimin.
Zubairiyyin, pengikut Abdurrahman Zubair memandang
akan mengembalikan kekhalifahan ke daerah Hijaz.
Khawarij, memandang akan mengembalikan
kekhalifahan pd kaum Arab dan muslimin utk memerintah dan
mereka org-org yg lebih pantas atas kepemimpinan itu.
Syi’ah, memandang akan mengembalikan kekhalifahan
pd Bani Hasyim, yaitu ahl Bait Rasulullah dan para sahabat.
Jadi pd masa ini suasana politik mendominasi keberadaan
penguasa saat itu, shg perhatian penguasa byk tercurahkan
utk menyelesaikan persoalan-persoalan politik.
KONDISI EKONOMI
Pada masa ini, masyarakat byk
mengandalkan perniagaan antar daerah, selain
itu mereka byk mendapatkan fai’ (harta
rampasan perang) dari pemerintah, shg secara
ekonomi mereka merasa berkecukupan.
KONDISI SASTRA
Kondisi-kondisi yg terjadi pada masa ini secara
tidak langsung jg mempengaruhi kehidupan atau
kondisi sastra. Pengaruh ini meliputi pertumbuhan
puisi dan prosa, shg dg munculnya beberapa
golongan dlm Islam yg menyebabkan puisi pada
masa itu justru mnjdi penyambung lidah sesuai dg
tujuan dari tiap-tiap golongan Islam.
Maka muncul para penyair dg model dan
bentuk puisi madh, Hija’, fakhr, dan sebagainya.
FAKTOR PENDORONG
PERKEMBANGAN SASTRA
1. Munculnya partai-partai atau kelompok-kelompok politik,
shg setiap kelompok/partai memiliki penyair yg
mendukung dan membela kelompok atau partai
politiknya.
2. Kembalinya rasa fanatisme kesukuan di antara kaum
muslimin pd wkt itu.
3. Munculnya persatuan dari sebagian penyair dan puisi
sebagai sarana mencari penghidupan.
4. Persaingan antar penyair utk berusaha mnjd penyair
paling unggul&berkualitas, shg mereka mendapat
hadiah/imbalan dr khalifah atau pemimpin dr kelompok
atau parati politik tertentu.
5. Kehidupan yg makmur (hedonisme) menyebabkan para
penyair merubah jenis puisinya pd puisi tentang cinta
(Ghazal), disertai menjamurnya tempat-tempat hiburan.
PERKEMBANGAN PUISI
MASA UMAYYAH
1. Futuhat (penyebaran Islam) awal telah
menyebabkan kekuasaan Islam meliputi
penduduk-penduduk non-Arab, dan banyak
dari mereka yg telah masuk Islam.
2. Para khalifah Umayyah sendiri memang
menggemari puisi dan mereka memberikan
hadiah-hadoah besar kepada para
penyairyg menciptakan puisi-puisi pujian
terhdp mereka.
TUJUAN PUISI
Karena byknya para penyair yg mnjd
penyambung lidah para pemimpin
kelompok/partai politik, maka tdk heran klu
kebanyakkan tujuan dr para penyair pd masa ini
kembali pd masa Jahiliyah, spt: kebanggaan
terhadap kabilah, caci maki (hija’), selain itu juga
mensifati khamr dan dorongan utk itu.
Maka menjadi suatu keharusan utk membeli
lisan para penyair, akibat politik kekerasan dan
tipu daya.
LANJUTAN....
Selain tema-tema yg telah ada, di masa ini juga
muncul tema-tema baru, spt:
1. Puisi Politik (syi’ir al-siyasi)
2. Puisi Polemik (syi’ir al-Naqoid)
KEISTIMEWAAN PUISI MASA
UMAYYAH
1. Makna dan Ide

a. Kebanyakan para penyair bersandar pd makna-makna Jahiliyah, begitupun


dengan ide-idenya.

b. Pengaruh para penyair dengan makna-makna Islam.

2. Gambaran dan Imajinasi


Imajinasi yg berkembang pd masa ini disandarkan pd lingkungan Arab dan
sebagian penyair dipengaruhi oleh al-Qur’an.

3. Lafadz

Keistimewaan lafadz ini dg kefasihan ungkapan panyair dalam fakhr&hija’.

4. Struktur Puisi

struktur puisi sm spt pd masa Jahiliyah, diantaranya dari sisi banyaknya tujuan,
kecuali kelompok penyair cinta di Hijaz yg hanya membuat puisi ttg cinta saja.
PARA PENYAIR
1. Al-Akhtal
2. Al-Farazdaq
3. Jarir
4. Umar bin Abi Rabi’ah
5. Al-Kumait
6. Ibn Ruqiyat
7. Al-Nabighah al-Syaibhani
PROSA MASA UMAYYAH
1. Khutbah
2. Rasail
3. Kitabah
JENIS PROSA KHUTBAH
1. Khutbah Politik
2. Khutbah Agama
3. Khutbah Kemasyarakatan
KEISTIMEWAAN KHUTBAH
1. Diawali dg hamdalah
2. Bersandar pd makna-makna al-Qur’an dan
gambarannya.
3. Menggunakan pengutipan dari al-Qur’an
dan perumpamaan dg puisi.
4. Menggunkan sebagian kata-kata himah dan
perumpamaan.
5. Ringkas dg gaya bahasa lgsg dan tidak
lgsung.
PARA AHLI PIDATO
1. Ziad Ibn Abihi
2. Hajjaj Ibn Yusuf al-Tsaqafi
KEISTIMEWAAN RASAIL
1. Diawali dg bacaan hamdalah&shalawat ats
Nabi.
2. Dihiasi dg ayat-ayat al-Qur’an, dan meniru
gaya bahasa al-Qur’an, bersandar pd
makna-makna dan gambaran al-Qur’an.
3. Menggunakan bahasa yg halus (euphimisme)
dan ungkapan yg jelas.
4. Dimulai dg yg pendek, jelas, ringkas,
kemudian condong pd yg panjang dan
berlebih-lebihan.
KITABAH
Kitabah juga berkembang pd masa ini,
ketika Islam tersebar telah terjadi percampuran
antara orang-orang Arab dg orang-orang asing yg
menyebabkan lisan Arab tdk lagi murni spt masa-
masa awal Islam, shg pd masa ini dibukukan kitab
nahwu yg ditulis Abu al-Aswad al-Duali.
Ketika terjadi fitnah dan byknya mazhab-
mazhab yg berkembang pd masa bani Umayyah,
juga byknya para sahabat yg wafat, dan khawatir
Umat Islam akan bersandar pd penguasa, maka
Amirul Mukminin Umar ibn Abdul Aziz mengizinkan
untuk melakukan pencatatan hadits Rasulullah saw.
Setelah itu, mulai marak penulisan dan penerjemahan
buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.
Sebelum Islam masuk, Spanyol
berada di bwh kerajaan Romawi. Bangsa
Romawi dpt menguasai simenanjung itu
pada tahun 133 M. Di masa pemerintahan
Romawi, sejumlah org-org Yahudi masuk ke
wilayah ini. Suku-suku Vandal pada abad ke
5 M, dpt menyerang bangsa Romawi. Sejak
itu, nama Spanyol berubah menjadi
Vandalusia, yaitu negeri bangsa Vandal.
Bangsa Arab kemudian menamainya dg al-
Andalusia, yg lbh dikenal dg nama
Andalusia.
Pada pembagian periodesasi
sastra, sejarawan tidak menyebutkan
sastra Arab Andalusia, karena sastra
Arab Andalusia (Spanyol). masuk ke
periode sastra Abbāsī. Sastra ini
bermula ketika Thoriq Bin Ziad dan
Musa bin Nushair menaklukkan
Andalusia pada masa Daulah
Umayyah dan berakhir dengan
jatuhnya Granada ke tangan pasukan
Spanyol.
Nama Andalusia diambil dari Vandal,
nama bangsa yang pernah menjajah
Andalusia sebelum kemudian diusir oleh
Ghotia Barat yang terletak di semenanjung
Iberia, sebuah wilayah yang terletak di barat
daya benua Eropa. Sebelah utara dibatasi
dengan gunung Malladetta, sebelah barat
dibatasi oleh laut Gelap atau Laut Barat,
sebelah timur dibatasi oleh laut Rum atau laut
Timur dan dari selatan dibatasi dengan laut
Zuqoq (selat Gilblaltar).
Penduduk Andalusia terdiri dari banyak
suku, antara lain, Arab, Barbar, Spanyol, dan
Yahudi. Bangsa Arab dan Barbar datang ke
Spanyol sejak masa penaklukan negeri itu
oleh orang Islam. Keturunan Arab ini terdiri
dari dua kelompok besar, yaitu keturunan Arab
Utara yang terdiri dari suku Mudhari dan
keturunan Arab Selatan yang terdiri dari suku
Yamani. Kebanyakan orang Arab Mudhari
tinggal di Toledo, Saragossa, Sevilla dan
Valensia, sedangkan orang Arab Yamani
banyak bermukim di Granada, Cordova,
Sevilla, Murcia dan Badajoz.
Orang Spanyol terdiri dari tiga kelompok:
 Kelompok yang telah memeluk Islam
 Kelompok yang tetap pada keyakinannya
tetapi meniru adat kebiasaan orang Arab.
Baik bertingkah laku maupun bertutur kata,
mereka disebut Spanyol musta’ribah.
 Kelompok yang tetap berpegang teguh
pada agama nenek moyangnya semula
dan warisan nenek moyangnya.
ISLAM MASUK SPANYOL
Islam masuk Spanyol dlm dua gelombang:
1. Pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik
(710-712 M). Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad,
dan Musa bin Nusair merupakan 3 org yg
berjasa dlm penaklukan Spanyol.
2. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717
M). Al-Samah dan Abdul Rahman merupakan
2 org yg berjasa dlm penaklukan Spanyol.
PERIODESASI UMAYYAH II

 Periode Pertama (710-755 M)


 Periode Kedua (755-912 M)
 Periode Ketiga (912-1012 M)
 Periode Keempat (1010-1492 M)
PARA KHALIFAH UMAYYAH II
DI SPANYOL
1. Abdurrahman I (756-788 M)
2. Hisyam I (788-796)
3. Hakam I (796-822)
4. Abdurrahman II (822-852)
5. Muhammad I (852-886 M)
6. Munzir (886-888 M)
7. Abdullah (888-912 M)
8. Abdurahman III (912-961 M)
9. Hakam II (961-976 M)
10. Hisyam II (976 M)
11. Muhammad II bin Abi Amir atau Hajib
al-Mansur (976-1009 M)
12. Sulaiman (1009-1010 M)
13. Hisyam III (1010-1013 M)
14. Sulaiman II(1013-1016 M)
15. Abdurrahman IV (1018 M)
16. Abdurrahman V (1023 M)
17. Muhammad III (1023-1025 M)
18. Hisyam IV (1027-1031 M)
PASCA KHALIFAH UMAYYAH II

Pada rentang waktu antara tahun 1035-


1492 M, terdapat dua kekuatan kerajaan Islam di
Spanyol, yaitu kekuasaan daulah Murabithun
(1086-1143 M.) dan daulah Muwahhidun (1146-
1235 M.), tetapi dua kerajaan Islam itu tidak
dapat menyatukan kekuatan Islam Spanyol
bahkan pada tahun 1143 M. kekuasaan daulah
Murabithun berakhir di Spanyol dan digantikan
daulah Muwahhidun. Akan tetapi pada tahun
1212 M. tentara Kristen dapat mengalahkan
dinasti Muwahhidun menyebabkan mereka
memilih meninggalkan Spanyol kembali ke Afrika
Utara tahun 1235 M.
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab tlh menjadi bahasa administrasi
dlm pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dpt
diterima oleh org-org Islam dan non-Islam. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli
mereka. Mereka juga byk yg ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun
tata bahasa. Mereka itu antara lain; ibn Sayyidih, ibn
Malik pengarang alfiyah ibn malik, ibn Khuruf, ibn al-
Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan bin Usfur, dan Abu
Hayyan al-Ghamathi. Seiring dg kemajuan bahasa itu,
karya-karya sastra bermunculan seperti al-’Iqd al-Farid
karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-
Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya
al-Fatih bin Khaqan dan lain sebagainya.
Faktor Lahirnya Aktifitas
Sastra
 Faktor Internal
Sebagian besar penguasa di Andalusia
adalah org-org yg memiliki komitmen sekaligus
bakat keilmuan dan kecintaan pd sastra. Spt:
Abdurahman I, Hisyam, Abdurrahman II dan
abdurahman III sejak muda merupakan para
pencinta ilmu dan sastra. Maka tidak
diragukan pemerintahan mereka mendorong
tumbuh kembangnya budaya keilmuan.
Berlimpahnya materi yg dicapai penguasa
Andalusia dimanfaatkan utk pengembangan
dunia keilmuan dan kecintaan terhadap buku.
 Faktor Eksternal
Sejarah islam di spanyol sangat mendominasi
intelektual generasi umat Islam di Andalusia,
menjadikan bahasa Arab menjadi kiblat ilmu
pengetahuan saat itu. Bahasa Latin yang sudah
lama mendominasi konstelasi peradaban Eropa
tergeser oleh bahasa Arab. Banyak orang Kristen
juga senang mempelajari berbagai syair Arab. Tata
bahasa Arab yang indah menjadi daya tarik bagi
orang Kristen Eropa. Faktanya, ketika Islam
masuk ke daratan Spanyol membawa dampak
yang luar biasa terhadap orang-orang Spanyol
yang telah masuk Islam, rasa semangat yang tinggi
dalam memelajari al-Qur’an menjadi landasan
mereka sangat menyukai kegiatan menulis dan
tentunya menciptkakan aktifitas bersastra, bahkan
banyak orang-orang kristen yang ikut tertarik
memelajari bahasa Arab yang merupakan bahasa
yang dibawa oleh Islam pada saat itu.
Faktor Penunjang Kemajuan
Sastra Andalusia
 Keindahan alam raya Andalusia
Cuaca dan udaranya yang sejuk, tanah
serta tamannya yang hijau. Peradaban serta
alam yang demikian sangat banyak sekali
pengaruhnya terhadap sastra Arab di
Andalusia, maka terjadilah perubahan corak
sastra yang mana sebelumnya menampilkan
sifat-sifat padang pasir yang panas dan keras
menjadi sastra yang lembut, penuh dengan
ungkapan-ungkapan alam mereka, bukan
saja pada syair akan tetapi terjadi juga pada
prosa.
Lanjutan...
 Matangnya Pola Pikir Arab
Banyaknya bangsa-bangsa yg datang ke
tanah Andalusia, spt: bangsa Yunani, Romawi
dan bangsa Arab, sehingga beradaptasi dan
bercampur baur dg penduduk asli. Maka
muncullah generasi baru yg mempunyai sifat
kearaban dan pola pikir Arab.
Lanjutan...
 Adanya rasa persaingan dengan Timur

Rasa bersaing sedemikianlah yang membuat perkembangan


pesat di dalam sastra Andalusia sehingga dapat mempengaruhi
keproduktifan penulis-penulis Andalus, juga pesatnya karya-karya
sastra. Banyak diantara ulama Andalus yang pergi ke Timur untuk
menimba ilmu dan mencari buku, dan sebaliknya ulama timur
datang ke Andalus untuk mencari tempat dan penghargaan dari
khalifah. Jarak yang jauh antara Bagdad dan Qordoba tidak
menjadi penghalang bagi safari mereka dalam mencari dan
mendalami ilmu pengetahuan. Tak ayal lagi kalau terjadi
persaingan ketat antara SBarat dan Timur pada waktu itu dalam
pengkodifikasian karya serta penulisan ilmu pengetahuan,
walaupun ada kecendrungan ulama Andalusia dalam
mencontoh karya-karya ulama Timur. Begitu pula hal nya dengan
syair-syair, mereka banyak mentransfer dari Timur. Kendati
demikian mereka tidak menghilangkan identitas serta ciri-ciri khas
kesusutraan mereka sehingga apabila dihadapkan pada hasil-
hasil karya Andalusia kita akan melihat corak-corak khusus yang
ada pada karya-karya tersebut, menunjukkan bahwa banyak
penambahan serta pembaharuan yang dihasilkan oleh ulama-
ulama Andalusia terhadap karya Timur.
Tokoh dan Bentuk Karya
Sastra di Spanyol
1. Madh (pujian)
Syi’ir ini bertujuan untuk mengungkapkan
rasa senang dan cinta terhadap orang yang
pernah berjasa atau orang yang sangat
dihormati dan juga merupakan sarana untuk
mencari kehidupan. Penyair Madh yang
paling terkenal di Andalusia yaitu : Ibnu Hani’,
Ibnu Darraj, Ibnu Zaidun, Ibnu Syahid, dan
Lisanuddin Al-Khothib.
2. Ritsa’ (ratapan)
Kesedihan dengan jatuhnya kota-kata
Andalusia, menimbulkan kreasi-kreasi elegi sebagai
ekspresi kesedihan sekaligus penyadaran
masyarakat agar bersatu merebut kembali harta
mereka. Penyair yang terkenal dengan tujuan syair
ini yaitu Ibnu Abd Rabi’ah, Ibnu Hani’, dan Ibnu
Zaidun.
3. Hija’ (ejekan)
Penyair Andalusia jika mengejek mereka
tidak terlalu memperpanjang dan cenderung untuk
bersikap toleransi, memaafkan dan tidak sampai
melampaui batas dalam ejekannya. Penyair yang
terkenal dengan tujuan syiir ini adalah Ibnu Hani’,
Ibnu Khufajah, Abu Bakar Al- Makhzumi, dan Ibnu
Jubair.
4. Ghazal
Syiir ini banyak beredar di Andalusia, bahkan
pola syiirnya lebih umum dan luas, penduduk Andalusia
lebih terkenal dengan kelembutan dan
kecenderungannya. Beberapa syair ini suci nan indah
dan menggambarkan pencitraan perempuan dana
deskripsi dari pesonanya. Syair ini mencerminkan
kepribadian penyair. Penyair yang terkenal dengan
tujuan syair ini yaitu Ibnu Zaidun, Abu Amir bin Syahid,
dan Ibnu ‘Abd Rabbih.
5. Asketisme-Sufisme
Syiir-syiir sufi untuk mengekspresikan cinta
kepada Allah, beberapa penyair Andalusia
membimbing orang untuk berzuhud, selain apa yang
telah terjadi kepada orang-orang Andalusia
meninggalkan segala hal yang berbau duniawi
danuntuk mengendalikan diri. Penyair yang terkenal
dengan tujuan syair ini adalah Ibnu Araby dan Ibnu
Hani’.
6. Washf
Andalusia unggul dalam bidang deskripsi
dan penggambaran alam di atas penyair timur,
dan membawa keindahan yang abadi. Puisi alam
adalah jenis puisi yang berkaitan dengan penyair
alam yang dituangkan melalui pendeskripsian dan
penggambaran. Penyair yang terkenal dengan
tujuan syair ini adalah Ibnu Khufajah dan Ibnu
Zaidun.
7. Ta’limi
Hubungan syair nadzam ini dengan syair
yang lain terbatas pada wazan dan qafiyah.
Andalusia juga memberikan kontribusi pada pola
ilmu pengetahuan, dan khususnya yang berkaitan
dengan sejarah dan nadzam ilmu-ilmu seperti ilmu
nahwu karya alfiyah ibnu malik dan alfiyah ibnu al-
khathib yang membahas ilmu fiqh.
Syi’ir Ibn Hani al-Andalusi

ِ ‫ فَأَنْت الو‬،‫ فَاح ُكم‬# !‫اشاءتِاألَقْداَر‬


!‫اح ُد ال َق َّهار‬ ِ
َ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ ‫َم‬
‫م‬ ‫ال‬
َ ،‫ت‬ ‫ئ‬‫اش‬
Terserah padamu, bukan terserah
pada takdir # Hakimilah, karena
engkaulah satu-satunya sang
perkasa.
Syair Ibn Hani ketika memuji
khalifah al-Mu’iz lidinillah
Syi’ir al-Waqassyi

.‫ْي طَ ِريْ َدا‬ِ‫صر ح ْفل امل ـ ْش ِرك‬


ِ ‫ فَأَب‬# ‫أَالَ لَيت ِشع ِري هل ََيُُّد ِِل امل َدي‬
َْ ُ َ َ ُ ْ ْ َ ْ َْ ْ ْ َْ
Tidaklah puisiku yg membentang
sepanjang usialu # Maka lihatlah
bagaimana pesta-pesta kaum
musyrikin itu.

Anda mungkin juga menyukai