Eko Setiawan
Email: oke.setia@gmail.com
Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Brawijaya Malang
Alamat Korespondensi: Bangurejo RT 04 RW 03 Bangorejo Banyuwangi Jawa Timur
Eko Setiawan | 3
LiNGUA Vol. 10, No. 1, Juni 2015 • ISSN 1693-4725 • e-ISSN 2442-3823
perhatian yang besar dari masyarakat luas. tetap gelisah. Apakah sang kekasih kira bahwa
Baik kalangan awam maupun budayawan. Di tersembunyi cintanya. Diantara air mata yang
kawasan Eropa pun tidak kurang dari enam mengucur dan hati yang bergelora. Jika bukan
edisi terjemahan shalawat burdah telah karena cinta takkan kau tangisi puing
diterbitkan. Antara lain, Uri (1861) seorang rumahnya. Takkan kau bergadang untuk ingat
sastrawan asal Belanda, orang pertama yang pohon ban dan alam. Dapatkah kau pungkiri
menerjemahkan syair-syair burdah ke dalam cinta, sedang air mata dan derita. Telah
bahasa Latin dengan judul Carmen Mysticum bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa
Borda Dictum. Terjemahan ini dicetak dusta. Kesedihanmu timbulkan dua garis
berulang-ulang dan tersebar luas terutama di tangis dan kurus lemah. Bagaikan bunga
Leiden Belanda. Di Jerman, setidaknya ada dua kuning di kedua pipi dan mawar merah.
edisi terjemahan yang diterbitkan. Yang Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga
pertama diterjemahkan oleh Von Rosenweg kuterjaga. Tak hentinya cinta merindangi
(1824) dengan judul Funkelnde Vandelsterne kenikmatan dengan derita. Maafku untukmu
Zum Iobe Des Geschopfe, sementara yang wahai para pencaci gelora cintaku. Seandainya
kedua oleh Redhouse (1881) dengan judul The kau bersikap adil takkan kau cela aku. Kini kau
Burda, sementara di Italia, ada satu edisi yang tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
berhasil ditemukan yaitu terjemahan Gabrielli Padahal tidak juga kunjung sembuh
(1901) dengan judul Al-Burdatain (Adib, 2009, penyakitku. Begitu tulus nasihatmu tapi tak
h. 27). kudengar semuanya. Karena untuk para
Setelah mengarungi kehidupan selama pencaci, sang pecinta tuli telinganya. Aku kira
sekitar 82 tahun, pada penghujung abad ke 13 ubanku pun turut mencelaku. Padahal ubanku
M, tepatnya pada 1295, Imam Bushiri pastilah tulus memperingatkanku.
menghembuskan nafas terakhirnya dengan
tenang di Iskandaria. Konon jenazahnya (Bagian 2) Peringatan Akan Bahaya Hawa
dikebumikan di dekat bukit Al-Mughatham Nafsu
berdekatan dengan makam Muhammad Ibn Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak
Idris Asy-Safii tokoh sentral Mazhab Syafi’i tersadarkan. Sebab tak mau tahu peringatan
(Adib, 2009, h. 19). uban dan kerentaan. Tidak pula bersiap
dengan amal baik untuk menjamu. Sang uban
Isi Kandungan Shalawat Burdah yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.
Bait-bait shalawat burdah terdiri dari Jika kutahu ku tak menghormati uban yang
sepuluh tema pokok pembicaraan, yaitu, (1) bertamu. Kan ku sembunyikan dengan semir
Prolog cinta sang kekasih, berjumlah12 bait rahasia ketuaanku itu. Siapakah yang
(2) Peringatan akan bahaya menuruti hawa mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
nafsu, sebanyak 16 bait (3) Pepujian, Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan
sebanyak 30 bait (4) Kisah kelahiran, tali kekang. Jangan kau tundukkan nafsumu
sebanyak 13 bait (5) Mukjizat, sebanyak16 dengan maksiat. Sebab makanan justru
bait (6) Al-Quran, sebanyak 17 bait (7) Isra perkuat nafsu si rakus pelahap. Nafsu bagai
Miraj, sebanyak 13 bait (8) Jihad, sebanyak 12 bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
bait (9) penutup dan permohonan ampun, Bila kau sapih ia akan tinggalkan menyusu itu.
sebanyak 12 bait dan ada yang berpendapat Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia
sebanyak 19 bait. Berikut ini adalah arti dari berkuasa. Jika kuasa ia akan membunuhmu
shalawat burdah sesuai dengan tema masing- dan membuatmu celaka gembalakanlah ia, ia
masing: bagai ternak dalam amal budi. Janganlah kau
giring ke ladang yang ia sukai. Kerap ia goda
Bagian 1) Cinta Sang Kekasih manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Apakah karena mengingat para kekasih Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya
di Dzi Salam. Kau campurkan air mata di makanan. Kumohon ampunan Allah karena
pipimu dengan darah. Ataukah karena angin bicara tanpa berbuat. Kusamakan itu dengan
berhembus dari arah Kazhimah. Dan kilat keturunan bagi orang mandul. Kuperintahkan
berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam. engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau
basah. Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia lurus. Aku tak berbekal untuk matiku dengan
ibadah sunnah. Tiada aku dan puasa kecuali mampu melihatnya bila berdekatan.
hanya yang wajib saja. Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat
Sang Nabi Padahal ia sudah puas bertemu
(Bagian 3) Pujian Kepada Nabi Muhammad dengannya dalam mimpi puncak pengetahuan
SAW tentangnya ialah bahwa ia manusia. Dan ia
Kutinggalkan sunnah Nabi yang adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah
sepanjang malam. Beribadah hingga kedua Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya.
kakinya bengkak dan keram. Nabi yang karena Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada
lapar mengikat pusarnya dengan batu. Dan mereka. Dia matahari keutamaan dan para
dengan batu mengganjal perutnya yang halus Nabi bintangnya. Bintang hanya pantulkan
itu. Kendati gunung emas menjulang sinar mentari menerangi gulita. Alangkah
menawarkan dirinya. la tolak permintaan itu mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti. Yang
dengan perasaan bangga. Butuh harta namun memiliki keindahan dan bercirikan wajah
menolak, maka tambah kezuhudannya. berseri. Kemegahannya bak bunga,
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kemuliaannya bak purnama.
kesuciannya. Bagaimana mungkin Nabi butuh Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya
pada dunia. Padahal tanpa dirinya dunia bak sang waktu. la bagaikan dan memang
takkan pernah ada. Muhammadlah pemimpin tiada taranya dalam keagungan. Ketika berada
dunia akhirat. Pemimpin jin dan manusia, di sekitar pembantunya dan di tengah
bangsa Arab dan non Arab. Nabilah pengatur pasukan. Bagai mutiara yang tersimpan dalam
kebaikan pencegah mungkar. Tak satu pun kerangnya. Dari kedua sumber, yaitu ucapan
setegas ia dalam berkata ya atau tidak. Dialah dan senyumannya. Tiada keharuman melebihi
kekasih Allah yang syafaatnya diharap. Dari tanah yang mengubur jasadnya. Beruntung
tiap ketakutan dan bahaya yang datang orang yang menghirup dan mencium
menyergap. Dia mengajak kepada agama Allah tanahnya.
yang lurus. Mengikutinya berarti berpegang
pada tali yang tak terputus. Dia mengungguli (Bagian 4) Kelahiran Sang Nabi SAW
para Nabi dalam budi dan rupa. Tak sanggup Kelahiran Sang Nabi menunjukkan
mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya. kesucian dirinya. Alangkah eloknya
Para Nabi semua meminta dari dirinya. permulaan dan penghabisannya. Lahir saat
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan bangsa Persia berfirasat dan merasa.
ilmunya. Para Rasul sama berdiri di puncak Peringatan akan datangnya bencana dan
mereka. Mengharap setitik ilmu atau angkara murka. Dimalam gulita singgasana
seonggok hikmahnya. Dialah Rasul yang kaisar Persia hancur terbelah. Sebagaimana
sempurna batin dan lahirnya. Terpilih sebagai kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah.
kekasih Allah pencipta manusia. Dalam Karena kesedihan yang sangat, api
kebaikanya, tak seorang pun menyaingi. Inti sesembahan padam. Sungai Eufrat pun tak
keindahannya takkan bisa terbagi-bagi. mengalir dari duka yang dalam. Penduduk
Jauhkan baginya yang dikatakan nasrani pada negeri sawah bersedih saat kering danaunya.
Nabinya. Tetapkan bagi Muhammad pujian Pengambil air kembali dengan kecewa ketika
apapun kau suka. Nisbatkan kepadanya segala dahaga. Seakan sejuknya air terdapat dalam
kemuliaan sekehendakmu. Dan pada jilatan api. Seakan panasnya api terdapat
martabatnya segala keagungan yang kau mau. dalam air, karena sedih tak terperi. Para jin
Karena keutamaannya sungguh tak terbatas. berteriak sedang cahaya terang memancar.
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan Kebenaran pun tampak dari makna kitab suci
dengan kata. Jika mukjizatnya menyamai maupun terujar. Mereka buta dan tuli hingga
keagungan dirinya. Niscaya hiduplah tulang kabar gembira tak didengarkan. Datangnya
belulang dengan disebut namanya. Tak pernah peringatan pun tak mereka hiraukan. Setelah
ia uji kita dengan yang tak diterima akal. Dari para dukun memberi tahu mereka. Agama
sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan mereka yang sesat takkan bertahan lama.
bimbang. Seluruh makhluk sulit memahami Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh
hakikat Nabi. Dari dekat atau jauh, tak satu dilangit. Seiring dengan runtuhnya semua
pun yang mengerti. Bagaikan matahari yang berhala dimuka bumi. Hingga lenyap dan
tampak kecil dari kejauhan. Padahal mata tak pintu langit Nya. Satu demi satu setan lari
Eko Setiawan | 5
LiNGUA Vol. 10, No. 1, Juni 2015 • ISSN 1693-4725 • e-ISSN 2442-3823
tunggang langgang tak berdaya. Mereka api jamuan, malam hari diatas gunung tinggi.
berlarian laksana laskar Raja Abrahah. Atau Mutiara bertambah indah bila ia tersusun rapi.
bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Jika tak tersusun nilainya tak berkurang sama
Rasul. Batu yang Nabi lempar sesudah sekali. Segala pujian itu puncaknya adalah
bertasbih digenggamannya. Bagaikan memuji. Sifat dan pekerti mulia yang ada pada
terlemparnya Nabi Yunus dari perut ikan Nabi. Ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan
paus. Allah adalah baharu. Tapi Allah adalah kekal
tak kenal waktu. Ayat-ayat yang tak terikat
(Bagian 5) Mukjizat Nabi Muhammad SAW waktu dan kabarkan kita. Tentang hari kiamat,
Pohon-pohon mendatangi seruannya kaum Aad dan negeri Irom. Ayat-ayat yang
dengan ketundukkan. Berjalan dengan selalu bersama kita dan mengungguli.
batangnya dengan lurus dan sopan. Seakan Mukjizat para Nabi yang muncul tapi tak
batangnya torehkan sebuah tulisan. Tulisan lestari. Penuh kepastian dan tak sisakan bagi
yang indah di tengah-tengah jalan. Seperti para musuh segala keraguan. Ayat yang tak
juga awan gemawan yang mengikuti Nabi. sedikit pun menyimpang dari kebenaran. Tak
Berjalan melindunginya dari sengatan panas satu ayat pun ditentang kecuali musuh
siang hari. Aku bersumpah demi Allah terberatnya. Akan kembali kepadanya dengan
pencipta rembulan. Sungguh hati Nabi bagai salam dan beriman. Keindahan sastranya
bulan dalam keterbelahan Gua Tsur penuh membuat takluk penentangnya. Bak
kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi dan Abu pencemburu membela kehormatan dari
Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat tangan pendosa. Baginya makna-makna yang
mereka Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman saling menunjang bak ombak lautan. Yang
didalamnya tak cedera. Kaum kafir nilai keindahannya melebihi mutiara
mengatakan tak seorang pun didalam gua. berkilauan. Keajaibannya banyak dan tak
Mereka mengira merpati takkan berputar terhingga. Dan keajaiban itu tak satu pun
diatasnya. Dan laba-laba takkan buat sarang membuat bosan kita. Teduhlah mata
jika Nabi didalamnya. Perlindungan Allah tak pembacanya, lalu kukatakan padanya.
memerlukan berlapis baju besi. Juga tidak Beruntunglah engkau, berpeganglah selalu
memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi. pada tali Nya. Jika kau baca ia karena takut
Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu panas neraka lazha. Padamlah panas neraka
kumohon bantuan Nabi. Niscaya kudapat lazha karena kesejukannya. Bagai telaga
pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti. kautsar wajah pendosa jadi putih karenanya.
Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari Padahal dengan wajah hitam arang mereka
kemurahan Nya. Melainkan kuperoleh sebaik- datangi ia. la lurus bagai shirath, adil bagai
baik pemberian Nya. Janganlah kau pungkiri timbangan. Kitab-kitab lain takkan selanggeng
wahyu yang diraihnya lewat mimpi. Karena ia dalam keadilan. Jangan heran pada
hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur pendengkinya yang selalu ingkar. Pura-pura
terlena. Demikian itu tatkala sampai masa bodoh padahal ia cukup paham dan pintar.
kenabiannya. Karenanya tidaklah diingkari Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar
masa mengalami mimpinya Maha Suci Allah, mentari. Bagai orang sakit yang lezatnya air ia
wahyu tidaklah bisa dicari. Dan tidaklah pungkiri.
seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai.
Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit. Dan (Bagian 7) Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
lepaskan orang yang berhajat dari temali Wahai manusia terbaik yang dituju
kegilaan. Doanya menyuburkan tahun pekarangannya. Dijalan atau menunggangi
kekeringan dan kelaparan. Bagai titik putih di unta yang cepat larinya. Wahai Nabi yang jadi
masa-masa hitam kelam. Dengan awan yang pertanda bagi pencari kebenaran. Yang jadi
curahkan hujan berlimpah. Atau kau kira itu karunia terbesar bagi pencari nikmat Tuhan.
air yang mengalir dari laut atau lembah. Malam itu kau berjalan dari Masjidil Haram ke
Al Aqsha. Bagai purnama yang bergerak di
(Bagian 6) Kemulian Al-Qur'an dan pujian malam gulita. Kau terus saja meninggi hingga
terhadapnya sampai tempat terdekat. Yang tak seorang pun
Biarkan kusebut beberapa mukjizat mencapai atau mengharap. Para Nabi
yang muncul pada Nabi. Seperti nampaknya mendahulukanmu berdiri di depan. Tak
ubahnya penghormatan pelayan kepada sang pendebat. Sering kali dalil-dalil kalahkan
tuan. Kau terobos tujuh lapis langit bersama musuh Muhammad. Cukup sebagai mukjizat,
mereka. Dalam barisan para Malaikat kaulah Nabi berilmu padahal buta huruf. Di zaman
pemimpin mereka. Hingga tak satu puncak jahiliah, Nabi terdidik tanpa pengasuh.
pun tersisa bagi pengejarmu. Tak sederajat
pun bagi pencari kemuliaan tersisa olehmu. (Bagian 9) Tawassul Kepada Nabi
Karena keluhuranmu, derajat menjadi rendah Muhammad SAW
semua. Ketika kau diseru bagai pemimpin Kupuji Nabi dengan pujian agar dosaku
tunggal yang mulia. Agar kau peroleh diampunkan. Karena umurku habis untuk
hubungan khusus yang terselubungkan. Juga bersyair dan pengabdian. Keduanya
rahasia yang senantiasa tersimpan. Kau mengalungi dosa yang menakutkan seakan
peroleh kebanggaan yang tak terbagi. Kau aku hewan sembelihan yang siap
lewati setiap derajat tanpa seorang pun dikorbankan. Kuturuti godaan masa muda
menyaingi. Sungguh agung derajat yang kau untuk bersyair dan mengabdi.
dapatkan. Sungguh jarang nikmat yang Tiada satu pun kudapat kecuali dosa
kepadamu telah diberikan. Kabar gembira dan sesal diri. Alangkah ruginya jiwaku dalam
wahai umat Islam bagi kita tiang kokoh. Yang perniagaannya. Tak pernah membeli dan
dengan Inayah dari Allah, tak akan roboh. menawar agama dengan dunia. Barang siapa
Ketika Allah juluki ia Rasul termulia karena menjual akhirat untuk dunia sesaat. Jelas ia
sangat taat ia Rasul termulia maka jadilah kita tertipu dalam setiap jual beli yang diakad. Jika
sebaik baik umat. kuperbuat dosa, janjiku pada Nabi tidaklah
gugur. Juga tali hubunganku dengannya
(Bagian 8) Jiwa Militan Rasulullah SAW tidaklah terputus. Namaku juga Muhammad
Berita kenabian membuat musuh takut (Bushiri), jaminanku buat Nabi. Dialah sebaik
dan gundah. Bak lolongan serigala yang baik manusia yang tepati janji. Jika kelak di
takutkan si kambing lengah. Tak henti ia akhirat, ia tak sudi menolongku. Maka
lawan para musuh di medan pertempuran. alangkah rugi dan celakanya diriku. Tapi
Hingga mereka bagai daging terserak diatas mustahil ia tolak para peminta syafaatnya.
meja jamuan. Mereka ingin lari dan mati saja Atau peminta perlindungannya pulang dengan
bak kawan yang terkapar. Mati menggelepar sia-sia. Semenjak kuwajibkan diriku untuk
dikoyak elang dan burung nasar. Siang malam memberinya pujian. Kudapatkan Nabi sebaik-
berlalu tanpa mereka kenal waktu. Hingga tiba baik pemberi pertolongan. Pemberiannya tak
bulan terlarang ketika Nabi hentikan perang. luputkan seorang pun pemintanya. Karena
Islam datang bagai tamu yang singgah di hujan mengguyur bunga di bukit secara
pekarangan. Yang sangat ingin membunuh merata. Dengan pujian ini tidaklah kuinginkan
musuh-musuh Islam. la bawa lautan pasukan gemerlap dunia. Seperti yang zuhair mula
diatas kuda yang meluncur. Membawa para ketika ia puji Raja Har.
gagah berani bagai ombak yang berdebur.
Mereka pejuang yang mengharap syahid dan Fadhilah Shalawat Burdah
surga Allah. Menyerang untuk membasmi dan Burdah artinya mantel dan juga dikenal
memusnahkan kekafiran. Sehingga berkat sebagai bur’ah yang berarti shifa
mereka, Islam yang semula tak dikenal (kesembuhan). Imam Bushiri adalah seorang
menjadi tersohor dalam jalinan kekerabatan penyair yang suka memuji-muji raja-raja
yang kental. Karena keperkasaan mereka hati untuk mendapatkan uang. Kemudian beliau
musuh takut dan gelisah. Apakah bedanya tertimpa sakit faalij (setengah lumpuh) yang
anak domba dan si pemberani gagah. Siapa tak kunjung sembuh setelah berobat ke tabib
saja yang bersama Rasulullah peroleh manapun, tak lama kemudian beliau bermimpi
kemenangan. Singa di rimba bila menemuinya bertemu Rasulullah SAW yang
akan diam gemetaran. Takkan kau lihat memerintahkan untuk menyusun syair yang
sahabat Nabi yang tak menang. Takkan ada memuji Rasulullah. Maka beliau mengarang
musuh Nabi yang tak jadi pecundang ia syair burdah dalam 10 pasal. Pada tahun 6-7
tempatkan umatnya dalam benteng agamanya. H, seusai menyusun syair burdah, beliau
Bagai singa yang tinggal di hutan bersama kembali bermimpi bertemu Rasullulah SAW
anaknya. Sering kali Al-Qur'an jatuhkan para yang menyelimutinya dengan burdah
Eko Setiawan | 7
LiNGUA Vol. 10, No. 1, Juni 2015 • ISSN 1693-4725 • e-ISSN 2442-3823
(mantel). Ketika bangun, sembuhlah beliau Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai
dari penyakit lumpuh yang dideritanya. spiritual dan semangat perjuangan yang
Qosidah burdah ini tersebar di seluruh ditulis oleh seorang penyair bernama Abu
penjuru bumi dari timur hingga barat. Bahkan Abdillah Syarafudin Abi Abdillah Muhammad
disyarahkan oleh sekitar 20 ulama, Bin Khammad Ad-Dalashi Ash-Shanja Asy-
diantaranya yang terkenal adalah Imam Sadzili Al-Bushiri yang kemudian dikenal
Syabukhiti dan Imam Baijuri. Habib Husein dengan Imam Bushiri. Shalawat burdah terdiri
bin Mohammad Alhabsiy (saudara Habib Ali dari 160 bait dan terbagi kedalam 10 bab
Alhabsyi Sohibul Maulid Simtud Duror) biasa pembahasan. Burdah memiliki arti mantel
memimpin Dalail Khoiroot di Mekkah. atau jubah yang dipakai oleh oleh bangsa Arab
Kemudian beliau mimpi bertemu Rasulullah pada masa itu. Shalawat yang dikarang oleh
SAW yang memerintahkannya untuk Imam Bushiri dinamai dengan shalawat
membaca burdah di majelis tersebut. Dalam burdah karena setelah ia menyelesaikan syair
mimpi tersebut, Rasulullah SAW bersabda shalawat ini ia bermimpi bertemu dengan
bahwa membaca burdah sekali lebih afdol dari Rasulullah SAW dan menyelimutinya dengan
pada membaca dalail khoiroot 70 kali. Ketika baju jubah milik Rasulullah SAW. Saat itu dia
Hadramaut tertimpa paceklik hingga banyak sedang dalam keadaan lumpuh namun setelah
binatang buas berkeliaran di jalan, Habib ia bermimpi seperti itu ia bangun dalam
Abdurrahman Al Masyhur memerintahkan keadaan sembuh. Sehingga dengan adanya
setiap rumah untuk membaca burdah peristiwa itu terkenal shalawat itu dengan
sehingga rumah-rumah mereka aman dari shalawat burdah. Shalawat burdah
gangguan binatang buas. mempunyai lafaz-lafaz yang indah dan
Imam Bushiri mengatakan bahwa ungkapan teladan yang kaya akan nasihat,
burdah ini sangat mujarab untuk juga mengandung ajaran tentang keagungan,
mengabulkan hajat-hajat kita dengan izin perangai dan watak.
Allah SWT. Namun terdapat syarat-syarat Dengan bahasa yang begitu indah,
yang harus dipenuhi. yaitu istiqomah, Imam Al Bushiri telah berhasil menanamkan
mengulangi bait “maula ya solli wa sallim” kecintaan dan kasih umat Islam kepada Nabi
berwudhu, menghadap kiblat, memahami Muhammad SAW. Tema dan amanat yang
makna bait-bait, dibaca dengan himmah yang terkandung dalam shalawat tersebut adalah
besar, beradab, memakai wewangian. mengajarkan agar manusia tidak tenggelam
dalam cinta, tidak menuruti hawa nafsu serta
SIMPULAN tidak berbuat maksiat, beriman kepada Allah
Shalawat yang merupakan bentuk SWT. Serta berpegang teguh pada agama,
pengejawantahan dari rasa cinta seorang mencintai Rasullullah SAW dan mencontoh
muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. perilakunya, mengajarkan agar manusia
Dalam perkembangannya shalawat memiliki berpegang teguh pada Al-Qur’an, mengajarkan
banyak ragam dan jenisnya, salah satunya agar manusia berjihad dijalan Allah,
yakni burdah. Shalawat Burdah merupakan mengajarkan agar manusia tidak berputus asa
syair puji-pujian yang ditujukan untuk Nabi dan banyak membaca shalawat Nabi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. (2009). Burdah Antara Kasidah, Mistis Dan Sejarah. Yogjakarta: Pustaka
Pesantren.
Atmazaki. (2005). Ilmu Sastra: Teori Dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.
Baharun, Muhammad. (1996). Burdah Madah Rosul Dan Pesan Moral. Surabaya: Pustaka Progresif.
Poerwadarminta. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N. Balai Pustaka.