EDI HERMANTO
Oleh:
KELOMPOK 9
M RISWAN
FAKULTAS USHULUDDIN
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu qiraat adalah ilmu mengenai cara membaca lafazh-lafazh Al-Quran serta
perbedaan cara membacanya menurut versi orang yang menaqalkannya. Dengan
definisi ini jelas bahwa pembahasan ilmu qiraat mengenai Al-Quran adalah dari segi
bahasa dan dialek pengucapannya, yang memang diperbolehkan Allah SWT. agar
mudah dan ringan dalam membacanya.
Sedikitnya, ada tujuh macam bacaan yang berkembang di dunia Islam dalam
membacakan ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan dialek umat disuatu daerah. Istilah
qiraat yang biasa digunakan adalah cara pengucapan tiap kata dari ayat-ayat Al-Quran
melalui jalur penuturan tertentu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana biografi dan perjalanan hidup imam Al-Kisai Al-Kufi?
Siapa saja muridnya yang dikenal sebagai perawi qiraat-nya?
Kepada siapa saja Al-Kisai berguru?
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Kisai Al-Kufi
Nama lengkap Beliau ialah Imam Al-Kisa`i adalah Ali bin Hamzah bin
Abdullah bin Utsman, dan Utsman adalah putra dari Bahman bin Fairuz mantan
budak Bani Asad. Beliau adalah penduduk asli kota Kufah, namun hijrah dan
menetap di Baghdad.
Abu Bakar bin Al-Anbari mengatakan : “Pada diri Kisai berkumpul beberapa
keahlian yaitu ahli Nahwu, ahli firasat, ahli Al-Quran dan oleh karena itu banyak
orang yang datang menghadiri majelis pengajarannya. Ia duduk di kursi membaca
Al-Quran dari awal sampai akhir sedangkan jemaahnya mendengarkan dan mencatat
hingga hal sekecil-kecilnya baik mengenai waqaf maupun ibtida’nya.”
Imam Asy-Syafi’i juga berkata “Siapa yang ingin mendalami ilmu Nahwu,
maka ia berhutang budi kepada Al-Kisa`i”.
Ibnu Al-Anbari berkata “Orang-orang telah sepakat bahwa dia adalah orang
yang paling berilmu dalam nahwu, satu-satunya yang paling berilmu dalam kosa kata
sulit, dan nomor satu dalam ilmu al-Qur`an.” [Ibid (IX/132)].
Ismail bin Ja'far Al-Madani -beliau termasuk murid senior Imam Nafi'-
berkata:" Aku tidak pernah melihat orang yang lebih bagus bacaan Al-Qurannya dari
Al-Kisa`i".
Imam Yahya bin Ma'in -rahimahullahu- berkata: "Aku tidak pernah melihat
dengan kedua mataku ini, orang yang lebih baik bahasanya dari Al-Kisa`i".
Para ahli sejarah menulis dalam buku-buku mereka bahwa Imam Al-Kisa`i
mempunyai beberapa karya tulis/buku, dan mereka juga menyebutkan nama judul-
judul buku yang pernah ditulis oleh beliau.
Di antara judul karya Imam Al-Kisa`i sebagaimana disebutkan ahli sejarah adalah
sebagai berikut:
2- Al-Qira`aat ( ) القراءات.
3- An-Nawaadir ( ) النوادر.
4- An-Nahwu ( ) النحو.
5- Al-Hijaa` ( ) الهجاء.
7- Al-Mashaadir ( ) المصادر.
8- Al-Huruuf ( ) الحروف.
9- Al-Haa`aat ( ) الهاءات.
Namun faktanya, sampai saat ini kita tidak pernah menemukan bukti fisik akan
keberadaan buku-buku tersebut. Mungkin buku-buku beliau termasuk yang dibakar
dan dimusnahkan oleh bangsa Tatar (Mongol) ketika mereke menyerbu khilafah
islamiyyah di Baghdad hingga runtuh, yang saat itu berada di tangan Dinasti
Abbasiyyah.
Beliau meninggal dalam sebuah perjalanan bersama rombongan Khalifah Harun Ar-
Rasyid menuju Khurasan, tepatnya di sebuah desa bernama Ranbawaih, dan beliau
dimakamkan di sana.
Dan wafat juga di tempat dan hari yang sama seorang ulama besar, sekaligus murid
senior Abu Hanifah yang bernama Muhammad bin Al-Hasan.
Khalifah Harun Ar-Rasyid berkata: "Pada hari ini, kita telah memakamkan (tokoh)
Nahwu dan Fikih bersamaan".
Ad-Duri
Abu al-Harits Al-Laits bin Khalid
Nashir bin Yusuf
Qutaibah bin Mihran
Ahmad bin Suraij
Abu 'Ubaid
Yahya al-Farra
Khalaf bin Hisyam
Hisyam bin Mu'awiyyah, dalam ilmu nahwu
Yahya al-Farra, dalam ilmu nahwu
Diantara para murid yang dikenal sebagai perawi qiraat nya ialah Al-Laits dan Hafsh
Ad-Duri
I. Al-Laits
Beliau adalah sahabat imam Kisai yang terbesar, terpercaya, cerdik dan
menguasai ilmu qiraat.
Hamzah al-Kufi
Muhammad bin Abi Laila
Isa bin Umar al-Hamdani
Syu'bah bin Ayyasy
Isma'il bin Ja'far dari Nafi'
Ya'qub bin Ja'far dari Nafi'
Abdurrahman bin Abi Hammad
Abu Haiwah Syarih bin Yazid
Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi, dalam ilmu nahwu
Mu'adz al-Harra, dalam ilmu bahasa Arab
Al-Kisa`i secara khusus mendalami al-Qur`an dan qiraahnya dan berguru kepada
beberapa syaikhul qurra sehingga menjadi pakar dan perawi qiraah sab’ah. Baru
menginjak usia cukup tua, dia mendalami bahasa.
Al-Farra`(w. 207 H) berkata: “Al-Kisa`i belajar nahwu saat usia tua. Dia
bermulazamah kepada Muadz al-Harra` dalam beberapa waktu lalu pergi berguru
kepada al-Khalil.” [As-Siyar (IX/134) oleh adz-Dzahabi].
Dalam ilmu bahasa Arab dan Nahwu, beliau berguru kepada guru yang sama
dengan Imam Sibawaih, yaitu Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi.
Bacaan imam qirā’at sab’ah antara satu dengan yang lainnya ada yang sama dan ada
pula yang berbeda, sehingga bacaan al-Kisā’i pada dasarnya sudah yang ada yang
dikemukakan pada imam qirā’at yang lain yang memiliki kesamaan dengannya.
Karena itu dalam pembahasan ini hanya dikemukakan beberapa contoh:
Itulah diantara contoh penerapan bacaan al-Kisā’i dalam alQur’an, baik yang
termasuk dalam kaidah umum, maupun kaidah khusus yang berbeda dengan bacaan
imam yang lain. Tentunya bila ditelusuri lebih jauh terhadap bacaan ayat-ayat al-
Qur’an, maka akan ditemukan lebih banyak variasi bacaan dari imam qirā’at yang
ada.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bahwa qiraat yang kita pakai selama ini, baik qiraat imam Al-Kisai, maupun
imam qiraat lainnya, seluruhnya termasuk bahagian dari huruf yang tujuh
Bahwa qiraat Al-Quran dengan segala perbedaaanya diturunkan dari sisi Allah
SWT., diterima melalui tatap muka langsung serta secara talaqqiyah dari
Rasulullah SAW., tidak ada campur tangan manusia padanya.
Jika diperbolehkan membaca Al-Quran dengan lafazh yang kita kehendaki
sendiri, maka gugurlah ku-Quran-annya dan hilanglah kemukjizatannya serta
tidak berlaku lagi jaminan Allah SWT dalam firman-Nya surat Al-Hijr ayat 9
Bahwa perbedaan qiraat Al-Quran tidak boleh dijadikan kaum muslimin
saling menyalahkan, saling bantah ataupun meragukan apalagi mendustakan
qiraat orang lain.
B.Saran
Setelah membaca makalah ini, agar kiranya dapat memahami lebih mendalam tentang
ilmu qiraat terutama imam ke tujuh yaitu Al-Kisai Al-Kufi. Semoga kedepannya kita
dimudahkan dalam menyampaikan, menjaga, memahami Al-Quran melalui ilmu
Qiraat, dengan mengetahui sejarah ilmu qiraat dan para imam qiraat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA