a.
Pengertian
Metode Tafsir Tahlily adalah suatu metode tafsir yang bermaksudmenjelaskan kandungan ayat-ayat Al-
Quran dari seluruh aspeknya. Di
dalamtafsirnya, penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun di dalammushaf. Penafsir
memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosa kata diikutidengan penjelasan mengenai arti global ayat.
Ia juga mengemukakan munasabah(korelasi) ayat-ayat serta menjelaskan hubungan maksud ayat-ayat
tersebut satu samalain. Begitu pula, penafsir membahas mengenai
sabab al-nuzul
(latar belakangturunnya ayat) dan dalil-
dalil yang berasal dari Rasul, atau Sahabat, atau para Tabiin,
yang kadang-kadang bercampur baur dengan pendapat para penafsir itu sendiri dandiwarnai oleh latar
belakang pendidikannya, dan sering pula bercampur baur dengan
pembahasan kebahasaan dan lainnya yang dipandang dapat membantu memahaminash Al-
Quran tersebut.
[12] Muhammad Baqir al-Shadr menyebut tafsir metode tahlily ini dengan tafsir
tajziI
, yang secara harfiah berarti tafsir yang menguraikan berdasarkan bagian
-bagian atau
tafsir parsial.
[13]
b.
c.
Tafsir al-Qu
ran al
-
azhim
karya Ibn Katsir.
Tafsir al-Munir
karya Syaikh Nawawy al-Bantany.
Ada yang ditulis dengan sangat panjang, seperti kitab tafsir karya
al-Lusi
,
Fakhr al- Din al-Razi
,
dan Ibn Jarir al-Thabari;
dan ada pula yang ditulis dengan ringkas, tetapi jelas dan padat, seperti
kitab Tafsir al-Jalalayn karya Jalal al-Din Suyuthi dan Jalal al-Din al- Mahalli dan kitabTafsir yang ditulis
Muhammad Farid Wajdi.
d.
Dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, karena susunantertib ayat atau surat mengikuti
susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf.b)
Mudah mengetahui relevansi/munasabah antara suatu surat atau ayat dengansurat atau ayat lainnya.c)
Memungkinkan untuk dapat memberikan penafsiran pada semua ayat,meskipun inti penafsiran ayat yang satu
merupakan pengulangan dari ayatyang lain, jika ayat-ayat yang ditafsirkan sama atau hampir sama.d)
Faktor subyektivitas tidak mudah dihindari misalnya adanya ayat yangditafsirkan dalam rangka
membenarkan pendapatnya.c)
Terkesan adanya penafsiran berulang-ulang, terutama terhadap ayat-ayat yangmempunyai tema yang sama.
[17] d)