Anda di halaman 1dari 16

PERANAN IMAM SHA<T{IBI DAN IBN AL-JAZARI

DALAM ILMU QIRA<AT


(Studi Analisis Historis)
Oleh: Mochamad Mukhid Mashuri
Universitas Yudharta Pasuruan

Abtraksi: Imam al-Shatibi adalah imam ilmu qiraat


yang hidup pada abad ke V H., sedangkan Ibn al-
Jazari adalah imam ilmu qiraat yang hidup pada abad
ke VII H. Mereka sangat gigih dalam
mengembangkan ilmu qiraat. Kegigihan mereka
ditunjukkan dengan mendirikan Madrasah al-Qur’an
seperti Madrasah al-Fad}iliyah milik imam al-Shatibi
dan Madrasah Dar al-Qur’an milik Ibn al-Jazari yang
telah banyak menghasilkan ulama besar dalam ilmu
qiraat, disamping itu kegigihan mereka ditunjukkan
lewat karya-karynya. Karena itu wajar jika ilmu
qiraat tersebar di Pesantren-Pesantren hingga di
Perguruan Tinggi.
Kata Kunci: Imam Sha<t{ibi dan Ibn al-Jazari, Ilmu
Qira<at

A. Pendahuluan
Al-Qur’an al-Karim adalah mu’jizat yang abadi, yang
diturunkan kepada Rasulullah sebagai hidayah bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda antara
yang hak dan yang batil.
Al-Qur’an al-Karim diturunkan dalam bahasa Arab yang
sangat tinggi susunan bahasanya dan keindahan balaghahnya.
Memang bangsa Arab dahulu mempunyai berbagai ragam
lahjah (dialek) antara satu kabilah dan kabilah yang lain, baik dari
segi intonasi, bunyi maupun hurufnya, namun bahasa Quraish
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

mempunyai kelebihan dan keistimewaan tersendiri dan lebih


tinggi dari pada bahasa dan dialek yang lain.
Banyak faktor yang menyebabkan bahasa Quraish lebih
dominan diantara bahasa-bahasa Arab lainnya, antara lain karena
orang Quraish berdampingan dengan Baitullah, mereka menjadi
pengabdi urusan haji, membangun Masjidil Haram dan tempat
persinggahan dalam perniagaan.
Oleh karena itu, wajarlah apabila al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Quraish kepada seorang rasul yang Quraish pula
agar melemahkan orang-orang Arab dan mewujudkan
kemu’jizatan al-Qur’an yang tidak bisa mereka tandingi.
Oleh karena perbedaan dan keragaman dialek bangsa Arab
tersebut, maka al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada
Rasulullah, akan menjadi sempurna kemu’jizatannya, apabila ia
dapat menampung berbagai ragam dialek dan macam-macam cara
membaca al-Qur’an sehingga memudahkan mereka untuk
membaca, menghafal dan memahaminya.1

B. Pembahasan
1. Biografi Imam al-Shatibi
Nama lengkap dari Imam Shatibi adalah Abu
Muhammad al-Qasim bin Firruh bin Khalaf bin Ahmad al-
Shatibi al-Ru’aini.2 Firruh adalah nama sebuah desa di
Andalusia.3 Beliau dilahirkan pada tahun 538 H./ 1142 M. di
Shatibah, kota besar di Andalusia Timur yang banyak
mengahasilkan ulama, dan beliau meninggal pada tahun 590
H./ 1194 M. dan dikebumikan di pemakaman al-Qadi al-Fadil

1
Manna>’ al-Qat}t}an, Maba>hith fi ‘Ulu>m al-Qur’an (Riyadl: Manshura>t al-‘As}r al-
Hadi>th, 1972), 156.
2
http// Sadadku-blog spot.com/ 2009/01/ peran-imam-syatibi-dalam-ilmu-
qiraat.html (Rabu,10 Nopember 2010).
3
Ahmad Fathoni, Kaidah Qira>at Tujuh, al-Qira>a>t al-Sab’ fi T{ari>q al-Sha>t}ibiyah,
Vol.1 (Jakarta: Institut PTIQ dan IIQ, 2005), 16.

028 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Abd. Rahim al-Baisani di daerah Qarafah al-Sughra, sebuah


tempat di kaki gunung al-Muqattam, Mesir dalam usia 52
tahun. Beliau buta sejak kecil dan karena itulah beliau
mendapat perhatian yang lebih dan luar biasa dari keluarganya,
termasuk dalam urusan pendidikannya.
Sejak kecil beliau sudah menghafal al-Qur’an
disamping belajar hadis dan fiqih di halaqah-halaqah yang
diadakan di Masjid Shatibah, namun kemudian beliau lebih
tertarik kepada ilmu qiraat dibandingkan ilmu-ilmu yang lain.4
Pada mulanya beliau belajar ilmu qiraat di negeri
sendiri pada seorang ulama yang bernama Abu Abdillah bin
Abu al-‘As} al-Nafari, kemudian beliau pergi ke kota Balansia,
sebuah kota di dekat kota kelahirannya. Di kota inilah beliau
berguru kepada Imam Ibnu Huz}ail dan kepada imam inilah
beliau belajar kitab al-Taisi>r fi al-Qira>a>t al-Sab’, karya Imam
Abu ‘ Amr al-Dani tentang ilmu qiraat sab’ yang telah
dihafalkan sebelumnya.5 Berganti-ganti guru bagi beliau
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya
dalam mengejar ketinggian ilmu Allah.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sederet nama
ulama besar menjadi guru beliau. Diantara guru beliau adalah
Abu Abdillah Muhammad bin Abi Yusuf bin Sa’adah, salah
seorang murid Abu Ali al-Husain bin Sakarah al-Sadafi,
Sheikh Abu Muhammad ‘Ashir bin Muhammad bin ‘Ashir,
seorang murid Imam Abu Muhammad al-Batalyusi, Abu
Muhammad Abdullah bin Abi Ja’far al-Mursi, Abu al-Abbas
bin Tarazmil, Abu al-Hasan Alimin Hani al-Umari, Abu
Abdillah Muhammad bin Humaid (kepada imam inilah beliau
mengaji kitab Sibawaih dan kitab al-Kamil karya al-Mubarrad
dan kitab Adab al-Ka>tib, karya Ibnu Qutaibah), Abu Abdillah

4
http// sadadku-blog spot.com ……………..
5
Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh . . . ., 16.

MAFHUM, * 029
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

bin Abd. Rahman, Abu al-Hasan bin Ni’mah, pengarang kitab


Rayy al-Zam’an fi Tafsir al-Qur’an dan Abu al-Qasim bin
Hubaishi (dari imam inilah beliau meriwayatkan tafsirnya).
Tidak lama kemudian beliau berangkat ke Mekah untuk
menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanannya, beliau sempat
mampir di kota Iskandaria (Alexandria) dan berguru pada
Imam Abu T{ahir al-Salafi, seorang ahli hadis yang sangat
terkenal. Ketika tiba di Mesir, beliau disambut dengan meriah
oleh al-Qad}i al-Fad}il dan sebagai penghargaan terhadap
kredibilitas keilmuannya, beliau ditempatkan di Madrasah al-
Fa>d}iliyyah yang telah dibangunkannya di kawasan Mulukhia
di kota Kairo.
Di Madrasah inilah, beliau diangkat menjadi guru besar
dalam bidang ilmu qiraat.
Di Madrasah inilah, beliau merampungkan karyanya
H{irz al-Ama>ni> wa Wajhu al-Taha>ni> ( )
dan kitab inilah, kitab beliau yang paling monumental hingga
sekarang ini, yang lazim disebut dengan nama Naz}m al-
Sha>t}ibiyyah ( ).
Di Madrasah ini juga, beliau merampungkan karya
lainnya antara lain ‘A<qilah At}ra>b al-Qas}a>id fi Asna> al-Maqa>s}id
(karya berbentuk shair tentang ilmu Rasm Uthmani ), Na>z}imah
al-Zahr (karya berbentuk shair tentang hitungan ayat al-
Qur’an). Pada saat panglima Solahuddin al-Ayyubi
menaklukkan Baitil Maqdis, Palestina, beliau sempat
berkunjung ke sana pada tahun 589 H/ 1193 M, kemudian
beliau kembali lagi ke Mesir dan menetap di Madrasah al-
Fad}iliyyah dengan mengajar ilmu qiraat di sana hingga
meninggal dunia.6

6
Ibid., 17.

030 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Imam al-Shatibi dikenal sebagai orang yang cerdas,


menguasai banyak cabang ilmu agama disamping beliau ahli
dalam ilmu qiraat, ilmu yang paling ditekuninya selama itu.
Kehidupan beliau sangat sederhana dan hampir seluruh
hidupnya diabdikan untuk ilmu, terutama ilmu qiraat. Beliau
memiliki daya hafalan yang kuat, zuhud, wara’ sabar dan tulus.
Sebagai orang yang berilmu, beliau berjalan dengan penuh
khushu’ dan rendah diri. Itulah sebabnya, para murid dan
sahabatnya melihat beliau dengan penuh kekaguman. Mereka
dengan jujur mengahargainya sebagai seorang ulama besar
pada zamannya, bahkan Abu Shamah al-Dimashqi, salah
seorang ulama ternama pada waktu itu menghadiahkan dua
bait shair untuk belaiu :


Saya melihat banyak orang yang mulia telah beruntung,
sebab melihat Shaikh Mesir, al-Shatibi - dan semua
mereka mengagungkan dan memujinya seperti para
sahabat mengagungkan Nabi saw.7
Diantara murid beliau yang mengaji kitab
dan membaca qiraat yang terdapat di dalamnya adalah Abu al-
Hasan Ali Muhammad bin Abd. S{amad al-Sakhawi, Abu
Abdillah Muhammad bin Umar al-Qurt}ubi, al-Sadid Isa bin
Makki, Murtad}a bin Jamaah, al-Kamal Ali bin Shuja’ al-Darir
(menantu beliau), al-Zain Muhammad bin Umar al-Kurdi, Isa
bin Yusuf al-Tujubi, Abd. Rahman bin Ismail al-Tunisi, Abu
Amr Uthman bin Umar bin Hajib, Sheikh Abu al-Hasan Ali
bin Hibbatullah bin al-Jumaizi, Abu Bakar Muhammad bin
Wazzah al-Lakhmi dan Abdullah bin Muhammad bin Abd.
Waris bin al-Azraq.8

7
Ibid., 17.
8
Ibid., 19.

MAFHUM, * 031
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

2. Biografi Ibn al-Jazari


Nama lengkap Ibn al-Jazari adalah Abu al-Khair
Shamsuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin
Ali bin Yusuf al-Umari al-Dimashqi al-Shirazi al-Shafii.
Beliau lahir di Damaskus pada tahun 751 H. bertepatan dengan
tahun 1350 M. dan meninggal pada tahun 833 H. bertepatan
dengan tahun 1429 M. dalam usia 82 tahun.9
Ayah beliau adalah seorang pedagang, selama 40 tahun
ia belum dikaruniai keturunan dan ketika beliau menunaikan
ibadah haji maka ia minum air zamzam di sana dengan niat
mempunyai putra yang alim, kemudian dalam waktu yang
tidak terlalu lama, lahirlah seorang putra yang sangat ia
dambakan, pada malam Sabtu, tanggal 25 Ramadan tahun 751
H. sesudah salat Taraweh yang diberi nama Ibn al-Jazari.10
Beliau menghafal al-Qur’an dan mendirikan sebuah
Madrasah untuk al-Qur’an di tempat kelahirannya
(Damaskus), yang diberi nama Dar al-Qur’an. Beliau merantau
ke Mesir berkali-kali lalu ke Shiraz dan diangkat menjadi qadi
di sana hingga meninggal pada hari Jum’at, tanggal 5 Rabiul
Awal tahun 833 H. sebelum waktu Z{uhur.11
Beliau belajar ilmu Qiraat secara individual dari Abd.
Wahhab bin al-Salla>r, dan belajar secara kolektif dari Abu al-
Maali bin al-Labba>n. Ketika menunaikan ibadah haji, beliau
juga berguru kepada Abu Abdillah Muhammad bin S{alh,
bahkan di kota dekat Kairo, beliau pernah berguru kepada Abu
Abdillah bin al-S{a>igh.12

9
Jalaluddin Abd. Rahman bin Abi Bakar al-Suyuti, T{abaqa>t al-Huffa>z}, Cet. 2
(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1994), 549
10
Shamsuddin Muhammad bin Abd. Rahman al-Sakhawi, al-D{aw’ al-La>mi’ li Ahl
al-Qarn al-Tasi’ (Beirut: Dar al-Jail, tt.), 255-256.
11
al-Sakhawi, al-D{aw’ . . . ., 257.
12
Ibid., 256.

032 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Diantara guru lainnya adalah Ibnu Umaylah, Ibn al-


Shi>raji, Ibnu Abi Umar, Ibrahim bin Ahmad bin Fallah, Abu
al-Thana’ Mahmud al-Muniji, al-Kamal bin Hubaib, al-Baha’
Abdullah al-Dimyat}i, Ahmad bin Abd. Karim, bahkan di
bidang fiqih, beliau berguru kepada al-Asnawi, al-Bulqini dan
al-Baha’ Abu al-Baqa’ al-Subki, di bidang Us}ul, Ma’ani dan
Bayan, beliau berguru kepada al-D{iya>’ al-Qarami, di bidang
hadis beliau berguru kepada al-‘Amma>d bin Kathir, Ibn al-
Muhibb dan Ibn al-‘Iraqi.
Beliau mempunyai beberapa karya yang berkaitan
dengan Ilmu Qiraat dan diantaranya adalah:

13

3. Peranan Imam al-Shatibi dan Ibn al-Jazari dalam ilmu Qiraat


Qiraat Sab’ yang popular di kalangan umat islam
hingga saat ini adalah qiraat Nafi’ al-Madani,(Nafi’ bin Abd.

13
Ibid. 257.

MAFHUM, * 033
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Rahman bin Abu Nu’aim al-Laithi,w.169 H,dengan perawi


Qalun dan Warsh),qiraat Ibnu Kathir al-Makki,(Abdullah bin
Kathir al-Dari,w.120 H, dengan perawi Qunbul dan al-
Bazzi),qiraat Abu ‘Amr al-Bas}ri,(Abu Amr bin A’la bin
‘Ammar,w.154 H,dengan perawi al-Duri dan al-Susi),qiraat
‘As}im al-Kufi,(As}im bin Abu al-Najud al-Asadi, w.128
H,dengan perawi Abu Bakar dan Hafs al-Asadi}), qiraat
Hamzah al-Kufi,(Hamzah bin Hubaib al-Zayya>t,w.156 H,
dengan perawi Khalaf dan Khalla>d),qiraat al-Kisai al-
Kufi,(Abu al-Hasan Ali bin Hamzah al-Kisai,w.220 H,dengan
perawi Abu al-Harith dan Hafs} al-Duri) dan Ibnu ‘Amir al-
Shami,(Abdullah bin ‘Amir al-Yahsabi,w.118 H,dengan perawi
Hisham dan Ibnu Dhakwan).14
Sebenarnya ada tiga tokoh besar yang sangat berjasa
mengenalkan Qiraat Sab’ kepada dunia islam dengan peran
yang berbeda yaitu :
a. Imam Ibnu Mujahid adalah orang yang menyeleksi dari
sekian qiraat yang ada pada zaman itu menjadi tujuh qiraat
(qiraat sab’).
b. Imam Abu ‘Amr al-Dani adalah orang yang
menyederhanakan perawi para qari’ sab’ hingga menjadi
empat belas perawi saja.
c. Imam al-Shatibi adalah orang yang mempopulerkan 14
perawi yang telah disederhanakan oleh Imam Abu Amr al-
Dani sehingga menjadikan qiraat sab’ diterima luas di
kalangan umat islam.15
Begitu serius beliau dengan ilmu qiraatnya, sehingga ia
tidak memperkenankan orang-orang yang duduk bersamanya
untuk berbicara di luar (selain) masalah ilmu dan al-Qur’an

14
Abu Amr Uthman bin Said al-Dani, al-Taysi>r fi al-Qira>a>t al-Sab’ (Beirut: Dal
al-Kutub al-Ilmiyah,2005), 17-18.
15
http// sadadku-blog spot.com ……

034 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

dan keseriusan beliau mengajar ilmu qiraat di Madrasah al-


Fad}iliyyah yang beliau bina, menyebabkan para muridnya-pun
banyak berdatangan untuk menimba ilmu qiraat dari beliau.
Karena ketekunan beliau terus mengadakan halaqah-
halaqahnya inilah, sehingga melahirkan banyak murid sebagai
ulama ilmu qiraat saat itu seperti Abu al-Hasan Ali bin
Muhammad bin Abd. S{amad al-Sakhawi, Abu Abdillah
Muhammad bin Umar al-Qurt}ubi, al-Sadi>d Isa bin Makki,
Murtad}a bin Jamaah, al-Kamal Ali bin Shuja’ al-Darir, al-Zain
Muhammad al-Kurdi, Isa bin Yusuf bin Ismail al-Maqdisi, Ali
bin Muahmmad bin Musa al-Tujubi, Abd. Rahman bin Ismail
al-Tunisi, Abu Amr Uthman bin Umar bin Hajib, Sheikh Abu
al-Hasan Ali bin Hibbatullah bin al-Jumaizi, Abu Bakar
Muhammad bin Wazzah al-Lakhmi dan Abdullah bin
Muhammad bin Abd. Waris bin al-Azraq.
Disamping peranan beliau melalui para muridnya, juga
melalui kitabnya , karyanya yang
berbentuk syair, terdiri dari 1172 bait dengan pakem bahar
T{awil dan sajak lamiyyah, merupakan ringkasan dari kitab
, karya Imam Abu Amr al-Dani (salah
seorang guru beliau)dengan beberapa tambahan seperti
makhraj huruf dan ketentuan lain yang disebut dengan sebuah
nama dan kitab beliau ini terkenal dengan
16
sebutan
Kitab beliau yang terkenal ini, sudah disharahkan oleh
banyak ulama yang dianggap ahli di bidang ilmu qiraat,
diantaranya Burhanuddin Ibrahim bin Umar al-Ja’bari,
Shamsuddin al-Kurani, Syamsuddin al-Fanari, ‘Alamuddin Ali
bin Muhammad al-Sakha>wi al-Mis}ri, Abu Sha>mah Abd.
Rahman bin Ismail al-Nahwi, Abu Abdillah Muhammad bin

16
Ibid.

MAFHUM, * 035
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Ahmad atau Shu’lah al-Maws}ili, ‘Alauddin Ali bin Uthma>n


atau Ibn al-Qa>s}ih al-Baghda>di, Abu Abdillah Muhammad bin
al-Hasan bin Muhammad al-Fasi, Imaduddin Ali bin Ya’qub
al-Maws}ili, Jamaluddin bin Ali al-Hisni, Abu al-Abbas Ahmad
bin Muhammad al-Qast}alani al-Mis}ri, Abu al-Abbas Ahmad
bin Ali al-Maws}ili, Taqiyuddin Abd. Rahman bin Ahmad al-
Wasiti, Taqiyuddin Ya’qub bin Badran al-Juraidi, Shihabuddin
Ahmad bin Yusuf al-Samin al-Halabi, Shihabuddin Ahmad bin
Muhammad bin Jabarah al-Maqdisi, Shamsuddin Muhammad
bin Ahmad al-Andalusi, Muhibuddin Muhammad bin Mahmud
al-Najjar al-Baghdadi, Abu Bakar bin Aidaghdi atau Ibnu
Jundi, Abu Qa>sim Ibadullah bin Abd. Rahman al-Barizi, Yusuf
bin Abu Bakar atau Ibn al-Khat}ib, Alamuddin Qa>sim bin
Ahmad al-Lurghi, Badruddin atau Ibnu Ummi Qa>sim al-
Muradi, Abu Abdillah al-Maghribi al-Nahwi, Sayyid Abdullah
bin Muhammad al-Husaini, Jalaluddin Abd. Rahman bin Abu
Bakar al-Suyut}i, Nuruddin Ali bin Sultan al-Qari,
Muntajabuddin al-Hamdani, Shihabuddin Ahmad bin Abd.
Wahab al-Sambati dan Ali bin Muhammad al-D{abba’.17
Diantara sekian kitab sharah itu yang paling terkenal
adalah:
a. karya ‘Ala>muddin Ali bin
Muhammad al-Sakha>wi al-Mis}ri.
b. karya Abu Shamah Abd. Rahman
bin Ismail al-Nahwi.
c. karya
Burhanuddin Ibrahim bin Umar al-Ja’bari.
d. karya Ibn al-Qa>s}ih al-
Baghdadi.

17
Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh . . . ., 20.

036 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

e. karya Shaikh Ali bin


Muhammad al-D{abba’.
Disamping itu, untuk memudahkan bagi seseorang
menghafal dan mengingat para Qari’ yang tujuh dan para
perawinya, beliau membuat rumus atau lambang dan
petunjuknya dalam dua bentuk :
a. Lambang ( kode ) tentang Qari’ yang tujuh dan masing-
masing perawinya

( )

MAFHUM, * 037
Contoh :

Huruf ra’ ( ) pada kata adalah lambang (kode)
Imam al-Kisai, sedangkan huruf nun ( ) pada kata
adalah lambang Imam ‘As}im. Dengan demikian yang
dimaksud dari bait ini adalah Imam al-Kisai dan ‘As}im
membaca dalam surat al-Fatihah ayat 4
dengan memanjangkan huruf mim, sedangkan imam yang
lain membacanya dengan pendek yakni
b. Lambang ( kode ) tentang beberapa Qari’ tertentu dengan
qiraat atau riwayat tertentu.

038 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Contoh :

Huruf dhal ( ) pada kata adalah lambang dari imam
‘As}im, Hamzah, al-Kisai dan Ibnu Amir. Dengan demikian
yang dimaksud dari bait ini adalah mereka membaca
(al-Baqarah(2):9) :
       dengan

  

menfathahkan huruf sebelum dan sesudah huruf mati ( ),


sedangkan imam yang lain membacanya seperti harf
pertama yakni mereka membaca .
Dari sekian keterangan, terutama contoh yang telah
diketengahkan di atas memberikan kesan bahwa pemaparan
Qiraat tujuh dengan menggunakan kasidah (shair) seperti kitab
sangat hemat, karena sedikit kata, mampu
mengungkapkan sekian makna, juga sangat menarik hingga
mudah dihafal dan diingat. Inilah barangkali yang membuat
sangat terkenal, melebihi sumber aslinya
karya Abu Amr al-Dani (salah seorang gurunya).
Dalam suatu keterangan, disebutkan bahwa pada suatu
masa tertentu, tidak ada satu rumah-pun di Damaskus yang
tidak memiliki kitab ini, bahkan Imam Ibn al-Jazari
mengatakan bahwa umat islam pada zamannya hampir tidak
menetapkan sesuatu yang berkaitan dengan qiraat, kecuali apa
yang tersebut dalam kitab dan kitab dan
bahkan sampai saat ini-pun keadaannya masih belum berubah
di mana kitab tetap menjadi buku wajib di
Pesantren atau di Perguruan Tinggi al-Qur’an, yang harus
dipelajari dan dihafal oleh para santri atau mahasiswanya.

MAFHUM, * 039
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

Oleh karena kitab dapat diterima secara


luas di kalangan umat islam, maka implikasinya, qiraat sab’
menjadi sangat popular dan diyakini sebagai qiraat yang
mutawatir dari Rasulullah. Inilah peran Imam Shatibi di mana
qiraat sab’ yang sebelumnya dikenalkan setelah diseleksi oleh
imam Ibnu Mujahid, lalu disederhanakn perawinya oleh Abu
Amr al-Dani, kemudian dipopulerkan oleh Imam Shatibi
hingga diyakini oleh dunia islam sebagai kumpulan qiraat yang
ditransmisikan dari Rasulullah dengan cara mutawatir.
Demikian juga Ibn al-Jazari, beliau sangat berperan
dalam ilmu qiraat setelah imam Shatibi, dimana beliau
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu qiraat melalui
Madrasah Dar al-Qurannya, madrasah yang telah didirikan
oleh beliau khusus al-Qur’an. Di samping itu pula beliau
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu qiraat melalui
karya-karyanya yang sangat berkaitan langsung dengan al-
Qur’an.

C. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa keterangan di atas dapat diketahui
bahwa peran Imam Shatibi dan Ibn al-Jazari dalam ilmu qiraat
terhadap dunia islam adalah sangat besar, karena beliaulah yang
menjadikan qiraat sab’ popular di kalangan mereka (terutama di
Pesantren-Pesantren dan Perguruan Tinggi al-Qur’an), baik
melalui para muridnya yang telah berhasil menimba ilmu qiraat di
Madrasah al-Fadiliyyah yang imam Shatibi bina atau Madrasah
Dar al-Qur’an yang Ibn al-Jazari bina, maupun melalui karya-
karya beliau berdua yang kebanyakan berbentuk naz}am yang
cukup menarik bagi seseorang untuk menghafalkannya yang
dilengkapi oleh imam Shatibi lambang (kode) para qari’ dan
perawinya untuk memudahkan bagi seseorang mengingatnya,

040 * MAFHUM,
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

bahkan Ibn al-Jazari juga menyebarluaskan ilmu qiraat di setiap


tempat yang beliau singgahi dalam perantauannya.

D. Daftar Pustaka
Al-Da>ni>, Abu Amr Uthman bin Sa’id, al-Taysi>r fi> al-Qira>a>t al-Sab’.
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2005.
Fathoni, Ahmad, Kaidah Qiraat Tujuh, al-Qira>a>t al-Sab’ fi> T{ari>q al-
Sha>t{ibiyah. Jakarta: Institut PTIQ dan IIQ, 2005.
http// Sadadku-blog spot.com/ 2009/ 01/ peran-imam-syatibi-dalam-
ilmu-qiraat.html (Rabu, 10 Nopember 2010 )
al-Qat}t}a>n, Manna>’, Maba>hith fi> ‘Ulu>m al-Qur’an. Riyad: Manshu>ra>t
al-‘As}r al-H{adi>th, 1972.
al-Sakhawi, Shamsuddin Muhammad bin Abd. Rahman, al-D{aw’ al-
La>mi’ li Ahl al-Qarn al-Ta>si’ .Beirut: Dar al-Jail, tt.
al-Suyuti, Jalaluddin Abd. Rahman bin Abi Bakar, T{abaqa>t al-Huffa>z}.
Beirut: Dar al-Fikr, tt.

MAFHUM, * 041
Mochamad Mukhid Mashuri: Peranan Imam Shatibi dan…..

042 * MAFHUM,

Anda mungkin juga menyukai