Anda di halaman 1dari 17

Qira'at Al-Qur'an

Dosen Pengampu: Lilis Karyawati, S.Ag.M.Ag


Kelompok 7

Bagas Kurniawan Putra


2110631110093

Early Khairuz Zahwa


2110631110105

Fadiyah Halimatus Sa'diyah


2110631110112
Pengertian Qira'at Al-Qur'an

Pengertian Qira’at menurut arti bahasa adalah “bacaan”, berasal


dari kata "qara’a” yang berarti "membaca". Sedangkan menurut
istilah ahli Al-Qur'an, Ilmu Qira’at yaitu:
"Suatu pengetahuan tentang tata cara pengucapan kalimat atas
ayat-ayat Al-Qur'an baik yang disepakati maupun yang terjadi
perbedaan yang disandarkan kepada seorang imam Qira’at.
Pengertian Qira’at menurut beberapa ulama
1. Menurut Al-Qasthalani, Qira’at yaitu “suatu ilmu yang mempelajari hal-
hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan
lughat, i’rab, itsbat, fashl, dan mashlh yang kesemuanya diperoleh secara
periwayatan.

2. Menurut Az-Zarkasyi, Qira’at adalah perbedaan (cara mengucapkan)


lafadz-lafadz Al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara
pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil
(memberatkan), atau yang lainnya.

3. Menurut Ash-Shabuni, Qira’at adalah suatu madzhab cara pelafalan Al-


Qur’an yang dianut salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang
bersambung kepada Rasulullah SAW.

3 Unsur Qira'at
1. Qira’at berkaitan dengan cara pelafalan ayat-ayat Al-
Qur’an yang dilakukan salah seorang imam dan berbeda
dengan cara yang dilakukan imam-imam lainnya.

2. Cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an itu berdasarkan


atas riwayat yang bersambung kepada Nabi. Jadi bersifat
tauqifi, bukan ijtihadi.

3. Ruang lingkup perbedaan qira’at itu menyangkut


persoalan lughat, hadzaf, i’rab, itsbat, fashl, dan washl.

Dasar Hukum
Ada banyak Hadits Nabi Muhammad saw yang dapat dijadikan landasan
hukum tentang Qira’at. Salah satunya adalah kejadian yang dialami oleh Ibnu
Jarir yang diceritakannya sendiri dan disampaikan oleh para perawi hadits
sebagai berikut:

Ibnu Jarir berkata: Telah sampai kepadaku oleh Abu Kuraib dari Muhammad
bin Fudlail dari Ismail bin Abi Kholid dari Abdullah bin Isa bin Abdurrahman
bin Abi Laila dari bapaknya dari kakeknya dari Ubay bin Ka'ab Rasulullah
bersabda: Allah SWT memerintahkan aku untuk membaca Al-Qur'an dengan
satu huruf. Aku meminta keringanan bagi umatku kemudian diperintahkan
dengan dua huruf. Aku masih meminta keringanan lagi dan akhimya Allah
SWT memerintahkan agar Al-Qur'an dibaca dengan tujuh huruf sesuai
dengan tujuh pintu surga. Semuanya mudah dan cukup sempurna.

Sejarah Timbulnya Perbedaan Qira'at


Asal mula terjadinya perbedaan Qira’at adalah karena bangsa Arab dahulu
mempunyai berbagai dialek bahasa (lahjah) yang berbeda antara satu kabilah
dengan kabilah lain. Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya
menjadi semakin sempurna kemukjizatannya karena ia dapat menampung
berbagai macam dialek tersebut, sehingga tiap kabilah dapat membaca,
menghafal, dan memahami wahyu Allah SWT.

Qiraat yang bermacam-macam ini kemudian oleh Rasulullah saw diajarkan


kepada para sahabatnya sehingga muncul para ahli bacaan Al- Qur'an yang
menjadi panutan masyarakat. Yang termasyhur diantara mereka antara lain
Ubay bin Ka'b, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Mas'ud, Zaid
bin Tsabit, dan Abu Musa Al-Asyariy. Mereka inilah yang menjadi sumber
bacaan bagi sebagian besar sahabat dan tabiin.
Sebab - Sebab Perbedaan Qira’at
Diantara sebab-sebab munculnya beberapa qira’at yang berbeda adalah
sebagai berikut.

1. Perbedaan qira’at Nabi. Artinya, dalam mengajarkan Al-Qur’an


kepada para sahabatnya, Nabi memakai beberapa versi qira’at.

2. Pengakuan dari Nabi terhadap berbagai qira’at yang berlaku di


kalangan kaum muslimin waktu itu. Hal ini menyangkut dialek diantara
mereka dalam mengucapkan kata-kata di dalam Al-Qur’an.
3. Adanya riwayat dari para sahabat Nabi menyangkut berbagai versi
qira’at yang ada.
4. Adanya lahjah atau dialek kebahasaan di kalangan bangsa Arab pada
masa turunnya Al-Qur’an.
Riwayat Hidup Para Imam Qira'at Sab'ah
1.Imam Nafi'
Nama lengkapnya ialah Nafi' bin Abdurrahman bin Abi Nu’aim al-
Laitsiy, beliau lahir dikota Isfahan pada tahun 70 H. Sejak muda ia
telah menekuni Al-Qur'an dan baru berguru tentang Al-Qur’an
kepada lebih 70 orang tabiin. Diantara salah satu gurunya yang
banyak itu terdapat Abdurrahman bin Hurmuz, Abdurrahman
dari Abdullah bin Abbas, Abdullah dari Ubay bin Ka'ab, dan Ubay
dari Rasalullah. Setelah dewasa Imam Nafi’ pergi ke kota Madinah
dan menetap disana hingga wafat pada tahun 169 H selama kurang
lebih 70 tahun Imam Nafi' menjadi guru Qiraat di kota Madinah.
Adapun dua orang perawinya adalah Qolun dan Warsy.
2. Ibnu Katsir
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Katsir. Ia lahir dan wafat di
kota Mekkah. Lahir pada tahun 45 H dan wafat pada tahun 120 H.
sebagai imam Qiraat di Mekkah Ibnu Katsir terkenal dengan
lidahnya yang fasih dan menguasai bahasa Arab dengan baik. la
sempat menemui beberapa orang sahabat, diantaranya Abdullah
bin Zubair, Abu Ayyub al-Anshariy dan Anas bin Malik. Adapun
sanad bacaannya adalah dari sahabat Ubay bin Ka'ab dan Umar bin
Khaththab dan kedua sahabat tersebut membaca dari Rasulullah
saw. Dua orang perawinya antara lain:Bazzy dan Qunbul

3. Abu 'Amr
Nama lengkapnya adalah Zabban bin Ala' bin Ammar. Ia lahir di kota Mekkah pada
tahun 68 H. Imam Abu Amr kemudian merantau ke daerah dan mengajar Al-Qur'an
disana. Setelah itu pindah Kufah hingga wafatnya pada tahun 154 H. Ia membaca dari
beberapa guru diantaranya Abu Ja'far Yazid bin Qo'qo’ dan Hasan al-Bashriy, Hasan
membaca dari Khuthon Abu Aliyah. Abu Aliyah mendapat bacaan dari Umar bin
Khaththab dan Ubay bin Ka'ab. Kemudian kedua sahabat ini mendapat bacaan dari
Rasulullah saw. Dua orang perawinya antara lain: Duriy dan Susy

4. Ibnu Amir
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amir Al-Yahsabi. Lahir pada tahun 28 H dan
wafat pada tahun 118 H di Damaskus. Sehagai seorang tabiin, sanad bacaan Imam Ibnu
Amir hanya berselang dengan seorang sahabat dari Rasulullah saw yaitu membaca dari
Utsman bin Affan dan Utsman menerima bacaan dari Rasulullah saw, dua orang
perawinya antara lain: Hisyam dan Ibnu Zakwan
5. Ashim
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abu Nujud al-Asadiy. Ashim ini terkenal
karena menguasai Ilmu Tajwid dengan baik, memiliki suara yang merdu, serta
fasih lidahnya dalam mengucapkan lafazh-lafazh AI-Qur'an. la merupakan maha
guru Oiraat di Kuffah dan wafat disana pada tahun 127 H. Dua orang perawinya
antara lain Syu’bah dan Hafs.
6. Hamzah
Nama lengkapnya Abu Umamah Hamzah bin Hubaib az-Ziyat
Rabi' at-Taimy. Ia lahir di kota Kufah pada tahun 80 H juga
wafat di kota Kufah pada tahun 156 H. Semasa hidupnya Imam
Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat dikota
Kufah. Selain itu ia juga dikenal sebagai orang yang menguasai
bahasa Arab, ilmu Fara’id dan Hadits. Dua perawinya antara
lain Kholaf dan Kholad.
7. Ali al-Kisa'i

Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Hamzah Al-Kisa'i.


la lahir, mengajar, dan wafat di kota Kufah, wafat tahun 189 H,
semasa hidupnya ia terkenal sebagai seorang yang sangat
mengerti tentang Qiraat hingga dijadikan imam. Imam Al-
Kisa'i juga dikenal sebagai orang yang menguasai ilmu tata
bahasa Arab terutama ilmu Nahwu. Dua orang perawinya
yaitu Abu Harits dan Dury.
Ketujuh imam Qira`at yang masyhur dan disebutkan secara khusus oleh Imam
Abû Bakar bin Mujahid al-Bagdadi yang merupakan penggagas pertama
munculnya al-Qirâ`at al-Sab’ah (Qira`at tujuh) mengatakan bahwa mereka
adalah ulama yang terkenal hafalan, ketelitian, dan cukup lama menekuni dunia
Qira`at. Ketika ia menentukan tujuh imam Qira`at tersebut, ia berpijak pada
ketokohan seseorang dalam bidang ilmu Qira`at dan kesesuaian bacaan
mereka dengan mushaf Usmâni yang ada di negeri mereka dan bacaan mereka
betul-betul masyhur di kalangan ulama di negerinya masing-masing.
Sebenarnya imam tujuh tersebut sudah banyak disebutkan oleh para penulis
kitab Qira`at sebelum Mujahid. Namun Mujahidlah yang akhirnya memilih
mereka sebagai imam yang mewakili setiap negeri tersebut, dan muncullah
istilah al-Qira`at al-Sab’ah yang merupakan istilah yang pertama sekali ada
dalam sejarah ilmu qira`at.
Macam-Macam Qira'at

1. Qira`at Mutâwatir 4. Qira`at Syaz

2. Qira`at Masyhûr 5. Qira`at Maudhu'

3. Qira`at Ahad 6. Qira`at Mudraj


Kesimpulan
Qira’at adalah bentuk pengucapan kata atau kalimat Al-Qur'an yang di dalamnya
termasuk perbedaan-perbedaan dialek yang bersumber pada Rasulullah saw.
Asal mula terjadinya perbedaan Qira’at adalah karena bangsa Arab dahulu
mempunyai berbagai dialek bahasa (lahjah) yang berbeda antara satu kabilah
dengan kabilah lain. Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya menjadi
semakin sempurna kemukjizatannya karena ia dapat menampung berbagai macam
dialek tersebut, sehingga tiap kabilah dapat membaca, menghafal, dan memahami
wahyu Allah SWT.

Para Imam Qira’at Sab’ah diantaranya yaitu: Imam Nafi’, Ibnu Katsir, Abu Amr,
Ibnu Amir, Ashim, Hamzah, dan Ali Al-Kisa’i. Menurut al-Suyûthî, qira`at itu ada
enam macam yaitu: Qira`at Mutâwatir, Qira`at Masyhûr, Qira`at Ahad, Qira`at Syaz,
Qira`at Maudhu’, dan Qira`at Mudraj.

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai