Y
JENDERAL ANI
YANI
Sosok Prajurit Cendekiawan
Diterbitkan oleh :
JAKARTA
2003
JENDERAL A. YANI
Sosok Prajurit Cendekiawan
Pemrakarsa :
Brigjen TNI (Purn) Soetriman MG, MM (Ketua YKEP)
Brigjen TNI R. Sutetyo,S.IP, MM (Kadisbintalad)
Tim Penyusun :
Kolonel Art E. Sukendar, S.IP
Kolonel Inf H. Widjdan Hamam
Letkol Inf Drs. Sugiyanto Hadinoto
Letkol Inf R. Herkusdianto
Mayor Caj Drs. Nurwasis
Mayor Caj Drs. Yusuf Ambari
Mayor Caj Drs. Agung Zamani
Percetakan :
Gimmick
ii
Kenapa saya menjadi Prajurit ?
Karena saya Patriot.
Kenapa saya Patriot ?
Karena saya cinta tanah air saya.
iii
LETNAN JENDERAL TNI A. YANI
MEN / PANGAD ( 1962 - 1965 )
v
KEPALA DINAS PEMBINAAN MENTAL
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
KATA PENGANTAR
vii
Disbintalad dan Yayasan Kartika Eka Paksi.
Penerbitan buku ini tidak dimaksudkan untuk
mengkultusindividukan sosok Jenderal A.Yani. Namun
dikandung maksud agar dari buku sejarah ini dapat
diperoleh pengalaman dan suri teladan bagi bangsa,
khususnya generasi muda TNI/ TNI Angkatan Darat
dan generasi muda umumnya dalam melanjutkan
perjuangan para pendahulu. Unsur-unsur positif
semoga dapat terus dikembangkan dan yang negatif
jangan sampai terulang lagi di kemudian hari.
Namun demikian, buku ini memang belum
sempurna. Kita sadari sepenuhnya bahwa setiap kisah
sejarah tidak akan mampu memvisualkan kembali secara
utuh seperti keadaan sesungguhnya. Sekalipun demikian
masih ada kemungkinan perbaikan di sana - sini. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi
penyempurnaan lebih lanjut.
Akhirnya mudah-mudahan buku ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama generasi muda
sekarang dan generasi yang akan datang.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar Kadisbintalad ...................................vii
Daftar Isi .....................................................................ix
Sambutan Kasad ........................................................ xiii
PENDAHULUAN ............................................. 1
BAGIAN PERTAMA :
PEMUDA DARI JENAR ................................... 5
1. Lahir dari Keluarga Sederhana ......................6
2. Kehidupan Masa Kecil Hingga Remaja .... 11
3. Meninggalkan Masa Lajang ........................ 14
BAGIAN KEDUA :
MENITI KARIER MILITER ......................... 19
1. Jalan Sebuah Pengabdian ............................ 20
2. Prestasi yang Diraih ..................................... 27
a. Peran dalam Palagan Ambarawa ........... 27
b. Ide Pembentukan Pasukan Raiders. ..... 32
c. Operasi Gabungan 17 Agustus ............. 36
d. Pengangkatan sebagai Kas Koti............ 45
e. Pengangkatan sebagai Men/Pangad ..... 51
f. Citra A. Yani di Mata Internasional ..... 53
ix
BAGIAN KETIGA :
SOSOK PRAJURIT CENDEKIAWAN ............ 57
1. Prajurit “Kutu Buku”................................... 59
2. Profil Seorang Otodidak ............................. 63
3. Hidup adalah “Universitas” ........................ 66
4. Gagasan dan Kebijakan A. Yani ................ 72
BAGIAN KEEMPAT :
FIGUR SEORANG PEMIMPIN
DAN NEGARAWAN ....................................... 99
1. Dilahirkan sebagai Pemimpin .................. 100
2. Konsekuen Membela Ideologi Negara
Pancasila. ..................................................... 113
3. Menolak Pembentukan Angkatan ke–5 .. 118
BAGIAN KELIMA :
AKHIR SEBUAH PENGABDIAN. ............... 123
1. Tipuan yang Membawa Maut ................... 124
2. Tragedi Subuh Berdarah ........................... 129
3. Gugur sebagai Patriot ................................ 143
BAGIAN KEENAM :
APA KATA MEREKA TENTANG
JENDERAL A. YANI ..................................... 147
PENUTUP ...................................................... 173
BIODATA JENDERAL A. YANI ................... 179
DAFTAR PUSTAKA........................................ 187
x
JENDERAL TNI RYAMIZARD RYACUDU
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
xi
KEPALA STAF
TENTARA NASIONAL INDONESIA
ANGKATAN DARAT
SAMBUTAN
PADA PENERBITAN BUKU SEJARAH
KEPEJUANGAN“JENDERAL A. YANI
SOSOK PRAJURIT CENDEKIAWAN”
xiii
belajar, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan
mengembangkan intelektualnya, ter masuk
mengembangkan kemampuan prajurit-prajuritnya
dengan mengirimkan ke lembaga-lembaga pendidikan
untuk belajar dan berlatih, baik di dalam maupun di
luar negeri, agar menjadi prajurit yang profesional.
Kecerdasan dan kepandaiannya sangat membantu
menciptakan konsepsi-konsepsi baru dalam menunjang
keberhasilan berbagai tugas yang dibebankan
kepadanya.
Jenderal A. Yani adalah sosok prajurit cendekiawan
yang memiliki semangat dan wawasan kebangsaan yang
tinggi, terutama komitmennya terhadap kedaulatan dan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indone-
sia. Pada kesempatan apa pun Jenderal A. Yani
senantiasa menanamkan dan mewariskan semangat
juang dalam mengawal, membela, mempertahankan,
dan menegakkan ideologi negara Pancasila dan UUD
1945 terhadap rongrongan dari pihak mana pun. Hal
ini terlihat dari pidato-pidato dan sikapnya yang tegas
menentang rencana PKI untuk membentuk Angkatan
ke-5.
Dengan membaca buku ini, kita dapat mengetahui
dan menyadari arti penting integrasi wawasan
kebangsaan antar komponen bangsa agar tidak
mengalami kesenjangan dalam menghadapi hakikat
ancaman yang bersifat permanen terhadap perjuangan
mencapai cita-cita nasional dan lebih memahami,
xiv
menyadari, dan mewaspadai terhadap berbagai upaya
sistematis pemutarbalikan fakta sejarah belakangan ini
yang dilakukan oleh penganut paham komunis.
Sikap, tutur kata, dan tindakan Jenderal A. Yani
yang terungkap dalam buku ini kiranya dapat dijadikan
teladan dan pedoman bagi segenap komponen bangsa
dalam melanjutkan pengabdian kepada negara dan
bangsa yang kita cintai.
Semoga buku ini dapat memenuhi harapan
tersebut.
Desember 2003
xv
PENDAHULUAN
1
Dengan berbagai keberhasilan yang telah dicapai,
diharapkan dapat dijadikan cermin dan suri teladan bagi
generasi muda selanjutnya sebagai dasar dalam berkarya
dan berjuang untuk nusa dan bangsa.
Kehidupan A. Yani diawali dengan cerita tentang
daerah kelahirannya desa kecil Jenar Kabupaten
Purworejo, kisah masa kecilnya hingga remaja sampai
meninggalkan masa lajangnya menikah dengan gadis
bernama Yayu Rulia Subandiah. Selanjutnya A. Yani
meniti karier militernya, diawali dengan pilihannya
memasuki dunia militer pada tahun 1940 sampai dengan
puncak kariernya sebagai Men/Pangad. Diuraikan pula
prestasi-prestasi yang diraihnya dalam Pertempuran
Ambarawa, idenya membentuk pasukan raiders,
peranannya dalam Operasi Gabungan (Opsgab) 17
Agustus, dan lain-lain, termasuk bagaimana citra A. Yani
di mata dunia internasional.
A. Yani juga dikenal sebagai sosok prajurit
cendekiawan, prajurit yang “ kutu buku” selalu mencoba
untuk belajar sendiri dan melihat kehidupan sebagai
medan pembelajaran, sebagai “universitas”nya, serta
gagasan-gagasan dan kebijakan A. Yani yang
memperkokoh citra dirinya sebagai prajurit
cendekiawan.
Sebagai figur seorang pemimpin dan negarawan,
A. Yani selalu memiliki komitmen dan konsekuen dalam
membela ideologi Pancasila dan gigih menolak
pembentukan angkatan ke–5.
2
Pada akhir pengabdiannya diuraikan bahwa
berbagai tipuan telah membawa maut, tragedi Subuh
berdarah dan gugurnya A. Yani sebagai patriot. Sebuah
tragedi memilukan tentu membawa berbagai cerita,
kepedihan, dan komentar beragam dari yang kagum,
haru, bahkan suasana menyayat sering timbul di balik
ketokohan A. Yani.
Paling tidak menjadi pijakan pembaca dalam
sebuah renungan. Dengan harapan semoga jejak
langkah dan pengabdian Jenderal A. Yani kepada TNI,
TNI AD, bangsa dan negara mendapat tempat yang
semestinya dan kita dapat memetik warisan hikmahnya.
3
1
BAGIAN PERTAMA
PEMUDA DARI JENAR
Pemuda dari Jenar
6
Pemuda dari Jenar
7
Pemuda dari Jenar
8
Pemuda dari Jenar
9
Pemuda dari Jenar
10
Pemuda dari Jenar
11
Pemuda dari Jenar
12
Pemuda dari Jenar
13
Pemuda dari Jenar
14
Pemuda dari Jenar
15
Pemuda dari Jenar
16
Pemuda dari Jenar
!"#$%
17
2
BAGIAN KEDUA
MENITI KARIER MILITER
Meniti Karier Militer
20
Meniti Karier Militer
21
Meniti Karier Militer
22
Meniti Karier Militer
23
Meniti Karier Militer
24
Meniti Karier Militer
25
Meniti Karier Militer
26
Meniti Karier Militer
27
Meniti Karier Militer
28
Meniti Karier Militer
29
Meniti Karier Militer
30
Meniti Karier Militer
31
Meniti Karier Militer
32
Meniti Karier Militer
33
Meniti Karier Militer
34
Meniti Karier Militer
35
Meniti Karier Militer
36
Meniti Karier Militer
37
Meniti Karier Militer
38
Meniti Karier Militer
39
Meniti Karier Militer
40
Meniti Karier Militer
41
Meniti Karier Militer
42
Meniti Karier Militer
43
Meniti Karier Militer
44
Meniti Karier Militer
45
Meniti Karier Militer
46
Meniti Karier Militer
47
Meniti Karier Militer
48
Meniti Karier Militer
49
Meniti Karier Militer
50
Meniti Karier Militer
51
Meniti Karier Militer
52
Meniti Karier Militer
53
Meniti Karier Militer
54
Meniti Karier Militer
55
Meniti Karier Militer
!"#$%
56
3
BAGIAN KETIGA
SOSOK PRAJURIT
CENDEKIAWAN
Sosok Prajurit Cendekiawan
58
Sosok Prajurit Cendekiawan
59
Sosok Prajurit Cendekiawan
60
Sosok Prajurit Cendekiawan
61
Sosok Prajurit Cendekiawan
62
Sosok Prajurit Cendekiawan
63
Sosok Prajurit Cendekiawan
64
Sosok Prajurit Cendekiawan
65
Sosok Prajurit Cendekiawan
66
Sosok Prajurit Cendekiawan
67
Sosok Prajurit Cendekiawan
68
Sosok Prajurit Cendekiawan
Dari kiri : Kolonel Gatot Subroto, Sri Sultan HB IX, Kapten Supardjo
Rustam dan Letkol A. Yani berjalan bersama pada saat pemakaman Pangsar
Jenderal Sudirman di TMP Semaki Yogyakarta, 29 Januari 1950
69
Sosok Prajurit Cendekiawan
70
Sosok Prajurit Cendekiawan
71
Sosok Prajurit Cendekiawan
72
Sosok Prajurit Cendekiawan
73
Sosok Prajurit Cendekiawan
74
Sosok Prajurit Cendekiawan
75
Sosok Prajurit Cendekiawan
76
Sosok Prajurit Cendekiawan
77
Sosok Prajurit Cendekiawan
78
Sosok Prajurit Cendekiawan
79
Sosok Prajurit Cendekiawan
80
Sosok Prajurit Cendekiawan
c. Pembentukan Inkopad
(Induk Koperasi Angkatan Darat).
Tentu tidak dapat dilupakan, selama A. Yani
menjabat Men/Pangad, banyak ide cemerlang yang
ia tuangkan dalam kebijakan kepemimpinannya, yang
sangat bermanfaat untuk masa depan Angkatan
Darat.
Pemikiran dan kebijakannya menunjukkan,
A.Yani memiliki sikap dan sifat seorang cendekiawan
yang humanis, selain seorang ahli strategi yang ulung.
Gagasannya mengakomodasi “perspektif futuris”,
membangun organisasi dan personel Angkatan
Darat ke masa depan.
Salah satu contoh ke arah itu ialah adanya
gagasan “mensejahterakan kehidupan prajurit
dan keluarganya, membangun pola hidup dari
orientasi konsumtif ke arah orientasi
produktif ” , khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan secara swadaya dan swakarya melalui
badan koperasi. A. Yani sangat prihatin melihat
kondisi kehidupan prajurit Angkatan Darat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan
primer maupun sekunder.
Sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan prajurit
tersebut, A. Yani memberdayakan koperasi Angkatan
Darat sebagai organisasi fungsional, yang harus
mampu mendukung komando dalam pembinaan
kesejahteraan personel.
81
Sosok Prajurit Cendekiawan
82
Sosok Prajurit Cendekiawan
83
Sosok Prajurit Cendekiawan
84
Sosok Prajurit Cendekiawan
85
Sosok Prajurit Cendekiawan
d. Pembentukan Transad
(Transmigrasi Angkatan Darat).
“Adalah mudah untuk mempensiunkan seseorang,
akan tetapi akibat yang dihadapi seseorang yang akan
pensiun di dalam masyarakat tetap harus menjadi perhatian
kita (A. Yani, 31 Desember 1963)”.
Kalimat di atas adalah dasar pemikiran
timbulnya gagasan A. Yani dalam membuat kebijakan
untuk meningkatkan taraf hidup prajurit yang
memasuki masa pensiun, agar para prajurit setelah
pensiun, dapat hidup layak, mempunyai perumahan
yang pantas, sawah ladang yang cukup, dan dapat
menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan
tinggi.
Menirut A. Yani, tercapainya kesejahteraan
prajurit yang memasuki masa pensiun, sangat erat
86
Sosok Prajurit Cendekiawan
87
Sosok Prajurit Cendekiawan
88
Sosok Prajurit Cendekiawan
89
Sosok Prajurit Cendekiawan
90
Sosok Prajurit Cendekiawan
91
Sosok Prajurit Cendekiawan
92
Sosok Prajurit Cendekiawan
93
Sosok Prajurit Cendekiawan
94
Sosok Prajurit Cendekiawan
95
Sosok Prajurit Cendekiawan
96
Sosok Prajurit Cendekiawan
!"#$%
97
4
BAGIAN KEEMPAT
FIGUR SEORANG PEMIMPIN
DAN NEGARAWAN
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
100
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
101
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
102
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
103
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
104
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
105
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
106
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
107
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
108
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
109
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
110
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
111
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
112
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
113
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
114
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
115
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
116
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
117
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
118
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
“Mulai saat ini saya tidak akan mundur selangkah pun dari PKI”
Kebijaksanaan yang tegas Men/Pangad Jenderal A. Yani terhadap PKI
119
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
ke-5 nya.
A. Yani mengetahui betul, ke mana arah dan tujuan
pembentukan Angkatan ke-5 yang sesungguhnya. Dari
kekuatan personel dan persenjataan PKI yang ada, jelas
merupakan ancaman terhadap stabilitas dan keamanan
negara, juga akan merusak struktur organisasi ABRI/
TNI.
Secara tegas beliau menolak pembentukan
Angkatan ke-5.
“ Pembinaan empat angkatan saja sudah
cukup berat membebani rakyat dan
pengendalian komando terhadap lima
angkatan akan lebih sulit lagi”
A.Yani selain menolak angkatan ke-5 juga menolak
pembubaran Soksi (Sentral Organisasi Karyawan
Sosialis Indonesia). Soksi merupakan organisasi
fungsional yang dipelopori oleh para Perwira Angkatan
Darat, diketuai oleh Letkol Suhardiman (terakhir Letjen
Purn. Prof. Dr. Suhardiman, SE). Anggota Soksi terdiri
dari bur uh, tani dan nelayan yang gigih
mempertahankan Pancasila dan memiliki misi melawan
ofensif PKI. A. Yani mendukungnya karena Soksi
merupakan salah satu organisasi benteng Pancasila.
PKI mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar
Soksi dibubarkan, usulan PKI ini ditentang oleh A. Yani,
malah memerintahkan Letkol Suhardiman untuk
mempertahankan kedudukannya sebagai ketua Soksi.
120
Figur Seorang Pemimpin dan Negarawan
!"#$%
121
5
BAGIAN KELIMA
AKHIR SEBUAH
PENGABDIAN
Akhir Sebuah Pengabdian
124
Akhir Sebuah Pengabdian
125
Akhir Sebuah Pengabdian
126
Akhir Sebuah Pengabdian
127
Akhir Sebuah Pengabdian
128
Akhir Sebuah Pengabdian
129
Akhir Sebuah Pengabdian
130
Akhir Sebuah Pengabdian
131
Akhir Sebuah Pengabdian
132
Akhir Sebuah Pengabdian
catatan :
“Besok tanggal 1 Oktober 1965 tidak ada seorang pun
anak-anak keluar rumah, jangan pergi, semua harus
kumpul di rumah”.
Larangan A. Yani pada putra-putrinya untuk tidak
pergi pada tanggal 1 Oktober 1965, seolah A. Yani
sudah “ada firasat” bahwa pada tanggal 1 Oktober 1965
akan terjadi sesuatu yang akan menimpa dirinya, yang
kebetulan tanggal 1 Oktober 1965 itu pula bertepatan
dengan ulang tahun Ibu Yani, seolah wajar melarang
putra-putrinya untuk pergi pada tanggal tersebut.
Malam tanggal 30 September telah berlalu berganti
dengan tanggal 1 Oktober 1965. Menjelang fajar sekitar
pukul 03.00-04.00 Mbok Milah pembantu keluarga
A.Yani sudah bangun. Eddy, putra Pak Yani yang terkecil
pun sudah bangun mencari ibunya ditemani Mbok
Milah. Namun, Eddy tidak menemukan ibunya, karena
ibunya belum pulang dari tirakatan di Taman Suropati
di kediaman resmi Men/Pangad. Sebagai orang Jawa
Ibu Yani ingin merayakan ulang tahunnya dengan cara
tirakatan semalam suntuk.
Di lain pihak pada detik-detik yang sama di Lubang
Buaya, eks Lettu Dul Arief dari Yon I KK Cakrabirawa
yang ditunjuk oleh eks Letkol Untung sebagai
Komandan Pasukan Pasopati yang bertugas
mengadakan penculikan para Jenderal sedang
memberikan briefing terakhir pada anak buahnya.
Pasukan yang bertugas menculik Jenderal A. Yani
133
Akhir Sebuah Pengabdian
134
Akhir Sebuah Pengabdian
135
Akhir Sebuah Pengabdian
136
Akhir Sebuah Pengabdian
137
Akhir Sebuah Pengabdian
138
Akhir Sebuah Pengabdian
139
Akhir Sebuah Pengabdian
140
Akhir Sebuah Pengabdian
141
Akhir Sebuah Pengabdian
142
Akhir Sebuah Pengabdian
143
Akhir Sebuah Pengabdian
144
Akhir Sebuah Pengabdian
145
Akhir Sebuah Pengabdian
pada negaramu”.
Pengorbanannya dalam membela ideologi
Pancasila, membela tanah air, bangsa dan negara
Indonesia, serta menegakkan kebenaran dan keadilan,
hendaknya menjadi teladan bagi kita.
“Hiduplah dengan kehormatan atau mati sebagai sahid
(pahlawan)”.
Kematiannya meninggalkan warisan yang amat
berharga yaitu kewaspadaan nasional terhadap bahaya
laten komunis, dan Pancasila harus tetap dipertahankan
demi tegaknya kedaulatan dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
!"#$%
146
6
BAGIAN KEENAM
APA KATA MEREKA
TENTANG
JENDERAL A. YANI
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
2. Hubert H. Humphrey,
Wakil Presiden Amerika Serikat, pada tanggal 30
November 1967 mengungkapkan perasaan hatinya
melalui surat kepada putra-putri Jenderal A. Yani :
“… I hope that you will troughout your lives take pride
in the fact that your father gave his life in the defense of
his countrry’s independence and your own and many other
people’s freedom. It was a cause to which he had devoted
his whole life and one many nations. I am sure that he
himself would belive that was a cause well worth defending.
In the short time which any of us spend on this earth
there is little that any of us can do of greater importance
than to devote our lives to the defense of human freedom
and the building of a batter world for all people. Always
remember that it was in this cause that your father gave
his life, and be proud of him .…”
148
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
149
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
150
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
151
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
152
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
153
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
154
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
a. Kepribadian A. Yani
Latar belakang “orang kecil”, “wong ndeso” yang
terbiasa mandiri dan pantang menyerah, maka Pak
Yani mempunyai kepribadian yang tegas, teguh
pada pendirian, kuat pada keyakinan yang
kesemuanya berlandaskan pada keimanan kepada
Allah, s.w.t.
c. Sebagai Pemimpin
Kepemimpinan A. Yani adalah kepemimpinan
yang melekat sebagai bakat beliau, ditambah
155
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
d. Kecendekiawanan A. Yani
Sebagai seorang yang dianugerahi Tuhan
kecemerlangan berpikir beliau nampak selalu
belajar dan meningkatkan ilmu pengetahuannya.
Mengembangkan intelektualnya ter masuk
mengembangkan kemampuan prajurit-prajuritnya
dengan mengirimkan ke lembaga-lembaga
pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar
negeri, tetapi beliau juga selalu taat menjalankan
ibadah agama karena keyakinan beliau bahwa
kepandaiannya adalah karena anugerah Allah s.w.t.
156
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
157
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
158
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
159
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
160
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
d. Moral Perjuangan
Prajurit sejati selalu mempunyai konsep
perjuangan, sehingga segala tindakan memiliki arah
dan tujuan yang jelas. Semangat dan konsistensinya
telah mengarahkan perjuangannya sampai titik
darah penghabisan. Sehubungan dengan konsep
perjuanan itu ada beberapa prinsip yang senantiasa
beliau tegakkan:
1) Tidak tergantung pangkat dan baju. Bagi
beliau pangkat dan baju hanyalah sebuah
formalitas jika tak dipahami maknanya,
justru pangkat dan baju itu harus
dipertanggungjawabkan. Artinya, makin
tinggi pangkat seseorang makin besar pula
pengorbanan yang harus diberikan sebagai
manifestasi pelaksanaan amanah.
2) Jiwa raga satu dalam perjuangan. Sebagai
seorang yang tulus dan sepenuh hati, maka
antara hati dan tindakan harus kompak
sehingga yang tampak hanyalah pancaran
keikhlasan.
3) Pemaaf. Tidak ada manusia yang sempurna,
karena itulah manusia tidak luput dari
kesalahan, menghadapi kenyataan ini
membuat A. Yani menjadi seorang yang
161
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
e. Mensyukuri Nikmat
Orang yang mensyukuri nikmat adalah orang
yang berlapang dada terhadap hasil apa pun yang
ia peroleh setelah berusaha keras. Itulah A. Yani
apa pun hasil yang ia peroleh ia terima dengan
ikhlas setelah melalui proses ikhtiar dan doa. Ia
cukup realistis, tidak muluk-muluk dalam
menetapkan target atas sebuah pekerjaan yang ia
lakukan, sehingga tidak kecewa jika apa yang ia
inginkan tidak tercapai.
Demikian, sekelumit pandangan dan apresiasi
saya terhadap figur A. Yani. Kepribadian, kerja
keras, perjuangan serta pengorbanan beliau
terhadap keutuhan bangsa dan negara harus
dijadikan teladan, khususnya bagi para
penyelenggara negara. Kerendah-hatian dan
keberpihakan beliau terhadap rakyat merupakan
sesuatu yang amat sulit ditemukan di zaman
sekarang ini. Akhirnya, secara pribadi saya
162
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
163
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
164
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
165
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
166
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
167
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
Terjemahan bebas ;
“… Sebuah dokumentasi yang sangat berharga sekali yang dapat dijadikan
reflexsi dan bukti tentang semangat juang, pengabdian, jasa dan pengorbanan
Jenderal A. Yani. ….”
168
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
169
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
170
Apa Kata Mereka Tentang Jenderal A. Yani
!"#$%
171
PENUTUP
173
Keberanian di medan pertempuran dan
keahliannya di bidang strategi perang telah ia buktikan
dalam perjuangan dan pengabdiannya untuk
mempertahankan kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ia unggul melawan bala
tentara Jepang, ia menang melawan tentara pendudukan
Belanda dan Sekutu, dan ia pun berhasil menumpas
pemberontakan-pemberontakan dalam negeri.
Karenanya ia dijuluki “Alap-alap Magelang”.
Ketajaman pikiran dan kecepatannya dalam
mengerti/memahami situasi dan kepandaiannya
mencari solusi serta sikap hidupnya yang terus-menerus
meningkatkan kemampuan berpikirnya, sehingga
mendatangkan manfaat yang besar bagi prajurit,
masyarakat, bangsa dan negara, menjadikan diri A.Yani
sebagi figur prajurit cendekiawan.
Dari pengalaman-pengalaman hidup A.Yani dapat
diikuti sifat-sifat kepribadian dan karakternya, untuk
dijadikan sebagai suri teladan, bahwa ia betul-betul
seorang prajurit dan pengabdi di dalam bidangnya.
Jenderal A. Yani gugur tanggal 1 Oktober 1965 di
kediamannya Jalan Lembang Jakarta, sebagai korban
fitnah, pengkhianatan dan pembunuhan PKI. Ia
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata
Jakarta. Tokoh Angkatan Darat dan ayah dari delapan
orang putra-putri itu memiliki tiga belas tanda jasa
berkat pengabdiannya kepada negara da bangsa. Berkat
174
pengabdian itu pula, setelah gugur, kepadanya
dianugerahkan gelar Pahlawan Revolusi pada tanggal 5
Oktober 1965.
Masih membekas dalam ingatan dan mengiang di
telinga bangsa Indonesia kalimat “Fitnah lebih keji dari
pembunuhan”. Ungkapan kata tersebut disampaikan
Jenderal Dr. Abdul Haris Nasution pada tanggal 5
Oktober 1965 di ruang Aula Markas Besar Angkatan
Darat, Jalan Merdeka Utara Jakarta. Ketika
menyampaikan pidato perpisahan kepada enam orang
Jenderal dan seorang Perwira Pertama TNI AD, yang
karena kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
dengan keji telah dibunuh oleh tangan-tangan kotor
tak bertuhan PKI dan antek-anteknya.
Sungguh menarik, karena ungkapan tersebut
dipetik dari ayat suci Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
190-191, yang menjelaskan bagaimana seharusnya
menghadapi orang-orang tak bertuhan (kafir) yang
berlaku bengis dan kejam, yang senantiasa menebar
fitnah, yang senantiasa menimbulkan permusuhan dan
kekacauan.
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang
memerangi kamu (tetapi) janganlah kamu melampaui
batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka
dimana saja kamu jumpai mereka dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu (marah) dan
175
(fitnah) itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan
jangan kamu memerangi mereka di Masjidil Haram,
kecuali jika mereka memerangi kamu ditempat itu. Jika
mereka memerangi kamu (ditempat itu) maka bunuhlah
mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir”.
G 30 S/PKI adalah fitnah dan pengkhianatan PKI
terhadap TNI AD khususnya dan bangsa Indonesia
umumnya, yang telah menjerumuskan bangsa Indonesia
ke jurang kehancuran.
Sudah sewajarnya bangsa Indonesia dituntut
waspada dan diingatkan tentang bahaya fitnah,
sebagaimana pidato Jenderal Dr. Abdul Haris Nasution:
“… Kamu biarpun hendak dicemarkan, hendak difitnah,
bahwa kamu pengkhianat, justru di sini kami semua
saksi hidup. Kamu telah berjuang sesuai dengan kewajiban
kita semua, menegakkan keadilan, kemerdekaan, tidak
ada orang ragu-ragu. Kami semua sedia mengikuti jalan
kamu jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan
buktikan ...”.
Dengan terbata-bata karena menahan perasaan
hatinya, Jenderal Dr. Abdul Haris Nasution melanjutkan
pidatonya :
“ … Fitnah, fitnah berkali-kali fitnah lebih jahat
daripada pembunuhan ! Kita semua difitnah, dan saudara-
saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian, tapi
jangan kita dendam hati, kepada Allah Subhanahu
wata’ala, iman kepada-Nya, meneguhkan kita. Karena
176
Dia diperintahkan kita semua berkewajiban untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran, dan Dialah pula
yang menjanjikan, bahwa kan sukses. Dan Dia
menentukan kita semua. Menghadaplah kepada-Nya.
Ya Allah doa kita semua menghantar mereka semua,
ini teman-teman kami, ampunilah segala dosa kami
manusia ….”
Sekarang Jenderal A. Yani telah tiada, tetapi jasa
dan namanya tetap dikenang. Sebagai putra bangsa
Indonesia, ia telah memberikan hidup dan dharma
baktinya kepada nusa dan bangsa. Semoga
pengabdiannya dapat menjadi suri teladan bagi bangsa
Indonesia, terutama generasi muda pewaris dan penerus
cita-cita perjuangan Indonesia, baik generasi muda
TNI/TNI Angkatan Darat, maupun, generasi muda
pada umumnya.
!"#$%
177
BIODATA
JENDERAL A. YANI
LETNAN JENDERAL TNI A. YANI
MEN / PANGAD ( 1962 - 1965 )
180
BIODATA JENDERAL A. YANI
181
PENDIDIKAN UMUM
1. HIS 1928 - 1935
a. KI. I, II di Purworejo
b. KI. III di Magelang
KI. IV / Tamat di Bogor
2. MULO/B Afd. 1935 - 1938
di Bogor sampai tamat
3. AMS/B Afd. 1938 – 1940
PENDIDIKAN MILITER
1. 1940 (6 bulan) Aspirant Mil. Topografie
dienst di Magelang.
2. 1941 (3 bulan) Lerling Kader Militient Dienst
Bogor.
3. 1943 (4 bulan) Magelang Renseitai (Heiho)
4. 1944 (4 bulan) Bo Ei Gyugun Renseitai di
Bogor (PETA).
5. 1955 (9 bulan) Command and General Staff
College di Fort Leavenworth Kansas
USA.
6. 1956 (2 bulan) Special Warfare Course di
Inggris.
PENGALAMAN KERJA
1. 1941 Sersan milisi Jawatan Topografie
Militer di Bandung.
2. 1942 Ditawan Jepang di Bandung
182
3. 1943 Gyuhei (Heiho) di Magelang
4. 1944 Shodanco PETA di Magelang
5. 1945-1948 Mayor Komandan Batalyon 4 “YANI”
di Magelang
6. 1948 Letkol Komandan Brigade
“Diponegoro” Be 9/III dari Divisi III.
7. 1948/1949 Letkol Komandan Wehrkreise II/
Brigade 9/III Kedu.
8. 1950 Letkol Komandan Brigade Kuda Putih
9/III Magelang.
9. 1951 Letkol Komandan Brigade Q “Pragolo”
I Sub Teritorium IV.
10. 1952 Letkol Komandan Brigade N
“Yudonegoro” Sub Teritorium I.
11. 1953-1955 Letkol Komandan RI XII Purwokerto
Komandan Operasi GBN di Slawi.
12. 1956 Letkol Asisten II Operasi KSAD
13. 1957 Kolonel Deputy I Intel KSAD
14. 1958 a. Kolonel Deputy I KSAD.
b. Hakim Perwira di Medan, Jakarta,
Surabaya, Makasar.
c. Komandan Operasi “17 Agustus”
di Padang.
d. Deputy II KSAD (Pembinaan).
15. 1959 a. Kolonel Deputy II KSAD.
b. Itjen
c. DEYAH Indonesia Timur
d. PEPERPU
183
16. 1960 a. Brigjen Deputy II KSAD
b. Merangkap Wakasad
17. 1962 a. Mayor Jenderal Men/Pangad.
b. KS Pembebasan Irbar
c. Jubir Koti
18. 1963 Mayor Jenderal Men/Pangad/Kas Koti
19. 1964 Letnan Jenderal Men/Pangad/Kas Koti
20. 1965 Jenderal Anumerta Pahlawan Revolusi
PENGALAMAN TEMPUR
1. 1942 Menyaksikan petempuran Belanda
dengan Jepang, di Ciater Bandung
2. 1945 a. Pelucutan senjata Nakamura Butai di
Magelang.
b. Pertempuran benteng Banyubiru,
Ambarawa.
3. 1946 Pertempuran dengan Sekutu di front
Semarang
4. 1947 Pertempuran dengan Belanda di front
Pingit.
5. 1948 Menumpas pemberontakan PKI
Madiun di sekitar Purwodadi.
6. 1949 Gerilya di daerah Magelang
7. 1950 Menumpas pemberontakan AUI di
Kebumen.
8. 1952-1955 Menumpas gerombolan DI/TII
di GBN Tegal / Brebes.
184
9. 1957 Menumpas pemberontakan Yon 426 di
Kudus.
10. 1958 Menumpas PRRI di Padang,
Sumatera Barat
11. 1959 Menumpas gerombolan DI/TII
Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan.
12. 1962 Pembebasan Irbar (Trikora)
!"#$%
185
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Amelia A. Yani, Profil Seorang Prajurit TNI, Pustaka Sinar
Harapan , Jakarta, 2001.
188
Sejarah Militer Kodam VII / DIP, Palagan Ambarawa,
Jarahdam VII/Dip dan Pemda TK II Kab.
Semarang, Semarang, 1979.
189
Sutjipto, SH., Brigjen TNI, Gerakan 30 September, Matoa,
Jakarta, 1966.
DOKUMEN
Dokjarah Mustak Disjarahad, Arsip, Amanat Presiden
Soekarno pada Rapat Raksasa Pembukaan MUBES
TANI Seluruh Indonesia, 20 Juli 1965.
190
_____ , Arsip, Kopkamtib, Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia, Jakarta, 1978.
MAJALAH
Disjarah AD, Vidya Yudha, Nomor 43 / 1982. Bandung
1982
191
SURAT KABAR
Kliping Surat Kabar tentang Jenderal A. Yani,
!"#$%
192