Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perbankan di Indonesia

Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari
kolonial Hindia Belanda. pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk
mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia. Seiring perjalanannya, De Bank van
Leening tidak beroperasi dengan baik. AKhirnya pada tanggal 1 september 1752 didirikan De
Bank Courant en Bank van leening. Namun, De Bank Courant en Bank van leening juga tidak
berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir dengan kebangkrutan. Pada akhir abad ke-18,
VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan kerajaan Belanda. Hindai Timur jatuh ke tangan
inggris setelah masa pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen. Sejarah mencatat ada
beberapa bank yang memiliki peran penting di Hindia Belanda. Bank tersebut adalah De Javasce
NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De Escompto bank NV nationale Handles Bank,
De, Algemenevolks Crediet Bank dan Nederland Handles Maatschappij. Bank Belanda yang
berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank sentral Indonesia adalah De Javasche Bank.
De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828. Pemerintah Hindia Belanda memberikan monopoli
kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang yang mana pengedaran uangnya ditangani
oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat itu, De Javasche Bank dikenal dengan bank of issue
atau bank sirkulasi. Meski belum menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank memiliki
fungsi sebagai bankir untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan De Javasche Bank
hanya menjalankan beberapa tugas yang bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas yang
dijalankan oleh De Javasche Bank antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang jangka
pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir pemerintah, menyimpang dana devisa dan
menjadi pusat kliring.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian Indonesia, bank asing


lainnya akhirnya mulai beroperasi. Beberapa diantaranya yaitu, The Chartered Bank of India,
Australia and China, Hong Kong and Shanghai Banking Corporation, Yokohama Specie Bank,
taiwan Bank, Mitsui Bank, China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking Corporation.
Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi tiga bank Jepang yang beroperasi pada
saat itu. namun, ketika Jepang menguasai Asia Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris dan beberapa
bank China dilikuidasi oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya ingin mengendalikan
seluruh keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia, bank yang
dioperasikan oleh putra Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, De javasche Bank mulai
beroperasi kembali dan berfungsi sebagai bank sentral. Meskipun pada saat itu De javasche Bank
masih menjadi badan usaha swasta dan beberapa bagian sahamnya masih dimiliki oleh tangan
asing. Akhirnya pada tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi berdasarkan Undang-
Undang nomor 24 tahun 1951. Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan
Jepang, akhirnya bank-bank Belanda dan bank-bank asing kembali beroperasi. Pada tanggal 2
Januari 1946, Gubernur Jenderal Hindia Belanda memberikan izin pembukaan kembali bank
Belanda yang ada di Indonesia. De Javasche Bank masih beroperasi sebagai bank sentral dengan
berkedudukan sebagai badan usaha swasta. Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan
kemudahan menjalankan kebijakan moneter dan kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan
Undang-Undang Pokok Bank Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang no. 11 Tahun 1953.
Undang-undang tersebut dikeluarkan karena mengingat bahwa De Javasche Bank masih
berbadan hukum sebagai Perseroan Terbatas dan belum bisa leluasa dalam menerapkan
kebijakan perekonomian. Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia meresmikan Bank
Rakyat Indonesia sebagai Bank pemerintah pertama di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia sempat
berhenti beroperasi, namun bank tersebut beroperasi kembali setelah dibentuknya perjanjian
Renville. Pada waktu tahun 1960, Bank Koperasi Tani dan Nelayan dibentuk. Bank Koperasi
Tani dan Nelayan merupakan hasil peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan
dan Nederlandsche Maatschappij. Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia didirikan, dengan
berkedudukan sebagai bank sentral. Yayasan Poesat Bank Indonesia dilebur ke dalam Bank
Negara Indonesia. Seiring waktu berjalan pemerintah Indonesia melakukan pemantapan
kedudukan Bank Negara Indonesia. Akhirnya ketika Konferensi Meja Bundar, Pemerintah
Indonesia dan Belanda setuju untuk mengubah fungsi Bank Negara Indonesia menjadi bank
umum, yang awalnya menjadi bank sentral.

Anda mungkin juga menyukai