Anda di halaman 1dari 3

SOAL KELOMPOK PEMBAHAS

1. Tugas apa saja yang dijalankan oleh De Javasche Bank?


2. Bagaimana caranya jika perusahaan ingin bekerja sama dengan bank?
3. Benefit apa saja yang didapatkan jika perusahaan bekerjasama dengan bank, apakah
akan berpihak pada salah satu saja atau setara?
4. Kenapa orang orang itu lebih tertarik memilih bank syariah dibanding bank
konevnsional?
5. Apa tujuan dari ditetapkannya Undang Undang Pokok Bank Indonesia?

Jawaban :
1. Beberapa tugas yang dijalankan oleh De Javasche Bank antaralain, mendiskonto
wesel dan surat utang jangka pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir
pemerintah, menyimpan dana devisa, dan menjadi pusat kliring
2. Dengan membuat nota kesepahaman, bisa juga dengan membuat surat
permohonan kerjasama
3. Di screenshoot HP oming
4. Karena terdapat beberapa keutungan, yaitu :
- Menggunakan sistem bagi hasil bukan bunga
Jika dalam bank konvensional diterapkan sistem bunga, maka dalam bank
syariah diterapkan sistem bagi hasil. Artinya, keuntungan yang didapat untuk
akan nasabah dihitung berdasarkan pendapatan yang telah diperoleh bank.
Jadi, jika pendapatan bank meningkat, maka akan semakin besar pula bagi
hasil yang akan didapatkan oleh nasabah. Hal ini berbeda dari sistem bunga
bank yang sifatnya tetap. Selain itu, bagi hasil ini dapat menghindarkan
nasabah dari riba.
- Terjamin oleh LPS (Lembaga Penjaminan Simpanan)
- Adanya produk yang tidak tersedia di bank konvensional
Salah satu keuntungan menabung di bank syariah adalah adanya produk-
produk menarik yang tidak tersedia di bank konvensional, misalnya tabungan
haji dan umrah, tabungan kurban, wakaf, hingga deposito syariah. Hal tersebut
tentunya menjadi keuntungan yang perlu dijadikan pertimbangan.
- Bebas biaya administrasi
5. Untuk memberikan kemudahan menjalankan kebijakan moneter dan kebijakan
perekonomian lainnya, karena mengingat bahwa De Javasche Bank masih
berbadan hukum sebagai Perseroan Terbatas dan belum bisa leluasa dalam
menerapkan kebijakan perekonomian
Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari
kolonial Hindia Belanda. pada tahun 1746, VOC mendirikan De Bank van Leening untuk
mempermudah aktivitas perdagangan VOC di Indonesia.
Seiring perjalanannya, De Bank van Leening tidak beroperasi dengan baik. AKhirnya pada
tanggal 1 september 1752 didirikan De Bank Courant en Bank van leening. Namun, De Bank
Courant en Bank van leening juga tidak berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir
dengan kebangkrutan.
Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil oleh pemerintahan kerajaan Belanda.
Hindai Timur jatuh ke tangan inggris setelah masa pemerintahan Herman William Daendels
dan Janssen. Sejarah mencatat ada beberapa bank yang memiliki peran penting di Hindia
Belanda. Bank tersebut adalah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De
Escompto bank NV nationale Handles Bank, De, Algemenevolks Crediet Bank dan
Nederland Handles Maatschappij.
Bank Belanda yang berhasil berkembang dan menjadi cikal bakal bank sentral Indonesia
adalah De Javasche Bank. De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828. Pemerintah Hindia
Belanda memberikan monopoli kepada De Javasche Bank untuk mengeluarkan uang yang
mana pengedaran uangnya ditangani oleh pemerintahannya sendiri. Sejak saat itu, De
Javasche Bank dikenal dengan bank of issue atau bank sirkulasi.
Meski belum menjadi bank sentral secara penuh, De Javasche Bank memiliki fungsi sebagai
bankir untuk pemerintah Hindia Belanda. Hal ini disebabkan De Javasche Bank hanya
menjalankan beberapa tugas yang bisa dilakukan oleh bank sentral. Beberapa tugas yang
dijalankan oleh De Javasche Bank antara lain, mendiskonto wesel dan surat utang jangka
pendek, mengeluarkan uang kertas, menjadi kasir pemerintah, menyimpang dana devisa dan
menjadi pusat kliring.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian Indonesia, bank asing lainnya
akhirnya mulai beroperasi. Beberapa diantaranya yaitu, The Chartered Bank of India,
Australia and China, Hong Kong and Shanghai Banking Corporation, Yokohama Specie
Bank, taiwan Bank, Mitsui Bank, China and Southern Ltd, dan Overseas China Banking
Corporation.
Menjelang perang Dunia II, Hindia Belanda melikuidasi tiga bank Jepang yang beroperasi
pada saat itu. namun, ketika Jepang menguasai Asia Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris dan
beberapa bank China dilikuidasi oleh pihak Jepang. Pada saat itu Jepang hanya ingin
mengendalikan seluruh keuangan pada satu bank. Bank tersebut adalah Bank Rakyat
Indonesia, bank yang dioperasikan oleh putra Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, De javasche Bank mulai beroperasi kembali dan berfungsi
sebagai bank sentral. Meskipun pada saat itu De javasche Bank masih menjadi badan usaha
swasta dan beberapa bagian sahamnya masih dimiliki oleh tangan asing. Akhirnya pada tahun
1951, De Javasche Bank dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 1951.
Sejak Indonesia merdeka dan sekutu berhasil mengalahkan Jepang, akhirnya bank-bank
Belanda dan bank-bank asing kembali beroperasi. Pada tanggal 2 Januari 1946, Gubernur
Jenderal Hindia Belanda memberikan izin pembukaan kembali bank Belanda yang ada di
Indonesia. De Javasche Bank masih beroperasi sebagai bank sentral dengan berkedudukan
sebagai badan usaha swasta.

Akhirnya pada tahun 1953 untuk memberikan kemudahan menjalankan kebijakan moneter
dan kebijakan perekonomian lainnya, ditetapkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia
yang tertera dalam Undang-Undang no. 11 Tahun 1953. Undang-undang tersebut dikeluarkan
karena mengingat bahwa De Javasche Bank masih berbadan hukum sebagai Perseroan
Terbatas dan belum bisa leluasa dalam menerapkan kebijakan perekonomian.
Pada tahun-tahun berikutnya, Pemerintah Indonesia meresmikan Bank Rakyat Indonesia
sebagai Bank pemerintah pertama di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia sempat berhenti
beroperasi, namun bank tersebut beroperasi kembali setelah dibentuknya perjanjian Renville.
Pada waktu tahun 1960, Bank Koperasi Tani dan Nelayan dibentuk. Bank Koperasi Tani dan
Nelayan merupakan hasil peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij.
Pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia didirikan, dengan berkedudukan sebagai bank
sentral. Yayasan Poesat Bank Indonesia dilebur ke dalam Bank Negara Indonesia. Seiring
waktu berjalan pemerintah Indonesia melakukan pemantapan kedudukan Bank Negara
Indonesia. Akhirnya ketika Konferensi Meja Bundar, Pemerintah Indonesia dan Belanda
setuju untuk mengubah fungsi Bank Negara Indonesia menjadi bank umum, yang awalnya
menjadi bank sentral.

(urutkan)

Anda mungkin juga menyukai