KEUANGAN
DIBUAT OLEH :
STEVEN JONATHAN (11221984)
DIBANTU OLEH:
EKO NUR CAHYO (10221619)
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Pengertian Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Bank (depository financial institution) adalah Lembaga Keuangan yang memberikan
fasilitas dan jasaperbankan bagi masyarakat. Baik dalam penyimpanan, pembayaran, dan pemberian dana.
Sederhananya, Lembaga Keuangan Bank merupakan lembaga perantara keuangan yang didirikan dengan
wewenang untuk menerima dan menghimpun simpanan uang, meminjamkan uang, serta menerbitkan
banknote.
Pengertian Lembaga Keuangan Non-Bank
Lembaga Keuangan Non-Bank (non-depository financial institution) atau Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) adalah lembaga keuangan yang melakukan proses penghimpunan dana dengan cara mengeluarkan
surat-surat berharga.
Selain itu, Lembaga Non-Bank juga memberikan berbagai jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat
secara deposito atau tidak langsung.
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Fungsi Lembaga Keuagan Bank
Fungsi bank sebagai tempat penyimpanan uang tentu sudah kamu ketahui dengan baik. Hingga saat ini, bank
memang menjadi tujuan utama masyarakat untuk menyimpan dana karena terjamin keamanannya. Tidak hanya
mengumpulkan dana dari masyarakat, bank juga berfungsi menyalurkannya kepada masyarakat lain yang
membutuhkan dana tersebut. Dana tersebut disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Salah satu tugas utama bank adalah menyediakan jasa layanan keuangan untuk
memudahkan seluruh urusan masyarakat yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
Lembaga keuangan nonbank seperti perusahaan asuransi, leasing, pasar modal, maupun koperasi berfungsi
menghimpun dana masyarakat dengan menerbitkan surat-surat berharga. Fungsi ini memungkinkan
masyarakat menyimpan dana dalam bentuk nontunai yang lebih aman dan terjamin. Seperti halnya lembaga
keuangan bank, LKBB juga berfungsi untuk memberikan pinjaman atau kredit, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Lembaga keuangan nonbank juga bisa menjadi perantara di antara pemilik modal, baik di
dalam maupun luar negeri, dengan pihak-pihak yang membutuhkan modal.
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Jenis-Jenis Lembaga keuangan Bank
1. Bank Sentral
Bank Sentral bertanggung jawab untuk menstabilkan sistem moneter di suatu negara. Masing-masing negara punya Bank
Sentral. Di Indonesia, Bank Sentral yang diandalkan adalah Bank Indonesia. Tentunya, Bank Indonesia harus selalu
memastikan nilai mata uang Rupiah stabil, agar dapat memberikan kestabilan juga pada perekonomian masyarakat.
2. Bank Komersial (Bank Umum)
Bank Komersial juga kita kenal sebagai Bank Umum, yaitu badan usaha yang memberikan jasa perbankan pada
masyarakat secara konvensional atau dengan sistem syariah. Bank Umum menyediakan jasa keuangan, seperti
tabungan, deposito, giro, KPR, kredit multiguna, dan lainnya.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR merupakan Bank yang yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, menyediakan pinjaman dan
layanan keuangan lainnya pada masyarakat di wilayah terpencil. Oleh karena itu, BPR biasanya berada di pedesaan dan
lokasi lainnya yang jauh dari pusat.
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Jenis-Jenis Lembaga keuangan Non-Bank
1. Perusahaan Asuransi
Dalam perusahaan asuransi tentunya menyediakan jasa proteksi pada para nasabahnya. Agar dapat mendapatkan proteksi itu,
nasabah diwajibkan membayar premi sesuai ketentuan. Nasabah pun bisa mendapatkan berbagai macam proteksi, mulai dari
proteksi jiwa, proteksi yang berkaitan dengan kesehatan, proteksi ketika bepergian, dan lainnya.Bank Komersial (Bank Umum)
2. Pengadaian
Pegadaian adalah Lembaga Keuangan Non-Bank yang menyediakan kredit dengan jaminan. Masyarakat bisa mendapatkan
pinjaman dengan syarat menjaminkan hartanya.
3. Pasar Modal
Pasar modal juga menjadi salah satu jenis Lembaga Keuangan Non-Bank andalan. Melalui pasar modal, nasabah bisa
bertransaksi menggunakan surat-surat berharga, seperti saham, surat utang atau obligasi, hingga reksa dana.
4. Koperasi simpan pinjam
Koperasi merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang memberikan jasa simpan-pinjam kepada anggotanya dengan
bunga yang relatif rendah, sehingga membebaskan masyarakat dari rentenir dan dapat mengelola uang secara lebih produktif.
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Sejarah dan Perkembangan Lembaga KeuanganBank dan Non Bank diIndonesia
Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda, didirikan sebuah Bank di Batavia dengan nama De Javasche
Bank. Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian pemerintahan Belanda. Setelah
Indonesia merdeka pada tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasikan dan berganti nama menjadi Bank Indonesia.
• Pendrian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R. Aria Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto, tahun 1896.
R. Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan). Tujuan pendirian bank ini adalah untuk
membantu peranggotaannya agar tidak jatuh ke tangan yang suka memeras rakyat.
• Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa.
Usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Bila ditelusuri sejarah dikenalnya perbankan, arti bank
dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalama perjalanan sejarah kerajaan dimasa dahulu penukaran uang dilakukan
antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta
Asing (Money Changer). Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat
penitipan uang atau yang sekarang ini kegiatan simpanan. Kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman
uang. Uang yang disimpan masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Jasa-
jasa bank lainnya menyusul sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
PENGENALAN SISTEM KEUANGAN DI INDONSIA
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran terutama dalam
menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh lembaga-lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar
uang dan pasar modal. Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan
dan sistem lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan ini dapat menerima simpanan dari masyarakat, maka juga
disebut depository financial institutions yang terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Sedangkan lembaga
keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan selain dari bank yang dalam kegiatan usahanya tidak diperkenankan
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Dalam perjalanan sejarah perkembangan
sistem keuangan Indonesia, sistem lembaga keuangan mengalami perubahan yang sangat fundamental terutama setelah
memasuki era deregulasi, paket kebijakan 27 Oktober 1988 yang kemudian berlanjut dengan diundangkannya beberapa
undang-undang dibidang keuangan dan perbankan sejak tahun 1992 yaitu :
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank,
sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri. Kondisi perbankan di
Indonesia sebelum adanya deregulasi antara lain sebagai berikut.:
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran
yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya
tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya.
Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Berikut tugas dan fungsi Bank Indonesia yang telah dituangkan dalam bentuk
gambar berisi tiga pilar.
BAB 3
BANK SENTRAL/BANK INDONESIA (BI)
Tugas Bank Indonesia
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam hal ini, Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada
sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro
lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank
Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran
Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.
3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank
tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas yang penting khususnya dalam
rangka menciptakan system perbankan yang pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijkan
moneter..
BAB 3
BANK SENTRAL/BANK INDONESIA (BI)
Bank Indonesia sebagai Lender of the Resort
. Indonesia adalah otoritas moneter tertinggi di Indonesia. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk memelihara
Bank
kestabilan kondisi moneter nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut bank Indonesia diberikan beberapa wewenang, salah
satunya adalah wewenang BI sebagai Lender of Last Resort. Bank Indonesia dalam hal ini memiliki wewenang untuk
memberikan pinjaman jangka pendek kepada bank yang memiliki kesulitan likuiditas. Bank Indonesia dalam menjalankan
wewenangnya tersebut diberikan status independen, lepas dari pengaruh pihak manapun. Akan tetapi independensi Bank
Indonesia tidak berarti Bank Indonesia tidak dapat dimintai pertanggungjawaban manakala dalam menjalankan
wewenangnya tersebut terdapat indikasi pelanggaran hukum. Bank Indonesia harus mempertanggungjawabkan wewenang
mereka kepada DPR, BPK, dan masyarakat. Pinjaman yang dipinjamkan bank Indonesia berjqangka waktu maksimal 90
hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai
sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.
BAB 3
BANK SENTRAL/BANK INDONESIA (BI)
Kebijakan nilai tukar
Kebijakan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia dalam rangka mengelola stabilitas nilai tukar Rupiah agar
sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong bekerjanya mekanisme pasar. Kebijakan nilai tukar
dilakukan dalam rangka mengurangi gejolak yang muncul dari ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di
pasar valuta asing (valas), melalui strategi triple intervention.
Strategi triple intervention dilakukan melalui intervensi jual di pasar spot, pasar Domestik Non-Deliverable
Forward (DNDF) atau pasar berjangka valas serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Strategi triple intervention dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan sekaligus menjaga kecukupan
likuiditas Rupiah.
BAB 4
OTORITAS JASA KEUANGAN
BAB 4
OTORITAS JASA KEUANGAN
Pengertian otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen dan bebas campur tangan pihak lain yang
memiliki fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Sektor jasa keuangan di bawah OJK mencakup
kegiatan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
Berkaitan dengan reksa dana, OJK mengawasi dan memberikan izin atau lisensi bagi manajer
investasi, produk reksa dana dan agen penjualnya. OJK juga memberikan perlindungan dan edukasi
bagi investor ataupun masyarakat luas terkait layanan jasa keuangan.
BAB 4
OTORITAS JASA KEUANGAN
Fungsi OJK Bagi Masyarakat
Peran OJK diatur dalam Undang-Undang OJK Pasal 7 yang menjelaskan perihal
cakupan hak OJK saat mengawasi dan membuat peraturan. Hal-hal tersebut
diantaranya:
Setelah itu, pada 18 Maret 2013 dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk
membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan pengalihan fungsi,
tugas dan wewenang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan dari Bank Indonesia.
Per 31 Desember 2013 Pengawasan Perbankan sepenuhnya beralih dari Bank Indonesia ke
Otoritas Jasa Keuangan, sekaligus menandai dimulainya operasional Otoritas Jasa Keuangan
secara penuh.
Perluasan fungsi pengawasan Industri Keuangan Non-Bank, pada 1 Januari 2015 Otoritas Jasa
Keuangan memulai Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
Otoritas Jasa Keuangan memiliki tiga tujuan (destination statement), antara lain:
1. Mewujudkan sektor jasa keuangan yang Tangguh, stabil dan berdaya saing.
2. Mewujudkan sektor jasa keuangan yang kontributif terhadap pemerataan
kesejahteraan.
3. Mewujudkan keuangan inklusif bagi masyarakat melalui perlindungan konsumen yang
kredibel.
BAB 5
BANK UMUM & BANK PERKREDITAN
RAKYAT
BAB 5
BANK UMUM & BANK PERKREDITAN RAKYAT
Penghimpunan Dana
• Pengertian Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana merupakan kegiatan usaha lembaga keuangan dalam
menarik, dan mengumpulkan dana-dana dari masyarakat dan menampungnya
dalam bentuk simpanan, giro, tabungan, deposito atau surat berharga lainnya.
• Sumber-sumber penghimpunan Dana
Sumber dana merupakan dana yang terhimpun oleh bank yang nantinya akan
digunakan oleh bank untuk menjalankan fungsinya, perolehan dana ini dapat
berasal dari bank itu sendiri (berupa setoran modal pemilik saham dan laba
ditahan), atau dari masyarakat ( berupa tabungan, giro, deposito ) atau dari
lembaga lainnya.
BAB 6
SUMBER & PENGGUNAAN DANA BANK
Penggunaan Dana
• Pengertian Penggunaan Dana
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank justru akan menjadi beban apabila
dibiarkan tanpa ada usaha alokasi untuk tujuan-tujuan yang produktif. Dana yang
dihimpun bukan dana yang semuanya murah, tetapi sebagian besar adalah
dana dari deposan yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar
imbal jasa berupa bunga. Berdasarkan pada kebutuhan tersebut dan juga
memperoleh penerimaan bank dalam rangka menutup biaya-biaya lain serta
mendapatkan keuntungan, maka bank berusaha mengalokasikan dananya
dalam berbagai bentuk aset dengan berbagai macam pertimbangan.
BAB 6
SUMBER & PENGGUNAAN DANA BANK
Penggunaan Dana
• Pertimbangan Penggunaan Dana
Sebelum bank memutuskan untuk memilih suatu bentuk aset tertentu dalam mengalokasian
dana yang telah berhasil dihimpun, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Ada tiga hal utama
yang menjadi perhatian bank. Hal tersebut adalah resiko, hasil, dan jangka waktu.
a. Resiko dan Hasil.
Pengalokasian dana dalam berbagai bentuk aset selalu berkaitan dengan aspek resiko dan “rate
of return” dari aset tersebut. Bank menginginkan bentuk aset yang beresiko serendah mungkin,
namun dapat menghasilkan penerimaan atau rate of return setinggi mungkin. Tetapi hubungan
antara tingkat resiko dan rate of return yang searah dalam setiap bentuk investasi ataupun aset.
Semakin tinggi rate of return yang diperoleh dari suatu aset, maka semakin tinggi pula tingkat
resiko yang ditanggung dan sebaliknya.
BAB 6
SUMBER & PENGGUNAAN DANA BANK
Penggunaan Dana
• Pertimbangan Penggunaan Dana
b. Jangka waktu dan Likuiditas
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank menyangkut berbagai macam jangka
waktu pengembaliannya. Bank memilih berbagai macam bentuk aset dengan
memepertimbangkan jangka waktu aset tersebut dapat dijadikan alat likuid.
Sumber-sumber dana jangka pendek menuntut agar bank m,engalokasikan
sejumlah tertentu dana dalam bentuk aset yang tingkat likuiditasnya cukup tinggi
sehingga sewaktu kewajibannya jatuh tempo bank mempunyai cukup alat likuid
untuk memenuhi kewajibannya. Bank juga harus menyediakan sejumlah alat
likuid dengan tujuan memenuhi kewaiban giral minimum yang ditetapkan BI.
Pengalokasian dana juga diperlukan dalambentuk aset tetap seperti bangunan,
mobil, tanah dan komputer untuk keperluan kegiatan usahanya.
BAB 6
SUMBER & PENGGUNAAN DANA BANK
Letter of Credit
Letter of Credit adalah metode pembayaran pada perdagangan internasional yang
bertujuan agar eksportir mendapatkan langsung pembayaran dari importir tanpa
menunggu konfirmasi dari negara pengimpor.
BAB 7
PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING & JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Wali Amanat
Bank bertindak sebagai wali amanat yang bertugas mewakili dan melindungi kepentinganpemegang surat
berharga yang efeknya bersifat utang/ obligasi. Dalam hal ini yang dapatbertindak sebagai wali amanat
adalah bank umum yang sudah terdaftar di BadanPengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK).
Kliring
Kliring adalah metode pemindahan atau transfer uang antar rekening yang disebut juga dengan istilah Lalu Lintas Giro
(LLG). Metode transfer yang tersedia ada tiga macam dan salah satunya adalah kliring yang biasa dimanfaatkan
nasabah untuk memindahkan sejumlah uang. Baik ke rekening pribadi maupun rekening orang lain.
Selain kliring, ada juga metode transfer lainnya yakni Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Real Time Online.
Ketiganya adalah metode dengan tujuan yang sama, yakni memindahkan uang antar rekening
Manfaat Kliring
• Meningkatkan efisiensi dalam sistem pembayaran nasional.
• Mempercepat layanan transfer dana sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Memberikan akomodasi yang lebih luas kepada pengguna untuk dapat melakukan transaksi dengan jumlah yang
besar, baik itu secara individu ataupun perusahaan.
BAB 7
PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING & JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Pengertian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan ata
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain,
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya seteah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
BAB 7
PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING & JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Pertimbangan Penyaluran Dana
Hal-hal yang selalu ingin diketahui bank sebelum menyalurkan dananya dalam bentuk kredit maupun
pembiayaan berdasar prinsip syariah adalah:
a) Perizinan dan Legalitas
Perizinan dan aspek legalitas tersebut antara lain izin mendirikan bangunan (IMB), Surat izin tempat
usaha, Sertifikat tanah dll.
b) Karakter
Untuk menilai karakter suatu nasabah dan meramalkan perilakunya di masa yang akan datang, bank
hanya dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu : profesi, penampilan, lingkungan
sosial,pengalaman dan tindakan perilaku di masa yang akan datang
c) Pengalaman dan Manajemen
Pengalaman dan manajemen sangat memepengaruhi kemampuan kinerja nasabah
BAB 7
PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING & JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Jenis – Jenis Kredit
a. Kredit Investasi
Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau
penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang yaitu
di atas 1(satu) tahun. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membangun pabrik atau
membeh peralatan pabrik seperti mesin-mesin.
b. Kedit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka
waktu pendek yaitu tidak.lebih dari 1 (satu) tahun. Contoh kredit ini adalah untuk membeli
bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya.
c. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau
memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh jenis-kredit ini adalah
kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para suplier atau agen.
BAB 7
PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING & JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Jenis – Jenis Kredit
d. Kredit Produktif
Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal keda atau perdagangan. Dalam arti
kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari
hasil usaha yang dibiayai.
e. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misainya keperluan konsumsi, baik
pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit
kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri.
f. Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau
pengacara.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia
Landasan hukum pada perbankan syariah sudah mengalami beberapa kali perubahan. Hal ini sangat wajar
terjadi, sebab dalam hukum selalu ada pembaharuan. Sehingga, aturan di dalamnya relevan dengan keadaan
saat berlaku.
Sama halnya dengan dasar hukum bank syariah yang sudah mengalami tiga kali perubahan. Agar Anda
memahaminya dengan lebih jelas, maka simak dasar hukum dari bank dengan prinsip syariah di bawah berikut:
1. Landasan Hukum Pertama UU No.7 Tahun 1992
Dasar hukum ini adalah yang pertama kali muncul dalam sejarah perbankan syariah di Indonesia. Saat
ditetapkan undang-undang tersebut, bank yang mengusung hukum islam ini masih berbentuk pengkreditan
rakyat.
Bentuk pengkreditan rakyat ini mengadopsi asas bagi hasil sesuai yang sudah ditentukan pemerintah pada
dasar hukum bank syariah tersebut. Sebab, prinsip bagi hasilnya dianggap masih sesuai dengan prinsip
ekonomi islam.
Pengertian bagi hasil sendiri adalah membagikan keuntungan bersih dari bank tersebut kepada nasabah.
Besarnya pembagian hasil, sudah ditentukan sebelumnya pada saat akad. Tapi semakin berjalannya waktu,
kegiatan ekonomi semakin kompleks.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia
2. Landasan Hukum Kedua UU No. 10 Tahun 1998
Kegiatan perekonomian yang kompleks tersebut membuat pemerintah harus membuat pembaharuan
terhadap undang-undang. Khususnya dasar hukum bank syariah. Sebab, semakin hari semakin banyak
peminatnya. Sehingga, undang-undang sebelumnya disempurnakan lagi menjadi UU No. 10 Tahun 1998.
Pada landasan hukum ini, penjelasan tentang pengertian, serta prinsip lebih terelaborasi.
Bisa dibilang, undang-undang ini cukup kuat. Sebab, sudah mulai banyak aspek yang dibahas dan lebih detail
dari UU sebelumnya.
3. Landasan Hukum ketiga UU No. 21 Tahun 2008
Dasar hukum bank syariah berikutnya yang masih digunakan saat ini adalah UU No. 21 Tahun 2008.
Peraturan dalam perundang-undangan satu ini jauh lebih detail dan mendalam membahas mengenai
perbankan satu ini. Beberapa aspek yang menjadi poin utama dalam undang-undang satu ini adalah jenis
usaha, penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, hingga hal yang harus dihindari. Semuanya di bahas
secara lebih jelas. Terdapat dasar hukum bank syariah lainnya yaitu Peraturan Bank Indonesia
10/16/PBI/2008 Tahun 2008. Dasar hukum ini cukup kuat dan digunakan secara menyeluruh oleh perbankan
yang mengusung prinsip islam.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Pengertian Prinsip Syariah
Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah hukum Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Kegiatan operasional bank harus memperhatikan perintah
dan larangan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul Muhammad SAW Larangan terutama berkaitan
dengan kegiatan bank yang dapat diklasifikasikan sebagai riba. Perbedaan utama antara kegiatan
bank berdasarkanprinsip syariah dengan bank konvensional pada dasarnya terletak pada sistem
pemberian imbalan atau jasa dari dana. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank
berdasarkan prinsip syariah tidak menggunakan sistembunga dalam menentukan imbalan atas dana
yang digunakan atau dititipkan olehsuatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana yang dipinjamkan
maupun dana yang simpan di bank didasarkan pada prinsip bagi hasil sesuai dengan hukumIslam.
Perlu diakui bahwa ada sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa sistem bunga yang
diterapkan oleh bank konvensional, yaitu imbalan penggunaan dana dalam jumlah persentase
tertentu untuk jangka waktu tertentu, merupakan pelanggaran terhadap prinsip syariah. Dalam
hukum Islam, bunga adalah riba dandiharamkan. Ditinjau dari sisi pelayanan terhadap masyarakat
dan pemasaran,adanya bank atas dasar prinsip syariah merupakan usaha untuk melayani
danmendaya gunakan segmen pasar perbankan yang tidak setuju atau tidak menyukai sistem
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Perbedaan Bank Konvensionl dan Bank Syariah
1. Tujuan
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang kedua adalah tujuannya. Bank
konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan bebas nilai atau dengan prinsip yang dianut
oleh masyarakat umum. Sedangkan bank syariah tidak hanya berorientasi pada profit saja, tapi
juga pada penerapan nilai syariahnya. Sehingga, aktivitas perbankan yang mereka jalankan juga
memperhatikan aspek akhirat.
2. Sistem Operasional
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang ketiga ada pada sistem operasionalnya.
Pada bank konvensional, menerapkan suku bunga dan perjanjian secara umum yang didasarkan
pada aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah dilakukan berdasarkan kesepakatan
jumlah suku bunga. Sedangkan bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya,
karena menganggap bunga sebagai bagian dalam riba. Oleh karena itu, sistem operasional pada
bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah, di mana nasabah dan pihak bank
melakukan kesepakatan berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Perbedaan Bank Konvensionl dan Bank Syariah
3. Pengelolaan Dana
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang keempat dapat dilihat dari proses pengelolaan
dananya. Bank konvensional dapat melakukan pengelolaan dana di dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang.
Sedangkan, bank syariah menggunakan aturan Islam dalam mengelola uang nasabahnya. Bank syariah
akan mengelola dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Jadi, uang nasabah tidak
boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha yang bertentangan dengan nilai Islam.
4. Hubungan Nasabah dan Bank
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang kelima yaitu pada hubungan antara nasabah dan
pihak bank. Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga perbankan yaitu debitur dan
kreditur. Nasabah berperan sebagai kreditur, sementara pihak bank berperan sebagai debitur.
Sementara pada bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi 4 jenis, yaitu penjual-
pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah, istishna, dan salam, pihak
bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Ketika melakukan akad musyarakah dan
mudharabah maka hubungan yang berlaku adalah kemitraan. Sedangkan akad ijarah memposisikan bank
sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Perbedaan Bank Konvensionl dan Bank Syariah
5. Bunga
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah yang terakhir adalah sistem
bunga. Perbedaan ini sekaligus yang paling menonjol dari kedua jenis bank ini.
Jika bank konvensional menerapkan suku bunga sebagai acuan dasar dan
keuntungan, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga tersebut. Bank
syariah akan menggunakan imbal hasil atau nisbah, yang diperoleh dari
pembagian keuntungan antara bank dan nasabah.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
1. Penghimpunan dana
Di kategori usaha penghimpunan dana, setidaknya bank syariah memiliki
dua prinsip, yakni wadiah dan mudharabah.
a) Penghimpunan dana berprinsip wadiah
Prinsip wadiah berarti “titipan”. Dengan begitu, penitip dapat mengambil
uang yang dititipkannya di bank kapan pun waktunya. Selama ini ada dua
jenis wadiah, yakni: Wadiah yad dlamana (jika belum diambil penitip dapat
digunakan oleh pihak yang dititipkan) Wadiah yad amanah (pihak yang
dititipkan tidak boleh menggunakan uang dari penitip)
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
b) Penghimpunan dana berprinsip mudharabah
Dalam prinsip mudharabah, terjalin kerja sama antara pemilik dana dengan
orang yang mengelola dana tersebut. Prinsip mudharabah ini terbagi
menjadi tiga jenis berikut:
• Mudharabah muthlaqah (memberi kuasa penuh pada pengelola uang
untuk menjalankan usaha apapun)
• Mudharabah muqayyadah (pemilik uang punya batasan-batasan tertentu
untuk pengguna uangnya)
• Mudharabah musytarakah (pengelola ikut serta menanamkan modal
dalam sebuah investasi).
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
2. Penyaluran dana
Dalam kategori kegiatan usaha penyaluran dana ke masyarakat, bank syariah mempunyai
3 jenis metode, yaitu jual-beli, investasi, dan sewa/penyewaan.
a. Jual-beli
Ketika melakukan jual beli, bank syariah memiliki tiga macam skema yang meliputi
mudharabah, salam, dan istishna’. Berikut penjelasan terkait tiga skema tersebut:
• Mudharabah (penjual dan pembeli menyepakati keuntungan yang nantinya diambil oleh
masing-masing)
• Salam (pembeli musti melunasi pembayaran sebelum mendapatkan barang)
• Istishna (pembeli memberi arahan pada penjual untuk menyediakan barang yang
sesuai kualifikasi dan penjualannya sesuai kesepakatan yang terjadi antara keduanya).
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
b. Investasi
Di skema investasi, ada jenis mudharabah dan musyarakah. Pada bagian mudharabah,
kegiatan investasi dijalankan berdasarkan persetujuan pemodal dan pengelola. Jika
untung, keduanya akan membagi hasil. Namun, ketika rugi, hanya pengelola modal yang
mendapatkan bagiannya. Adapun musyarakah merupakan investasi beberapa pihak untuk
menjalankan kegiatan usaha yang halal. Jika untung, uang akan dibagikan sesuai dengan
porsi modal yang mereka tanam. Lalu, kerugian pun dihitung berdasarkan banyaknya
modal yang ditanam mereka.
c. Sewa-menyewa
Sama seperti investasi, sewa-menyewa pada bank syariah memiliki dua jenis, yaitu ijarah
dan Ijarah mumtahiya bittamlik. Berikut keterangan mengenai kedua skema tersebut:
• Ijarah (pemindahan hak pakai barang atau jasa dalam kurun waktu yang ditetapkan
tanpa balik nama kepemilikan)
• Ijarah mumtahiyah bittamlik (pihak yang menyediakan barang berjanji untuk menjual
barang tersebut di akhir periode penyewaan).
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
3. Jasa Pelayanan
Layanan yang dijalankan bank syariah dijalankan berdasarkan 4 buah akad
yang meliputi wakalah, hawalah, kafalah, dan rahn. Berikut ini keterangan
mengenai masing-masing akad tersebut:
a. Wakalah Di akad
Wakalah, serah terima yang diarahkan kepada orang yang ternyata tidak
dapat memenuhi permintaan. Dengan begitu, orang yang diberikan amanah
tidak dapat diganti hingga orang tersebut dapat melakukan tugasnya
secara sempurna.
BAB 8
BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Kegiatan Usaha Bank Syariah
b. Hawalah
Akad hawalah digunakan saat salah satu pihak memindahkan tagihan kepada
orang lain—yang memiliki hutang terhadap orang yang ditagih.
c. Kafalah
Di akad kafalah, seseorang (pihak kedua) diberikan jaminan oleh pihak
pertama. Dengan begitu, pembayaran dapat dilakukan oleh pihak pertama
kendati yang nantinya mendapatkan hak atas barang adalah pihak kedua.
d. Rahn
Akad rahn berarti menahan aset nasabah sebagai jaminan. Biasanya,
penahanan aset ini dilakukan ketika seseorang melakukan peminjaman uang
ke bank. Akad Rahn menyerupai gadai.
BAB 9
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
BAB 9
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
Maka dapat disimpulkan bahwa para peserta dari Lembaga Penjamin Simpanan
adalah sebagai berikut:
1. Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia wajib menjadi peserta Penjaminan.
2. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan
perbankan dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank Perkreditan Rakyat,
baik bank konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.
3. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan
kegiatan perbankan di luar wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam
Penjaminan
4. Bank Kredit Desa tidak termasuk dalam peserta Klaim Penjaminan
BAB 9
LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
Klaim Penjaminan
Dalam pembayaran klaim ini terdapat nasabah yang layak dan tidak layak
dibayar klaimnya. LPS melakukan pembayaran klaim penjaminan kepada
nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya sepanjang telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh UU LPS. Kriteria simpanan
layak bayar oleh LPS adalah :
Margin Trading
• Margin trading adalah situasi yang terjadi ketika investor membeli aset dengan
meminjam saldo dari pialang saham mereka. Pada kondisi seperti ini, pembeli
atau investor yang menggunakan margin trading mengacu kepada
pembayaran awal yang dilakukan kepada broker untuk aset tersebut.
• Wali Amanat
Wali amanat adalah wakil dari investor atau pemegang saham dalam menangani hal berkaitan
dengan transaksi pasar modal. Lembaga ini juga bisa berperan seperti pengacara dimana
mengajukan tuntutan hingga ranah pengadilan bila pelaku pasar modal mengalami masalah yang
harus diselesaikan dalam jalur hukum.
BAB 10
PASAR UANG & PASAR MODAL
Proses Penawaran Umum (Go Public)
Go Public atau sering disebut juga Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran saham yang
dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat (publik). Dengan menawarkan saham kepada
publik, maka perusahaan tersebut akan tercatat di bursa menjadi perusahaan publik / terbuka.
Ada beberapa proses yang harus dilalui perusahaan untuk go public, antara lain:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses go public. Pada tahap yang paling awal, perusahaan perlu melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham
dalam rangka go public. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya perusahaan menunjuk
penjamin pelaksana emisi serta lembaga lain untuk membantu proses go public..
BAB 10
PASAR UANG & PASAR MODAL
• Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu perusahaan dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan
yang dilakukan penjamin pelaksana emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen,
membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitan saham
perusahaan.
• Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan perusahaan.
• Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai
wajar dari aktiva tetap tersebut.
• Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
• Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
BAB 10
PASAR UANG & PASAR MODAL
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, perusahaan menyampaikan pendaftaran kepada lembaga terkait (Otoritas Jasa
Keuangan atau OJK).
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham
kepada masyarakat (penawaran saham di pasar perdana atau IPO). Investor dapat membeli
saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Perlu diingat pula bahwa tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi dalam membeli saham perusahaan yang akan go public.
Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin
dibeli seluruh investor berjumlah 500 juta saham. Maka terdapat kelebihan permintaan
(oversubscribed). Supaya adil maka biasanya dilakukan penjatahan (allotment).
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia. Investor yang tidak kebagian di pasar perdana, bisa membeli di pasar
sekunder di Bursa Efek Indonesia.
BAB 10
PASAR UANG & PASAR MODAL
Proses Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia
Saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditempatkan di dua papan pencatatan,
yaitu Papan Utama dan Papan Pengembangan. Setiap jenis papan memiliki syarat pencatatan
yang berbeda. Papan Utama ditujukan untuk saham perusahaan tercatat yang berskala besar,
yang memiliki aktiva bersih minimal Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan hanya
mensyaratkan minimal ekuitas bersih Rp5 miliar.Papan Pengembangan dibuat untuk mencatat
saham perusahaanperusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan
Utama, atau saham-saham yang dikategorikan sebagai perusahaan yang prospektif namun
belum membukukan keuntungan. Jumlah investor juga menentukan penempatan saham di
kedua papan. Untuk bisa dicatat di Papan Utama, jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000,
sementara pada Papan Pengembangan, saham yang dicatat diimiliki minimal 500 pemegang
saham.
BAB 10
PASAR UANG & PASAR MODAL
Produk-produk di Pasar Modal
1. Saham
Saham adalah sebuah instrumen pasar keuangan yang berupa tanda penyertaan modal
seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
2. Reksadana
Reksadana adalah sebuah produk investasi yang portofolio efeknya dikelola oleh manajer
investasi.
3. Surat Berharga EFT
Surat berharga EFT biasanya dijual dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki kesamaan
seperti reksadana karena modal yang kamu berikan akan dikelola oleh yang profesional.
4. Saham Derivatif
Saham derivatif juga seperti surat berharga, akan tetapi memiliki mekanisme yang berbeda.
Saham ini memiliki dua turunan yaitu warrant dan right.
5. Surat Obligasi atau Utang
Obligasi adalah sebuah instrumen pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan dalam bentuk
penerbitan surat utang. Contoh obligasi adalah Sukuk atau Surat Utang Negara.
BAB 11
LEMBAGA PEMBIYAYAAN
BAB 11
LEMBAGA PEMBIYAYAAN
Pengertian sewa guna usaha
Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk digunakan oleh Penyewa
Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang
modal dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (Lessor).
Pengadaan barang modal melalui leasing juga dapat dilakukan dengan cara pembelian barang
Penyewa Guna Usaha (Lessee) oleh Perusahaan Pembiayaan (Lessor) yang kemudian
disewagunausahakan kembali oleh Penyewa Guna Usaha. Pengadaan dengan cara ini disebut
Sales and Lease Back.
Sepanjang perjanjian Sewa Guna Usaha masih berlaku, hak milik atas barang modal obyek
transaksi berada pada Perusahaan Pembiayaan.
BAB 11
LEMBAGA PEMBIYAYAAN
Rentang waktu pinjaman dan besar bunga diatur oleh hukum setempat atau sesuai dengan
kebijakan pegadaian tersebut. Jika pinjaman tidak dilunasi dalam rentang waktu tertentu,
barang yang digadai akan dijual oleh pihak pegadaian. Berbeda dengan lembaga pinjaman
lain, pegadaian tidak melaporkan pinjaman yang macet dari para pegadai. Hal ini
dikarenakan pegadaian memiliki barang yang digadaikan secara fisik dan mampu
mengembalikan uang yang dipinjam dengan menjual barang yang digadai tersebut.
BAB 11
LEMBAGA PEMBIYAYAAN
Kegiatan Pegadaian
Kegiatan utama dari Perum Pegadaian adalah menyalurkan
pinjaman dengan jaminan kepada masyarakat terutama
masyarakat golongan menengah ke bawah serta pengusaha
golongan ekonomi lemah kategori kelas kecil dengan berdasarkan
Hukum Gadai, yang bertujuan untuk menghilangkan praktek ijon,
pegadaian gelap dan pinjaman dengan persyaratan yang kurang
wajar. Perum Pegadaian merupakan sarana yang tepat dalam
pelayanan masyarakat khususnya dalam rangka meningkatkan
krisis moneter dewasa ini.
BAB 11
LEMBAGA PEMBIYAYAAN
Pihak yang terlibat dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan Pegadaian
1) Pihak
Dalam gadai terlibat tiga pihak, yaitu
• debitur (pihak yang berhutang)
• pemberi gadai, yaitu pihak yang menyerahkan benda gadai
• pemegang gadai yaitu kreditur yang menguasai benda gadai sebagai jaminan piutangnya
2) Fasilitas
c) Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun belum
dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi
jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian,
namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian.
Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property,
seperti kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti
pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA
PENSIUN
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
b. Resiko Spekulatif
Adalah resiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, antara lain peluang
mengalami kerugian financial, dan peluang memperoleh keuntungan
c. Resiko Individu
Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang
dapat mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta kekayaan maupun risiko tanggung-
jawab.Contoh: cacat fisik, kehilangan pekerjaan
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
2. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan salah satu produk Asuransi yang populer.
Asuransi kesehatan menangani masalah kesehatan dan melindungi finansial
Anda dalam menanggung biaya mulai dari proses perawatan sakit yang diderita
hingga sembuh. Pada umumnya, jenis penyakit yang dapat ditanggung oleh
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
2. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan salah satu produk Asuransi yang populer.
Asuransi kesehatan menangani masalah kesehatan dan melindungi finansial
Anda dalam menanggung biaya mulai dari proses perawatan sakit yang diderita
hingga sembuh.
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
3. Asuransi Pendidikan
Mempersiapkan dana pendidikan sejak dini menjadi cara untuk melindungi masa depan
anak Anda. Asuransi pendidikan adalah salah satu pilihan yang memberikan keuntungan
proteksi akan pendidikan.
4. Asuransi Investasi
Anda bisa memperoleh Asuransi sekaligus investasi yang disebut juga dengan istilah
Asuransi unit link. Sesuai dengan namanya, Asuransi unit link memberikan manfaat
berupa proteksi dan nilai tunai yang berasal dari pengembangan dana investasi sesuai
pilihan investasi yang tersedia.
5. Asuransi Korporasi
Asuransi korporasi merupakan Asuransi kumpulan yang memberikan perlindungan
kepada karyawan suatu korporasi. Perusahaan umumnya memberikan Asuransi
korporasi untuk memelihara karyawan sebagai aset berharga untuk keberlangsungan
bisnisnya.
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
Pengertian program pensiun iuran pasti dan program pensiun manfaat pasti
• Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) merupakan program pensiun yang
iurannya telah ditetapkan sesuai Peraturan Dana Pensiun dengan manfaat
berupa keseluruhan iuran beserta hasil pengembangan atau investasinya. Jenis
program pensiun ini bisa dijalankan oleh DPPK dan juga DPLK.
Dalam perkembangannya, PPIP dinilai lebih menguntungkan bagi perusahaan
pemberi kerja, karena tidak berkewajiban membayar manfaat pensiun di masa
lalu jika terjadi perubahan kenaikan upah. Terkait dengan iuran, pembayarannya
bisa ditanggung oleh peserta sendiri, pemberi kerja, atau keduanya. Selain itu,
segala risiko investasi ditanggung sendiri oleh peserta, di mana perusahaan
pemberi kerja tidak berkewajiban untuk mengganti kerugian apabila investasi
yang dipilih peserta merugi.
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
• Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) merupakan program pensiun yang menetapkan rumus tertentu atas
manfaat yang akan diterima oleh peserta ketika sudah mencapai usia pensiun. Pada program pensiun ini,
perusahaan Dana Pensiun umumnya akan mempertimbangkan masa kerja dan besaran gaji atau penghasilan
karyawan.
PPMP hanya dapat diselenggarakan oleh DPPK saja. Setiap DPPK bisa saja memiliki formula atau rumus yang
berbeda untuk menetapkan iuran. Secara umum rumus yang ditetapkan untuk menghitung besaran iuran pada
program ini adalah 2,5% x masa kerja x gaji pokok. Nilai persentase yang ditetapkan antara DPPK yang satu
dengan yang lain bisa saja berlainan. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi besar iuran yang berbeda.
Iuran yang dihasilkan dari estimasi rumus yang ditetapkan sedianya digunakan untuk merealisasikan manfaat
pensiun sesuai hasil perhitungan aktuaris, sehingga wajar jika nilainya berfluktuasi. Secara nominal, umumnya
iuran PPMP cenderung ringan sehingga lebih menarik karena tidak terlalu membebani karyawan, mengingat
iuran ini tidak ditanggung seluruhnya oleh karyawan tetapi ditanggung juga oleh perusahaan pemberi kerja.
Namun bagi perusahaan pemberi kerja sekaligus pendiri Dana Pensiun, PPMP dirasa cukup memberatkan.
Selain berisiko pada timbulnya masalah aliran kas, perusahaan Dana Pensiun juga berisiko mengalami defisit, di
mana iuran yang dibayarkan tidak sebanding atau lebih rendah dari manfaat berupa tunjangan yang diberikan
setiap bulan kepada karyawan yang telah memasuki masa pensiun.
BAB 12
PERUSAHAAN ASURANSI DAN DANA PENSIUN
Metode perhitungan manfaat dan premi bagi masing- masing program pensiun
a) Metode Pay As You Go
• Tidak ada ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun.
• Manfaat ditetapkan dan belum dijanjikan.
• Pensiun merupakan begian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha.
Saat ini, jumlah negara yang merupakan anggota Bank Dunia adalah 189
negara. Untuk menjadi bagian dari anggota Bank Dunia, sebuah negara
harus terlebih dahulu menjadi bagian dari IMF. Bank dunia dibentuk dengan
tujuan untuk membersihkan kemiskinan di berbagai negara dunia dibentuk
dengan tujuan untuk membersihkan kemiskinan di berbagai negara
berpendapatan rendah dan menengah.
BAB 13
LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
Bank Pembangunan Asia
Bank pembangunan yang didirikan pada 1966 atas rekomendasi ECAFE dengan tujuan mendorong
pertumbuhan dan kerja sama ekonomi di negara yang sedang berkembang di Asia dan Timur Jauh
dengan cara memberikan pinjaman atau bantuan teknik, baik kepada pemerintah maupun swasta
(Asian Development Bank/ADB).
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) adalah lembaga keuangan
internasional yang berfokus membantu pembangunan di negara-negara berkembang (Developing
Member Countries/DMCs). Pemberian bantuan ADB tersebut dilatarbelakangi oleh pertimbangan
adanya himbauan dan permintaan dari badan-badan internasional kepada negara maju untuk ikut
serta dalam membantu negara yang sedang berkembang.
Untuk mewujudkan visi mereka, yaitu menjadikan Asia dan Pasifik yang bebas dari kemiskinan,
Bank Pembangunan Asia memiliki misi untuk membantu mengurangi kemiskinan dan menigkatkan
kondisi serta kualitas kehidupan negara anggota ADB yang berasal dari kalangan negara sedang
berkembang.
TERIMA KASIH