Anda di halaman 1dari 85

Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma

pada umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris


berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada
lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis
akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai
kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William
Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan
dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang
akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam
waktu duabelas hari.
Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah
pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian
usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang
Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh
bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara
jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila
ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank
dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan
sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan
antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan
penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta

Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkembangan


selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi
menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini
kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah
dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh
masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya
menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam.
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke
masyarakat pula. Menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal
10 November 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
kehidupan rakyat banyak.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian
pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan
lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama
tersebut

Bank dalam melakukan kegiatannya mempunyai beberapa tujuan,


yaitu tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka
panjangnya yaitu mencari laba.
Adapun tujuan jangka pendeknya yaitu:
1. memenuhi cadangan minimum,
2. pelayanan yang baik kepada pelanggan, dan
3. strategi dalam melakukan investasi.
Adapun manfaat bank dalam kehidupan adalah sebagai berikut :
Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat
dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun
pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek
(yield enhancement).
Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif
dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan
risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga
sebagai risk management.
Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat
berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi
tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price
discovery).
Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat
memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan)

terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu


sendiri.
Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien,
yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran
kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai
suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau
turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan,
ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal
ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, Perbankan Indonesia
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank
(perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus
didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan
prinsip kehati-hatian.Hal ini jelas tergambar, karena secara
filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses
pembangunan bangsa.

Jenis-jenis Bank
Dalam praktik perBankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa
jenis perBankan yang diatur menurut fungsinya. Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998 tentang PerBankan, membagi perBankan
berdasarkan fungsinya, badan hukum, dan kepemilikannya.
Pengelompokan Bank dapat dilihat pada skema berikut.

Gambar skema jenis Bank


a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, jenis bank terdiri atas bank sentral, bank
umum, bank perkreditan rakyat, dan bank syariah.
A. Bank Sentral

Bank Sentral adalah suatu bank yang diberi tugas oleh pemerintah
untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan- kegiatan

lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian.


Bank Sentral yang ada di Indonesia bernama Bank Indonesia, yaitu
lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan
pemerintah, dan berkedudukan di ibukota.
Tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan me- melihara
kestabilan rupiah. Kestabilan rupiah dapat diukur dari
perkembangan laju inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain.
Agar kestabilan nilai rupiah dapat tercapai maka Bank Indonesia
memiliki tugas-tugas seperti berikut ini.
1) Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter yaitu dengan cara menetapkan sasaran moneter
dengan memerhatikan sasaran laju inflasi. Agar pengendalian
moneter dapat dilakukan dengan cara operasi pasar terbuka di
pasar uang, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.
2) Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank
Indonesia mempunyai wewenang dalam melaksanakan dan
memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran. Tugas lainnya yaitu menetapkan penggunaan alat
pembayaran, mengatur sistem kliring antarbank, mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran, termasuk memberikan
penggantian dengan nilai yang sama.
3) Mengatur dan Mengawasi Bank

Bank Indonesia dalam mengatur dan mengawasi bank, memiliki


wewenang untuk menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan,
memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usahausaha tertentu, melakukan pemeriksaan terhadap bank, dan
memberikan sanksi kepada bank. Tugas pengawasan bank akan
dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
independen dan dibentuk dengan undang-undang.
B. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat
jasa yang diberikan adalah umum, artinya dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank
komersil.
Dalam bank umum terdapat beberapa keistimewaan, yaitu
kesanggupan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat
diambil sewaktu-waktu dengan cek, atau kartu ATM, mampu untuk
menciptakan atau menghapuskan daya beli yang ada di dalam
perekonomian, serta corak kegiatannya dengan memberikan
pinjaman jangka pendek. Selain keistimewaan, bank umum
memiliki beberapa fungsi pokok berikut ini :
Menghimpun dana dari tabungan masyarakat.
Memberikan pinjaman (kredit).
Menyediakan mekanisme pembayaran.
Menciptakan uang giral.

Menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar


negeri.
Menyediakan jasa trusty, seperti pengelolaan pensiun, dan
rencana pembagian laba, sebagai wali amanah serta sebagai
perantara pemindahan dan registrasi bagi perusahaan.
Menyediakan jasa-jasa keuangan dan lainnya seperti pialang,
inkaso, dan sebagainya.
Berdasarkan fungsi-fungsi bank tersebut, selanjutnya UU
Perbankan Tahun 1992 menjelaskan secara rinci usaha-usaha yang
boleh dilakukan oleh bank umum di Indonesia. Berikut ini jenis
usaha bank umum.
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan bentuk sejenis lainnya.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat berharga seperti:
surat-surat wesel,
surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya,
surat jaminan pemerintah,
sertifikat Bank Indonesia,
obligasi,
surat utang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun, dan
instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu
sampai dengan 1 tahun.

5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun


untuk kepentingan bank itu sendiri.
6. Menyediakan tempat untuk menyimpan lazim dilakukan bank
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang perbankan
dan peraturan perundangan yang berlaku.

C. Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha


berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank syariah dinamakan juga
sebagai bank tanpa bunga karena dalam menghimpun dana tidak
memberikan imbalan bunga dan dalam pinjaman tidak dipungut
bunga. Bank syariah memiliki beberapa prinsip dalam
mengoperasikan kegiatannya.
Berikut ini prinsip-prinsip dari bank syariah.
Wadiah, perjanjian antara pemilik barang dengan menyimpan
di mana pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan
menjaga keselamatan barang yang dititipkan kepadanya.
Mudharabah, perjanjian antara pemilik modal dengan
pengusaha.

Musyarakah, perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih


pemilik modal membiayai suatu usaha.
Murabahah, persetujuan jual beli suatu barang dengan harga
sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati
bersama. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran
sekaligus.
Bai Bithaman Ajil, persetujuan jual beli suatu barang dengan
harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati
bersama. Persetujuan ini termasuk jangka waktu pembayaran
dan jumlah angsuran.
Ijarah, perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua
belah pihak.
Tajri, sama seperti ijarah, namun setelah berakhir masa sewa,
pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa
dengan harga yang disetujui kedua belah pihak.
Sharf, kegiatan jual beli suatu mata uang dengan mata uang
lainnya.
Al Qarol ul Hasan, perjanjian pinjam meminjam uang untuk
membantu menerima pinjaman.
Al Baial Dayan, perjanjian jual beli secara diskonto atas
piutang tagihan yang berasal dari jual beli barang dan jasa.

Kafalah, jaminan yang diberikan kepada suatu pihak lain, di


mana pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas
pembayaran kembali suatu utang.
Rahan, menjadikan barang-barang berharga sebagai agunan
untuk menjamin dipenuhinya suatu kewajiban.
Hiwalah, pengalihan kewajiban dari suatu pihak yang
mempunyai kewajiban kepada pihak lain.
Wakalah, perjanjian pemberian kuasa kepada pihak lain untuk
mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas atas nama
pemberi kuasa.
Untuk produk-produk yang dipasarkan bank syariah pada
umumnya sama dengan jenis produk bank konvensional. Jenis
produk yang dipakai oleh bank syariah berupa giro, tabungan,
deposito berjangka, dan penerimaan dana lainnya. Perkembangan
bank syariah di Indonesia cukup menggembirakan. Selain
menggembirakan Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank syariah
milik pemerintah juga didirikan, seperti Bank Syariah Mandiri
(BSM). Sekarang ini telah banyak didirikan bank syariah sebagai
cabang dari bank konvensional, seperti Bank BNI, IFI, dan BPD.
D. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit di- bandingkan

dengan kegiatan bank umum. Berikut ini usaha- usaha yang


dilakukan BPR.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito dan tabungan.
Memberikan kredit kepada masyarakat.
Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
bagi hasil.
Dalam BPR, terdapat beberapa usaha yang tidak boleh dilakukan
oleh BPR, antara lain:
menerima simpanan berupa giro,
melakukan penyertaan modal, dan
melakukan usaha perasuransian.

b. Jenis Bank Berdasarkan Bentuk Badan Hukum


Berdasarkan bentuk hukumnya terdiri atas:
Bank Perseroan Terbatas,
Bank Perusahaan Daerah, dan
Bank Koperasi.
Jenis Bank Berdasarkan Bentuk Badan Hukum

Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu
memperoleh usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan
Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dalam undangundang tersendiri. Untuk memperoleh izin usaha sebagai Bank
Umum atau Bank Perkreditan Rakyat, suatu lembaga keuangan
wajib memenuhi persyaratan mengenai:
1. susunan organisasi dan permodalan
2. permodalan
3. kepemilikan
4. keahlian di bidang perbankan
5. kelayakan rencana kerja
Badan hukum suatu bank umum dapat berupa :
1. Perseroan terbatas
2. Koperasi
3. Perusahaan daerah
Sedangkan badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa :

1. Perusahaan daerah
2. Koperasi
3. Persereoan terbatas
4. Bentuk lain yang di tetapkan peraturan Pemerintah
Di samping itu mengingat pada saat diterapkannya UU No7 Tahun
1992 banyak terdapat lembaga-lembaga keuangan terutama di
pedesaan yang mempunyai kegiatan seperti Bank Perkreditan
rakyat, maka lembaga-lembaga keuangan tersebut di berikan status
sebagai BPR yang tata caranya di terapkan dengan Peraturan
Pemerintah. Lembaga-lembaga keuangan tersebut antara lain :
Bank Desa, lumbung Desa, Bank pasar, dan lain-lain

c. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya


Berdasarkan kepemilikannya jenis Bank terdiri atas:
Bank pemerintah,
Bank swasta,
Bank campuran,
Bank pemerintah daerah, dan

Bank syariah.
Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

Berdasarkan kepemilikannya jenis bank terdiri atas bank


pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank pemerintah daerah,
dan bank syariah.
1. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang modalnya dan keuntungannya
dimiliki oleh pemerintah. Contoh: Bank Negara Indonesia 46
(BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara
(BTN).
2.Bank Swasta Nasional
Bank milik swasta nasional seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh swasta nasional dan keuntungannya untuk swasta
pula. Contoh: Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA), Bank
Lippo, dan sebagainya.
3) Bank Milik Koperasi

Bank jenis ini kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan


yang berbadan hukum koperasi. Contoh: Bank Umum Koperasi
Indonesia.
4) Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri.
Contoh: ABN Amro, Bank of America.

Peran Bank Sentral dan Umum


A. Peran Bank Sentral

Bank sentral merupakan institusi keuangan yang didirikan dan


diberi tugas untuk mengawasi dan mengatur kegiatan institusi
keuangan lain dalam sistem finansial. Bank sentral mempunyai
peran yang sangat penting bagi suatu negara.
Berikut ini beberapa peran bank sentral bagi pemerintah.
1. Sebagai bank sirkulasi
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mencetak dan
mengedarkan uang kertas dan uang logam, yang merupakan alat
pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki
wewenang, antara lain:
menetapkan peraturan, memberikan, dan membuat izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha perbankan, melaksanakan
pengawasan serta mengenakan sanksi bila dipandang perlu
terhadap bank- bank umum;
mengatur lalu lintas pembayaran giral dan kliring antarbank;

menetapkan tingkat dan struktur bunga diskonto;


menetapkan pembatasan kuantitatif dan kualitatif atas
pemberian kredit oleh perbankan; dan
memberikan bantuan kredit likuiditas kepada bank-bank
umum.
3. Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas negara.
4. Dalam kaitannya dengan dunia internasional
Bank Indonesia melaksanakan kebijakan tukar rupiah, mengawasi,
dan mengoordinasi pembayaran internasional, mengelola cadangan
devisa, dan memelihara keseimbangan neraca pembayaran.
B. Peran Bank Umum
Sama halnya dengan bank sentral, bank umum juga memiliki
beberapa peran bagi suatu negara. Berikut ini peran bank umum.
1. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan
Bank umum sebagai penyedia jasa, baik di bidang yang ada
kaitannya dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan
keuangan. Jasa yang diberikan bank seperti pengiriman uang dari
satu tempat ke tempat lain, pembukaan letter of credit, jual beli dan
pelayanan cek perjalanan, kartu kredit, ATM, dan sebagainya.
2. Sebagai Jantungnya Perekonomian
Bank umum diibaratkan sebagai jantungnya perekonomian negara.
Uang mengalir ke dalam bank, kemudian oleh bank diedarkan
kembali ke dalam sistem perekonomian agar proses perekonomian

tetap berjalan. Proses ini berlangsung secara terus menerus.


Dengan demikian, sistem perbankan suatu negara penting bagi
perekonomian negara.
3. Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank umum berperan pula sebagai wahana untuk mengefektifkan
kebijaksanaan pemerintah melalui pengendalian jumlah uang yang
beredar. Cara bank umum mengefektifkan kebijakan moneter yaitu
dengan menjalankan kebijaksanaan bank sentral.

Lembaga Keuangan Bukan Bank


Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan yang
memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat
secara tidak langsung (non depository). Adapun perbedaan antara
bank dan lembaga keuangan bukan bank, yaitu :
Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan
lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta
melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan
Lembaga keuangan non bank (disebut lembaga keuangan
lainnya) kegiatannya difokuskan pada salah satu kegiatan
keuangan saja. Misalnya : perusahaan leasing menyalurkan
dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa
(lessee), pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman
jangka pendek dengan jaminan barang bergerak.
Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka.
Sedangkan LK Non Bank tidak dapat secara langsung
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
tabungan, dan deposito berjangka.
Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dimasyarakat.
Sedangkan LK Non Bank tidak bisa melakukan hal tersebut.
Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

1. Anjak Piutang (Factoring) yaitu badan usaha yang melakukan


kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
(Kep.Menkeu No. 1251/ KMK.013/1988 tgl. 20-12-1988)
Anjak Piutang
Apa itu Anjak Piutang?

Anjak piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu


suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan
memberikan suatu diskon.
Dalam kondisi normal, ketika perusahaan memperoleh piutang dari
customer. Piutang tersebut akan ditagihkan ke customer sehingga
dapat memperoleh kas. Ketika kas diperoleh piutang akan hilang
dan kas perusahaan akan bertambah. Itu adalah keadaan
normalnya, pada kondisi sekarang sudah terjadi perubahan dan
sudah mulai banyak perusahaan yang melakukan penjualan
piutangnya ke entitas lain. Hal ini dilakukan untuk segera
memperoleh kas, dan mempercepat cash-to-cash operating cycle.
Mengapa Perusahaan melakukan anjak Piutang?
Alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah :

Bisa jadi hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk


memperoleh kas. Ketika keadaan kas sudah menipis,
kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dana
akan berkurang, kas yang tipis bisa menjadi penghalang
kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.
Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk dikeluarkan untuk
penagihan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar.
Lebih mudah bagi perusahaan untuk menjual piutangnya dan
dengan memperoleh kas yang lebih cepat dan menghemat
waktu dan biaya untuk melakukan penagihan.
Apa Manfaat Anjak Piutang dalam Perekonomian?
Manfaat Anjak Piutang adalah:
Menurunkan biaya produksi
Memberikan fasilitas pembayaran di muka
Meningkatkan daya saing perusahaan klien
Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba
Menghindari kerugian karena kredit macet
Mempercepat proses ekonomi
Siapa saja yang terlibat dalam Transaksi anjak piutang?

Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual,


debitur, dan pihak yang membiayai (Perusahaan Anjak Piutang/
factory). Penjual atau nasabah adalah pihak yang memiliki piutang
(biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual)
dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau
lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga,
suatu lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam
bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke perusahaan
pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.
Berikut Skema Transaksi dalam aktivitas anjak piutang :

Gambar Skema Transaksi Anjak Piutang


Keterangan :
1. Supplier dan customer melakukan transaksi jual beli secara
kredit sehingga supplier memperoleh piutang dari customer.
2. Supplier melakukan penjualan piutang kepada perusahaan
anjak piutang.
3. Perusahaan anjak piutang membeli piutang dari supplier
dengan pembayaran tunai
4. Perusahaan menagih pembayaran piutang dari customer.
5. Customer melunasi hutangnya kepada perusahaan anjak
piutang.

Risiko yang dihadapi oleh perusahaan anjak piutang


Dalam anjak piutang perusahaan anjak piutang melakukan tiga
fungsi:
pemeriksaan piutang,
memberikan pinjaman (pembayaran piutang), dan
menanggung risiko.
Risiko-risiko yang bisa muncul antara lain :
Customer tidak membayar hutangnya.
Customer membayar hutangnya tetapi secara penuh.
Customer membayar hutangnya tetapi dalam jangka waktu
yang lama.
Untuk meminimalisirkan risio yang akan dihadapi, perusahaan
anjak piutang memiliki beberapa alternatif yang bisa dipakai.
Secara garis besar perusahaan anjak piutang dapat melakukan dua
hal yaitu melakukan variasi produk/perjanjian anjak piutang dan
melakukan pemeriksaan (background checking) terhadap latar
belakang perusahaan yang akan melakukan anjak piutang.
1. Variasi Produk
Ada dua ide dasar bagaimana cara membuat variasi produk yang
akan ditawarkan kepada calon nasabah yang akan melakukan anjak
piutang yaitu :

a. Memecah risiko yang ditanggung kepada nasabah


Hal ini dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya risiko
tidak dibayarnya hutang oleh debitur. Untuk itu perusahaan
memecah risikonya kepada nasabah. Dari ide ini muncul dua
bentuk anjak piutang yaitu:
Without recourse factoring Anjak piutang ini juga biasa
disebut non-recourse factoring. Dalam without recource
factoring perusahaan anjak piutang menanggung sepenuhnya
risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh
nasabah. Apabila debitur tidak melakukan pembayaran
makan perusahaan anjak piutang akan mengalami kerugian
dan tidak bisa melimpahkan kerugian tersebut kepada
nasabah.
With recourse factoring Anjak piutang dengan cara recourse
atau disebut juga with recourse factoring. Dalam with
recource factoring perusahaan anjak piutang tidak
menanggung sepenuhnya risiko atas tidak tertagihnya piutang
yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila debitur tidak
melakukan pembayaran makan perusahaan anjak piutang
dapat melimpahkan kerugian tersebut kepada nasabah.
Perusahaan anjak piutang bisa mengembalikan tanggung
jawab (recourse) pembayaran piutang kepada nasabah atas
piutang yang tidak tertagih dari debitur.
b. Memperlambat pembayaran kepada nasabah
Hal ini dilakukan untuk mengatasi lamanya pembayaran dari
debitur. Bagi nasabah inti dari anjak piutang adalah untuk
memperoleh kas dengan waktu yang lebih cepat. Dalam hal ini

perusahaan anjak piutang mengambil risiko ini dengan memajukan


waktu pembayaran piutang tersebut. Perusahaan anjak piutang
dapat menurunkan tingkat risiko ini dengan memperlambat
pembayaran kepada nasabah mendekati waktu pembayaran oleh
debitur. Contohnya: Dari pemeriksaan historical collection record
diketahui bahwa rata-rata waktu pembayaran yang dilakukan oleh
customer adalah 60 hari. Maka perusahaan anjak piutang
melakukan pembayaran kepada supplier mendekati 60 hari (40 hari
atau 45 hari). Dalam praktiknya berdasarkan cara pembayaran
anjak piutang dapat dibagi menjadi:
Advanced payment Dalam bentuk ini perusahaan anjak
piutang melakukan pembayaran di muka kepada nasabah
berdasarkan nilai faktur yang diberikan oleh nasabah.
Besarnya pembayaran dimuka diatur melalui kesepakatan
antara perusahaan anjak piutang dan nasabah. Besarnya bisa
berkisar hingga 80% dari nilai faktur.
Maturity Dalam bentuk ini perusahaan anjak piutang
melakukan pembayaran pada saat piutang tersebut jatuh
tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan
berdasarkan data historis rata-rata jatuh tempo tagihan
(faktur).
Collection Pembayaran kepada nasabah baru akan dilakukan
ketika perusahaan anjak piutang telah berhasil melakukan
penagihan terhadap debitur.
2.

Background Checking

a. Melakukan pemeriksaan historical collection record (lama


pembayaran yang dilakukan oleh customer)
Risikorisiko yang telah disebutkan diatas dapat terjadi apabila
perusahaan anjak piutang tidak mengenal background dari nasabah
ataupun debitur yang akan melakukan anjak piutang. Untuk itu
perlu diadakan pemeriksaan background perusahaan. Hal ini biasa
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan historical collection
record yang bertujuan untuk mengetahui berapa rata-rata waktu
yang diperlukan untuk memperoleh pembayaran dari debitur.
Jangka waktu bisa bervariasi antara 30-60 hari atau lebih. Semakin
lama waktu pembayaran maka semakin tinggi risiko yang
ditanggung oleh perusahaan anjak piutang.
b. Hanya mengambil nasabah dan customer yang sudah
dikenal
Untuk mengurangi risiko dari background customer yang tidak
dikenal, perusahaan anjak piutang akan lebih memilih melakukan
kerja sama dengan pihak yang sudah mereka kenal dan sudah
mereka ketahui kredibilitasnya. Biasaya dalam hal ini jenis
perusahaan anjak piutang yang bisa melakukan diversifikasi ini
adalah pihak perusahaan anjak piutang yang berbentuk bank. Bank
yang besar mempunyai nasabah dari berbagai jenis perusahaan
sehingga dapat lebih fleksibel dalam melakukan perjanjian anjak
piutang.
2. Modal Ventura (Venture Capital) yaitu badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan untuk jangka waktu tertentu (Keppres No. 61
Tahun 1988)

Modal Ventura
Apa itu Modal Ventura?

Modal ventura merupakan badan usaha yang melakukan usaha


pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka
waktu tertentu (Keppres No. 61 Tahun 1988). Penyertaan modal
atau investasi yang dilakukan biasanya berupa penyerahan modal
secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan
yang diberi penyertaan modal.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu resiko yang
tinggi namun memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis
ventura atau dalam bahasa asing disebut venture capitalist (VC),
adalah seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal
ventura.
Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga
(investor) yang tujuan utamanya untuk melakukan investasi pada
perusahaan yang memiliki resiko tinggi sehingga tidak memenuhi
persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna

memperoleh modal pinjaman dari perbankan. Investasi modal


ventura ini dapat juga mencakup pemberian bantuan manajerial
dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari
sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi,
dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana
ataupun kemitraan untuk tujuan investasi tersebut.
Jenis Pembiayaan Modal Ventura
Berikut jenis pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal
ventura.
1. Equity Financing, merupakan jenis pembiayaan langsung
dalam hal ini perusahaan modal ventura melakukan
penyertaan secara langsung pada perusahaan pasangan usaha
dengan cara mengambil bagian dari jumlah saham milik
perusahaan pasangan usaha.
2. Semi Equity Financial, merupakan jenis pembiayaan dengan
cara membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh
perusahaan pasangan usaha.
3. Mendirikan perusahaan baru dalah hal ini perusahaan
modal ventura bersama-sama dengan perusahaan pasangan
usahamendirikan usaha yang baru sama sekali.
4. Bagi Hasil, merupakan jenis pembiayaan yang ditujukan
kepada usaha kecil yang belum memiliki bentuk badan hukum
PT. Namun tidak tertutup kemungkinan dengan yang berbadan
hukum PT, apabila kedua pihak saling menginginkannya.

Ciri-ciri perusahaan modal ventura


Pembiayaan Modal Ventura Merupakan Equity.
Bentuk pembiayaan oleh perusahaan modal ventura dilakukan
dengan penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan
usaha.
Modal Ventura Merupakan Investasi Dengan Perspektif
Jangka Panjang.
Modal ventura tidak mengharapkan perolehan keuntungan
dengan memperdagangkan sahamnya secara jangka pendek
akan tetapi mengharapkan capital gain setelah jangka waktu
tertentu.
Modal Ventura Merupakan Pembiayaan Yang Bersifat Risk
Capital.
Beresiko tinggi karena pembiayaan modal ventura tidak
disertai dengan jaminan seperti halnya dengan kredit
perbankan. Resiko tinggi tersebut sebenarnya diimbangi
dengan harapan mendapatkan return yang lebih besar.
Modal Ventura Bersifat Sementara.
Meskipun pembiayaan modal ventura berupa penyertaan
saham, namun ada prinsipnya tetap bersifat sementara yaitu
misalnya ketentuan jangka waktu penyertaan modal ventura di
Indonesia maksimun 10 tahun
Keuntungan Berupa Capital Gain dan Deviden.

Keuntungan yang diharapakan diperoleh perusahaan modal


ventura terutama capital gain atau apresiasi nilai saham di
samping deviden.
Rate Of Return yang tinggi.
Bidang usaha yang umunya dibiayai oleh modal ventura
adalah yan bersifat terobosan-terobosan baru yang
menjanjikan keuntungan yang tinggi.
Tujuan dan Manfaat Modal Ventura
Pembiayaan modal ventura, di samping berorientasi untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan risiko yang tinggi
pula, juga bertujuan antara lain untuk:
Memungkinkan dan
perusahaan baru.

mempermudah

pendirian

suatu

Membantu pembiayaan perusahaan yang sedang mengalami


kesulitan dana dalam pengembangan usahanya, terutama pada
tahap-tahap awal.
Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu
produk maupun pada tahap mengalami kemunduran.
Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi
produk jadi yang siap dipasarkan.
Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri.
Mendorong pengembangan proyek research and development.

Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar


terjadinya alih teknologi.
Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu
perusahaan.
Contoh perusahaan ventura di indonesia :
Berikut beberapa perusahaan modal ventura yang sudah beroperasi
di Indonesia, antara lain :

PT Multi Investama Ventura

PT Astra Mitra Ventura

PT Freefort FinanceIndonesia

PT Bahana Artha Ventura

PT Bahana Bina Ventura

PT Ventura Investasi Utama

PT Multi Ventura Kapitalindo

PT Bhakti Sarana Ventura

PT Batavia Internasional Ventura

PT Arsi Bina Venturindo


Produk Modal Ventura
1. Penyertaan Saham Langsung
Jenis Pembiayaan ini adalah penyertaan langsung dalam bentuk
saham di Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Syarat dari
pembiayaan ini adalah PPU tersebut sudah berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), atau akan mendirikan PT bersamaan dengan
masuknya PMV.

Hasil yang diterima yang diterima oleh PMV berupa dividen


yang akan dibagikan setiap tahun dari keuntungan PPU.
Keuntungan yang akan dibagi itu akan ditentukan bersama diantara
Pemegang Saham PPU yang terdiri dari PMV dan pengusaha yang
menjadi mitra usaha.
2. Obligasi Konversi
Jenis pembiayaan ini adalah dalam bentuk obligasi yang dapat
dikonversikan ke dalam saham biasa yang dikeluarkan oleh PPU
yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
3. Pola Bagi Hasil / Partisipasi Terbatas
Jenis pembiayaan ini merupakan jenis pembiayaan yang paling
banyak digunakan oleh PMV di daerah-daerah, mengingat rata-rata
Pengusaha Kecil dan Menengah (PKM) banyak yang tidak
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pola ini dapat diterapkan
untuk PKM-PKM dengan bentuk CV, Koperasi dan Perorangan.
Jenis pembiayaan bagi hasil ini adalah suatu pola pembiayaan
dengan menentukan suatu prosentase tertentu dari keuntungan
yang diperoleh PPU setiap bulan atau periode tertentu, berdasarkan
kesepakatan antara PPU dengan PMV pada saat awal kerjasama
pembiayaan. Bagi hasil dapat diambil dari laba kotor, laba
operasional atau laba bersih yang semuanya ditentukan atas dasar
kesepakatan bersama antara PPU dan PMV. Pada pola ini PPU
tidak terbebani akan kewajiban pada PMV karena nilai bagi hasil
berbanding lurus dengan peningkatan/penurunan laba perusahaan.
Ketentuan yang harus dipenuhi dengan pola bagi hasil ini adalah
adanya laporan keuangan (Neraca, Laba Rugi, Cashflow) yang
dapat diverifikasi.

Jika Calon PPU tidak mampu mengadakan/ menyediakan


laporan keuangan, maka dapat digunakan Bagi Hasil Terkelola
yakni jumlah bagi hasil yang akan diberikan kepada PMV sudah
ditentukan di awal kerjasama pembiayaan.

3. Sewa Guna Usaha (Leasing) yaitu kegiatan pembiayaan


dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala (SK
Menkeu No.1169/KMK.01/1991 tgl. 21 Nopember 1991)

Sewa Guna Usaha atau Leasing

Di Indonesia sudah dikenal melalui surat keputusan bersama


Menteri Keuangan dan Mentri Perdagangan Repupblik Indonesia
dengan No. KEP-122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, dan
No.30/Kpb/1974 tanggal 7 februari 1974 tentang perizinan usaha
leasing.

Defenisi leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan


dalam pembiyaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal
untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah
disepakati bersama.
Adanya lembaga keuangan leasing merupakan salah satu alternatif
yang menarik bagi para pengusaha karena pada saat ini mereka
cendrung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan
operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa meperoleh
dana untuk membiayai pembelian barang-barng modal dalam
jangka waktu pengembalian antara tiga tahun atau lima tahun
ataupun lebih.
Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan keuangan fiskal
adalah transaksi capital lease diperhitungkan sebagai operational
lease pembayaran lease dianggap sebagai biaya mengurangi
pendapatan kena pajak. Tetapi tidak begitu halnya jika ditinjau dari
segi komersial.
Ada beberapa istilah yang bisa dikenal dalam leasing (sewa guna
usaha) yaitu :
Lease: suatu kontrak sewa atas penggunaan harta untuk suatu
periode tertentu dengan sewa trtentu.

Lessee: pemakaian aktiva yang akan di lease. Perusahaan atau


perorangan yang menggunakan barang modal dengan
pembiyaan dari pihak perusahaan leasing.
Lessor:copemilik dari aktiva yang akan dilease
Laese term: jangka waktu lease yang di tetap dan tidak dapat
dibatalkan.
Residual Value: nilai leased asset yang diperkirakan dapat
direalisasi pada akhir periode sewa.
Security Deposit (SD): Jaminan kas yang diminta lessoruntuk
menjamin pembayaran sewa atau kewajiban sewa lainnya.
Jenis-Jenis Leasing (Sewa Guna Usaha)
Dari jenis-jenis leasing yang ada, Maka dapat dapat diklafikasikan
kedalam beberapa jenis berikut:
1. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga
keuangan. Lessee yang akan membutuhkan suatu barang modal
menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang
dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan
supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain
yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang
tersebut kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan
kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan barang
tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor

sejumlah uang yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu


yang telah disepakati bersama.
Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga
barang yang dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta
keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease
masih bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
Direct Finance Lease Transaksi ini terjadi jika lessee
sebelumnya belum pernah memiliki barang yang dijadikan
objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor
membeli suatu barang atas permintaan lessee dan akan
dipergunakan oleh lessee.
Sale And Lease Back Sesuai dengan namanya, dalam
transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya
kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan
suatu kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan
memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki
tujuan yang berbeda dibandingkan dengan direct finance
lease. Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan
untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya.
Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back
memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa
saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkan
sesuai dengan nilai objek barang lease.
2. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian
menyewakan kepada lessee untuk jangka waktu tertentu. Dalam
praktik lessee membayar rental yang besarnya secara keseluruhan

tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh
lessor.
Di dalam menentukan besarnya pembayaran lease, lessor tidak
memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena setelah masa lease
berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup tinggi. Di
sini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi
lessee.
3. Sales type lease (Lease Penjualan)
Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang
menjual lease barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan
lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan penjualan
barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama
jangka waktu lease.
4. Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit
provider. Lessor tidak membiayai objek leasing hingga sebesar
100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%.
Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit
provider.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang
dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian
antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang berbeda.
Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross
border lease meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti
Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus.
Prosedur dan Mekanisme dalam Leasing

Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan


mekanisme yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat
diuraikan sebagai berikut:
Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang
dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjukkan
suplier peralatan yang dimakdud
Setelah lessee mengisi formulir permohonan, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk
nmemberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang
disetujui lessee
Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak
asuransi untuk peralatan yang dilease dengan perusahaan yang
disetujui lessor
Kontrak pembelian peralatan akan ditandangani lessor dengan
suplier peralatan tersebut
Suplier dapat mengirimkan peratan yang dilease ke lokasi
lessor
Lessee menandatangani tanda
menyerahkan kepada supplier

terima

peralatan

dan

Suplier menyerahkan tanda terima


Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada suplier

Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan


jadwal pembayaran

Manfaat Leasing
Manfaat dan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Bersifat fleksibel
Tidak diperlukan adanya jaminan
Capital saving
Cepat dalam pelayanan
Pembayaran ansuran lease diperlakukan sebagai biaya
operasional
Sebagai pelindung terhadapinflasi
Adanya hak opsi lessee pada akhirn masa leasing
Adanya kepastian hukum
Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk men
dapatkan aktiva bagi suatu perusahaan
Bidang/Sektor Sewa Guna Usaha

Bidang-bidang yang dapat memperoleh jasa pembiyaan sewa guna


usaha adalah manufakturing, pengangkutan, pertambangan,
kontruksi, perdagangan, pertsnian dan perkebunan, perikanan dan
pertenakan, peralatan kantor, perbengkelan, kesehatan, pariwisata,
perhubungan, kehutanan, berbagai pelayanan jasa dan lain-lain.
Terdapat sekitar 70 perusahaan sewa guna usaha yang hampir
semua berkedudukan di Jakarta dan daerah sekitarnya. Memang
tidak setiap perusahaan sewa guna usaha menawarkan barang dam
modal untuk setiap bidang usaha, namun hanya beberapa saja,
maka untuk mengefesienkan penawaran jasa pembiyaan sewa guna
usaha mereka membentuk asosiasi leasing Indonesia yang
berkedudukan di Jakarta.
Metode Pembayara Leasing
Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh lessee terdiri dari unsur
bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah.
Pembayaran bunga tersebut akan semakin kecil sejalan dengan
penurunan saldo pinjaman pokok. Pembayaran sewa dapat
dilakukan dengan mengunakan dua cara yaitu sebagai berikut:
1. Pembayanran di muka Pembayaran ansuran pertama dapt
dilakukan pada saat realisasi. Angsuran ini hanya mengurangi
utang pokok karena pada saat itu belum dikenakan bunga.

2. Pembayaran di belakang Angsuran realisasi dilakukan pada


bulan berikutnya. Angsuran ini mengandung unsur bunga
cicilan pokok.
Sangsi-sangsi
Seperti jenis pinjaman lainnya, bahwa tidak semua pinjaman
berjalan mulus atau berjalan dengan prosedur yang ada, sekalipun
sudah melalui prosedur yang benar. Halini disebabkan oleh banyak
faktor. Begitu pula dengan perusahaan leeasingjelas tidak semua
barang dan modal yang dibiayai akan terlunasi sesuai rencana.
Oleh karena itu perlu ada tindakan lebih lanjut bagi lessee yang
lalai berupa sangsi-sangsi yang telah disepakati.
Sangsi-sangsi yang dinerikan pihak lessor kepada pihak lessee
apabila lessee ingkar janji atau tidak memenuhi kewaiban kepada
pihak lessor sesuai perjanjian yang telah disepakati adalah sebagai
berikut :
Berupa teguran lisan supaya melunasi
Jika teguran lisan tidak digubris, maka akan diberi teguran
tertulis
Dikenakan denda sesuai perjanjian
Penyitaan barang yang dipegang oleh lessee.
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin
banyakperusahaan yang terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin
banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia bisnis, maka semakin
banyak kebutuhandana dan modal yang harus dipenuhi oleh

berbagai perusahaan. Hal tersebut mendorong industry bisnis yang


bergerak dalam bidangpembiayaan yang disebut lembaga
pembiayaan.
Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan
karenayang dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu
badan usahayang di dalam melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaandana atau barang modal dengan tidak menarik
dana secara langsung darimasyarakat. Sedangkan leasing adalah
setiap kegiatan pembiayaanperusahaan dalam bentuk penyediaan
barangbarang modal untukdigunakan oleh suatu perusahaan,
untuk jangka waktu tertentu, berdasarkanpembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagiperusahaan tersebut
untuk membeli barangbarang modal yangbersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang
telah disepakati bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk
salahsatu jenis lembaga pembiayaan karena leasing membiayai
perusahaandalam bentuk penyediaan barang modal.

4. Pasar uang (money Market) sama halnya dengan pasar modal,


yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
Hanya bedanya modal yang ditawarkan dipasar uang adalah
berjangka waktu pendek. Dipasar ini transaksi lebih banyak
dilakukan dengan mengunakakn media elektronika, sehingan
nasabah tidak perlu datang secara langsung.

Pasar Uang

Definisi Pasar Uang

Pasar uang adalah pasar tempat suatu pihak meminjam dana dari
pihak lain pada tingkat suku bunga tertentu dan biasanya untuk
berjangka waktu di bawah satu tahun. Jangka waktu pinjaman bisa
bervariasi, mulai dari satu hari sampai satu tahun. Pinjaman yang
berjangka lebih dari satu tahun digolongkan sebagai pasar hutang.
Dilihat dari jenis mata uangnya, pasar uang dapat dibagi menjadi
pasar domestik dan pasar valuta asing. Pasar uang dikatakan
efisien bila dapat melakukan transfer uang dari surplus ke unit
deficit dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat serta biaya
yang sangat rendah.
Pasar uang memiliki beberapa fungsi yang penting dalam kegiatan
ekonomi, yaitu fungsi likuiditas, fungsi sebagai sarana penyaluran
kebijaksanaan (channel for implementing policies), fungsi
informasi, accumulation of wealth, serta allocation of wealth.
Resiko Pasar Uang
Pasar uang selain berpeluang menghasilkan keuntungan juga
mengandung kemungkinan timbulnya resiko yang harus
ditanggung investor baik resiko ekonomi maupun nonekonomi.
(Goeltom, 2000). Resiko ekonomi terdiri atas :

Risiko Pasar (market risk, interest arte atau exchange rate


risk), yaitu resiko yang timbul akibat fluktuasi harga, suku
bunga dan pergerakan nilai tukar
Risiko penanaman kembali (reinvestment risk), yaitu resiko
karena mengalihkan investasi
Risiko gagal bayar (default risk), yaitu resiko yang timbuil
karena pembayaran yang tidak terpenuhi pada saat tagihan
jatuh tempo
Risiko fundamental (fundamental risk), yaitu resiko akibat
perubahan kondisi makro ekonomi, moneter, fiskal, dan
kebijakan pemerintah lainya
Sementara itu resiko non-ekonomi antara lain dipengaruhi oleh
situasi sosial, politik dan bencana alam.
Lokasi dan Mekanisme Pasar Uang
Dalam era modern sekarang ini transaksi-transaksi yang terjadi di
pasar uang umumnya dilakukan secara langsung melalui media
telephone electronic data link. Transaksi-transaksi tersebut
dinamakan Over The Counter Transaction. Pelaku-pelakunya
dapat melakukan transaksi pada pasar didalam negeri (domestic)
atau luar negeri yang tidak membutuhkan bentuk pasar yang riil.
Transaksi pada pasar uang dapat dilakukan selama 24 jam
diseluruh dunia sehingga memungkinkan pemilik dana menaruh
modalnya pada pasar yang memberikan tingkat suku bunga yang
tinggi. Sementara itu peminjam dapat mencari pinjaman pada pasar
yang menawarkan tingkat suku bunga yang termurah.

Adanya fleksibilitas waktu dalam mengakses pasar uang serta tidak


dikenalnya batas antar Negara membuat pasar uang sebagai tempat
yang menarik untuk menempatkan dan meminjam dana bagi
pelakunya. Semakin banyak pelaku dan semakin besar tingkat
persaingan diantara yang meminjamkan dana peminjam, maka
kecenderungan akan terbentuk suku bunga yang efisien baik dilihat
dari yang meminjamkan maupun peminjam. Kondisi ini disebut
market liquidity.
Seperti pengertian pasar lainnya, pasar uang adalah suatu pasar
tempat terjadi pertemuan antara penjual dan pembeli yang
kesepakatannya membentuk harga barang atau jasa. Pada pasar
uang, harga yang terbentuk dinamakan suku bunga. Hukum
permintaan dan penawaran juga berlaku di pasar ini. Bila
permintaan akan dana meningkat, maka suku bunga akan naik.
Demikian sebaliknya, bila supply dana naik karena banyak orang
menaruh dana di pasar uang, maka suku bunga akan turun .
Ciri-ciri Piranti Pasar
Piranti-piranti pasar uang biasanya memiliki tingkat keamanan
yang tinggi dan umumnya diterbitkan dalam unit yang besar,
misalnya dengan kelipatan USS 1 juta atau lebih di pasar uang
Amerika Serikat. Piranti-piranti yang diperdagangkan biasanya
mempunyai jatuh tempo atau jangka waktu transaksi dari satu hari
sampai dengan 365 hari, tetapi secara umum jatuh tempo pirantipiranti pasar uang tersebut dibawah tiga bulan. Di samping itu,
pada secondary market yang aktif, biasanya piranti yang belum
jatuh tempo diperdagangkan dengan aktif pula. Berbeda dengan
pasar securities atau commodities exchange, pasar uang tidak

mempunyai lokasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut,


transaksi-transaksi dipasar uang dilakukan dengan mempergunakan
telephone, reuters dan computer. Disamping itu pasar tersebut
dapat diakses baik secara domestic maupun secara internasional.
Pelaku-Pelaku dari kegiatan pasar uang
Beberapa pelaku utama yang terlibat dalam kegiatan pasar uang,
antara lain bank-bank komersial, pemerintah, perusahanperusahaan swasta, perusahan-perusahan pemerintah, future
market exchange, brokers dan dealers, serta bank sentral.
1. Bank-Bank Komersial
Ada tiga peran bank-bank komersial dipasar uang (Cook dan
LaRoche, 1998). Pertama, bank kpmersial menjadi lembaga
perantara dari unit surplus kepada unit deficit yang membutuhkan
dana untuk membiayai investasi atau kredit dan untuk memenuhi
ketentuan kewajiban giro minimum yang harus mereka peihara
pada bank sentral. Kedua, bank-bank komersial dipasar uang
adalah sebagai dealer dipasar over the counter interest
ratederivatives yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir,
khususnya dinegara-negara yang telah maju pasar uangnya, seperti
Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Ketiga, bank komersial pada
pasar uang adalah pemberi jasa free base income.
2. Pemerintah
Pemerintah pusat dan daerah dibanyak Negara membutuhkan dana
telangga (bridgingfunds) yang besar untuk membiayai proyekproyek pemerintah karena adanya perbedaan waktu antara
pemerintah dari pajak maupun pemerintaqh lainnya dengan
pengeluaran yang harus dilakuakan. Di jepang misalnya,

pemerintah menerbitkan surat-surat berharga jangka pendek dan


obligasi guna pembiayaan sementara dari proyek-proyek
pemerintah.
3. Perusahaan-Perusahaaan
Perusahaan-perusahan nonfinansial institution dan non blank
financial business menghimpun dana dari pasar uang dengan
menerbitkan surat-surat berharga jangka pendek berupa unsecured
promisorry notes.
4. Government-Sponsored Enterprises dan Short term
Investment Pools
Government sponsored enterprises adalah perusahhan-perusahaan
swasta yang bergerak pada bidang keuangan (financial
intermediaries)yang terkait erat dwengan pemerintah federal.
5. Money Market Mutual Funds (MMFs)
MMFs umumnya beroperasi dalam bentuk perusahaan-perusahaan
broker dan kelompok reksadana (mutual funds group). Mereka
membeli surat-surat berharga jangka pendek dari pasar uang dan
kemudian menjual kembali kepada individu-individu, perusahaan,
dan penanaman modal institusi (institusional investor) berupa
share. MMFs mulai berkembang sejak awal 1980-an dan 1990-an,
sejalan dengan maraknya perkembangan industri reksadana di
Amerika Serikat.
Individu-individu adalah investor utama dari MMFs ini.
Perusahaan-perusahaan brokers dan mutual funds group adalah
kelompok-kelompok yang utama dalam menyediakan jasa money
market mutual funds. Sejak diperkenankanyya perbankan di
Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan reksadana . pada tahun

1980an peranan perbankan dalam usaha ini semakin meningkat


dari tahun ketahun.
6. Money Market funds
Money Market Funds (MMFs) adalah sejenis perusahaan
reksadana yang diatur dalam undang-undang Pemerintah Amerika
Serikat tempat perusahaan-perusahaan tersebut melakukan
kegiatan investasi pada surat-surat berharga yang beresiko rendah.
(US Securities and Exchange Commision, 2003). Risiko investasi
masa MMF lebih rendah dibandingkan dengan resiko melakukan
investasi pada perusahaan reksadana. MMF biasanya melakukan
investasi pada surat-surat berharga milik pemerintah, certificate of
deposits, commercial paper, dan surat-surat berharga lainnya yang
liquid dan aman.
7. Short terms investment funds (STIFs)
STIFs dikelola oleh bank trust department untuk mengelola
berbagai account kemudian dana yang ada tersebut digunakan
untuk membeli surat-surat berharga pasar uang. Portfolio dari
STIFs di Amerika Serikat diatur oleh Comproller of the Currency
yang mensyaratkan bahwa sekurang-kurangnya 80 % dari portfolio
investasi yang dilakukan harus pada surat-surat berharga yang
jatuh tempo tidak lebih dari 91 hari, serta minimal 20 % dari nilai
funds asset harus berbentuk kas, dan asset lainnya yang jatuh
tempo sehari berikutnya.
8. Local Goverment Investment Pools (LGIPs)
Local Government Investment pools adalah investment pools yang
dibentuk oleh Negara-negara bagian di Amerika Serikat sehingga
memungkinkan pemerintah daerah atu local untuk memebeli
piranti-piranti pasar uang dalam jumlah besar. Tujuan investasi

adalah untuk mengoptimalkan dana itu sementara. Dana


pemerintah daerah tadi biasanay dikelola oleh state treasures
office. Dana yang diinvestasikan tadi harus bersifat jangka
pendek , biasanya satu hari.
9. Future Exchanges
Ada dua bentuk future exchange yang dikenal secara umum, yaitu
money market future contracts dan future options. Money market
future contract adalah persetujuan untuk membeli atau menjual
surat-surat berharga piranti pasar uang pada tingkat harga da
tanggal tertentu yang telah disepakati. Piranti money market future
contrac yang secara aktif diperdagangkan adalah Treasury Bills
berjangka waktu tiga minggu dan deposito Eurodollar berjangka
waktu tiga bulan. Sementara money market future options
memberikan hak kepada pemegangnya (bukan kewajiban) untuk
membeli atau menjual money market future contract pada harga
tertentu dan sebelum tanggal tertentu.
10. Dealers dan Brokers
Dealers menggunakan piranti repo untuk membiayi inventori
mereka berupa surat-surat berharga (securities) yang mereka
miliki. Para dealer juga berfungsi sebagai perantara diantara pelaku
dalam pasar repos, dengan memberikan pinjaman kepada yang
membutuhkan dan melakukan pinjaman dari pihak yang memiliki
surplus dana.
Sementara itu brokers dalam kegiatannya memepertemukan
pembeli dan penjual untuk jasa itu brokers mendapat jasa (rokers
free).
11. Bank Sentral

Bank sentral merupakan pelaku utama pada pasar uang mengingat


salah satu tugas utamanya adalah menjaga stabilitas moneter dan
harga melalui pengendalian jumlah liquiditas di pasar.
Piranti-Piranti Pasar Uang

Secara garis besar ada dua cara untuk membedakan piranti-piranti


pasar uang (Reuters, 2001). Pertama dengan melihat apakah piranti
pasar uang tersebut dapat diperjual belikan atau tidak. Dengan
metode ini, piranti pasar uang dapat dibagi dua kelompok, yaitu
money market deposits dan negotiable paper. Kedua, dengan
membedakan bagaimana piranti pasar uang tersebut memberikan
pendapatan kepada investor. Dengan cara kedua ini, piranti pasar
keuangan dapat dibedakan dengan coupon bearing instruments,
discount instruments, serta piranti pasar uang derivative.
1. Coupon Bearing Instruments
Coupon bearing Instrument biasanya juga disebut interest bearing
karena semua piranti-piranti pasar uang dalam model ini dikaitkan
dengan pembayaran suku bunga. Ada tiga jenis coupon bearing
instrument yang digunakan dalam pasar uang, yaitu :
Money Market Deposits--------Non-negotiable instruments

Certificate of Deposits---------- Negotiable Instruments, dan


Repurchase aggrement (Repo)-------Negotiable Instruments
2. Money Market Deposit
Ada money market deposits dikenal dua jenis piranti yang tersedia
pada pasar antara bank (interbank market) yakni :
Fixed Deposit, yaitu tingkat suku bunga dan tanggal jatuh
temponya (maturity date deposit) telah disepakati pada waktu
transaksi disetujui
Notice atau call seposit, yaitu tingkat suku bunga dan
tanggal jatuh tempo dapat berubah-ubah dan bila akan
diputuskan/berakhir, maka dana tersebut berlaku efektif pada
beberapa hari kemudian
3. Certificate Deposits (CD)
Certificate deposit adalah suatu negotiable receipt for funds yang
didepositkan pada suatu bank atau institusi keuangan lainya
dengan jangka waktu tertentu dan tingkat bunga tertentu yang
diterima dimuka. Certificate deposit dapat diperjualbelikan karena
merupakan piranti yang negotiable dan tidak menyebutkan nama
pemilik. Certificate deposit berbeda dengan deposito yang
menyebutkan nama pemilik, sehingga CD merupakan nonnegotiable instrument.
Besar kecilnya suku bunga yang dibayarkan pada CD
tergantung dari beberapa factor, antara lain jenis mata uang dari

CD, tingkat suku bunga antar bank, dan tingkat kesehatan bank
yang menerbitkan CD tersebut. Bagi investor, CD tersebut dapat
disimpan hingga jatuh tempo atau dijual dipasar pada harga yang
berlaku sebelum jatuh tempo.
4. Repurchase agreement (Repos)
Repo adalah suatu perjanjian antara dua counterparties yang salah
satu pihak setuju untuk menjual piranti pasar uang kepada pihak
lain pada tanggal dan harga tertentu dan sekaligus setuju untuk
membeli kembali pada tanggal dan harga tertentu pula. Piranti
yang diperjual belikan dengan syietem ini biasanya pirantinya yang
digunakan oleh bank sentral untuk kebijakan moneter dalam
mengontrol jumlah uang beredar. Dipihak lain, bagi investor
piranti inin bertujuan untuk alternative portfolio investasi. Pasar
repo yang terbesar adalah di Amerika Serikat yaitu perdagangan
Treasury Bills Overnight.
5. Discount instruments
Piranti pasar uang dengan metode diskonto ini sama dengan bunga
dibayar dimuka, yaitu selisih dari harga piranti instrument pada
waktu membeli dikurangi dengan nilai pada saat jatuh tempo.
Ada tiga piranti utama negotiable discount instrument yaitu :
Treasury Bill (T-Bill)
Bill of Exchange / Bankers Acceptance (BA), dan
Commercial papar

6. Treasury bill (T-bill)


T-bill adalah short time negotiable bill of exchange yang
diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan
pembangunan (Reatures, 2001). Di Amerika Serikat lelang dari Tbill pemerintah dilakukan oleh Federal Reserve pada setiap hari
senin dan kamis untuk T-bill yang mempunyai jatuh tempo 13 dan
16 minggu, dan setiap bulan untuk lelang T-bill yang berjangka
waktu 52 minggu. Sementara itu di Inggris T-bill yang dilelang
adalah untuk berjangka waktu 91 dan 182 hari.
7. Surat-surat berharga Perusahaan (Commercial paper/CP)
Commercial paper adalah unsecured promissory notes jangka
pendek yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan dan Negara.
Bagi perusahaan-perusahaan besar yang bonafid penerbit CP untuk
membiayai kegiatan mereka jauh lebih murah dan efisien
dibandingkan dengan meminjam dari bank.
Bagi perusahaan penerbit CP, mereka dengan cara cepat dan
efisien menghimpun dana melalui biaya pendaftaran yang relative
murah pada Securities Exchange Commision (SEC) dengan
menjual paper baik secara langsung maupun melalui independent
dealers. Sementara itu investor akan mendapatkan alternative
investasi yang menghasilkan pendapatan yang cukup kompetitif
dan maturity yang sesuai dengan keinginan mereka.
Commercial paper menjadi instrument pasar hutang yang
cepat berkembang terutama di Amerika Serikat baik bagi investor
maupun bagi pihak yang membutuhkan dana. Commercial paper
tumbuh dengan rata-rata 14% per tahun sejak tahuin 1970-1999
dengan total outstanding USD 1.528 miliar pada akhir tahun 1999.

Di Amerika Serikat penerbitan surat-surat berharga (securities)


diatur oleh Securities Act 1933 dengan mewajibkan penerbitnya
mendaftarkan securities dimaksud pada securities Exchange
Commision (SEC). Namun undang-undang tersebut memberi
pengecualian terhadap sutar-surat berharga yang diterbutkan
dengan memenuhi criteria tertentu. Pertama securities tersebut
harus mempunyai jangka waktu lebih rendah dari pada sembilan
bulan atau 270 hari.
Commercial paper umumnya diterbitkan dengan jangka waktu
antara 5-35 hari dengan rata-rata 30-35 hari. Penerbit sering
memperpanjang CP yang diterbitkan sehingga pembiayaan
dilakukan hampir bersifat permanent. Kedua surat berharga (notes)
yang diterbitkan tadi tidak untuk masyarakat umum. Oleh karena
investor
CP
umumnya
adalah
lembaga-lembaga
keuangan/perusahaan, maka CP yang diterbitkan biasanya dengan
nominal kelipatan besar yaitu USD 1 juta. Ketiga, hasil dari
penerbitan CP tersebut digunakan untuk pembiayaan current
transactions termasuk pembiayaan biaya-biaya operasional dan
harta lancer (current assets), seperti piutang dan inventories.
Sama seperti Treasury bill, CP adalah piranti pasar uang yang
dijual secara diskonto. Investor membeli surat berharga (notes)
tersebut dengan harga lebih rendah dari nilai nominal CP tersebut
yang akan diterima pada saat jatuh tempo. Selisih antara nilai
nominal yang akan diterima investor pada saat jatuh tempo dengan
harga beli tersebut dinamakan diskonto.
Pada periode awal penerbitannya hingga 1980an, CP
diperdagangkan dengan menggunakan kertas secara fisik
(certificate) yang dipegang oleh investor sampai saat jatuh tempo.
Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, perdagangan
CP tidak menggunakan certificate lagi tetapi secara pembukuan
(book entry) melalui computer. Dengan menggunakan system

tanpa kertas (paperless) ini, biaya pengiriman dan vertifikasi


certificate dapat dihemat sehingga lebih meningkatkan efisiensi
transaksi CP.
8. Eurodollars
Eurodollars adalah dana yang dihimpun bank-bank dalam
denominasi USD, tetapi tidak tunduk terhadap ketentuan
perbankan Amerika Serikat. Sebagian besar piranti ini berada di
luar Amerika Serikat, tetapi sejak tahun 1981 non- US residents
yang dapat dimiliki deposito pada IBFs.
Pada mulanya deposito USD yang tidak tunduk pada
ketentuan perbankan Amerika Serikat tersebut terdapat hampir
disebagian besar Negara-negara di eropa karena pemilik dana takut
pada dana yang mereka miliki dibekukan oleh pemerintah Amerika
Serikat. Namun kegiatan Eurodollar tersebut kini menyebar ke
banyak Negara antara lain Hongkong, Jepang, Singapore, Bahama,
Bahrain dan Kanada.
9. Forward Rate Agreement (FRAs)
Forward rate agreement dapat didefinisikan sebagai suatu kontrak
diantara dua pihak ketika mereka sepakat atas tingkat suku bunga
tertentu yang akan ditetapkan untuk pinjaman/deposit untuk masa
mendatang dengan kesepakatan :
Nominal serta jenis mata uangnya
Tanggal tertentu dari pinjaman/deposit yang akan ditarik atau
ditempatkan, dan
Jatuh temponya

Dalam FRA penyelesaian transaksi tersebut hanya selisih dari


perbedan tingkat suku bunga yang terjadi. Jadi tidak ada pinjaman
yang terjadi dan komitmen untuk meminjam atau meminjamkan
dana.
10. Interest Rate Swaps (IRS)
Interest rate swaps adalah suatu transaksi derivative antara dua
pihak untuk melakukan swaps pembayaran bunga atas pinjaman
yang sama dengan tingkat suku bunga yang berbeda, biasanya
yang satu bersifat tetap (fixed) dan yang lainnya mengambang
(floating). Dalam kontrak tersebut, biasanya mata uang yang
dipakai dalam pertukaran sama dan pembayaran dilakukan secara
neto. Dengan kata lain, pembayaran dilakukan atas selisih negativ
antara cast aut flow (payments) dan cast inflow.
Interest rate swap memberikan manfaat bagi penggunaanya
dalam mengkonversi exposurennya terhadap suku bunga tetap
(fixed) menjadi mengambang (float) atau sebaliknya. Contoh IRS
sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pihak A melakukan pertukaran arus kas dengan pihak B dengan
pokok nominal sebeswar USD 10.000.000, A merupakan pihak
yang menerima floating rate dan membayar fixed rate (receive
float,pay fixed) dengan patokan floating rate sebesar suku bunga
LIBOR ditambah 30 basis points (LIBOR + 30 bps). Sebaliknya
pihak B merupakan pihak yang berlawanan (counterpart) dan
karenanya menerima pendapatan tetap (fix) dan membayar float
(receive fixed, pay float) dengan patokan suku bunga tetap sebesar
7,19 %.

Bila LIBOR rate untuk enam bulan sebesar 6,45 %, maka transaksi
yang terjadi adalah sbb:
Pihak A,
fixed rate
= (Pokok nominal)(jangka waktu/365)(tingkat
suku bunga/100
= (USD 10.000.000)(182/365)(7,19/100) = USD 358.515,06
Pihak B,
floating rate
= (pokok nominal)(jangka waktu/365)(tingkat
suku bunga/100)
=(10.000.000)(182/365)(6,45+0.30)/100 = USD 500.479,45
Pembayaran neto adalah USD 500.479,45 USD 358.515,06 =
USD141.964,39 ketika pihak A membayar kepada pihak B.

5. Koperasi simpan pinjam membuka usaha bagi para


anggotanya untuk menyimpan uang yang sementara belum
digunakan. Oleh petugas koperasi uang tersebut dipinjamkan
kembali kepada para anggota yang membutuhkanya.
Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam dikelola dengan cara yang sama dengan

koperasi pada umumnya hanya saja ada beberapa bagian teknis


yang berbeda. Konsep dasar yang digunakan dalam koperasi harus
dipahami terlebih fahulu oleh pengurus anda bisa melihat posting
tentang manajemen koperasi untuk mengetahui lebih jauh tentang
konsep dasar pengelolaan koperasi.

Manajemen Koperasi Simpan Pinjam


Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan
pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk
penyaluran pinjaman terutama darai dan untuk anggota. Pada
perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak
saja anggota tetapi juga masyarakat luas.
Kegiatan dari Sisi pasiva. Koperasi simpan pinjam dilihat dari
aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari
anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa
berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa
berbentuk pinjaman modal.
Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi
simpasn pinjam atau ksp serta usp untuk memperoleh laba dengan
cara mengalokasikan dari hasil dari penghimpunan yang disalukan
kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di
kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjam bisa di rinci
sebagai berikut :
1. Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani
penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai
dengan ketentuan serta kesepakatan.

2. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang


terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima
kembali secara bertahap.
Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga
penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang. Lantas
bagaimana praktek dalam pengelolaan sebuah koperasi simpan
pinjam? dalam hal ini anda akan dihadapkan pada 2 kasus yaitu
detail kegiatan arus kas masuk dan arus kas keluar.
Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam

Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus


melakukan penghimpunan dana. Dana2 tersebut bisa uang yang
masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika
dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk hutang
berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman
yang diterima koperasi simpan pinjam sednagkan yang bersumber
dari kekayaan bersin diantaranya berasal dari sumber simpanan
wajib anggota dan simpanan sukerela, cadangan umum serta sehu
di tahun berjalan.
Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah
simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan

adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota,


koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk
tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan
sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang
merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis
simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi
KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP).
Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan
yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, Yaitu
tabungan dan simpanan berjangka.
Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
1. Simpanan Pokok (KSP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan
atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib (KSP)
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
3. Tabungan Koperasi

Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang


penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya
hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau
kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap
saat pada hari kerja Koperasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota
berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah:
Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh
pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan
atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan
perjanjian.
Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari
partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna
jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya kedudukan
yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di
tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain
misalnya karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun
buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan' tabungan dapat
meliputi :
Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada
hari kerja;

Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan)


dan setoran minimal selanjutnya;
Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus
pemilik tabungan;
Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik
tabungan atau yang diberikan kuasa;
Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan
kepada penyimpan;
Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu
misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang
lainnya;
Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian
pembukuan.
4. Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan
koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum
jangka waktu tersebut berakhir.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka


dapat meliputi:
Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan
terlebih dulu untuk menjadi penabung.
Jumlah setoran minimal.
Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga
sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut.
Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir
bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.

6. Perusahaan penggadaian merupakan lembaga keuangan yang


menyediakan pasilitas pinjaman dengan fasilitas jaminan
tertentu. Nilai jaminan menentukan besarnya nilai pinjaman.
Sementara ini usaha pengadaian ini secara resmi masih
dilakukan oleh pemerintah.
Perusahaan Pegadaian
Pengertian Pegadaian

Menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai


adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergaak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada
orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau
oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang
yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
berpiutnag untuk menggunakan barang bergerak yang telah
diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di
Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan
kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150
di atas .
Tugas Pokoknya adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas
dasar hokum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan
lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan
kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.
Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di lapangan bahwa terdapat
lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang
dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya.
Pimpinan
Kegiatan usaha Perum Pegadaian dipimpin sebuah dewan direksi
yang terdiri dari seorang direktur utama dan beberapa direktur.
Masa jabatan dari masing-masing anggota dewan direksi adalah 5

(lima) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir yang


bersengkutan dapat diangkat kembali.
Di samping dewan direksi yang bertugas menjalankan dan
mengelola kegiatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai
sebuah dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk
mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha Perum Pegadaian agar
selalu sesuai dengan ketemtuan yang berlaku dan dapat
merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam
bidangpendanaan atas dasar hukum gadai.
Dewan pengawas juga bertanggung jawab untuk mengawasi
pengelolaan keuangan perum pegadaian agar badan usaha ini tidak
mengalamikerugian yang dapat memberatkan keuangan negara.
Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat dan
diberhentikan oleh presidan atas usul Menteri Keuangan dibantu
oleh sebuah Direktorat Jenderal.
Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan
kegiatan usahanya berasal dari :
1. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
2. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini
(sekitar 80% dari total dana jangka pendek yang dihimpun)
3. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada
rekanan, utang kepada nasabah, utang pajak, biaya yang masih
harus dibayar, pendapatan diterioma dimuka, dan lain-lain)

4. Penerbitan obligasi
5. Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua)
kali menerbitkan obligasi yang jangka waktunya masingmasing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada tahun 1993
sebesar Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya adalh
pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai
tahun 1994 total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp
50 miliar.
6. Modal sendiri, modal sendiri yang dimiliki oleh Perum
Pegadaian terdiri dari:

Modal awal yakni kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp


205 miliar
Penyertaan modal pemerintah
Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

Pihak Yang Terlibat dalam Perusahaan Pegadaian


1. Nasabah

Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan


atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang
menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank
syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan.
Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di
Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk investasi.
2. Petugas Penaksir
Petugas Penaksir adalah pihak dari perusahaan pegadaian yang
menaksir nilai dari setiap barang yang digadaikan nasabah pada
perusahaan pegadaian. Penulis pent.
3. Kasir
Pemegang kas (uang); orang yg bertugas menerima dan
membayarkan uang.
Fasilitas Yang Diberikan oleh Perusahaan Pegadaian
1. Pendanaan kegiatan operasional

Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang


tidak kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk : gaji pegawai,
honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.
2. Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk
pembiayaan datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang
telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk
aktiva ini, karena memang ini merupakan kegiatan utamanya.
Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan
keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk mendapatkan
penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan
inilah yang merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian
dalam menghasilkan keuntungan, meskipun tetap ,dimungkinkan
untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti
investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
3. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai
kegiatan operasional maupun belum dapat disalurkan kepada
masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk
investasi jangka pendek dan menengah. Investasi ini dapat
menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun
penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang
diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum
Pegadaian dapat memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang
property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini
biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang
(developer), kontraktor, dan lain-lain.

7. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak


dalam bidang pertanggungan. Setiap nasabah diberikan polis
asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan
perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dengan
menggantikanya apabila nasabahnya terkena musibahatau
terkena resiko seperti yang telah diperjanjikanya.
Asuransi
Apa itu Asuransi ?

Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang


(KUHD) Republik Indonesia : "Asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu" Sedangkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang pertanggungan. Setiap nasabah
diberikan polis asuransi yang harus dibayar sesuai dengan
perjanjian dan perusahaan asuransi akan menanggung kerugian
dengan menggantikanya apabila nasabahnya terkena musibahatau
terkena resiko seperti yang telah diperjanjikanya.
Prinsip-prinsip Pokok Asuransi

Ada beberapa prinsip-prinsip pokok Asuransi yang sangat penting


yang harus di penuhi baik oleh tertanggung maupun penanggung
agar kontrak/perjanjian Asuransi berlaku (tidak batal). Adapun
prinsip-prinsip pokok Asuransi tersebut sbb:
Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)
Prinsip kepentingan yang dapat di Asuransikan (Insurable
Interest)
Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)
Prinsip Subrogasi (Subrogation)
Prinsip Kontribusi (Contribution)
Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)
Beberapa Produk Asuransi
1. Asuransi Kerugian
Menutup pertanggungan untuk kerugian karena kerusakan atau
kemusnahan harta benda yang dipertanggungkan karena sebab sebab atau kejadian yang dipertanggungkan (sebab - sebab atau
bahaya - bahaya yang disebut dalam kontrak atau polis asuransi).
Dalam asuransi kerugian, penanggung menerima premi dari
tertanggung dan apabila terjadi kerusakan atau kemusnahan atas
harta benda yang dipertanggungkan maka ganti kerugian akan
dibayarkan kepada tertanggung.

Adapun yang termasuk produk dari asuransi kerugian, antara lain


sebagai berikut :
Asuransi Kebakaran
Asuransi Angkutan Laut
Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi Kerangka Kapal
Construction All Risk (CAR)
Property / Industrial All Risk
Asuransi Customs Bond
Asuransi Surety Bond
Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi Kesehatan
Produk Asuransi Kerugian Dalam Program Asuransi Sosial;
Asuransi Kecelakaan Diri yang dikeluarkan oleh PT Jasa
Raharja dan Asuransi Kesehatan dan Tabungan Hari Tua yang
dikeluarkan oleh PT JAMSOSTEK
Produk Asuransi Jiwa Dalam Program Asuransi Sosial;
Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua bagi pegawai
negeri dan ABRI yang diselenggarakan oleh PT. TASPEN dan
PT ASABRI
dan lain lain

2. Asuransi Jiwa
Menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumlah santunan
karena meninggal atau tetap hidupnya seseorang dalam jangka
waktu pertanggungan. Dalam asuransi jiwa, penanggung menerima
premi dari tertanggung dan apabila tertanggung meninggal, maka
santunan (uang pertanggungan) dibayarkan kepada ahli waris atau
seseorang yang ditunjuk dalam polis sebagai penerima santunan.
Adapun yang termasuk produk dari asuransi jiwa, antara lain
sebagai berikut :
Asuransi Jiwa Murni (Whole Life Insurance)
Asuransi Jiwa Berjangka Panjang
Asuransi Jiwa Jangka Pendek (Term Insurance)
dan lain-lain

8. Dana Pensiun merupakan perusahaan yang kegiatanya


mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja arau
perusahaan itu sendiri.
Dana Pensiun

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan


menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.

Dana Pensiun terdiri dari:


1. Dana Pensiun Pemberi Kerja, adalah Dana Pensiun yang
dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan
karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi
kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai
peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap Pemberi
Kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan, adalah Dana Pensiun yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang
terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank
atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, adalah Dana Pensiun
Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang
didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan
pemberi kerja.

9. Pasar Modal pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi


antara pencari dana (emiten) dengan para penanam modal

(Investor). Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah


efek-efek seperti saham dan obligasi (modal jangka panjang)
Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai


instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1
tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan
berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar


Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja
dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham,
obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat
dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan
karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran
Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan menggantikan peran
Bank Indonesia dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta untuk melindungi konsumen industri jasa
keuangan.
Tujuan Dibentuknya OJK
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:

terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan

mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Tugas dan Wewenang OJK


1. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:

kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan

kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa
keuangan lainnya.

2. Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:

menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;

menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan
dan pihak tertentu;

menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;

menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan
kekayaan dan kewajiban; dan

menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

3. Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:

menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;

mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;

melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap
Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;

melakukan penunjukan pengelola statuter;

menetapkan penggunaan pengelola statuter;

menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan

memberikan dan/atau mencabut: izin usaha; izin orang perseorangan; efektifnya pernyataan pendaftaran;
surat tanda terdaftar; persetujuan melakukan kegiatan usaha; pengesahan; persetujuan atau penetapan
pembubaran; dan penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan.

Uang dan Bank

A.
Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara
barter.
Barter
merupakan
pertukaran
barang
dengan
barang.
1.
Sejarah
Uang

Pada lingkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan


kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang
disebut barter atau dikenal dengan istilah innatura. Pertukaran innatura ini bisa terjadi apabila terdapat dua
orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik.
Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia, sistem barter ini mengalami kesulitan yaitu

sebagai
berikut
:
a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang dingginkan dan juga mau menukarkan
barang
yang
dimilikinya
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang
seimbang
atau
hampir
sama
nilainya.
c.
Kesulitan
karena
barang
yang
akan
dipertukarkan
tidak
bisa
dibagi-bagi
Bahan yang memnuhi syarat-syarat uang adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut
dengan uang logam (metalic money). Uang logam emas dan perak juga disebut full bodied money, artinya nilai
intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut).
Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut
juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa, melebur. Menjual dan memakainya dan setiap orang
mempunyai
hak
tidak
terbatas
dalam
penyimpanan
uang
logam.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mempermudah tukar
menukar
dalam
kehidupan
ekonomi
masyaratkat.
Berdasarkan definisi tersebut, maka uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Disenangi
dan
dapat
diterima
secara
umum
b.
Tahan
lama
dan
tidak
mudah
rusak
c.
Nilainya
tetap
dalam
jangka
waktu
yang
lama
d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan atau di bawa kemana-mana tanpa kesulitan
e.
Mudah
dibagi
tanpa
mengurangi
nilai
f.
Memiliki
satu
kualitas
saja
g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan
2.
Fungsi
Uang
Secara umum yang memiliki fungsi sebagai pernatara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk
menghindarkan perdagangan cara barter. Pada dasarnya fungsi uang mencakup tiga fungsi, yaitu sebagai berikut
:
a. Alat tukar
1. Tahan lama
2.

Diterima tanpa keraguan

3. Ringan dan mudah dibawa


4. Nominalnya harus dapat dipecah-pecah
5. Tidak mudah dipalsukan

b.
Satuan
hitung
Sebagai satuan hitung untuk mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai satu barang dalam mata uang.
Tanpa adanya fungsi satuan hitung, kita akan sulit membandingkan harga barang satu dengan yang lainnya.
Dengan skala yang lebih luaws, tanpa adanya uang sebagai satuan hitung, orang akan kesulian membandingkan
harga
satu
rumah
dengan
rumah
yang
lain,
dan
lain
sebagainya.
c.
Alat
penimbun
kekayaan
Uang juga merupakan penimbun kekayaan. Banyak orang yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam
bentuk uang yang disimpan di rumah untuk atau dibank dalam bentuk tabungan tau deposito.

B.
Sejarah
Bank
dan
Pengertian
Bank
1.
Sejarah
Bank
Kata bank berasal dari bahasa Itala, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja dalam
sejarah bank pertama kali digunakan sebagai temapt menukar uang. Karena itu bank pertama kalinya adalah
tempat pertukaran uang. Pada tahapan berikutnya, fungsi bank diperankan oleh para pandai besi (goldsmith)
yang menyediakan jasa penyimpan uang emas dan perak untuk menghindari pencurian. Untuk membuktikan
bahwa seseorang telah menitipkan uang, dia diberi selembar kertas yang lebih populer dengan nama goldsmith
notes. Goldsmith notes dapat disamakan dengan uang giral dewasa ini. Dengan lembar kertas itu, transaksi jual
beli uang emas bisa dilakukan dengan mudah oleh glodsmith dan penyimpan uang.
2.
Pengertian
Bank
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank Politic, memberi pengertian bahwa bank adalah
suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang sendiri maupun yang dipinjam dari
orang
lain,
dan
mengedarkan
alat
penukar
berupa
uang
kertas
dan
uang
giral.
3.
Jenis
Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk badan hukum, dan kepemilikan.
a. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya
1. Bank sentral/Bank Indonesia.

Pengertian bank Indonesia

UU no. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan UU no 3 Tahun 2004, bank
Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas di atur dalam undang-undang
ini (pasal 4 ayat 2).

Tujuan bank Indonesia

Tujuan bank Indonesia di tetapkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa terhadap mata uang negara
lain.

Tugas/peran bank Indonesia

Tugas
pokok
bank
Indonesia
sebagai
berikut.
(1)
Menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
moneter.
Sebagai otoriter moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasran ekonomi makro lainnya, baik
dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan
menetapkan sasaran operasional, ayitu uang primer base money. Untuk melaksanakan tugas di bidang moneter,
bank Indonesia memiliki alat-alat canggih yang dikenak\l dengan piranti moneter. Piranti tersebut adalah
operasi pasr terbuka, penentu tingkt diskonto dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan reserve
requirement.
Berkaitan dengan perannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan nilai tukar,
mengelola
cadangan
devisa,
dan
berperan
sebagai
lender
of
the
lats
resort.
(2)
Mengatur
dan
menjaga
kelancaran
sistem
pembayaran
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas lain Bank Indonesia yang tidak kalah pentingnya
adalah mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran antara lain, dengan jalan memperluas,

memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Sistem
pembayaran tunai menyangkut pencekakan dan peredaran uang agar jumlah denominasi, kelayakan, maupun
keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dpat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan
pembagian
aktifitas
ekonomi.
Sementara sistem pembayaran nontunai menyangkut peredaran uang yang pada umumnya dalam bentuk giral
dan produk-produk perbankan lainnya, baik melalui proses kliring antar bank maupun memakai alat kredit.
Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan antara lain sistem klering
elektronik Jakarta (SKEJ), penetapan kliring Tto, bank Indonesia layanan Informasi dan transaksi antar bank
secara elektronik (BI-Line), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dan sistem trasnfer dalam US$.
(3)
Mengatur
dan
mengawasi
bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi bank, BI menetapkan peraturan memberikan dan mencabut izin
atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank dan dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dn mencabut ijin usaha bank, BI juga
dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, serta memberikan ijin kepada
bank
untuk
menjalankan
kegiatan-kegiatan
usaha
tertentu.
Di bidang pengawasan, BI melakukan pengawasan langsing on site supervision maupun tidak langsung,
pengawasan langsung bik dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila
diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporanlaporan
yang
disampaikan
oleh
bank.
2)
Bank
umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan memberikan
pinjaman serta jasa lalulintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Usaha dan fungsi bank
umum
meliputi
hal-hal
berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito,
tabungan
dan
lainnya.
b)
Memberikan
kredit
dan
menerbitkan
surat
pengakuan
utang.
c) Membeli, menjual , atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya,
terdapat
hal-hal
berikut.
(1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak boleh lebih lama
dari
kebiasaan
dalm
perdagangan
surat-surat
yang
dimaksud.
(2) Surat pengakuan utang dan kertas dgang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan
dalam
perdagangan
surat-surat
yang
dimaksud.
(3)
Kertas
perbendaharaan
negara
dan
surat
jaminan
pemerintah.
(4)
Sertifikat
Bank
Indonesia
(SBI)
dan
obligasi.
(5)
Surat
dagang
berjangka
waktu
sampai
dengan
satu
tahun.
d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
e) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan sarana komunikasi
seperti
surat
maupun
dengan
wesel,
cek
atau
sarana
lainnya.
f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga.
g)
Menyediakan
tempat
untuk
menyimpan
barang
dan
surat
berharga.
h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
i) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek.
j) Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua atau sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada nbank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
k) Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang sesuai
dengan
undang-undang
dan
ketentuan
yang
ditetapkan
oleh
Bank
Indonesia.

3)
Bank
syariah
Bank syariah adalah bank yang dikelola dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari suatu
transaksi ekonomi. Bank syariah memperoleh penerimaan melalui cara-cara yang dibenarkan ileh syariat Islam.
Pada hakikatnya cara-cara tersebut mirip dengan mekanisme jual beli pada umumnya. Namun semua aktifitas
ekonomi yang dibenarkan oleh syariat Islam adalah yang memenuhi beberapa hal berikut.
a)
Bersifat
produktif
Prinsip yng utama dari ekonomi Islam adalah fokus pada kegiatan ekonomi riil.
Artinya, ekonomi Islam memandang bahwa semua aktifitas ekonomi harus produktif. Inilah sebabnya mengapa
bunga yang merupakan pendapatan tak produktif (imbalan atas ,odal, bukan dari penggunaan modal) tidak
diperbolehkan
dalam
perbankan
syariah.
b)
Tidak
eksploitatif
Artinya kegiatan ekonomi tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak dan mengirbankan pihak lain.
Kedua belah pihak harus sama-sama diuntungkan. Hak kepemilikan adalah menurut azas kemanfaatan, bukan
penguasaan.
c)
Berkeadilan
Dalam prinsip keadilan, tidak boleh ada transaksi ekonomi yang merugikan pihak-pihak yang terlibat baik
secara
langsung
maupun
tidak
langsung.
d)
Tidak
bersifat
spekulatif
Dalam prinsip syariah, spekulasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat atau mubazir. Spekulasi
dianggap sebagai perjudian dan mengakibatkan orang yang melakukannya terancam kemiskinan. Uang atau
barang
yang
dispekulasikan
pun
menjadi
tidak
produktif
dan
bermanfaat.
e)
Anti
riba
Masih banyak perdebatan apakah bunga termasuk ke dalam riba yang diharamkan oleh syariat Islam. Akan
tetapi Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa terakhirnya telah memutuskan bahwa bunga bank termasuk riba.
Riba sebenarnya adalah tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu barang yang dipinjam, ketika
barang
tersebut
dikembalikan.
4)
Bank
perkreditan
rakyat
Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman pad masyarakat.
a)
Usaha
(1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lain
yang
dipersamakan
dengan
itu.
(2)
Memberikan
kredit.
(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan
yang
ditetapkan
dalam
peraturan
pemerintah.
(4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
atau
tabungan
pada
bank
lain.
b)
Larangan
BPR
dilarang
karena
berikut:
(1) Menerima soimpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.
(2)
Melakukan
kegiatan
usaha
dalam
valuta
asing.
(3)
Melakukan
penyertaan
modal.
(4)
Melakukan
usaha
perasuransian.
(5)
Melakukan
usaha
lain
di
luar
kegiatan
usaha
yang
telah
ditentukan.
c)
Izin
usaha
BPR izinnya dizinkan oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan bank Indonesia.
d)
Sasaran
Sasaran layanan BPR adalah kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai dan

pensiunan.
e)
Fungsi
Selain sebagian penghinmpunan dan penyalur dana masyarakat, BPR juga membantu petanii dari lintah darat.
b. Pembagian bank menurut badan hukum
Menurut badan hukum, bank dibedkn menjadi bank yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT), Firma,
koperasi dan perusahaan perorangan.
c. Pembagian bank menurut kepemilikan
Berdasarkan faktor kepemilikan, bank dibedakan atas bank pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank
milik pemerintah daerah dan bank syariah.
1) Bank pemerintah adalah bank yang modalnya berasal dari pemerintah dan bertugas meningkatkan
kesejahteraaan masyarakat. Contoh: BTN.
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Umumnya bank tersebut
bertujuan mencari laba. Contoh: Bank Mega, Bank Niaga, dan Bank NISP.
3) Bank campuran adalah bank yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya dimiliki
swasta. Contohnya: Bank DKI, BPD Sumbar (Bank Nagari) dan BPD Jawa Barat (Bank Jabar).
d. Produk perbankan
1) Kredit pasif
Kredit pasif yaitu cara-cara bank menghimpun dana dari masyarakat.
a) Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya hanya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro.
b) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
c) Deposito on call adalah simpanan yang tetap berada di bank selama deposan tidak membutuhkannya. Jika
ingin mengambil simpanan, deposan lebih dahulu memberitahukan kepada bank.
d) Deposito automatic roll over adalah deposit yang jatuh tempo tetapi belum ditarik oleh deposan dan
bunganya langsung diperhitungkan secara otomatis.
2) Kredit aktif
Kredit aktif yaitu cara bank menyalurkan dana ke masyarakat.
Kredit Rekening Koran (RIK) adalah bank memberi jaminan kepada nasabah yang dapat diambil sebagian
sesuai kebutuhan.
Kredit reimburse (letter of credit L/C) adalah pinjaman kepada nasabah yang dapat diberikan kepada nasabah
dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut dapat diperdagangkan setelah di akseptasi.
Kredit dokumenter adalah pinajaman yang diberikan kepada nasabah setelah nasabah menyerahkan dokumen
pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal.
Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah untuk membeli
surat-surat berharga dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai jaminannya.
C. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah imbuhan ke-an. Bijak artinya pandai, mahir atau selalu
menggunakan akal budi. Sedang kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya keuangan atau
mengenali keuangan. Jadi menurut arti katanya kebijakan moneter adalah kepandaian mengenai keuangan.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh penguasa moneter (bank Central atau bank
Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar atau daya beli uang. Caranya adalah dengan
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan diskonto, rasio
cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar. Perubahan jumlah
uang ini pada akhirnya akan memengaruhi kestabilan moneter agar lebih kondusif pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan kesempatan kerja, perbaikan

neraca pembayaran dan perbaikan kualitas kerja.


1. Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengn
bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter adalah
sebagai berikut.
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali dan
berkesinambungan. Artinya pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang
dan jasa yang tersedia.
b. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang jasa. Interaksi jumlah
uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Adakalnya harga itu naik atau turun
tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau harga
cenderung naik terus menerus maka orang akan membelanjkan seluruh uangnya yang justru mengakibatkan
gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Jika junlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa maka perekonomian akan stabil. Pada
keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan
pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara
mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, maka harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah
sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan
memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
B. Jenis dan Instrumen Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu tight money policy dan easy money policy.
1. Tight Money Policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga , menjyal SBI, menaikan cadangan kas,
dan membatasi pemberian kredit.
2. Easy Money Policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk menambah
jumlah uang beredar. Kebikjakan uang longgar ini dapat berupa penurunan tingkat suku bunga (kebijakan
diskonto), penurunan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan kelonggaran pemberian kredit.

Anda mungkin juga menyukai