Anda di halaman 1dari 106

Bank & Lembaga Keuangan

BAB 1

LEMBAGA KEUANGAN
BANK DAN NON BANK

2
Pengertian lembaga keuangan bank

sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan


kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia
banca berarti tempat penukaran uang.

Peran Penting Lembaga Keuangan

Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekanisme pembayaran


antara pelaku – pelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan
(transmission role).
Jenis-jenis lembaga keuangan bank:

• 1. Bank Umum (Konvensional dan Syariah),dan


2. Bank Perkreditan Rakyat (Konvensional dan Syariah).

1. Bank Umum
2.
Bank Umum menurut Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992
tentang perbankan sebagaimana diperbaharui dengan UU nomor
10 Tahun 1998, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3.
2. Bank Umum Konvensional

Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam


lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum,
dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial
bank).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan :
a) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
3. Simpanan Deposito (Time Deposit)
b) Menyalurkan dana ke
masyarakat (Lending) c) Memberikan jasa-jasa
dalam bentuk : bank lainnya (Services)
seperti :
Transfer (Kiriman Uang)
1. Kredit Investasi Inkaso (Collection)
2. Kredit Modal Kliring (Clearing)
Save Deposit Box
Kerja Credit/Debit Card
3. Kredit Valas (Bank Notes)
Bank Garansi
Konsumsi Referensi Bank
Bank Draft
Letter of Credit (L/C)
Traveller’s Cheque
Jual beli surat-surat berharga
13. Pelayanan payment point seperti
Pembayaran pajak, telepon, air, listrik, Biaya
Pembayaran Ibadah Haji (BPIH), uang kuliah,
gaji/pensiun/honorarium, deviden, kupon, bonus/hadiah,
tantiem, dll.
14. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan
atau menjadi : Pinjaman emisi (underwriter), Penjamin
(guarantor), Wali amanat (trustee), Perantara
perdagangan efek (pialang/broker), Perdagangan efek
(dealer), Perusahaan pengelola dana (invesment
company)
15. Jasa-jasa lainnya.
Biasanya bentuk-bentuk badan hukum bank umum
konvensional yaitu : persero, perseroan daerah, koperasi
dan perseroan terbatas.
B. Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah adalah BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah:
1. Menerima simpanan dana dari masyarakat dalam bentuk :
a. Giro berdasarkan prinsip wadi’ah;
b. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah;
c. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah; atau
d. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah.
2. Menyalurkan dana dalam bentuk :
a. Piutang dengan prinsip jual beli meliputi
- mudharabah;
- isthishna;
- ijarah;
- salam.
• Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana
dimaksud dalam kegiatan usaha Bank Umum di atas;
• Melakukan usaha perasuransian;
• Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam kegiatan usaha Bank
Umum di atas;
• Melakukan kegiatan usaha secara konvensional.
Berdasarkan bentuk hukumnya bank ini dapat berupa
perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi.

Larangn melakukan kegiatan-kegiatan:


b. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil:

- mudharabah;
- musyarakah;

c. Pembiayaan berdasarkan prinsip qardh:

1. Membeli, menjual dan atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan prinsip jual-beli atau
hiwalah.
2. Membeli surat-surat berharga Pemerintah dan atau BI yang diterbitkan atas dasar Prinsip
Syariah;
3. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah;
4. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga dengan prinsip wakalah;
5. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan prinsip
wadi’ah yad amanah, DLL.
Pengertian lembaga keuangan non bank :

Lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan
produktif.
Fungsi lembaga keuangan non bank :
• Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
• Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana )
dalam usaha patungan
• Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
Peran – peran lembaga keuangan non bank :
• Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa
• Memperlancar distribusi barang
• Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
Jenis-jenis lembaga keunagan non bank:

• Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam


penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian.
Contohnya:
• Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : badan hukum yang mengelola
dan menjalankanprogram
• Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga
• Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk
• pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang.
• Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah
dengan jaminan barang
Sejarah dan Perkembangan Lembaga
Keuangan Bank dan Non Bank
• Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda, didirikan sebuah Bank di Batavia dengan nama
De Javasche Bank. Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian
pemerintahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasikan dan
berganti nama menjadi Bank Indonesia.

• Pendrian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R. Aria Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto,
tahun 1896. R. Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan). Tujuan pendirian
bank ini adalah untuk membantu peranggotaannya agar tidak jatuh ke tangan yang suka memeras rakyat.

• Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan
Eropa. Usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Bila ditelusuri sejarah dikenalnya
perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalama perjalanan sejarah kerajaan dimasa
dahulu penukaran uang dilakukan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lain. Kegiatan penukaran ini
sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta Asing (Money Changer). Dalam perkembangan selanjutnya,
kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang sekarang ini kegiatan
simpanan. Kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat,
oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Pengenalan system keuangan di Indonesia

Dalam dunia perbankan di Indonesia kurang waktu belakangan ini


mengalami berbagai macam perubahan. Ada 4 macam periode yang terjadi di
Indonesia:
• Periode 1988 – 1996
Dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988, antara lain berupa
relaksasi ketentuan permodalan untuk pendirian bank baru telah menyebabkan
munculnya sejumlah bank umum berskala kecil dan menengah. Pada akhirnya,
jumlah bank umum di Indonesia membengkak dari 111 bank pada Oktober
1988 menjadi 240 bank pada tahun 1994-1995, sementara jumlah Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat drastis dari 8.041 pada tahun 1988
menjadi 9.310 BPR pada tahun 1996.
• Periode 1997 – 1998
Bank Indonesia, pemerintah dan jasa lembaga-lembaga internasional
berupaya keras menanggulangi krisis tersebut, antara lain dengan
melaksanakan rekapilitasasi perbankan yang menelan dana lebih dari Rp 400
triliun terhadap 27 bank dan melakukan pengambilalihan kepemlikan terhadap 7
bank lainnya.
Langkah yang dilakukan sehubungan
dengan itu:
• Memperkuat kerangka pengaturan dengan menyusun rencana implementasi yang jelas untuk
memenuhi 25 Basel Core Principles For Effective Banking Supervision yang menjadi standard
internasional
• Meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran dengan mengembangkan Real Time Gross
Settelements (RTGS)
• Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat
• Merekstrukturisasi kredit macet
• Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bank BUMN dan bank yang direkap
• Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru
2002 - sekarang
Bebagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program
stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk
yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif, serta kerjasama produk dengan
lembaga lain.
BAB 2
Perkembangan
Perbankan &
Arsitektur Perbankan
di Indonesia (API)
Langkah-langkah untuk menanggulangi
krisis keuangan dan perbankan:

• Penyediaan likuiditas kepada perbankan atau dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI)
• Merekapilitalisasi bank yang memiliki dampak yang signifikan terhdap kebijakannya
• Menutup bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan
• Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri perbankan seperti
Bank Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
• Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan melalui penetapan
Undang-undang No 23/1993

Periode 1999 - 2002

Krisis perbankan demikian parah pada kurun waktu 1997-1998 memaksa pemerintah dan
Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan
stabilitas sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis.
Kondisi Sebelum Deregulasi
Masa Kolonial (Wilayah Hindia-Belanda)
• Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana
investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik
colonial
• Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaanperusahaan
besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank,pemindahan dana, dll
• Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke
negara penjajah
• Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak dari
perusahaan penjajah maupun dari masyarakat pribumi, untuk
kemudian dikirim ke negara penjajah
• Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai
kegiatan pemerintah kolonial.
Kondisi Setelah Deregulasi

Kebijakan Deregulasi yang terkait dengan dunia perbankan:

a. Paket 1 Juni 1983


b. Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI
c. Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan
SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI
d. Paket 27 Oktober 1988
e. Paket 20 Desember 1988
f. Paket 25 Maret 1989
g. Paket 29 Januari 1990
h. Paket 28 Februari 1991
i. UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
j. Paket 29 Mei 1993 tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank
Kondisi saat krisis ekonomi

Indonesia

Pada Juni 1997, Indonesia mulai mengalami pengaruh krisis Thailand. Tidak seperti
Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari US$900 juta,
cadangan devisa lebih dari US$20 milyar, dan sektor perbankan yang berjalan dengan baik.
Namun sayangnya, ternyata banyak perusahaan Indonesia yang meminjam ke luar negeri atau
berutang dalam bentuk dolar AS. Pada Juli 1997 saat Thailand mengambangkan nilai tukar Baht,
Rupiah mulai menunjukkan tren bearish. Pada 14 Agustus 1997, Pemerintah RI mengganti
kebijakan pertukaran mengambang teratur dengan pertukaran mengambang bebas, akibatnya
Rupiah terperosok semakin dalam. IMF kemudian datang dengan paket “bantuan” US$23 milyar,
tapi tetap saja rupiah semakin anjlok lebih dalam lagi karena adanya pembayaran utang swasta
luar negeri yang jatuh tempo, permintaan US$ yang sangat tinggi di pasar, dan penjualan rupiah
besar-besaran. Pasar uang dan bursa efek Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan
September 1997. Moody’s menurunkan peringkat utang jangka panjang Indonesia menjadi “junk
bond”.
Pasca krisis ekonomi

KBRN, Jakarta: Kondisi ekonomi Indonesia pasca Pidato kenegaraan dan pengantar
nota keuangan 2014, mengalami sorotan serius. Sejumlah pihak bahkan sudah
membandingkan kondisi eokonomi sekarang dengan krisis ekonomi 1997 – 1998.

Kurs mata uang rupiah pada Bank Indonesia kemarin, relative stabil dibandingkan
penutupan hari sebeumnya, dan berada di bawah angka sebelas ribu rupiah. Akan
tetapi kita tidak tahu, berapa juta dollar per hari yang harus dikeluarkan oleh Bank
Indonesia untuk membelia Rupiah di pasar uang.

Sejumlah pihak memang sangat mengkhawatirkan jatuhnya nilai rupiah terhadap


Dollar Amerika. Mereka khawatir krisis ekonomi 1997 - 1998 akan terjadi
lagi. Kejatuhan nilai mata uang local terhadap dollar amerika juga terjadi di India
dalam beberapa pekan belakangan ini.

Bahkan nilai rupee terus merosot hingga memangkas 12 persen nilainya selama
beberapa pekan terakhir. Thailand, sebagai Negara di ASEAN dengan kondisi
perekonomian cukup baik, kini juga mengalami resesi ekonomi.
Kondisi perbankan saat ini

JAKARTA

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kondisi perbankan saat ini relatif
aman, kendati nilai tukar rupiah sudah mencapai 14.200 lebih per dolar AS.
Sedangkan jika rupiah menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS, kredit bermasalah (NPL)
perbankan berpotensi meningkat.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menjelaskan, seperti
halnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), LPS juga melakukan
stress test. Namun, stress test yang dilakukan adalah untuk menguji kesiapan LPS
dalam menghadapi risiko pelemahan rupiah. “Kalau stress test yang dilakukan BI dan
OJK lebih mengarah pada kesiapan industri perbankan,” jelas dia ditemui di sela
acara peluncuran Tabungan Simpel di Jakarta, Selasa (8/9).
Pengertian arsitektur perbankan indonesia

Arsitektur Perbankan Indonesia (disingkat API)


adalah kerangka dasar sistem perbankan Indonesia
yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tanggal
tanggal 9 Januari 2004.[1] API diluncurkan sebagai
salah satu upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam
rangka membangun kembali perekonomian Indonesia
melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan
Inpres No. 5 Tahun 2003[2], dimana API menjadi salah
satu program utama dalam buku putih tersebut.
Enam pilar

Untuk mempermudah pencapaian API maka Bank Indonesia menetapkan enam sasaran
yang ingin dicapai yang dituangkan ke dalam enam pilar yang saling terkait satu sama lain[3],
yaitu:

Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional.
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko.
Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan
nasional.
Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang
sehat.
Salah satu kegiatan dalam dalam program API pilar ke-5 ini adalah rencana pembentukan Credit
Bureau yang kemudian diberi nama Biro Informasi Kredit[4]
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Program kegiatan API

1. Program penguatan struktur perbankan nasional


2. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan
3. Program peningkatan fungsi pengawasan
4. Program peningkatan kualitas manajemen dan
operasional perbankan
5. Program pengembangan infrastruktur perbankan
6. Program peningkatan perlindungan nasabah
Tahap-tahap implementasi api

1. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional


2. Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
3. Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
4. Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan
Operasional Perbankan
5. Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
6. Program Peningkatan Perlindungan Nasabah
BAB 3

BANK SENTRAL /
BANK INDONESIA (BI)
Tujuan Bank Indonesia (BI)

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar
tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi perbankan dialihkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan mengawasi perbankan tetap
berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan secara
makro
Tugas Bank Indonesia (BI)
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Dalam hal ini, Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju
inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang.
a. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah
persentasi tertentu dari kewajiban segeranya.
c. Peran sebagai Lender of The Last Resort
Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya
mismatch dalam pengelolaan dana
d. Kebijakan Nilai Tukar
Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas
moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi.
e. Pengelolaan Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri Pemerintah dan bank-bank devisa, yang
harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.
f. Kredit Program
Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, pemberian kredit program
yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran

Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank


Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnahkan uang dari peredaran.

3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank


Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas
yang penting khususnya dalam rangka menciptakan system perbankan
yang pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijkan moneter..
Peran sebagai Lender of The Last Resort

Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia
dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan
likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut
berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas
tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

Kebijakan Nilai Tukar


Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas
moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang
kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.
Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem
nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978,
dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997.
Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar
sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan
permintaan.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di
pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
BAB 4

OTORITAS JASA
KEUANGAN
Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah
lembaga pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri
perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan
asuransi. Tujuan dibentuknya OJK yaitu untuk mengatasi kompleksitas keuangan
global dari ancaman krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari
efisiensi di sektor perbankan dan keuangan lainnya.
Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai suatu
lembaga pengawasan sektor keuangan di Indonesia yg perlu diperhatikan, karena ini
harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas
Jasa Keuangan tersebut. Pada dasarnya OJK mempunyai fungsi dan tujuan dalam
pembentukannya, seperti yang sudah dijelaskan dalam pengertian OJK sendiri.
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan:

• Mengawasi aturan main yang sudah


dijalankan dari forum stabilitas keuangan.
• Menjaga stabilitas sistem keuangan.
• Melakukan pengawasan non-bank dalam
struktur yg sama seperti sekarang.
• Pengawasan bank keluar dari otoritas BI
sebagai bank sentral dan dipegang oleh
lembaga baru.
Peranan OJK mengawasi Investasi Jangka Panjang Maksimal dengan
Turut Intervensi dalam Pokok Perjanjian Invesrasi Jangka Panjang (IJP)

Permasalahan yang banyak terjadi adalah ketika investor selaku


konsumen atas IJP ini menyepakati Perjanjian dalam IJP yang umumnya
menggunakan bahasa hukum yang sulit untuk dimengerti konsumen awam.
Solusinya adalah OJK dapat :
1. mengintervensi atau mengadakan supervisi terhadap klausul-klausul
perjanjian IJP yang akan di distribusikan Lembaga Keuangan melalui agen-
agennya 3.
2. melakukan seleksi yang ketat dan standarisasi agen-agen Oleh
karena itu OJK sebagai lembaga pengawas, harus menerapkan dengan 2
pendekatan dalam melaksanakan fungsi regulatornya, yakni
Contohnya : OJK sudah mengeluarkan Surat Edaran mengenai Penetapan
Tarif Premi dan Biaya Akuisisi Asurans
Sejarah terbentuknya OJK

Sejarah terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan secara history adalah membentuk lembaga khusus untuk melakukan
pengawasan perbankan telah dimunculkan semenjak diundang-undangkannya UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia. Dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa tugas pengawasan terhadap Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sector jasa keuangan yang
independen, dan dibentuk dengan Undang-Undang. Dengan melihat ketentuan tersebut, maka telah jelas tentang pembentukan lembaga
pengawasan sector jasa keuangan independen harus dibentuk. Dan bahkan pada ketentuan selanjutnya dinyatakan bahwa pembentukan
lembaga pengawasan akan dilaksanakan selambatnya 31 Desember 2002, dan hal tersebutlah yang dijadikan landasan dasar bagi
pembentukan suatu lembaga independen untuk mengawasi sektor jasa keuangan.

Otoritas jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengwasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sector Perbankan, sector Pasar Modal, dan sector IKNB.

Dengan melihat kehadiran OJK nantinya dapat dimaksudkan untuk menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of
power) yang selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah. Akan tetapi meskipun
OJK memliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh fungsinya tidak akan tumpang tindih, sebab OJK secara organisatoris
akan terdiri atas tujuh dewan komisioner. Kewenangan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia akan dikurangi, namun Bank
Indonesia masih mendampingi pengawasan. Kalau selama ini mikro dan makro prudensialnya di Bank Indonesia, nanti OJK akan fokus
menangani mikro prudensialnya.
BAB 5

BANK UMUM & BANK


PERKREDITAN RAKYAT
Fungsi & Usaha bank umum

Fungsi Pokok Bank Umum


• Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi;
• Menciptakan uang melalui penyaluran kredit/pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dan investasi;
• Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat;
• Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana atau wali amanat kepada
individu dan pengusaha;
• Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional;
• Menyediakan jasa penyimpanan barang-barang berharga;
• Jasa-jasa lainnya,misalnya kredit card,trafeler check,transfer dana dsb.
Usaha Bank Umum

1. Menghimpun dana mmasyarakat dalam bentuk simpanan,berupa giro,deposito berjangka,sertifikat


deposito,tabungan dan atau dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit dan atau pembiayaan berdasrkan prinsip syariah
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli,menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :
• Surat-surat Wesel,termasuk wesel yang diaseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
• Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan;
• Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
• Sertifikat Bank Indonesia;
• Obligasi
• Surat dagang berjangka waktu sampai satu tahun
• Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun.
5. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri atau nasabah;
6. Menempatkan dana pada,meminjam dana dari atau meminjamkan dana kepada bank lain baik dengan
menggunakan surat,sarana telekomunikasi,maupun dengan wesel unjuk,cek atau sarana lain;
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
8. Menyediakan penyimpanan barang dan surat berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasar suatu kontrak;
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang tidak
dicatat di bursa efek;
11. Melakukan anjak piutang,usaha kartu kredit;
12. Melakukan kegiatan penyertaan modal;
13. Melakukan kegiatan Penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit;
14. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun.
Fungsi BPR

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan


berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan
pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank
Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
Usaha Bank Perkreditan Rakyat

• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk


simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
• Memberikan kredit.
• Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan Prinsip Syariah,sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
• Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan atau tabungan pada bank lain
Jenis – Jenis Bank umum
Jenis – Jenis BPR
Perbedaan Bank Umum & BPR
• Bank Pengkreditan Rakyat, yaitu bank dengan kegiatan usaha yang dilaksanakannya
secara konvensional atau berdasarkan dari prinsip Syariah sendiri di mana pada
kegiatannya tidak ikut memberikan jasa sebagai lalu lintas pembayaran.

• Bank Umum, yaitu bank dengan kegiatan usaha yang dilakukannya secara
konvensional berdasarkan dari prinsip Syariah sendiri kegiatannya meliputi
pemberian jasa sebagai lalu lintas pembayaran.

• Usaha Bank umum, meliputi perhimpunan dana yang ada pada masyarakat melalui
bentuk simpanan, seperti deposito berjangka, giro, tabungan, sertifikat deposito dan
bentuk kegiatan lainnya yang sama seperti contoh tersebut.

• Usaha BPR, meliputi perhimpunan dana yang ada pada masyarakat berbentuk
simpanan, seperti tabungan, deposito berjangka maupun bentuk kegiatan lainnya
yang sama.
BAB 6

SUMBER &
PENGGUNAAN DANA
BANK
Penghimpunan Dana

adalah suatu kegiatan usaha yang


dilakukan bank untuk mencari dana
kepada pihak deposan yang nantinya
akan disalurkan kepada pihak kreditur
dalam rangka menjalankan fungsinya
sebagai intermediasi antara pihak deposn
dengan pihak kreditur.
Sumber- Sumber Penghimpun
Dana
Perbankan syari’ah merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola dan
menyalurkan dana. Oleh sebab itu, bank syari’ah membutuhkan sumber-sumber
dana yang akan dikelola. Adapun sumber-sumber dana di bank syari’ah antara lain:

1. Modal, yaitu dana yang diserahkan oleh pemilik. Pada akhir priode tahun buku,
setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan
memperoleh bagian dari hasil usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Dana
modal dapat dipergunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan dan
sebagainya.selain itu, modal juga dapat dipergunakan untuk hal-hal yang produktif,
yaitu disalurkan menjadi pembiayaan.

2. Titipan

3. Investasi
Penggunaan Dana

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank


akan menjadi beban bila dibiarkan begitu
saja tanpa ada usaha alokasi untuk
tujuan-tujuan yang produktif.
Pertimbangan penggunaan dana :

1) Risiko dan Hasil

2) Jangka Waktu dan Likuiditas


Alternatif Penggunaan Dana :

1. Cadangan Likuiditas
Cadangan likuiditas ini terdiri dari 2 kategori :
1) Cadangan primer
Aktiva ini ditujukan untuk memenuhi ketentuan reserve requirement
yang ditentukan oleh bank sentral dan juga untuk kegiatan sehari-
hari.
2) Cadangan sekunder
Ditujukan untuk memenuhi likuiditas jangka pendek yang
sebelumnya dapat diperkirakanseperti penarikan simpanan dan
pencairan kredit serta memperoleh penerimaan.
BAB 7

PRODUK PERBANKAN
(LANDING, FUNDING
& JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Transfer:
adalah pemindahan dana antar rekening disuatu
tempat ketempat yang lain,baik untuk n kepentingan
nasabah (debitur/nondebitur) dan atau untuk
kepentingan bank itu sendiri. Remitter, yaitu pihak yang
mengajukan permohonan pengiriman uang.
Inkaso:
adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran
atas surat/document berharga kepada pihak ketiga di tempat atau
kota lain di dalam negeri. Surat atau dokumen berharga yang dapat
diproses adalah wesel, cek bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep
dan hadiah undian.
Bank Garansi:
adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima
jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin tidak
dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji.
Leter Of Credit:
adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas
permintaan pembeli/importer yang ditunjukkan kepada
penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/conforming bank dengan
menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu
apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tersebut dipenuhi.
Letter of credit merupakan jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk
memperlancar atau mempermudah pelayanan arus barang. Baik arus barang
dalam negeri (antarpulau) maupun arus barang antarnegara (eskpor-impor).
Wali Amanat:
adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang Efek bersifat utang atau sukuk untuk
melakukan penuntutan baik di dalam maupun di
luar pengadilan, yang berkaitan dengan
kepentingan pemegang efek bersifat utang atau
sukuk tersebut tanpa surat kuasa khusus.
Kliring:
adalah suatu tata cara perhitungan hutang piutang
dalam bentuk surat-surat dagang dan surat berharga
dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan maksud
agar penyelesaiannya mudah dan aman serta untuk
memperlancar pembayaran giral.
Pengertian Kredit:
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka
waktu yang telah disepakati.

Pertimbangan Penyaluran Dana:


Hal-hal yang selalu ingin diketahui bank sebelum menyalurkan dananya dalam
bentuk kredit maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah:
1. Perizinan dan legalitas
Bentuk-bentuk perizinan dan legalitas yang harus dipenuhi debitor sangat bervariasi
tergantung pada bidang kegiatan atau usaha nasabah, antara lain:
- Mendirikan Bangunan (IMB)
- Angka Pengenal Eksportir Terbatas
- Surat Izin Tempat Usaha
- Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
- Sertifikat Tanah
- Tanda Daftar Perusahaan
2. Karakter

Untuk menilai karakter suatu nasabah dan meramalkan


perilakunya dimasa yang akan datang, bank hanya dapat
menggunakan beberapa indicator, antara lain adalah:
- Profesi
- Penampilan
- Lingkungan social
- Pengalaman
- Tindakan atau perilaku di masa lalu
3. Pengalaman dan manajemen
Pengalaman dan manajemen nasabah sangat memengaruhi
kemampuan nasabah untuk mengelola kegiatannya sehingga dapat
menghasilkan dana untuk membayar kewajibannya kepada bank.
4. Kemampuan teknis

Factor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan


teknis nasabah dalam menjalankan kegiatannya adalah:
- Tersedianya bahan baku
- Adanya tenaga ahli
- Ketersediaan mesin dan peralatan
- Tempat usaha yang memenuhi syarat
- Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan
- Tingkat penguasaan teknologi
5. Pemasaran
Apabila nasabah tidak berhasil menjual produknya,
nasabah akan mengalami kesulitan untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak bank.
6. Social

Keberadaan kegiatan yang yang dibiayai oleh bank


sedikit banyak pasti membawa dampak tertentu
terhadap masyarakat. Pihak bank harus ekstra hati-hati
apabila dampak yang ditimbulkan adalah sesuatu yang
tidak disukai oleh masyarakat.

7. Keuangan
Sehat dan tidak sehatnya keadaan usaha nasabah
dapat dilihat salah satunya melalui keadaan
keuangannya, dan keadaan keuangan nasabah dapat
dilihat melalui laporan keuangannya.
Jenis – Jenis Kredit: • dilihat dari segi jaminan:
1) kredit dengan jaminan
2) kredit tanpa jaminan
• Dilihat dari segi kegunaan: • dilihat dari segi sektor usaha:
1) kredit investasi 1) kredit pertanian,
2) kredit modal kerja 2) kredit peternakan,
• Dilihat dari segi tujuan kredit: 3) kredit industri,
1) kredit produktif 4) kredit pertambangan,
2) kredit konsumtif. 5) kredit pendidikan,
3) kredit perdagangan
• dilihat dari segi jangka waktu: 6) kredit profesi,.
1) kredit jangka pendek 7) kredit perumahan
2) kredit jangka menengah
3) kredit jangka panjang
BAB 8
BANK UMUM
BERDASARKAN
PRINSIP SYARIAH
Dasar Hukum
Kemunculaan perbankan syariah diawali dengan disahkannya
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang menggantikan
undang-undang perbankan sebelumnya yakni Undang-undang No.14
Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Berdasarkan Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya dikeluarkan
peraturan pelaksanaan mengenai Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
yaitu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang Bank
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Dalam Pasal 13 huruf (c) Undang-Undang
No. 7 tahun 1992 ditegaskan bahwa bank dapat menyediakan pembiayaan
bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Akan tetapi dengan ditetapkannya
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, peraturan pelaksana
mengenai Bank Berdasarkan Prinsip Syariah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Sehubungan dengan itu Peraturan Pemerintah No. 72 tahun
1992 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku melalui Peraturan Pemerintah
No. 30 Tahun 1999.
Pengertian Bank Syariah

Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang


menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Istilah Bank
dalam literatur Islam tidak dikenal. Suatu lembaga yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat, dalam literature Islam dikenal
dengan istilah baitul mal atau baitul tamwil. Isitilah lain yang digunakan untuk sebutan
Bank Islam adalah Bank Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah
memang mempunyai pengertian berbeda. Namun secara teknis untuk penyebutan
Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama. Dalam Undang-
Undang No 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa Bank Umum merupakan bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu litas pembayaran . Lebih lanjut
dijelaskan bahwa prinsip syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk menyimpannya, pembiayaan atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
Bank Syari’ah berarti bank yang tata cara operasionalnya didasari dengan tatacara
Islam yang mengacu kepada ketentuan Al-Quran dan Al Hadist
Perbedaan Bank Konvesional &
Bank Syariah
1. Akad
• Semua transaksi yang dilakukan di bank syariah harus berdasarkan akad yang
dibenarkan oleh Syariah Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist dan telah
difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti akad al-mudharabah (bagi
hasil), al-musyarakah (perkongsian), al-musaqat (kerja sama tani), al-ba’i (bagi
hasil), al-ijarah (sewa-menyewa), dan al-wakalah (keagenan).

• Untuk bank konvensional, surat penjanjian dibuat berdasarkan hukum positif yang
sedang berlaku di Indonesia.

2. Keuntungan
• Bank syariah mengunakan pendekatan bagi hasil (al-mudharabah) untuk
mendapatkan keuntungan, sementara bank konvensional justru mengunakan
konsep biaya untuk menghitung keuntungan.

• Pada bank konvensional, “bunga” yang diberikan kepada nasabah Sebenarnya


berasal dari keuntungan bank meminjamkan dana kepada nasabah lain dengan
“bunga” yang lebih besar.
3. Pengelolaan Dana

• Bank syariah akan menolak untuk menyalurkan kredit yang diinvestasikan


pada kegiatan bisnis yang melanggar hukum Islam, seperti perniagaan
barang-barang haram, bunga (riba), perjudian (maisir), dan manipulatif
(ghahar).
• Sementara bank konvensional akan menyalurkan kredit tanpa harus
mengetahui dari mana atau kemana uang tersebut disalurkan, selama
debitur bisa membayar cicilan dengan rutin.

4. Hubungan Bank & Nasabah

• Nah, kalau di bank syariah, nasabah diperlakukan sebagaimana seorang


mitra alias partner. Hal ini dikarenakan bank dan nasabah diikat dalam
“akad” yang sangat transparan. Tak heran banyak nasabah yang mengaku
kalau hubungan emosional mereka lumayan kuat dengan banknya.
• Pada bank konvensional, hubungan nasabah dan bank lebih pada
hubungan kreditur dan debitur. Namun akhir-akhir ini mereka juga berusaha
untuk memperkuat hubungan dengan nasabah.
5. Promosi
• Bank syariah yang menerapkan sistem cicilan
dengan jumlah tetap berdasarkan keuntungan
bank yang sudah disetujui antara pihak bank
dan nasabah saat akad kredit. Selain itu, konten
promosi bank syariah juga harus disampaikan
jelas, tidak ambigu, dan transparan.
• Bank konvensional punya banyak promosi untuk
menarik nasabah. Seperti suku bunga fixed rate
rendah untuk KPR sebelum akhirnya
memberikan suku bunga jenis floating rate.
Kegiatan Usaha Bank Syariah
· Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya
untuk kepentingan pihaka lain berdasarkan suatu kontrak
dengan prinsip wakalah
· Melakukan pemnempatan dana dari nasabah ke nasabah
lain dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek berdasrkan prinsip ujr
· Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan prinsip
ujr
Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi :
· Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan prinsip
· Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi : wakalah
· Giro berdasarkan prinsip wadi’ah
· Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah · Melakukan kegiatan lain seperti :
· Bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah · Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan prinsip
harf
· Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan prinsip
musyarakah atau mudharabah pada bank atau pentyertaan
· Melakukan penyaluran dana melalui :
lain
· Transaksi jual beli berdasarkan prinsip murabahah,istishna,ijarah,salam, dan jual
· beliBertindak
lainnya. sebagai pendiri dana pensuin dan pengurus dana
· Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip murabahah,istishna,ijarah,salam, dan bagi hasil lainnya.
pensiun berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan
· Membeli surat-surat berharga pemerintah atau Bank Indonesia ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku
· Memberikan jasa · Bank dapat bertindak sebagai lembaga baitul mal yaitu
menerima dana yang berasal dari
· Memindahkan uang untuk kepentingan diri sendiri atau nasabah berdasarkan prinsip zakat,infak,shadaqah,wakaf,hibah
wakalah dan dana sosial lainnya
· dan menyalurkannya
Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan kepada
dengan atau antaryang berhak
pihak ketiga
berdasarkan prinsip wakalah
. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan· prinsip Melakukan kegiatan
wadi’ah yang lain yang lazim dilakukan bank
amanah
sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional
BAB 9

LEMBAGA PENJAMIN
SIMPANAN
Bentuk & Status lembaga penjamin
simpanan
• LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan.
• LPS adalah badan hukum berdasarkan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
• LPS merupakan lembaga yang independen, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
• LPS bertanggung jawab kepada Presiden.
• LPS berkedudukan di Jakarta dan dapat mempunyai
kantor perwakilan di wilayah negara Republik Indonesia.
Fungsi Lembaga penjamin
Simpanan (LPS)
• Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
• Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannnya.

Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

• Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan


simpanan.
• Melaksanakan penjaminan simpanan.
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
• Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan
penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.
Wewenang Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS)
• Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
• Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta.
• Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
• Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank,
dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
• Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada angka
4.
• Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
• Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
• Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan.
• Menjatuhkan sanksi administratif.
Pesertaan

• Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah


Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta
Penjaminan.
• Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum
(termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan
dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank
Perkreditan Rakyat, baik bank konvensional maupun
bank berdasarkan prinsip syariah.
• Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di
Indonesia yang melakukan kegiatan perbankan di luar
wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam
Penjaminan.
Klaim penjamin
Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di
wilayah Negara Republik Indonesia wajib menjadi
peserta Penjaminan.
Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum
(termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan
di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan
dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank
Perkreditan Rakyat, baik bank konvensional maupun
bank berdasarkan prinsip syariah.
Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di
Indonesia yang melakukan kegiatan perbankan di luar
wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam
Penjaminan.
BAB 10

PASAR UANG
&
PASAR MODAL
Pasar Uang (Money Market)

Pasar uang didefinisikan sebagai pasar yang memperjual


belikan mata uang negara-negara yang berlaku di dunia. Pasar ini
disebut juga sebagai pasar valuta asing /valas/foreign
exchange/forex. Resiko yang ada pada pasar ini relatif besar
dibandingkan dengan jenis investasi lainnya, namun demikian
keuntungan yang mungkin diperoleh juga relatif besar. Contoh
adalah transaksi forex di BEJ, BES, agen forex, di internet, dan lain-
lain. Fungsi pasar uang adalah sebagi sarana alternatif, khususnya
bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan nin
keuangan dan peserta lainnya untuk memenuhi kebutuhan dana
jangka pendeknya maupun untuk menempatkan dana atas
kelebihan likuiditasnya. Yang dimaksud dengan kelebihan likuiditas
adlaah lembaga-lembaga keuangan yang mempunyai kelebihan
dana dalam bentuk dana segar, baik berupa kas maupun dalam
bentuk-bentuk suarat-surat berharga dengan jangka waktu satu
tahun.
Tujuan Pasar Uang

• Dari pihak yang membutuhkan dana:


1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
4. Sedang mengalami kalah keliring.

• Dari pihak yang menanamkan dana:


1. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku
bunga tertentu.
2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan
keuangan.
3. Spekulasi.
Instrumen Pasar Uang

• Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia merupakan jenis surat berharga yang
dikeluarkan oleh bank indonesia selaku bank sentral, yang dimaksudkan
untuk dibeli oleh bank umum dengan nilai nominal yang sangat besar.
Tujuan bank Indonesia mengelurkan sertifikat tersebut adlah mengurangi
peredaran uang didlam masyarakat.

• Suarat Berharga Pasar Uang


Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adlah surat berharga yang
dikeluarkan oleh bank umum dan hanya dibeli oleh bank Indonesia dengan
nilai nominal yang cukup besar. Tujuan adanya SBPU ini adalah
menigkatkan likuiditas bank umum dan untuk menekan laju inflasi.

• Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan semacam surat berharga yang
dikeluarkan oleh Bank dalamnilai nominal tertentu sebagai suart atas unjuk.
Pengertian Pasar Valuta Asing

Pasar Valuta Asing atau yang biasa disebut


Valas, adalah pertukaran uang dari nilai mata
uang yang berbeda. Valuta asing merupakan
suatu mekanisme di mana orang dapat
mentransfer daya beli antarnegara, memperoleh
atau menyediakan kredit untuk transaksi
perdagangan internasioanal, dan meminimalkan
kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk)
akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
Tujuan Melakukan Transaksi
Valuta Asing (Valas)
• Untuk mempertahankan daya beli
• Sebagai transaksi pembayaran
• Pengiriman ke luar negeri
• Mencari keuntungan

Jenis-Jenis Transaksi Valas

• Transaction Spot (transaksi spot)


• Forward Transaction (Transaksi berjangka)
• Swap Transaction (Transaksi Swap)
• Option Transaction (Transaksi Opsi

Margin Tranding

adalah darah kehidupan (lifeblood). Di pasar saham, margin merupakan fasilitas yang
yang diberikan perusahaan Pialang atau broker saham kepada investor. Namun, pinjaman ini
tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.
Pengertian Pasar Modal

Pengertian Pasar Modal menurut Undang-undang No. 8 tahun


1995 adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek.
Pasar Modal (Capital Market) dapat juga diartikan sebagai
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun
institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi.
Perkembangan Pasar Modal

[Desember 1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda

[1914 – 1918]
Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

[1925 – 1942]
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

[Awal tahun 1939]


Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup

[1942 – 1952]
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

[1956]
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif

[1956 – 1977]
Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus 1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar
modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara
[1977 – 1987]
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih
memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987]
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 – 1990]
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988]
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
[Desember 1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan
untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni 1989]
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992]
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei 1995]
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[10 November 1995]
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996
[1995]
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000]
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002]
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007]
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI)
[02 Maret 2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Lembaga-lembaga yang terlibat di pasar
modal
• Lembaga-lembaga Pemerintah
Merupakan lembaga atau badan pemerintah yang ditugaskan dan diperbantu
untukmendukung dan memperlancarr proses perdagangan efek di pasar modal, mulai dari
rrencana emisi sampai kepada penjualan efeknya. Lembag ayang terkait adalah :
a. Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)
b. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
• Lembaga Swasta
lembaga-lembaga swasta yang mempunyai kaitan erat degnan pasar modal antara lian :
1. notaries
2. akuntan publik
3. konsultan hokum
4. penilai
5. konsultan efek
Proses Penawaran Umum (Go
Public)
adalah kegiatan penawaran saham yang
dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat
(publik). Dengan menawarkan saham kepada
publik, maka perusahaan tersebut akan tercatat
di bursa menjadi perusahaan publik / terbuka.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
3. Tahap Penawaran Saham
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Proses Pencattan Bursa Efek
Indonesia
Saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditempatkan di
dua papan pencatatan, yaitu Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Setiap jenis papan memiliki syarat pencatatan yang berbeda. Papan Utama
ditujukan untuk saham perusahaan tercatat yang berskala besar, yang
memiliki aktiva bersih minimal Rp100 miliar. Sementara Papan
Pengembangan hanya mensyaratkan minimal ekuitas bersih Rp5 miliar.
Papan Pengembangan dibuat untuk mencatat saham perusahaan-
perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan
Utama, atau saham-saham yang dikategorikan sebagai perusahaan yang
prospektif namun belum membukukan keuntungan.
Jumlah investor juga menentukan penempatan saham di kedua papan.
Untuk bisa dicatat di Papan Utama, jumlah pemegang saham paling sedikit
1.000, sementara pada Papan Pengembangan, saham yang dicatat diimiliki
minimal 500 pemegang saham.
Jenis-jenis Produk dalam pasar
modal
A. Saham (stock)
saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau bukti penyertaan modal
disuatu perusahaan.
B. Obligasi (bonds)
Obligasi meupakan bukti pengakuan utang suatu perusahaan baik Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Swasta. Hal ini berbeda dengan saham yang merupakan bukti
kepemilikan.
C. Opsi (optium)
Opsi merupakan surat berharga turunan dari berbagai suat berharga yang sebenarnya
seperti saham dan obligasi. Opsi bernlai selama derivatif dari aset finansial tersebut. Opsi tidak
begitu dikenal di Indonesia. Oleh sebab itu, di BEJ opsi belum atau tidak diperjual belikan. Namun
di Amerika Serikat dan Eropa opsi banyak diminati karena jumlah yang diperjualbelikan, harga
dan jangka waktunya ditentukan oleh pemegangnya.
D. Rait (right)
Rait merupakan surat berharga turunan dari efek sebenarnya, yang menyerahkan hak
kepada pemilik saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan perusahaan efek
dengan jumlah dan harga tertentu. hak tersebut dimaksudkan agar mempertahankan
perbandingan kepemilikan saham, bagi pemilik saham lama.
sehubungan dengan right atau sertifikat bukti rait. raightissue artinya hak pemegang
saham lama untuk memesan efek terlebih dahulu dalam kegiatan pemasaran umum terbatas.
hak memesan efek terlebih dahulu tidk dengan sendirinya dapat dilakukan. Sebelumnya harus
ada persetujuan dari badan pengawas pasar modal dan pemilik saham mayorits.
BAB 11

LEMBAGA
PEMBIYAYAAN
Sewa guna usaha

(leasing) atau sering disingkat SGU adalah kegiatan


pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak
opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Hak opsi
adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha setelah
berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama.
Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara
membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian
disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian SGU, hak milik
atas barang modal berada pada perusahaan pembiayaan.
Perkembangan Leasing di
Indonesia
kegiatan usaha leasing baru diperkenalkan pada tahun 1974 dengan surat keputusan bersama Menteri
keuangan, Menteri perindustrian, dan Menteri Perdagangan Nomor Kep.122/MK/IVi2/1974, Nomor
32/M/SK/2/1974, dan Nomor 301 Kpb/II74 tertanggal 7 januari 1974 tentang perizinan usaha Leasing. Selanjutnya,
Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan no.6491MKIIV/5/1974 tertanggal 6 Mei 1974 yang mengatur
mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. Untuk mendukung
perkembangannya, Menteri keuangan mengeluarkan surat keputusan Nomor 650/MK/IV/511974 tertanggal 6 Mei
1974 tentang penegasan ketentuan Pajak Penjualan dan besarnya Bea Materai terhadap Usaha Leasing. Dengan
dikeluarkannya kebijaksanaan deregulasi 20 Desember 1988 atau disebut Pakdes 20 1998 kegiatan usaha
Leasing termasuk dalam perusahaan pembiayaan. Di samping itu, Keppres Nomor 61 tahun1988 dan keputusan
menteri keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 merupakan bagian dari Pakdes 88
dimana lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Ketentuan minimum modal disetor
untuk pendirian suatu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha leasing diatur dalam Pakdes 20
tahun 1988 dengan keputusan dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988, dimana jumlah modal disetor atau simpanan wajib dan pokok ditetapkan sebagai berikut :

• Perusahaan swasta nasional sebesar Rp 3 miliar


• Perusahaan patungan Indonesia asing sebesar Rp 10 miliar
• Koperasi sebesar Rp 3 miliar

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 Tanggal 21 November 1991 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha (leasing)
Pengertian Anjak Piutang

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang.


Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988,perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.
Secara umun anjak piutang (factoring) dapat di definisikan sebagai kontrak dimana
perusahaan anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya antara lain :

a. Jasa pembiayaan
b. Jasa pembukuan
c. Jasa penagihan piutang
d. Jasa perlindungan terhadap resiko

Untuk itulah klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus
menerus menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-
barang atau pemberian jasa-jasa. Sedangkan pengertian anjak piutang menurut
Perpres no. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
Perusahaan berikut pengurusan piutang tersebut.
Kegiatan Anjak Piutang

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang Perusahaan


Pembiayaan pasal 4 bahwa:
(1) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
(2) Kegiatan anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk
anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan
jaminan dari penjual piutang(With Recourse).

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang dilakukan


dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam dan luar negeri dan penata usahaan penjualan kredit serta penagihan
piutang klien. Kegiatan anjak piutang dapat dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan
Bank, dan Perusahaan Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988 Tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, kegiatan anjak piutang terdiri
dari :

1) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.


2) Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang
sesuai dengan kesepakatan.
3) Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang
dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.
Perusahaan yang terlibat dalam
perusahaan Anjak Piutang

Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah


penjual, debitur, dan pihak yang membiayai (factor).
Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya
untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual)
dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual
satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon
ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk
mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan
membayar langsung ke perusahaan pembiayaan
dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.
Pengertian Pengadaian

Pengadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank yang


memberikan kredit dengan masyarakat dengan cara khusus yaitu hukum
gadai . Menurut hukum gadai calon peminjam mempunyai kewajiban untuk
menyerahkan hartanya sebagai jaminan kepada pihak pengadaian. Dalam
hukum tersebut juga termuat pembelian hak kepada pengadaian untuk
melakukan penjualan (lelang) atas jaminan tersebut apabila batas waktu
pemberian pinjaman sudah habis dan peminjam tidak menebus jaminannya.
Pengadaian merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara
yanga memberikan layanan kepada masyarakat umum sekaligus memupuk
keuntungan berdasarkan peraturan perusahaan.
∞ Modal pengadaian berasal dari kekayaan negara serta tidak terbagi atas
saham-saham.
∞ Perum pengadaian didirikan untuk meningkatkan kesejehteraan rakyat.
Kegiatan Pegadaian

Kegiatan yang dilakukan oleh Perum Pegadaian sebagai satu-satunya


lembaga pembiayaan berdasarkan hukum gadai dalah melakukan aktivitas
pembiayaan dan menawarkan produk berupa sejumlah jasa non-gadai.

Pembiyaan pada pegadaian adalah aktivitas penyaluran dana yang berasal


dari modal perusahaan atau dana-dana yang berhasail dihimpun oleh Perum
Pegadaian. Pegadaian memiliki misi utama yang bersifat social, yaitu membantu
masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah, berupa bantuan keuangan
untuk tujuan yang mendesak.

Prosedur dalam lembag pembiayaan ini sangat sederhana. Yakni, pihak yang
berhutang membawa jaminan berupa barang bergerak untuk kemudia ditukarkan
dengan sejumlah dana yang sesuai dengan nilai taksiran, dana pembiyaan ini
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Perum Pegadaian menerima pendapatan
berupa bunga dan biaya lainnya atas pembiyaan ini. Pendapatan dari binga
merupakan pendapatan yang dominant dibandingkan dengan aktivitas Perum
Pegadaian lainnya.
Pihak yang Terlibat dan fasilitas
yang di berikan oleh perusahaan
a.Nasabah
nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan
atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah
yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank
syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan.
Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di
Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk investasi
b.Petugas Penaksir
c.Kasir
pemegang kas (uang); orang yg bertugas menerima dan
membayarkan uang
Fasilitas Yang Diberikan oleh
Perusahaan Pegadaian

a)Pendanaan kegiatan operasional


Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana ini antara lain digunakan untuk :
gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan lain-lain.
b)Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan datas dasar hukum gadai. Lebih
dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini
merupakan kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan, meskipun
tetap dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah
yang merupakan penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan, meskipun
tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber yang lain seperti investasi surat berharga dan
pelelangan jaminan gadai.
c)Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional maupun belum dapat
disalurkan kepada masyarakat, dapat ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan
menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian, namun penerimaan ini bukan
merupakan penerimaan utama yang diharapkan oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat
memanfaatkan dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan investasi ini
biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang (developer), kontraktor, dan lain-lain.
BAB 12

PERUSAHAAN
ASURANSI DAN DANA
PENSIUN
Usaha dan Karakteristik Asuransi

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk


mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari
satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan
resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan
pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security)
serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya,
tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila
dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya
(Morton:1999).
Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu
perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi)
dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung
sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan
imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.
Jenis-jenis resiko dan resiko-resiko
yang dapat diasuransikan
1. Risiko Umum. Berarti ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau hanya ada
peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan dengan kata lain, resiko murni
adalah suatu yang terjadi tidak juga memberikan keuntungan
.
2. Risiko spekulatif atau speculative risk. Adalah resiko yang berkaitan dengan
terjadinya dua kemungkinan, antara lain peluang mengalami kerugian financial, dan
peluang memperoleh keuntungan.

3. Risiko individu

• Risiko pribadi adalah resiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan


seseorang memperoleh keuntungan yang dapat disebabkan mati muda, uzur, cacat
fisik, dan kehilangan pekerjaan.
• Risiko harta adalah terjadi kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda
atau harta, dimana adanya peluang harta tersebut hilang, dicuri, atau rusak.
Hilangnya suatu harta berarti suatu kerugian financial.
• Risiko tanggung gugat adalah resiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai
tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain
Jenis-jenis Asuransi

Asuransi jiwa

Asuransi jiwa memberikan keuntungan finansial kepada orang yang ditunjuk atas kematian tertanggung. Berbagai
bentuk asuransi jiwa yang dikeluarkan.
Asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan sebuah produk asuransi yang khusus menangani masalah kesehatan akibat
suatu penyakit dan menanggung proses perawatan kepada pada anggota asuransi nya.
Asuransi kendaraan
Yang paling populer asuransi mobil. yaitu asuransi terhadap cedera kepada orang lain atau terhadap kerusakan
pada kendaraan orang lain yang disebabkan oleh kendaraan tertanggung.
Asuransi kepemilikan rumah dan properti
Asuransi pemilik rumah 'melindungi pemilik rumah dari kerugian yang berkaitan dengan tempat tinggal mereka,
asuransi properti pribadi melindungi terhadap kehilangan, atau kerusakan, barang-barang tertentu milik pribadi..
Asuransi pendidikan.
Ini merupakan salah satu jenis asuransi yang paling populer saat ini. asuransi pendidikan merupakan sebuah
solusi cerdas untuk menjamin kehidupan menjadi lebih baik.
Dana Pensiun & Karakteristik Usahanya

Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya
atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari
kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.

Karakteristik Dana Pensiun


a. Hasil investasi mengikuti hasil kelolaan dana yang dilakukan oleh manager investasi dengan
beragam pilihan penempatan investasi
b. Hasil investasi dikenakan beberapa ragam biaya tergantung DPLK / DPPK. Beberapa biaya
umum adalah biaya pendaftaran, biaya pengelolaan, biaya penarikan, biaya pemindahan
investasi dan jenis lainnya
c. Hasil investasi akan dikenakan pajak progresif sesuai UU no. 11 / 1992 mengenai dana
pensiun
d. Peserta / nasabah akan mendapatkan laporan hasil kelolaan dana dan iuran pokok melalui
berbagai pilihan cara korespondensi surat, online interest, hotline telepon dan cara – cara lain
Program Pensiun Iuran Pasti & Program
Pensiun Manfaat Pasti

Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang iurannya


ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing Peserta sebagai
Manfaat Pensiun

Besar manfaat pensiun ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dengan


rumus tertentu
Iuran merupakan hasil estimasi kebutuhan biaya untuk merealisasikan manfaat
pensiun berdasarkan perhitungan aktuaris, berfluktuasi
Bersifat Paternalistik : Pemberi kerja menanggung semua/sebagian besar risiko,
termasuk risiko investasi
Pencatatan dana : dana agregat
Termasuk program pensiun lain yang bukan PPIP
Metode Perhitungan Manfaat & Premi bagi
masing-masing Program Pensiun

a) Metode Pay As You Go


o Tidak ada ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun.
o Manfaat ditetapkan dan belum dijanjikan.
o Pensiun merupakan begian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan
usaha.

b) Metode sistem pendanaan


o Single Premium Funding
ü 2 % dari gaji tahun tersebut.
ü 2 % dari gaji rata-rata terakhir sebesar 30.000 / bulan.
o Level Pre Funding
BAB 13

LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL
Bank Dunia

Bank Dunia adalah lembaga internasional yang


membantu negara-negara dengan pembiayaan dan
nasihat keuangan. Tujuannya adalah untuk membantu
negara-negara berkembang merancang pembangunan
ekonomi rencana untuk membangun infrastruktur dan
ekonomi mereka untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan taraf hidup bagi warga negara mereka.
Hal ini juga membantu memfasilitasi investasi
internasional.
Bank Pembangunan Asia

Bank Pembangunan Asia (bahasa Inggris: Asian


Development Bank, ADB) adalah sebuah institusi
finansial pembangunan multilateral didedikasikan untuk
mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik. Bank ini
didirikan pada 1966 dengan 31 negara anggota dan kini
telah berkembang menjadi 63 negara.
Kantor pusatnya terletak di 6 ADB Avenue, Kota
Mandaluyong, Metro Manila, Filipina.
ADB memiliki banyak kantor di seluruh dunia.
7

Anda mungkin juga menyukai