BAB 1
LEMBAGA KEUANGAN
BANK DAN NON BANK
2
Pengertian lembaga keuangan bank
1. Bank Umum
2.
Bank Umum menurut Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1992
tentang perbankan sebagaimana diperbaharui dengan UU nomor
10 Tahun 1998, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3.
2. Bank Umum Konvensional
Bank Umum Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah adalah BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah.
Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah:
1. Menerima simpanan dana dari masyarakat dalam bentuk :
a. Giro berdasarkan prinsip wadi’ah;
b. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah;
c. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah; atau
d. Bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah.
2. Menyalurkan dana dalam bentuk :
a. Piutang dengan prinsip jual beli meliputi
- mudharabah;
- isthishna;
- ijarah;
- salam.
• Melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana
dimaksud dalam kegiatan usaha Bank Umum di atas;
• Melakukan usaha perasuransian;
• Melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam kegiatan usaha Bank
Umum di atas;
• Melakukan kegiatan usaha secara konvensional.
Berdasarkan bentuk hukumnya bank ini dapat berupa
perseroan terbatas, perusahaan daerah atau koperasi.
- mudharabah;
- musyarakah;
1. Membeli, menjual dan atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan prinsip jual-beli atau
hiwalah.
2. Membeli surat-surat berharga Pemerintah dan atau BI yang diterbitkan atas dasar Prinsip
Syariah;
3. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah berdasarkan prinsip wakalah;
4. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga dengan prinsip wakalah;
5. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan prinsip
wadi’ah yad amanah, DLL.
Pengertian lembaga keuangan non bank :
Lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan
produktif.
Fungsi lembaga keuangan non bank :
• Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
• Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana )
dalam usaha patungan
• Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli
Peran – peran lembaga keuangan non bank :
• Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang / jasa
• Memperlancar distribusi barang
• Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
Jenis-jenis lembaga keunagan non bank:
• Pendrian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R. Aria Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto,
tahun 1896. R. Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan). Tujuan pendirian
bank ini adalah untuk membantu peranggotaannya agar tidak jatuh ke tangan yang suka memeras rakyat.
• Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan
Eropa. Usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Bila ditelusuri sejarah dikenalnya
perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalama perjalanan sejarah kerajaan dimasa
dahulu penukaran uang dilakukan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lain. Kegiatan penukaran ini
sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta Asing (Money Changer). Dalam perkembangan selanjutnya,
kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang sekarang ini kegiatan
simpanan. Kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat,
oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
Pengenalan system keuangan di Indonesia
• Penyediaan likuiditas kepada perbankan atau dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI)
• Merekapilitalisasi bank yang memiliki dampak yang signifikan terhdap kebijakannya
• Menutup bank yang bermasalah dan melakukan konsolidasi perbankan
• Mendirikan lembaga khusus untuk menangani masalah yang ada di industri perbankan seperti
Bank Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
• Memperkuat kewenangan Bank Indonesia dalam pengawasan perbankan melalui penetapan
Undang-undang No 23/1993
Krisis perbankan demikian parah pada kurun waktu 1997-1998 memaksa pemerintah dan
Bank Indonesia untuk melakukan pembenahan di sektor perbankan dalam rangka melakukan
stabilitas sistem keuangan dan mencegah terulangnya krisis.
Kondisi Sebelum Deregulasi
Masa Kolonial (Wilayah Hindia-Belanda)
• Mobilisasi dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana
investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik
colonial
• Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaanperusahaan
besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank,pemindahan dana, dll
• Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke
negara penjajah
• Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak dari
perusahaan penjajah maupun dari masyarakat pribumi, untuk
kemudian dikirim ke negara penjajah
• Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai
kegiatan pemerintah kolonial.
Kondisi Setelah Deregulasi
Indonesia
Pada Juni 1997, Indonesia mulai mengalami pengaruh krisis Thailand. Tidak seperti
Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari US$900 juta,
cadangan devisa lebih dari US$20 milyar, dan sektor perbankan yang berjalan dengan baik.
Namun sayangnya, ternyata banyak perusahaan Indonesia yang meminjam ke luar negeri atau
berutang dalam bentuk dolar AS. Pada Juli 1997 saat Thailand mengambangkan nilai tukar Baht,
Rupiah mulai menunjukkan tren bearish. Pada 14 Agustus 1997, Pemerintah RI mengganti
kebijakan pertukaran mengambang teratur dengan pertukaran mengambang bebas, akibatnya
Rupiah terperosok semakin dalam. IMF kemudian datang dengan paket “bantuan” US$23 milyar,
tapi tetap saja rupiah semakin anjlok lebih dalam lagi karena adanya pembayaran utang swasta
luar negeri yang jatuh tempo, permintaan US$ yang sangat tinggi di pasar, dan penjualan rupiah
besar-besaran. Pasar uang dan bursa efek Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan
September 1997. Moody’s menurunkan peringkat utang jangka panjang Indonesia menjadi “junk
bond”.
Pasca krisis ekonomi
KBRN, Jakarta: Kondisi ekonomi Indonesia pasca Pidato kenegaraan dan pengantar
nota keuangan 2014, mengalami sorotan serius. Sejumlah pihak bahkan sudah
membandingkan kondisi eokonomi sekarang dengan krisis ekonomi 1997 – 1998.
Kurs mata uang rupiah pada Bank Indonesia kemarin, relative stabil dibandingkan
penutupan hari sebeumnya, dan berada di bawah angka sebelas ribu rupiah. Akan
tetapi kita tidak tahu, berapa juta dollar per hari yang harus dikeluarkan oleh Bank
Indonesia untuk membelia Rupiah di pasar uang.
Bahkan nilai rupee terus merosot hingga memangkas 12 persen nilainya selama
beberapa pekan terakhir. Thailand, sebagai Negara di ASEAN dengan kondisi
perekonomian cukup baik, kini juga mengalami resesi ekonomi.
Kondisi perbankan saat ini
JAKARTA
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kondisi perbankan saat ini relatif
aman, kendati nilai tukar rupiah sudah mencapai 14.200 lebih per dolar AS.
Sedangkan jika rupiah menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS, kredit bermasalah (NPL)
perbankan berpotensi meningkat.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menjelaskan, seperti
halnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), LPS juga melakukan
stress test. Namun, stress test yang dilakukan adalah untuk menguji kesiapan LPS
dalam menghadapi risiko pelemahan rupiah. “Kalau stress test yang dilakukan BI dan
OJK lebih mengarah pada kesiapan industri perbankan,” jelas dia ditemui di sela
acara peluncuran Tabungan Simpel di Jakarta, Selasa (8/9).
Pengertian arsitektur perbankan indonesia
Untuk mempermudah pencapaian API maka Bank Indonesia menetapkan enam sasaran
yang ingin dicapai yang dituangkan ke dalam enam pilar yang saling terkait satu sama lain[3],
yaitu:
Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional.
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki
ketahanan dalam menghadapi risiko.
Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan
nasional.
Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang
sehat.
Salah satu kegiatan dalam dalam program API pilar ke-5 ini adalah rencana pembentukan Credit
Bureau yang kemudian diberi nama Biro Informasi Kredit[4]
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Program kegiatan API
BANK SENTRAL /
BANK INDONESIA (BI)
Tujuan Bank Indonesia (BI)
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa,
serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan
tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar
tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi perbankan dialihkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur dan mengawasi perbankan tetap
berlaku, namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan secara
makro
Tugas Bank Indonesia (BI)
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam hal ini, Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju
inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang.
a. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang
pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga.
b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah
persentasi tertentu dari kewajiban segeranya.
c. Peran sebagai Lender of The Last Resort
Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya
mismatch dalam pengelolaan dana
d. Kebijakan Nilai Tukar
Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas
moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi.
e. Pengelolaan Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri Pemerintah dan bank-bank devisa, yang
harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.
f. Kredit Program
Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, pemberian kredit program
yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system
pembayaran
Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia
dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan
likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut
berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas
tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.
OTORITAS JASA
KEUANGAN
Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah
lembaga pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri
perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan
asuransi. Tujuan dibentuknya OJK yaitu untuk mengatasi kompleksitas keuangan
global dari ancaman krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari
efisiensi di sektor perbankan dan keuangan lainnya.
Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai suatu
lembaga pengawasan sektor keuangan di Indonesia yg perlu diperhatikan, karena ini
harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas
Jasa Keuangan tersebut. Pada dasarnya OJK mempunyai fungsi dan tujuan dalam
pembentukannya, seperti yang sudah dijelaskan dalam pengertian OJK sendiri.
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan:
Sejarah terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan secara history adalah membentuk lembaga khusus untuk melakukan
pengawasan perbankan telah dimunculkan semenjak diundang-undangkannya UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia. Dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa tugas pengawasan terhadap Bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sector jasa keuangan yang
independen, dan dibentuk dengan Undang-Undang. Dengan melihat ketentuan tersebut, maka telah jelas tentang pembentukan lembaga
pengawasan sector jasa keuangan independen harus dibentuk. Dan bahkan pada ketentuan selanjutnya dinyatakan bahwa pembentukan
lembaga pengawasan akan dilaksanakan selambatnya 31 Desember 2002, dan hal tersebutlah yang dijadikan landasan dasar bagi
pembentukan suatu lembaga independen untuk mengawasi sektor jasa keuangan.
Otoritas jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengwasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sector Perbankan, sector Pasar Modal, dan sector IKNB.
Dengan melihat kehadiran OJK nantinya dapat dimaksudkan untuk menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of
power) yang selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah. Akan tetapi meskipun
OJK memliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh fungsinya tidak akan tumpang tindih, sebab OJK secara organisatoris
akan terdiri atas tujuh dewan komisioner. Kewenangan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia akan dikurangi, namun Bank
Indonesia masih mendampingi pengawasan. Kalau selama ini mikro dan makro prudensialnya di Bank Indonesia, nanti OJK akan fokus
menangani mikro prudensialnya.
BAB 5
• Bank Umum, yaitu bank dengan kegiatan usaha yang dilakukannya secara
konvensional berdasarkan dari prinsip Syariah sendiri kegiatannya meliputi
pemberian jasa sebagai lalu lintas pembayaran.
• Usaha Bank umum, meliputi perhimpunan dana yang ada pada masyarakat melalui
bentuk simpanan, seperti deposito berjangka, giro, tabungan, sertifikat deposito dan
bentuk kegiatan lainnya yang sama seperti contoh tersebut.
• Usaha BPR, meliputi perhimpunan dana yang ada pada masyarakat berbentuk
simpanan, seperti tabungan, deposito berjangka maupun bentuk kegiatan lainnya
yang sama.
BAB 6
SUMBER &
PENGGUNAAN DANA
BANK
Penghimpunan Dana
1. Modal, yaitu dana yang diserahkan oleh pemilik. Pada akhir priode tahun buku,
setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan
memperoleh bagian dari hasil usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Dana
modal dapat dipergunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan dan
sebagainya.selain itu, modal juga dapat dipergunakan untuk hal-hal yang produktif,
yaitu disalurkan menjadi pembiayaan.
2. Titipan
3. Investasi
Penggunaan Dana
1. Cadangan Likuiditas
Cadangan likuiditas ini terdiri dari 2 kategori :
1) Cadangan primer
Aktiva ini ditujukan untuk memenuhi ketentuan reserve requirement
yang ditentukan oleh bank sentral dan juga untuk kegiatan sehari-
hari.
2) Cadangan sekunder
Ditujukan untuk memenuhi likuiditas jangka pendek yang
sebelumnya dapat diperkirakanseperti penarikan simpanan dan
pencairan kredit serta memperoleh penerimaan.
BAB 7
PRODUK PERBANKAN
(LANDING, FUNDING
& JASA LALU LINTAS
PEMBAYARAN)
Transfer:
adalah pemindahan dana antar rekening disuatu
tempat ketempat yang lain,baik untuk n kepentingan
nasabah (debitur/nondebitur) dan atau untuk
kepentingan bank itu sendiri. Remitter, yaitu pihak yang
mengajukan permohonan pengiriman uang.
Inkaso:
adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran
atas surat/document berharga kepada pihak ketiga di tempat atau
kota lain di dalam negeri. Surat atau dokumen berharga yang dapat
diproses adalah wesel, cek bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep
dan hadiah undian.
Bank Garansi:
adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima
jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin tidak
dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji.
Leter Of Credit:
adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas
permintaan pembeli/importer yang ditunjukkan kepada
penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/conforming bank dengan
menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu
apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tersebut dipenuhi.
Letter of credit merupakan jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk
memperlancar atau mempermudah pelayanan arus barang. Baik arus barang
dalam negeri (antarpulau) maupun arus barang antarnegara (eskpor-impor).
Wali Amanat:
adalah pihak yang mewakili kepentingan
pemegang Efek bersifat utang atau sukuk untuk
melakukan penuntutan baik di dalam maupun di
luar pengadilan, yang berkaitan dengan
kepentingan pemegang efek bersifat utang atau
sukuk tersebut tanpa surat kuasa khusus.
Kliring:
adalah suatu tata cara perhitungan hutang piutang
dalam bentuk surat-surat dagang dan surat berharga
dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan maksud
agar penyelesaiannya mudah dan aman serta untuk
memperlancar pembayaran giral.
Pengertian Kredit:
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka
waktu yang telah disepakati.
7. Keuangan
Sehat dan tidak sehatnya keadaan usaha nasabah
dapat dilihat salah satunya melalui keadaan
keuangannya, dan keadaan keuangan nasabah dapat
dilihat melalui laporan keuangannya.
Jenis – Jenis Kredit: • dilihat dari segi jaminan:
1) kredit dengan jaminan
2) kredit tanpa jaminan
• Dilihat dari segi kegunaan: • dilihat dari segi sektor usaha:
1) kredit investasi 1) kredit pertanian,
2) kredit modal kerja 2) kredit peternakan,
• Dilihat dari segi tujuan kredit: 3) kredit industri,
1) kredit produktif 4) kredit pertambangan,
2) kredit konsumtif. 5) kredit pendidikan,
3) kredit perdagangan
• dilihat dari segi jangka waktu: 6) kredit profesi,.
1) kredit jangka pendek 7) kredit perumahan
2) kredit jangka menengah
3) kredit jangka panjang
BAB 8
BANK UMUM
BERDASARKAN
PRINSIP SYARIAH
Dasar Hukum
Kemunculaan perbankan syariah diawali dengan disahkannya
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang menggantikan
undang-undang perbankan sebelumnya yakni Undang-undang No.14
Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Berdasarkan Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya dikeluarkan
peraturan pelaksanaan mengenai Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
yaitu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang Bank
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Dalam Pasal 13 huruf (c) Undang-Undang
No. 7 tahun 1992 ditegaskan bahwa bank dapat menyediakan pembiayaan
bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Akan tetapi dengan ditetapkannya
Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, peraturan pelaksana
mengenai Bank Berdasarkan Prinsip Syariah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Sehubungan dengan itu Peraturan Pemerintah No. 72 tahun
1992 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku melalui Peraturan Pemerintah
No. 30 Tahun 1999.
Pengertian Bank Syariah
• Untuk bank konvensional, surat penjanjian dibuat berdasarkan hukum positif yang
sedang berlaku di Indonesia.
2. Keuntungan
• Bank syariah mengunakan pendekatan bagi hasil (al-mudharabah) untuk
mendapatkan keuntungan, sementara bank konvensional justru mengunakan
konsep biaya untuk menghitung keuntungan.
LEMBAGA PENJAMIN
SIMPANAN
Bentuk & Status lembaga penjamin
simpanan
• LPS dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan.
• LPS adalah badan hukum berdasarkan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
• LPS merupakan lembaga yang independen, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
• LPS bertanggung jawab kepada Presiden.
• LPS berkedudukan di Jakarta dan dapat mempunyai
kantor perwakilan di wilayah negara Republik Indonesia.
Fungsi Lembaga penjamin
Simpanan (LPS)
• Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
• Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannnya.
PASAR UANG
&
PASAR MODAL
Pasar Uang (Money Market)
• Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan semacam surat berharga yang
dikeluarkan oleh Bank dalamnilai nominal tertentu sebagai suart atas unjuk.
Pengertian Pasar Valuta Asing
Margin Tranding
adalah darah kehidupan (lifeblood). Di pasar saham, margin merupakan fasilitas yang
yang diberikan perusahaan Pialang atau broker saham kepada investor. Namun, pinjaman ini
tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank.
Pengertian Pasar Modal
[Desember 1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
[1914 – 1918]
Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 – 1942]
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
[1942 – 1952]
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
[1956]
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
[1956 – 1977]
Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus 1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar
modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara
[1977 – 1987]
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih
memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987]
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
[1988 – 1990]
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni 1988]
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
[Desember 1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan
untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni 1989]
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli 1992]
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei 1995]
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[10 November 1995]
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan
mulai Januari 1996
[1995]
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000]
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002]
BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
[2007]
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI)
[02 Maret 2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
Lembaga-lembaga yang terlibat di pasar
modal
• Lembaga-lembaga Pemerintah
Merupakan lembaga atau badan pemerintah yang ditugaskan dan diperbantu
untukmendukung dan memperlancarr proses perdagangan efek di pasar modal, mulai dari
rrencana emisi sampai kepada penjualan efeknya. Lembag ayang terkait adalah :
a. Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)
b. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
• Lembaga Swasta
lembaga-lembaga swasta yang mempunyai kaitan erat degnan pasar modal antara lian :
1. notaries
2. akuntan publik
3. konsultan hokum
4. penilai
5. konsultan efek
Proses Penawaran Umum (Go
Public)
adalah kegiatan penawaran saham yang
dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat
(publik). Dengan menawarkan saham kepada
publik, maka perusahaan tersebut akan tercatat
di bursa menjadi perusahaan publik / terbuka.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
3. Tahap Penawaran Saham
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Proses Pencattan Bursa Efek
Indonesia
Saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditempatkan di
dua papan pencatatan, yaitu Papan Utama dan Papan Pengembangan.
Setiap jenis papan memiliki syarat pencatatan yang berbeda. Papan Utama
ditujukan untuk saham perusahaan tercatat yang berskala besar, yang
memiliki aktiva bersih minimal Rp100 miliar. Sementara Papan
Pengembangan hanya mensyaratkan minimal ekuitas bersih Rp5 miliar.
Papan Pengembangan dibuat untuk mencatat saham perusahaan-
perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan
Utama, atau saham-saham yang dikategorikan sebagai perusahaan yang
prospektif namun belum membukukan keuntungan.
Jumlah investor juga menentukan penempatan saham di kedua papan.
Untuk bisa dicatat di Papan Utama, jumlah pemegang saham paling sedikit
1.000, sementara pada Papan Pengembangan, saham yang dicatat diimiliki
minimal 500 pemegang saham.
Jenis-jenis Produk dalam pasar
modal
A. Saham (stock)
saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau bukti penyertaan modal
disuatu perusahaan.
B. Obligasi (bonds)
Obligasi meupakan bukti pengakuan utang suatu perusahaan baik Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Swasta. Hal ini berbeda dengan saham yang merupakan bukti
kepemilikan.
C. Opsi (optium)
Opsi merupakan surat berharga turunan dari berbagai suat berharga yang sebenarnya
seperti saham dan obligasi. Opsi bernlai selama derivatif dari aset finansial tersebut. Opsi tidak
begitu dikenal di Indonesia. Oleh sebab itu, di BEJ opsi belum atau tidak diperjual belikan. Namun
di Amerika Serikat dan Eropa opsi banyak diminati karena jumlah yang diperjualbelikan, harga
dan jangka waktunya ditentukan oleh pemegangnya.
D. Rait (right)
Rait merupakan surat berharga turunan dari efek sebenarnya, yang menyerahkan hak
kepada pemilik saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan perusahaan efek
dengan jumlah dan harga tertentu. hak tersebut dimaksudkan agar mempertahankan
perbandingan kepemilikan saham, bagi pemilik saham lama.
sehubungan dengan right atau sertifikat bukti rait. raightissue artinya hak pemegang
saham lama untuk memesan efek terlebih dahulu dalam kegiatan pemasaran umum terbatas.
hak memesan efek terlebih dahulu tidk dengan sendirinya dapat dilakukan. Sebelumnya harus
ada persetujuan dari badan pengawas pasar modal dan pemilik saham mayorits.
BAB 11
LEMBAGA
PEMBIYAYAAN
Sewa guna usaha
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 Tanggal 21 November 1991 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha (leasing)
Pengertian Anjak Piutang
a. Jasa pembiayaan
b. Jasa pembukuan
c. Jasa penagihan piutang
d. Jasa perlindungan terhadap resiko
Untuk itulah klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus
menerus menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-
barang atau pemberian jasa-jasa. Sedangkan pengertian anjak piutang menurut
Perpres no. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
Perusahaan berikut pengurusan piutang tersebut.
Kegiatan Anjak Piutang
Prosedur dalam lembag pembiayaan ini sangat sederhana. Yakni, pihak yang
berhutang membawa jaminan berupa barang bergerak untuk kemudia ditukarkan
dengan sejumlah dana yang sesuai dengan nilai taksiran, dana pembiyaan ini
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Perum Pegadaian menerima pendapatan
berupa bunga dan biaya lainnya atas pembiyaan ini. Pendapatan dari binga
merupakan pendapatan yang dominant dibandingkan dengan aktivitas Perum
Pegadaian lainnya.
Pihak yang Terlibat dan fasilitas
yang di berikan oleh perusahaan
a.Nasabah
nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan
atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah
yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha
Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank
syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan.
Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di
Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk investasi
b.Petugas Penaksir
c.Kasir
pemegang kas (uang); orang yg bertugas menerima dan
membayarkan uang
Fasilitas Yang Diberikan oleh
Perusahaan Pegadaian
PERUSAHAAN
ASURANSI DAN DANA
PENSIUN
Usaha dan Karakteristik Asuransi
3. Risiko individu
Asuransi jiwa
Asuransi jiwa memberikan keuntungan finansial kepada orang yang ditunjuk atas kematian tertanggung. Berbagai
bentuk asuransi jiwa yang dikeluarkan.
Asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan sebuah produk asuransi yang khusus menangani masalah kesehatan akibat
suatu penyakit dan menanggung proses perawatan kepada pada anggota asuransi nya.
Asuransi kendaraan
Yang paling populer asuransi mobil. yaitu asuransi terhadap cedera kepada orang lain atau terhadap kerusakan
pada kendaraan orang lain yang disebabkan oleh kendaraan tertanggung.
Asuransi kepemilikan rumah dan properti
Asuransi pemilik rumah 'melindungi pemilik rumah dari kerugian yang berkaitan dengan tempat tinggal mereka,
asuransi properti pribadi melindungi terhadap kehilangan, atau kerusakan, barang-barang tertentu milik pribadi..
Asuransi pendidikan.
Ini merupakan salah satu jenis asuransi yang paling populer saat ini. asuransi pendidikan merupakan sebuah
solusi cerdas untuk menjamin kehidupan menjadi lebih baik.
Dana Pensiun & Karakteristik Usahanya
Dana pensiun adalah hak seseoarng untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab lain sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Penghasilan ini biasanya berupa uang yang dapat diambil setiap bulannya
atau diambil sekaligus pada saat seseorang memasuki masa pensiun, hal ini tergantung dari
kebijakan yang terdapat dalam suatu perusahaan.
LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL
Bank Dunia