Anda di halaman 1dari 47

LEMBAGA JASA KEUANGAN

Kompetensi Dasar

3.5. Mendeskripsikan lembaga jasa


keuangan dalam perekonomian.
4.5.Menyajikan tugas, produk, dan
peran jasa keuangan dalam
perekonomian.
A. BANK
1. Pengertian bank dari asal katanya (Etimologi)
Secara etimologi bank berasal dari bahasa Italia
yaitu banca yang artinya bangku/meja

2. Pengertian bank dari beberapa ahli


a. Somary
Bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai
pengambil dan pemberian kredit, baik untuk
jangkapendek maupun jangka panjang.
b. G. M. Verryn Stuart

Bank adalah suatu badan yang bertujuan


memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri maupun dengan uang yang
diperolehnya dari pihak lain, maupun dengan jalan
mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang
giral.
c. Kasmir
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank
lainnya.
d. Thomas Suyatno

Bank adalah suatu badan yang tugas utamanya


sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran
dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan
e. Pierson
Bank adalah badan usaha yang menerima kredit
namun tidak memberikan kredit.
f. DR. B.N. Ajuha
Bank adalah tempat menyalurkan modal dari mereka
yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan
kepada mereka yang dapat membuatnya dapat lebih
produktif untuk dapat keuntungan masyarakat.
g. Dendawijaya

Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai


lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari
pihak yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan
h. T. Sunaryo
Bank adalah lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa.
i. Gunarto Suhardi
Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi
tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah
dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-
dananya.
j. Rachmadi Usman

Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang


melayani kepentingan masyarakat dalam segala
bentuk transaksi yang menyangkut kepentingan dari
pihak yang memakai jasa bank, dengan tanpa
mengabaikan keuntungan bank baik secara
langsung maupun tidak.
k. Sulad S. Hardanto
Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat
izin bank, menerima tabungan dan deposito,
memberikan pinjaman, dan menerima serta
menerbitkan check.
L. M. Zamroni, S.Pd
Bank adalah badan usha milik negara atau swasta
yang berfungsi menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya
kepada masyarakat (individu, kelompok, dan
perusahaan) dalam bentuk kredit
m. Drs. T. Gilarso, SJ
Bank adalah lembaga keuangan yang usha pokoknya

adalah menghimpun dana, memberikan kredit dan


jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang
3. Menurut UU No. 10 Tahun 1998
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak

Secara umum, bank adalah lembaga kepercayaan yang


berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu
kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah
pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi
sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu
kebijakan moneter. Bank merupakan lembaga
keuangan yang penting dalam perekonomian negara.
2. Fungsi Bank
1. Penghimpun dana
2. Penyalur dana
3. Pelayan jasa bank
Adapun secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai
agent of trust, agent of develovment dan agen of
services.
a. Agent Of Trust
Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar
utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan
( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun
penyaluran dana.
b. Agent Of Development
Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi.
c. Agent Of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpun
dan penyalur dana, bank juga memberikan
penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat.
Dalam menjalankan fungsinya bank harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Likuiditas, artinya kemampuan bank untuk melunasi


kewajiban sewaktu-waktu atau saat jatuh tempo atau
dapat melunasinya dalam jangka pendek.
2) Solvabilitas, artinya kemampuan bank untuk memenuhi
seluruh kewajibannya bila bank tersebut bubar, atau dapat
melunasinya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Rentabilitas, artinya kemampuan bank untuk
memperoleh keuntungan atau laba agar dapat terjaga
kontinuitasnya.
4) Soliditas, artinya kemampuan bank untuk memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, sehingga menunjukkan
bahwa bank tersebut dalam kondisi sehat.
3. Jenis Bank
• Jenis bank dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
Berdasarkan Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu juga
dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.
Contoh : Bank Mandiri
Adapun usaha bank umum disebutkan dalam Pasal 5 UU No. 10
Tahun 1998, yang terdiri atas sebagai berikut.

• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk


simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu;
• Memberikan kredit
• Menerbitkan surat pengakuan hutang
• Membeli, menjual atau menjamin atas risiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya:
(1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi
oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama
daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
(2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang
lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat
dimaksud.
(3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan
pemerintah.

(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


(5) Obligasi
(6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun
(7) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai
dengan 1 (satu) tahun
• Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan nasabah.
• Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
• Menerima pembayaran dari tagihan atas surat
berharga dan melakukan perhitungan dengan atau
antar pihak ketiga.
• Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan
surat berharga.
• Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan
pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
• Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada
nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang
tidak tercatat di bursa efek.
• Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit
dan kegiatan wali amanat.
• Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan
kegiatan lain berdasarkan prinsip yang ditetapkan
syahriah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
Oleh Bank Indonesia.
• Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh
bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-
undang ini dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selain itu, berdasarkan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 1998,
bank umum selain melakukan kegiatan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat pula
melakukan kegiatan berikut.

a) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan


yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau
perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna
usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dg memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh BI.
c) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
d) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana
pensiun yang berlaku.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang


melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, artinya disini
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.
Contoh : BPR Gajah Tongga

Usaha Bank Perkreditan Rakyat diatur dalam Pasal 13 UU. No. 10


Tahun 1998 tentang Perbankan, yang meliputi hal-hal berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana bagi nasabah
berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berkangka, sertifikat deposito dan
atau tabungan pada bank lain.

Adapun berdasarkan Pasal 14 UU. No. 10 Tahun 1998 tentang


Perbankan, dalam menjalankan kegiatannya Bank Perkreditan
Rakyat dilarang melakukan hal-hal berikut.
• Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
• Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
• Melakukan penyertaan modal.
• Melakukan perasuransian;
• Melaksanakan usaha lain di luar usaha yang telah ditetapkan oleh
undang-undang.
• Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya


adalah siapa yang memiliki bank tersebut.
Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte
pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki
bank yang bersangkutan. Jenis bank tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Bank milik pemerintah

Akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga


seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Contoh :
–Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
–Bank Rakyat Indonesia (BRI)
–Bank Tabungan Negara (BTN)
–Bank Mandiri

Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di


daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing Provinsi. contoh:
–Bank Nagari
–Bank Jabar
–Bank DKI
b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh


swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula.
Contoh :
– Bank Muamalat
– Bank Central Asia
– Bank Danamon

c. Bank Milik Koperasi


Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. contoh: Bank
Umum Koperasi Indonesia (Bukopin)
d. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank


yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing
atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contoh :
– Bank of America
– Bank of Tokyo
–  Hongkong Bank
e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki


oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia.
Contoh :
– Bank Sakura Swadarma
– Bank Finconesia
– Mitsubishi Buana Bank
– Interpacific Bank
• Jenis bank dilihat dari segi status

Dilihat dari segi kemampuannya dalam


melayani masyarakat, maka bank dapat dibagi
ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini
disebut juga pembagian berdasarkan
kedudukan atau status bank tersebut.
Kedudukan atau status bank ini menunjukan
ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat baik dari segi jumlah produk,
modal maupun kualitas pelayanannya. Status
bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke


luar negeri atau yang behubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso
keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan
pembayaran Letter of  Credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh
Bank Indonesia.
Contoh : Bank Agroniaga, Bank Bukopin, Bank Arta Niaga
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya Bank Devisa.
Contoh : Bank BCA Syariah, Bank Bisnis Indonesia
• Jenis Bank Dilihat dari Segi Cara Menentukan
Harga
1) Bank konvensional adalah bank yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Bank konvensional mendapatkan keuntungan
dengan cara menetapkan bunga sebagai harga,
baik untuk simpanan seperti giro, tabungan
maupun deposito. Harga untuk pinjaman (kredit)
juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga.
Adapun penetapan keuntungan untuk jasa bank
lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau
persentase tertentu.
2) Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan


kegiatan usahanya Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah
perdagangan Islam ada dua konsep utama,
yaitu:
a) Larangan atas penerapan bunga,
b) Sebagai penggantiannya dipakai sistem
bagi hasil.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil


(mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal (musyarakah)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa
murni tanpa pilihan (ijarah)
e. Pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
f. Prinsip titipan (Wadi’ah)
g. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli
dengan pembayaran dilakukan di muka
(Salam)

h. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli


dengan pesanan (Istishna’)
i. Pinjaman uang (Qardh)
J. Pengambilalihan utang piutang (Hiwalah)
k. Penjaminan (Kafalah)
l. Pelimpahan/gadai (Rahn)
m. Perwakilan (Wakalah)
4. Prinsip Kegiatan Usaha Bank

 Prinsip kegiatan usaha bank secara umum adalah :


a. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle)
Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang
menegaskan bahwa bank dalam menjalankan kegiatan
usaha baik dalam penghimpunan terutama dalam
penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat
berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian
ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan
usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-
ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku di
dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam
Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No 10 tahun 1998.
b. Prinsip Kepercayaan (fiduciary principle)

Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang


melandasi hubungan antara bank dan nasabah
bank. Bank berusaha dari dana masyarakat
yang disimpan berdasarkan kepercayaan,
sehingga setiap bank perlu menjaga kesehatan
banknya dengan tetap memelihara dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat
(4) UU No 10 Tahun 1998.
c. Prinsip Kerahasiaan (secrecy principle)

Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam Pasal 40 UU No


10 Tahun 1998. Menurut Pasal 40 bank wajib
merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya. Namun dalam ketentuan
tersebut kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa
pengecualian. Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan
untuk dalam hal-hal untuk kepentingan pajak,
penyelesaian utang piutang bank yang sudah
diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/ Panitia Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN),
untuk kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam
perkara perdata antara bank dengan nasabah, dan
dalam rangka tukar menukar informasi antar bank.
d. Prinsip Mengenal Nasabah (knowing your
costumer principle)

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan


oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas
nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk
melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan. Prinsip
mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No.3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan
peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam
menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai
kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak
kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan
melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.
5. Peran Bank

a. Pengalihan Aset (asset transmutation)


Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit
surplus ke unit defisit. Dimana sumber dana
yang diberikan pada pihak peminjam
berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang
jangka waktunya dapat diatur sesuai
dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal
ini bank berperan sebagai pangalih aset
yang likuid dari unit surplus (lender)
kepada unit defisit (borrower).
b. Transaksi (Transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi
untuk melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, transaksi
barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan.
Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro,
tabungan, deposito, saham) merupakan pengganti uang dan dapat
digunakan sebagai alat pembayaran
c. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menenpatkan dana yang dimilikinya dalam
bentuk produk-produk berupa giro. Tabungan, deposito. Produk-
produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang
berbeda-beda.Dengan demikian bank memberikan fasilitas
pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus
likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami
kekurangan likuiditas.
d. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah
menemukan peminjam dan pengguna modal
tanpa mengubah produknya. Disini bank
hanya mempelancar dan mempertemukan
pihak-pihak yang saling membutuhkan. Peran
bank dalam hal ini menjembatani dua pihak
yang saling berkepentingan untuk
menyamakan informasi yang tidak sempurna,
sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi
6. Produk Perbankan
a. Kredit Pasif
Bank menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan yang berupa hal berikut ini :
- Giro
Yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara
pemindahbukuan.
- Deposito berjangka
Yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
- Sertifikat deposito
yaitu deposito berjangka yang bukti simpanannya
dapat diperdagangkan.
- Tabungan
yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang
dipersamakan dengan itu.
- Surat berharga
yaitu surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi
yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan
pasar uang.
b. Kredit Aktif

Bank menyalurkan atau melayani pemberian kredit kepada


masyarakat, baik berupa kredit jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang.
Adapun jenis kredit yang termasuk kredit aktif antara lain sebagai
berikut :
- Kredit rekening koran (R/K),
Artinya kredit yang diberikan sesuai dengan
kebutuhannya dengan jaminan surat-surat berharga,
barang dalam gudang atau barang bergerak.
- Kredit Reimburs (Letter of Credit/L/C)
Artinya kredit yang diberikan dengan cara mambayar
harga pembelian suatu barang setelah nasabah
memperlihatkan bukti-bukti pengiriman barang
antarnegara.
- Kredit aksep
artinya kredit yang diberikan dengan cara
menandatangani wesel yang ditarik oleh nasabah dan
dijual ke bank.
- Kredit dokumenter
Artinya kredit yang diberikan atas jaminan dokumen
yang diserahkan ke bank.
- Kredit dengan jaminan surat-surat berharga
Artinya kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
membeli surat-surat berharga.
B. LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK (LKBB)

a. Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank


( LKBB )
adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan, secara
langsung ataupun tidak langsung,
menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat
untuk kegiatan produktif
b. Usaha – Usaha yang dilakukan LKBB
1) Menghimpun dana dengan jalan
mengeluarkan kertas berharga
2) Sebagai perantara untuk mendapatkan
kompanyon ( dukungan dalam bentuk dana )
dalam usaha patungan
3) Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli

c. Peran LKBB
1) Membantu dunia usaha dalam meningkatkan
produktivitas barang / jasa.
2) Memperlancar distribusi barang
3) Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan
d. Jenis – Jenis LKBB

1) Perusahaan Asuransi
Perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan
manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak
ketiga karena peristiwa ketidakpastian.
2) Koperasi Simpan Pinjam
Menghimpun dana dari masyarakat dan
meminjamkan kembali kepada anggota atau
masyarakat
3) Bursa Efek / Pasar Modal
Tempat jual beli surat-surat berharga
4) Perusahaan Anjak Piutang
Badan Usaha yang melakukan kegiatan  pembiayaan
dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta
pengurusan piutang.

5) Perusahaan Modal Ventura


Badan Usaha yang melakukan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal kedalam perusahaan

6) Pegadaian
Suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi
nasabah dengan jaminan barang bergerak
7) Perusahaan Sewa Guna

Pembelian secara angsuran, namun sebelum


angsurannya selesai(lunas), hak barang yang
diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual.Namun
demikian, begitu kontrak leasing ditandatangani,
segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut boleh
digunakan oleh pembeli

8). Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN )


Badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun.

Anda mungkin juga menyukai