Anda di halaman 1dari 5

1.

)Jelaskan faktor apa saja yang memicu adanya integrasi pasar


keuangan antar negara!
Jawab :

 Faktor-faktor yang mendorong terciptanya integrasi pasar keuangan adalah: Deregulasi atau
liberalisasi pasar dan aktifitas peserta pasar pada pusat keuangan dunia, Kemajuan teknologi
yang memungkinkan pengawasan pasar dunia, pelaksanaan pesanan dan analisis peluang
keuangan.
 Jenis bank berdasarkan fungsinya terbagi menjadi bank sentral, bank umum, dan bank
perkreditan rakyat. Untuk bank berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua, yaitu jenis bank
konvensional dan bank syariah.
 Kondisi perbankan setelah merdeka, pemerintah melakukan deregulasi perbankan karena
pada masa itu perbankan Indonesia belum bisa mengolah uang sendiri. Karena perbankan juga
merupakan peninggalan Belanda, maka dari itu pemerintah melakukan deregulasi perbankan
untuk membuat perbankan Indonesia lebih stabil.
 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB.

Pembahasan:

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.

2.)Sebutkan dan Jelaskan Jenis Bank dari segi fungsinya, dari segi
pemiliknya dan dari segi penciptaan Uang Giral
Jawab :
Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya
Bank Sentral

Bank sentral bertanggung jawab atas kebijakan moneter seperti stabilitas nilai mata uang,
stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan di sebuah negara.
Di Indonesia, bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia memiliki
satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang
mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Tujuan ini didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiganya adalah
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Bank Umum

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum.

Bank umum menawarkan berbagai produk dan jasa kepada masyarakat sesuai fungsinya
dengan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk,
memberi kredit pinjaman kepada masyarakat, jual beli valuta asing, menjual jasa asuransi,
jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga,dan lain sebagainya.

Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum yang berarti bank tersebut dapat
meberikan seluruh jasa perbankan yang ada kepada masyarakat dan wilayah
operasionalnya tersebar di seluruh wilayah.

Bank Perkreditan Rakyat

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bank Prekreditan Rakyat (BPR) merupakan Bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah,
namun dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih terbatas dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Hal ini
karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian. Pada
umumnya lokasi BPR dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.

Jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan

Bank Milik Pemerintah

Bank milik pemerintah merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah atau negara dan
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara. Contoh bank milik pemerintah di Indonesia
adalah BRI, BNI, BTN, dan Mandiri.

Bank milik pemerintah juga meliputi bank yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang disebut
juga Bank Pemerintah Daerah (BPD).

Bank Milik Swasta Nasional


Bank milik swasta nasional didirikan oleh pihak swasta nasional. Saham pada bank ini juga
sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional. Contoh bank swasta nasional di Indonesia
adalah BCA, bank Muamalat, Bank Permata, Bank Danamon, dan lain sebagainya.

Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing dari luar negeri yang
membuka cabang di suatu negara lainnya. Bank ini dapat berupa bank milik swasta asing
atau pemerintah asing yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

Bank milik asing di Indonesia contohnya seperti Citibank, HSBC, Bank of America,
Deutsche Bank dan masih banyak lagi.

Bank Milik Koperasi

Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham dan pendiriannya dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya Bank Umum Koperasi
Indonesia

Bank Milik Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya bercampur antara
pihak asing dan pihak swasta nasional. Namun kepemilikan saham tersebut didominasi
oleh warga negara tempat bank tersebut didirikan.

Contoh bank milik campuran di Indonesia adalah Rabobank International Indonesia, Bank
DBS Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Mizuho Indonesia, dan masih banyak lagi.

Bank dilihat dari segi penciptaan uang giral Jenis bank jika dilihat dari segi penciptaan uang giral,
antara lain:

1. Bank Primer, yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral, yang tergolong dalam bank ini adalah
bank sentral, dan bank umum.

2. Bank Sekunder, adalah bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit, yang
tergolong dalam bank ini adalah bank tabungan dan bank pembangunan dan ban lain yang tidak
menciptakan uang giral.

Bank Menurut UU Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 1998
Kategori bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998,

akan dibahas lebih detail pada bab ketiga. Adapun jenis bank tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu
bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR)
3.) Bagaimana keadaan Perbankan setelah Perang Dunia (1945-1949)

Secara umum, kondisi perbankan di Indonesia pasca berakhirnya Perang Dunia 2 cukup kompleks
diwarnai dengan hadirnya kembali bank-bank asing milik Belanda di nusantara, plus bank-bank
nasional baru hingga nasionalisasi De Javasche Bank. Hal ini terjadi karena kebijakan moneter yang
masih belum lengkap dan belum tertata dengan baik secara administratif.

Pembahasan

Keadaan perbankan di Indonesia usai Perang Dunia 2 bisa dibilang belum tertata dengan baik. Ada
sejumlah peristiwa penting yang menjadi bagian krusial dalam sejarah perbankan nasional. Berikut ini
adalah beberapa diantaranya:

 Adanya pembukaan perizinan pengoperasian bank Belanda pada bulan Januari 1946 sehingga sejumlah
bank-bank Belanda kembali muncul di beberapa wilayah di Indonesia.
 Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI) di tahun 1951, diikuti dengan
pengalihfungsian dari bank umum menjadi bank sentral pada tahun 1955. Pada tahun itu, BI juga mulai
melakukan pengawasan bank-bank swasta di Indonesia.
 Usai kemerdekaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai satu-satunya bank nasional yang diakui di
masa kolonialisme Jepang, ditetapkan sebagai bank pemerintah pertama di tahun 1946. Meski begitu,
BRI sempat tidak beroperasi di masa agresi militer Belanda hingga tahun 1949 usai Konferensi Meja
Bundar. BRI sempat dilebur dengan Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM) menjadi
Bank Koperasi Tani dan Nelayan di tahun 1960 sebelum beralih kembali menjadi bank umum di tahun
1968.
 Pemerintah RI membentuk bank sirkulasi yang berujung pada lahirnya Bank Nasional Indonesia (BNI)
pada bulan Juli 1946.
 Nasionalisasi bank-bank Belanda lainnya pada rentang waktu 1950an hingga 1960, diantaranya,
Nationale Handels Bank NV menjadi Bank Umum Negara, Nederlandsche Handels Maatschappij menjadi
Bank Expor Impor Indonesia, serta Escomptobank menjadi Bank Dagang Negara.
 Penutupan bank-bank asing non-Belanda seperti Bank of China, HSBC
(Hongkong Shanghai Bank Corporation) dan Overseas Chinese Banking
Corporation di tahun 1959.
4.) Bagaimana peran Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan serta
Lembaga Penjamin Simpanan dalam mengatur maupun pengawasan
Perbankan ?
1. membuat regulasi atau aturan
2. mengawasi seluruh hal yang berkaitan dengan keuangan Bank

Anda mungkin juga menyukai