Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

Bank dan Lembaga Keuangan non Bank


Dosen : Silvi Oktaria, SE., M. Ak

Oleh :
Ratna Mareta Pramesti
( 042746427 )

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1. Jelaskan faktor apa saja yang memicu adanya integrasi pasar keuangan antar negara ?

Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi integrasi pasar modal ada tiga


yaitu: portofolio asing yang diproksikan dengan nilai pembelian bersih saham investor
asing (FNP), hubungan dagang yang diproksikan dengan ekspor dan foreign direct
investment (FDI). Pada saat krisis keuangan global terjadi investor asing di Indonesia
banyak yang keluar dari perdagangan saham di BEI seperti ditunjukkan pada gambar 2.
Hal ini berdampak pada anjloknya IHSG. Bappepam (2008) mencatat investor asing
memegang hampir 60% nilai kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu,
investor asing memiliki peran yang besar di pasar modal domestik. Sehingga pergerakan
IHSG sangat sensitif terhadap perilaku investor asing di Bursa Efek Indonesia. Hubungan
dagang antar negara juga merupakan salah satu faktor yang mendorong integrasi pasar
modal. Semakin kuat hubungan dagang suatu negara dengan negara mitra dagangnya
menandakan semakin rentan negara tersebut dipengaruhi gejolak dari negara mitra
dagangnya.

2. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Bank dari segi fungsinya, dari segi pemiliknya dan dari segi
penciptaan Uang Giral ?

• Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

1. Bank sentral
Bank sentral adalah institusi atau lembaga yang bertanggung jawab menjaga
stabilitas harga dan nilai mata uang negara tersebut. Setiap negara pasti
memiliki bank sentralnya masing-masing. Di Indonesia, bank sentral
adalah Bank Indonesia. Bank sentral memiliki memiliki tujuan menjaga
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa serta menjaga kestabilan
nilai mata uang terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Bank Indonesia selaku bank sentral negara menjalankan tiga tugas
utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, menjaga stabilitas sistem keuangan.

2. Bank umum
Bank umum adalah bank yang menjalankan usaha konvensional berbentuk
pemberian jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum inilah yang jasanya paling
sering kita gunakan untuk menabung. Bank umum memiliki tugas, di antaranya:
• Menghimpun dana dari nasabah dalam bentuk tabungan, simpanan giro,
deposito.
• Memberikan pinjaman.
• Menerbitkan surat pengakuan utang.
• Menyediakan tempat untuk menyimpan barang berharga (termasuk surat).
• Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga.

3. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat adalah bank konvensional yang melaksanakan
kegiatan menghimpun dana dan memberikan kredit. Tugas Bank Perkreditan
Rakyat hampir sama dengan bank umum, tapi lingkupnya lebih sempit. Bank
Perkreditan Rakyat tidak menerima simpanan berupa giro, kegiatan valas, dan
perasuransian.

• Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya

1. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah perusahaan perbankan yang seluruh atau sebagian besar
kepemilikannya dimiliki pemerintah. Bank ini biasanya disebut sebagai Bank
BUMN atau Badan Usaha Milik Negara. Contoh bank pemerintah antara lain
Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan
Bank Tabungan Negara (BTN). Biasanya bank pemerintah tidak hanya
menawarkan produk simpanan dan pinjaman saja, tetapi juga menawarkan
produk asuransi kesehatan maupun jiwa. Contohnya seperti BRI yang memiliki
perusahaan asuransi BRI Life. Asuransi BRI Life menawarkan produk asuransi
jiwa yang terjangkau dengan premi mulai dari Rp10 ribu dengan manfaat
santunan meninggal dunia hingga Rp50 juta.

2. Bank Swasta
Bank swasta adalah perusahaan perbankan yang sebagian besar kepemilikannya
dimiliki pihak swasta. Contoh dari bank swasta antara lain Bank Central Asia
(BCA), Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Danamon, dan Bank MNC.

3. Bank Asing
Bank asing adalah cabang perusahaan perbankan asing yang membuka usaha di
Indonesia dan kepemilikannya dimiliki oleh asing. Contoh bank asing HSBC,
Bank of America, Standard Chartered, Bangkok Bank, dan Citibank.
4. Bank Campuran
Bank campuran adalah perusahaan jasa keuangan yang didirikan lebih dari satu
bank umum, yang didirikan badan hukum di Indonesia dan badan hukum luar
negeri. Bank ini sering juga disebut sebagai joint venture bank. Contoh bank
campuran adalah Mitsubishi Buana Bank, Bank ANZ Indonesia, Bank Sumitomo
Mitsui Trust Bank Limited, dan Bank DBS Indonesia.

5. Bank Pembangunan Daerah


Bank pembangunan daerah merupakan bank yang sebagian besar atau seluruh
kepemilikannya dimiliki Pemerintah Daerah. Contoh dari bank pembangunan
daerah adalah Bank Jabar, Bank Jatim, Bank DKI, Bank Sumut, Bank Jambi, dan
lainnya.

• Jenis-Jenis Bank Berdasarkan penciptaan uang giral


Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum
selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi
uang giral adalah tagihan yang berada di bank umum, yang dapat dipakai sewaktu-
waktu untuk peralatan pembayaran. Susunan uang giral dapat berupa cek, giro, atau
telegrafic transfer.
3. Bagaimana keadaan Perbankan setelah Perang Dunia (1945-1949) ?
Bersamaan dengan kekalahan Jepang, pemerintah Belanda berusaha kembali ke Indonesia
dengan membonceng tentara Inggris(sekutu) dan terjadilah perang kemerdekaan melawan
penjajah. Pada akhirnya terbentuk dua wilayah yakni daerah Republik yang dikuasai oleh RI
dan daerah federal yang merupakan daerah wilayah RI yang diduduki Belanda. Masing-
masing daerah mengalami perkembangan sebagai berikut :
A. Perkembangan Perbankan di Daerah Republik

• BNI (5 Juli 1946), dengan Peraturan Pemerintah dengan Pengganti Undang-undang


(Perpu) Nomor 2 Tahun 1946 yang kemudian bernama BNI 1946.
• BRI (22 Febuari 1946) dengan Peraturan Pemerintah (PP), berasal dari The
Algemene Folkscreditbank (AFB) yang masa pendudukan Jepang bernama Syomin
Ginko

Terdapat juga bank – bank swasta nasional yaitu :

• Bank Surakarta MAI (Maskapai Andil Bumiputera) (1945), di Solo


• Bank Indonesia (1946), di Palembang
• Bank Dagang Nasional Indonesia (1946) di Medan
• Indonesian Banking Corporation (IBC) (1947), di Yogyakarta yang kemudian
bernama Bank Amerta
• Bank Nasional Indonesia di Surabaya
B. Perbankan di Daerah Federal

• NV Bank Sulawesi di Manado (8 Feb 1946)


• NV Bank Perniagaan Indonesia (11 Maret 1948)
• Bank Timur NV di Semarang (20 Sep 1949), lalu menjadi PT. Bank Gemari dan
merger dengan BCA
• Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin (12 Oktober 1949)
• Kalimantan Trading Corporation NV di Samarinda (18 Febuari 1950), lalu merger
dengan Bank Pacific
4. Bagaimana peran Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan serta Lembaga Penjamin
Simpanan dalam mengatur maupun pengawasan Perbankan ?

1. Bank Indonesia
• Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter BI berwenang:
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang
ditetapkan; dan
b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara lain:
i. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
ii. penetapan tingkat diskonto
iii. penetapan cadangan wajib minimum.
Berkaitan dengan hal tersebut, BI melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan
sistem nilai yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban
luar neger, dan dapat menerima pinjaman luar negeri. Untuk mencapai sasaran-
sasaran moneter, BI juga dapat mempunyai fungsi lender of the last resort.
• Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI
berwenang:

a) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas peyelenggaraan


jasa sistem pembayaran.
b) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan tentang kegiatannya.
c) Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

Disamping itu, BI juga diberi kewenangan untuk mengatur sistem kliring antar
bank dalam mata uang rupiah atau valuta asing dan menetapkan macam, harga,
ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan baku yang digunakan dana tanggal mulai
berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

• Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI


menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Terkait dengan pengawasan bank, dalam UU ini diamanatkan bahwa tugas
mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan
yang independen, dan dibentuk dengan UU. Pembentukan lenbaga pengawasan
tersebut dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2012.

2. OJK ( Otoritas Jasa Keungan )

OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi


terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Sementara berdasarkan
pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas utama dari OJK adalah melakukan pengaturan
dan pengawasan terhadap:
a) Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b) Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;
c) Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:

a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang
meliputi:

• Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi
dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
• Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
• Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan
pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
sistem informasi debitur; pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi
bank;
• Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian
uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta
pemeriksaan bank.

b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:

• Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;


• Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
• Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga jasa keuangan;
• Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi :

• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;


• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan
tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau penunjang
kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan;
• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak
tertentu;
• Melakukan penunjukan pengelola statuter;
• Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
• Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

3. LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan )

Fungsi LPS adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif
dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Fungsi
penjaminan diejawantahkan dengan melakukan pembayaran klaim penjaminan atas
simpanan nasabah bank yang dicabut izinnya dan menunjuk tim likuidasi untuk
membereskan aset dan kewajiban bank tersebut, sedangkan fungsi turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan diwujudkan dalam bentuk upaya
menyelamatkan atau penyehatan terhadap bank gagal yang tidak berdampak sistemik
maupun bank gagal yang terdampak sistemik (bank resolution).
SUMBER :
• Mailangkay, Jeina. 2013. Integrasi Pasar Modal Indonesia dan Beberapa Bursa di Dunia
(Periode Januari 2013 – Maret 2013). Jurnal EMBA. Vol. 1, (No. 3)
• https://lps.go.id/artikel/-/asset_publisher/0S8e/content/peran-lps-dalam-mendukung-
stabilitas-sistem-perbankan
• https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/stabilitas-sistem-keuangan/ikhtisar/Default.aspx

Anda mungkin juga menyukai