NIM : 044116316
PRODI : S-1 MANAJEMEN
SOAL
Jelaskan faktor apa saja yang
memicu adanya integrasi pasar
keuangan antar negara!
Sebutkan dan Jelaskan Jenis
Bank dari segi fungsinya, dari
segi pemiliknya dan dari segi
penciptaan Uang Giral
Bagaimana keadaan Perbankan
setelah Perang Dunia (1945-
1949)
Bagaimana peran Bank
Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan serta Lembaga
Penjamin Simpanan dalam
mengatur maupun pengawasan
Perbankan ?
JAWAB
1. Beberapa factor yang menyebabkan integrase pasar keuangan antarnegara :
1) Deregulasi atau liberalisasi pasar keuangan di pusat-pusat keuangan dunia.
Persaingan global telah mendorong pemerintah di banyak negara untuk
menderegulasi berbagai aspek dari pasar keuangannya. Dengan deregulasi ini maka
perusahaan-perusahaan keuangan mereka dapat bersaingan secara efektif di seluruh
dunia.
2) Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi. Teknologi ini digunakan
untuk memonitor banyak pasar keuangan dunia, melakukan transaksi, dan
menganalisis peluang-peluang keuntungan dari transaksi asset keuangan.
3) Pesatnya kemajuan kelembagaan pasar keuanagan
Dari ketiga factor tersebut, kemajuan teknologi merupakan pendorong (trigger)
utama dalam terintegrasinya pasar keuangan dunia. Kemajuan di dalam system
telekomunikaso menjadikan para pelaku pasar di seluruh dunia dapat melakukan
transaksi dan memonitor investasinya dalam waktu seketika (real time). Selain itu,
perkembangan teknologi informasi, hardware, dan software computer
memungkinkan informasi tersebar secara actual, baik informasi harga asset
keuangan maupun informasi-informasi penting lainnya pada seluruh pelaku pasar
di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, investor dapat memonitor
perkembangan pasar keuangan di berbagai tempat secara bersamaan dan
memanfaatkan informasi tersebut untuk mengambil keputusan investasinya.
2. Jenis-jenis Bank
1) Berdasarkan Fungsi
i. Bank Sentral
Bank Sentral adalah badan usaha yang bertanggungjawab soal kebijakan
moneter suatu negara. System keuangan negara yang berpengaruh pada
kondisi perekonomian akan dikendalikan olehnya.
Contoh bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia.
Tugas-tugas dari Bank Sentral :
• Menjaga nilai mata uang dalam negeri
• Mengendalikan jumlah uang yang beredar, dan inflasi
• Mengatur system pembayaran tunai dan nontunai yang berlaku di
sebuah negara
• Mengatur dan mengawasi perbankan yang bertujuan untuk
membatasi risiko dan biaya krisis sistemik
ii. Bank Umum
Merupakan bank dengan wewenang melakukan kegiatan usaha dengan
system konvensional mapupun system Syariah.
Layanan jasa dari bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat,
seperti dengan produk tabungan misalnya. Serta penyaluran dana dalam
bentuk kredit atau pinjaman ke masyarakat.
Pembagian jenis bank umum dibagi lagi menjadi dua, yakni bank devisa
yang melakukan kegiatan usaha dengan valuta asing atau seizin bank sentral.
Misalnya transaksi ekspor-impor, transfer uang ke luar negeri, jual beli
valuta asing, menjual produk asuransi dan kartu kredit, layanan jasa giro
dan cek, dsb.
Serta bank nondevisa yang masih memiliki keterbatasan dalam
menjalankan kegiatan usaha, karena belum mengantongi izin banyak
transaksi seperti bank devisa.
iii. Bank Perkreditan Rakyat
Bentuk BPR sendiri seperti bank kecil yang berada di daerah desa, baik
dalam sebutan bank atau pemberi kredit.
Tujuan kehadiran BPR yaknin melayani dan mensejahterakan masyarakat
di desa atau kota kecil.
Berikut berbagai wewenang BPR :
• Menghimpun dana dalam bentuk deposito berjangka
• Memberikan pinjaman atau kredit
• Menyediakan dana dengan system konvensional maupun
menerapkan system Syariah
• Menempatkan dana dalam bentuk sertifikat deposito, sertifikat
tabungan, maupun sertifikat Bank Indonesia pada bank lain
2) Berdasarkan Kepemilikan
Beriku sederet jenis-jenis bank nya
i. Bank Pemerintah
Bank Pemerintah adalah bank yang dimiliki oleh negara, baik itu dalam
skala bank daerah maupun bank nasional. Bank pemerintah masuk kedalam
daftar Badan Usaha Milik Negara(BUMN), yang sahamnya sebagian besar
dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya dimiliki public (dipasarkan di
pasar saham)
Ex : BRI, Mandiri, BNI, BTN
ii. Bank Swasta Nasional
Bank Swasta Nasional yang mana dimiliki oleh pihak swasta, namun
cakupan layanannya luas hingga keseluruh Indonesia.
Ex : BCA, Bank Permata, Bank Muamalat, Bank Sinarmas, CIMB Niaga
iii. Bank Asing
Bank Asing adalah bank yang membuka cabang negara lain. Jadi,
kepemilikan bank ini bisa saja pihak pemerintah negara asal, atau dimiliki
oleh pihak swasta.
Ex : HSBC, Citibank, Bangkok Bank.
Sumber :
https://www.cekaja.com/info/jenis-jenis-bank-berdasarkan-fungsi
https://ardra.biz/topik/bank-umum-bank-pencipta-uang-giral-dalam-
sistem-moneter-
indonesia/#:~:text=Bank%20Pencipta%20Uang%20Giral%20terdiri%20d
ari%20bank-
bank%20umum.,artinya%20dapat%20memberikan%20seluruh%20jasa%2
0perbankan%20yang%20ada.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing
seperti Tiongkok, Jepang dan Eropa. Bank-bank tersebut diantara lain :
NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank, Bank Nasional Indonesia, Bank
Abuan Saudagar, NV Bank Boemi, The Chartered Bank of India, Australia and
ChinaHongkong & Shanghai Banking Coporation The Yokohama Species Bank, The
Matsui Bank, The Bank of China, Batavia Bank.
Sumber : Brainly
4. System Pengawasan Perbankan
Untuk menajalankan tugas pengawasan bank, BI melaksanakan system pengawasan
perbankan dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu pengawasan berdasarkan kepatuhan
(compliance based supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based
supervision atau RBS). Dengan adanya pendekatan tersebut, bukan berarti akan
mengesampingkan pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun itu merupakan upaya untuk
menyempurnakan system pengawasan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengawasan dalam perbankan. Dengan secara bertahap, pendekatan pengawasan telah
diterapkan oleh BI akan beralih menjadi sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.
1) Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan
Pengawasan tersebut ada dasarnya adalah menekankan pemantauan kepatuhan
bank dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan
pengelolaan bank. Pendekatan ini akan mengacu pada kondisi bank pada masa lalu
dengan tujuan untuk memastikan bank telah beroperasi dan dikelola secara baik
dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.
2) Pengawasan Berdasarkan Risiko
Merupakan pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking).
Dengan memakai pendekatan ini, pengawasan/pemeriksaan suatu bank akan
difokuskan pada risiko-risiko yang telah melekat (inherent risk) pada aktivitas
fungsional bank tersebut serta system pengendalian risiko (risk control system).
Melalui pendekatan ini juga akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank
untuk proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang
kemungkinan timbul di bank.
Sumber :
https://www.academia.edu/29003085/Peran_Bank_Indonesia_dan_Otoritas_Jasa_Keuan
gan_OJK_dalam_Pengawasan_Lembaga_Keuangan