FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
MATA KULIAH : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
HARI/ TGL :
WAKTU/SKS : 60 MENIT
PETUNJUK :
1. TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK SALING KERJA SAMA
2. HARAP MEMPERHATIKAN BATAS WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN
SOAL-SOAL :
1. Terdapat jeni-jenis bank dalam lembaga perbankan. Sebutkan dan jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan tugas bank Indonesia!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi sistem keuangan
4. Sebutkan dan jelaskan sistem manajemen bank
5. Jelaskan fungsi permodalan bagi bank
Nama : Ismi
NIM : E2A021191
Kelas : A4
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan
(1) Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, jenis-jenis
bank berdasarkan fungsinya dibagi menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
1. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum sering disebut
dengan istilah Bank Komersial (Commercial Bank). Tugas pokok bank umum
adalah menghimpun dana dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada
masyarakat, dan memberikan jasa melalui mekanisme keuangan kepada
masyarakat. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum adalah :
Memberi pinjaman dan menerima pinjaman dari perusahaan lain atau
masyarakat.
Menerima titipan barang-barang berharga.
Melakukan kegiatan dalam valuta asing.
Melayani jasa pengiriman (transfer) antar bank.
Melakukan giro dan inkaso antar bank.
Tidak boleh melakukan usaha asuransi.
Tetapi, boleh mendirikan anak perusahaan yang melakukan usaha
asuransi.
Jenis-jenis bank umum dibedakan menjadi bank umum devisa dan bank umum
non devisa.
1) Bank umum devisa adalah bank umum yang melakukan kegiatan usaha
perbankan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan Bank
Indonesia. Contoh bank umum devisa adalah BCA, Bank CIMB Niaga,
dan Bank Danamon.
2) Bank umum non devisa adalah bank umum yang ruang lingkup gerak
operasionalnya di dalam negeri saja. Contoh bank umum non devisa
adalah BCA Syariah, Bank Mayora, dan Bank Panin Syariah.
2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPR biasanya bertindak sebagai bank untuk daerah-daerah pedesaan
atau pengusaha kecil yang melayani sektor-sektor informal di perkotaan yang
belum terjangkau oleh bank umum. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerataan layanan perbankan, pendapatan, dan kesempatan berusaha. Kegiatan
usaha yang boleh dilakukan oleh bank perkreditan rakyat adalah:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan (saving deposit) atau
deposito berjangka (time deposit).
Memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhkan.
Menyediakan pembayaran kepada nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), tabungan,
atau deposito berjangka pada bank lain.
Menurut Pasal 14 UU No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan kegiatan usaha
sebagai berikut:
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Melakukan penyertaan modal. Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur
2. Bank Milik Swasta Nasional Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh
sahamnya dimiliki warga negara Indonesia dan atau badan-badan hukum yang peserta
dan pimpinannya terdiri atas warga negara Indonesia. Contoh bank milik swasta nasional
antara lain adalah Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank CIMB
Niaga, Bank Bumi Putera, Bank Lippo, Bank Mega, dan sebagainya.
3. Bank Milik Koperasi Bank milik koperasi adalah bank yang didirikan oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi, dan seluruh modalnya menjadi milik koperasi. Contoh
bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin).
4. Bank Milik Asing Bank milik asing merupakan bank yang kepemilikannya oleh pihak
asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh bank milik asing
antara lain adalah Deutsche Bank, American Express Bank, Bank of America, Bank of
Tokyo, Citibank, Standard Chartered Bank, Chase Manhattan Bank, dan lain-lain.
5. Bank Milik Campuran Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki
oleh dua pihak yaitu dalam negeri dan luar negeri. Artinya, kepemilikan saham bank
campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Contoh bank milik
campuran antara lain adalah Inter Pacific Bank, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank,
Mitsubishi Buana Bank, Bank Merincorp, dan lain-lain.
(2) Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal dan tiga pilar utama dalam mendukung
tercapainya tujuan tunggal tersebut. Mengingat peran dan kapasitasnya sebagai Bank
Sentral, Bank Indonesia mengemban amanat untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Maka dari itu, Bank Indonesia memiliki beberapa tugas seperti:
Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa.
Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain.
Membuat dan mengawasi regulasi untuk semua bank yang ada di Indonesia.
Melakukan penelitian juga pemantauan.
Menyimpan uang kas negara dan memberikan bantuan dana kepada Bank-Bank di
Indonesia yang sedang mengalami krisis.
Untuk mengukur aspek pertama, bisa dilihat melalui laju perkembangan inflasi,
sedangkan aspek kedua bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dengan satu tujuan tunggal tersebut, diharapkan Bank Indonesia dapat memfokuskan
langkah serta memperjelas batasan-batasan tanggung jawab yang harus dilakukan. Oleh
karena itu, masyarakat maupun pemerintah dapat dengan mudah melihat bagaimana
kinerja Bank Indonesia.
Dalam mensukseskan tujuan tunggal Bank Indonesia, yaitu memelihara nilai rupiah,
maka Bank Indonesia memiliki tiga pilar utama yang sekaligus juga menjadi bidang
jangkauan tugasnya. Tiga Pilar tersebut adalah:
o Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
o Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
o Menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dari sudut pandang konsumen, layanan ini tampak mulus. Namun kenyataannya, untuk
setiap gesek atau cek yang dikeluarkan, perlu dilakukan proses penyelesaian yang
kompleks. Inilah sebabnya mengapa ada lembaga khusus yang disebut lembaga kliring
yang melakukan proses ini.
Fungsi #2: Transfer Sumber Daya
Arus kas yang dimiliki individu dan perusahaan terkadang tidak sesuai dengan arus kas
yang diinginkan. Misalnya, seorang pensiunan mungkin memiliki sejumlah uang.
Namun, mereka mungkin lebih tertarik pada sejumlah uang secara berkala. Di sisi lain,
sebuah perusahaan mungkin menginginkan sejumlah besar uang di muka sehingga
mereka dapat menginvestasikannya dalam sebuah proyek. Sebagai imbalannya, mereka
mungkin bersedia melakukan serangkaian pembayaran. Kedua tugas ini diselesaikan
melalui sistem keuangan. Sistem keuangan memungkinkan investor untuk mengubah
sumber daya mereka dan mengaksesnya selama titik waktu yang nyaman bagi mereka.
Harga lain seperti suku bunga, nilai tukar mata uang asing, dan bahkan harga saham
merupakan indikator penting. Individu dapat memenuhi rencana investasi mereka
berdasarkan informasi yang diterima dari sistem keuangan.
Oleh karena itu, akan tepat untuk mengatakan bahwa sistem keuangan melakukan banyak
fungsi yang dapat dianggap fundamental. Jika fungsi-fungsi ini tidak dijalankan, pasar,
seperti yang kita kenal sekarang, tidak akan ada.
Tetapi tidak ada Kantor Pusat (Kantor Besar) dari semua BPD di Indonesia.
Setiap BPD mempunyai hak otonomi di daerahnya masing-masing dan mereka
tidak ada hubungan struktural satu sama lainnya. Setiap BPD dimiliki oleh
masing-masing Pemda.
Ciri-ciri utama dari Bank yang menganut Unit Banking dalam sistem
manajemennya adalah:
a. Organisasinya kecil.
b. Ruang lingkup operasionalnya terbatas.
c. Hanya sedikit sekali adanya delegation of authority.
d. Keputusan kredit agar lebih cepat karena prosedurnya tidak berbelit dan
langsung ditangani Direksi.
e. Karena sistemnya kesatuan (unitarism) maka kekuasaan bisa terhimpun pada
satu tangan. Kadangkala hal seperti ini menimbulkan kelemahan-kelemahan
tertentu.
Contoh lain adalah Bank-bank Pasar, yang bersifat unit banking dengan ruang
lingkup lebih lokal lagi. Misalnya di Jakarta Bank Pasar di Tanah Abang hanya
beroperasi di sekitar pasar itu saja. Dia tidak bisa beroperasi si pasar Senen atau
pasar Jatinegara.
Kelebihan yang sering terjadi adalah timbulnya system monopoli oleh yang
terkuat atau timbulnya keputusan-keputusan sepihak yang kadangkala tidak
memuaskan anggota group. Chained Banking System biasanya terjadi karena
beberapa bank dikuasai oleh satu keluarga tertentu, sehingga pemimpin keluarga
itu serta-merta menjadi bos besar kelompok bank tersebut, walaupun mereka
berada di berbagai daerah atau kota.
Modal bank pada prinsipnya memiliki tiga macam fungsi utama yaitu : fungsi
operasional, fungsi perlindungan dan fungsi pengaturan.
Dari tiga fungsi utama tersebut, maka fungsi modal dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Untuk melindungi deposan dengan menyanggah semua kerugian atau bila terjadi
insolvensi dan dilikuidasi, terutama bagi sumber dana yang tidak diasuransikan.