NIM : 043617068
1. Jelaskan Faktor apa saja yang memicu adanya integrasi pasar keuangan antar negara !
Beberapa faktor yang menyebabkan integrasi pasar keuangan antar negara adalah :
Deregulasi atau liberalisasi pasar keuangan dipusat-pusat keuangan dunia.
Persaingan global telah mendorong pemerintah dibanyak negara untuk
menderegulasi berbagai aspek dari pasar keuangannya. Dengan deregulasi ini maka
perusahaan-perusahaan keuangan mereka dapat bersaing secara efektif diseluruh
dunia,
Kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi. teknologi ini digunakan untuk
memonitor banyak pasar keuangan dunia, melakukan transaksi, dan menganalisis
peluang-peluang keuntungan dari transaksi aset keuangan,
Pesatnya kemajuan kelembagaan pasar uang.
2. Sebutkan dan Jelaskan jenis bank dari segi fungsinya; segi kepemiliknya; dan dari segi
penciptaan uang giral.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan, yang telah
diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pengertian dari perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan UU tersebut, menurut jenis usahanya, bank diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
1. Bank Devisa, adalah bank yang dalam operasionalnya melayani transaksi valuta asing.
2. Bank Non-devisa, adalah bank yang dalam operasionalnya tidak melayani transaksi
valuta asing.
Kerjasama dan koordinasi antar otoritas sistem keuangan dilakukan baik secara bilateral
maupun trilateral, dalam rangka melakukan harmonisasi kebijakan, pertukaran data dan/atau
informasi, serta kepentingan koordinasi lainnya. Sebagaimana amanat Pasal 10 ayat 4 Undang-
Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan dan Pasal 65
Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
Simpanan, Bank Indonesia menempatkan masing-masing satu orang ADG sebagai Anggota
Dewan Komisioner (ADK) Ex-Officio di OJK dan LPS. Peran strategis ADG Bank Indonesia sebagai
Ex-Officio di kedua lembaga ini turut mendukung pelaksanaan koordinasi, kerjasama, dan
harmonisasi kebijakan antara Bank Indonesia dan lembaga penugasan.