Anda di halaman 1dari 24

1.

Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank

A. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana tau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan
adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dikenal dengan funding.
Pembelian dana masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara memasang
berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk
simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih masyarakat seperti giro, tabungan,
sertifikat deposito, dan deposito berjangka.
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyaraka, maka
oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali pada
masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit(lending).
Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit
(debitur)dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
Disamping itu, perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung
lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan
kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya
antara lain meliputi :
- Jasa pemindahan uang(Transfer)
- Jasa penagihan ( Inkaso)
- Jasa Kliring (Clearing)
- Jasa Penjualam Mata Uang Asing (Valas)
- Jasa Safe Deposit Box
- Travellers Cheque
- Bank Card dan Bank Draft
- Letter of Credit (L/C)
- Bank Garansi dan Referensi Bank

B. Sejarah Perbankan

1. Asal Mula Kegiatan Perbankan


Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada
zaman kerjaan tempo dulu didaratan Eropa.Kemudian usaha perbankan
dikembangkan ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di
Asia, Afrika, dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan
penjajahan ke Negara jajahannya baik di Asia,Afrika maupun benua Amerika.
Kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang.Sehingga dalam
sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang.
Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal dengan nama pedagang valuta
asing (money changer).Kemudian dalam perkembangan selanjutnya kegiatan

1
operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang
disebut sekarang ini dengan kegiatan simpanan.Berikutnya kegiatan perbankan
bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.Uang yang disimpan oleh
masyarakat oleh perbankan dipinjamkan kembali pada masyarakat yang
membutuhkannya.
Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat
akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan dunia
perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Sejarah Perbankan
Usaha perbankan sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian
dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi.Namun, pada saat itu tugas dari
bank hanya sebagai tempat tukar-menukar uang.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan
perbankan semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas
dari perkembangan perdagangan.Perkembangan perdagangan semula hanya di
daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal
pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian
menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting
Hindia Belanda, yaitu antara lain:

a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Nationale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV

Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertmbah maju dan


berkembang lagi.Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah
Indonesia. Bank-bank tearsebut antara lain :
a. Bank Negara Indonesia pada tanggal 5 Juli 1946 kemudian menjadi BNI
1946.
b. Bank Rakyat Indonesia didirikan tanggal 22 Februari 1946.
c. Bank Surakata MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 di Solo.
d. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta.
e. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
f. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
g. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarrmasin tahun 1949.

C. Jenis-jenis Bank
Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam
Undang-Undang Perbankan.Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi
fungsi bank, serta kepemilikan bank.Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi

2
terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang ditawarkan.Sedangkan
kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte
pendiriannya.
Perbedaan lainnya dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layanu
apakah masyarakat luas atau masyarakaata dalam lokasi tertentu
(kecamatan).Jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan harga jual
dan harga beli. Jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegaawai
h. dan bank lainnya
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun1998
maka jenis perbankan terdiri dari :
a. Bank Umum
b. Bank Prekreditan Rakyat (BPR)
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut.
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvesional berdasakan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, yang artinya memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.Wilayah operasi bank umum dapat dilakukan diseluruh wilayah.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya


Maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut dapat
dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut :
a. Bank milik pemerintah
Baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank
milik pemerintah
- Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI)

3
- Bank Tabungan Negara (BTN)
Sedangkan bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat didaerag
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Sebagai contoh
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Tengah
- BPD Jawa Timur
- Dan BPD lainnya
b. Bank milik Swasta Nasional
Bank jenis ini sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta,begitu pula pembagian
keuntungannya untuk swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
- Bank Muamalat
- Bank Bumi Putra
- Bank Danamon
- Bank Duta
- Bank Lippo
- Bank Niaga
c. Bank milik Koperasi
Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahan yang berbadan
hokum koperasi. Contohnya adalah :
- Bank Umum Koperasi Indonesia
d. Bank milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik
milik swasta asing maupun pemerintah asing. Contoh bank asing antara
lain:
- ABN AMRO Bank
- Deutsche Bank
- Bank of Tokyo
- American Exprees Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional.Mayoritas saham dipegang oleh warga negara Indonesia.
Contohnya antara lain :
- Bank Merincorp
- Bank Sakura Swadarma
- Paribas BBD Indonesia
3. Dilihat dari Segi Status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat,maka
bank umum dapat dibagi kedalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut
juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank
dalam melayani masyarakat.Oleh karena itu, untuk memperoleh status
diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :

4
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya
tranfeara keluar negeri, travellers cheque,dan transaksi lainnya.
b. Bank non Devisa
Merupakan bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi
seperti bank devisa.

D. Kegiatan-kegiatan Bank
Kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan,kegiatan
pihak perbankan secara sederhana dapat dikatakan membeli uang ( menghimpun
dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum.
Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank
umum dengan kegiatan benk perkreditan rakyat. Kegiatan-kegiatan perbankan
yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan-kegiatan Bank Umum


a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk :
- Simpanan Giro (Demand Deposit)
- Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
- Simpanan Deposito ( Time Deposit)
b. Menyalurkan dana kemasyarakat (lending) dalam bentuk :
- Kredit Investasi
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Perdagangan
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti
- Transfer
- Safe Deposit Box
- Bank Card
- Bank Notes (Valas)
- Jual beli surat-surat berharga
- Menerima setoran seperti pembayaran pajak,telepon,air,listrik
- Menerima pembayaran seperti gaji/pensiun, dividen, kupon
- Dan jasa-jasa lainnya
2. Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
a. Menghimpun dana dalam bentuk :
1. Simpanan Tabungan
2. Simpanan Deposito
b. Menyalurkan dana dalam bentuk :
1. Kredit Investasi
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Perdagangan
c. Larangan-larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut:
- Menerima Simpanan Giro
- Mengikuti Kliring
- Melakukan Kegiatan Valuta Asing
- Melakukan kegiatan Perasuransian

5
3. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing
Kegiatan bank asing dan bank campuran yang bergerak diindonesia
adalah bank umum dan tugasnya sama dengan bank umum lainnya, namun
lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu.
Kegiatan bank umum campuran dan bank asing di Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Dalam mencari dana dilarang menerima simpanan dalam bentuk
simpanan tabungan.
b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti:
- Perdagangan Internasional
- Bidang Industri dan Produksi
- Penanaman Modal Asing/Campuran
c. Untuk jasa-jasa lainnya dapat dilakukan sebagai mana layaknya bank
umum yang ada di Indonesia seperti berikut :
- Jasa Transfer
- Jasa Jual Beli Valuta Asing
- Jasa Bank Card
- Jasa Safe Deposit Box
- Dan jasa bank umum lainnya

E. Izin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank


Pendirian suatu perusahaan dalam bentuk apapun haruslah mendapat izin
dari instasi yang terkait.Bagi perbankan sebelum melakukan kegiatannya harus
memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk memenuhi berbagai persyaratan yang
telah ditentukan Bank Indonesia.
Izin pendirian bank umum dan BPR biasanya diberikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Persyaratan yang wajib dipenuhi menurut Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 sekurang-kurangnya adalah :
1. Susunan Organisasi dan Kepengurusan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian di bidang Perbankan
5. Kelayakan Rencana Kerja

Semua persyaratan dan tata cara perizinan bank ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Disamping izin yang telah diajukan, maka pemohon dapat memilih bentuk
badan hukum yang diinginkan.Masing-masing bentuk badan hukum mempunyai
kelebihan dan kekurangannya.
Ada beberapa bentuk hukum bank yang dapat dipilih jika ingin mendirikan
bank sesuai dengan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998. Bentuk badan
hukum Bank Umum dapat berupa salah satu dari alternative dibawah ini :
- Perseroan Terbatas
- Koperasi atau,
- Perseroan Daerah (PD)

Sedangkan bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dapat berupa :

6
- Perusahaan Daerah (PD)
- Koperasi
- Perseroan Terbatas (PT)
- Atau bentuk lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

F. Jenis – jenis Kantor Bank


Jenis – jenis kantor bank dapat dilihat dari luasnya kegiatan jasa – jasa bank
yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya tergantung dari
kebijaksanaan kantor pusat bank tersebut. Disamping itu, besar kecilnya kegiatan
cabang bank tersebut tergantung pula dari wilayah operasinya.
Jenis – jenis kantor bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Kantor Pusat
Merupakan kantor dimana semua kegiatan perencanaan sampai kepada
pengawasan terdapat di kantor ini. Kantor pusat tidak melakukan kegiatan
operasional sebagaimana kantor bank lainnya, akan tetapi mengendalikan
jalannya kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang – cabangnya.
2. Kantor Cabang Penuh
Merupakan salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling
lengkap. Semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan
biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu.
3. Kantor Cabang Pembantu
Merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh
dimana kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Perubahan
status dari cabang pembantu ke cabang penuh dimumgkinkan apabila
memang cabang tersebut sudah memenuhi kriteria sebagai cabang penuh
dari kantor pusat.
4. Kantor Kas
Merupakan kantor bank yang paling kecil di mana kegiatannya hanya
meliputi teller / kasir saja. Kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari
kegiatan perbankan dan berada di bawah kantor cabang pembantu atau
cabang penuh. Bahkan sekarang banyak kantor kas yang dilayani dengan
mobil dan sering disebut kas keliling.

G. Penilaian Kesehatan Bank


Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga Bank
Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank – bank dapat memberikan arahan
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya.
Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan
atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah,
tetapi bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan
atau sangsi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank – bank.
Bank Indonesia dapat saja menyarankan untuk melakukan perubahan
manajemen, merger, konsolidasi, atau malah dilikuidasi keberadaannya jika
memang sudah parah kondisi bank tersebut.
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan
analisis CAMELS.

7
1. Aspek permodalan
Permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital
Adequaci Rasio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut
adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal 8%.
2. Aspek kualitas aset
Untuk menilai jenis – jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset
harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan
antara aktiva produktif yang diklafisikasikan dengan aktiva produktif.
Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif diklasifikasikan.
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja.
Juga dapat dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya
dalam menangani berbagai kasus – kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang
dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva,
manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.
4. Aspek likuiditas
Bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat
membayar semua utang – utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan
deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan
kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara
jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah :
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,
tabungan, deposito, dan lain lain
5. Aspek rentabilitas
Ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap
periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur
secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan :
a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)
b. Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)

Semua aspek penilaian diatas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL


(Capital, Aset, Management, Earning, dan Liquidity). Selain itu yang
mempengaruhi penilaian terhadap kesehatan bank adalah penilaian terhadap :
a. Ketentuan pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Kecil (KUK) &
Pelaksanaan Kredit Ekspor
b. Pelanggaran ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau
sering disebut Legal Lending Limit
c. Pelanggaran Posisi Devisa Netto
6. Aspek sensitivitas (Sensitivity)

Mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Dalam
melepaskan kreditnya, perbankan harus memperhatikan dua unsur, yaitu : tingkat

8
perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan
risiko harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan.
Sensitivitas ini penting agar tujuan memperolah laba dapat tercapai dan kesehatan
bank juga terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan, risiko
manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.

Selanjutnya masing – masing aspek diatas diberikan nilai, kemudian


dijumlahkan secara keseluruhan dari komponen yang dinilai, hasil dari penilaian
ini diterapkan ke dalam empat golongan predikat kesehatan bank sebagai berikut :

Nilai Kredit Predikat


81 - 100 Sehat
66 - < 81 Cukup sehat
51 - < 66 Kurang sehat
0 - < 51 Tidak sehat

H. Penggabungan Usaha Bank


Penggabungan dalam dunia perbankan tidak hanya bagi bank yang dinilai
tidak sehat saja, akan tetapi bank yang sehat pun dapat pula bergabung dengan
bank lainnya sesuai dengan tujuan bank tersebut. Sebagai contoh bank dapat
bergabung dengan tujuan untuk menguasai pasar. Namun, biasanya penggabungan
antarbank yang tidak sehat lebih diutamakan.
Sebelum melakukan penggabungan pihak perbankan dapat memilih
beberapa bentuk penggabungan. Adapun penggabungan yang dapat dipilih atau
yang biasa dilakukan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Merger
Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari bank dan membubarkan bank –
bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
Penggabungan dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh
saham bank lainnya yang ikut bergabung menjadi satu dengan bank yang
dipilih umtuk dijadikan bamk yang akan dipertahankan.
2. Konsolidasi
Yaitu penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan
bank baru dan membubarkan bank – bank tersebut tanpa melikuidasi
terlebih dahulu.
3. Akuisisi
Merupakan pengambilalihan kepemilikan suatu bank yang berakibat
beralihnya pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan
bentuk akuisisi biasanya nama bank yang diakuisisi tidak berubah dan yang
berubah hanyalah kepemilikannya.

Sebelum melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu


mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Ada beberapa alasan suatu bank melakukan merger, konsolidasi, dan


akuisisi, yaitu sebagai berikut :

9
a. Masalah kesehatan bank maksudnya apabila bank sudah dinyatakan tidak
sehat oleh Bank Indonesia selama beberapa periode, maka sebaiknya bank
tersebut melakukan merger dengan bank yang sehat atau dengan melakukan
konsolidasi dengan bank yang sama – sama tidak sehat, atau diakuisisi oleh
bank lain yang berminat.
b. Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu
sulit
c. Manajemen bank yang semrawut atau kurang profesional sehingga
perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya bank
melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan
administrasinya menjadi baik.
e. Ingin menguasai pasar.

Untuk mengadakan penggabungan bank baik penggabungan secara merger,


konsolidasi, atau akuisisi dapat dilakukan atas :
a. Inisiatif bank yang bersangkutan atau
b. Permintaan Bank Indonesia atau
c. Inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan
bank.

Izin untuk melakukan merger, konsolidasi atau akuisisi harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
a. Telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
bagi bank yang berbentuk badan hukum PerseroanTerbatas atau rapat
sejenis bagi bank yang lebih berbentuk lainnya.
b. Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia
c. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaristidak termasuk daftar orang
yang tercela di bidang perbankan.
d. Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi kententuan mengenai
pengertian modal oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.

I. Pembinaan dan Pengawasan Bank


Dalam hal pembinaan dan pengawasan tersebut Bank Indonesia menetapkan
kesehatan bank yang meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset, kualitas
manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati – hatian.
Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank sesuai aturan
yang berlaku, dan wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan oleh
Bank Indonesia dan wajib menyediakan informasi tentang kemungkinan
timbulnya risiko kerugian berhubungan dengan transaksi nasabah. Bank Indonesia
juga berhak untuk memeriksa semua catatan dan berkas yang ada secara berkala
atau setiap waktu dibutuhkan.
Perbankan wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia tentang laporan
keuangannya, berupa neraca, laporan laba rugi tahunan atau laporan perubahan
modal dalam waktu dan bentuk yang ditentukan.

10
Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami
kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya, makan Bank Indonesia
dapat melakukan tindakan agar :
1. Pemegang saham menambah modal
2. Pemegang saham mengganti dewan komsaris atau direksi bank
3. Bank mengahapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban
6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada
pihak lain
7. Bank menjual sebagian atau seluruh harga dan / atau kewajiban kepada bank
atau pihak lain

Apabila tindakan diatas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang


dihadapi bank dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem
perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan
memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum bank dan
membentuk tim likuidasi.

J. Rahasia Bank dan Sanksi Administrasif


Agar keamanan nasabahnya terjamin pihak perbankan dilarang untuk
memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan
hal – hal lainnya dari nasabahnya. Dengan kata lain, bank harus menjaga rahasia
tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasiaan ini
perbankan akan dikenakan sanksi.
Namun, dalam kasus tertentu kerahasiaan bank tidak berlaku untuk nasabah.
Misalnya :
1. Untuk kepentingan perpajakan pimpinan Bank Indonesia atas permintaan
Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank
agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti – bukti tentang
keuangan nasabahnya penyimpanan tertentu kepada pejabat pajak
2. Untuk menyelesaikan piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan
Urusan Piutang Negara / Panitia Urusan Piutang Negara.
3. Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan Bank
Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa atau hakim untuk
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau
terdakwa pada bank
4. Dalam rangka tukar – menukar informasi antar bank, direksi bank dapat
memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain.

Pelanggaran terhadap berbagai aturan yang berlaku, termasuk kerahasiaan


bank, maka akan dikenakan sanksi tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Sanski diberikan kepada siapa saja yang melakukan kegiatan perbankan
seperti menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa ada izin

11
usaha dari Bank Indonesia. Pelanggaran tersebut diancam dengan pidana penjara
sekurang – kurangnya 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda sekurang –
kurangnya Rp. 10.000.000.000 dan paling banyak Rp. 200.000.000.000
Sanksi juga diberikan kepada anggota dewan komisaris, direksi atau
pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang wajib dirahasiakan seperti memberi keterangan nasabah
penyimpanan dan simpanannya diancam dengan pidana penjara sekurang –
kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun dan denda sekurang – kurangnya Rp.
4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 8.000.000.000.
Selanjutnya apabila dewan anggota komisaris, direksi atau pegawai bank
dengan sengaja :
1. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan
atau dalam laporan maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank
2. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak
dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank

Mengubah, mengaburkan atau menyembunyikan, menghapuskan atau


menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan
maupun dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening
atau dengan sengaja bank mengubah, mengaburkan, menghilangkan,
menyembunyikan atau merusak catatan pembukuan diancam dengan pidana
penjara sekurang – kurangnya 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda
sekurang – kurangnya Rp. 10.000.000.000 dan paling banyak Rp.
200.000.000.000.

2. Sumber – sumber Dana Bank

A. Pengertian Sumber – sumber Dana Bank


Sumber – sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana
untuk membiayai operasinya. Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh
dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakah
secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau dari lembaga lainya. Disamping
itu, untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri,
yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula
dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut.
Adapun sumber – sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Merupakan sumber dana dari modal sendiri. Maksud modal sendiri
adalah modal setoran dari para pemegang saham.
Pencarian dana sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham
b. Cadangan – cadangan bank, maksudnya adalah cadangan laba pada tahun
lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.
c. Laba yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
modal untuk sementara waktu.

12
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar
bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber dana ini. Pencarian sumber dana ini relatif paling mudah
dibanding sumber dana lainnya dan pencarian sumber dana dari sumber ini
paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitias menarik
lainnya. Tetapi pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal jika
dibandingkan dari dana sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas
dapat dilakukan dalam bentuk :
a. Simpanan giro
b. Simpanan tabungan
c. Simpanan deposito
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi – transaksi tertentu.
Perolehan dari sumber dana ini antara lain diperoleh dari :
a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank – bank yang mengalami kesulitas
likuiditasnya.
b. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan
kepada bank – bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring. Bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
c. Pinjaman dari bank – bank luar negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri
d. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). Pihak perbankan menerbitkan SPBU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun non keuangan.

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis
yaitu :
a. Simpanan giro (demand deposit)
b. Simpanan tabungan (saving deposit)
c. Simpanan deposito (time deposit)

B. Simpanan Giro (Demand Deposit)


Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu. Uang yang sudah
disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan

13
catatan dana yang tersedia masih mencukupi dan juga harus memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari
rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang. Penarikan secara
tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan
menggunakan bilyet giro (BG).
Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam di rekening
giro adalah sebagai berikut;
1. Cek (Cheque)
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek
tersebut.
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral
seperti yang diatur di dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu:
a. Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
e. Tanda tangan penarik
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik
sejumlah uang yang diinginkan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya dana
b. Ada materai yang cukup
c. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
d. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslah sama
e. Memperlihatkan masa kadaluwarsa cek, 70 hari setelah dikeluarkannya
cek tersebut
f. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di
specimen (contoh tanda tangan)
g. Tidak diblokir pihak berwenang
h. Resi cek sudah kembali
i. Endorsment cek benar
j. Kondisi cek sempurna
k. Rekening belum ditutup
l. Dan syarat-syarat lainnya
Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek disamping
persyaratan di atas juga sangat tergantung dari jenis-jenis cek yan
dikeluarkan oleh si pemberi cek.
Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud:
1. Cek Atas Nama
Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang dan badan tertentu
yang tertulis jelas di dalam cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn.
Roy Akase sejumlah Rp 3.000.000,-
2. Cek Atas Unjuk

14
Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentudi dalam
cek tersebut. Contohnya di dalam cek tersebut bayarlah tunai atau cash
atau tidak ditulis kata-kata apa pun.
3. Cek Silang
Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek
tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.
4. Cek Mundur
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2001, Tn. Roy Akase bermaksud
mencairkan ceknya di mana dalam cek tersebut tertulis 05 Mei 2001. Cek
mundur biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek
dengan si penerima cek.
5. Cek Kosong
Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh misalnya nasabah
menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis di dalam cek tersebut, akan
tetatpi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 20 juta
rupiah. Jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah
dana yang ada.

Dalam hal penarikan dengan cek ksosong, apabila nasabah melakukan


sampai tiga kali, maka nasabah tersebut akan di black list atatu masuk daftar
hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, kemudian disebarkan ke
seluruh pernbankan sehingga yang bersangkutan tidak dapat berhubungan
dengan bank mana pun. Namun, tertentunya sebelum masuk daftar hitam
terlebih dahulu nasabah diberi peringatan baik lisan maupun tertulis
sebelumnya.

Contoh Cek (Cheque)

2. Bilyet Giro (BG)


Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukuan
sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima
yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Pemindahbukuan pada rekening bank yang bersangkutan artinya
dipindahkan dari rekening nasabah si pemberi BG kepada nasabah penerima

15
BG. Sebaliknya jika dipindahbukukan ke rekening ke bank yan lain, maka
harus melalui proses kliring ke bank lain.
Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat
dilakukan antara lain:
a. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban
rekening yang bersangkutan
c. Nama dan tempat bank tertarik
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
e. Nama pihak penerima
f. Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penarik merupakan
perusahaan
g. Tanggal dan tempat penarikan
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai


persyaratan yang telah ditentukan seperti:
a. Masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal
penarikannya
b. Bila tanggal tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku pula
sebagai tanggal efektif
c. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap
sebagai tanggal penarikan, dll.

Contoh Bilyet Giro

3. Alat Pembayaran Lainnya


Adalah surat perintah kepada bank yang dibuat secara tertulis pada
kertas yang ditandatangani oleh pemegang rekening atau kuasanya untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak lain pada bank yang sama
atau bank lain.
Surat perintah pembayaran lainnya juga dapat berbentuk surat kuasa
di mana si punya rekening memberi kuasa kepada seseorang untuk
melakukan penarikan atas rekeningnya. Surat kuasa ini haruslah memenuhi
beberapa persyaratan, seperti tanda tangan kedua belah pihak, si pemberi
kuasa dan si penerima kuasa, bukti diri dan materai.

16
Perbedaan Cek dan Bilyet Giro
Perbedaan yang dimaksud antara lain:

No. Keterangan Cek Bilyet Giro


1. Identitas - Atas nama Atas nama
- Atas unjuk
2. Sifat - Tunai Non tunai
- Non tunai
3. Tanggal Hanya ada satu Ada dua tanggal
tanggal

Contoh Perhitungan Jasa Giro


Setiap penyimpanan yang menyimpan dananya di rekening giro akan
memperoleh balas jasa berupa bunga. Bunga atau jasa giro ini dihitung
dengan berbagai metode. Metode perhitungan yang paling umum dilakukan
adalah dengan menggunakan saldo terendah. Di samping dengan saldo
terendah ada pula bank menentukan perhitungan bunga dengan saldo rata-
rata atau saldo harian.
Untuk lebih jelasnya perhitungan jasa giro tersebut akan diuraikan
dengan contoh berikut ini:
Transaksi yang terjadi pada rekening giro Tn. Roy Akase selama
bulan Juni 2001
Nama nasabah: Tn. Roy Akase
Nomor Rekening: 26.121992.10
 Tgl. 3 Juni setor tunai Rp 18.000.000,-
 Tgl. 8 Juni tarik tunai Rp 6.000.000,-
 Tgl. 13 Juni setor tunai Rp 7.000.000,-
 Tgl. 16 Juni setor tunai Rp 1.000.000,-
 Tgl. 18 Juni tarik tunai Rp 5.000.000,-
 Tgl. 19 Juni setor kliring Rp 2.000.000,-
 Tgl. 24 Juni kliring masuk Rp 7.000.000,-
 Tgl. 27 Juni setor tunai Rp 4.000.000,-
Pertanyaan coba saudara hitung berapa bunga bersih yang Tn. Roy
Akase peroleh selama bulan Juni jika bunga dihitung dari saldo terendah
pada bulan yang bersangkutan dengan suku bunga yang berlaku adalah 18%
per-tahun dan dikenakan pajak 15% berikut laporan rekekning korannya.
Jawab:
Dengan membuat tabel maka akan terlihat saldo terendah pada bulan
yang bersangkutan.

Laporan Rekening Koran


Tn. Roy Akase
Per 30 Juni 2001

(Dalam ribuan rupiah)

17
Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo
3 Setor tunai - 18.000 18.000
8 Tarik tunai 6.000 - 12.000
13 Setor tunai - 7.000 19.000
16 Setor kliring - 1.000 20.000
18 Tarik tunai 5.000 - 15.000
19 Setor kliring - 2.000 17.000
24 Kliring masuk 7.000 - 10.000
27 Setor tunai - 4.000 14.000

1. Perhitungan bunga dengan menggunakan saldo terendah


Saldo terendah pada bulan Juni adalah Rp 10.000.000 maka bunga pada
bulan Juni adalah :

18 %×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = = 𝑅𝑝. 150.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 150.000 = Rp. 22.500
Bunga bersih = Rp. 127.500

2. Perhitungan bunga dengan menggunakan saldo rata – rata


Saldo rata – rata untuk bulan Juni adalah :
𝑅𝑝. 125.000.000
= 𝑅𝑝. 15.625.000
8
Keterangan :
a. Angka Rp. 125.000.000 diperoleh dari menjumlahkan saldo mulai
tanggal 3 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni
b. Sedangkan angka 8 diperoleh dari jumlah transaksi yang terjadi
selama bulan tersebut.

Maka bunganya adalah sebagai berikut :


18%×𝑅𝑝.15.625.000
Bunga = = 𝑅𝑝. 234.375
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 234.375 = Rp. 35.156
Bunga bersih = Rp. 199.219

- Jadi perbedaan perhitungan dengan kedua metode diatas terdapat


selisih, yaitu :
Bunga dengan saldo rata – rata adalah Rp. 234.375
Bunga dengan saldo terendah adalah Rp. 150.000
Selisih Rp. 84.375

Pilihan bagi nasabah dengan perhitungan bunga diatas yang paling


menguntungkan adalah saldo rata – rata

c. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

18
Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian
yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh dalam hal
frekuensi penarikan, apakah dua kali seminggu atau setiap hari atau mungkin
setiap saat.
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank masing-
masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat-alat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Buku Tabungan
Yaitu buku yang dipegang oleh nasabah, di mana berisi cattan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang
mungkin terjadi.
2. Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama,
nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik
sejumlah uang.
3. Kwitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang dan tanda tangan penarik.
4. Kartu yang terbuat dari plastic
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan
untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik di bank maupun di
mesin Automated Teller Machine (ATM).

Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis-


jenis tabungan. Dengan demikian, si penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-
jenis dimaksud adalah:
1. Tabanas
Ada beberapa jenis bentuk tabanas seperti:
 Tabanas Umum
 Tabanas Pemuda
 Tabanas Pelajar
 Tabanas Pramuka
2. Taska
Yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa.
3. Tabungan lainnya
Yaitu tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dekeluarkan oleh
masing-masing bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI.

Hal-hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar tabungan
dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk menabung di
bank yang mereka inginkan.

1. Bank Penyelenggara
Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah
maupun swasta dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).

19
2. Persyaratan Penabung
Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang harus
dipenuhi seperti, jumlah setoran, umur penabung maupun kelengkapan
dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
3. Jumlah Setoran
Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun
setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku
tabungan tersebut, juga diselenggarakan kepada bank penyelenggara.
4. Pengambilan Tabungan
Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo
minimal dan frekuensi penarikannya tergantung bank yang bersangkutan.
5. Bunga dan Insentif
Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah
harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada
bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik berupa hadiah,
cendramata, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menarik nasabah agar
menabung.
6. Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh
nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Sebagai
contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga
bulan.

Contoh perhitungan bunga tabungan


Transaksi yang terjadi di rekening tabungan Tn. Ray Ibrahim selama bulan
Juni 2001:
 Tgl. 1 Juni setor tunai Rp 6.000.000,-
 Tgl. 10 Juni setor tunai Rp 4.000.000,-
 Tgl. 12 Juni tarik tunai Rp 3.000.000,-
 Tgl. 16 Juni transfer masuk Rp 2.000.000,-
 Tgl. 20 Juni tarik tunai Rp 5.000.000,-
 Tgl. 30 Juni setor tunai Rp 1.000.000,-

Sedangkan pembebanan suku bunga 18% untuk perhitungan saldo terendah


dan untuk saldo harian dengan suku bunga sebagai berikut:
dari Tgl. 1 s/d 10 bunga = 18% per-tahun
dari Tgl. 11 s/d 20 bunga = 15% per-tahun
dari Tgl. 21 s/d 30 bunga = 20% per-tahun

Pertanyaan:
Coba saudara hitung berapa bunga bersih yang Tn. Ray Ibrahim terima
dengan menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikenakan pajak
15%. Kemudian buatkan laporan buku tabungannya.

Laporan Rekening Tabungan


Tn. Ray Ibrahim
per 30 Juni 2001

20
(Dalam ribuan rupiah)
Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo
1 Setor tunai - 6.000 6.000
10 Setor tunai - 4.000 10.000
12 Tarik tunai 3.000 - 7.000
16 Transfer masuk - 2.000 9.000
20 Tarik tunai 5.000 - 4.000
30 Setor tunai - 1.000 5.000

1. Perhitungan bunga dengan saldo terendah


Saldo terendah bulan ini adalah Rp. 4.000.000
Jadi perhitungan bunga adalah :
18% ×𝑅𝑝.4.000.000
Bunga = = 𝑅𝑝. 60.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 60.000 = Rp. 9.000
Bunga bersih = Rp. 51.000
2. Sedangkan perhitungan dengan saldo harian adalah :
Tgl. 1 s/d 9 juni
18%×𝑅𝑝.6.000.000
Bunga = × 9ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 26.630
365 ℎ𝑎𝑟𝑖

Tgl. 10 Juni
18%×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 4.932
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 11 Juni
15%×𝑅𝑝. 10.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 4.110
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 12 s/d 15 Juni
15%×𝑅𝑝.7.000.000
Bunga = × 4 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 11.507
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 16 s/d 19 Juni
15%×𝑅𝑝.9.000.000
Bunga = × 4 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 14.795
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 20 Juni
15% ×𝑅𝑝.4.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 1.644
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 21 s/d 29 Juni
20%×𝑅𝑝.4.000.000
Bunga = × 9 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 19.726
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 30 Juni
20%×𝑅𝑝.5.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 2.740
365 ℎ𝑎𝑟𝑖

Total bunga harian = Rp. 86.084


Pajak 15% x Rp. 86.083 = Rp. 12.913
Bunga bersih = Rp. 73.171

d. Simpanan Deposito (Time Deposit)

21
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan
deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu tiga
bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut
berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo. Dan apabila dicairkan sebelum
tanggal tersebut, maka si deposan akan dikenakan denda (penalty rate) yang
besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan.
Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini:
1. Deposito Berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu
mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka
diterbitkan atas nama baik peroroangan maupun lembaga. Sarana atau alat
untuk menarik uang yang disimpan di deposito berjangka menggunakan
bilyet deposito.
Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya, dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang
diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada batas
minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty
rate (denda).
Insentif diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa,
special rate maupun insentif, seperti hadiah atau cenderamata lainnya.
Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya
diterbitkan oleh bank devisa. Penerbitan deposito berjangka dalam valas
biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti US Dollar, Yen Jepang,
DM Jerman.

2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12
dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk
sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak
lain.
Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik
tunai maupun non tunai. Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak
dala berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat.

3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan
paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya
dalam jumlah besar.
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call.
Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

Agar lebih jelas untuk memahami perbedaan antara ketiga jenis deposito
diatas berikut ini akan dibahas dalam bentuk contoh soal dengan disertai
penyelesaiannya.

22
1. Contoh perhitungan deposito berjangka
Ny. Julia ingin menerbitkan deposito berjangka dengan nominal Rp
10.000.000,- jangka waktu yang diinginkan adalah 9 bulan, bunga
dikenakan 18% PA dan diambil setelah jatuh tempo. Setelah jatuh tempo
seluruh deposito dicairkan dan uangnya diambil tunai.
Pertanyaan:
Berapa jumlah bunga yang Ny. Julia terima setelah jatuh tempo dengan
dikenakan pajak 15%.
Jawab:
18%×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = × 9 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 1.350.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 1.350.000 = Rp. 202.500
= Rp. 1.147.500

2. Contoh perhitungan bunga sertifikat deposito


Ny. Pariani membeli 5 lembar Sertifikat Deposito nominal @ Rp
2.000.000,- dengan bunga 7,5% PA dan pajak 15%. Jangka waktu Sertifikat
Deposito adalah 3 bulan.
Pertanyaan:
Berapa jumlah bunga yang diterima Ny. Pariani jika bunga diambil pada
saat jatuh tempo?
Jawab:
Nominal Sertifikat Deposito 5 lembar x @ Rp 2.000.000 = Rp 10.000.000
7,5%×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = = 𝑅𝑝. 1.875.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 1.875.000 = Rp. 281.250
Bunga yang diterima jatuh tempo (3 bulan) = Rp. 1.593.750

3. Contoh perhitungan bunga deposito on call


Tn. Arbi Kuris memiliki uang sejumlah Rp 200.000.000,- ingin menerbitkan
deposit on call mulai hari ini tanggal 2 Mei 2001. Bunga yang telah
dinegosiasi adalah 3% PM dan diambil pada saat pencairan. Pada tanggal 18
Mei 2001 Tn. Arbi Kuris mencairkan deposit on callnya.
Pertanyaan:
Berapa jumlah bunga yang Tn. Arbi Kuris terima pada saat pencairan jika
dikenakan pajak sebesar 15%.
Jawab:
3%×𝑅𝑝.200.000.000
Bunga = × 16 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 3.200.000
30 𝐻𝑎𝑟𝑖
Pajak 15% x Rp. 3.200.000 = Rp. 480.000
= Rp. 2.720.000

4. Contoh soal jika ditarik sebelum jatuh tempo


Hari ini tanggal 16 Juli 2001 Tn. Rivan Pratama ingin menerbitkan deposito
berjangka senilai Rp 10.000.000,- untuk jangka waktu 3 bulan. Pembayaran
dibebankan ke rekening tabungan, bunga 12% PA. dan diambil setiap bulan
tunai, karena sesuatu hal, maka Tn. Rivan Pratama mencairkan depositonya
pada tanggal 14 September 2001 untuk itu Tn. Rivan Pratama dikenakan
penalty rate sebesar 3% dan dikenakan pajak 15%.
Pertanyaan:

23
Coba saudara hitung beberapa denda yang harus dibayar oleh Tn. Rivan
Pratama.
Jawab:
Periode deposito
16/7 16/8 16/9 16/10

14/9 dicairkan

Perhitungan bunga yang sudah diterima pada bulan Juli adalah :


12% × 𝑅𝑝. 10.000.000
× 1 = 𝑅𝑝. 100.000
12
Pajak 15% x Rp. 100.000 = Rp. 15.000
= Rp. 85.000
Perhitungan bunga setelah kena penalty rate sebesar 3% adalah :
Bunga = 12% - 3% = 9%
Jadi,
9%×𝑅𝑝.10.000.000
Bulan 1 = ×1 = 𝑅𝑝. 75.000
12
9%×𝑅𝑝.10.000.000
Bulan 2 = × 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 70.000
360 ℎ𝑎𝑟𝑖
= Rp. 145.000

Dengan demikian, denda yang harus dibayar oleh nasabah adalah : Rp.
145.000 dikurangi Rp. 85.000 = Rp. 60.000

24

Anda mungkin juga menyukai