A. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana tau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan
adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dikenal dengan funding.
Pembelian dana masyarakat dilakukan oleh bank dengan cara memasang
berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk
simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih masyarakat seperti giro, tabungan,
sertifikat deposito, dan deposito berjangka.
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyaraka, maka
oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali pada
masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit(lending).
Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit
(debitur)dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.
Disamping itu, perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung
lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan
kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya
antara lain meliputi :
- Jasa pemindahan uang(Transfer)
- Jasa penagihan ( Inkaso)
- Jasa Kliring (Clearing)
- Jasa Penjualam Mata Uang Asing (Valas)
- Jasa Safe Deposit Box
- Travellers Cheque
- Bank Card dan Bank Draft
- Letter of Credit (L/C)
- Bank Garansi dan Referensi Bank
B. Sejarah Perbankan
1
operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang
disebut sekarang ini dengan kegiatan simpanan.Berikutnya kegiatan perbankan
bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.Uang yang disimpan oleh
masyarakat oleh perbankan dipinjamkan kembali pada masyarakat yang
membutuhkannya.
Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat
akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan dunia
perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Sejarah Perbankan
Usaha perbankan sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian
dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan Romawi.Namun, pada saat itu tugas dari
bank hanya sebagai tempat tukar-menukar uang.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan
perbankan semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas
dari perkembangan perdagangan.Perkembangan perdagangan semula hanya di
daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal
pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian
menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting
Hindia Belanda, yaitu antara lain:
a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
e. Nationale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV
C. Jenis-jenis Bank
Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam
Undang-Undang Perbankan.Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi
fungsi bank, serta kepemilikan bank.Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi
2
terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang ditawarkan.Sedangkan
kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte
pendiriannya.
Perbedaan lainnya dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layanu
apakah masyarakat luas atau masyarakaata dalam lokasi tertentu
(kecamatan).Jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya menentukan harga jual
dan harga beli. Jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegaawai
h. dan bank lainnya
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun1998
maka jenis perbankan terdiri dari :
a. Bank Umum
b. Bank Prekreditan Rakyat (BPR)
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut.
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvesional berdasakan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, yang artinya memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.Wilayah operasi bank umum dapat dilakukan diseluruh wilayah.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
3
- Bank Tabungan Negara (BTN)
Sedangkan bank milik pemerintah daerah (pemda) terdapat didaerag
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Sebagai contoh
- BPD DKI Jakarta
- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Tengah
- BPD Jawa Timur
- Dan BPD lainnya
b. Bank milik Swasta Nasional
Bank jenis ini sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta,begitu pula pembagian
keuntungannya untuk swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
- Bank Muamalat
- Bank Bumi Putra
- Bank Danamon
- Bank Duta
- Bank Lippo
- Bank Niaga
c. Bank milik Koperasi
Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahan yang berbadan
hokum koperasi. Contohnya adalah :
- Bank Umum Koperasi Indonesia
d. Bank milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri baik
milik swasta asing maupun pemerintah asing. Contoh bank asing antara
lain:
- ABN AMRO Bank
- Deutsche Bank
- Bank of Tokyo
- American Exprees Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional.Mayoritas saham dipegang oleh warga negara Indonesia.
Contohnya antara lain :
- Bank Merincorp
- Bank Sakura Swadarma
- Paribas BBD Indonesia
3. Dilihat dari Segi Status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat,maka
bank umum dapat dibagi kedalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut
juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank
dalam melayani masyarakat.Oleh karena itu, untuk memperoleh status
diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu.
Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :
4
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya
tranfeara keluar negeri, travellers cheque,dan transaksi lainnya.
b. Bank non Devisa
Merupakan bank yang belum memiliki izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi
seperti bank devisa.
D. Kegiatan-kegiatan Bank
Kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan,kegiatan
pihak perbankan secara sederhana dapat dikatakan membeli uang ( menghimpun
dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum.
Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank
umum dengan kegiatan benk perkreditan rakyat. Kegiatan-kegiatan perbankan
yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
5
3. Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing
Kegiatan bank asing dan bank campuran yang bergerak diindonesia
adalah bank umum dan tugasnya sama dengan bank umum lainnya, namun
lebih dikhususkan dalam bidang-bidang tertentu dan ada larangan tertentu.
Kegiatan bank umum campuran dan bank asing di Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Dalam mencari dana dilarang menerima simpanan dalam bentuk
simpanan tabungan.
b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti:
- Perdagangan Internasional
- Bidang Industri dan Produksi
- Penanaman Modal Asing/Campuran
c. Untuk jasa-jasa lainnya dapat dilakukan sebagai mana layaknya bank
umum yang ada di Indonesia seperti berikut :
- Jasa Transfer
- Jasa Jual Beli Valuta Asing
- Jasa Bank Card
- Jasa Safe Deposit Box
- Dan jasa bank umum lainnya
Semua persyaratan dan tata cara perizinan bank ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Disamping izin yang telah diajukan, maka pemohon dapat memilih bentuk
badan hukum yang diinginkan.Masing-masing bentuk badan hukum mempunyai
kelebihan dan kekurangannya.
Ada beberapa bentuk hukum bank yang dapat dipilih jika ingin mendirikan
bank sesuai dengan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998. Bentuk badan
hukum Bank Umum dapat berupa salah satu dari alternative dibawah ini :
- Perseroan Terbatas
- Koperasi atau,
- Perseroan Daerah (PD)
6
- Perusahaan Daerah (PD)
- Koperasi
- Perseroan Terbatas (PT)
- Atau bentuk lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
7
1. Aspek permodalan
Permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital
Adequaci Rasio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut
adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal 8%.
2. Aspek kualitas aset
Untuk menilai jenis – jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset
harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan
antara aktiva produktif yang diklafisikasikan dengan aktiva produktif.
Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif diklasifikasikan.
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja.
Juga dapat dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya
dalam menangani berbagai kasus – kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang
dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva,
manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas.
4. Aspek likuiditas
Bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat
membayar semua utang – utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan
deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan
kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan rasio antara
jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah :
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI, giro,
tabungan, deposito, dan lain lain
5. Aspek rentabilitas
Ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap
periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur
secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan :
a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA)
b. Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
Mulai diberlakukan oleh Bank Indonesia sejak bulan Mei 2004. Dalam
melepaskan kreditnya, perbankan harus memperhatikan dua unsur, yaitu : tingkat
8
perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan
risiko harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sensitivitas perbankan.
Sensitivitas ini penting agar tujuan memperolah laba dapat tercapai dan kesehatan
bank juga terjamin. Risiko yang dihadapi terdiri dari risiko lingkungan, risiko
manajemen, risiko penyerahan, dan risiko keuangan.
9
a. Masalah kesehatan bank maksudnya apabila bank sudah dinyatakan tidak
sehat oleh Bank Indonesia selama beberapa periode, maka sebaiknya bank
tersebut melakukan merger dengan bank yang sehat atau dengan melakukan
konsolidasi dengan bank yang sama – sama tidak sehat, atau diakuisisi oleh
bank lain yang berminat.
b. Modal yang dimiliki relatif kecil sehingga untuk melakukan ekspansi terlalu
sulit
c. Manajemen bank yang semrawut atau kurang profesional sehingga
perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang.
d. Administrasi yang kurang teratur dan masih tradisional, sebaiknya bank
melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan
administrasinya menjadi baik.
e. Ingin menguasai pasar.
10
Apabila menurut penilaian Bank Indonesia menilai suatu bank mengalami
kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya, makan Bank Indonesia
dapat melakukan tindakan agar :
1. Pemegang saham menambah modal
2. Pemegang saham mengganti dewan komsaris atau direksi bank
3. Bank mengahapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban
6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada
pihak lain
7. Bank menjual sebagian atau seluruh harga dan / atau kewajiban kepada bank
atau pihak lain
11
usaha dari Bank Indonesia. Pelanggaran tersebut diancam dengan pidana penjara
sekurang – kurangnya 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda sekurang –
kurangnya Rp. 10.000.000.000 dan paling banyak Rp. 200.000.000.000
Sanksi juga diberikan kepada anggota dewan komisaris, direksi atau
pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang wajib dirahasiakan seperti memberi keterangan nasabah
penyimpanan dan simpanannya diancam dengan pidana penjara sekurang –
kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun dan denda sekurang – kurangnya Rp.
4.000.000.000 dan paling banyak Rp. 8.000.000.000.
Selanjutnya apabila dewan anggota komisaris, direksi atau pegawai bank
dengan sengaja :
1. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan
atau dalam laporan maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank
2. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak
dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank
12
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar
bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber dana ini. Pencarian sumber dana ini relatif paling mudah
dibanding sumber dana lainnya dan pencarian sumber dana dari sumber ini
paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitias menarik
lainnya. Tetapi pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal jika
dibandingkan dari dana sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas
dapat dilakukan dalam bentuk :
a. Simpanan giro
b. Simpanan tabungan
c. Simpanan deposito
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya
sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi – transaksi tertentu.
Perolehan dari sumber dana ini antara lain diperoleh dari :
a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank – bank yang mengalami kesulitas
likuiditasnya.
b. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan
kepada bank – bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring. Bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
c. Pinjaman dari bank – bank luar negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri
d. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU). Pihak perbankan menerbitkan SPBU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun non keuangan.
Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis
yaitu :
a. Simpanan giro (demand deposit)
b. Simpanan tabungan (saving deposit)
c. Simpanan deposito (time deposit)
13
catatan dana yang tersedia masih mencukupi dan juga harus memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian penarikan adalah diambilnya uang tersebut dari
rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang. Penarikan secara
tunai adalah dengan menggunakan cek dan penarikan non tunai adalah dengan
menggunakan bilyet giro (BG).
Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam di rekening
giro adalah sebagai berikut;
1. Cek (Cheque)
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek
tersebut.
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral
seperti yang diatur di dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu:
a. Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
d. Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
e. Tanda tangan penarik
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik
sejumlah uang yang diinginkan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya dana
b. Ada materai yang cukup
c. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
d. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslah sama
e. Memperlihatkan masa kadaluwarsa cek, 70 hari setelah dikeluarkannya
cek tersebut
f. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di
specimen (contoh tanda tangan)
g. Tidak diblokir pihak berwenang
h. Resi cek sudah kembali
i. Endorsment cek benar
j. Kondisi cek sempurna
k. Rekening belum ditutup
l. Dan syarat-syarat lainnya
Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek disamping
persyaratan di atas juga sangat tergantung dari jenis-jenis cek yan
dikeluarkan oleh si pemberi cek.
Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud:
1. Cek Atas Nama
Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang dan badan tertentu
yang tertulis jelas di dalam cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn.
Roy Akase sejumlah Rp 3.000.000,-
2. Cek Atas Unjuk
14
Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentudi dalam
cek tersebut. Contohnya di dalam cek tersebut bayarlah tunai atau cash
atau tidak ditulis kata-kata apa pun.
3. Cek Silang
Jika suatu cek yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek
tersebut berfungsi sebagai pemindahbukuan bukan tunai.
4. Cek Mundur
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
misalnya hari ini tanggal 01 Mei 2001, Tn. Roy Akase bermaksud
mencairkan ceknya di mana dalam cek tersebut tertulis 05 Mei 2001. Cek
mundur biasanya terjadi karena ada kesepakatan antara si pemberi cek
dengan si penerima cek.
5. Cek Kosong
Yaitu cek yang dananya tidak tersedia sebagai contoh misalnya nasabah
menarik cek senilai 66 juta rupiah tertulis di dalam cek tersebut, akan
tetatpi dana yang tersedia di rekening giro tersebut hanya ada 20 juta
rupiah. Jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan dengan jumlah
dana yang ada.
15
BG. Sebaliknya jika dipindahbukukan ke rekening ke bank yan lain, maka
harus melalui proses kliring ke bank lain.
Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat
dilakukan antara lain:
a. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban
rekening yang bersangkutan
c. Nama dan tempat bank tertarik
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
e. Nama pihak penerima
f. Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penarik merupakan
perusahaan
g. Tanggal dan tempat penarikan
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut
16
Perbedaan Cek dan Bilyet Giro
Perbedaan yang dimaksud antara lain:
17
Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo
3 Setor tunai - 18.000 18.000
8 Tarik tunai 6.000 - 12.000
13 Setor tunai - 7.000 19.000
16 Setor kliring - 1.000 20.000
18 Tarik tunai 5.000 - 15.000
19 Setor kliring - 2.000 17.000
24 Kliring masuk 7.000 - 10.000
27 Setor tunai - 4.000 14.000
18 %×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = = 𝑅𝑝. 150.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 150.000 = Rp. 22.500
Bunga bersih = Rp. 127.500
18
Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian
yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Sebagai contoh dalam hal
frekuensi penarikan, apakah dua kali seminggu atau setiap hari atau mungkin
setiap saat.
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank masing-
masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat-alat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Buku Tabungan
Yaitu buku yang dipegang oleh nasabah, di mana berisi cattan saldo
tabungan, penarikan, penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang
mungkin terjadi.
2. Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama,
nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik
sejumlah uang.
3. Kwitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya
sama dengan slip penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik,
jumlah uang dan tanda tangan penarik.
4. Kartu yang terbuat dari plastic
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan
untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik di bank maupun di
mesin Automated Teller Machine (ATM).
Hal-hal lainnya yang dapat diatur oleh bank penyelenggara dan sesuai
dengan ketentuan BI. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar tabungan
dibuat semenarik mungkin sehingga nasabah bank tertarik untuk menabung di
bank yang mereka inginkan.
1. Bank Penyelenggara
Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan, baik bank pemerintah
maupun swasta dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat
(BPR).
19
2. Persyaratan Penabung
Untuk syarat-syarat menabung, seperti prosedur-prosedur yang harus
dipenuhi seperti, jumlah setoran, umur penabung maupun kelengkapan
dokumen tergantung bank yang bersangkutan.
3. Jumlah Setoran
Baik untuk setoran minimal waktu pertama sekali menabung maupun
setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku
tabungan tersebut, juga diselenggarakan kepada bank penyelenggara.
4. Pengambilan Tabungan
Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi saldo
minimal dan frekuensi penarikannya tergantung bank yang bersangkutan.
5. Bunga dan Insentif
Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan apakah
harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan sepenuhnya kepada
bank-bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif, baik berupa hadiah,
cendramata, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk menarik nasabah agar
menabung.
6. Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan oleh
nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan tertentu. Sebagai
contoh nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama tiga
bulan.
Pertanyaan:
Coba saudara hitung berapa bunga bersih yang Tn. Ray Ibrahim terima
dengan menggunakan saldo terendah dan saldo harian jika dikenakan pajak
15%. Kemudian buatkan laporan buku tabungannya.
20
(Dalam ribuan rupiah)
Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo
1 Setor tunai - 6.000 6.000
10 Setor tunai - 4.000 10.000
12 Tarik tunai 3.000 - 7.000
16 Transfer masuk - 2.000 9.000
20 Tarik tunai 5.000 - 4.000
30 Setor tunai - 1.000 5.000
Tgl. 10 Juni
18%×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 4.932
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 11 Juni
15%×𝑅𝑝. 10.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 4.110
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 12 s/d 15 Juni
15%×𝑅𝑝.7.000.000
Bunga = × 4 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 11.507
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 16 s/d 19 Juni
15%×𝑅𝑝.9.000.000
Bunga = × 4 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 14.795
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 20 Juni
15% ×𝑅𝑝.4.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 1.644
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 21 s/d 29 Juni
20%×𝑅𝑝.4.000.000
Bunga = × 9 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 19.726
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
Tgl. 30 Juni
20%×𝑅𝑝.5.000.000
Bunga = × 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝. 2.740
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
21
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan
deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu tiga
bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut
berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo. Dan apabila dicairkan sebelum
tanggal tersebut, maka si deposan akan dikenakan denda (penalty rate) yang
besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan.
Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini:
1. Deposito Berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu
mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka
diterbitkan atas nama baik peroroangan maupun lembaga. Sarana atau alat
untuk menarik uang yang disimpan di deposito berjangka menggunakan
bilyet deposito.
Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya, dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang
diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada batas
minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty
rate (denda).
Insentif diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa,
special rate maupun insentif, seperti hadiah atau cenderamata lainnya.
Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya
diterbitkan oleh bank devisa. Penerbitan deposito berjangka dalam valas
biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti US Dollar, Yen Jepang,
DM Jerman.
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12
dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk
sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak
lain.
Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik
tunai maupun non tunai. Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak
dala berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat.
3. Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan
paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya
dalam jumlah besar.
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call.
Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
Agar lebih jelas untuk memahami perbedaan antara ketiga jenis deposito
diatas berikut ini akan dibahas dalam bentuk contoh soal dengan disertai
penyelesaiannya.
22
1. Contoh perhitungan deposito berjangka
Ny. Julia ingin menerbitkan deposito berjangka dengan nominal Rp
10.000.000,- jangka waktu yang diinginkan adalah 9 bulan, bunga
dikenakan 18% PA dan diambil setelah jatuh tempo. Setelah jatuh tempo
seluruh deposito dicairkan dan uangnya diambil tunai.
Pertanyaan:
Berapa jumlah bunga yang Ny. Julia terima setelah jatuh tempo dengan
dikenakan pajak 15%.
Jawab:
18%×𝑅𝑝.10.000.000
Bunga = × 9 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝. 1.350.000
12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
Pajak 15% x Rp. 1.350.000 = Rp. 202.500
= Rp. 1.147.500
23
Coba saudara hitung beberapa denda yang harus dibayar oleh Tn. Rivan
Pratama.
Jawab:
Periode deposito
16/7 16/8 16/9 16/10
14/9 dicairkan
Dengan demikian, denda yang harus dibayar oleh nasabah adalah : Rp.
145.000 dikurangi Rp. 85.000 = Rp. 60.000
24