Anda di halaman 1dari 7

MATERI INTI DAN PENTING DALAM BAB INI ADALAH : Pertemuan Ke-12

(Wajib Menyertakan point dan Arti-artinya, tidak menilai tulisan seperti membuat daftar isi yang hanya
menuliskan point-pointnya saja)

1. Undang-Undang tentang bank


2. Pengertian bank Umum, dan Bank Sentral
3. Point-Point Kepemilikan Bank
4. Contoh Kepemilikan Bank Pemerintah dengan bank umum/swasta
5. Perbedaan bank Umum/Konvensional dengan bank Syariah
6. Pengertian Bank Sentral atau biasa di sebut Bank Indonesia (BI)
7. Tujuan bank Indonesia
8. Fungsi dan Peran Bank Indonesia
9. Tugas Bank Indonesia
10. Point-Point Wewenang Bank Indonesia
11. Prinsip Sistem Pembayaran
12. Pengertian Uang
13. Fungsi Uang
14. Syarat Uang
15. Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai
KET : Materi yang lain selain nomor diatas juga sama pentingnya.

BAB-5
BANK, SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
BANK UMUM
Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, banca yang berarti meja. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

a. Dilihat dari Segi Fungsi


Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya adalah sebagai
berikut.
o Bank umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
o Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Dilihat dari Segi Kepemilikan
Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Bank milik pemerintah


Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungannya dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik
pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank
Tabungan Negara (BTN). Contoh bank milik pemerintah daerah antara lain Bank DKI, Bank Jabar, Bank Jateng,
Bank Jatim, Bank DIY, Bank Riau, Bank Sulawesi Selatan, dan Bank Nusa Tenggara Barat.
2. Bank milik swasta nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional, sehingga keuntungannya menjadi milik swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional
antara lain Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Internasional
Indonesia, Bank Niaga, dan Bank Universal.
Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 1
3. Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi. Contoh bank milik koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).

4. Bank milik asing


Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki
oleh pihak asing (luar negeri). Contoh bank milik asing antara lain ABN AMRO Bank, American Express Bank,
Bank of America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank, Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.

5. Bank milik campuran


Bank milik campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta
nasional dan secara mayoritas sahamnya dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran
adalah Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank,
dan Mitsubishi Buana Bank.

c. Dilihat dari Segi Status


Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.

 Bank devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar
negeri, travellers cheque, dan pembayaran L/C. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank
Indonesia.

 Bank non devisa


Bank nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga


Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis.

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)


Hampir semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan prinsip kerja konvensional. Bank
konvensional mendapatkan keuntungan dengan cara menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Harga untuk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat
suku bunga. Sedangkan penetapan keuntungan untuk jasa bank lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau
persentase tertentu.

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)


Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah
yang dianut. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga, sedangkan bank konvensional dengan sistem
bunga. Bagi bank syariah penentuan harga atau pencarian keuntungan didasarkan pada prinsip bagi hasil.

BANK INDONESIA
A. Bank Sentral
1. Pengertian
Bank Sentral merupakan Bank yang dimiliki oleh setiap Negara, Bank Sentral di Indonesia dikenal
dengan nama adalah Bank Indonesia (BI). Bank sentral dikenal dengan istilah Bank of Issue atau
bank sirkulasi, yaitu bank yang memiliki wewenang menerbitkan uang kertas/logam dan
mempertahank an konversi uang tersebut terhadap emas/perak.
Bank Indonesia adalah lembaga Negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya serta bebas dari campur tangan pemerintah/pihak lain (UU No.3 Tahun 2004).

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 2


2. Tujuan Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia sebagai Bank sentral yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Untuk mencapainya dilaksanakan dengan cara menetapkan kebijakan moneter secara
berkelanjutan.
3. Fungsi dan Peran Bank Indonesia
a. Memperlancar lalu lintas pembayaran
- menciptakan uang kartal
- menyelenggarakan kliring antar bank umum
b. Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah.
- Bank Sentral sebagai bankir :
 memelihara rekening pemerintah
 memberikan pinjaman sementara
 memberikan pinjaman khusus
 melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
 menerima pembayaran pajak
 membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah,
 membantu pengedaran surat berharga pemerintah
 mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
- Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah :
 mengadministrasi dan mengelola hutang nasional
 memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang
 memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.
c. Memelihara cadangan/cash reserve bank umum
d. Memelihara cadangan devisa negara
e. Mengawasi kredit
f. Mengawasi bank (bank supervision) :

4. Tugas Bank Indonesia


a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia

5. Wewenang Bank Indonesia


a. Mengeluarkan alat pembayaran yang sah (uang kartal)
b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan moneter (operasi pasar terbuka, penetapan tingkat
suku bunga, pengendalian cadangan kas minimum)
c. Menjaga kelancaran sistem pembayaran dan mengawasi perbankan
Kewenangan BI dengan memberikan persetujuan atas penyelenggaraan jasa sistem

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 3


pembayaran dan mewajibkan penyelenggara melaporkan kegiatannya. Dalam pengawasan
BI berwenang :
1. Memberikan izin dan mencabut usaha perbankan
2. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor perbankan
3. Memberikan izin kepemilikan dan kepengurusan bank
d. Menjalankan fungsi sebagai sumber pinjaman terakhir
Bank sentral merupakan penyedia pinjaman terakhir atas bank umum, dalam rangka menjaga
kestabilan sistem keuangan nasional, sehingga harus bersinergi dengan pemerintah. Peran BI
antara lain :
1. Sebagai pemegang kas pemerintah
2. Sebagai sumber pinjaman bagi pemerintah
3. Sebagai penerima pinjaman luar negeri atas nama pemerintah
4. Sebagai pemberi saran atas permasalahan perekonomian Negara
5. Sebagai pemberi saran atas pembuatan RAPBN

B. Bank Umum
Bank umum sering disebut juga sebagai bank komersial (commercial bank). Bank umum merupakan
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dari definisi tersebut, kegiatan bank umum secara lengkap meliputi kegiatan berikut ini adalah :
1. Menghimpun dana (funding) dalam bentuk simpanan dan tabungan
2. Menyalurkan dana (lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat, dalam bentuk kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya dalam bentuk transfer, kliring seperrti penagihan cek, giro dan lain-
lain

C. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran merupakan suatu sistem yang meliputi aturan, lembaga & mekanisme untuk
melakukan pemindahan dalam upaya memenuhi kewajiban atas peristiwa/kegiatan ekonomi
tertentu.
a. Prinsip Sistem Pembayaran
1. Aman
2. Efisiensi
3. Kesetaraan Akses
4. Perlindungan Nasabah/Konsumen

b. Resiko Sistem Pembayaran


1. Resiko kredit Disebabkan oleh nasabah karena tidak dapat memenuhi kewajiban membayar
secara penuh, baik pada saat jatuh tempo atau sesudahnya.
2. Resiko likuiditas Nasabah tidak mampu membayar secara keseluruhan saat jatuh tempo, tetapi
membayar sesudah jatuh tempo.
3. Resiko sistematik Resiko kegagalan nasabah dalam memnuhi kewajiban.

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 4


c. Komponen Sistem Pembayaran
i. Alat Pembayaran (tunai dan non tunai) yang memenuhi standar fisik hukum dan peraturan
ii. System pembayaran yang memproses berbagai instrument pembayaran,
misalnya menggunakan RTGS (Real Time Gross Settlement)
iii. Lembaga yang memproses (BI-RTGS ,SKNBI, KSEI, Switching/penyelenggara kliring)
iv. Saluran pembayaran (EDC, teller, ATM, Internet)

d. Peran Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran


BI menjaga kelancaran SPN (sistem pembayaran nasional) dengan membuat dan
menetapkan kebijakan dan melakukan pengawasan. Selain itu peran BI antara lain
mengeluarkan, menarik, mencabut dan memusnahkan alat pembayaran tunai (uang)
e. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai
Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai melalui
sistem :
- RTGS
- Sistem kliring
- APMK
- Uang elektronik

D. Alat Pembayaran Tunai


a. Sejarah Uang
Perkembangan uang dapat dikelompokan sebagai berikut :
 Tahap barter, dilakukan dengan menukar barang dengan barang
 Tahap uang barang, dipilih suatu benda/barang yang disepakati sebagai alat pembayaran,
seperti tembakau, kerang, garam, emas, dll
 Tahap uang logam, dipilih karena nilainya yang tinggi
 Tahap uang kertas, dipilih karena kelemahan penggunaan uang logam, dan dianggap
sebagai uang kepercayaan (fiduciair money)
 Tahap uang giral, ada karena kegiatan ekonomi semakin kompleks, contoh uang giral antara
lain cek, giro, wesel dan kartu kredit.

b. Pengertian Uang
Uang merupakan alat pembayaran yang dapat diterima secara umum, dan dapat digunakan
sebagai alat tukar dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
c. Fungsi, Jenis dan Syarat Uang
 Fungsi uang terbagi menjadi :
i. Fungsi asli, yaitu sebagai alat tukar dan alat satuan hitung (pengukur nilai)
ii. Fungsi Turunan, yaitu sebagai standar/ukuran pembayaran yang ditunda
(pembayaran hutang), alat penyimpan kekayaan, dan alat pengalih nilai/kekayaan.
 Jenis uang
a. Berdasarkan pihak yang mengeluarkan (uang kartal dan giral)
b. Berdasarkan bahan uang (uang logam dan uang kertas)
c. Berdasarkan Negara yang mengeluarkan (uang dalam negeri/domestic dan uang
luar negeri)
d. Berdasarkan nilai uang (uang nilai penuh/full bodied money dan uang nilai tidak
penuh/unfull bodied money)

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 5


 Syarat uang
a. Portability (mudah dibawa)
b. Durability (tahan lama)
c. Divisibility (dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil)
d. Stability (nilainya stabil)
e. Acceptability (diterima secara umum)
f. Tidak mudah diaplsukan dan jumlahnya memenuhi kebutuhan masyarakat
g. Syarat psikologis, bahwa uang harus bisa memuaskan keinginan orang yang memilikinya.
d. Pengelolaan Uang Oleh BI
BI menetapkan macam uang rupiah, nominal, dan pecahan. Selain itu jenis bahan, isi, warna
juga ditentukan BI. Pengelolaan meliputi tahap perencanaan, pencetakan, pengeluaran,
pengedaran, pencabutan, penarikan dan pemusnahan.
e. Unsur Pengaman Uang Rupiah
i. Unsur pengaman yang terbuka (overt security features), dapat dilakukan dengan indra
manusia dan peralatan sederhana seperti kaca pembesar dan ultra violet.
ii. Unsur pengaman yang tidak terbuka (covert security features), hanya dapat dilakukan
oleh mesin sensor.
Jadi pengamanan uang rupiah dilakukan dengan pertimbangan :
- Semakin besar nominal, semakin kompleks unsur pengamanannya
- Pengamanan dilakukan berdasarkan penlitian dan teknologi

f. Teori Uang
i. Teori Nilai Uang
1. Teori Barang, daya beli uang tergantung dari permintaan dan penawaran
2. Teori Nominalis, nilai uang tergantung nilai nominal/tertulis bukan pada bahannya.
ii. Teori Perubahan Nilai Uang
1. Teori kuantitas, oleh David Ricardo, yaitu jumlah uang yang beredar berhubungan
dengan tingkat harga, artinya perubahan jumlah uang beredar mempengaruhi
harga.
2. Teori transaksi, oleh Irving Fisher, yaitu tingkat harga juga dipengaruhi oleh
kecepatan peredaran uang, dengan rumus sebagai berikut :
MV=PT

M = jumlah uang yang beredar P = tingkat harga


V = kecepatan perputaran uang T = jumlah barang dan jasa

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 6


E. Alat Pembayaran Non Tunai
Sistem pembayaran non tunai merupakan sistem pembayaran yang lebih praktis, mudah dan
aman. Alat pembayaran non tunai memberikan kemudahan masyarakat dalam melaksanakan
transaksi pembayaran.

Beberapa alat pembayaran non tunai antara lain :


a. Kartu Kredit
Alat pembayaran berupa kartu yang dapat dilakukan melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi/transaksi, yang tercatat melalui EDC
(Electronic Data Capturing)
b. Kartu ATM / Kartu Debit
Alat pembayaran berupa kartu yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai atau
pemindahan dana.
c. Cek
Surat perintah membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek, dan bisa langsung
dicairkan oleh pemegang cek.
d. Bilyet Giro
Surat perintah nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah
dana dari rekening yang bersangkutan ke rekening pemegang yang disebutkan namanya.
e. Uang Elektronik
Alat pembayaran yang memenuhi unsur antara lain diterbitkan atas dasar nilai uang yang
disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit.
Copyright@nuysputra, 2021

Materi Daring Ekonomi X, Oleh Nurdin Alamsyah Putra, S.Pd.,ST Halaman : 7

Anda mungkin juga menyukai