Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi bank ini berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang menunjukkan bahwa objek aktivitas utama bank
adalah masyarakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya akan disalurkan
kepada kepada masyarakat juga termasuk individu.

Dalam prakteknya lembaga keuangan bank terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat. Bank Sentral di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan memegang
fungsi sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort. Tujuan utama Bank
Indonesia sebagai bank sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem devisa serta mengatur dan
mengawasi bank.

Kemudian bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan
dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-
lembaga lainnya. Bank umum juga di kenal dengan nama bank komersial dan di kelompokkan ke
dalam dua Janis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang
berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang berstatus nondevisa, antara
lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank
ke luar negeri. Untuk pembahasan kali ini, penulis lebih menfokuskan pada pembahasan
mengenai bank devisa. Dimana bank devisa ini masih belum banyak diketahui oleh mayoritas
masyarakat.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas, penulis lebih membatasi pada beberapa rumusan masalah berikut:
1. Apa pengertian Bank, fungsi kegiatan, dan jenis-jenisnya?
2. Apa pengertian Devisa?
3. Apa pengertian Bank Devisa, syarat dan tugas-tugasnya?
4. Dari mana sumber dana Bank devisa?
5. Sebutkan apa contoh-contoh Bank Devisa?

C. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Bank, jenis-jenis bank
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Devisa
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Bank Devisa serta tugas-tugasnya
4. Untuk mengetahui sumber dana Bank Devisa
5. Untuk mengetahui contoh-contoh Bank Devisa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BANK
1. Pengertian Bank
Menurut UU No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya
hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan
balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-
jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Bank
didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam
kehidupan:
a. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu
model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek
(yield enhancement).
b. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah
satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut
juga sebagai risk management.
c. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari
atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price
discovery).
d. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi
(untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
e. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi
derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam
menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

3
2. Jenis-jenis Bank
Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank serta kepemilikan bank. Dari
segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang
ditawarkan maupun jangka waktu wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan
dilihat dari segi pemilikan saham yang ada serta akte pendirianya.4
Dilihat dari segi fungsinya
Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut
fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan UU Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan
terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dimana Bank Umum dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum
sedangkan Bank Desa, Bank Pasar Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank
Perkreditan Rakyat (BPR).
a. Bank Umum
Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sifat yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada, begitu pula degan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh
wilayah. Bank Umum sering disebut Bank komersil (commercial bank).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.4

4
Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut
Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank
yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
a. Bank milik pemerintah.
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara
lain: Bank Negara Indonesia 46(BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan
Negara (BTN), Bank Mandiri
b. Bank milik pemerintah daerah.
Sedangkan bank milik pemerinah daerah (pemda) terdapat didaerah tingkat I dan II masing-
masing propinsi sebagai contoh: BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat (Bank Jabar), BPD
Jawa Tengah (Bank Jateng), BPD Jawa Timur (Bank Jatim), BPD Riau (Bank Riau).
c. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta. Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Mega, Bank Danamon.
d. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).
e. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing
atau pemerintah asing. Jelas kepemilikanyapun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh
Bank Asing antara lain: ABN AMRO bank, Deutshe Bank, American Exprès Bank, HSBC
Bank.
f. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan milik swasta nasional.
Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh
bank campuran antara lain: Sumitomo Niaga Bank, Bank Sakura Swadarma, Mitsubishi
Buana Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank

5
Dilihat dari segi status
Status kemampuan bank melayani masyarakat dibagi kedalam 2 macam:6
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri yang berhubungan
dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar
negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan sebagai bank devisa,
sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa
merupakan kebalikan dari pada bank devisa dimana transaksi yang dilakukan masih dalam
batas-batas negara.
Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk simpanan seperti giro, tabungan maupun
deposito. Spread based yaitu penentuari harga tingkat suku bunga. Negative spread yaitu
suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman. Pengenaan biaya dengan
istilah fee based.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Merupakan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.Dalam
menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip Syariah
sebagai berikut: Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), Pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaanmodal (musharakah), Prinsip jual beli barang dengan
memperolehkeuntungan (murababah), Pembiayaan barang modal berdasarkan semurni
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wiqtina).
B. DEVISA
Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
Devisa merupakan sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. Manfaat

6
devisa ini adalah untuk alat pembayaran internasional yang convertible (mudah ditukarkan).
Jenis-jenis Devisa antara lain:
1. Valuta AsinG, adalah mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di dunia
(seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, dan Poundsterling) dan dapat diperjual belikan.
2. Emas, mempunyai sifat convertible yakni semua negara mau menerima emas sebagai alat
pembayaran internasional yang sah jika berbentuk batangan.
3. Surat berharga, Negara dapat memberi surat berharga seperti:
a. Special Drawing Rights (SDR) yaitu hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk
membantu Negara yang mengalami kesulitan dalam pembayaran internasional.
b. Cable Order (Telegraphic Transfer) merupakan cek yang dikirimkan melalui telegram,
radiogram atau telepon dari bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri.
c. Bill of Exchange (Wesel) merupakan surat perintah kepada bank untuk membayarkan
sejumlah uang kepada seseorang.
d. Traveller Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian biasanya dibawah oleh turis dan dapat
dicairkan pada bank-bank perwakilannya.
Devisa memiliki beberapa fungsi meliputi:
a. Alat pembayaran hutang luar negeri
b. Alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan
seterusnya).
c. Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti membiayai kedutaan, misi
budaya, hadiah atau bantuan
d. Sebagai sumber pendapatan negara

C. BANK DEVISA
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara menyeluruh. Bank devisa dapat melayani secara
langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional. Bank devisa memperoleh surat
penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing. Bank devisa dapat menawarkan jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing
tersebut seperti transfer keluar negeri, jual beli valuta asing, transaksi eksport import, dan jasa-
jasa valuta asing lainnya.
1. Tugas dan usaha Bank Devisa

7
a. Melayani lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri.
b. Melayani pembukuan dan pembayaran L/C
Letter of credit adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan
eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan
berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).
c. Melakukan jual beli valuta asing (valas)
Tujuan utama dari pertukaran asing adalah untuk membantu perdagangan internasional dan
investasi, dengan memungkinkan perusahaan untuk mengkonversi satu mata uang ke mata
uang lain.
d. Mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas.
Inkaso adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran atas surat/document
berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri. Surat atau dokumen
berharga yang dapat diproses adalah wesel, cek bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep
dan hadiah undian.
e. Membuka atau membayar Traveller Cheque (TC).
Traveller cheque adalah cek perjalanan yang biasa digunakan untuk keperluan perjalanan
dinas.
f. Menerima tabungan valas.
Tugas dan usahanya (bank devisa) ini baru dapat dilakukan jika bank devisa tersebut
mempunyai bank koresponden (correspondency relationship) di negara yang bersangkutan. Bank
Koresponden adalah bank devisa yang ditunjuk oleh bank responden yang mewakili dan
melaksanakan tugas-tugasnya di negara bersangkutan.
Bank Indonesia dalam menunjuk sebuah bank menjadi bank devisa tidak hanya sekedar
menunjuk atau mengevaluasi secara sederhana saja, namun ada berbagai pertimbangan atau
persyaratan yang wajib dipenuhi calon bank pemegang predikat bank devisa.

2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu bank non devisa dapat diberikan izin untuk
menjadi bank devisa, antara lain:

a. CAR Capital Adequacy Ratio minimum dalam bulan terakhir 8%

8
CAR (Rasio kecukupan modal) adalah rasio yang menentukan kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban waktu dan resiko lainnya seperti kredit, resiko operasional dll. Dalam
formasi yang paling sederhana, modal bank adalah “bantal” untuk potensi kerugian dan
melindungi deposan bank dan pemberi pinjaman lainnya. Regulator perbankan di sebagian
besar Negara mendefinisikan dan memonitor CAR untuk melindungi deposan, sehingga
mempertahankan kepercayaan terhadap system perbankan.
b. Tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat
Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 5 faktor yaitu aspek
permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (asset), manajemen, rentabilitas (earning)
dan likuiditas.
c. Modal disetor minimal Rp.150 miliar
d. Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan sebagai Bank Umum
Devisa meliputi: organisasi, sumber daya manusia, pedoman operasional kegiatan devisa.
Sebagai contoh jika sebuah bank ingin meningkatkan statusnya menjadi Bank Devisa harus
memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

3. Asal Sumber Dana Bank Devisa


a. Transaksi perdagangan ekspor, hasil ekspor barang dan jasa
Peran bank devisa dalam perdagangan barang dan jasa dari dan keluar negeri meliputi
kegiatannya membantu nasabah dalam penyelesaian pembayaran ekspor-impor baik
dengan menggunakan Letter of Credit atau tanpa Letter of Credit. Hasil pembayaran ekspor
yang ditagihkan oleh bank devisa dimasukkan kedalam rekening bank devisa yang
bersangkutan pada depositoring koresponden di luar negeri, dengan demikian semakin
banyak hasil ekspor, devisa semakin bertambah. Oleh karena itulah hasil ekspor merupakan
sumber devisa.
b. Hadiah, Bantuan atau Sumbangan Luar Negeri
Bantuan yang diperoleh dari luar negeri dapat berupa barang ataupun uang. Apabila
bantuannya berupa barang, maka hal ini dapat menghemat devisa negara karena negara
dapat memperoleh barang tanpa harus membayarnya. Sedangkan bantuan yang berupa
uang, otomatis dapat langsung menambah devisa negara.
c. Hasil dari penanaman modal di luar negeri

9
Perusahaan-perusahaan besar, tidak saja beroperasi di dalam negeri, tetapi juga mempunyai
kantor cabang di luar negeri, kemudian juga modal perusahaan tersebut bukan hanya
tertanam sebagai investasi di dalam negeri, juga di investasikan di luar negeri. Hasil dari
penanaman modal di luar negeri tersebut dapat disimpan di luar negeri tempat modal
ditanam dalam bentuk simpanan pada bank, depositori korespenden dalam rekening bank
berkedudukan di luar negeri maupun di transfer ke indonesia. Keduanya sebagai dana
valuta asing, yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dengan luar negeri sehingga
dana ini jelas merupakan devisa. Bank devisa di Indonesia dapat sebagai penampung hasil
transfer dana dari hasil investasi di luar negeri.
d. Penghasilan dari tenaga kerja Indonesia dari luar negeri
Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri cukup banyak, sehingga dapat memberikan
sumbangan devisa ke negara kita cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pengiriman uang asing dari TKI yang bekerja di luar negeri untuk keluarganya yang ada di
Indonesia. Uang asing yang dikirimkan dari luar negeri harus ditukar menjadi uang rupiah
di bank devisa. Penukaran inilah yang dapat menambah simpanan devisa bagi negara.
e. Pinjaman luar negeri
Pinjaman luar negeri yang berupa uang, secara langsung dapat menambah devisa. Pinjaman
ini dapat digunakan untuk membayar semua pembiayaan ke luar negeri. Meskipun ada
kewajiban untuk mengembalikan, akan tetapi uang yang diperoleh dari luar negeri tetap
akan menambah devisa negara.
Pinjaman dari luar negeri, diberikan oleh negara-negara donor kepada pemerintah
Indonesia dalam rangka bantuan untuk mempercepat pembangunan atau bantuan ekonomi
lainnya. Pinjaman dari luar negeri ini adalah merupakan devisa, jenis devisa ini disebut
devisa kredit. Pinjaman luar negeri dapat juga dilakukan oleh pihak swasta yang
mendapatkan pinjaman dari kreditur luar negeri, pinjaman swasta ini juga termasuk devisa
kredit yang merupakan pinjaman swasta.
f. Pariwisata
Sumber devisa yang tidak kalah pentingnya adalah pariwisata. Banyaknya turis yang
datang ke Indonesia dapat menambah devisa negara. Turis-turis yang datang dari negara
lain, tentunya akan membawa uang dari negara asalnya. Akan tetapi uang dari negaranya
tidak bisa digunakan di Indonesia. Untuk itu, para turis harus menukarkan uangnya menjadi

10
mata uang rupiah. Penukaran uang asing menjadi uang rupiah akan menjadi devisa bagi
Indonesia. Semakin banyak turis mancanegara yang datang maka pemasukan devisa akan
semakin banyak.
4. Contoh-contoh Bank Devisa
Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri, Bank
Agroniaga, Bank Antardaerah (Surabaya), Bank Artha Graha Internasional, Bank Bukopin,
Bank Bumi Arta, Bank Capital Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, bergabung
dengan Lippo Bank dan Bank Niaga, Bank Danamon, Bank Ekonomi Raharja, Bank Ganesha,
Bank Hana, dahulu dikenal sebagai Bank Bintang Manunggal, Bank Himpunan Saudara 1906
(Bandung), Bank ICB Bumiputera, dahulu dikenal sebagai Bank Bumiputera, Bank ICBC
Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Halim Indonesia, Bank Index Selindo, Bank
Internasional Indonesia Maybank, Bank Kesawan, Bank Maspion (Surabaya), Bank
Mayapada, Bank Mega, Bank Mestika Dharma (Medan), Bank Metro Express, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Nusantara Parahyangan (Bandung), Bank OCBC NISP, dahulu
dikenal sebagai Bank NISP, digabung dengan Bank OCBC Indonesia, Bank Permata, Bank
SBI Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Indomonex, Bank Sinarmas, Bank Swadesi, Bank
Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Victoria Internasional, Pan Indonesia
Bank.
5. Contoh-contoh Bank Non Devisa
Anglomas Internasional Bank (Surabaya), Bank Andara, dahulu dikenal sebagai Bank Sri
Partha, Bank Artos Indonesia (Bandung), Bank Barclays Indonesia, dahulu dikenal sebagai
Bank Akita, Bank Bisnis Internasional (Bandung), Bank BRI Syariah, dahulu dikenal sebagai
Bank Jasa Arta, Bank Central Asia Syariah, dahulu dikenal sebagai Bank UIB, Bank Dipo
International, Bank Fama Internasional (Bandung), Bank Harda Internasional, Bank Ina
Perdana, Bank Jasa Jakarta, Bank Kesejahteraan Ekonomi, Bank Liman International, Bank
Mayora, Bank Mitraniaga, Bank Multi Arta Sentosa, Bank Nationalnobu, dahulu dikenal
sebagai Bank Alfindo, Bank Pundi Indonesia, dahulu dikenal sebagai Bank Eksekutif
Internasional, Bank Purba Danarta (Semarang), Bank Royal Indonesia, Bank Sinar Harapan
Bali, Bank STMIK Binamulia (Palu), Bank Syariah Bukopin, dahulu dikenal sebagai Bank
Persyarikatan Indonesia, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Bandung).
BAB III

11
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara menyeluruh. Bank devisa dapat melayani secara
langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional. Bank devisa memperoleh surat
penunjukan dari Bank Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta
asing. Bank devisa memiliki tugas dan peranan, antara lain: melayani lalu lintas pembayaran
dalam dan luar negeri, melayani pembukaan dan pembayaran L/C, melakukan jual beli valuta
asing (valas), mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas, membuka atau membayar
Traveller Cheque (TC), dan menerima tabungan valas.

B. SARAN

Sebuah bank apabila ingin meningkatkan statusnya menjadi sebuah bank berstatus Devisa harus
memenuhi berbagai persyaratan, antara lain:
1. CAR Capital Adequacy Ratio minimum dalam bulan terakhir 8%
2. Tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat
3. Modal disetor minimal Rp.150 miliar
4. Bank Devisa harus memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing.

DAFTAR PUSTAKA

12
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bank
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Devisa
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bank_devisa
http://makalah17.blogspot.com/2011/10/pengertian-bank-devisa.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai