MANDIRI CONSULTING
LEGAL BASIS
PENERAPAN APU DAN PPT
PBI No.12/20/PBI/2010
(APU-PPT BPR)
PBI No.14/27/PBI/2012
(APU-PPT BANK UMUM)
POJK No.22/POJK.04/2014
(KYC PJK) POJK No.39/POJK.05/2015
(APU-PPT NON BANK)
PASAL 3
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
DEFINISI PENCUCIAN UANG MENURUT
UU NO.8 TAHUN 2010
PASAL 4
Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, peruntukan,
pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dipidana karena tindak pidana Pencucian
Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
PASAL 5
Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah,
sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PP TPPU TERKAIT KEWAJIBAN NASABAH
PASAL 19 AYAT 1
Setiap Orang yang melakukan Transaksi dengan Pihak Pelapor wajib memberikan
identitas dan informasi yang benar yang dibutuhkan oleh Pihak Pelapor dan sekurang-
kurangnya memuat identitas diri, sumber dana, dan tujuan Transaksi dengan mengisi
formulir yang disediakan oleh Pihak Pelapor dan melampirkan Dokumen pendukungnya
PASAL 19 AYAT 2
Dalam hal Transaksi dilakukan untuk kepentingan pihak lain, Setiap Orang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan informasi mengenai identitas diri,sumber
dana,dan tujuanTransaksi pihak lain tersebut
METODE TPPU
BUY AND SELL • Pencucian uang melalui Jual beli barang dan jasa
CONVERSION
PLACEMENT
SERVICE
EXCELLENCE LAYERING
INTEGRATION
TAHAPAN PENCUCIAN UANG
Penempatan (Placement) yaitu upaya menempatkan uang tunai yang
berasal dari tindak pidana ke dalam sistem keuangan, atau upaya menempatkan uang
giral (seperti cheque, wesel bank, sertifikat deposito) kembali ke dalam sistem
keuangan, terutama sistem perbankan.
TAHAPAN PENCUCIAN UANG
Transfer (Layering) yaitu upaya untuk mentransfer harta kekayaan yang berasal dari
tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan kepada PJK (terutama bank) sebagai
hasil upaya penempatan (placement) ke PJK yang lain. Sebagai contoh, dengan melakukan
beberapa kali transaksi atau transfer dana
TAHAPAN PENCUCIAN UANG
Penggunaan Harta Kekayaan (Integration) yaitu upaya menggunakan harta
kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam sistem keuangan
melalui penempatan atau transfer sehingga seolah menjadi harta kekayaan halal (clean money),
untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan. Sebagai
contoh dengan pembelian aset dan membuka/melakukan kegiatan usaha
DEFINISI PENDANAAN TERORISME
PENDANAAN TERORISME adalah Segala perbuatan dalam rangka menyediakan,
mengumpulkan, memberikan, atau meminjamkan dana, baik langsung maupun tidak langsung dengan
maksud untuk digunakan dan/atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan kegiatan terorisme,
organisasi teroris dan teroris (UU No.9/2013)
PENDANAAN TERORISME
PASAL 5
Setiap Orang yang melakukan permufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana pendanaan
terorisme dipidana karena melakukan tindak pidana pendanaan terorisme dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4.
PASAL 6
Setiap Orang yang dengan sengaja merencanakan, mengorganisasikan, atau menggerakkan orang lain untuk melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dipidana karena melakukan tindak pidana pendanaan terorisme dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun
TINDAK LANJUT OLEH
PENYEDIA JASA KEUANGAN
MENERAPKAN CDD
MELAKUKAN
PEMANTAUAN
TERHADAP DTTOT &
DPPSPM
MELAPORKAN
SEBAGAI LTKM
MELAKUKAN
FREEZE WITHOUT
DELAY SESUAI
HUKUM INDONESIA
PENDANAAN TERORISME
DAFTAR
TERDUGA
TERORIS DAN
ORGANISASI
TERORIS
PJK WAJIB
MELAKUKAN
FREEZING
WITHOUT
DAFTAR
PENDANAAN
DELAY
PROLIFERASI
SENJATA
PEMUSNAH
MASAL
PROLIFERASI
1. Proliferasi Senjata Pemusnah Massal adalah penyebaran senjata nuklir, biologi, dan kimia
2. Pemblokiran adalah tindakan mencegah pentransferan, pengubahan bentuk, penukaran, penempatan,
pembagian, perpindahan, atau pergerakan dana untuk jangka waktu tertentu
PJK SEBAGAI MEDIA PENDANAAN
TERORISME (NRA 2015)
MODUS PENDANAAN TERORISME BERISIKO SUMBANGAN KE YAYASAN, BERDAGANG
TINGGI /KEGIATAN USAHA, AKTIVITAS KRIMINAL
PROFIL BERISIKO TINGGI PELAJAR/ MAHASISWA, YAYASAN/ ORGANISASI
NIRLABA
WILAYAH BERISIKO TINGGI DKI JAKARTA, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, BANTEN,
SUMUT, NANGGROE ACEH DARUSSALAM, SELAWESI
SELATAN, NTB
PEMINDAHAN DANA BERISIKO TINGGI SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK, SISTEM
PEMBAYARAN ONLINE, NEW PAYMENT METHOD
INSTRUMEN TRANSAKSI BERISIKO TINGGI TARIK/SETOR TUNAI
KEWAJIBAN PJK TERKAIT
PENDANAAN TERORISME
• PJK wajib memelihara DTTOT & Daftar Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah
Massal
• PJK wajib melakukan identifikasi dan memastikan secara berkala nama Nasabah
yang memiliki kesamaan nama dan informasi lain dengan DTTOT & DPPSPM
• Dalam hal terdapat kemiripan nama, PJK wajib memastikan kesesuaian identitas
Nasabah tersebut dengan informasi lain yang terkait.
• Dalam hal terdapat kesamaan nama Nasabah dan kesamaan informasi lainnya
dengan nama yang tercantum dalam DTTOT & DPPSPM, PJK wajib segera
melakukan pemblokiran secara serta merta dan melaporkannya sebagai laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan
REZIM INTERNASIONAL APU-PPT
CFATF, ESAAMLG, GABAC,
GAFILAT, GIABA
EAG
MONEYVAL
APG
PENCEGAHAN &
PEMBERANTASAN PENILAIAN TERHADAP
TPPU, TPPT & KONTEKS RISIKO YANG
PROLIFERASI SENJATA DITIMBULKAN
PEMUSNAH MASSAL
KNOW YOUR COUNTRY
(Global Anti-Money Laundering Research Tool)
REZIM APU-PPT DI INDONESIA
PRESIDEN
KOMITE
DPR MASYARAKAT PPATK KOORDINASI
NASIONAL
LEMBAGA
PENEGAKAN
PIHAK PELAPOR
HUKUM &
PERADILAN
LEMBAGA
PENGATUR &
PENGAWAS
REZIM APU-PPT DI INDONESIA
(KOMITMEN)
KOMITE
KOORDINASI • MERUMUSKAN ARAH,
KEBIJAKAN & STRATEGI
NASIONAL PP PP TPPU & TPPT
TPPU & TPPT
STRATEGI • MERUJUK
NASIONAL PP PADA NRA
TPPU/TPPT 2017-2019
TATA KELOLA
APU PPT
POJK NO.12/POJK.01/2017
SEOJK NO.32/SEOJK.03/2017
1. Risiko Kredit
2. Risiko Operasional
3. RISIKO KEPATUHAN
4. Risiko Likuiditas PEDOMAN KEBIJAKAN &
5. Risiko Reputasi 4 PILAR : PROSEDUR KEPATUHAN :
6. Risiko Stratejik 1. Pengawasan Aktif Dekom & 1. Manajemen Organisasi
Direksi Kepatuhan
2. Kebijakan, Prosedur & Limit 2. Standart Prosedur
FUNGSI MANAJEMEN 3. Kecukupan Proses dan Kepatuhan
RISIKO Sistem FUNGSI KEPATUHAN 3. Prosedur Pengambil
4. Sistem Pengendalian Intern Keputusan
4. Kode Etik Kepatuhan
Kecukupan Proses : 5. Alur Koordinasi &
1. Identifikasi Risiko Prosedur Pemantauan
2. Pengukuran Risiko
3. Pemantauan Risiko
TATA KELOLA BPR 6. Ketentuan Intern
4. Pengendalian Risiko
PEDOMAN KEBIJAKAN &
PROSEDUR AUDIT INTERN:
5 PILAR :
APU PPT 1. Pengawasan Aktif Dekom & FUNGSI AUDIT INTERN 1.
2.
Organisasi Audit Intern
Pedoman Standar
Direksi
Pelaksanaan Audit
Kecukupan Proses 2. Kebijakan & Prosedur
Intern
Penerapan APU PPT : 3. Pengendalian Intern
3. Laporan Pelaksanaan
1. Identifikasi 4. Sistem Informasi Manajemen
Audit Intern
2. Verifikasi 5. SDM & Pelatihan
3. Pemantauan
5 PILAR PROGRAM APU PPT SEBAGAI BAGIAN
DARI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
DESKRIPSI 5 PILAR
PENGAWASAN
KEBIJAKAN & PENGENDALIAN
AKTIF DIREKSI & SIM SDM & PELATIHAN
PROSEDUR INTERN
DEKOM
• PENYUSUNAN SOP • IDENTIFIKASI • MITIGASI DAN • DATABASE HRC • KOMPETENSI SDM
• PENETAPAN • VERIFIKASI PENGENDALIAN • IDENTIFIKASI TKM YG MEMADAI
PENANGGUNG • PENUTUPAN/PENO RISIKO OLEH PE • KONSISTENSI
JAWAB APU-PPT LAKAN AUDIT/SKAI PELATIHAN
HUBUNGAN
USAHA
• PEMANTAUAN
• PENGKINIAN
• PENATAUSAHAAN
PENANGGUNG JAWAB
PENERAPAN PROGRAM APU-PPT
PJK wajib membentuk UKK dan/atau menunjuk Pejabat sebagai Penanggung Jawab
Penerapan Program APU dan PPT, pada Kantor Pusat dan Kantor Cabang
PROSPECTIVE CUSTOMER
PROSES
VERIFIKASI PENILAIAN
TUNTAS RISIKO
SEBELUM (DHN/DTTOT/
HUBUNGAN DPPSPM)
USAHA
MEMAKAI
LEBIH DARI 1 WAWANCARA
(SATU) (FACE TO
DOKUMEN FACE)
IDENTITAS
PENGECUALIAN
FACE TO FACE VERIFICATION
1. Verifikasi dilakukan melalui proses dan sarana elektronik milik
PJK dan/atau milik pihak ketiga; dan
2. Verifikasi wajib memanfaatkan data kependudukan yang
memenuhi 2 (dua) faktor otentikasi
Note :
Pihak ketiga sebagaimana dimaksud diatas wajib mendapat
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan
2 (DUA) FAKTOR OTENTIKASI
WAJIB DIDUKUNG OLEH DOKUMEN IDENTITAS CALON NASABAH & SPESIMEN TANDA TANGAN
INFORMASI MINIMUM YANG
DIBUTUHKAN DALAM MELAKUKAN CDD
• Nama Perusahaan
NASABAH KORPORASI • Nomor Izin dari Instansi Berwenang
• Bidang Usaha atau Kegiatan
• Alamat Kedudukan
• Tempat dan Tanggal Pendirian
• Bentuk Badan Hukum atau Badan
Usaha
• Identitas BO (Jika Ada)
• Sumber Dana
• Maksud dan Tujuan Hubungan Usaha
atau Transaksi yang akan dilakukan
Calon Nasabah
INFORMASI MINIMUM YANG
DIBUTUHKAN DALAM MELAKUKAN CDD
• Nama Perikatan
NASABAH PERIKATAN LAINNYA • Nomor Izin dari Instansi Jika
Ada
• Alamat Kedudukan
• Bentuk Perikatan
• Identitas BO (Jika Ada)
• Sumber Dana
• Maksud dan Tujuan Hubungan
Usaha atau Transaksi yang akan
dilakukan Calon Nasabah
INFORMASI YANG WAJIB DITAMBAHKAN
DALAM MELAKUKAN CDD
NASABAH KORPORASI
• Spesimen tanda tangan dan kuasa
USAHA MIKRO & KECIL kepada pihak yang ditunjuk
mempunyai wewenang bertindak
untuk dan atas nama perusahaan dalam
melakukan hubungan usaha dengan
PJK
• Kartu NPWP bagi Nasabah yang
diwajibkan untuk memiliki NPWP
• Surat izin tempat usaha atau dokumen
lain yang dipersyaratkan oleh instansi
yang berwenang
INFORMASI YANG WAJIB DITAMBAHKAN
DALAM MELAKUKAN CDD
MITIGASI RISIKO
TRANSAKSI PERTAMA MELALUI MEMILIKI PROSEDUR CDD
REK NSBH DI BANK LAIN YANG SAMA
Parameter u/
meneruskan /
memutuskan
hubungan
PELAKSANAAN EDD usaha
Memastikan Memastikan
terkininya tingkat
data yang EDD risiko
dimiliki nasabah
Memastikan
kewajaran
transaksi
BENEFIAL OWNER
DEFINISI BENEFIAL OWNER CONTOH
Berhak atas dan/atau menerima manfaat tertentu yang
berkaitan dengan rekening Nasabah
Pemilik sebenarnya dari dana dan/atau efek yang Rekening Ibu Rumah Tangga yang dimiliki oleh PN
ditempatkan pada PJK (ultimately own account)
Mengendalikan transaksi nasabah Pelajar
Memberikan kuasa untuk melakukan transaksi Nasabah lansia memberikan kuasa kepada anaknya
Mengendalikan korporasi atau perikatan lainnya (legal Perusahaan “Pesona” dikendalikan oleh B
arrangement)
Merupakan pengendali akhir dari transaksi yang dilakukan Pengendali lebih dari 1 layer, dan pengendali akhir sebagai
melalui badan hukum atau berdasarkan suatu perjanjian Ultimate Beneficial Owner
BENEFICIAL OWNER
1. Dalam hal Calon Nasabah, Nasabah atau WIC bukan
merupakan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner), PJK wajib
melakukan identifikasi dan verifikasi identitas Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner), berdasarkan informasi atau data
relevan yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya
2. Hubungan hukum antara Calon Nasabah, Nasabah atau WIC
dengan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) yang ditunjukkan
dengan surat penugasan, surat perjanjian, surat kuasa atau
bentuk lainnya
KETENTUAN BENEFICIAL OWNER
Prosedur CDD sama ketatnya BO yang tergolong PEP
dng Nasabah dilakukan prosedur EDD
Setiap Enam Bulan untuk Bank dengan profil risiko Pencucian Uang dan Pendanaan
Terorisme Tinggi
Setiap Tahun untuk Bank dengan profil risiko Pencucian Uang dan Pendanaan
Terorisme Sedang
Setiap Dua Tahun untuk Bank dengan profil risiko Pencucian Uang dan Pendanaan
Terorisme Rendah
TINGKAT RISIKO
PENATAUSAHAAN DOKUMEN
• Retensi minimal 5(lima) tahun sejak
DATA NASABAH/WIC berakhirnya hubungan usaha atau
transaksi dengan Nasabah atau WIC
DATA TRANSAKSI
NASABAH/WIC • Sesuai UU tentang Dokumen
Perusahaan
NOTE :
PJK wajib memberikan data, informasi, dan/atau dokumen yang ditatausahakan, sesegera mungkin dan paling lambat
3 (tiga) hari kerja sejak PJK menerima permintaan dari OJK dan/atau otoritas lain yang berwenang
SDM DAN PELATIHAN
Pre Employee • Pencegahan dini Karyawan terlibat
Screening dalam TPPU/TPPT
Pengenalan &
Pemantauan • Mencegah Karyawan terlibat
Profil dalam TPPU/TPPT
Karyawan
NOTE :
Kewajiban PJK untuk menyampaikan laporan kepada OJK menjadi bagian dari laporan
pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
MATURNUWUN