LAPORANTAHUNAN
PusatPelaporandanAnalisis TransaksiKeuangan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................
LAPORAN PPATK ................................................................................
1
2
8
9
17
22
24
24
24
26
D. Penutup ......................................................................................
70
LAMPIRAN
Daftar Istilah ......................................................................................
Daftar Tabel dan Gambar...................................................................
71
72
27
28
31
55
58
58
59
63
66
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Alhamdulillahi Robbil'alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya penyusunan Laporan Tahunan Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Tahun 2010. Laporan
Tahunan merupakan laporan rutin pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang
PPATK yang sangat penting dan wajib dipenuhi karena diamanatkan langsung
oleh undang-undang. Amanat ini inherent dengan kedudukan PPATK yang
oleh undang-undang itu sendiri dinyatakan sebagai lembaga yang dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya bersifat independen dan bebas
dari campur tangan serta pengaruh dari kekuasaan manapun. Laporan
Tahunan ini merupakan pertanggung-jawaban konstitusional dalam rangka
mewujudkan akuntabilitas publik dan transparansi.
Laporan Tahunan ini memuat berbagai bentuk kegiatan dan capain dalam
rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK selama periode
Januari sampai dengan akhir Desember 2010. Dengan demikian, Laporan
Tahunan PPATK Tahun 2010 ini memuat laporan rutin pelaksanaan tugas,
fungsi dan wewenang di bawah payung undang-undang yang lama
(Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 25 Tahun 2003) dan Undang-Undang No. 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
yang di sahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.
Laporan Tahunan PPATK Tahun 2010 ini merekam dan mencatat pelaksanaan
tugas, fungsi dan wewenang PPATK yang dibagi habis dalam berbagai bidang
kegiatan, yaitu riset dan analisis, pengawasan dan kepatuhan, kerjasama
dalam negeri dan luar negeri, hukum dan peraturan perundang-undangan,
aplikasi sistem dan teknologi informasi, pengembangan sumber daya
manusia, keuangan serta administrasi.
Secara umum, pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang PPATK dalam tahun
2010 ini dapat tergambar dari statistik, antara lain statistik kewajiban
pelaporan oleh Penyedia Jasa Keuagan (PJK) yang menunjukkan
perkembangan signifikan. Terhitung sejak tahun 2001 hingga akhir tahun
2010, PPATK telah menerima sebanyak 63.924 Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) secara kumulatif, dengan jumlah PJK Pelapor sebanyak
334 PJK. PPATK juga telah menerima sebanyak 8.631.423 Laporan Transaksi
Keuangan Tunai (LTKT) secara kumulatif. Sejak tahun 2003 hingga akhir tahun
2010, PPATK telah pula menyampaikan sebanyak 1.431 Hasil Analisis secara
kumulatif kepada Kepolisian dan Kejaksaan. Sementara dalam kurun tahun
2010, PPATK telah menyampaikan sebanyak 319 Hasil Analisis kepada Kapolri
dan Jaksa Agung.
Pada masa mendatang dengan undang-undang yang baru, kami berharap
PPATK dapat lebih meningkatkan kinerja dan efektifitas rezim antipencucian
uang dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang dan
tindak pidana asal, khususnya tindak pidana korupsi, yang berdasarkan
statistik Hasil Analisis PPATK mendominasi dengan 580 kasus atau sekitar
40,5% Hasil Analisis PPATK.
Sebagai penutup, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas
perhatian yang tulus dan dukungan yang penuh dari Presiden Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Kepolisian, Kejaksaan, Bank Indonesia,
Bapepam-LK, serta instansi terkait lainnya yang telah terjalin dan terbina
secara baik selama ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2011
LAPORAN
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
A. EXECUTIVE SUMMARY
Upaya untuk menekan tingkat kejahatan luar biasa (extra ordinary crime)
seperti korupsi, illegal logging dan money laundering di Indonesia,
hingga saat ini tampaknya masih lebih banyak dilakukan melalui
mekanisme penindakan dengan penerapan ketentuan-ketentuan
pidana yang bertujuan untuk memberikan sanksi pidana kepada
pelakunya terutama pidana penjara. Meskipun hukuman penjara
memberikan manfaat, akan tetapi berdasarkan pengalaman terdahulu
dirasakan belum cukup efektif untuk menekan tingkat kejahatan luar
biasa apabila tidak disertai dengan upaya untuk mengambil kembali
(menyita) harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa serta merampas
berbagai sarana yang memungkinkan terlaksananya kejahatan luar biasa
tersebut. Membiarkan pelaku kejahatan itu tetap menguasai karta
kekayaan hasil kejahatan luar biasa dan sarana yang memfasilitasi
kejahatan akan memberikan peluang bagi mereka atau orang-orang lain
yang memiliki keterkaitan dengan pelaku kejahatan untuk menikmati
harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa tersebut. Bahkan, dengan
memiliki harta kekayaan hasil kejahatan luar biasa, yang jumlahnya
sangat besar itu, mereka akan mengulangi lagi dan mengembangkan
trik-trik kejahatan baru yang lebih licik lagi agar tidak mudah terdeteksi
oleh aparat penegak hukum.
Sehubungan dengan itulah kelahiran rejim anti pencucian uang (AML
Regime), yang dalam mengungkap kejahatan luar biasa menggunakan
paradigma baru yaitu mengikuti aliran dana (follow the money).
Dengan pendekatan (metode dan teknik) ini akan dapat diungkap siapasiapa pelakunya, jenis tindak pidana, serta dimana tempat dan jumlah
harta kekayaan disembunyikan. Pendekatan ini berangkat dari suatu
konsepsi mendasar bahwa harta kekayaan hasil kejahatan (proceeds of
crime) tersebut merupakan lifeblood of the crime. Artinya, hasil
kejahatan merupakan darah yang menghidupi tindak kejahatan itu
sendiri dan sekaligus merupakan titik terlemah dari mata rantai tindak
kejahatan. Upaya untuk memotong mata rantai kejahatan ini, selain
relatif mudah dilakukan dengan pendekatan AML Regime, juga akan
menghilangkan motivasi para pelakunya untuk mengulangi kembali
3.
4.
5.
6.
10
11
12
13
B. Pasar Modal
1) Penggunaan Profil Nasabah High Risk Country untuk
melakukan Manipulasi Pasar dan Pencucian Uang.
AA Ltd. adalah perusahaan yang didirikan di high risk
country. KM (manajemen kunci dari PT X) dipercaya
sebagai kuasa transaksi AA Ltd. Diduga AA Ltd.
melakukan manipulasi pasar perdagangan saham PT X.
Dana dari hasil transaksi saham PT X dipindahkan ke
rekening perusahaan dan beberapa manajemen kunci
PT X di beberapa bank. Diduga hal tersebut dilakukan
untuk melakukan TPPU.
2) Penggunaan rekening Efek Margin untuk melakukan
Pencucian Uang.
BA, BB, dan BC adalah karyawan swasta di PT AC. BA, BB,
dan BC membuka rekening efek di Perusahaan efek D.
BA, BB dan BC menerima saham dan dana dari PT AC.
Selanjutnya dana dan efek tersebut digunakan untuk
melakukan transaksi margin. Dana hasil transaksi
dipindahkan ke rekening BA, BB, dan BC di cabang bank
yang sama (bank F). Dana dari bank F dipindahkan ke
rekening PT AC dan afiliasinya di beberapa bank. Diduga
dana yang ditranasksikan adalah berasal dari hasil
tindak pidana.
c. Asuransi
1) Pembelian polis Unit Links oleh PEP yg diikuti dengan
pencairan polis sebelum jatuh tempo.
JJ seorang PNS pada sebuah departemen. JJ membeli 2
(dua) polis asuransi unit links berpremi tunggal pada PT
Asuransi ABC. JJ membayar premi asuransi
14
15
16
17
Tabel 1
Hasil Analisis PPATK
D u g a a n Ti n d a k P i d a n a
K a su s
K o ru p s i;
580
4 0 ,5
P e n yu a p a n ;
40
2 ,8
N a r k o ti k a ;
47
3 ,3
D i b id a n g p e rb a n k a n ;
46
3 ,2
D i b id a n g p e ra s u ra n s ia n ;
0 ,1
Kepabeanan;
0 ,6
T e ro ris m e ;
19
1 ,3
P e n c u ria n ;
0 ,3
P e n g g e la p a n ;
P e n ip u a n ;
42
2 ,9
419
2 9 ,3
P e m a ls u a n u a n g ;
P e rju d ia n ;
0 ,3
17
1 ,2
P r o s ti tu s i ;
0 ,3
D i b id a n g p e rp a ja k a n ;
0 ,5
D i b i d a n g k e h u ta n a n ;
T i d a k T e r i d e n ti fi k a s i / d l l
J u m la h
0 ,4
185
1 2 ,9
1431
1 0 0 ,0
K a su s
131
P e n yu a p a n ;
4 1 ,1
14
4 ,4
N a r k o ti k a ;
2 ,5
D i b id a n g p e rb a n k a n ;
1 ,9
D i b id a n g p e ra s u ra n s ia n ;
0 ,3
T e ro ris m e ;
1 ,6
0 ,6
P e n c u ria n ;
P e n g g e la p a n ;
10
3 ,1
P e n ip u a n ;
41
1 2 ,9
P e rju d ia n ;
T i d a k T e r i d e n ti fi k a s i / d l l
J u m la h
18
1 ,3
97
3 0 ,4
319
1 0 0 ,0
b. Proses Analisis
Pelaksanaan tugas analisis oleh Direktorat Riset dan
Analisis dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
sumber informasi yang ada baik dikelola secara internal
(swadaya) ataupun informasi lainnya yang dapat diperoleh
oleh PPATK melalui mekanisme kerjasama antar lembaga
baik didalam maupun di luar negeri.
Chart dibawah ini mengambarkan sumber informasi
dalam data base untuk membantu proses analisis
oleh PPATK:
Gambar 1
Sumber Informasi PPATK
19
1.200
1.000
800
600
HA
LTKM
400
200
2003
2004
2005
20
2006
2007
2008
2009
2010*)
PPATK
VISUAL LINK
PJK
TRACES
ANALISIS
INQUIRY PJK
FIU LN
KPK
Instansi
terkait
DATABASE
YES
ETC
NO
Output
POLRI/JPU
PERADILAN
21
2. Pengawasan Kepatuhan
Dalam hal kerjasama dengan instansi lain, Direktorat Pengawasan dan
Kepatuhan (DPK) PPATK bekerja sama dengan Bank Indonesia selaku
regulator dengan melakukan joint audit terhadap enam (6) Perusahaan
Valuta Asing dalam rangka menilai tingkat kepatuhan perusahaan
tersebut terhadap penerapan Undang Undang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PP TPPU).
Peran DPK dalam hal pencegahan dan pemberantasan TPPU antara lain
memberikan ceramah dan menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan
antara lain Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan, Undangan
menjadi narasumber oleh pihak Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan
Universitas maupun kegiatan sosialisasi yang yang dilakukan oleh
Direktorat Hukum dan Regulasi. Selama antara tahun 2009-2010 DPK
telah mengikutsertkan staf nya dalam kegiatan narasumber dan ceramah
sebanyak 91 Kegiatan. Adapun kegiatan ceramah dan narasumber yang
diberikan berkaitan dengan tata cara penyampaian laporan kepada PPATK
dan Rezim AML.
Jumlah kumulatif Audit yang telah dilakukan oleh PPATK terhadap PJK
sampai dengan 31 Desember 2010 sebanyak 395 PJK. Hasil Audit yang
telah dilakukan oleh PPATK terhadap 395 PJK sampai dengan akhir 2010,
yang termasuk kategori baik sebesar 11,8 persen (47 PJK), dan yang
termasuk kategori sedang sebanyak 24,8 persen (98 PJK) dan yang
termasuk kategori Rendah 63,2 persen (250 PJK). (Lihat Tabel 3).
22
Tabel 3
Jumlah PJK yang Telah Diaudit Menurut Hasil Audit dan Jenis PJK
Tahun 2005 - 2010
23
24
25
C.
26
Tabel 4
Pertukaran Informasi Antar FIU
d.
27
Tabel 6
28
29
30
31
32
33
34
Tabel 7
Putusan Pengadilan
35
3)
36
Kasus Lihan
Kasus Adiansyah Bin Iwansyah Dan Anna Roeszana
Prihatiny
c. Kasus Robert Tantular, Dkk
d. Kasus Thomas Tansah
e. Kasus Sugianto
f. Kasus Bonaventura Manurung Alias Mustar
Bonaventura
g. Kasus Tarmuji, Tersangka Frinaldi, Dkk
h. Kasus Riska Mawarsari
i. Kasus M. Jafar
j. Kasus Jumratul Adawiyah
k. Kasus Muhammad Ramlan Dkk
l. Kasus Noordin Moelok
m. Kasus Fransiskus Januarta Dan Jeffry
Adapun rincian pemberian keterangan ahli di sidang pengadilan
adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
37
j.
k.
l.
m.
n.
4)
5)
38
39
Peraturan Perundang-undangan
a. Rancangan Amandemen Undang-undang Pemberantasan
TPPU
1)
40
41
42
43
8)
44
45
46
b)
c)
d)
47
b)
c)
d)
e)
F)
48
b)
9)
49
50
51
b.
c.
c.
52
b.
c.
d.
e.
f.
g.
53
54
55
56
5.
57
6. Adminsitrasi
a.
Pegawai Tetap
: 29 orang
Pegawai Dipekerjakan : 142 orang
Pegawai Kontrak
: 86 orang
58
Tabel 8
Komposisi Pegawai PPATK Per Desember 2010
b.
Keuangan
1)
59
Tabel 9
Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan
(ii) Program
Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
(Kode : 01.01.09) dengan anggaran sebesar
Rp.53.205.408.000,- merupakan program
penunjang, terdiri 12 (duabelas) kegiatan sebagai
berikut :
Tabel 10
Program Penerapan Kepemrintahanh Yang Baik
60
2)
Tabel 11
Realisasi Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor Keuangan
(ii) Program
Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
(Kode : 01.01.09) terealisir Rp. 26.669.334.521,dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 12
Realisasi Program Penerapan Kepemrintahanh Yang Baik
61
2)
3)
62
C.
Umum
1)
63
64
Kegiatan Kehumasan
Sepanjang Tahun Anggaran 2010, Humas sebagai bagian
dari Direktorat Umum telah melakukan penyelenggaraan media workshop yang diikuti oleh Wartawan
media massa cetak, elektronik dan online. Thema yang
dibahas terkait dengan substansi RUU TPPU dan
penerapannya ditengah masyarakat. Upaya yang
dilakukan ini, selain sebagai sarana didalam
mempertajam pemahaman wartawan, juga sebagai
sarana didalam melakukan edukasi terhadap publik
melalui tulisan-tulisan yang disampaikan oleh wartawan
melalui media masing-masing.
Untuk menambah pemahaman masyarakat terhadap
fungsi, tugas dan tanggung jawab PPATK, salah kegiatan
yang dapat dilakukan dengan mengikuti pameranpameran yang dilakukan oleh instansi terkait. Pada
tanggal 25-27 Oktober 2010 Kementerian Hukum dan
HAM melakukan Legal Expo Institusi Pelaku
Pembangunan di Jakarta, dan PPATK berperan aktif
didalam kegiatan tersebut.
Guna menjaga hubungan baik dengan media massa, baik
nasional dan daerah Pimpinan PPATK mengunjungi
Pemimpin dan awak redaksi untuk berdiskusi.
65
d. Audit Internal
Sebagai lembaga intelijen Keuangan yang menjadi
tumpuan harapan rakyat dan pemerintah Indonesia,
penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik (good
public governance) di lingkungan PPATK merupakan hal
yang tidak dapat ditawar atau ditunda-tunda lagi.
Manajemen PPATK telah menempatkan kebijakan Good
Puclic Governance, berikut penerapannya, sebagai salah
satu kerangka utama pengembangan kelembagaan PPATK
di masa yang akan datang.
Direktorat Audit Internal dibentuk sebagai amanah Good
Public Governance di lingkungan PPATK yang
bertanggungjawab melakukan pengawasan dan
pemeriksaan secara independent atas segenap unit kerja
yang ada di lingkungan PPATK. Agar dapat melaksanakan
tugasnya secara independen dan obyektif tanpa
pengaruh atau tekanan dari semua tingkatan
manajemen, Direktorat Audit Internal bekerja selalu
berdasarkan rencana audit tahunan yang sebelumnya
telah ditetapakan dalam Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga PPATK oleh Pimpinan PPATK.
Adapun rencana kerja kementerian/lembaga PPATK
tahun 2010, yang terkait dengan tugas Direktorat Audit
Internal, yang telah direalisasikan sampai dengan tahun
2010 adalah sebagai berikut :
1)
66
3)
67
4)
5)
6)
68
8)
69
D. PENUTUP
Laporan transaksi keuangan mencurigakan (LTKM) yang diterima oleh
PPATK dari Penyedia Jasa Keuangan, baik dari lembaga keuangan bank
(LKB) maupun lembaga keuangan non bank (LKNB) sebagai pihak
pelapor, dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Keadaan yang semakin membaik ini dapat tercipta seiring
dengan peningkatan kemampuan SDM serta sarana dan prasarana
pendukung dalam kegiatan pengawasan kepatuhan dan proses analisis
suspicious transaction report sebagai core business PPATK dalam rangka
pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Dalam hubungan ini, PPATK
secara terus menerus berupaya meningkatkan kinerja dan kualitas hasil
analisis yang dilakukan untuk dapat membantu penegak hukum secara
lebih optimal. Begitu juga dengan program audit kepatuhan akan tetap
dilakukan secara terprogram, tidak hanya dengan melakukan perluasan
PJK yang akan diaudit melainkan juga peningkatan kualitas dengan
penerapan metode dan teknik pengawasan kepatuhan yang sistematis
dan efektif.
o0o
70
DAFTAR ISTILAH
71
Tabel
1. Hasil Analisis PPATK ....... Hal. 18
2. Dugaan Tindak Pidana ....... Hal. 18
3. Jumlah PJK yang Telah Diaudit Menurut Hasil Audit
Dan Jenis PJK Tahun 2005 - 2010 ....... Hal. 23
4. Pertukaran Informasi Antar FIU ....... Hal. 27
5. Jumlah Komulatif Hasil Analisis ....... Hal. 27
6. Jumlah Komulatif Hasil Analisis yang Diserahkan
Kepada Penegak Hukum ....... Hal. 28
7. Putusan Pengadilan ........ Hal. 35
8. Komposisi Pegawai PPTK
per Desember 2010 ....... Hal. 59
9. Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor
Keuangan ....... Hal. 60
10. Program Penerapan Kepemerintahan
yang baik ....... Hal. 60
11. Realisasi Program Stabilisasi Ekonomi dan Sektor
Keuangan ....... Hal. 61
12. Realisasi Program Penerapan Kepemerintahan
yang baik ....... Hal. 61
Gambar
1. Sumber Informasi ....... Hal. 19
2. Jumlah Hasil Analisis Per Tahun ....... Hal. 20
3. Proses Analisis di PPATK ....... Hal. 21
72
PPATK
Jln. Ir. H. Juanda No. 35 Jakarta 10120
Telp. (021) 3850455, Fkas. (021) 3856809