Oleh :
Samuel Reynaldi (215010100111157)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
Daftar Isi
UU ITE ................................................................................................................ 8
C. Jenis Bahan.................................................................................................... 11
Kegiatan transaksi dalam game online dengan cara mentransfer dana untuk
membeli item-item dikenal dengan istilah RMT (Real Money Trading). Kegiatan ini
sering dilakukan dalam game online Mobile Legend, Ragnarok, RF, Dragon Nest. Bagi
pelaku tindak kejahatan khususnya tindak pidana pencucian uang (money laundering),
kemajuan teknologi di bidang game online merupakan sarana yang bagus untuk
melakukan tindak pidana tersebut melalui transaksi pada game online yang masih
jarang diawasi oleh para penegak hukum di Indonesia. 1 Bertransaksi melalui dunia
virtual atau dunia maya dalam game online sangatlah mudah untuk dilakukan. Hanya
dengan membeli harta secara virtual kepada pemain game online lainnya, para pemain
game online dapat menerima harta virtual yang nantinya dapat dengan mudah dicairkan
menjadi uang tunai dengan jumlah yang tak terbatas.
1
Achmad Zulfikar Fazli, 2017, “Pencucian lewat game online mulai marak” URL:
http://news.metrotvnews.com/hukum/4KZOMwJN pencucian uang lewat game online marak, diakses
pada tanggal 28 Maret 2023
dilakukan sebagai upaya untuk membongkar kejahatan dengan modus operandi
pencucian uang yang pelakunya berusaha menyamarkan asal usul harta kekayaan yang
merupakan hasil dari tindak pidana. Pelacakan yang dilakukan akan mampu
menemukan para pelaku dan hasil tindak pidana yang dilakukan. Kemudian penjatuhan
hukuman secara yuridis dapat ditentukan apakah dikembalikan kepada yang berhak
2
atau bahkan dapat diambil untuk negara. Pelacakan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dan mengambil peranan penting didalam mengungkap kasus-kasus tindak
pidana pencucian uang.
Klausula “perbuatan lain atas harta kekayaan” dalam bunyi pasal tersebut
memberikan kekosongan norma hukum yang dimanfaatkan oleh pelaku tindak pidana
pencucian uang. Luasnya ruang lingkup perbuatan atas harta kekayaan mengakibatkan
banyak penafsiran apakah kegiatan pembelian item-item dalam game online termasuk
kedalam perbuatan lain atas harta kekayaan atau tidak.
2
Artidjo Alkostar, 2013, “Penerapan Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam
Hubungannya Dengan Predicate Crimes”. Jurnal Masalah-Masalah Hukum. Jilid 42 Nomor 1 Januari,
h. 46.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
b) Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu memberikan manfaat, baik
manfaat teoritis maupun manfaat praktis:
1. Manfaat Teoritis
Dalam hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada
khususnya kita yang mempelajari hukum dan masyarakat luas pada umumnya, terkait
bagaimana pengaturan tindak pidana pencucian uang dalam transaksi game online.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana baru, sekaligus
memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana
pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak pidana pencucia uang dalam skema
transaksi game online. (Alkostar)
BAB II KAJIAN PUSTAKA / TEORI
UU ITE
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) mengatur tentang penggunaan teknologi informasi dan transaksi
elektronik di Indonesia. Beberapa hal yang diatur dalam UU ITE meliputi pengakuan
hukum terhadap dokumen elektronik, perlindungan privasi dan data pribadi, keamanan
informasi, serta tindak pidana yang dilakukan melalui teknologi informasi dan
elektronik. UU ITE juga melarang orang untuk membuat dan menyebarkan konten
elektronik yang melanggar norma kesopanan, serta mengatur tentang sanksi pidana
dan/atau denda bagi pelanggarannya. UU ITE bertujuan untuk mendorong
perkembangan teknologi informasi dan elektronik di Indonesia dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek hukum dan keamanan yang terkait.
BAB III METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif (normative legal research),
yaitu penelitian yang fokus untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
hukum dari sisi normatifnya dengan kata lain mengkaji penerapan norma-norma dalam
hukum positif, sebagai alat menyelesaikan permasalahan hukum di kehidupan
masyarakat. Agar pembahasan dan pemecahan masalah suatu penelitian bernilai ilmiah
maka penyusun menggunakan pendekatan dalam hukum normatif. Pendekatan dalam
hukum normatif umumnya mengenal tujuh jenis pendekatan antara lain pendekatan
historis (historical approach) yaitu dengan memahami penafsiran hukum menurut
sejarah hukum atau sejarah penetapan suatu hukum, pendekatan perbandingan
(comparative approach) yaitu dengan membandingkan suatu hukum dari sistem hukum
yang satu dengan hukum yang kurang lebih sama dengan sistem hukum yang lain,
pendekatan kasus (case approach) yaitu dengan menelaah kasus-kasus yang telah
menjadi putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, pendekatan analisis
(analytical approach) yaitu dengan memperoleh makna baru yang terkandung dalam
aturan hukum kemmudian menganalisisnya melalui praktik putusan hakim,pendekatan
filsafat (philosophical approach) yaitu dengan mengupas isu hukum secara radikal dan
mendalam.
Dalam penelitian yuridis normatif ini penyusun menggunakan pendekatan
lainnya yaitu pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan
konsep (conceptual approach) dalam menganalisis norma kabur dalam Pasal 3 UU
TPPU dan UU ITE. Suatu penelitian normatif harus menggunakan pendekatan
perundang-undangan karena aturan hukum sebagai tema sentral penelitian. Selanjutnya,
penelitian ini juga menggunakan pendekatan konsep yaitu dengan memahami
pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin dalam ilmu hukum unruk membangun
suatu argumentasi hukum dalam memcahkan isu yang diteliti.
C. Jenis Bahan
Jenis bahan yang dipergunakan dalam penelitian normatif ini adalah bahan
sekunder belaka, yaitu bahan kepustakaan yang diperoleh dari studi dokumen/studi
pustaka dari bahan-bahan pustaka Bahan hukum ini berupa berbagai literatur yang
dikelompokkan ke dalam bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
tersier
a) Bahan hukum primer yang digunakan untuk penelitian ini adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
(UU TPPU), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE)
b) Bahan hukum sekunder yang digunakan adalah literatur-literatur, buku-buku
hukum yang berisikan ajaran atau dokrin, dan artikel-artikel hukum yang
berkaitan dengan TPPU dan Transaksi Game Online
c) Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap kata ataupun kalimat dalam penelitian ini yang tidak
mudah dipahami seperti kamus-kamus hukum dan sebagainya.
E. Analisis Bahan
Setelah bahan terkumpul, maka untuk menentukan hal yang baik dalam
melakukan pengolahan bahan penulis melakukan kegiatan sistematisasi agar bahan
yang didapat disusun secara logis dan sistemastis dapat dengan mudah diterima akal
pembaca. Sistemastisasi tersebut dengan cara menguraikan dan menghubungkan
sedemikian rupa sehingga penulisan lebih sistematis dalam menjawab permasalahan
yang telah dirumuskan. Kemudian diterapkan metode analisis bahan terhadap bahan
yang telah diperoleh dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan cara
menguraikan bahan yang telah dikumpulkan secara sistematis dengan menggunakan
ukuran kualitatif (tidak dapat diwujudkan dengan angka-angka). Dari pendeskripsian
kualitatif tersebut diperoleh pengertian atau pemahaman, persamaan, dan pendapat
serta kesimpulan. Sedangkan dalam pengambilan kesimpulan, penyusun berpedoman
pada cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan atas fakta-
fakta yang bersifat umum, lalu diambil kesimpulan secara khusus pada permasalahan
konkret yang dihadapi.
F. Definisi Konseptual
1. Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang yang
dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan tindakan-
tindakan yang merugikan kepentingan masyarakat atau negara, untuk
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
2. Pencucian uang adalah proses menyembunyikan atau menyamarikan asal-usul
uang yang diperoleh secara ilegal, agar terlihat seperti diperoleh secara sah dan
legal.
3. Game online adalah jenis permainan video yang dimainkan melalui internet
atau jaringan online. Game ini biasanya dimainkan oleh banyak orang dari
seluruh dunia secara bersama-sama melalui jaringan internet yang terhubung.
Game online dapat dimainkan melalui berbagai perangkat, seperti komputer,
laptop, tablet, atau smartphone.
4. Transaksi game online adalah proses pembelian atau penjualan barang virtual
dalam game melalui transaksi keuangan online, seperti transfer bank, kartu
kredit, atau sistem pembayaran elektronik lainnya. Transaksi game online
sering digunakan untuk membeli item dalam game seperti senjata, pakaian,
aksesoris, atau karakter tambahan. Pembelian item virtual dalam game ini dapat
meningkatkan kemampuan atau daya tarik karakter pemain dalam game
tersebut. Transaksi game online juga dapat melibatkan penjualan item virtual
oleh pemain ke pemain lain atau antara pemain dan situs penyedia game.
5. Pencucian uang melalui transaksi game online adalah proses atau kegiatan
mencuci uang yang dilakukan melalui transaksi atau perdagangan dalam game
online. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membeli atau menjual aset dalam
game dengan uang tunai yang berasal dari kegiatan ilegal, seperti narkotika,
pencurian, atau korupsi, dan kemudian mengubah uang tersebut menjadi uang
yang sah melalui transaksi dalam game.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan proposal penelitian ini akan disusun dalam 5 (lima) bab yaitu Bab I,
Bab II, Bab III, Bab IV, dan Bab V. Dari bab-bab tersebut kemudian diuraikan lagi
menjadi sub bab-sub bab yang diperlukan. Sistematika penulisan selengkapnya dapat
diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian, mengenai ‘Pertanggungjawaban Pidana Pelaku
Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Transaksi Game Online’
Bab II Kajian Pustaka yang menjelaskan mengenai gambaran umum dan
penjelasan mengenai tinjauan terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang, Transaksi
Game Online, Teori Pertanggungjawaban Pidana, dan UU ITE
Bab III Metode Penelitian memuat jenis penelitian, jenis bahan di mana
penelitian ini terdapat bahan primer, bahan sekunder, dan bahan tersier. Selanjutnya
memuat teknik pengumpulan bahan, teknik pengolahan bahan, dan sistematika
penulisan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan menjabarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai ‘Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencucian
Uang dalam Transaksi Game Online’
Bab V Penutup berisi kesimpulan dari bab-bab terdahulu dengan uraian singkat
mengenai pokok-pokok analisis dan permasalahan yang ada, dan saran yang dianggap
perlu.
DAFTAR PUSTAKA