Anda di halaman 1dari 16

HUKUM PIDANA

MENGENAI KASUS PENCURIAN KARTU KREDIT


DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


“Pengantar Hukum Indonesia”
Dosen Pengampu: “Dr Achmad Arifullah, SH., MH”

Disusun oleh:

Nama : Kholifansyah Dzaky Wiratmoko


NIM : 30302100174

PROGRAM STUDI (S1) ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNISSULA

KOTA SEMARANG TAHUN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hukum Pidana Mengenai Pencurian Kartu Kredit di Indonesia” ini tepat pada
waktunya.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Bambang Tri Bawono, SH., MH
yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya dapat menambah pengetahuan
dan wawasan seputar tindak kejahatan dunia maya yang terjadi di Indonesia saat
ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang


diberikan dosen. Selain itu, maksud dari penulisan makalah ini adalah dapat
memberikan manfaat serta wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, khusunya
bagi diri saya sendiri. Mesikipun tidak banyak yang saya tulis. Tetapi, harapan
saya terhadap pembaca sekalian bisa mengambil dan memahami sedikit ilmu dari
makalah yang telah tersusun ini.

Saya menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada makalah


ini. Karena saya masih berproses dalam menempuh jalan pembelajaran. Oleh
karena itu, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada pembaca sekalian apabila
nanti menemui kerancuan kata maupun kesalahan pengetikan. Kritik dan saran
yang membangun saya nantinya.

Slawi, Desember 2021

i
Kholifansyah Dzaky Wiratmoko

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Tinjauan Umum Mengenai Carding...................................................................5
B. Cara Mengatasi Kejahatan Carding...................................................................8
C. Hukuman Pidana Bagi Para Pelaku Kejahatan Carding..................................9
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dinilai sangat
cepat seiring dengan peningkatan kecanggihan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Berkembangnya teknologi informasi membuat interaksi
dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial berlangsung
lebih cepat. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi teknologi dan Elektronik, teknologi informasi
memiliki pengertian yaitu suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapakan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi.

Peningkatan teknologi informasi dan telekomunikasi ini berupa


perkembangan sistem jaringan dengan kabel (internet) menjadi sistem
jaringan tanpa kabel. Salah satu contohnya adalah internet. Internet adalah
jaringan luas dari server dan komputer yang terhubung satu sama lain
melalui saluran telepon, gelombang mikro, satelit.

Banyak terjadinya kejahatan yang dilakukan seiring dengan


berkembangnya teknologi informasi ini disebut dengan cybercrime.
Cybercrime merupakan keseluruhan bentuk kejahatan yang ditujukan
terhadap komputer, jaringan komputer, dan para penggunanya, dan
bentuk-bentuk kejahatan tradisional yang menggunakan atau dengan
bantuan peralatan komputer. Kejahatan seperti ini terjadi dalam dunia
maya sehingga memiliki karakteristik yang berbeda dengan kejatan
konvensional. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya
mengacu pada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan
komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk
kegiatan kejahatan tradisional dimana peralatan komputer atau jaringan

1
komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan
itu terjadi.

Secara kontekstual hukum yang mengatur kejahatan cyber ini biasa


disebut dengan cybercrime law. Sedangkan hukum yang mengatur semua
aktivitas di dunia maya disebut cyberlaw, karena cyberlaw mencakup
semua aspek hukum di dunia maya, baik dalam hukum privat maupun
hukum publik. Faktor-faktor penyebab bertambahnya cybercrime bisa
dikatakan karena para penegak hukum belum optimal menangani kasus
cybercrime, serta kesadaran masyarakat sendiri yang masih rendah
mengenai hukum cyber.

Perkembangan internet semakin hari semakin meningkat, baik


teknologi dan penggunaannya mempunyai banyak dampak positif maupun
negatif. Dampak positifnya, kita mendapat banyak kemudahan dan
manfaat, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja
melalui e-banking. e-commerce, dapat memudahkan kita dalam melakukan
pembelian maupun penjualan suatu barang tanpa mengenal tempat
pengetahuan juga bukan hal yang sulit saat ini dengan adanya e-library,
dan masih banyak lagi kemudahan yang didapat melalui kecanggihan
internet.

Perkembangan teknologi infomasi (internet) dan khususnya dunia


komputer tidak selamanya menghasilkan hal-hal positif dan baik.
Beberapa contoh yang merupakan dampak negatif perkembangan
teknologi infomasi diantaranya, semakin maraknya situs-situs porno dan
perjudian yang begitu mudah di akses melalui internet. Selain itu, melalui
internet seseorang juga dapat membobol atau menguras isi kartu kredit
orang lain atau yang lebih dikenal dengan istilah carding.

Carding adalah peristiwa dimana seseorang melakukan transaksi


online dengan kartu belanja atau kredit milik orang lain. Orang yang
melakukan carding sering disebut carder. Carding tidak bisa disamakan

2
dengan pencurian kartu kredit pada umumnya. Pelaku cukup mengetahui
nomor kartu kredit milik korban untuk selanjutnya dapat digunakan
transaksi belanja online sehingga yang dirugikan adalah pemilik kartu
kredit yang asli, kejahatan seperti ini disebut kejahatan modus carding.

Modus yang dilakukan Carder biasanya bermacam-macam untuk


mendapatkan informasi mengenai kartu kredit milik kita (e-account),
mulai dari “mengintip” nomor “pin” sampai dengan cara membuat account
fiktif/samaran sehingga para carder dapat dengan mudah mendapatkan
identitas kartu kredit milik orang lain dan kemudian mempergunakannya
untuk mendapatkan keuntungan secara illegal.

Kejadian tersebut membangkitkan kesadaran akan perlunya


pengawasan yang lebih ketat terhadap kejahatan cyber atau kejahatan
mayantara. Perbuatan para Carder yang mengintip dan mengakali kartu
kredit milik orang lain ini telah melanggar ketentuan yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan yang paling khusus, yakni Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi maupun peraturan-peraturan yang terdapat dalam KUHP
pada umumnya. Pemerintah harus berperan aktif dalam mengantisipasi
kejahatan berteknologi ini, pemerintah harus menyiapkan aparat kepolisian
yang mampu menangani cyber crime atau kejahatan dunia maya.
Kepolisian juga harus diperbarui sehingga mampu menghadapi kejahatan
teknologi ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:

1. Apa Tinjauan Umum mengenai Carding itu?


2. Bagaimana cara mengatasi kejahatan Carding?

3
3. Apa hukuman pidana bagi para pelaku kejahatan Carding?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Tinjauan Umum Carding


2. Mendeskripsikan cara mengatasi kejahatan Carding
3. Mendeskripsikan hukuman pidana bagi para pelaku kejahatan
Carding?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Mengenai Carding


1. Pengertian Carding

Carding adalah  jenis penipuan di mana pencuri akan mencuri


nomor kartu kredit, memastikannya berfungsi, dan kemudian
menggunakannya untuk membeli semacam gift card prabayar. Penipu
akan bisa kembali menjual gift card tersebut atau menggunakannya untuk
membeli barang lain. Tentu saja akan dapat dijual kembali sehingga bisa
mendapatkan uang tunai.

Ada beberapa pengertian Carding menurut para ahli, yaitu:

a. Seorang Pakar hacker Doctor Crash Mengekspresikan makna


carding adalah "Salah satu cara untuk mendapatkan barang yang
diperlukan tanpa membayar secara ilegal”.

b. Menurut IFFC (Internet Fraud Complaint Centre salah satu unit


dari FBI), Carding adalah “Penggunaan kartu kredit atau kartu
debit palsu tanpa izin untuk mendapatkan uang atau barang di
mana kartu kredit atau nomor kartu debit dapat dicuri dari situs
web yang tidak aman atau dapat diperoleh dalam pencurian
identitas.

2. Cara Kerja Carding

Cara kerja Carding adalah Pelaku carding (Carder) menggunakan


metode yang berbeda untuk mendapatkan nomor kartu kredit. Salah

5
satunya adalah serangan phishing. Bisa juga dengan membeli kartu yang
sudah dicuri informasinya melalui black market atau deep web.

Setelah carder memiliki informasi penting kamu, mereka menguji


nomor kartu untuk melihat apakah aktif dan belum dilaporkan dicuri.
Mereka sering melakukan ini dengan melakukan beberapa transaksi kecil
di situs e-commerce.

Carder akan menutupi jejak mereka dengan menggunakan nomor


kartu kredit curian untuk membeli gift card prabayar. Gift card ini
kemudian digunakan untuk membeli barang-barang seperti laptop dan
televisi. Kemudian dijual kembali untuk bisa mendapatkan uang tunai.

3. Karakteristik Carding
Sebagai jenis kejahatan dengan dimensi baru, carding memiliki
karakteristik tertentu dalam pelaksanaan tindakan, yaitu:

a. Minimize of physycal contact karena Dalam modus antara


korban dan pelaku, mereka tidak pernah melakukan kontak
fisik karena peristiwa itu terjadi di dunia maya, tetapi
kerusakan yang ditimbulkannya nyata. Ada fakta menarik
dalam kejahatan kartu ini di mana pelaku tidak perlu secara
fisik mencuri kartu kredit pemilik asli, tetapi cukup untuk
mengetahui nomor yang pelaku sudah dapat melakukan
tindakan, dan ini akan memerlukan teknik khusus dan aturan
hukum untuk untuk menangkap pelakunya.

b. Non violance (tanpa kekerasan) Itu tidak menyebabkan kontak


fisik antara pelaku dan korban, sebagai ancaman fisik yang
menyebabkan ketakutan pada korban, sehingga korban
memberikan hartanya. Dalam hal ini, pelaku tidak perlu
mencuri kartu kredit korban, tetapi cukup mengetahui nomor

6
kartu untuk bertindak. Global karena kejahatan ini terjadi lintas
negara yang mengabaikan batas batas geografis dan waktu.
c. High Tech (teknologi yang canggih), Prioritaskan dalam
menggunaan peralatan teknologi canggih dan penggunaan
fasilitas komputer / jaringan dalam hal ini adalah Internet.

Kejahatan carding dapat dikatakan sebagai bentuk kejahatan dunia


maya karena sebagai berikut:

a. Karakteristik kejahatan carding yang menggunakan komputer


dan sistem jaringan jatuh dalam bentuk kejahatan siber sesuai
dengan hukum internasional.
b. Penjahat carding memerlukan bantuan perangkat lunak sistem
komputer untuk menyerang sistem informasi dan data
komputer dalam hal ini dalam bentuk informasi kartu kredit.
c. Para pelaku kejahatan carding dalam modus operandi dapat
menyebarkan informasi atau menerima informasi tentang
kepemilikan kartu kredit melalui jaringan atau sistem komputer
untuk merugikan orang lain, terutama para pengguna kartu
kredit itu sendiri.

4. Jenis-Jenis Carding

Ada beberapa jenis kejahatan carding yang pernah terjadi, yaitu:

a. Misuse of card data


Merupakan bentuk penyalahgunaan kartu kredit. Pemilik sah
kartu kredit sama sekali tidak menyadari jika kartunya telah
digunakan, hingga tagihan biaya muncul.

b. Wiretapping
Jenis carding yang satu ini adalah penyadapan transaksi kartu
kredit melalui jaringan komunikasi. Dengan menggunakan

7
sistem wiretapping, pelaku kejahatan siber bisa mendapatkan
banyak jumlah data serta bisa memberikan dampak jumlah
kerugian yang tinggi. Namun untungnya, saat ini jenis carding
tersebut belum ada di Indonesia.

c. Phishing
Pada dasarnya, jenis carding yang dikenal sebagai Phising ini
merupakan penipuan dengan menggunakan e-mail untuk
mendapatkan data pribadi korban. Kejahatan carding yang satu
ini memiliki dua cara, pertama, mengirim virus yang
mengancam sistem PC. Kedua, mengirim tautan link website
palsu yang seakan-akan terlihat seperti situs lembaga atau
perusahaan yang asli. Jenis carding inilah yang paling sering
terjadi di Indonesia.

d. Counterfeiting
Counterfeiting adalah carding dengan melakukan pemalsuan
kartu kredit hingga terasa mirip seperti aslinya. Carding jenis
ini biasanya dilakukan oleh perorangan sampai sindikat
pemalsu kartu kredit yang memiliki jaringan luas, keahlian
tertentu bahkan mempunyai dana yang besar.

B. Cara Mengatasi Kejahatan Carding


Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
tindak kejahatan carding:
a. Jika Anda bertransaksi di toko, restoran, atau hotel
menggunakan kartu kredit pastikan Anda mengetahui bahwa
kartu kredit hanya digesek pada mesin EDC yang dapat Anda
lihat secara langsung.

8
b. Jika Anda melakukan transaksi belanja atau reservasi hotel
secara online, pastikan bahwa website tersebut aman dengan
dilengkapi teknologi enskripsi data (https) serta memiliki
reputasi yang bagus. Ada baiknya juga jika Anda tidak
melakukan transaksi online pada area hotspot karena pada area
tersebut rawan terjadinya intersepsi data.

c. Jangan sekali-kali Anda memberikan informasi terkait kartu


kredit Anda berikut identitas Anda kepada pihak manapun
sekalipun hal tersebut ditanyakan oleh pihak yang mengaku
sebagai petugas bank. 

d. Simpanlah surat tagihan kartu kredit yang dikirim oleh pihak


bank setiap bulannya atau jika Anda ingin membuangnya maka
sebaiknya hancurkan terlebih dahulu menggunakan alat
penghancur kertas (paper shredder). Surat tagihan memuat
informasi berharga kartu kredit Anda.

e. Jika Anda menerima tagihan pembayaran atas transaksi yang


tidak pernah Anda lakukan maka segera laporkan kepada pihak
bank penerbit untuk dilakukan investigasi.

C. Hukuman Pidana Bagi Para Pelaku Kejahatan Carding


Kebijakan pengaturan tindak pidana Carding terdapat di dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yaitu berkaitan dengan perbuatan mengakses kartu kredit orang
lain secara tanpa hak. Ketentuan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Elektronik hanya dapat menjangkau
pelanggaran pada tahapan card embossing and delivery (courier/recipient
or customer) dan usage.

9
Pasal 51 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 menyebutkan
bahwa: “Setiap orang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar
hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat
(1), Pasal 34 ayat (2), Pasal 35, atau Pasal 36 ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah)"

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:

1. Carding merupakan jenis penipuan di mana pencuri akan mencuri nomor


kartu kredit, memastikannya berfungsi, dan kemudian menggunakannya
untuk membeli semacam gift card prabayar. Penipu akan bisa kembali
menjual gift card tersebut atau menggunakannya untuk membeli barang
lain. Tentu saja akan dapat dijual kembali sehingga bisa mendapatkan
uang tunai.
2. Masih banyak kejahatan carding yang terjadi di Indonesia ini, jadi kita
sebagai warga Indonesia harus tau cara mengatasi kejahatan carding itu
sendiri.
3. Indonesia merupakan negara hukum. Jadi, para pelaku kejahatan carding
tidak bisa seenaknya melakukan kejahatanya. Ada hukuman yang harus
dilaksanakan jika melakukan kejahatan carding.

B. Saran
a. Diharapkan untuk adanya upaya penanggulangan terhadap carding
yang sifatnya preventif, yaitu aparat penegak hukum untuk bisa
melakukan penyuluhan hukum dengan mengadakan seminar
kesadaran hukum masyarakat dan melakukan patroli dengan
bekerjasama dengan instansi terkait seperti perbankkan dan

10
masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui keberadaan dan
dampak dari carding sebagai bentuk cyber crime.

b. Aparat penegak hukum hendaknya dapat bertindak lebih aktif


dalam menerima laporan masyarakat serta perlu adanya fasilitas
yang memadai dalam pencarian alat bukti untuk dapat mengungkap
data-data digital dan menyimpan bukti digital, dengan peralatan
yang memadai maka akan lebih mudah dalam penyidikan dan bisa
mengurangi carding dengan menerapkan upaya penanggulangan
yang bersifat represif, hendaknya kepolisian juga lebih aktif dalam
mendengar aduan serta keluhan masyarakat yang terkait dengan
transaksi elektronik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arbiah, Andinia Azuraa. (2019). TINJAUAN TEORITIS TENTANG


EFEKTIFITAS KEJAHATAN SIBER SERTA TINDAK PIDANA
CARDING. Retrieved from elibrary.unikom.ac.id:
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2556/8/UNIKOM_Andinia
%20Azuraa%20Arbiah_31615010_BAB%20II.pdf
Editor, Tim. (2020, Februari 28). Kenali Jenis-jenis Carding, Cybercrime yang
Menyeret Sejumlah Artis Ibu Kota. Retrieved from kumparan.com:
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kenali-jenis-jenis-carding-
cybercrime-yang-menyeret-sejumlah-artis-ibu-kota-1svW5CdEPxu/full
Kruniasari, Y. (2017). LATAR BELAKANG MASALAH CARDING. Retrieved
from dspace.uii.ac.id:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6586/05.1%20bab
%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
Ooredo, Indosat. (2021, September 2021). Apa Itu Carding? Bagaimana Cara
Menghindarinya? Retrieved from gig.id: https://gig.id/stories/tech/apa-itu-
carding
Putri, Vanya Karunia Mulia. (2021, Juni 17). Apa itu Carding? Retrieved from
kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/17/132230969/apa-itu-
carding
Arifiyandi, Teguh, Ahmad Zamzami. (2013, Februari 15). Langkah-langkah Agar
Terhindar Kejahatan Carding. Retrieved from hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt50fed8ebcbd7d/langk
ah-langkah-agar-terhindar-kejahatan-carding/
Wibowo, I. (2013). LATAR BELAKANG MASALAH CARDING. Retrieved from
e-journal.uajy.ac.id: http://e-journal.uajy.ac.id/3575/2/1HK09241.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai